PENGUKURAN ARUS
Hari/Tanggal : …………………………………..
Nama : …………………………………..
NIM : …………………………………..
Kelompok : …………………………………..
Tujuan Percobaan:
1. Mengetahui prinsip kerja dan cara penggunaan multimeter dan tangampere
untuk mengukur arus.
2. Mengetahui perbedaan cara pengukuran arus menggunakan sumber arus AC
maupun arus DC
3. Mengetahui penerapan Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff pada pengukuran
arus.
Pengukuran Arus AC
1. AC power supply
2. Kabel Jumper
3. Lampu pijar
4. Multimeter
5. MCB
DASAR TEORI
A. Hukum Ohm
Pada tahun (1787-1854) seorang ahli fisika jerman yang Bernama George
Simon Ohm menyatakan sebuah hubungan antara arus listrik ( I ) yang mengalir
melalui suatu rangkaian dengan tegangan yang dipasang dalam rangkaian ( V ).
Hubungan tegangan dan arus listrik tersebut diperoleh dari eksperimennya yang
sering dikenal dengan sebutan Hukum Ohm.
Hukum Ohm menyatakan “untuk suatu konduktor logam pada suhu konstan,
perbandingan antara perbedaan potensial ∆V antara duatitik dari konduktor dengan
arus listrik I yang melalui konduktor tersebut adalah konstan, atau “Arus yang
mengalir pada kawat sebanding dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan
tegangan pada rangkaian tersebut.
𝑉 = 𝐼. 𝑅
Keterangan :
𝑉 = Tegangan Listrik (V)
𝐼 = Arus Listrik (A)
𝑅 = Hambatan (Ω)
Dalam pembuktian Hukum Ohm, suatu rangkaian yang terdiri dari voltmeter
dirangkai paralel dan amperemeter dirangkai seri agar didapatkan hasil yang sesuai
dengan pengukuran.
C. Pengukuran
Pengukuran merupakan penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas suatu
benda terhadap standar ukuran atau satuan ukur atau bisa juga pengukuran yaitu
kegiatan mengukur yang dilakukan dengan membandingkan hasil suatu ukuran
tertetnu yang dilakukan secara sistematis, dan hasil dari pengukuran bersifat
kuantitatif serta alat ukur yang digunakan yaitu alat ukur yang baku. Secara
sederhana, mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran
standar. Setiap materi, zat, dan fenomena yang terjadi di alam dapat diukur. Segala
sesuatu yang dapat diukur memiliki satuan. Satuan adalah besaran pembanding
yang digunakan dalam pengukuran.
Pengukuran dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1. Pengukuran Langsung
Pengukuran langsung adalah proses pengukuran dengan memakai alat ukur
langsung di mana nilai besaran langsung terbaca pada alat ukur tersebut. Contohnya
adalah ketika kita langsung mengukur lebar lapangan bola dengan meteran dan
langsung memperoleh hasilnya atau saat mengukur panjang suatu benda dengan
meteran.
D. Arus Listrik
Arus listrik (electric current) adalah aliran yang terjadi lantaran adanya jumlah
muatan listrik. Muatan listrik tersebut mengalir dari satu titik ke titik lain dan
kejadian tersebut berlangsung pada suatu rangkaian tiap satuan waktu.Timbulnya
arus listrik dikarenakan adanya beda potensial pada kedua ujung penghantar yang
terjadi karena mendapatkan suatu tenaga untuk mendorong elektron-elektron
tersebut berpindah-pindah tempat.
Untuk arus yang konstan, besar arus dalam Ampere dapat diperoleh dengan
persamaan :
𝑄
𝐼=
𝑡
Dimana :
I = arus listrik (Ampere)
Q = muatan listrik (Coloumb),
t = waktu (Sekon).
Arus dapat digolongkan atas dua macam, yaitu arus searah (DC) dan arus
bolak-balik (AC).
1. Arus Searah (Direct Current)
Arus searah (DC) merupakan arus listrik yang mengalir dari kutub negatif ke
positif, hanya terjadi dalam searah saja, dan mempunyai nilai tetap atau konstan
terhadap satuan waktu. contoh pemanfaataan arus listrik DC terlihat pada peralatan
seperti rangkaian baterai pada senter, telepon genggam, radio dan sebagainya.
Sumber arus DC adalah baterai.
E. Amperemeter Analog
F. Amperemeter Digital
Amperemeter digital merupakan jenis amperemeter yang cara penggunaanya
cukup sederhana. Amperemeter digital ini memiliki kelebihan yaitu enak dibaca
oleh orang umum dari pada analog yang harus teliti pada jarum dan stripnya. Pada
amperemeter digital kita sudah tidak perlu lagi melakukan penghitungan, cukup
dengan melihat angka hasil pengukuran yang akan tertera pada layar lcd. Hal ini
disebabkan adanya sebuah alat yang akan mengkonversikan hasil nilai pengukuran
ke dalam layar 7 segmen yang langsung dapat dinilai hasil pengukuranya tanpa
harus menghitungnya
Gambar 3. 8 Clampmeter
Clampmeter atau disebut juga dengan tang ampere merupakan alat ukur yang
dipakai untuk mengukur arus listrik pada sebuah kabel konduktor yang dialiri arus
listrik dengan memakai dua rahang penjepit atau Clamp tanpa harus kontak
langsung dengan terminal listrik. Dengan memakai alat ini, maka kita tidak lagi
harus mengganggu rangkaian listrik yang akan diukur namun hanya perlu
ditempatkan pada sekeliling kabel listrik yang diukur..
Sistem tang ampere ini memakai prinsip hukum Faraday yang mengatakan
jika perubahan fluks magnet dalam sebuah kumparan sehingga akan menghasilkan
arus yang mengalir pada kumparan tersebut. Secara umum, Faraday mengatakan
jika perubahan fluks magnet dalam sebuah kumparan akan menimbulkan arus yang
mengalir pada kumparan. Jika jumlah lilitan semakin besar, maka akan semakin
besar juga tegangan yang bisa diukur di kedua ujung bbkumparan tersebut sebagai
sekelumit prinsip kerja tang ampere. Tegangan yang terukur di kumparan umumnya
masuk dalam kategori orde mili volt. Sehingga, arus AC yang mengalir pada sebuah
kabel akan memberikan perubahan fluks sehingga besar arus tersebut bisa diukur
dengan memakai sistem Clamp.
Langkah Kerja Percobaan:
A. Pengukuran Arus Sumber DC
1. Membuat rangkaian percobaan Pengukuran Arus Sumber DC, sesuaikan
semua nilai komponen yang ada pada alat praktikum, penggambaran percobaan
dilakukan dengan jelas dan rapi.
• Percobaan Rangkaian Pengukuran Arus Sumber DC variasi 1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2. L2
3. L3
4 L1 + L2
5 L1 + L3
6 L2 + L3
7 L1 + L2 + L3