Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Fisika

HUKUM OHM

1. Ali Sulton ( 04 / XII MIA E)


2. Cindra Karunia P. ( 08 / XII MIA E)
3. Farhana Maulida H. ( 12 / XII MIA E)
4. Marwah Erni A. ( 20 / XII MIA E)

T.P 2018/2019
SMA Negeri 1 Kebumen

Jalan Mayjen Sutoyo 7, Kebumen 54316, Telepon (0287) 381407


Faks : +62887385012 Email: sma_1_kbm@yahoo.com,
Website: www.sman1kebumen.sch.id

I. Judul Percobaan
Laporan Praktikum Fisika Hukum Ohm
II. Tujuan
1. Siswa dapat mengukur kuat arus listrik dengan menggunakan amperemeter dan
mengukur tegangan listrik dengan menggunakan voltmeter
2. Siswa dapat menentukan hubungan antara kuat arus dan tegangan listrik pada
suatu komponen listrik
3. Siswa dapat menentukan nilai hambatan suatu resistor dengan menggunaakan
hukum Ohm

III.Dasar Teori

3.1. Arus Listrik


Arus listrik dapat didefinisikan sebagai jumlah muatan listrik yang mengalir
tiap satuan waktu. Arus listrik dilambangkan dengan huruf (I) danmemiliki satuan
Ampere (A). Arus listrik merupakan gerakan kelompok partikel bermuatan listrik
dalam arah tertentu. Arah arus listrik yang mengalir dalam suatu konduktor adalah dari
potensial tinggi ke potensial rendah. Satu ampere sama dengan 1 Coulomb dari
elektron melewati satu titik setiap satu detik.

3.2. Tegangan
Tegangan listrik adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian
listrik. Tegangan dinyatakan dalam satuan Volt (V). Besaran dapat mengukur energi
potensial sebuah medan listrik dalam menyebabkan aliran listrik sebuah konduktor
listrik. Perbedaan potensial listrik suatu tegangan dapat dinyatakan sebagai ekstra
rendah, rendah tinggi, atau tinggi ekstra tinggi alat untuk mengukur tegangan adalah
Voltmeter. Pemakaian alat voltmeter dipasang paralel dengan komponen yang akan
diukur beda potensialnya (Sunaryo,2010). Tegangan listik tidak bisa diligat namun
bisa dirasakan dan diukur besarnya. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
V= I x R
Dimana V merupakan tegangan dengan satuan volt (V), I merupakan kuat arus dalam
satuan Ampere, dan R merupakan hambatan dengan satuan ohm.
3.3. Hambatan Listrik
Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen
elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan
dinyatakan dalam satuan ohm dan dilambangkan dengan huruf R. Elektron bebas
cenderung bergerak melewati konduktor dengan beberap derajat pergesekkan atau
bergerak berlawanan. Gerak berlawanan ini yang biasanya disebut dengan hambatan.
Besarnya arus didalam rangkaian adalah jumlah dari energi yang ada untuk
mendorong elektron, dan juga jumlah dari hambatan sebuah rangkaian untuk
menghambat lajunya arus.

3.4. Daya Listrik


Daya listrik adalah kecepatan energi listrik untuk berubah bentukmenjadi energi lain.
Daya listrik juga dapat diartikan sebgai kecepatan energi listrik untuk berubah bentuk.
Satuan daya mekanik dilambangkan dengan huruf P dalam persamaan listrik. Pada
rangkaian arus DC, daya listrik mengalir di manapun medan listrik dan magnet berada
ditempat yang sama.

3.5. Hukum Ohm


Pada dasarnya bunyi hukum ohm adalah “Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui
sebuah penghantar atau konduktor akan berbanding lurus dengan beda
potensial/tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik dengan
hambatan R” Hukum ohm menggambarkan bagaimana arus, tegangan dan tahanan
berhubungan. Hukum ohm dapat diterapkann dalam rangkaian tahanan seri. Tahanan
seri merupakan rangkaian tahanan yang dihubungkan ujung ke ujung atau dalam suatu
rantai.

IV. Alat dan Bahan

1. Amperemeter (1 buah)
2. Voltmeter (1 buah)
3. Reostat (1 buah)
4. Catu daya (1 buah)
5. Lampu (1 buah)
6. Shunt Ampere (1 buah)
7. Shunt Volt (1 buah)
8. Kabel (secukupnya)
9. Hand Lamp (1 buah)

V. Cara Kerja
1. Set peralatan seperti skema alat di bawah ini.
2. Pilihlah tegangan sumber ( power supply) dengan 9 V.
3. Pasanglah shunt ampere pada amperemeter sehingga bisa membaca arus yang
lewat dengan skala yang sesuai.
4. Usahakan agar lampu pada rangkaian menyala dulu dan jarum amperemeter
bergerak searah jarum jam.

5. Setelah lampu menyala dan jarum amperemeter bergerak paralelkan voltmeter


yang telah di pasang shunt volt dengan lampu, sehingga terbentuk rangkaian
seperti di bawah ini.
6. Usahakan jarum voltmeter bergerak searah jarum jam.
7. Ubahlah atau geser rheostat sebanyak 6 kali sehingga diperoleh 6 data dari
amperemeter dan voltmeter. Setiap menggeser reostat nilai amperemeter dan
voltmeter pasti berubah, catatlah data tersebut ke dalam tabel
8. Masukkan data yang diperoleh kedalam tabulasi berikut.

Pergeseran Reostat Kuat arus (ampere) Tegangan (V)


1
2
3
4
5
6

9. a. Buatlah grafik V-I yang diperoleh untuk masing- masing pergeseran reostat.
b. Buatlah grafik I-P yang diperoleh untuk masing- masing pergeseran reostat.

VI. Data Percobaan

Pergeseran Reostat Kuat arus (I) Tegangan (V) Daya (P)


1 0,165 A 0,6 V 0,099 watt
2 0,169 A 0,7 V 0,1183 watt
3 0,17 A 0,8 V 0,136 watt
4 0,175 A 0,9 V 0,1575 watt
5 0,179 A 0,92 V 0,165 watt
6 0,18 A 1V 0,18 watt

VII. Grafik Percobaan

a) Grafik V-I yang diperoleh untuk masing- masing pergeseran reostat.

b) Gafik I-P yang diperoleh untuk masing- masing pergeseran reostat.


VIII. Analisa Data

Dari grafik a) diatas ternyata dapat dilihat bahwa besarnya nilai I sangat
mempengaruhi besarnya nilai V. Nilai I berbanding lurus dengan nilai V. Semakin
besar kuat arus (I) suatu rangkaian listrik maka semakin besar pula tegangan listrik (V)
untuk membuat lampu menyala.

Besarnya nilai R berbanding lurus dengan besarnya nilai Vdan berbanding terbalik
dengan besarnya nilai I. Semakin besar tegangan listrik (V), maka hambatan
penghantar listrik tersebut (R) akan semakin besar. Sebaliknya, semakin besar kuat
arus listrik (I), maka akan semakin kecil hambatan penghantarnya (R).

Hubungan ketiganya sesuai dengan “ Hukum Ohm “, yang berbunyi :

V = I. R
R ; Resistance (Hambatan) dalam satuan Ohm
V: Voltage (Tegangan Listrik) dalam satuan Volt
I: Intensity (Arus Listrik) dalam satuan Ampere

Dari grafik kedua dapat diambil hubungan bahwa Semakin Besar Tegangan (Volt) dan
kuat arus (Ampere),maka semakin Besar Daya (Watt) dan sebaliknya. Daya listrik

P=VxI
P: Power (Daya Listrik) dalam satuan Watt
V: Voltage (Tegangan Listrik) dalam satuan Volt
I: Intensity (Arus Listrik) dalam satuan Ampere
adalah banyaknya energi merupakan dihasilkan maupun digunakan, dalam suatu
rangkaian Listrik, dipengaruhi oleh seberapa besar nilai hambatan (Resistansi), daya
menggunakan satuan Watt.. Hubungan ketiganya dapat di tuliskan secara sistematis
sebagai berikut.

IX. Kesimpulan

X. Daftar Pustaka

XI. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai