Anda di halaman 1dari 11

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK

MODUL 1
JUDUL EKSPERIMEN Pengukuran Tegangan Menggunakan Voltmeter dan
Ammeter
NAMA / NPM Theofylus Harianto Putra / 220611769
Bernadetta Fitya Halawa / 220611770
Silvester Pierre Marendra Putra / 22011778
Dewi Olivia Sihotang / 220612072
Muhammad Rifqi Fauzi / 220612089
KELAS / KELOMPOK H/4
DOSEN F. Edwin Wiranata, S.Pd., M.Sc.
SEMESTER GENAP 2022-2023
ASISTEN Irrine Carolline S. A.

A. Tujuan Eksperimen
Eksperimen dari pengukuran tegangan menggunakan voltmeter dan ammeter bertujuan
supaya mahasiswa dapat mengukur tegangan dalam suatu rangkaian melalui dua titik, dan
menghubungkan baterai secara seri, serta memahami ggl dan kaitannya dengan tegangan
rangkaian tertutup. Selain itu mahasiswa diharapkan untuk memahami perbedaan cara
menggunakan voltmeter dan ammeter, serta dapat menggunakan ammeter untuk
mengukur arus dalam suatu rangkaian, dan menentukan besar hambatan lampu pada
rangkaian tak bercabang.

B. Konsep dan Teori


Rangkaian listrik merupakan kumpulan dari elemen-elemen atau listrik yang dimana bisa
dihubungkan secara seri maupun paralel dan mempunyai paling sedikit satu rangkaian
tertutup. Bertepatan didalam praktikum ini kami telah menggunakan dua rangkaian listrik
yang berbeda yaitu rangkaian listrik paralel dan juga seri. Di dalam suatu rangkaian pasti
adanya tegangan listrik, hambatan listrik, dan arus listrik.(Asran,2014.)
Tegangan listrik atau biasa orang mengenalnya dengan voltage itu sendiri merupakan
gerakan atau kerja yang dilakukan bertujuan untuk menggerakan satu muatan dari
komponen satu kutub ke kutub lainnya. Tegangan memiliki satuan yaitu volt (V)
Dalam rangkaian listrik memiliki kuat arus listrik yang merupakan kecepatan muatan listrik
yang mengalir terhadap waktu. Arus listrik mempunyai simbol sama dengan halnya dengan
tegangan yang memiliki simbol, simbol arus listrik adalah (I) yang berasal dari bahasa
prancis yaitu Intensite yang berarti muatan yang bergerak. Besar kuat arus listrik di dalam
rangkaian listrik memiliki nilai yang sama besar (I masuk = I Keluar) baik itu di rangkaian
listrik seri dan paralel, karena jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik cabang
akan sama dengan jumlah kuat arus yang meninggalkan titik itu (Hukum I
Kirchhoff).(Siswanto,J et,al,2018.) Maka persamaan hukum I Kirchhoff sebagai berikut.
I =I +I (1.1)
Di suatu rangkaian listrik suatu besaran tegangan pasti dipengaruhi kuat arus dan
hambatan, hambatan dari suatu rangkaian merupakan besaran suatu objek yang
menentang suatu aliran arus listrik. Hambatan listrik ini memiliki simbol yaitu (Ω) ohm.
Dalam praktikum pengukuran tegangan menggunakan voltmeter dan ammeter, rumus
yang digunakan hanya persamaan seperti berikut.(Sundaygara, C et,al,2018)
V = ԑ - IR (1.2)
Vab = IR (1.3)
yang dimana V dan Vab merupakan Tegangan, ԑ merupakan gaya gerak listrik (GGL), I
merupakan kuat arus dan R adalah hambatan.

C. Metode
Langkah yang pertama adalah menyiapkan alat, yaitu baterai ukuran D, pemegang baterai,
lampu 2,5 V, 0,5 A, saklar SPST, pemegang lampu, jepit buaya bersoket, kabel penghubung,
dan multimeter digital. Kemudian menyusun rangkaian yang terdiri 1 baterai, 1 saklar, dan
1 lampu secara paralel. Berikutnya mengukur tegangan baterai dan tegangan lampu saat
rangkaian terbuka dan tertutup menggunakan multimeter digital. Lalu menambah 1
sumber baterai pada rangkaian dan disusun secara seri. Selanjutnya mengukur tegangan
baterai dan lampu pada saat rangkaian terbuka dan tertutup.
Kemudian memindahkan multimeter digital antara baterai dan lampu untuk mengukur
arus pada rangkaian tertutup dan terbuka, serta mengukur tegangan menggunakan
multimeter digital lainnya. Lalu lakukan percobaan yang sama diantara lampu dengan
saklar, dan baterai dengan saklar. Setelah semua data diperoleh, proses selanjutnya adalah
membuat dan menyusun jurnal praktikum.
Gambar 1.2. Diagram alir Percobaan 1
Gambar 1.3. Diagram alir Percobaan 2
D. Hasil dan Pembahasan
Percobaan pertama dilakukan dengan mengukur tegangan dari sebuah rangkaian yang
terdiri dari multimeter, lampu, dan saklar yang diberi tegangan dari 1 baterai dan 2 baterai.
Adapun hasil dari percobaan pertama dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Tabel Tegangan Baterai dan Lampu

Bahan Yang 1 Baterai 2 Baterai


Diukur Saklar Terbuka Saklar Tertutup Saklar Terbuka Saklar Tertutup
Baterai 1,5 V 1,37 V 3V 2,64 V
Lampu 0V 1,31 V 0V 2,62 V

Berdasarkan Tabel 1.1, dapat diperhatikan perbedaan tegangan yang terjadi pada baterai
dan lampu ketika saklar dibuka dan ditutup pada masing-masing jumlah baterai yang
digunakan. Pada percobaan rangkaian dengan 1 baterai, didapatkan hasil pengukuran
tegangan pada baterai dan lampu ketika saklar terbuka secara berturut-turut adalah 1,5 V
dan 0 V, sedangkan hasil pengukuran tegangan pada baterai dan lampu ketika salar
tertutup secara berturut-turut adalah 1,37 V dan 1,31 V. Kemudian pada percobaan
rangkaian dengan 2 baterai, didapatkan hasil pengukuran tegangan pada baterai dan
lampu ketika saklar terbuka secara berturut-turut adalah 3 V dan 0 V, sedangkan hasil
pengukuran tegangan pada baterai dan lampu ketika salar tertutup secara berturut-turut
adalah 2,64 V dan 2,62 V. Berdasarkan tabel 1.1 ini pula didapatkan bahwa ggl baterai pada
rangkaian 2 baterai seri memiliki ggl yang 2 kali lebih besar daripada ggl baterai pada
rangkaian 1 baterai. Terlepas dari perbedaan hasil pengukuran tegangan pada kedua
rangkaian, percobaan rangkaian dengan 1 baterai dan 2 baterai memiliki kesamaan dalam
perubahan tegangan pada baterai dan lampu pada masing-masing rangkaian, yaitu
tegangan baterai ketika saklar terbuka lebih besar daripada tegangan baterai ketika saklar
tertutup, sedangkan tegangan lampu ketika saklar terbuka tidak memiliki tegangan sama
sekali dan akan memiliki nilai tegangan ketika saklar tertutup. Pada baterai, nilai tegangan
baterai berkurang ketika saklar ditutup karena baterai menjadi terhambat dan terbebani,
sehingga baterai juga memiliki nilai hambatan yang membuat nilai tegangan baterai
berkurang. Sesuai dengan konsep persamaan 1.2 yang menunjukkan bahwa tegangan
baterai saat saklar tertutup merupakan hasil dari ggl (tegangan baterai ketika saklar
terbuka) yang dikurangi dengan arus yang dikalikan dengan hambatan, maka ketika ada
hambatan, tegangan baterai saat saklar ditutup lebih kecil daripada tegangan baterai saat
saklar terbuka (ggl). Kemudian pada lampu, ketika saklar tertutup, tegangan lampu yang
awalnya tidak memiliki nilai menjadi memiliki nilai setelah diukur. Hal ini terjadi karena
ketika saklar yang ditutup, maka tegangan dan arus listrik akan mengalir dari baterai ke
lampu, sehingga lampu menerima tegangan dari arus listrik yang mengalir membuat lampu
menyala. Tentu saja percobaan rangkaian 2 baterai membuat lampu menyala lebih terang
karena tegangan dan arus listrik yang diterima lampu lebih besar daripada besar tegangan
dan arus listrik yang dihasilkan dari rangkaian 1 baterai. Hal tersebut sesuai dengan
persamaan 1.3, dimana tegangan dan arus listrik sebanding, sehingga semakin besar
tegangannya, semakin besar arus listriknya; semakin besar beda potensial antara baterai
dan lampu, semakin besar kuat arusnya.

Setelah percobaan pertama selesai, kemudian praktikum dilanjutkan dengan percobaan


kedua yang dilakukan dengan mengukur tegangan baterai dan kuat arus. Adapun hasil
pengukuran dari percobaan kedua dengan rangkaian tertutup dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2. Tabel Tegangan Baterai dan Kuat Arus Rangkaian

No Letak Ammeter Kuat Arus Tegangan Baterai


1 Antara baterai dan lampu 0,36 A 1,33 V
2 Antara lampu dan saklar 0,36 A 1,32 V
3 Antara saklar dan baterai 0,36 A 1,31 V

Berdasarkan Tabel 1.2, dapat diperhatikan bahwa pada setiap rangkaian, kuat arus yang
mengalir bernilai sama, yaitu 0,36 A yang diukur menggunakan multimeter. Adapun setiap
rangkaian memiliki besar tegangan baterai yang berbeda. Ammeter yang dirangkai di
antara baterai dan lampu memiliki tegangan sebesar 1,33 V. Ammeter yang dirangkai di
antara lampu dan saklar memiliki tegangan sebesar 1,32 V. Adapun pada rangkaian
terakhir dengan ammeter yang dirangkai di antara saklar dan baterai memiliki tegangan
sebesar 1,31 V. Secara teori, seharusnya nilai kuat arus dan tegangan antar rangkaian
seharusnya sama, karena 3 rangkaian yang disusun merupakan rangkaian seri dengan
komponen yang sama, hanya berbeda urutan rangkaian. Suatu rangkaian yang tersusun
secara seri akan dialiri arus listrik yang terdistribusi rata sesuai dengan hambatan yang
dimiliki masing-masing komponen karena rangkaian seri hanya mengalir satu arah untuk
mengalirkan arus listrik, maka jika ada rangkaian seri yang diubah-ubah urutan
rangkaiannya tanpa mengubah komponen, setiap komponen tersebut akan memiliki nilai
kuat arus listrik yang sama dengan rangkaian sebelumnya. Hal tersebut membuktikan
persamaan 1.1, dimana jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik cabang akan sama
dengan jumlah kuat arus yang meninggalkan titik itu. Akan tetapi pada percobaan kedua
ini didapatkan hasil yang tidak tepat dengan teori pada pengukuran tegangan. Hal ini
disebabkan oleh kesalahan praktikkan yang kurang memperhatikan langkah praktikum
yang benar, dimana praktikkan tidak mengatur probe pengukur dengan benar, sehingga
probe pengukur tegangan baterai bisa dikatakan tidak stabil atau kurang pas,
menyebabkan hasil pengukuran voltmeter kurang akurat. Oleh karena itu, untuk mencari
nilai hambatan lampu, praktikkan menggunakan tegangan yang bernilai 1,32 V dengan
pertimbangan V= 1,32 V merupakan data rata-rata tegangan baterai sekaligus tegangan
dengan nilai tengah di antara 1,31 V dan 1,33 V dalam data yang didapatkan. Dalam
percobaan ini, didapatkan juga besar tegangan baterai saat rangkaian terbuka (ggl) sebesar
ԑ = 1,45 V. Dengan data yang sudah didapatkan, hambatan lampu (R) dapat dicari
menggunakan persamaan 1.2 dengan perhitungan sebagai berikut.
V = ԑ - IR
1,32 V = 1,45 V – (0,36 A) (R)
1,32 V-1,45 V
R=
-0,36 A
-1,33 V
R=
-0,36 A

R = 0,361 Ω

E. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum percobaan pertama, didapati bahwa tegangan baterai dari
rangkaian 1 baterai bernilai 1,5 V, sedangkan tegangan baterai dari rangkaian 2 baterai seri
bernilai 3 V. Setelah rangkaian ditutup, tegangan baterai dari kedua tegangan berkurang
nilainya, membuktikan persamaan 1.2 di mana nilai ggl lebih besar daripada nilai tegangan
baterai dengan saklar tertutup akibat adanya beban tegangan lampu dan baterai. Selain
itu, pada percobaan pertama didapati bahwa rangkaian 2 baterai seri membuat lampu
menyala lebih terang daripada rangkaian 1 baterai karena tegangan dan arus listrik yang
diterima lampu lebih besar daripada besar tegangan dan arus listrik yang dihasilkan dari
rangkaian 1 baterai. Dari praktikum ini pula praktikkan dapat membedakan cara
menggunakan ammeter dan voltmeter, yaitu jenis rangkaian yang digunakan, dimana
untuk mengukur arus listrik dengan ammeter adalah merangkai rangkaian secara seri,
sedangkan untuk mengukur tegangan dengan voltmeter adalah merangkai rangkaian
secara paralel. Dalam percobaan kedua, praktikkan mendapati bahwa rangkaian yang
tersusun secara seri akan dialiri arus yang hanya mengalir satu arah untuk mengalirkan
arus listrik, maka setiap komponen tersebut akan memiliki nilai kuat arus yang sama satu
sama lain. Kemudian praktikkan juga menghitung hambatan lampu dalam rangkaian
percobaan kedua menggunakan persamaan 1.2 dan menghasilkan nilai hambatan sebesar
0,361 Ω.

F. Referensi
Asran. (2014). Rangkaian Listrik. Aceh: Universitas Malikussaleh
Sundaygara, C., Pranata, K, B., Sayadi, M. (2018). Materi Listrik Magnet. Malang: MNC
Siswanto, J., Susantini, E., Jatmiko, B., (2018). Fisika Dasar Seri: Listrik Arus searah dan
kemagnetan. Semarang: UPGRIS press
G. Lampiran
Lampiran 1. Tegangan Baterai Rangkaian Lampiran 2. Tegangan Lampu Rangkaian
Terbuka Terbuka

Lampiran 3. Tegangan Baterai Rangkaian Lampiran 4. Tegangan Lampu Rangkaian


Tertutup Tertutup

Lampiran 5. Tegangan 2 Baterai Lampiran 6. Tegangan Lampu Rangkaian


Rangkaian Terbuka Terbuka
Lampiran 7. Tegangan Lampu Rangkaian Lampiran 8. Tegangan Baterai Rangkaian
Tertutup Tertutup

Lampiran 9. Kuat Arus Antara Baterai Lampiran 10. Tegangan Antara Baterai dan
dan Lampu Lampu Rangkaian Tertutup

Lampiran 11. Tegangan Antara Baterai Lampiran 12. Kuat Arus antara Lampu dan
dan Lampu Rangkaian Terbuka Saklar Rangkaian Tertutup

Lampiran 13. Tegangan Antara Lampu Lampiran 14. Kuat Arus Antara Baterai dan
dan Saklar Rangkaian Tertutup Saklar Rangkaian Tertutup
Lampiran 15. Tegangan Antara Baterai
dan Saklar Rangkaian Tertutup

Nilai Paraf Paraf

Asisten Dosen

Anda mungkin juga menyukai