Anda di halaman 1dari 14

Oleh :

Sinta D. Lukmetiabla
Kelas XII Mia
Daftar isi

1. Prakata

2. BAB I : Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan Praktikum

3. BAB II : Tinjauan Pustaka

4. BAB III : Metode Penelitian

3.1. Alat dan Bahan

3.2. Cara Kerja

4. BAB IV : Hasil dan Pembahasan

5. BAB V : Penutup

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

6. Daftar Pustaka

7. Lampiran

i
Prakata

Segala puji kami panjatkan untuk Tuha Yang Maha Kuasa. Atas segala berkat, rahmat, serta Anugerah-

Nya. Sehingga saya dapat melaksanakan sebuah praktikum fisika dan menyelesaikannya dengan baik meski jauh

dari kata sempurna.

Laporan ini telah kami susun sesuai hasil praktikum di Kelas XII Mia SMA Negeri 19 Maluku Barat

Daya. Hal ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Fisika. Dengan selesainya laporan praktikum ini,

maka saya tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih.

Demikian laporan praktikum ini saya buat. Disadari atau tidak, mungkin dalam penulisan laporan

praktikum ini masih sangat jauh dari kata sempurna. saya mohon maaf apabila masih ada banyak kekurangan.

Semoga laporan praktikum Fisika yang telah kami susun berdasarkan hasil penelitian, dapat bermanfaat

bagi semua pihak.

Tela, ……….2023

Penyusun

Sinta D. Lukmetiabla

ii
BAB I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi sebagian besar merupakan sesuatu yang

membawa peradaban manusia kearah yang lebih baik. Salah satu hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi adalah Lampu penerangan yang bertenaga listrik. Listrik adalah rangkaian fenomena fisika

yang berhubungan dengan kehadiran dan aliran muatan listrik.

1.2. Rumusan Masalah

 Apa hubungan kuat arus listrik dan tegangan listrik?

 Bagaimana mengukur tegangan listrik seri dan parallel?

1.3. Tujuan Penelitian

 Menyelidiki hubungan antara kuat arus listrik dengan tegangan listrik

 Menjelaskan perbedaan tegangan disusun seri dengan parallel

BAB II

Tinjauan Pustaka

Arus searah biasanya mengalir pada sebuah konduktor. Dahulunya arus listrik searah dianggap

sebagai arus positif yang mengalir dari ujung sumber positif ke ujung sumber negatif. Pengamatan-

pengamatan yang lebih baru menemukan bahwa sebenarnya arus searah merupakan arus negatif

(elektron) yang mengalir dari kutub negatif ke kutub positif. Aliran elektron ini menyebabkan terjadinya

lubang-lubang bermuatan positif, yang “tampak” mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Arus listrik

searah banyak digunakan dalam peralatan rumah tangga, hal ini karena komponen elelktonika sebagian

besar adalah menggunakan arus searah.


Hukun Ohm

Listrik mengalir dalam peralatan yang digunakan manusia disebabkan adanya arus. Kita mengenal yaitu

arus listrik searah (DC) dan arus listrik bolak balik (AC)

1. Pengukuran Arus Tegangan Listrik

Pengukuran arus tegangan listrik dapat menggunakan sebuah alat, yaitu Amperemeter untuk

mengukur arus listrik, dan Voltmeter untuk mengukur tegangan listrik

2. Hubungan Kuat Arus Listrik dan Tegangan Listrik

Hukum Ohm berbunyi “Kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan beda

potensial dan berbanding terbalik dengan hambatan penghantar”. Melalui bunyi tersebut dapat

dirumuskan

V
I=
R

Keterangan :

I = Kuat arus listrik (Ampere

V = Tegangan listrik (Volt)

R = Hambata Listrik (Ω)

3. Hambatan Listrik

Besar hambatan listrik pada suatu penghantar di pengaruhi oleh jenis bahan dari penghantar tersebut.

Besarnya hambatan listrik tersebut dapat di rumuskan :

l
R=ρ
A

Keterangan

R = Hambatan listrik (Ω)

ρ = Hambatan jenis penghantar (Ω/m)

l = Panjang menghantar (m)

A = Luas penampang lintang (m 2)


2
Percoban-percobaan yang teliti mununjukan bahwa hambatan suatu penghantar besarnya:

 Sebanding dengan panjang penghantar (L). artinya, semakin panjang kawat maka

hambatannya semakin besar.

 Berbanding terbalik dengan dengan luas penampang penghantar (A). artinya, semakin luas

penmapang penghantar maka hambatnnya semakin kecil

 Sebanding dengan hambatan jenis dari bahan kawat (ρ). Artinya. Jika bahan kawat

penghantar memiliki hambatan jenis yang besar maka hambatan jenis yang besar maka

hambatan penghantar dari bahan itu besar.

3
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan

 Empat buah baterai 1,5 volt

 Amperemeter

 Lampu Senter 2,5 V

 Kabel

 Dudukan Lampu

3.2. Cara Kerja

Praktikum I

 Rangkailah sebuah baterai, amperemeter, dan lampu seperti pada

gambar dibawah.

 Bacalah dengan seksama, lalu catat skala yang ditunjukkan oleh

amperenerer dalam tabel pengamatan.

 Ulangi langkah 1 dan langkah 2 dengan menambah baterai

sehingga baterai berjumlah 2, dan 3.

 Gambarlah tabel antara kuat arus listrik (I) dan beda potensial (V).

Praktikum II

 Rangkalilah kedua baterai secara seri dan ukur nilai tegangannya

menggunakan multimeter serta catat hasilnya.

 Hubungkan kedua baterai dengan kabel dan lamu senter, Amati

peristiwa yang terjadi dan catatlah hasilnya.

 Rangkaian kedua baterai secara paralel dan ukur nilai tegangannya

menggunakan lampu senter.

4
 Rangkailah kedua baterai secara paralel dan ukur nilai tegangannya

menggunakan multimeter.

 Hubungkan kedua baterai dengan kabel dan lampu senter. Amati

peristiwa yang terjadi dan catatlah hasilnya.

 Ukur tegangan dan arus yang mengalir pada rangkaian seperti

gambar berikut

5
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Praktikum I

Sebelum kami melakukan percobaan kamu melakukan perhitungan skala pada Voltmeter dan Amperemeter

sehingga

 Voltmeter

Kami memilih : 10 Volt

Skala tertinggi : 10 Skala

Sehingga

10 Skala=10V

10
Skala= V
10

1 Skala=1 V

 Amperemeter

Kami memilih : 50µA

Skala tertinggi : 15 Skala

Sehingga

15 Skala=50 µA

50
Skala= µA
15

1 µA=10−6 A

6
Pada Praktikum I kami mendapatkan hasil berupa Tabel Arus Listrik dan Beda Potensial.

Beda
Jumlah
No Potensial Kuat Arus (I)
Baterai
(V)

50 −6
1 1 1,6 ×2 , 4 µA=8 ,3 . 10 A
15
50 −6
2 2 3 ×3 , 4 µA=11,6 .10 A
15
50 −6
3 3 4,2 ×3 , 9 µA=13 , 3 .10 A
15

Lalu, kami melanjutkan Praktikum I dengan Unjuk Kreativitas

Unjuk Kreativitas :

Ulangi praktikum diatas menggunakan hambatan yang nilainya berbeda-beda sebagai pengganti lampu.

Bandingkan hasilnya dengan kegiatan yang dilakukan sebelumnya.

Kami melakukannya dengan Baterai tetap dan lampu yang berbeda, dari hasil pengamatan praktikum,

kami mendapatkan data berupa tabel

No Jumlah V I
Lampu
1 1 3 Baterai 50 −6
4,5 V
×3 , 9 µA=13 , 3 .10 A
15
2 2 3 Baterai 50 −6
4,5 V
×3 µA=10 . 10 A
15
3 3 3 Baterai 50 −6
4,5 V
×1 , 5 µA=5 . 10 A
15

Praktikum II

Setelah melakukan Praktikum II dengan menggunakan skala yang sama yang tertera diatas, kami mendapatkan

hasil berupa Tabel Nilai Arus dan Tegangan pada Baterai

Jenis Pengamatan V I Lampu

7
50 −6
2 Baterai Seri 3 ×3 , 4 µA=11,6 .10 A 1
15
50 −6
2 Baterai Paralel 1,4 ×1 , 4 µA=4 , 6 . 10 A 1
15

Pertanyaan dan Diskusi

Praktikum 1 :

1. Bagaimana kuat arus listrik yang terbaca pada amperemeter jika baterai ditambahkan?

Dengan menambahkan baterai, Kuat arus yang terbaca pada amperemeter bertambah seiring dengan

bertambahnya baterai.

2. Kesimpulan apa yang dapat Anda ambil berdasarkan praktikum ini?

Setelah mengamati dan memberikan hasil. Bahwa, kuat arus listrik yang terbaca pada amperemeter

berubah ubah pada baterai 1 sampai 3, sebagai penanda lampu tersebut menjadi lebih terang.

Praktikum 2 :

1. Berapa nilai tegangan setelah dirangkai seri?

Jika dirangkai seri pada 2 baterai bernilai 11,6 µA

2. Berapa nilai tegangan setelah dirangkai paralel?

Jika dirangkai paralel pada 2 baterai bernilai 4,6µA

3. Apa perbedaan yang terjadi pada nyala lampu saat menggunakan tegangan seri dan paralel?

Pada rangkaian seri, lampu lebih menyala terang daripada paralel karena perbedaan nilai kuat arus pada

rangkaian itu sendiri.

4. Bagaimana kesimpulan dari praktikum ini?

8
Dari praktikum ini, kami dapat menyimpulkan perbedaan yang menonjol pada kedua rangkaian, jika lampu

dirangkai seri maka kuat arus akan bertambah dengan jumlah baterai dan nyala lampu lebih terang, dan ketika

lampu dirangkai secara paralel justru kuat arus tetap sama dan lampu pada baterai tidak seterang lampu di

rangkaian seri

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Hubungan antara kuat arus, tegangan dam hambatan listrik tersebut mempunyai hubungan sepeti

yang dinyatakan pada hukum Ohm. Nyala lampu pada satu baterai dengan 2 sampai tiga baterai

berbeda tegangannya. Baterai pada rangkaian tidak selamanya mempunyai kuat arus yang sama

ketika disusun seri dan paralel. Pada rangkaian seri kuat arus bertambah seiring dengan jumlah

baterai, sementara paralel tidak.

5.2. Saran

Sebaiknya, pada Praktikum yang menggunakan alat ukur dipastikan untuk menghitung skala pada

alat ukur lebih teliti lagi.

9
10
Daftar Pustaka

Intan Pariwara. 2018. Fisika Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Klaten: Intan Pariwara.

Rosyid, Muhammad Farchani. 2016. Kajian Konsep Fisika. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan kebudayaan.

Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Wahyuni, Dina Suci, 2016, Listrik Arus Searah, [online], http://dinasuciwahyuni.blogspot.com/2016/08/listrik-

arus-searah-materi-fisika-untuk.html, diakses tanggal 1 Agustus 2018)

Wikipedia, Listrik, [Online], (https://id.wikipedia.org/wiki/Listrik, diaskes tanggal 1 Agustus 2018)

Anda mungkin juga menyukai