Anda di halaman 1dari 60

JOBSHEET 2

”HUKUM OHM DAN HUKUM KIRCHOFF”

Nama : ARDIANSYAH

No. BP : 2001031039

Kelas : 1B D3 Teknik Listrik

Tanggal Pratikum :

Instruktur :

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK

2020/2021
BAB I

TUJUAN

I. HUKUM OHM
Selesai percobaan praktikum diharapkan dapat :
1.1.Membuktikan kebenaran hukum ohm dengan percobaan
1.2.Menganalisa hubungan antara tegangan dan arus listrik
pada suatu tahanan tertentu
1.3.Menganalisa hubungan antara arus dan tahanan pada
tegangan tertentu
1.4.Menggambar grafik tegangan fungsi arus pada 5 buah
tahanan yang berbeda

II. HUKUM KIRCHOFF


Selesai percobaan praktikum diharapkan dapat :
2.1.Membuktikan kebenaran hukum KIRCHOFF I dengan
percobaan
2.2.Menentukan harga arus yang mengalir pada suatu
cabang,bila cabang yang lain diketahui harganya
2.3.Membuktikan kebenaran hukum KIRCHOFF II dengan
percobaan
BAB II

PENDAHULUAN

I. HUKUM OHM
Ohm adalah suatu satuan tahanan listrik yang sering ditulis
dengan simbol ꭥ . Dalam suatu rangkaian listrik,hukum
ohm menyatakan hubungan antara tegangan,arus dan
tahanan yang dirumuskan sebagai berikut :

R=
Dimana :
R = Resistor/tahanan (ꭥ )
V = Tegangan yang diberikan pada tahanan (Volt)
I = Arus yang mengalir pada tahanan (Ampere)

Hukum ohm berbunyi,”kuat arus dalam suatu rangkaian


berbandingan lurus dengan tegangan pada ujung-ujung
rangkaian dan berbanding terbalik dengan hambatan
rangkaian”.
Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum ohm
apabila nilai resistensinya tidak bergantung terhadap besar
dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya.
Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua
jenis penghantar,tetapi istilah “hukum” tetap digunakan
dengan alasan sejarah.
Hukum ohm dinamai dari ahli fisika Jerman,Georg Simon
Ohm (1787-1854) pada tahun 1825 dan dipublikasikan pada
sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit
Investigated Mathematically pada tahun 1827

II. HUKUM KIRCHOFF


Hukum kirchoff ada dua yaitu hukum kirchoff I yang
membahas tentang arus listrik dan hukum kirchoff II
tentang tegangan listrik.
Hukum kirchoff I menyatakan bahwa jumlah aljabar arus
yang menuju ke satu titik cabang adalah nol ( = 0).
Dalam perjanjian arus yang arahnya masuk ke suatu titik
diberi tanda positif,sedangkan yang keluar diberi tanda
negatif.
Hukum kirchoff II menyatakan bahwa jumlah aljabar
tegangan pada suatu rangkaian tertutup adalah nol ( =0).
Dalam mengunakan hukum kirchoff II ini kita memberikan
tanda polaritas positif pada tahanan diarah datangnya arus.

Hukum kirchoff ini dalam pemakaiannya digunakan pada


analisa rangkaian listrik,analisa rangkaian
elektronika,perencanaan instalasi dan sebagainya.

Hukum kirchoff adalah dua persamaan yang berhubungan


dengan arus dan tegangan atau beda potensial dalam suatu
rangkaian. Hukum kirchoff pertama kali diperkenalkan oleh
seorang ahli fisika jerman yang bernama Gustav Robert
Kirchoff (1824-1887) pada tahun 1845.

Hukum kirchoff I dikenal sebagai hukum percabangan


(junction rule),karena hukum ini memenuhi kekekalan
muatan. Hukum ini diperlukan untuk rangkaian yang
multisimpal yang mengandung titik-titik percabangan
ketika arus mulai terbagi. Pada keadaan tunik,tidak ada
akumulasi muatan listrik pada setiap titik dalam rangkaian.
Dengan demikian,jumlah muatan yang masuk di dalam
setiap titik akan meninggalkan titik tersebut dengan jumlah
yang sama.
Secara umum rumus hukum kirchoff I dapat dituliskan
sebagai berikut :

ebag a gruae

Hukum kirchoff II juga sering disebut sebagai hukum


simpal (loop rule),karena pada kenyataannya beda potensial
diantara dua titik percabangan dalam suatu rangkaian pada
keadaan tunak adalah konstan. Hukum ini merupakan bukti
dari adanya hukum konservasi energi. Misal suatu muatan
Q pada sembarang titik dengan potensial V,dengan
demikian energi yang dimiliki oleh muatan tersebut adalah
QV. Selanjutnya,jika muatan mulai bergerak melewati
simpal tersebut,maka muatan yang tadi akan mendapatkan
tambahan energi atau kehilangan sebagian energinya saat
melalui resistor baterai atau elemen lainnya. Namun saat
kembali ke titik awalnya,energinya akan kembali menjadi
QV.
Secara umum,hukum kirchoff II dapat dirumuskan :

th a
BAB III

PERALATAN YANG DIGUNAKAN

I. HUKUM OHM

Alat yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Sumber tegangan DC : ACCU 9 V


2. Tahanan (ꭥ ) /5 : 47, 100, 220, 470, 680
3. Volt meter DC :1 buah
4. Ampere meter DC :1 buah
5. Papan percobaan
6. Kabel penghubung

II. HUKUM KIRCHOFF

Alat yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Sumber tegangan DC : ACCU 12 V; Baterai 9 v


2. Tahanan (ꭥ )/5 : 82, 100, 150, 1K2, 1K8, 3K3
3. Volt meter DC : 3 buah
4. Ampere meter DC : 3 buah
5. Papan percobaan
6. Kabel penghubung
BAB IV

LANGKAH KERJA

I. HUKUM OHM

4.1. meneliti semua peralatan sebelum digunakan


4.2. membuat rangkaian seperti gambar I.1

4.3. melakukan penelitian dengan gambar I.1

II. HUKUM KIRCHOFF

4.1. membuat rangkaian seperti gambar II.1

4.2. melakukan pengamatan sesuai dengan tabel II.1


4.3. mengubah rangkaian diatas menjadi gambar II.2

4.4. melakukan pengamatan sesuai dengan tabel II.2

4.5. membuat rangkaian sesuai dengan gambar II.3

4.6. melakukan pengamatan sesuai dengan tabel II.3.a dan

II.3.b
BAB V

TUGAS DAN PERTANYAAN

I. HUKUM OHM
5.1. Gambarkan grafik tegangan fungsi arus dari data
percobaan

Jawaban : untuk R = 100 ohm

5.2. Jelaskan hubungan antara tegangan dan arus listrik


pada tahanan konstan

Jawaban : terdapat pada bab analisa


5.3.Jelaskan hubungan antara arus listrik dan tahanan
pada tegangan yang konstan

Jawaban : terdapat pada bab analisa

5.4.Bandingkan hasil percobaan dengan teori

Jawaban : terdapat pada bab analisa

II. HUKUM KIRCHOFF

5.1. jelaskan maksud percobaan pada :

a. gambar II.1
b. gambar II.2
c. gambar II.3
jawaban : terdapat pada bab analisa
5.2. sesuaikan percobaan yang telah saudara lakukan dengan teori

Jawaban : terdapat pada bab analisa

5.3. mengapa ketika baterai V2 dibalik polaritasnya menyebabkan


perubahan penunjukan

Jawaban : timbulnya gejala hukum kirchoff pada rangkaian


yaitu,jika dalam arah arus yang melewati sumber tegangan,dari
terminal (-) ke terminal (+) menimbulkan potensial. Jadi,ketika
suumber tegangan V2 dibalik polaritasnya menyebabkan berubahnya
penunjukan tegangan pada setiap tahanan adalah arus yang melewati
sumber tegangan berubah dari (+) ke (-) menjadi (-) ke (+). Hal
tersebutlah yang akan menimbulkan tegangan yang didahului dengan
tanda (-),sehingga penunjukkan tegangan pada setiap tahanan akan
berubah.
BAB VI

GAMBAR RANGKAIAN

I. HUKUM OHM

5.1. pengukuran arus dengan ampere meter pada rangkaian sesuai


gambar I.1

II. HUKUM KIRCHOFF

5.1. pengukuran arus pada tiap-tiap tahanan sesuai gambar II.1


5.2. pengukuran tegangan pada tiap-tiap tahanan dengan satu sumber
tegangan DC sesuai dengan gambar II.2

5.3. pengukuran tegangan pada tiap-tiap rangkaian dengan dua


sumber tegangan DC sesuai dengan gambar II.3 dan tabel II.3.a serta
II.3.b
BAB VI

DATA PERCOBAAN

I. TABEL
 Tabel I.1
Tegangan Arus ( mA ) KETERANGAN
V (volt) R = 47 R = 100 R = 220 R = 470 R = 680

4 85.11 40 18.19 8.51 5.88


6 127.66 60 27.28 12.77 8.82
8 170.21 80 36.37 17.02 11.80
10 212.77 100 45.46 21.28 14.71
12 255.32 120 54.55 25.53 17.65

 Tabel II.1
Tegangan V Arus I ( mA ) KETERANGAN
(volt)
A1 A2 A3
4 9 11 20
6 13.5 16.5 30
8 18 22 40
10 22.5 27.5 50
12 27 33 60

 Tabel II.2
Tegangan V Tegangan ( volt ) KETERANGAN
(volt)
VR1 VR2 VR3

4 1.20 0.99 1.81


6 1.81 1.48 2.71
8 2.41 1.98 3.61
10 3.01 2.47 4.52
12 3.61 2.96 5.42
 Tabel II.3.a
Tegangan V (volt) Tegangan (volt) KETERANGAN
V1 V2 VR1 VR2 VR3
4 9 2.48 3.71 -6.81
6 9 2.86 4.29 -7.86
8 9 3.24 4.86 -8.90
10 9 3.62 5.43 -9.95
12 9 4.00 6.00 -11.00

 Tabel II.3.b Jika polaritas V2 dibalik


Tegangan V (volt) Tegangan ( volt ) KETERANGAN
VR1 VR2 VR3
4 9 -0.95 -1.43 2.62
6 9 -0.57 -0.86 1.57
8 9 -0.19 -0.29 0.52
10 9 0.19 0.29 -0.52
12 9 0.57 0.86 -1.57

II. GRAFIK
 Grafik dari tabel I.1
o Tegangan 4 volt tahanan 47 ohm
o Tegangan 4 volt tahanan 100 ohm

o Tegangan 4 volt hambatan 220 ohm

o Tegangan 4 volt hambatan 470 ohm


o Tegangan 4 volt hambatan 680 ohm

o Tegangan 6 volt tahanan 47 ohm

o Tegangan 6 volt tahanan 100 ohm


o Tegangan 6 volt tahanan 220 ohm

o Tegangan 6 volt tahanan 470 ohm

o Tegangan 6 volt tahanan 680 ohm


o Tegangan 8 volt tahanan 47 ohm

o Tegangan 8 volt tahanan 100 ohm

o Tegangan 8 volt tahanan 220 ohm


o Tegangan 8 volt tahanan 470 ohm

o Tegangan 8 volt tahanan 680 ohm

o
o Tegangan 10 volt tahanan 47 ohm
o Tegangan 10 volt tahanan 100 ohm

o Tegangan 10 volt tahanan 220 ohm

o Tegangan 10 volt tahanan 470 ohm


o Tegangan 10 volt tahanan 680 ohm

o
o Tegangan 12 volt tahanan 47 ohm

o
o Tegangan 12 volt tahanan 100 ohm
o Tegangan 12 volt tahanan 220 ohm

o
o Tegangan 12 volt tahanan 470 ohm

o Tegangan 12 volt tahanan 680 ohm


 Grafik dari tabel II.1
o Tegangan 4 volt

o Tegangan 6 volt

o Tegangan 8 volt
o Tegangan 10 volt

o Tegangan 12 volt

 Grafik dari tabel II.2 :


o Tegangan 4 volt
o Tegangan 6 volt

o Tegangan 8 volt

o Tegangan 10 volt
o Tegangan 12 volt

 Grafik dari tabel II.3.a


o Tegangan V1 = 4 v V2 = 9 v

o Tegangan V1 = 6 v V2 = 9 v
o Tegangan V1 = 8 v V2 = 9 v

o Tegangan V1 = 10 v V2 = 9 v

o Tegangan V1 = 12 v V2 = 9 v
 Grafik dari tabel II.3.b (jiks polaritas V2 dibalik)
o Tegangan V1 = 4 v V2 = 9 v

o Tegangan V1 = 6 v V2 = 9 v

o Tegangan V1 = 8 v V2 = 9 v
o Tegangan V1 = 10 v V2 = 9 v

o Tegangan V1 = 12 v V2 = 9 v
BAB VII

ANALISA

I. HUKUM OHM

Analisa data :
a. Tegangan 4 volt
 Tahanan 47 ohm

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum ohm :

V = 4 volt

R = 47 ohm

Maka untuk I dapat didapat dari :

I=h

= t
= 0.08511 A = 85.11 mA

 Tahanan 100 ohm

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum ohm :

V = 4 volt

R = 100 ohm

Maka untuk I dapat didapat dari :

I=h

= tt
= 0.04 A = 40 mA

 Tahanan 220 ohm

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum ohm :

V = 4 volt

R = 220 ohm

Maka untuk I dapat didapat dari :


I=h

= t
= 0.01819 A = 18.19 mA

 Tahanan 470 ohm

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum ohm :

V = 4 volt

R = 470 ohm

Maka untuk I dapat didapat dari :

I=h

= tt
= 0.00851 A = 8.51 mA

 Tahanan 680 ohm

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum ohm :

V = 4 volt

R = 680 ohm

Maka untuk I dapat didapat dari :

I=h

= tt
= 0.00582 A = 5.82 mA

b. Tegangan 6 volt
 Tahanan 47 ohm

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum ohm :

V = 6 volt

R = 47 ohm

Maka untuk I dapat didapat dari :


I=h

= t
= 0.12766 A = 127.66 mA

 Tahanan 100 ohm

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum ohm :

V = 6 volt

R = 100 ohm

Maka untuk I dapat didapat dari :

I=h

= tt
= 0.06 A = 60 mA

 Tahanan 220 ohm

Secara matematis,dapt ditulis dengan persamaan hukum ohm :

V = 6 volt

R = 220 ohm

Maka untuk I dapat didapat dari :

I=h

= t
= 0.02728 A = 27.28 mA

 Tahanan 470 ohm

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum ohm :

V = 6 volt

R = 470 ohm

Maka untuk I dapat didapat dari :

I=h
= tt
= 0.01277 A = 12.77 mA

 Tahanan 680

Dari grafik diatas,dapat ditulis secara matematis dengan persamaan


hukum ohm :

V = 6 volt

R = 680 ohm

Maka untuk I dapat didapat dari :

I=h

= tt
= 0.00882 A = 8.82 mA

c. Tegangan 8 volt
 Tahanan 47 ohm

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum ohm :

V = 8 volt

R = 47 ohm

Maka untuk I dapat didapat dari :

I=h

t
= t
= 0.17021 A = 170.21 mA

 Tahanan 100 ohm

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum ohm :

V = 8 volt

R = 100 ohm

Maka untuk I dapat didapat dari :

I=h
t
= tt
= 0.08 A = 80 mA

 Tahanan 220 ohm

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum ohm :

V = 8 volt

R = 220 ohm

Maka untuk I dapat didapat dari :

I=h

t
= t
= 0.3637 A = 36.37 mA

 Tahanan 470 ohm

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum ohm :

V = 8 volt

R = 470 ohm

Maka untuk I dapat didapat dari :

I=h

t
= tt
= 0.1702 A = 17.02 mA

 Tahanan 680 ohm

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum ohm :

V = 8 volt

R = 680 ohm

Maka untuk I dapat didapat dari :

I=h

t
= tt
= 0.0118 A = 11.80 mA
d. Tegangan 10 volt
 Tahanan 47 ohm

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum ohm :

V = 10 volt

R = 47 ohm

Maka untuk I dapat didapat dari :

I=h

t
= t
= 0.21277 A = 212.77 mA

 Tahanan 100 ohm

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum ohm :

V = 10 volt

R = 100 ohm

Maka untuk I dapat didapat dari :

I=h

t
= tt
= 0.1 A = 100 mA

 Tahanan 220 ohm

Dari grafik diatas,dapat ditulis secara matematis dengan persamaan


hukum ohm :

V = 10 volt

R = 220 ohm

Maka untuk I dapat didapat dari :

I=h

t
= t
= 0.04546 A = 45.46 mA
 Tahanan 470 ohm

Dari grafik diatas,dapat ditulis secara matematis dengan persamaan


hukum ohm :

V = 10 volt

R = 470 ohm

Maka untuk I dapat didapat dari :

I=h

t
= tt
= 0.02128 A = 21.28 mA

 Tahanan 680 ohm

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum ohm :

V = 10 volt

R = 680 ohm

Maka untuk I dapat didapat dari :

I=h

t
= tt
= 0.01471 A = 14.71 mA

e. Tegangan 12 volt
 Tahanan 47 ohm

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum ohm :

V = 12 volt

R = 47 ohm

Maka untuk I dapat didapat dari :

I=h

= t
= 0.25532 A = 255.32 mA
 Tahanan 100 ohm

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum ohm :

V = 12 volt

R = 100 ohm

Maka untuk I dapat didapat dari :

I=h

= tt
= 0.12A = 120 mA

 Tahanan 220 ohm

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum ohm :

V = 12 volt

R = 220 ohm

Maka untuk I dapat didapat dari :

I=h

= t
= 0.05455 A = 54.55 mA

 Tahanan 470 ohm

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum ohm :

V = 12 volt

R = 470 ohm

Maka untuk I dapat didapat dari :

I=h

= tt
= 0.02553 A = 25.53 mA

 Tahanan 680 ohm


Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum ohm :

V = 12 volt

R = 680 ohm

Maka untuk I dapat didapat dari :

I=h

= tt
= 0.01765 A = 17.65 mA

Analisa rangkaian :

Secara umum,prinsip kerja dari percobaan hukum ohm ini adalah


dengan cara merangkai secara seri semua komponen pada rangkaian.
Mulai dari merangkai sumber tegangan DC dengan ampermeter serta
resistor setelahnya, yang mana polaritas positif dari sumber tegangan
DC dihubungkan dengan ampermeter, lalu dari ampermeter di
teruskan ke ujung resistor yang satu, dan polaritas negatif dari sumber
tegangan DC dihubungkan dengan ujung resistor yang satu lagi.

Perangkaian secara seri seperti itu bertujuan untuk menghindari


konslet/kerusakan pada ampermeter yang hanya memiliki tahanan
yang kecil.

Dalam rangkaian percobaan hukum ohm tersebut,didapatkan hasil


dimana,jika semakin besar tahanan maka semakin kecil arus yang
mengalir dalam tegangan yang konstan. Dan jika semakin besar
tegangan maka semakin besar pula arus yang mengalir dalam tahanan
yang konstan. Maka TERBUKTI kebenaran teori hukum ohm pada
percobaan ini.
II. HUKUM KIRCHOFF

Analisa data :

a. Rangkaian sesuai gambar II.1


 Tegangan 4 volt

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum kirchoff I :

V = 4 volt R1 = 100 ohm

R2 = 82 ohm R3 = 150 ohm

Pertama,mencari R total dari rangkaian :

R total = R.seri + R.paralel

= R3 + h h

= 150 + [ tt t
]

t tt
= 150 + [ t tt
]

t tt
= 150 + [ t
]

= 150 + 45 = 195 ohm

Kedua,mencari I total dari rangkaian :

I total = h ‫ ݋‬eu

= th
= 0.02 A

Ketiga, mencari tegangan paralel dan seri

V paralel = I total x R paralel

= 0.02 x 45 = 0.9 volt

V seri = I total x R seri

= 0.02 x 150 = 3 volt

Keempat,mencari I pada masing-masing R


e euru
I R1 = h

ttt
= tt
= 0.009 A = 9 mA

e euru
I R2 = h

ttt
= t
= 0.011 A = 11 mA

br
I R3 = h香


= ht
= 0.02 A = 20 mA

 Tegangan 6 volt

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum kirchoff I :

V = 6 volt R1 = 100 ohm

R2 = 82 ohm R3 = 150 ohm

Pertama,mencari R total dari rangkaian :

R total = R.seri + R.paralel

= R3 + h h

= 150 + [ tt t
]

t tt
= 150 + [ t tt
]

t tt
= 150 + [ t
]

= 150 + 45 = 195 ohm

Kedua,mencari I total dari rangkaian :

I total = h ‫ ݋‬eu

= th
= 0.03 A

Ketiga, mencari tegangan paralel dan seri


V paralel = I total x R paralel

= 0.03 x 45 = 1.35 volt

V seri = I total x R seri

= 0.03 x 150 = 4.5 volt

Keempat,mencari I pada masing-masing R

e euru
I R1 = h

t香h
= tt
= 0.0.135 A = 13.5 mA

e euru
I R2 = h

t香h
= t
= 0.0165 A = 16.5 mA

br
I R3 = h香

th
= ht
= 0.03 A = 30 mA

 Tegangan 8 volt

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum kirchoff I :

V = 8 volt R1 = 100 ohm

R2 = 82 ohm R3 = 150 ohm

Pertama,mencari R total dari rangkaian :

R total = R.seri + R.paralel

= R3 + h h

= 150 + [ tt t
]

t tt
= 150 + [ t tt
]

t tt
= 150 + [ t
]

= 150 + 45 = 195 ohm


Kedua,mencari I total dari rangkaian :

I total = h ‫ ݋‬eu

t
= th
= 0.04 A

Ketiga, mencari tegangan paralel dan seri

V paralel = I total x R paralel

= 0.04 x 45 = 1.8 volt

V seri = I total x R seri

= 0.04 x 150 = 6 volt

Keempat,mencari I pada masing-masing R

e euru
I R1 = h

tt
= tt
= 0.0018 A = 18 mA

e euru
I R2 = h

tt
= t
= 0.011 A = 22 mA

br
I R3 = h香

= ht
= 0.04 A = 40 mA

 Tegangan 10 volt

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum kirchoff I :

V = 10 volt R1 = 100 ohm

R2 = 82 ohm R3 = 150 ohm

Pertama,mencari R total dari rangkaian :

R total = R.seri + R.paralel

= R3 + h h
= 150 + [ tt t
]

t tt
= 150 + [ t tt
]

t tt
= 150 + [ t
]

= 150 + 45 = 195 ohm

Kedua,mencari I total dari rangkaian :

I total = h ‫ ݋‬eu

t
= th
= 0.05 A

Ketiga, mencari tegangan paralel dan seri

V paralel = I total x R paralel

= 0.05 x 45 = 2.25 volt

V seri = I total x R seri

= 0.05 x 150 = 7.5 volt

Keempat,mencari I pada masing-masing R

e euru
I R1 = h

t h
= tt
= 0.0225 A = 22.5 mA

e euru
I R2 = h

t h
= t
= 0.027 A = 27.5 mA

br
I R3 = h香

tth
= ht
= 0.05 A = 50 mA

 Tegangan 12 volt

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum kirchoff I :

V = 12 volt R1 = 100 ohm


R2 = 82 ohm R3 = 150 ohm

Pertama,mencari R total dari rangkaian :

R total = R.seri + R.paralel

= R3 + h h

= 150 + [ tt t
]

t tt
= 150 + [ t tt
]

t tt
= 150 + [ t
]

= 150 + 45 = 195 ohm

Kedua,mencari I total dari rangkaian :

I total = h ‫ ݋‬eu

= th
= 0.06 A

Ketiga, mencari tegangan paralel dan seri

V paralel = I total x R paralel

= 0.06 x 45 = 2.7 volt

V seri = I total x R seri

= 0.06 x 150 = 9 volt

Keempat,mencari I pada masing-masing R

e euru
I R1 = h

tt
= tt
= 0.027 A = 27 mA

e euru
I R2 = h

tt
= t
= 0.033A = 33 mA

br
I R3 = h香
t
= ht
= 0.06 A = 60 mA

Analisa rangkaian :

Pada percobaan sesuai gambar II.1, tahanan R1 dan tahan R2


dirangkai secara paralel terhadap sumber tegangan DC dan tahanan R3
dirangkai secara seri terhadap sumber tegangan DC. Sedangkan untuk
ampermeter,dipasang seri terhadap masing-masing tahanan.Percobaan
ini berkenaan dengan hukum kirchoff 1,dimana :

ebag a gruae

I R1 + I R2 = I R3

Dari data hasil percobaan yang telah didapat, ketika arus masuk ke
rangkaian R1 dan R2 yang dipasang parelel,maka arus akan terbagi
pada masing-masing tahanan. Dimana jika arus pada R1 dan R2
dijumlahkan maka akan sama dengan besarnya arus yang keluar
darinya atau arus yang masuk/mengalir ke R3. Maka TERBUKTI
kebenaran hukum kirchoff I pada teori dengan hukum kirchoff I yang
dilakukan pada percobaan ini.

Untuk setiap perubahan tegangan (semakin besar tegangan), pada


tahanan konstan maka arus pun semakin besar seiring bertambahnya
tegangan.

Sedangkan untuk tahanan,jika dirangkai secara paralel,maka nilai


tegangan akan menjadi lebih kecil dibandingkan ketika tahanan
dirangkai secara seri.

b. Rangkaian sesuai gambar II.2


 Tegangan 4 volt

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum kirchoff II :

V = 4 volt R1 = 100 ohm

R2 = 82 ohm R3 = 150 ohm

Pertama,mencari besar kuat arus pada rangkaian ;


th a

I x (R1 + R2 + R3) = V

I x (100 + 82 + 150)= 4

I = 香香

= 0.012 A

Kedua,mencari besar tegangan pada masing-masing tahanan :

V R1 = I x R1

= 0.012 x 100

= 1,2 volt

V R2 = I x R2

= 0.012 x 82

= 0.99 volt

V R3 = I x R3

= 0.012 x 150

= 1.81 volt

 Tegangan 6 volt

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum kirchoff II :

V = 6 volt R1 = 100 ohm

R2 = 82 ohm R3 = 150 ohm

Pertama,mencari besar kuat arus pada rangkaian ;

th a

I x (R1 + R2 + R3) = V

I x (100 + 82 + 150)= 6

I = 香香 = 0.0181 A
Kedua,mencari besar tegangan pada masing-masing tahanan :

V R1 = I x R1

= 0.0181 x 100 = 1.8 volt

V R2 = I x R2

= 0.0181 x 82

= 01.48 volt

V R3 = I x R3

= 0.0181 x 150

= 2.71 volt

 Tegangan 8 volt

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum kirchoff II :

V = 8 volt R1 = 100 ohm

R2 = 82 ohm R3 = 150 ohm

Pertama,mencari besar kuat arus pada rangkaian ;

th a

I x (R1 + R2 + R3) = V

I x (100 + 82 + 150)= 8

t
I = 香香

= 0.0241 A

Kedua,mencari besar tegangan pada masing-masing tahanan :

V R1 = I x R1

= 0.0241 x 100

= 2.41 volt

V R2 = I x R2
= 0.0241 x 82

= 1.98 volt

V R3 = I x R3

= 0.0241 x 150

= 3.61 volt

 Tegangan 10 volt

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum kirchoff II :

V = 10 volt R1 = 100 ohm

R2 = 82 ohm R3 = 150 ohm

Pertama,mencari besar kuat arus pada rangkaian ;

th a

I x (R1 + R2 + R3) = V

I x (100 + 82 + 150)= 10

t
I = 香香

= 0.0301 A

Kedua,mencari besar tegangan pada masing-masing tahanan :

V R1 = I x R1

= 0.0301 x 100

= 3.01 volt

V R2 = I x R2

= 0.0301 x 82

= 2.47 volt

V R3 = I x R3
= 0.0301 x 150

= 4.52 volt

 Tegangan 12 volt

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum kirchoff II :

V = 12 volt R1 = 100 ohm

R2 = 82 ohm R3 = 150 ohm

Pertama,mencari besar kuat arus pada rangkaian ;

th a

I x (R1 + R2 + R3) = V

I x (100 + 82 + 150)= 12

I = 香香

= 0.0361 A

Kedua,mencari besar tegangan pada masing-masing tahanan :

V R1 = I x R1

= 0.0361 x 100

= 3.61 volt

V R2 = I x R2

= 0.0361 x 82

= 2.96 volt

V R3 = I x R3

= 0.0361 x 150

= 5.42 volt
Analisa rangkaian :

Pada percobaan sesuai gambar II.2,semua tahanan dirangkai seri


terhadap sumber tegangan DC. Sedangkan untuk voltmeter dirangkai
secara paralel terhadap masing-masing tahanan karena jika voltmeter
dirangkai seri maka voltmeter tidak bekerja. Percobaan sesuai gambar
II.2 ini merupakan penerapan konsep hukum kirchoff II,dimana :

th a

Ketika rangkaian mulai dialiri arus,maka tegangan pun terbagi pada


masing-masing tahanan.

c. Rangkaian sesuai gambar II.3 dan tabel II.3.a


 Tegangan 4 volt

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum kirchoff II :

V1 = 4 volt V2 = 9 volt

R1 = 1200 ohm R2 = 1800 ohm

R3 = 3300 ohm

Pertama, mencari I dari konsep hukum kirchoff II:

-V1 + I.R1 – V2 + I.R2 + I.R3 = 0

-4 + I.1200 – 9 + I.1800 + I.3300 =0

-13 + I.6300 = 0


I= 香tt

= 0.00206349206 A

Kedua, mencari tegangan pada masing-masing tahanan

V R1 = I x R1

= 0.00206349206 x 1200 = 2.48 volt


V R2 = I x R2

= 0.00206349206 x 1800 = 3.71 volt

V R3 = I x R3

= 0.00206349206 x 3300 = 6.81 volt ,di tabel hasilnya (-), ini


karena kesalahan penggunaan alat

 Tegangan 6 volt

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum kirchoff II :

V1 = 6 volt V2 = 9 volt

R1 = 1200 ohm R2 = 1800 ohm

R3 = 3300 ohm

Pertama, mencari I dari konsep hukum kirchoff II:

-V1 + I.R1 – V2 + I.R2 + I.R3 = 0

-6 + I.1200 – 9 + I.1800 + I.3300 =0

-15 + I.6300 = 0

h
I= 香tt

= 0.00238095238 A

Kedua, mencari tegangan pada masing-masing tahanan

V R1 = I x R1

= 0.00238095238 x 1200 = 2.86 volt

V R2 = I x R2

= 0.00238095238 x 1800 = 4.29 volt

V R3 = I x R3

= 0.00238095238 x 3300 = 7.86 volt di tabel hasilnya (-), ini


karena kesalahan penggunaan alat

 Tegangan 8 volt
Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum kirchoff II :

V1 = 8 volt V2 = 9 volt

R1 = 1200 ohm R2 = 1800 ohm

R3 = 3300 ohm

Pertama, mencari I dari konsep hukum kirchoff II:

-V1 + I.R1 – V2 + I.R2 + I.R3 = 0

-8 + I.1200 – 9 + I.1800 + I.3300 =0

-17 + I.6300 = 0

t
I= 香tt

= 0.0026984147 A

Kedua, mencari tegangan pada masing-masing tahanan

V R1 = I x R1

= 0.0026984147 x 1200 = 3.24 volt

V R2 = I x R2

= 0.0026984147 x 1800 = 4.86volt

V R3 = I x R3

= 0.0026984147 x 3300 = 8.90 volt,di tabel hasilnya (-), ini


karena kesalahan penggunaan alat

 Tegangan 10 volt

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum kirchoff II :

V1 = 10 volt V2 = 9 volt

R1 = 1200 ohm R2 = 1800 ohm

R3 = 3300 ohm

Pertama, mencari I dari konsep hukum kirchoff II:

-V1 + I.R1 – V2 + I.R2 + I.R3 = 0


-10 + I.1200 – 9 + I.1800 + I.3300 =0

-19 + I.6300 = 0

t
I= 香tt

= 0.00301587302 A

Kedua, mencari tegangan pada masing-masing tahanan

V R1 = I x R1

=0.00301587302 x 1200 = 3.62 volt

V R2 = I x R2

= 0.00301587302 x 1800 = 5.43volt

V R3 = I x R3

= 0.00301587302 x 3300 = 9.95 volt,di tabel hasilnya (-), ini


karena kesalahan penggunaan alat

 Tegangan 12 volt

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum kirchoff II :

V1 = 12 volt V2 = 9 volt

R1 = 1200 ohm R2 = 1800 ohm

R3 = 3300 ohm

Pertama, mencari I dari konsep hukum kirchoff II:

-V1 + I.R1 – V2 + I.R2 + I.R3 = 0

-12 + I.1200 – 9 + I.1800 + I.3300 =0

-21 + I.6300 = 0

I= 香tt

= 0.0033333333 A

Kedua, mencari tegangan pada masing-masing tahanan


V R1 = I x R1

=0.0033333333 x 1200 = 4 volt

V R2 = I x R2

= 0.0033333333 x 1800 = 6 volt

V R3 = I x R3

= 0.0033333333 x 3300 = 11 volt,di tabel hasilnya (-), ini karena


kesalahan penggunaan alat

Analisa rangkaian :

Pada percobaan sesuai gambar II.3 dan tabel II.3.a, prinsip kerja nya
masih mengikuti hukum kirchoff II. Dimana pada perangkaiannya,
sumber tegangan DC 1 (V1),polaritas positif dirangkai dengan salah
satu ujung tahanan R1 dan polaritas negatif dirangkai dengan salah
satu ujung tahanan R3. Sedangkan untuk sumber tegangan DC 2
(V2),polaritas negatif dirangkai dengan ujung tahanan R1 yang lain
dan polaritas postif dirangkai dengan salah satu ujung tahanan R2 dan
dari R2 diteruskan ke R3.

Untuk pemasangan voltmeter,dipasang secara paralel terhadap masing-


masing tahanan.

d. Rangkaian sesuai gambar II.3 dan tabel II.3.b


 Tegangan 4 volt

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum kirchoff II :

V1 = 4 volt V2 = 9 volt

R1 = 1200 ohm R2 = 1800 ohm

R3 = 3300 ohm

Pertama, mencari I dari konsep hukum kirchoff II:

-V1 + I.R1 + V2 + I.R2 + I.R3 = 0


-4 + I.1200 + 9 + I.1800 + I.3300 =0

5 + I.6300 = 0

h
I= 香tt
tanda negative hanya menunjukan arah

= 0.000793650794 A

Kedua, mencari tegangan pada masing-masing tahanan

V R1 = I x R1

= 0.000793650794 x 1200 = 0.95 volt

V R2 = I x R2

= 0.000793650794 x 1800 = 1.43 volt

V R3 = I x R3

= 0.000793650794 x 3300 = 2.62 volt

 Tegangan 6 volt

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum kirchoff II :

V1 = 6 volt V2 = 9 volt

R1 = 1200 ohm R2 = 1800 ohm

R3 = 3300 ohm

Pertama, mencari I dari konsep hukum kirchoff II:

-V1 + I.R1 + V2 + I.R2 + I.R3 = 0

-6 + I.1200 + 9 + I.1800 + I.3300 =0

3 + I.6300 = 0


I= 香tt
tanda negative hanya menunjukan arah

= 0.000476190476 A

Kedua, mencari tegangan pada masing-masing tahanan

V R1 = I x R1
= 0.000476190476 x 1200 = 0.57 volt

V R2 = I x R2

= 0.000476190476 x 1800 = 0.86 volt

V R3 = I x R3

= 0.000476190476 x 3300 = 1.57 volt

 Tegangan 8 volt

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum kirchoff II :

V1 = 8 volt V2 = 9 volt

R1 = 1200 ohm R2 = 1800 ohm

R3 = 3300 ohm

Pertama, mencari I dari konsep hukum kirchoff II:

-V1 + I.R1 + V2 + I.R2 + I.R3 = 0

-8 + I.1200 + 9 + I.1800 + I.3300 =0

1 + I.6300 = 0

I= 香tt
tanda negative hanya menunjukan arah

= 0.000158730159 A

Kedua, mencari tegangan pada masing-masing tahanan

V R1 = I x R1

= 0.000158730159 x 1200 = 0.19 volt

V R2 = I x R2

= 0.000158730159 x 1800 = 0.29 volt

V R3 = I x R3

= 0.000158730159 x 3300 = 0.52 volt

 tegangan 10 volt
Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum kirchoff II :

V1 = 10 volt V2 = 9 volt

R1 = 1200 ohm R2 = 1800 ohm

R3 = 3300 ohm

Pertama, mencari I dari konsep hukum kirchoff II:

-V1 + I.R1 + V2 + I.R2 + I.R3 = 0

-10 + I.1200 + 9 + I.1800 + I.3300 =0

-1 + I.6300 = 0

I= 香tt

= 0.000158730159 A

Kedua, mencari tegangan pada masing-masing tahanan

V R1 = I x R1

= 0.000158730159 x 1200 = 0.19 volt

V R2 = I x R2

= 0.000158730159 x 1800 = 0.29 volt

V R3 = I x R3

= 0.000158730159 x 3300 = 0.52 volt

 Tegangan 12 volt

Secara matematis,dapat ditulis dengan persamaan hukum kirchoff II :

V1 = 12 volt V2 = 9 volt

R1 = 1200 ohm R2 = 1800 ohm

R3 = 3300 ohm

Pertama, mencari I dari konsep hukum kirchoff II:

-V1 + I.R1 + V2 + I.R2 + I.R3 = 0


-12 + I.1200 + 9 + I.1800 + I.3300 =0

-3 + I.6300 = 0


I= 香tt

= 0.000476190476 A

Kedua, mencari tegangan pada masing-masing tahanan

V R1 = I x R1

= 0.000476190476 x 1200 = 0.57 volt

V R2 = I x R2

= 0.000476190476 x 1800 = 0.86 volt

V R3 = I x R3

= 0.000476190476 x 3300 = 1.57 volt

Analisa rangkaian :

Pada percobaan sesuai gambar II.3 dan tabel II.3.b, prinsip kerja nya
masih mengikuti hukum kirchoff II. Dimana pada perangkaiannya,
sumber tegangan DC 1 (V1),polaritas positif dirangkai dengan salah
satu ujung tahanan R1 dan polaritas negatif dirangkai dengan salah
satu ujung tahanan R3. Sedangkan untuk sumber tegangan DC 2
(V2),polaritas positif dirangkai dengan ujung tahanan R1 yang lain dan
polaritas negatif dirangkai dengan salah satu ujung tahanan R2 dan dari
R2 diteruskan ke R3.

Untuk pemasangan voltmeter,dipasang secara paralel terhadap masing-


masing tahanan.

Pada tabel II.3.b terdapat hasil negative pada hasil pengukuran


sebagian besar tegangan, ini terjadi karena kesalahan peletakan kabel
probe
BAB VIII

KESIMPULAN

1. Arus yang mengalir pada sebuah resistor berbanding lurus dengan


beda potensial yang dihasilkan oleh sebuah resistor. Hal ini dapat
terjadi, karena tegangan yang diresistansi pada resistor semakin
besar jika tegangan yang masuk juga besar, sehingga arus yang
mengalir pada resistor akan semakin bertambah.
2. Arus yang mengalir pada rangkaian yang tersusun secara parallel
memiliki nilai yang berbeda sesuai nilai resistansi yang dilewatinya,
sebaliknya arus yang mengalir pada rangkaian yang tersusun secara
seri memiliki nilai yang sama.
3. Tegangan yang ditahan oleh resistor nilainya akan sama jika
resistor dirangkai secara parallel, sebaliknya nilai tegangan pada
resistor akan berbeda sesuai resistansi yang dimiliki jika disusun
secara seri.
4. Bila terdapat beberapa sumber pada sebuah rangkaian, maka
tegangan pada rangkaian tersebut dapat bertambah serta arus yang
mengalir pada rangkaian tersebut akan semakin besar. Tetapi jika
salah satu sumber dibalik polaritasnya maka tegangan yang mngalir
pada sumber tersebut akan berubah mnjadi beban yang menahan
tegangan sehingga arus yang mengalir pada rangkaian akan
semakin kecil.

Anda mungkin juga menyukai