HUKUM OHM
T.P 2018/2019
SMA Negeri 1 Kebumen
I. Judul Percobaan
Laporan Praktikum Fisika Hukum Ohm
II. Tujuan
1. Siswa dapat mengukur kuat arus listrik dengan menggunakan amperemeter dan
mengukur tegangan listrik dengan menggunakan voltmeter
2. Siswa dapat menentukan hubungan antara kuat arus dan tegangan listrik pada
suatu komponen listrik
3. Siswa dapat menentukan nilai hambatan suatu resistor dengan menggunaakan
hukum Ohm
III.Dasar Teori
3.2. Tegangan
Tegangan listrik adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian
listrik. Tegangan dinyatakan dalam satuan Volt (V). Besaran dapat mengukur energi
potensial sebuah medan listrik dalam menyebabkan aliran listrik sebuah konduktor
listrik. Perbedaan potensial listrik suatu tegangan dapat dinyatakan sebagai ekstra
rendah, rendah tinggi, atau tinggi ekstra tinggi alat untuk mengukur tegangan adalah
Voltmeter. Pemakaian alat voltmeter dipasang paralel dengan komponen yang akan
diukur beda potensialnya (Sunaryo,2010). Tegangan listik tidak bisa diligat namun
bisa dirasakan dan diukur besarnya. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
V= I x R
Dimana V merupakan tegangan dengan satuan volt (V), I merupakan kuat arus dalam
satuan Ampere, dan R merupakan hambatan dengan satuan ohm.
3.3. Hambatan Listrik
Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen
elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan
dinyatakan dalam satuan ohm dan dilambangkan dengan huruf R. Elektron bebas
cenderung bergerak melewati konduktor dengan beberap derajat pergesekkan atau
bergerak berlawanan. Gerak berlawanan ini yang biasanya disebut dengan hambatan.
Besarnya arus didalam rangkaian adalah jumlah dari energi yang ada untuk
mendorong elektron, dan juga jumlah dari hambatan sebuah rangkaian untuk
menghambat lajunya arus.
1. Amperemeter (1 buah)
2. Voltmeter (1 buah)
3. Reostat (1 buah)
4. Catu daya (1 buah)
5. Lampu (1 buah)
6. Shunt Ampere (1 buah)
7. Shunt Volt (1 buah)
8. Kabel (secukupnya)
9. Hand Lamp (1 buah)
V. Cara Kerja
1. Set peralatan seperti skema alat di bawah ini.
2. Pilihlah tegangan sumber ( power supply) dengan 9 V.
3. Pasanglah shunt ampere pada amperemeter sehingga bisa membaca arus yang
lewat dengan skala yang sesuai.
4. Usahakan agar lampu pada rangkaian menyala dulu dan jarum amperemeter
bergerak searah jarum jam.
9. a. Buatlah grafik V-I yang diperoleh untuk masing- masing pergeseran reostat.
b. Buatlah grafik I-P yang diperoleh untuk masing- masing pergeseran reostat.
Dari grafik a) diatas ternyata dapat dilihat bahwa besarnya nilai I sangat
mempengaruhi besarnya nilai V. Nilai I berbanding lurus dengan nilai V. Semakin
besar kuat arus (I) suatu rangkaian listrik maka semakin besar pula tegangan listrik (V)
untuk membuat lampu menyala.
Besarnya nilai R berbanding lurus dengan besarnya nilai Vdan berbanding terbalik
dengan besarnya nilai I. Semakin besar tegangan listrik (V), maka hambatan
penghantar listrik tersebut (R) akan semakin besar. Sebaliknya, semakin besar kuat
arus listrik (I), maka akan semakin kecil hambatan penghantarnya (R).
V = I. R
R ; Resistance (Hambatan) dalam satuan Ohm
V: Voltage (Tegangan Listrik) dalam satuan Volt
I: Intensity (Arus Listrik) dalam satuan Ampere
Dari grafik kedua dapat diambil hubungan bahwa Semakin Besar Tegangan (Volt) dan
kuat arus (Ampere),maka semakin Besar Daya (Watt) dan sebaliknya. Daya listrik
P=VxI
P: Power (Daya Listrik) dalam satuan Watt
V: Voltage (Tegangan Listrik) dalam satuan Volt
I: Intensity (Arus Listrik) dalam satuan Ampere
adalah banyaknya energi merupakan dihasilkan maupun digunakan, dalam suatu
rangkaian Listrik, dipengaruhi oleh seberapa besar nilai hambatan (Resistansi), daya
menggunakan satuan Watt.. Hubungan ketiganya dapat di tuliskan secara sistematis
sebagai berikut.
IX. Kesimpulan
X. Daftar Pustaka
XI. Lampiran