I. Tujuan:
Mengukur panjang gelombang untuk menentukan cepat rambat gelombang pada tali.
II. Alat dan Bahan:
Ada beberapa alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam percobaan melde
a. Penggetar / Vibrator
b. Katrol
c. Beban Gantung
d. Mistar
e. Tali dengan 3 jenis yang berbeda
Grafik hubungan antara tegangan tali (F) dengan kuadrat kecepatan (v2)
2.5
1.5
0.5
0
Category 1 Category 2 Category 3 Category 4 Category 5
Data hasil percobaan untuk mengembangkan hubungn antara cepat rambat dengan tegangan tali
Jarak
𝑚 Panjang Cepat
Massa Panjang Simpul Frekunsi
No µ= Gelombang Rambat V2
Tali (kg) Tali (m) 𝐿 ke (Hz)
(m) (m/s)
Simpul
1 44x10-4 1,3 183x10-5 0,17 0,34 50 3,8 14,77
2 52 x10-4 1,51 34x10-2 0,14 0,29 50 12,05 145,2
3 75 x10-4 1,86 405x10-5 0.81 1,6 50 11,10 123,3
0
Category 1 Category 2 Category 3
V. Pembahasan
Penggetar vibrator yang dihubungkan ke sumber tegangan listrik dapat membentuk gelombang
stasioner pada tali.
Membuktikan kebenaran dari teori jika ujung tali yang digetarkan atau digerakan keatas-
kebawah maka akan terjadi gelombang transversal yang akan merambat keujung yang lain
Disebabkan karena gelombang dipantulkan pada katrol maka gelombang tersebut akan
dipantulkan kembali ke arah awal dan menyebabkan gelombang stasioner
Analisis Data
1. Dari data yang diperoleh, kecenderungan apa yang dapat ditafsirkan pada massa beban
dan cepat rambat gelombang ?berikan alasan !
Apabila massa beban ditambahkan maka panjang gelombang pun bertambah. Hal ini
membuktikan bahwa semakin berat beban yang dipakai maka semakin panjang pula
gelombang yang terbentuk. Bila panjang gelombang semakin besar maka akan
menyebabkan cepat rambat gelombang akan bertambah.
2. Berdasarkan grafik hubungan antara F dan V2.hubungan apa yang terdapat antara kedua
besaran ? bagaimanakah perkiraan rumusan atau formula yang sesuai ?
Apabila tegangan tali semakin besar maka cepat rambat gelombang juga akan
semakin besar, hal ini dikarenakan tegangan tali berbanding lurus dengan cepat
rambat gelombang.
Rumus : v = F x ʎ
3. Dari data yang diperoleh, kecenderungan apa yang dapat ditafsirkan pada jenis tali dan
cepat rambat gelombang ? berikan alasan !
Apabila semakin panjang tali yang digunakan maka kecepatannya akan semakin
cepat, hal itu karena panjang tali berpengaruh terhadap rapat massa linear tali.
Dalam hokum melde rapat massa linear tali berbanding terbalik dengan panjang tali
sehingga apabila talinya semakin panjang maka rapat talnya semakin kecil karena v2
berbanding dengan F.
4. Berdasarkan grafik hubungan antara m dan v2, hubungan apa yang terdapat diantara
kedua besaran itu ? bagaimanakah perkiraan rumusan yang sesuai ?
v2= ʎ
5. Andaikan rumus yang diperoleh pada nomor 2 dan 4 digabungkan, rumusan atau formula
apakah yang dapat dituliskan ?
v = v2
Fxʎ=ʎ
𝒂
𝑭=
𝒂
F=mxg
VI. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Hubungan antara tegangan tali dengan cepat rambat gelombang pada tali adalah
berbanding lurus sehingga semakin besar tegangan tali maka semakin besar cepat
rambat gelombang
2. Hubungan antara jenis tali dengan cepat rambat gelombang pada tali adalah berbanding
lurus sehingga semakin besar massa per satuan panjang tali maka semakin besar cepat
rambat gelombang
3. Dengan demikian cepat rambat gelombang pada tali tergantung pada panjang
gelombang, massa tali, massa beban, panjang tali.
I. Tujuan:
Mempelajari hubungan kuat arus, tegangan dan hambatan total pada rangkaian hambatan yang
tersusun secara parallel.
1 2,8 V 2,8 V 2,8 V 0,054 A 0,078 A 0,001 A 0,132 A 0,0193 Ω 0,0278 Ω 0,0003 Ω 0,0471 Ω
2 5,8 V 5,8 V 6V 0,1 A 0,16 A 0,02 A 0,26 A 0,0172 Ω 0,0276 Ω 0,0033 Ω 0,0448 Ω
3 8,8 V 8,8 V 8,8 V 0,16 A 0,24 A 0,03 A 0,4 A 0,1818 Ω 0,0272 Ω 0,0034 Ω 0,209 Ω
V. Analisi Data
1. Bagaimanakah pendapat anda mengenai Vtot dengan V1 dan V2, itot dengan (i1 + i2) dan
1/Rtot dengan (1/R1 + 1/R2) ?
Vtot = V1 = V2 itu konstan karena pada rangkaian parallel terdapat beberapa
hambatan yang dirangkai secara parallel dan dihubungkan dengan sumber listrik
maka masing-masing ujung-ujung hambatan tersebut memiliki beda potensial yang
sama. Arus pada parallel yang melalui resistor berbeda karena muatan terkuras keluar
titik awal, maka arus total = jumlah kedua arus (I1 + I2)
2. Tuliskan persamaan hambatan pengganti atau hambatan total dari rangkaian tersebut !
V = V1 = V2 = V3
I = I1 + I2 + I3
𝟏 𝟏 𝟏
= +
𝑹𝒑 𝑹 𝟏 𝑹𝟐
VI. Kesimpulan
1. Pada rangakaina parallel berlaku bahwa beda potensial (v) yang mengalir pada masing-
masinghambatan adalah sama besar, sedangkan kuat arus sumber (Is) akan terbagi
padamasing-masing hambatan.
2. Untuk mengukur kuat arus listrikdipergunakan ampermeter yang harusdisusun secara
paralel dengan hambatan yangakan diukur kuat arusnya.
C. RANGKAIAN HAMBATAN SERI
Satuan hambatan adalah ohm (simbol Ω) yaitu jumlah hambatan antara dua titik dalam
sebuah rangkaian ketika tegangan antara kedua titik adalah 1 volt dan arus 1 ampere. Secara
umum, rangakain hambatan terbagi menjadi dua bagian, yaitu rangakaian hambatan seri dan
rangakaian hambatan paralel.
b. Rangkaian Hambatan Seri
Rangkaian hambatan seri adalah rangkaian hambatan yang hanya memiliki sebuah lintasan
arus tunggal diantara titik- titik dari elemen-elemen rangkaian yang di sambungkan. Ketika dua
atau lebih resistor dihubungkan dari ujung keujung maka dapat dikatan sebagai rangkaian
hambatan seri.
I. Tujuan:
Mempelajari hubungan kuat arus, tegangan dan hambatan total pada rangkaian hambatan yang
tersusun secara Seri.
V1 V2 Vtot I1 I2 I tot
No (volt) (volt) (volt) V1+V2 (ampere) (ampere) (ampere) R1=V1/I1 R2=V2/I2 Rtot=Vtot/Itot R1+R2
15x103
1 1V 2V 3V 3V 2x10-4 A 2x10-4 A 2x10-4 A 5x103 Ω 104 Ω 15x103 Ω Ω
15x103
2 2V 4V 6V 6V 4x10-4 A 4x10-4 A 4x10-4 A 5x103 Ω 104 Ω 15x103 Ω Ω
15x103
3 3V 6V 9V 9V 6x10-4 A 6x10-4 A 6x10-4 A 5x103Ω 104 Ω 15x103 Ω Ω
V. Analisi Data
1. Bagaimanakah pendapat anda mengenai Vtot dengan V1 dan V2, itot dengan (i1 + i2) dan
1/Rtot dengan (R1 + R2) ?
Pada rangkaian ini hambatan disusun secara sejajar dan tidak memiliki cabang pada
rangkaiannya, sehingga kuat arus listrik yang mengalir pada rangkaian seri sama
besar tetapi memiliki beda potensial yang berbeda disetiap hambatannya dan jumlah
seluruh beda potensial pada hambatan yang keluar = beda potensial pada hambatan
yang masuk
2. Tuliskan persamaan hambatan pengganti atau hambatan total dari rangkaian tersebut !
I = I1 + I2
V = V1 + V2
Rs = R1 + R2
VI. Kesimpulan
Kesimpulan yang kami dapat adalah:
1. Sesuai dengan konsep hukum Ohm,semakin besar hambatan pada rangakain serimaka
akan semakin besar beda potensialnya.
2. Pada rangakaina seri berlaku bahwa kuat arus (I) yang mengalir pada masing-masing
hambatan adalah sama besar, sedangkan beda potensial sumber (Vs) akan terbagi pada
masing-masing hambatan.
3. Untuk mengukur kuat arus listrik dipergunakan ampermeter yang harus disusun secara
seri dengan hambatan yang akan diukur kuat arusnya.
4. Sedangkan untuk mengukur beda potiansial dipergukan voltmete
D. HUKUM OHM
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah
penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensialnya yang diterapkan. Sebuah benda
penghantar dikatakan mematuhi hukum ohm apabila nilai resistensinya tidak bergantung
terhadap besar dan polaritas beda potensialnya yang dikenakan. Walaupun pernyataan ini tidak
selalu berlaku untuk semua jenis penghantar, namun istilah “hukum” tetap digunakan dengan
alasan sejarah.
Secara matematis hukum oh diekspresikan dengan persamaan:
V I .R
Dimana,
I adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan ampere, V adalah
tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan volt, dan R adalah nilai
hambatan listrik(resistensi) yang terdapat pada suatu penghantar dalam satuan ohm. Hukum ini
dicetuska oleh Georg Simon Ohm, seorang ilmuwan fisikawan dari Jerman pada tahun 1825 dan
dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit Investigated
Mathematically pada tahun 1827.
I. TUJUAN :
Mempelajari hubungan anatra tegangan dan kuat arus yang mengalir dalam sebuah rangkaian.
2 61 61 6,1
10 6,1 0,1 0,061 100
100 100 0,061
3 85 85 8,5
108,5 0,1 0,085 100
10 100 0,085
9
8
7
6
5
4 Series
3 1
2 Series
2
1
0
Category 1 Category 2 Category 3 Category 4