Anda di halaman 1dari 12

MODUL 3

PENGUKURAN ARUS

Hari/Tanggal : …………………………………..
Nama : …………………………………..
NIM : …………………………………..
Kelompok : …………………………………..

Tujuan Percobaan:
1. Mengetahui prinsip kerja dan cara penggunaan multimeter dan tangampere
untuk mengukur arus.
2. Mengetahui perbedaan cara pengukuran arus menggunakan sumber arus AC
maupun arus DC
3. Mengetahui penerapan Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff pada pengukuran
arus.

Alat dan Bahan:


Pengukuran Arus DC
1. DC power supply
2. Papan protoboard
3. Multimeter
4. Kabel Jumper
5. Resistor
6. Variac

Pengukuran Arus AC
1. AC power supply
2. Kabel Jumper
3. Lampu pijar
4. Multimeter
5. MCB
DASAR TEORI
A. Hukum Ohm
Pada tahun (1787-1854) seorang ahli fisika jerman yang Bernama George
Simon Ohm menyatakan sebuah hubungan antara arus listrik ( I ) yang mengalir
melalui suatu rangkaian dengan tegangan yang dipasang dalam rangkaian ( V ).
Hubungan tegangan dan arus listrik tersebut diperoleh dari eksperimennya yang
sering dikenal dengan sebutan Hukum Ohm.
Hukum Ohm menyatakan “untuk suatu konduktor logam pada suhu konstan,
perbandingan antara perbedaan potensial ∆V antara duatitik dari konduktor dengan
arus listrik I yang melalui konduktor tersebut adalah konstan, atau “Arus yang
mengalir pada kawat sebanding dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan
tegangan pada rangkaian tersebut.
𝑉 = 𝐼. 𝑅
Keterangan :
𝑉 = Tegangan Listrik (V)
𝐼 = Arus Listrik (A)
𝑅 = Hambatan (Ω)

Dalam pembuktian Hukum Ohm, suatu rangkaian yang terdiri dari voltmeter
dirangkai paralel dan amperemeter dirangkai seri agar didapatkan hasil yang sesuai
dengan pengukuran.

B. Hukum Kirchoff 1 Arus


Hukum Kirchhoff merupakan salah satu hukum dalam ilmu Elektronika yang
berfungsi untuk menganalisis arus dan tegangan dalam rangkaian. Hukum
Kirchhoff pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli fisika Jerman yang
Bernama Gustav Robert Kirchhoff (1824-1887) pada tahun 1845. Hukum
Kirchhoff terdiri dari 2 bagian yaitu Hukum Kirchhoff 1 (Arus) dan Hukum
Kirchhoff 2 (Tegangan).
Hukum Kirchhoff 1 merupakan Hukum Kirchhoff yang berkaitan dengan
dengan arah arus dalam menghadapi titik percabangan. Hukum Kirchhoff 1 ini
sering disebut juga dengan Hukum Arus Kirchhoff atau Kirchhoff’s Current
Law (KCL).
Bunyi Hukum Kirchhoff 1 adalah : “Arus Total yang masuk melalui suatu titik
percabangan dalam suatu rangkaian listrik sama dengan arus total yang keluar dari
titik percabangan tersebut.”

Gambar 3.1 Hukum Kirchoff 1

C. Pengukuran
Pengukuran merupakan penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas suatu
benda terhadap standar ukuran atau satuan ukur atau bisa juga pengukuran yaitu
kegiatan mengukur yang dilakukan dengan membandingkan hasil suatu ukuran
tertetnu yang dilakukan secara sistematis, dan hasil dari pengukuran bersifat
kuantitatif serta alat ukur yang digunakan yaitu alat ukur yang baku. Secara
sederhana, mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran
standar. Setiap materi, zat, dan fenomena yang terjadi di alam dapat diukur. Segala
sesuatu yang dapat diukur memiliki satuan. Satuan adalah besaran pembanding
yang digunakan dalam pengukuran.
Pengukuran dibagi menjadi 2 macam, yaitu:

1. Pengukuran Langsung
Pengukuran langsung adalah proses pengukuran dengan memakai alat ukur
langsung di mana nilai besaran langsung terbaca pada alat ukur tersebut. Contohnya
adalah ketika kita langsung mengukur lebar lapangan bola dengan meteran dan
langsung memperoleh hasilnya atau saat mengukur panjang suatu benda dengan
meteran.

2. Pengukuran Tidak Langsung


Cara mendapatkan nilai dari suatu besaran listrik dengan melakukan
pengukuran pada besaran listrik lain yang terkait. Kemudian melakukan
perhitungan dengan besaran listrik tersebut untuk mendapatkan nilai besaran listrik
yang diinginkan. Contohnya adalah saat mengukur lapangan bola, kita perlu
mengukur panjang dan lebar lapangan, kemudian memperoleh luasnya dengan
mengalikan panjang dan lebar dari lapangan bola itu. Begitu pula dengan
pengukuran volume, massa jenis, nilai rata-rata, medan magnet, medan listrik, dan
gaya benda.

D. Arus Listrik
Arus listrik (electric current) adalah aliran yang terjadi lantaran adanya jumlah
muatan listrik. Muatan listrik tersebut mengalir dari satu titik ke titik lain dan
kejadian tersebut berlangsung pada suatu rangkaian tiap satuan waktu.Timbulnya
arus listrik dikarenakan adanya beda potensial pada kedua ujung penghantar yang
terjadi karena mendapatkan suatu tenaga untuk mendorong elektron-elektron
tersebut berpindah-pindah tempat.

Gambar 3. 2 Rangkaian arus listrik

Untuk arus yang konstan, besar arus dalam Ampere dapat diperoleh dengan
persamaan :
𝑄
𝐼=
𝑡
Dimana :
I = arus listrik (Ampere)
Q = muatan listrik (Coloumb),
t = waktu (Sekon).
Arus dapat digolongkan atas dua macam, yaitu arus searah (DC) dan arus
bolak-balik (AC).
1. Arus Searah (Direct Current)
Arus searah (DC) merupakan arus listrik yang mengalir dari kutub negatif ke
positif, hanya terjadi dalam searah saja, dan mempunyai nilai tetap atau konstan
terhadap satuan waktu. contoh pemanfaataan arus listrik DC terlihat pada peralatan
seperti rangkaian baterai pada senter, telepon genggam, radio dan sebagainya.
Sumber arus DC adalah baterai.

Gambar 3. 3 Grafik perbandingan v dan t pada arus DC

2. Arus Bolak-balik (Alternating Current)


Arus bolak-balik (AC) merupakan arus listrik yang memiliki arah arus yang
berubah-ubah dengan bolak-balik. Arus bolak-balik ini akan membentuk sebuah
gelombang dengan frekuensi tertentu yang berbentuk sinus disebut juga sinusoida
sehingga memungkinkan pengaliran energi secara efisien. Umumnya arus AC ini
adalah arus yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti alat-alat elektronik
yang dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia. sumber tegangan dari arus listrik AC
antara lain arus listrik dari PLN, genset, dan dinamo.

Gambar 3. 4 Grafik perbandingan v dan t pada arus AC

E. Amperemeter Analog

Gambar 3. 5 Amperemeter analog


Gambar 3. 6 Prinsip kerja amperemeter analog

Gambar 3.6 merupakan bentuk fisik dari amperemeter analog. Pembacaan


amperemeter analog ini harus teliti dan terbiasa, karena nilai kuat arus dibaca
berdasarkan jarum yang menunjukan angka pengukuran. Seperti pada Gambar 3.5
amperemeter analog bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetic (Gaya Lorentz).
Amperemeter akan bekerja ketika arus mengalir melalui kumparan yang dilingkupi
oleh medan magnet gaya lorentz yang menggerakan jarum petunjuk menyimpang.
Apabila arus yang melewati kumparan besar, maka gaya yang timbul juga akan
membesar sedemikian sehinnga penyimpangan jarum penunjuk juga akan lebih
besar. Demikian sebaliknya, ketika kuat arus tidak ada maka jarum penunjuk akan
dikembalikan ke posisi semula oleh pegas. Besar gaya yang dimaksud sesuai
dengan Prinsip Gaya Lorentz.

F. Amperemeter Digital
Amperemeter digital merupakan jenis amperemeter yang cara penggunaanya
cukup sederhana. Amperemeter digital ini memiliki kelebihan yaitu enak dibaca
oleh orang umum dari pada analog yang harus teliti pada jarum dan stripnya. Pada
amperemeter digital kita sudah tidak perlu lagi melakukan penghitungan, cukup
dengan melihat angka hasil pengukuran yang akan tertera pada layar lcd. Hal ini
disebabkan adanya sebuah alat yang akan mengkonversikan hasil nilai pengukuran
ke dalam layar 7 segmen yang langsung dapat dinilai hasil pengukuranya tanpa
harus menghitungnya

Gambar 3. 7 Amperemeter digital


Pada Gambar 3.6 terlihat bentuk fisik dari amperemeter digital. Yang
merupakan rangkaian 7 segmen. Pada dasarnya prinsip kerja amperemeter digital
sama dengan prinsip kerja pada amperemeter analog, hanya pada amperemeter
digital sinyal analog itu di convert ke sinyal digital oleh suatu program yang disebut
analog to digital (ADC). Setelah sinyal diubah menjadi sinyal digital maka sinyal
digital tersebut diproses oleh microprosessor dengan menggunakan program
tertentu untuk dikirim ke alat cetak yang nanti hasilnya akan ditampilkan ke display
digital yang berbentuk tujuh segmen tadi.

G. Tang Ampere (Clampmeter)

Gambar 3. 8 Clampmeter

Clampmeter atau disebut juga dengan tang ampere merupakan alat ukur yang
dipakai untuk mengukur arus listrik pada sebuah kabel konduktor yang dialiri arus
listrik dengan memakai dua rahang penjepit atau Clamp tanpa harus kontak
langsung dengan terminal listrik. Dengan memakai alat ini, maka kita tidak lagi
harus mengganggu rangkaian listrik yang akan diukur namun hanya perlu
ditempatkan pada sekeliling kabel listrik yang diukur..
Sistem tang ampere ini memakai prinsip hukum Faraday yang mengatakan
jika perubahan fluks magnet dalam sebuah kumparan sehingga akan menghasilkan
arus yang mengalir pada kumparan tersebut. Secara umum, Faraday mengatakan
jika perubahan fluks magnet dalam sebuah kumparan akan menimbulkan arus yang
mengalir pada kumparan. Jika jumlah lilitan semakin besar, maka akan semakin
besar juga tegangan yang bisa diukur di kedua ujung bbkumparan tersebut sebagai
sekelumit prinsip kerja tang ampere. Tegangan yang terukur di kumparan umumnya
masuk dalam kategori orde mili volt. Sehingga, arus AC yang mengalir pada sebuah
kabel akan memberikan perubahan fluks sehingga besar arus tersebut bisa diukur
dengan memakai sistem Clamp.
Langkah Kerja Percobaan:
A. Pengukuran Arus Sumber DC
1. Membuat rangkaian percobaan Pengukuran Arus Sumber DC, sesuaikan
semua nilai komponen yang ada pada alat praktikum, penggambaran percobaan
dilakukan dengan jelas dan rapi.
• Percobaan Rangkaian Pengukuran Arus Sumber DC variasi 1

• Percobaan Rangkaian Pengukuran Arus Sumber DC variasi 2


• Percobaan Rangkaian Pengukuran Arus Sumber DC variasi 3

2. Menghidupkan Sumber Tegangan DC dan lakukan pengukuran serta mencatat


setiap parameter pada tabel dibawah.
Tabel 3.1 Data pengukuran arus DC
Tegangan Nilai Arus Nilai Arus
R1 R2
No. Sumber Perhitungan Terukur
(Ω) (Ω)
(V) (A) (A)
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

3. Setelah percobaan selesai, matikan sumber DC dan rapikan semua rangkaian


percobaan seperti semula
B. Pengukuran Arus Sumber AC
1. Membuat rangkaian percobaan Pengukuran Arus Sumber AC 1 Lampu, 2
Lampu, dan 3 Lampu, sesuaikan semua nilai komponen yang ada pada alat
praktikum, penggambaran percobaan dilakukan dengan jelas dan rapi.
• Percobaan Pengukuran Arus Sumber AC 1 Lampu

• Percobaan Pengukuran Arus Sumber AC 2 Lampu


• Percobaan Pengukuran Arus Sumber AC 3 Lampu

2. Menghidupkan Sumber Tegangan AC dan lakukan pengukuran serta mencatat


setiap parameter pada tabel dibawah.

Tegangan Suplai = …….. V


Tabel 3.2 Data pengukuran arus AC
Nilai Arus Nilai Arus
Daya Lampu
No. Load Perhitungan Terukur
(W)
(A) (A)
1. L1

2. L2

3. L3

4 L1 + L2

5 L1 + L3

6 L2 + L3

7 L1 + L2 + L3

3. Setelah percobaan selesai, matikan sumber AC dan rapikan semua rangkaian


percobaan seperti semula.
Tugas
1. Perbedaan cara pengukuran arus listrik pada suatu rangkaian dengan
menggunakan tang ampere dan multimeter.
2. Menganalisis dan membandingkan hasil pengukuran arus sumber DC pada
pengukuran dan perhitungan untuk setiap variasi percobaan menggunakan
hukum ohm.
3. Menganalisis dan membandingkan hasil pengukuran arus sumber AC pada
pengukuran dan perhitungan untuk setiap variasi percobaan menggunakan
hukum daya serta kaitannya dengan hukum kirchoff.

Analisa dan Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai