Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK DINAMIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar
IPA Dosen Pengampu :
Fitri Nuraeni, M. Pd.

Disusun oleh:

Agung Febriyano (2103351)


Fadia Fazilatun Nisa (2103080)
Luthfiannisa Ghessiani (2103187)
Popy Gustini (2103474)
Rangga Sunaryo Prayogo (2102815)

1C PGSD

Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rangkaian Listrik adalah sebuah jalur atau rangkaian sehingga elektron
dapat mengalir dari sumber voltase atau arus listrik. Proses perpindahan
elektron inilah yang kita kenal sebagai listrik. Arah arus listrik yang
mengalir dalam suatu konduktor berasal dari potensial tinggi ke potensial
rendah (berlawanan arah dengan gerak elektron). Lampu merupakan beban
listrik dan sumber listriknya berasal dari baterai. Listrik mengalir melalui
kabel dan saklar berfungsi untuk memutus atau menyambungkan aliran
listrik. Elektron dapat mengalir pada material penghantar arus listrik yakni
konduktor. Oleh karena itu kabel yang dipakai pada rangkaian listrik
karena kabel terbuat dari tembaga yang dapat menghantarkan arus listrik.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang melatarbelakangi praktikum ini, yaitu :
1. Bagaimana caranya untuk membuat suatu rangkaian listrik?
2. Apakah ada keterkaitan antara tegangan dengan kuat arus listrik?
3. Jenis benda apa saja yang dapat disebut sebagai konduktor ataupun
isolator dan apakah sebuah benda memiliki kemampuan untuk
menghantarkan listrik?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui hubungan atau keterkaitan antara tegangan (V) dan
kuat arus (I),
2. Merancang percobaan untuk menguji apakah suatu benda termasuk
konduktor dan isolator,
3. Menyelidiki benda – benda yang dapat menghantarkan listrik dan
yang tidak, dan menjelaskan benda = benda berdasarkan
kemampuannya untuk menghantarkan listrik.
BAB II

KAJIAN TEORI

Listrik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu listrik statis dan listrik dinamis.
Listrik statis (listrik tak mengalir) merupakan bagian dari ilmu listrik yang
mempelajari sifat – sifat muatan listik. Listrik dinamis (listrik mengalir) adalah
kumpulan elektron yang terus menerus mengalir dari satu titik ke titik lainnya.
Arus listrik merupakan gerakan kelompok partikel bermuatan listrik dalam arah
tertentu. Arah dari arus listrik berlawanan dengan arah mengalirnya elektron,
ketentuan arah arus ini hanyalah merupakan sebuah kesepakatan. Arus listrik
sebenarnya adalah aliran partikel bermuatan negatif (elektron bebas). Penentuan
arah arus ini didasarkan pada kesepakatan historis, karena mula-mula dianggap
bahwa adanya arus listrik pada logam itu, disebabkan muatan positif, sedangkan
apa yang sebenarnya bergerak adalah elektron.
Mudah tidaknya suatu arus mengalir pada suatu penghantar dinyatakan
dalam hukum Ohm. Hukum ini berasal dari hasil percobaan George Simon
Ohm(1787-1854) yang menunjukan adanya hubungan antara arus, beda potensial
dan hambatan : ” kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar berbanding lurus
dengan beda potensial antar kedua ujung penghantar tersebut dan berbanding
terbalik dengan hambatannya”. Secara matematis ditulis :
𝑉
𝐼=
𝑅
Keterangan :
I = kuat arus (ampere/ A)
V = beda potensial ( volt/V)
𝑉
R = hambatan (volt/ampereatau Ohm /𝐴 = Ω)

Disebut dengan hukum Ohm dan dalam sistem satuan SI, hambatan dinyatakan
dalam ohm. Berdasarkan hukum diatas satuan hambatan dapat dinyatakan dalam
volt/ampere, dimana I V/A = 1 Ω. Dengan demikian jika beda potensial antara
kedua ujung konduktor adalah 1 volt dan arus yang mengalir = 1 ampere, maka
hambatan dari konduktor itu adalah 1 ohm.
Aliran listrik ditimbulkN oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu
pengantar. Muatan listrik dalam jumlah tertentu yang menembus suatu
penampang dari suatu pemgantar dalam satuan waktu tertentu disebut sebagai
kuat arus listrik.
𝑄
𝐼=
𝑡
Keterangan :
I = kuat arus (ampere/A)
Q = muatan listrik (coulomb/C)
t = waktu (sekon/s)

Dari definisi kuat arus dapat dipahami bahwa makin banyak jumlah
muatan listrik yang bergerak, makin besar pula kuat arusnya. Demikian juga
makin besar luas penampang penghantar makin banyak arus elektron yang
mengalir. Selain karena pengaruh luas penampang kuat arus listrik ditentukan
juga oleh faktor-faktor lainnya seperti beda potensial listrik pada penghantar dan
jenis penghantar
BAB III
METODE

A. Praktikum Pertama
a. Alat dan bahan :
• 3 buah baterai masing – masing 1,5 V
• 3 buah lampu pijar kecil
• Kabel secukupnya
• Amperemeter

b. Langkah Kerja :
1. Buatlah 3 macam rangkaian listrik yaitu rangkaian seri,
rangkaian paralel, dan rangkaian campuran.
2. Lakukanlah percobaan, kemudian catat hasil yang ditunjukkan
amperemeter pada setiap percobaan (a), (b), (c) pada tabel
pengamatan.
3. Selanjutnya buatlah grafik hubungan antara tegangan (V) dan
arus listrik (I)

B. Praktikum kedua
a. Alat dan bahan :
• Satu buah lampu pijar
• Baterai 1,5 V
• Kabel secukupnya
• Uang kertas
• Penjepit kertas
• Uang koin
• Penghapus
• Tangan
• Anjing
• Pensil
b. Langkah kerja :
• Buatlah rangkaian listrik terbuka
• Setelahnya cobalah satu persatu dari jenis bahan yang ada,
misalnya penghapus kemudian sambungkan sehingga
membentuk rangkaian tertutup
• Lalu amatilah lampu tersebut menyala atau tidak, dan bahan
yang digunakan itu merupakan konduktor atau isolator
• Lakukan langkah yang sama pada semua jenis bahan yang ada
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Praktikum pertama

Tabel hasil pengamatan :

Jumlah Baterai Tegangan (V) Kuat Arus (I) Tegangaan /


Kuat Arus (V/I)
1 1,5 0,15 10
2 3 0,30 10
3 4,5 0,45 10

Grafik hubungan antara tegangan (V) dan kuat arus (I) :

Grafik
0.5
0.4
Kuat Arus

0.3
0.2
0.1
0
0 1.5 3 4.5
Tegangan

tegangan/kuat arus

Untuk mengetahui nilai hubungan dari tegangan dan kuat arus maka
𝑉
kita harus menggunakan rumus 𝑅 = 𝐼 .
𝑉 1,5
Data 1 : 𝑅 = = = 10
𝐼 0,15
𝑉 3
Data 2 : 𝑅 = = = 10
𝐼 0,30
𝑉 4,5
Data 3 : 𝑅 = = = 10
𝐼 0,45

Maka dapat kita simpulkan semakin besar tegangan maka grafik akan
menunjukkan kenaikan, Jika tegangan naik dengan kelipatan 1,5 dan
kita hitung ohmnya hasilnya akan seimbang yaitu 10 ohm. Dan
semakin besar tegangan semakin besar juga kuat arus listriknya
B. Praktikum kedua

Tabel hasil pengamatan :

No Bahan Konduktor Isolator Keadaan lampu

Menyala Padam

1. Uang √ √
kertas
2. Penjepit √ √
kertas
3. Uang koin √ √

4. Penghapus √ √

5. Tangan √ √

6. Anjing √ √

7. Pensil √ √
BAB V
KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan aliran listrik tersebut dapat terjadi
jika ada perbedaan ketinggian atau perbedaan energy potensial yaitu positif dan
negative yang ditimbulkan oleh gaya gerak listrik dalam sumber arus listrik,arus
listrik dapat mengalir pada suatu bahan yang bersifat konduktif yaitu bahan yang
didalamnya terdapat banyak muatan electron bebas, sebaliknya isolator
merupakan bahan bukan logam yang sukar memiliki electron bebas.jadi arah arus
listrik yang mengalir dalam suatu konduktor adalah dari potensial tinggi ke
potensial rendah (berlawanan arah dengan gerak electron).kuat arus listrik dapat
dipahami jika makin banyak jumlah muatan listrik (electron) yang bergerak,
makin besar pula kuat arusnya.demikian juga makin besar luas penampang
penghantar makin banyak arus electron yang mengalir.
DAFTAR PUSTAKA

Modul Listrik Dinamis file:///C:/Users/PALAMSY/Downloads/modul-listrik-


dinamis.pdf
LAMPIRAN
Dokumentasi diskusi kelompok :
Dokumentasi hasil praktikum lainnya :

Anda mungkin juga menyukai