A. Latar Belakang
Sering bagi kita untuk berhubungan dengan barang-barang elektronik, seperti televisi,
mesin cuci, kulkas, dan barang elektronik lainnya. Hampir seluruh barang-barang elektronik yang
kita pakai memakai listrik, dan tidak akan ada fungsinya jika tidak dialiri arus listrik. Berbicara
mengenai listrik, kita perlu memahami mengenai rangkaian yang ada di dalamnya.
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui
sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya.
Hukum Ohm berbunyi: “Kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar (hambatan) besarnya
sebanding dengan beda potensial (tegangan) antara ujung-ujung penghantar tersebut”. Hukum
ohm terdiri dari pengertian hambatan, yaitu V = I × R. Sebuah benda penghantar dikatakan
mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas
beda potensial yang dikenakan kepadanya.
Hubungan V = I × R dapat diterapkan pada resistor apa saja. V adalah beda potensial
antara kedua ujung hambatan, I adalah arus listrik yang mengalir didalamnya, dan R sebagai
hambatan. Dalam percobaan ini, kita ingin membuktikan besar dari hambatan. Di percobaan ini
juga kita akan mendeskripsikan hubungan kuat arus dan tegangan yang mengalir pada sebuah
rangkaian listrik.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum ini adalah:
Bagaimana membuktikan besar dari hambatan listrik dengan menggunakan hukum ohm?
Bagaimana hubungan kuat arus listrik terhadap besarnya tegangan (beda potensial)?
C. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
Membuktikan besar hambatan (R) dengan menggunakan hukum ohm.
Mendeskripsikan hubungan kuat arus (I) terhadap besarnya tegangan (V).
D. Dasar Teori
George Simon Ohm merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan hubungan kuat
arus dengan beda potensial ujung-ujung hambatan. Jika ada beda potensial antara dua titik dan
dihubungkan melalui penghantar maka akan timbul arus listrik. (Handayani, 2009).
Ohm menyatakan bahwa setiap beda potensial ujung-ujung resistor R maka arus listrik
yang mengalir juga akan naik. Bila beda potensial dibesarkan sebanyak 2 kali, maka kuat arus
listrik yang mengalir juga menjadi 2 kali semula. Dari teori ini dapat ditunjukkan bahwa beda
potensial sebanding dengan kuat arus listrik yang mengalirinya.
Besar aliran arus dalam kawat tidak hanya bergantung pada tegangan, tetapi juga pada
hambatan yang diberikan kawat. Semakin tinggi hambatan, maka semakin kecil kuat arus I untuk
suatu tegangan V. Kita kemudian dapat mendefinisikan hambatan sehingga arus listrik
berbanding terbalik dengan hambatan. (Suardana, 2007). Agar kesebandingan diatas sama, Ohm
menggunakan konstanta perbandingannya sebesar R (resitivitas = hambatan), sehingga diperoleh
persamaan:
V = I ×R
V
I=
R
V
R=
I
Dengan:
V = Tegangan (volt)
I = Arus Listrik (A)
R = Hambatan (ohm, Ω)
Persamaan (1) disebut sebagai Hukum Ohm, yang menyatakan bahwa: “Tegangan suatu
komponen listrik sebanding dengan kuat arus listrik yang mengalir melalui komponen tersebut,
asalkan R konstan”. Jadi semakin besar tegangan pada ujung-ujung suatu komponen listrik,
semakin besar juga kuat arus yang mengalirinya.
E. Alat Bahan
Adapun alat dan bahan yang diperlukan untuk percobaan ini, yaitu:
a. 1 buah Catu daya
(Sumber Sekolah)
Gambar 5. Multimeter
(Sumber Sekolah)
F. Langkah-langkah Percobaan
1. Menyiapkan serta menyusun alat dan bahan serta instrumen yang digunakan untuk
percobaan Hukum Ohm.
Gambar 7. Alat dan bahan
(Sumber Sekolah)
G. Data Percobaan
H. Daftar Pustaka
Dikaput, Diana. 2016. Hukum Ohm. [Online]. Tersedia dalam
https://www.academia.edu/29568862/HUKUM_OHM/. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2023.
Sa’diyah, Hanifatus. 2015. Laporan Praktikum 5 hukum ohm. [Online]. Tersedia dalam
https://www.academia.edu/16837240/Hukum_Ohm_Prak_Fisika_Dasar/. Diakses pada tanggal
15 Oktober 2023.
Giancoli. D. 2001. Fisika Edisi Kelima Jild II. Jakarta: Erlangga. Pujani, Ni Made.dkk.2016.
Petunjuk Praktikum Laboratorium Fisika 3. Singaraja: UNDIKSHA