Anda di halaman 1dari 12

SMAN 2 Bontang

Praktikum Fisika
Rangkaian Searah
Nama Kelompok

 Andika Bagus Hardianto


 Diva Iswari Yosa Putri
 Ira Bunga
 Muhammad Fauzan Fitri

18
Daftar isi
1. Prakata
2. BAB I : Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Praktikum
3. BAB II : Tinjauan Pustaka
4. BAB III : Metode Penelitian
3.1. Alat dan Bahan
3.2. Cara Kerja
4. BAB IV : Hasil dan Pembahasan
5. BAB V : Penutup
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
6. Daftar Pustaka
7. Lampiran
Prakata
Segala puji kami panjatkan untuk Allah SWT. Atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya. Sehingga kami dapat melaksanakan
sebuah praktikum fisika dan menyelesaikannya dengan baik meski jauh
dari kata sempurna.

Laporan ini telah kami susun sesuai hasil praktikum di Kelas XII
IPA 2 SMAN 2 Bontang. Hal ini bertujuan untuk memenuhi tugas
matapelajaran Fisika. Dengan selesainya laporan praktikum ini, maka
kami tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih.

Demikian laporan praktikum ini kami buat. Disadari atau tidak,


mungkin dalam penulisan laporan praktikum ini masih sangat jauh dari
kata sempurna. Kami mohon maaf apabila masih ada banyak
kekurangan.

Semoga laporan praktikum Fisika yang telah kami susun


berdasarkan hasil penelitian, dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bontang, 1 Agustus 2018

Penyusun
BAB I

Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi sebagian besar merupakan sesuatu
yang membawa peradaban manusia kearah yang lebih baik. Salah satu hasil kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi adalah Lampu penerangan yang bertenaga listrik. Listrik
adalah rangkaian fenomena fisika yang berhubungan dengan kehadiran dan aliran muatan
listrik.
1.2. Rumusan Masalah
 Apa hubungan kuat arus listrik dan tegangan listrik?
 Bagaimana mengukur tegangan listrik seri dan parallel?
1.3. Tujuan Penelitian
 Menyelidiki hubungan antara kuat arus listrik dengan tegangan listrik
 Menjelaskan perbedaan tegangan disusun seri dengan parallel

BAB II

Tinjauan Pustaka
Arus searah biasanya mengalir pada sebuah konduktor. Dahulunya arus listrik
searah dianggap sebagai arus positif yang mengalir dari ujung sumber positif ke ujung
sumber negatif. Pengamatan-pengamatan yang lebih baru menemukan bahwa sebenarnya
arus searah merupakan arus negatif (elektron) yang mengalir dari kutub negatif ke kutub
positif. Aliran elektron ini menyebabkan terjadinya lubang-lubang bermuatan positif, yang
“tampak” mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Arus listrik searah banyak
digunakan dalam peralatan rumah tangga, hal ini karena komponen elelktonika sebagian
besar adalah menggunakan arus searah.

Hukun Ohm

Listrik mengalir dalam peralatan yang digunakan manusia disebabkan adanya arus. Kita
mengenal yaitu arus listrik searah (DC) dan arus listrik bolak balik (AC)
1. Pengukuran Arus Tegangan Listrik
Pengukuran arus tegangan listrik dapat menggunakan sebuah alat, yaitu Amperemeter
untuk mengukur arus listrik, dan Voltmeter untuk mengukur tegangan listrik

2. Hubungan Kuat Arus Listrik dan Tegangan Listrik


Hukum Ohm berbunyi “Kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar sebanding
dengan beda potensial dan berbanding terbalik dengan hambatan penghantar”.
Melalui bunyi tersebut dapat dirumuskan
𝑉
𝐼=
𝑅
Keterangan :
I = Kuat arus listrik (Ampere
V = Tegangan listrik (Volt)
R = Hambata Listrik (Ω)
3. Hambatan Listrik
Besar hambatan listrik pada suatu penghantar di pengaruhi oleh jenis bahan dari
penghantar tersebut. Besarnya hambatan listrik tersebut dapat di rumuskan :
𝑙
𝑅= 𝜌
𝐴
Keterangan
R = Hambatan listrik (Ω)
𝜌 = Hambatan jenis penghantar (Ω/m)
l = Panjang menghantar (m)
A = Luas penampang lintang (𝑚2 )

Percoban-percobaan yang teliti mununjukan bahwa hambatan suatu penghantar


besarnya:
 Sebanding dengan panjang penghantar (L). artinya, semakin panjang kawat
maka hambatannya semakin besar.

 Berbanding terbalik dengan dengan luas penampang penghantar (A). artinya,


semakin luas penmapang penghantar maka hambatnnya semakin kecil

 Sebanding dengan hambatan jenis dari bahan kawat (ρ). Artinya. Jika bahan
kawat penghantar memiliki hambatan jenis yang besar maka hambatan jenis
yang besar maka hambatan penghantar dari bahan itu besar.
BAB III

Metode Penelitian
3.1. Alat dan Bahan
 Empat buah baterai 1,5 volt
 Amperemeter
 Lampu Senter 2,5 V
 Kabel
 Dudukan Lampu
3.2. Cara Kerja
Praktikum I
 Rangkailah sebuah baterai, amperemeter, dan lampu seperti pada gambar
dibawah.

 Bacalah dengan seksama, lalu catat skala yang ditunjukkan oleh


amperenerer dalam tabel pengamatan.
 Ulangi langkah 1 dan langkah 2 dengan menambah baterai sehingga
baterai berjumlah 2, dan 3.
 Gambarlah tabel antara kuat arus listrik (I) dan beda potensial (V).
Praktikum II
 Rangkalilah kedua baterai secara seri dan ukur nilai tegangannya
menggunakan multimeter serta catat hasilnya.

 Hubungkan kedua baterai dengan kabel dan lamu senter, Amati peristiwa
yang terjadi dan catatlah hasilnya.
 Rangkaian kedua baterai secara paralel dan ukur nilai tegangannya
menggunakan lampu senter.

 Rangkailah kedua baterai secara paralel dan ukur nilai tegangannya


menggunakan multimeter.

 Hubungkan kedua baterai dengan kabel dan lampu senter. Amati peristiwa
yang terjadi dan catatlah hasilnya.
 Ukur tegangan dan arus yang mengalir pada rangkaian seperti gambar
berikut
BAB IV

Hasil dan Pembahasan


Praktikum I

Sebelum kami melakukan percobaan kamu melakukan perhitungan skala pada Voltmeter dan
Amperemeter sehingga

 Voltmeter
Kami memilih : 10 Volt
Skala tertinggi : 10 Skala

Sehingga
10 𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 = 10 𝑉
10
𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 = 𝑉
10
1 𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 = 1 𝑉

 Amperemeter
Kami memilih : 50µA
Skala tertinggi : 15 Skala

Sehingga
15 𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 = 50 µ𝐴
50
𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 = µ𝐴
15

1 µ𝐴 = 10−6 A

Pada Praktikum I kami mendapatkan hasil berupa Tabel Arus Listrik dan Beda Potensial.
Beda
Jumlah
No Potensial Kuat Arus (I)
Baterai
(V)
50
1 1 1,6 × 2,4 µ𝐴 = 8,3 . 10−6 𝐴
15
50
2 2 3 × 3,4 µ𝐴 = 11,6 . 10−6 𝐴
15
50
3 3 4,2 × 3,9 µ𝐴 = 13,3 . 10−6 𝐴
15
Lalu, kami melanjutkan Praktikum I dengan Unjuk Kreativitas

Unjuk Kreativitas :
Ulangi praktikum diatas menggunakan hambatan yang nilainya berbeda-beda sebagai
pengganti lampu. Bandingkan hasilnya dengan kegiatan yang dilakukan sebelumnya.

Kami melakukannya dengan Baterai tetap dan lampu yang berbeda, dari hasil
pengamatan praktikum, kami mendapatkan data berupa tabel
No Jumlah V I
Lampu
1 1 3 Baterai 50
4,5 V × 3,9 µ𝐴 = 13,3 . 10−6 𝐴
15
2 2 3 Baterai 50
4,5 V × 3 µ𝐴 = 10 . 10−6 𝐴
15
3 3 3 Baterai 50
4,5 V × 1,5 µ𝐴 = 5 . 10−6 𝐴
15

Praktikum II

Setelah melakukan Praktikum II dengan menggunakan skala yang sama yang tertera diatas, kami
mendapatkan hasil berupa Tabel Nilai Arus dan Tegangan pada Baterai

Jenis Pengamatan V I Lampu


50
2 Baterai Seri 3 × 3,4 µ𝐴 = 11,6 . 10−6 𝐴 1
15
50
2 Baterai Paralel 1,4 × 1,4 µ𝐴 = 4,6 . 10−6 𝐴 1
15
Pertanyaan dan Diskusi
Praktikum 1 :

1. Bagaimana kuat arus listrik yang terbaca pada amperemeter jika baterai ditambahkan?

Dengan menambahkan baterai, Kuat arus yang terbaca pada amperemeter bertambah
seiring dengan bertambahnya baterai.

2. Kesimpulan apa yang dapat Anda ambil berdasarkan praktikum ini?

Setelah mengamati dan memberikan hasil. Bahwa, kuat arus listrik yang terbaca pada
amperemeter berubah ubah pada baterai 1 sampai 3, sebagai penanda lampu tersebut menjadi
lebih terang.

Praktikum 2 :

1. Berapa nilai tegangan setelah dirangkai seri?

Jika dirangkai seri pada 2 baterai bernilai 11,6 µA

2. Berapa nilai tegangan setelah dirangkai paralel?

Jika dirangkai paralel pada 2 baterai bernilai 4,6µA

3. Apa perbedaan yang terjadi pada nyala lampu saat menggunakan tegangan seri dan
paralel?

Pada rangkaian seri, lampu lebih menyala terang daripada paralel karena perbedaan nilai kuat
arus pada rangkaian itu sendiri.

4. Bagaimana kesimpulan dari praktikum ini?

Dari praktikum ini, kami dapat menyimpulkan perbedaan yang menonjol pada kedua rangkaian,
jika lampu dirangkai seri maka kuat arus akan bertambah dengan jumlah baterai dan nyala lampu
lebih terang, dan ketika lampu dirangkai secara paralel justru kuat arus tetap sama dan lampu
pada baterai tidak seterang lampu di rangkaian seri
BAB V

Penutup
5.1. Kesimpulan
Hubungan antara kuat arus, tegangan dam hambatan listrik tersebut mempunyai
hubungan sepeti yang dinyatakan pada hukum Ohm. Nyala lampu pada satu baterai
dengan 2 sampai tiga baterai berbeda tegangannya. Baterai pada rangkaian tidak
selamanya mempunyai kuat arus yang sama ketika disusun seri dan paralel. Pada
rangkaian seri kuat arus bertambah seiring dengan jumlah baterai, sementara paralel
tidak.
5.2. Saran
Sebaiknya, pada Praktikum yang menggunakan alat ukur dipastikan untuk
menghitung skala pada alat ukur lebih teliti lagi.

Daftar Pustaka
Intan Pariwara. 2018. Fisika Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Klaten: Intan
Pariwara.

Rosyid, Muhammad Farchani. 2016. Kajian Konsep Fisika. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan kebudayaan. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Wahyuni, Dina Suci, 2016, Listrik Arus Searah, [online],


http://dinasuciwahyuni.blogspot.com/2016/08/listrik-arus-searah-materi-fisika-
untuk.html, diakses tanggal 1 Agustus 2018)

Wikipedia, Listrik, [Online], (https://id.wikipedia.org/wiki/Listrik, diaskes tanggal 1 Agustus


2018)

Anda mungkin juga menyukai