TAHANAN TANAH
1.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah
1. Dapat mengoperasikan alat pengukur tahanan tanah dengan baik dan benar
2. Dapat mengukur berbagai jenis tahanan tanah
3. Dapat mengukur pengaruh penempatan jarak antar batang pembantu
1.2 Teori Dasar
1.2.1 Sistem Pentanahan
Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai grounding adalah sistem
pengamanan terhadap perangkat-perangkat yang mempergunakan listrik sebagai
sumber tenaga, dari lonjakan listrik, petir dll. Sistem pentanahan di data center
menjadi salah satu unsur penting dalam data center karena memberikan
kebutuhan tenaga utama bagi data center. Standar pentanahan untuk data center
tercantum dalam beberapa dokumen antara lain : TIA-942, J-STD-607-A-2002
dan IEEE Std 1100 (IEEE Emerald Book), IEEE Recommended Practice for
Powering and Grounding Electronic Equipment.
(sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Pentanahan)
Sistem
pentanahan
digunakan
sebagai
pengaman
langsung
terhadap
peralatan dan manusia bila terjadinya gangguan tanah atau kebocoran arus akibat
kegagalan isolasi dan tegangan lebih pada
Petir
peralatan
jaringan
distribusi.
yang
orang umum atau awam maupun seorang teknisi masih ada kekurangan dalam
memprediksikan nilai dari suatu hambatan pentanahan. Besaran yang sangat
dominan untuk diperhatikan dari suatu sistem pentanahan
adalah
hambatan
Keterangan
a) Kutub
tanah merupakan
induk
tanah,
menghubungkan terminalinduk
Penghubung
ini
terbuat
merupakan
tanah
dengan
penghantar
listrik
yang
terminal
cabang
tanah.
minimal
50 mm persegi.
e) Terminal cabang tanah, merupakan penghantar listrik berbentuk melingkar
mengelilingi dinding gedung sebelah dalam, (ditanam dibawah lantai)
menghubung antara distribusi induk tanah dan distribusi cabang tanah.
Terminal ini terbuat dari kawat tembaga terbuka berpilin dengan ukuran
minimal 35 mm persegi.
f)
terminal
cabang
penghantar
tanah
dengan
listrik
perangkat
tahanan
pentanahan
2) Diujung pelanggan saluran penanggal atas tanah yang jaraknya kurang lebih
1 km pada daerah terbuka yang rawan petir, dihubungkan dengan kutub
tanah batang sebanyak 1buah panjang 200 cm melalui pengaman;
3) Pada titik alih saluran penanggal kawat telanjang dengan saluran rumah
pelanggan dihubungkan dengan kutub
Jenis Tanah
1.
56
2.
Rawa
30
3.
Tanah liat
100
4.
Pasir Basah
200
5.
500
6.
1000
7.
Batu
3000
4. Temperatur Tanah
Temperatur bumi pada kedalaman 5 feet (= 1,5 m) biasanya stabil
terhadap perubahan temperatur permukaan.Bagi Indonesia daerah tropic
perbedaan temperatur selama setahun tidak banyak, sehingga faktor
temperatur boleh dikata tidak ada pengaruhnya.
Hal hal lain yang mempengaruhi tahanan jenis tanah
1. Kadar air, bila air tanah dangkal/penghujan maka nilai tahanan sebaran
mudah didapatkan.
2. Mineral/Garam, kandungan mineral tanah sangat mempengaruhi tahanan
sebaran/resistansi karena jika tanah semakin banyak mengandung logam
maka arus petir semakin mudah menghantarkan.
3.
4. Tekstur tanah, untuk tanah yang bertekstur pasir dan porous akan sulit
untuk mendapatkan tahanan sebaran yang baik karena jenis tanah seperti
ini air dan mineral akan mudah hanyut.
1.2.3 Jenis Elektroda Pentanahan
Pada dasarnya ada 3 (tiga) jenis elektroda yang digunakan pada sistem
pentanahan yaitu :
1. Elektroda Batang
2. Elektroda Pelat
3. Elektroda Pita
Elektroda elektroda ini dapat digunakan secara tunggal maupun
multiple dan juga secara gabungan dari ketiga jenis dalam suatu sistem.
Elektroda Batang
Elektroda batang terbuat dari batang atau pipa logam yang di tanam
vertikal di dalam tanah.Biasanya dibuat dari bahan tembaga, stainless steel
atau galvanised steel. Perlu diperhatikan pula dalam pemilihan bahan agar
terhindar dari galvanic couple yang dapat menyebabkan korosi.
Ukuran Elektroda :
-
melebihi
standar yang berlaku. Pada hasil pengukuran tahanan tanah yang dilakukan,
dapat dianalisa hasil pengukuran
tanam ke tanah maka resistansi akan semakin rendah atau semakin baik.
Teknik pengukuran tahanan tanah yakni :
Namun dalam laporan praktikum ini kita kemukakan dua macam cara
pengukuran yang biasa dilakukan, yaitu dengan menggunakan amperemeter
dan volt meter, yang disebut juga dengan metode Fall of Potential dan
cara kedua melalui pengukur tahanan tanah analog.
1. Metode Fall of Potential (melalui ampere-meter
dan
Keterangan :
RX= tahanan sistem pentanahan (ohm);
V= pembacaan meter pada voltmeter (volt);
I = Pembacaan meter pada amperemeter (ampere).
2. Pengukuran tahanan pentanahan dengan alat pengukur tahanan tanah analog
(Earth tester)
Pengukuran hal ini pada elektroda dengan menggunakan alat ukur Earth
Tester. Standar dalam hambatan adalah 5 ohm, bila standar tersebut masih
belum bisa didapatkan maka ditambahkan dengan jarak 2 panjangnya.
Untuk mendapatkan nilai resistansi (R) dari elektroda pentanahan, perlu
memperhatikan parameter - parameter yang meliputi :
1. Resistivitas tanah
2. Resistivitas air tanah
3. Dimensi elektroda pentanahan
4. Ukuran elektroda pentanahan
Pelaksanaan pengoperasian Earth Tester sbb: Probe (A) di hubungkan
dengan electrode (di bak kontrol). Probe (B) dan (C) ditancapkan ke tanah
dengan jarak antara 5 s.d. 10 m. Maka alat ukur akan menunjukan besar dari
R-tanah lihat.
Gambar 10. Konsep pengukuran yang sesuai standar PUIL yakni <
5 ohm
Setelah Grounding Ring sudah terhubung sempurna, mengecek
kembali dengan Earth Tester sehingga nilai tahanan akan turun drastis
dan sesuai dengan standar PUIL (R < 5 ohm).
Elektrode bumi selalu harus ditanam sedalam mungkin dalam
tanah, sehingga dalam musim kering selalu terletak dalam lapisan tanah
yang basah. Phasa sequence tester (drivel): alat ukur untuk mencari urutan
fasa (R, S dan T)pada suatu sumber listrik.
1.3 Alat
Alat alat yang digunakan pada praktikum ini yakni
:
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
: 1 Buah
: 2 Buah
: 1 Buah
: 1 Buah
: 1 Buah
: 1 Buah
: 1 Buah
Earth Tester
KYORITSU Model 4102
Multimeter analog
Pemaku Tanah
Meteran
Titik Pengujian
Titik Pengujian
Titik Pengujian
Titik Pengujian
Titik Pengujian
(2) Mengecek kabel menggunakan multimeter analog untuk mengetahui kondisi kabel.
Mengkalibrasi multimeter
(4) Menancapkan pemaku pertama yang daerahnya telah disiram atau dibasahi
dengan air dimana jarak 5 10 meter dari tempat grounding yang akan diukur.
Dan pemaku kedua yang daerahnya telah disiram atau dibasahi dengan air
dimana jarak 5 10 meter dari tempat pemaku pertama.
(9) Mengulangi langkah 5, mengatur range switch pada earth tester di x10 dan x1
. Lalu mencatat hasil percobaan pada tabel 2.1.
Lokasi
6m
7m
1.
2.
3.
4.
5.