Pengukuran daya adalah suatu metode untuk mengetahui besarnya daya / energi
listrik yang digunakan pada suatu alat elektronik. Daya dapat diukur dengan
berbagai metode. Pada percobaan ini memiliki tujuan untuk mengetahui berbagai
metode pengukuran daya listrik dan mengetahui perbedaannya dengan metode –
metode yang digunakan adalah metode voltemeter-amperemeter, 3 voltmeter, 3
amperemeter, dan wattmeter. Pada metode voltmeter-amperemeter maupun
ampermeter-voltmeter, semakin besar daya beban maka tegangannya tetap konstan
dan arus yang didapatkan akan semakin meningkat. Pada metode 3 voltmeter, Jika
nilai daya beban semakin dinaikan maka pada voltmeter 1 akan menghasilkan
tegangan yang menurun sedangkan pada voltmeter 2 tegangan semakin naik dan
pada voltmeter 3 nilai tegangan tetap konstan. Pada metode 3 ampermeter, Jika
daya beban semakin dinaikkan maka nilai arus pada I 1 akan semakin besar dan
arus pada I2 tetap konstan dan nilai pada arus I3 akan semakin besar dari I2
maupun I1 . Pada metode Wattmeter, daya langsung ditunjukkan pada skala
wattmeter.
I = arus
Maka daya yang akan diukur adalah:
Salah satu metode yang digunakan untuk pengukuran
daya yaitu metode volt-amperemeter, yaitu dengan
𝑉𝑣2
memasang voltmeter secara paralel dan amperemeter W=V.I=Vv.Ia −
𝑅𝑣
secara seri. Rumus umum yang digunakan untuk Dengan menunjuk pada kedua persamaan di atas,
menghitung Daya Listrik dalam sebuah Rangkaian maka untuk melakukan pengukuran arus beban dan
Listrik adalah sebagai berikut : tegangan beban setepat mungkin adalah sangat
P = V x I Atau menguntungkan untuk melaksanakannya sebagai
P = I 2R berikut:
P = V2/R a. Untuk pengukuran pada jaringan-jaringan
Dimana: elektronika dimana arus bebannya kecil, maka
P = Daya Listrik dengan (W) cara pada Gambar 1.a lebih tepat digunakan.
V = Tegangan Listrik (V) b. Untuk pengukuran pada jaringan-jaringan tenaga
I = Arus Listrik (A) dimana pada umumnya arus beban adalah besar,
R =Hambatan (Ω) maka cara pada Gambar 1.b lebih tepat digunakan.
Ada beberapa cara dalam pengukuran daya yaitu 2.3. Metode 3 Voltmeter
sebagai berikut:
2.6 Segitiga Daya Pada Gambar terlihat nilai cos φ sama dengan
Segitiga daya merupakan segitiga yang 1, yang menyebabkan jumlah daya nyata yang
menggambarkan hubungan matematika antara tipe- dikonsumsi beban sama dengan daya semu.
tipe daya yang berbeda (Apparent Power, Active
Power dan Reactive Power) berdasarkanprinsip 2. Faktor Daya Terbelakang (Lagging)
trigonometri. Faktor daya terbelakang (lagging) adalah keadaan
faktor daya saat memiliki kondisi-kondisi sebagai
berikut :
a. Beban/ peralatan listrik memerlukan daya reaktif dari
sistem atau beban bersifat induktif.
b. Arus (I ) terbelakang dari tegangan (V), V mendahului
I dengan sudut φ
3. METODOLOGI
3.1 Spesifikasi Alat dan Bahan
Tabel 3.1 Alat dan Bahan
No. Keterangan Jumlah
1 Amperemeter 3
2 Beban Lampu 3
Gambar 3.2. rangkaian amperemeter-voltmeter
3 Konektor Secukupnya
- Langkah percobaan
4 Lux Meter 1
• merangkai sesuai gambar 3.2
5 Panel Percobaan 1 I
• melihat apakah rangkaian telah benar
Power Supply 3 II
6 1 • menyiapkan 5 beban dengan nilai yang berbeda
Phase III
• Menghubungkan beban pertama, mencatat penunjukkan
7 Resistor 1 IV voltmeter dan amperemeter.
• Melakukanprosedur yang sama untuk beban-beban yang
3 V lain dan juga Vs konstan.
8 Voltmeter
• Menabulasikan hasilnya dalam tabel
3 VI
9 Wattmeter 3∅
159,6−165
=| | 𝑥100%
159,6
Grafik Phitung Terhadap Pbeban
= 3,38%
200
159.6
Phitung
L1 L2 L3 Total
Pbeban (25) (40W) (100W) beban
V I Phitung %Error
1
Grafik perbandingan Phitung terhadap Pbeban = ((227)2 – (160)2 – (69) 2
2𝑥450
= 23,49 watt
Grafik Phitung Terhadap Pbeban
200 b. Menghitung persentase error daya
159.6 𝑃𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛−𝑃ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
%Error = | | 𝑥100%
Phitung
Berdasarkan grafik 4.2 diatas dapat dianalisa Pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa semakin
bahwa jika semakin besar besar daya beban maka nilai besar nilai beban yang digunakan maka nilai I1 akan
daya hitung juga akan semakin besar. Hal ini dapat semakin besar sedangkan nilai I2 konstan karena arus
1
dibuktikan dengan persamaan Phitung = (V32 – V22 – yang diukur adalah arus dari resistor karena nilai
2𝑅
V12). hambatan dan tegangan yang digunakan konstan. Dan
nilai I3 akan semakin besar I1 dan I2 hal ini sesuai
𝑅
4.4 Percobaan 3 Metode 3 Amperemeter dengan persamaan Phitung = (I32 – I22 – V12).
2
4.4.1 Hasil dan Perhitungan Jika daya beban semakin besar maka nilai Phitung juga
akan semakin besar. sedangkan persentase error yang
Tabel 4.7 hasil percobaan 3 metode 3 amperemeter didapatkan pada beban 1 dan 2 akan semakin kecil
L1 L2 L3 Total sedangkan persentase error beban 3 semakin besar hal
(25w) (40w) (100w) beban I1 I2 I3 R
ini dapat dibuktikan dengan persamaan %Error =
𝑃𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛−𝑃ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
On On On 165 0,4 0,2 1,25 450 | | 𝑥100%.
𝑃𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛
Tabel 4.9 hasil pengukuran metode wattmeter Grafik Phitung terhadap Pbeban
Intensitas 100
L1 L2 L3 Total 82
wattmeter penerangan
Phitung
(25) (40) (100) beban 65 71
1m 2m 50
On On On 165 82 220 115 0
Off On On 140 71 200 90 125 140 165
On Off On 125 65 140 80 Pbeban
Pada tabel diatas dapat dihitung persentase Error untuk
data 1 : Grafik 4.5 Grafik perbandingan Phitung
Diketahui : terhadap Pbeban metode wattmeter
Pbeban = 165 watt
Phitung = 82 watt Berdasarkan grafik 4.5 diatas dapat diketahui
Ditanyakan : semakin besar nilai daya pada beban maka seamkin
%error = ? besar nilai Phitung yang akan didapatkan. Hal ini
Jawab : dikarenakan nilai Phitung dipengaruhi oleh besarnya
𝑃𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛−𝑃ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 nilai Pbeban.
%Error = | | 𝑥100%
𝑃𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛
5. KESIMPULAN
165−82 1. Pada metode Voltmeter-Amperemeter
=| | 𝑥100%
165
maupun metode Amperemeter-Voltmeter, nilai
tegangan yang terukur pada kedua metode adalah
= 50,30%
tetap, sementara arus yang terukur meningkat seiring
Untuk data perhitungan selanjutnya dapa dilihat pada
semakin dinaikan daya beban yang digunakan.
tabel berikut :
2. Pada metode Amperemeter-Voltmeter
Tabel 4.10 hasil pengukuran metode wattmeter
maupun metode Amperemeter-Voltmeter, nilai
Intensitas tegangan yang terukur pada kedua metode adalah
L1 L2 L3 L1
wattmeter penerangan Error% tetap, sementara arus yang terukur meningkat seiring
(25) (40) (100) (25)
1m 2m semakin dinaikan daya beban yang digunakan.
On On On On 82 220 115 50,30
DAFTAR PUSTAKA