Disusun Oleh:
Unggul Aribowo 12524024
M.Siagilang 12524059
i
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
1. Unggul Aribowo (12524024)
2. M.Siagilang (12524059)
Subkhan
NIP : NIP :
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
Unggul Aribowo (12524024)
M.Siagilang (12524059)
Sisdarmanto Adinandra.Ph.D
NIP:
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kerja praktik di
PT.Indonesia Power dan penyusunan laporan kerja praktik dengan judul
Pengoperasian Dan Penggunaan Unit Service Transformer(UST) di
PT.Indonesia Power Penyusunan laporan kerja praktik ini merupakan salah satu
syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan Program Strata 1 (S1) pada
jurusan Teknik Elektro Universitas Islam Indonesia. Tujuan dari pelaksanaan kerja
praktik ini adalah agar mahasiswa dapat menerapkan dan mengembangkan teori
yang telah diperoleh selama di bangku perkuliahan pada industri yang terkait.
Tak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu terlaksananya kerja praktik sampai dengan penulisan laporan ini:
1. Kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga laporan ini dapat terselesaikan tepat dengan waktunya.
2. Kedua orang tua penulis yang telah banyak membantu baik segi materil
maupun doa.
3. Sisdarmanto Adinandra selaku Dosen Pembimbing kerja praktik dari
Universitas Islam Indonesia yang telah membimbing kami selama kerja
praktek di PLTU Suralaya.
4. General Manager PT.Indonesia Power UBP Suralaya.
5. Manager SDM dan HUMAS PT.Indonesia Power UBP Suralaya.
6. Bapak Cutarya selaku pelaksana humas..
7. Bapak Subkhan selaku supervisor senior teknik relay dan meter.
8. Teknisi lapangan yang telah mengajarkan kepada kami tentang alat alat
pembangkit di PLTU Suralaya.
iv
9. Rekan mahasiswi kerja praktik yang telah bekerja sama dan berdiskusi selama
melaksanakan kerja praktik serta anggota dari unit 1-4 yang telah memberikan
ilmu pada kita.
WassalamualaikumWr.Wb
Yogyakarta,Oktober 2015
Penulis
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
1.1 Pengertian Umum Praktik Kerja Lapangan...............................................1
1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan.................................................................1
1.2.2 Tujuan Umum....................................................................................1
1.2.2 Tujuan Khusus...................................................................................2
1.3 Permasalahan Umum Lokasi Praktik........................................................2
1.4 Metode Penulisan......................................................................................2
1.5 Manfaat Penyusunan Laporan...................................................................3
1.5.1 Manfaat Teoritis.................................................................................3
1.5.2 Manfaat Praktis..................................................................................3
BAB II URAIAN UMUM PERUSAHAAN PT PLN AREA PELAYANAN
JARINGAN RAYON SURAKARTA KOTA..........................................................4
2.1 Sejarah Singkat..........................................................................................4
2.2 Ruang Lingkup Perushaan.........................................................................7
2.3 Lokasi dan Tata Letak...............................................................................8
2.4 Struktur Oganisasi...................................................................................11
2.5 Visi - Misi Perusahaan.............................................................................12
2.6 Proses Pelayanan.....................................................................................12
2.7 Jadwal Pelayanan....................................................................................13
2.8 Sumber Daya Manusia............................................................................14
2.9 Sarana dan Prasarana...............................................................................14
BAB III SISTEM KERJA KWH METER DIGITAL............................................17
3.1 Konsep Kwh Meter Digital.....................................................................17
3.2 Pengukuran Listrik..................................................................................18
3.3 Relay........................................................................................................19
3.4 Tampilan di LCD kWh meter apabila terjadi gangguan..........................20
3.5 Type Token...............................................................................................21
3.1.1 Token Spesifik..................................................................................21
3.1.2 Token Non Spesifik..........................................................................21
3.6 KWh Meter Prabayar HXE12.................................................................22
2.7 KWh Meter Prabayar Tipe ACE9000 IBS..............................................26
vi
2.8 AP2T.......................................................................................................27
3.2.1 Operation Policy (Kebijakan Operasi)............................................29
3.2.2 Standar Definisi User ID dan Role AP2T........................................32
2.9 Proses Aktivasi Dengan Aplikasi AP2T..................................................34
2.10 Aktivasi kWh Meter Prabayar Satu Phasa...........................................44
BAB IV PENUTUP...............................................................................................47
4.1 KESIMPULAN.......................................................................................47
4.2 SARAN...................................................................................................47
AGENDA KEGATAN...........................................................................................50
LAMPIRAN...........................................................................................................52
vii
BAB I
PENDAHULUAN
viii
Sistem proteksi ini berfungsi untuk mengamankan dari gangguan yang terjadi
pada peralatan pembangkit tenaga listrik yang mengakibatkan kerusakan pada
peralatan tersebut, sehingga terjadi Trip pada system tenaga listrik. Hal tersebut
adalah kejadian yang tidak diinginkan oleh setiap PLTU. Apalagi sampai
terjadinya pemadaman listrik total yang dikenal dengan Black Out pada sitem
tenaga listrik.
1.3 Tujuan
Tujuan dari kerja praktek ini adalah:
1. Memahami penerapan ilmu akademik teknik elektro dalam bidang listrik.
2. Memahami dan mendapatkan gambaran nyata tentang sistem pengoperasian
dan penggunaanUnit Service Transformer (UST) yang ada di unit 1-4
PLTU Suralaya.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang tema judul dan batasan masalah, latar belakang, lokasi
dan tujuan kerja praktek, serta sistematika penulisan laporan kerja praktek.
ix
BAB II BAHASAN UMUM
Bab ini berisi tentang profil PT. Indonesia Power, seperti sejarah PT. Indonesia
Power, Visi dan Misi PT. Indonesia Power, tujuan perusahaan, Lokasi perusahaan,
struktur organisasi, komponen utama dan komponen pendukung produksi tenaga
listrik, proses produksi listrik, bahan bakar dan pemakaiannya, kepedulian PT.
Indonesia Power terhadap lingkungan, serta data teknis komponen utama di unit
1-4 PLTU Suralaya.
BAB II
BAHASAN UMUM
x
Kebutuhan energi merupakan hal yang sangat penting dalam seluruh aktivitas
kehidupan manusia untuk meningkatkan taraf hidupnya. Salah satu kebutuhan
energi yang mungkin tidak dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan manusia pada
zaman yang serba modern ini adalah kebutuhan akan energi listrik. Energi listrik
dapat diperoleh dengan melalui suatu proses yang panjang dan rumit, namun
mengingat sifat dari energi listrik yaitu mudah untuk dikonversikan kedalam
bentuk-bentuk energi lain seperti menjadi energi cahaya, energi panas (kalor),
energi kimia, energi mekanik, suara, gambar, dan lain sebagainya, oleh karena itu
energi listrik ini banyak dipakai oleh manusia di seluruh dunia. Pemanfaatan
energi listrik dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga, komersial, instansi-
instansi pemerintah, industri, dan sebagainya.
Seiring dengan berkembangnya industri-industri serta pesatnya pertumbuhan
penduduk Indonesia, telah memberikan suatu kendala dalam pemenuhan
kebutuhan akan pasokan listrik. Oleh karena itu, pemerintah berusaha untuk
memenuhi kebutuhan tersebut dengan cara membangun pembangkit listrik dari
sumber-sumber energi alam seperti air terjun, panas bumi, angin, dan pasang surut
air laut, serta dari bahan galian (minyak bumi, batubara, gas bumi) yang dapat
digunakan sebagai bahan baku untuk membentuk energi listrik.
Hal ini mendorong dibangunnya suatu pembangkit listrik dengan uap air
(PLTU) sebagai suatu media atau alat untuk memutar turbin dan menghasilkan
listrik dari perputaran poros turbin tersebut, dengan harapan pasokan listrik pada
masyarakat dan industri terpenuhi terutama di pulau Jawa dan Bali. PLTU ini
didirikan di desa Suralaya yang dimiliki dan dioperasikan oleh PT. Indonesia
Power dan distribusi listriknya dipegang oleh PLN (Perusahaan Listrik Negara).
PLTU ini menggunakan batubara sebagai bahan bakar pada boiler untuk merubah
air menjadi uap.
Adapun paradigma, visi, misi, tujuan, dan motto perusahaan PT. Indonesia
Power adalah sebagai berikut :
2.1.1 Paradigma Perusahaan
Hari ini lebih baik dari hari kemarin, hari esok lebih baik dari hari ini.
xi
2.1.2 Misi Perusahaan
Melakukan Usaha bidang ketenaga-listrikan dan mengembangkan usaha lainnya
yang berkaitan, berdasarkan kaidah industri dan niaga yang sehat, guna menjamin
keberadaan dan pengembangan Perusahaan dalam jangka panjang.
xii
Gambar 2.1. Logo PT. Indonesia Power
Makna bentuk dan warna logo PT. Indonesia Power merupakan cerminan
identitas dan lingkup usaha yang dimiliki. Secara keseluruhan nama INDONESIA
POWER merupakan nama yang kuat untuk melambangkan lingkup usaha
perusahaan sebagai power utility company di Indonesia. Walaupun bukan
merupakan satusatunya power utility company di Indonesia, namun karena
perusahaan ini memiliki kapasitas terbesar di Indonesia, di kawasannya. Maka
nama INDONESIA POWER dapat dijadikan brand name.
A. Bentuk
Karena nama yang kuat, INDONESIA dan POWER ditampilkan dengan
menggunakan dasar jenis huruf (font) yang tegas dan kuat yaitu FUTURA
BOOK/REGULAR dan FUTURA BOLD
Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf O melambangkan tenaga
listrik yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan.
B. Warna
Merah, diaplikasikan pada kata INDONESIA, menunjukkan identitas
yang kuat dan kokoh sebagai pemilik seluruh sumber daya untuk
memproduksi tenaga listrik, untuk dimanfaatkan di Indonesia dan juga di luar
negeri.
Biru, diaplikasikan pada kata POWER. Pada dasarnya warna biru
menggambarkan sifat pintar dan bijaksana, dengan aplikasi pada kata POWER
menunjukkan produk tenaga listrik yang dihasilkan perusahaan memiliki ciri
ciri yaitu berteknologi tinggi, efisien, aman, dan tentunya ramah lingkungan.
xiii
Salah satu aspek dari pengembangan sumber daya manusia perusahaan
adalah pembentukan budaya perusahaan. Unsur-unsur budaya perusahaan :
a. Perilaku akan ditunjukkan seseorang akibat adanya suatu keyakinan akan
nilai-nilai atau filosofi.
b. Nilai adalah bagian daripada budaya/culture perusahaan yang dirumuskan
untuk membantu upaya mewujudkan budaya perusahaan tersebut. Di PT
Indonesia Power, nilai ini disebut dengan Filosofi Perusahaan.
c. Paradigma adalah suatu kerangka berpikir yang melandasi cara seseorang
menilai sesuatu.
Budaya perusahaan diarahkan untuk membentuk sikap dan perilaku yang
didasarkan pada 5 filosofi dasar dan lebih lanjut, filosofi dasar ini diwujudkan
dalam tujuh nilai perusahaan PT. Indonesia Power (IP-HaPPPI).
xiv
2.1.9 Tujuh Nilai Perusahaan PT. INDONESIA POWER :
1. Integritas
Sikap moral yang mewujudkan tekad untuk memberikan yang terbaik kepada
perusahaan.
2. Profesional
Menguasai pengetahuan, ketrampilan, dan kode etik sesuai bidang.
3. Harmoni
Serasi, selaras, seimbang, dalam :
a. Pengembangan kualitas pribadi,
b. Hubunagan dengan stakeholder (pihak terkait)
c. Hubungan dengan lingkungan hidup
4. Pelayanan Prima
Memberi pelayanan yang memenuhi kepuasan melebihi harapan stake holder.
5. Peduli
Peka-tanggap dan bertindak untuk melayani stake holder serta memelihara
lingkungan sekitar.
6. Pembelajar
Terus menerus meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta kualitas diri
yang mencakup fisik, mental, sosial, agama, dan kemudian berbagi dengan
orang lain.
7. Inovatif
Terus menerus dan berkesinambungan menghasilkan gagasan baru dalam
usaha melakukan pembaharuan untuk penyempurnaan baik proses maupun
produk dengan tujuan peningkatan kinerja.
xv
2. Meningkatkan efisiensi operasi pembangkit baik biaya bahan maupun biaya
pemeliharaan.
3. Meningkatkan optimalisasi pola operasi pembangkit.
4. Meningkatkan keandalan pola pembangkit.
5. Meningkatkan keandalan dengan meningkatkan availability, menekan
gangguan dan memperpendek waktu pemeliharaan.
xvi
Tabel 2.1 Kapasitas Terpasang per-Unit Bisnis Pembangkit [1]
Unit Bisnis Kapasitas
Pembangkitan
Maka, Suralaya 3.400 dengan faktor
Priok 1.563
kapasitas (rata- Saguling 798 rata 58%)
maupun daya Kamojang 360 mampu
Mrica 306
pembangkit Semarang 1.469 tersebut dapat
mencerminkan Perak Grati 864 kemampuan
Bali 335
pembangkit PT. Total Indonesia Power 9.095 Indonesia
Power dalam menopang sistem ketenagalistrikan pada Sistem JAMALI (Jawa,
Madura, dan Bali).
2.3 Sejarah Singkat PT. Indonesia Power
Pada waktu terjadinya krisis energi yang melanda dunia tahun 1973 dan pada
saat itu terjadi embargo minyak oleh negara-negara Arab terhadap Amerika
Serikat dan negara-negara Industri lainnya, kemudian disusul keputusan OPEC
(Organisasi negara-negara pengekspor minyak) untuk menaikan BBM lima kali
lipat. Belajar dari pengalaman maka Pemerintah mencari sumber energi pengganti
BBM. Pemerintah menyadari akan ketergantungan pada BBM serta gas alam dan
uranium yang akan habis 40-80 tahun lagi, sehingga salah satu jalan yang
ditempuh adalah pengalihan energi minyak bumi ke batubara.
Dalam rangka memenuhi peningkatan kebutuhan akan tenaga listrik
khususnya di pulau Jawa sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah serta untuk
meningkatkan pemanfaatan sumber energi primer dan diversifikasi sumber energi
primer untuk pembangkit tenaga listrik, maka PLTU Suralaya dibangun dengan
menggunakan batubara sebagai bahan bakar utama yang merupakan sumber
energi primer kelima disamping energi air, minyak bumi dan panas bumi.
Sejarah berdirinya PT. Indonesia Power dimulai pada awal tahun 1990-an,
pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya deregulasi pada sektor
ketenegalistrikan. PT Indonesia Power merupakan salah satu anak perusahaan PT.
PLN (Persero) yang dahulu bernama PLN PJB I (Pembangkit Tenaga Listrik Jawa
Bali), menjalankan bisnis utama dibidang pembangkitan tenaga listrik Jawa dan
xvii
Bali serta memasok sekitar 30% - 40% dari kebutuhan tenaga listrik Jawa-Bali.
Diawali dengan berdirinya Paiton swasta I, yang dipertegas dengan
dikeluarkannya Kepres. No. 37 Tahun 1992, tentang pemanfaatan sumber dana
swasta melalui pembangkit-pembangkit listrik swasta. Kemudian pada akhir tahun
1993, Menteri Pertambangan dan Energi menerbitkan kerangka dasar kebijakan
(Sasaran dan kebijakan sub sektor ketenegalistrikan) yang merupakan pedoman
jangka panjang restrukturisasi sektor ketenagalistrikan.
Sebagai tahap awal, pada tahun 1994 PLN diubah statusnya dari Perum
menjadi Persero. Setahun kemudian, tepatnya tanggal 3 Oktober 1995, PLN
(Persero) membentuk dua anak perusahaan dengan tujuan untuk memisahkan misi
sosial dan misi komersial dari BUMN (Badan Usaha Milik Negara), yaitu:
1. PT. Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali yang berpusat di Surabaya
2. PT. Indonesia Power yang berpusat di Jakarta
Setelah lima tahun beroperasi PLN PJB I berganti nama menjadi PT.
Indonesia Power pada tanggal 3 Oktober 2000.
PT. Indonesia Power memiliki sejumlah unit pembangkit dan fasilitas-
fasilitas pendukungnnya. Pembangkit-pembangkit tersebut memanfaatkan
teknologi modern berbasis komputer dengan menggunakan beragam jenis energi
primer air, minyak bumi, batubara, gas alam, dan lain sebagainya. Namun
demikian, dari pembangkit-pembangkit tersebut ada pula pembangkit yang
termasuk paling tua di Indonesia seperti PLTA Plengan, PLTA Ubrug, PLTA
Ketenger, dan sejumlah PLTA lainnya yang dibangun tahun 1920-an dan sampai
sekarang masih beroperasi.
Saat ini, PT. Indonesia Power merupakan pembangkit listrik terbesar di
Indonesia dengan delapan unit bisnis pembangkitan yaitu UBP Suralaya, UBP
Priok, UBP Saguling, UBP Kamojang, UBP Mrica, UBP Semarang, UBP Perak
Grati dan UBP Bali serta satu Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan terbesar di pulau
Jawa dan Bali dengan total kapasitas terpasang 8.978 MW. Pada tahun 2002
keseluruhan unit-unit pembangkitan tersebut menghasilkan tenaga listrik hampir
41.000 GWh yang memasok lebih dari 50% kebutuhan listrik Jawa Bali. Secara
keseluruhan di Indonesia total kapasitas terpasang sebesar 9.039 MW tahun 2002
xviii
dan 9.047 untuk tahun 2003 serta menghasilkan tenaga listrik sebesar 41.253
GWh.
Dalam rangka memenuhi peningkatan kebutuhan akan tenaga listrik
khususnya di pulau Jawa, sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah untuk
meningkatkan pemanfaatan sumber energi primer dan diversifikasi sumber energi
primer untuk pembangkit tenaga listrik, maka PLTU Suralaya telah dibangun
dengan menggunakan batubara sebagai bahan bakar utama.
UBP Suralaya merupakan salah satu unit pembangkit yang dimiliki oleh
PT.Indonesia Power. Diantara pusat pembangkit yang lain, UBP Suralaya
memiliki kapasitas daya terbesar dan juga merupakan pembangkit paling besar di
Indonesia.
PLTU Suralaya dibangun melalui tiga tahapan yaitu :
Tahap I : Membangun dua unit PLTU, yaitu unit 1 dan 2 yang masing-masing
berkapasitas 400 MW. Pembangunannya dimulai pada bulan Mei
1980 sampai dengan bulan Juni 1985 dan telah beroperasi sejak
tahun 1984, tepatnya pada tanggal 4 April 1984 untuk unit 1 dan 26
Maret 1985 untuk unit 2.
Tahap II : Membangun dua unit PLTU yaitu unit 3 dan 4 yang masing-masing
berkapasitas 400 MW. Pembangunannya dimulai paada bulan Juni
1985 dan berakhir sampai dengan bulan Desember 1989. dan telah
beroperasi sejak 6 Februari 1989 untuk unit 3, kemudian 6
November 1989 untuk unit 4.
Tahap III : Membangun tiga unit PLTU, yaitu 5,6, dan 7 yang masing-masing
berkapasitas 600 MW. Pembangunannya dimulai sejak bulan Januari
1993 dan telah beroperasi pada bulan Oktober 1996 untuk unit 5.
untuk unit 6 pada bulan April 1997 dan Oktober 1997 untuk unit 7.
Saat ini telah terpasang dan siap beroperasi PLTG (Pembangkit listrik Tenaga
Gas) dengan kontraktor pembuat yaitu John Brown Engineering, England. PLTG
ini dimaksudkan untuk mempercepat suplai catu daya sebagai penggerak peralatan
bantu PLTU, apabila terjadi black out pada sistem kelistrikan Jawa-Bali.
xix
Beroperasinya PLTU Suralaya diharapkan akan menambah kapasitas dan
kehandalan tenaga listrik di Pulau Jawa-Bali yang terhubung dalam sistem
interkoneksi se-Jawa dan Bali. Mensukseskan program pemerintah dalam rangka
penganekaragaman sumber energi primer untuk pembangkit tenaga listrik
sehingga lebih menghemat BBM, juga meningkatkan kemampuan bangsa
Indonesia dalam menyerap teknologi maju, penyediaan lapangan kerja,
peningkatan taraf hidup masayarakat dan pengembangan wilayah sekitarnya
sekaligus meningkatkan produksi dalam negeri.
Dalam pembangunannya secara keseluruhan dibangun oleh PLN Proyek
Induk Pembangkit Thermal Jawa Barat dan Jakarta Raya dengan konsultan asing
dari Montreal Engeneering Company (Monenco) Canada untuk unit 1 sampai 4
sedangkan untuk unit 5 sampai 7 dari Black & Veatch International ( BVI )
Amerika Serikat. Dalam melaksanakan pembangunan Proyek PLTU Suralaya
dibantu oleh beberapa kontraktor lokal dan kontraktor asing.
PLTU Suralaya terletak di desa Suralaya, Kecamatan Pulo Merak, Serang,
Banten. 120 km ke arah barat dari Jakarta menuju pelabuhan Ferry Merak, dan 7
km ke arah utara dari Pelabuhan Merak tersebut (Gambar 2.2).
Luas area PLTU Suralaya adalah 254 ha, area tersebut ditunjukkan pada
gambar2.3 dan pembagian wilayahnya ditunjukkan pada table 2.2
xx
Area Nama Lokasi Luas (Ha)
A Gedung Sentral 30
B Ash Valley 8
C Kompleks perumahan 30
D Coal Yard 20
- Jumlah 254
xxi
1. Main fuel oil tank
2. CW pump # 1-7
3. Administration building
4. Stacks
5. Boiler house # 1-7 22
6. Turbine gen. House #1-7
7. Control room #1-7
8. CW discharge cannal
9. 150 kV switch yard
10 Simulator building
11 Security building
16 17
12 PLN Prject office
13 EHV subst. Building 20
14 New storage
15 Old ST. recalimer 19
16 New ST. reclaimer Coal open storage
21
29
18
26
1 1 15
28
17 Setlement basin
2
18 Semi perm. JETTY
25
19 Oil JETTY 4 27
20 DERMAGA I 24
23
21 CW intake culverts 5 5 5 5 5 5 5
22 DERMAGA II 14 6 6
23 Ash conveyor 7 7
24 Ash disposal area 8
25 Water treatment area 3
26 Chlorination plant General Manajer 500 kV 11
27 H2 plant SY
28 Old storage UBP Suralaya
29 Coal conveyor
30 Ro-Ro Jetty 12
9
10
Manajemen
Representative
Deputi Deputi Deputi
General General General
Manajer Manajer Manajer Document
Operasi dan Bidang Bidang Control
Pemeliharaan GambarUmum
2.3. Denah PLTU Suralaya [1]
Pengelolaan
Batubara
xxiii
dengan nilai kalor 5000-5500 kkal/kg.Transportasi batubara dari mulut tambang
Tanjung Enim ke pelabuhan Tarahan dilakukan dengan kereta api. Selanjutnya
dibawa dengan kapal laut ke Jetty Suralaya.
Batubara yang dibongkar dari kapal di Coal Jetty kemudian dikeruk dengan
menggunakan Stacker Reclaimer (1), dan selanjutnya diangkut dengan conveyor
menuju penyimpan sementara (Temporary Stock) dengan melalui Telescopic
Chute (2) untuk kemudian dikirim ke Boiler. Selanjutnya batubara tersebut
ditransfer melalui Junction House (3) ke Scrapper Conveyor (4) lalu ke Coal
Bunker (5), diteruskan ke Coal Feeder (6) yang berfungsi mengatur jumlah aliran
ke Pulverizer (7) batubara digiling sesuai kebutuhan menjadi serbuk yang sangat
halus seperti tepung. Serbuk batubara ini dicampur dengan udara panas dari
Primary Air Fan (8) dan dibawa ke Coal Burner (9) yang menghembuskan
batubara tersebut ke dalam ruang bakar untuk proses pembakaran dan terbakar
seperti gas untuk mengubah air menjadi uap. Udara panas yang digunakan oleh
P.A. Fan dipasok dari F.D. Fan (10) yang menekan udara panas setelah dilewatkan
melalui Air Heater (11). F.D. Fan juga memasok udara ke Coal Burner untuk
mendukung proses pembakaran.
xxiv
Gambar 2.6. Proses Produksi Tenaga Listrik PLTU Suralaya [1]
Keterangan :
1. Stacker Reclaimer 17. Generator
2. Telescopic Chute 18. Transformator
3. Junction House 19. Condenser
4. Scraper Conveyor
5. Coal Bunker
6. Pulverizer
7. Primary Air Fan
8. Coal Burner
9. Forced Draft Fan
10. Induced Draft Fan
11. Electrostatic Precipitator
12. Stack
13. Superheater
14. High Pressure Turbine
15. Reheater
16. Intermediate Pressure Turbin
Hasil proses pembakaran yang terjadi menghasilkan limbah berupa abu
dalam perbandingan 14:1. Abu yang jatuh ke bagian bawah boiler secara periodik
dikeluarkan dan disimpan. Gas hasil pembakaran dihisap keluar dari boiler oleh
I.D. Fan (12) dan dilewatkan melalui Electric Precipitator (13) yang menyerap
xxv
99.5% dari abu terbang dan debu dengan sistem Elektrode yang dihembuskan ke
cerobong asap atau stack (14). Abu dan debu kemudian dikumpulkan dan diambil
dengan alat Pneumatic Gravity Conveyor yang digunakan sebagai material untuk
bahan pembuatan jalan, semen dan bahan bangunan (conblok).
Panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, diserap oleh pipa-pipa
penguap atau Waterwalls menjadi uap jenuh atau uap basah yang selanjutnya
dipanaskan dengan Superheater (15). Kemudian uap tersebut dialirkan ke turbin
tekanan tinggi H.P. Turbine (16), di mana uap tersebut ditekan melalui Nozzle ke
sudu-sudu turbin. Tenaga dari uap menghantam sudu-sudu turbin dan membuat
turbin berputar. Setelah melalui H.P. Turbine, uap dikembalikan ke boiler untuk
dipanaskan ulang di Reheater (17) sebelum uap tersebut digunakan di I.P. Turbine
(18) dan L.P. Turbine (19). Sementara itu, uap bekas dikembalikan menjadi air di
Condensor (23) dengan air laut/Sea Water (26) yang dipasok oleh C.W. Pump
(32). Air kondensasi akan digunakan kembali di boiler. Air dipompakan dari
Condensor dengan menggunakan Condensate Extraction Pump (24), dipanaskan
lagi oleh L.P. Heater (25), dinaikkan ke Deaerator (27). Tangki pemanas
kemudian dipompa oleh Boiler Feed Pump (28) melalui H.P. Heater (29), di mana
air tersebut dipanaskan lebih lanjut sebelum masuk ke boiler pada Economiser
(30), kemudian air masuk ke Steam Drum (31). Poros turbin tekanan rendah
dikopel dengan Rotor Generator (20). Rotor dalam electromagnit berbentuk
silinder ikut berputar apabila turbin berputar. Generator dibungkus dalam Stator
Generator (21). Stator ini digulung dengan menggunakan batang tembaga. Listrik
dihasilkan dalam batangan tembaga pada stator oleh elektromagnit rotor melalui
perputaran dari medan magnit. Tegangan listrik 23 KV kemudian dinaikkan
menjadi 500.000 Volt dengan Generator Transformer
xxvi
tentang nilai ambang batas dan no. 13/MENLH/1995 tanggal 07 Maret 1995
tentang baku mutu emisi sumber tidak bergerak.
Oleh karena itu PLTU Suralaya dilengkapi dengan peralatan :
a. Electrostatic Precipitator, yaitu alat penangkap abu hasil sisa pembakaran
dengan efisiensi 99,5%.
b. Cerobong asap setinggi 200 meter dan 275 meter agar kandungan debu dan
gas sisa pembakaran sampai ground level masih dibawah ambang batas.
c. Sewage treatment dan Neutralizing basin yaitu pengolahan limbah cair agar
air buangan tidak mencemari lingkungan.
d. Peredam suara untuk mengurangi kebisingan yang ditimbulkan oleh suara
mesin produksi.
e. Alat-alat pemantau lingkungan hidup yang ditempatkan di sekitar PLTU
Suralaya.
f. CW discharge Cannal sepanjang 1,9 km dengan sistim saluran terbuka
g. Pemasangan stack emmision.
xxvii
2. Turbin
Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy Industries, Jepang
Tipe : Tandem coumpound double exhaust
Kapasitas : 400 MW
Tekanan uap masuk : 169 kg/cm2
Temperatur uap masuk : 538oC
Tekanan uap keluar : 56 mmHg
Kecepatan putar : 3000 rpm
Jumlah tingkat : 3 tingkat
Turbin tekanan tinggi : 12 sudu
Turbin tekanan menengah : 10 sudu
Turbin tekanan rendah 1 : 2 * 8 sudu
Turbin tekanan rendah 2 : 2 * 8 sudu
3. Generator
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Jepang
Kecepatan putaran : 3000 rpm
Jumlah fasa : 3
Frekwensi : 50 Hz
Tegangan : 23 kV
KVA keluaran : 471 MVA
KW : 400.350 kW
Arus : 11.823 A
Faktor daya : 0.85
Rasio hubungan singkat : 0,5
Media pendingan : gas hidrogen
Tekanan gas : 4 kg/cm2
Volume gas : 80 cm2
Tegangan penguat medan : 500 V
Kumparan :Y
xxviii
4. Sistim eksitasi
a. Penguat medan tanpa sikat (brushless exciter)
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Jepang
Tipe : total enclosed
kW keluaran : 2400 kW
Tegangan : 500 V
Arus : 4800 A
Kecepatan putar : 3000 rpm
b. Penyearah (roating rectifier)
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Jepang
Tipe : penyearah silikon (silicon rectifier)
KW keluaran : 2400 kW
Tegangan : 500 V
Arus : 400 A
c. Penguat medan AC (AC exciter)
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Jepang
Tipe : roating armeture
KVA keluaran : 2700 kVA
Tegangan : 410 V
Jumlah fasa :3
Frekwensi : 250 Hz
d. Penguat medan bantu (pilot exciter)
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Jepang
Tipe : permanet magnetic field
KVA keluaran : 30 kVA
Tegangan : 170 V
Jumlah fasa :3
Frekwensi : 400 Hz
Arus : 102 A
Faktor daya : 0.95
xxix
e. Sistem eksitasi lainnya
dioda silikon : SR 200 DM
sekering : 1200 A, 1 detik
Kondensor : 0.6 F
xxx
8. Transformator generator
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Jepang
Tipe : oil immersed two winding outdoor
Daya semu : 282.000/376.000/470.000 kVA
Tegagan primer : 23 kV
Arus primer : 7.080/9.440/11.800 A
Tegangan sekunder : 500 kV
Arus sekunder : 326/434/543 A
Frekwensi : 50 Hz
Jumlah fasa :3
Uji tegangan tinggi : 1550 kV
Uji tegangan rendah : 125 kV
Uji tegangan netral : 125 kV
Prosentasi impedansi : 11.66% 11.69%
xxxi
Suhu gas masuk cerobong : + 140oC
Kecepatan alir gas : + 2 m/detik
Material cerobong : beton dan dibagian dalamnya
terdapat 2 pipa aliran gas
berdiameter 5.5 m
2. Turbin
Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy Industries,
Jepang
Tipe : Tandem coumpound quadruple
exhaust condensing reheat
Kapasitas : 600 MW
Tekanan uap masuk : 169 kg/cm2
Temperatur uap masuk : 538oC
Tekanan uap keluar : 68 mmHg
Kecepatan putar : 3000 rpm
Jumlah tingkat : 3 tingkat
xxxii
Turbin tekanan tinggi : 10 sudu
Turbin tekanan menengah : 7 sudu
Turbin tekanan rendah 1 : 2 * 7 sudu
Turbin tekanan rendah 2 : 2 * 7 sudu
3. Generator
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Jepang
Kecepatan putaran : 3000 rpm
Jumlah fasa : 3
Frekwensi : 50 Hz
Tegangan : 23 kV
KVA keluaran : 767 MVA
kW : 651.950 kW
Arus : 19.253A
Faktor daya : 0.85
Rasio hubungan singkat : 0.58 pada 706 MVA
Media pendingan : gas hidrogen
Tekanan gas : 5 kg/cm2
Volume gas : 125 cm2
Tegangan penguat medan : 590 V
Kumparan :Y
4. Sistim eksitasi
a. penguat medan tanpa sikat (brushless exciter)
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Jepang
Tipe : total enclosed
kW keluaran : 3300 kW
Tegangan : 590 V
Arus : 5593 A
Kecepatan putar : 3000 rpm
b. penyearah (roating rectifier)
xxxiii
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Jepang
Tipe : penyearah silikon (silicon rectifier)
KW keluaran : 330 kW
Tegangan : 590 V
Arus : 550 A
c. penguat medan AC (AC exciter)
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Jepang
Tipe : roating armeture
KVA keluaran : 3680 kVA
Tegangan : 480 V
Jumlah fasa :3
Frekwensi : 200 Hz
d. penguat medan bantu (pilot exciter)
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Jepang
Tipe : permanet magnetic field
KVA keluaran : 20 kVA
Tegangan : 125 V
Jumlah fasa :3
Frekwensi : 400 Hz
Arus : 160 A
Faktor daya : 0.95
e. Sistem eksitasi lainnya
dioda silikon : FD 500 DH 60
sekering : 800 A, 1 detik
Kondensor : 0.6 F
xxxiv
Kelembutan hasil penggilingan : 200 Mesh
Kecepatan putar : 23.5 rpm
Motor penggerak : 522 kW/3.3 kV/158 A/50 Hz
Motor penggerak
Turbin BFP : 5.720 rpm
Motor listrik : 5.960 kW/10 kV/50 Hz/3 fasa/1.480 rpm
8. Transformator generator
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Jepang
Tipe : oil immersed two winding outdoor
Daya semu : 411.000/548.000/685.000 kVA
Tegagan primer : 23 kV
Arus primer : 17.195 A
Tegangan sekunder : 500 kV
Arus sekunder : 791 A
xxxv
Frekwensi : 50 Hz
Jumlah fasa :3
Uji tegangan tinggi : 1550 kV
Uji tegangan rendah : 125 kV
Uji tegangan netral : 125 kV
Prosentasi impedansi : 11.9% pada 685 MVA
BAB III
LANDASAN TEORI
xxxvi
3.1 Transformator
Transformator atau lebih dikenal dengan nama transformer atau trafo
adalah suatu peralatan listrik yang mengubah daya listrik AC pada satu level
tegangan yang satu ke level tegangan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik
tanpa merubah frekuensinya. Tranformator biasa digunakan untuk
mentransformasikan tegangan (menaikkan atau menurunkan tegangan AC). Selain
itu, transformator juga dapat digunakan untuk sampling tegangan, sampling arus,
dan juga mentransformasi impedansi. Transformator terdiri dari dua atau lebih
kumparan yang membungkus inti besi feromagnetik. Kumparan-kumparan
tersebut biasanya satu sama lain tidak dihubungkan secara langsung. Kumparan
yang satu dihubungkan dengan sumber listrik AC (kumparan primer) dan
kumparan yang lain mensuplai listrik ke beban (kumparan sekunder). Bila
terdapat lebih dari dua kumparan maka kumparan tersebut akan disebut sebagai
kumparan tersier, kuarter, Impedansi Saluaran.
xxxvii
Gambar 3.1.Kumparan Trafo [2]
xxxviii
3. Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan
pendinginan menjadi lebih baik
4. Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan
5. Tidak merusak bahan isolasi padat
6. Sifat kimia yang stabil
xxxix
3.2 Sistem Proteksi
xl
Komponen sistem proteksi terdiri dari Transformator Arus (Current Transformer),
Transformator Tenaga (Potential Transformer), Relai, Pemutus Tenaga (Circuit
Breaker) dan Baterai.
xli
gangguan pada daerah cincin ini, relay akan memerintahkan pemutus tenaga
untuk trip dan mengamankan daerah yang sehat. Cincin pengaman ini disebut
dengan zona proteksi. Pada Gambar di bawah ditunjukan suatu zona proteksi
sederhana dari relay diferensial untuk proteksi pada transformator.
Variasi zona proteksi untuk sistem tenaga secara khusus, ditunjukan oleh
gambar 3.8 Dapat diamati bahwa zona-zona yang berdekatan saling melingkupi
(overlap), dilain pihak terdapat bagian yang tidak terproteksi. Pada waktu yang
bersamaan, harus disadari bahwa jika gangguan terjadi pada daerah yang
dilingkupi maka lebih sedikit CB yang akan trip. Setiap zona akan menggunakan
prinsip relay yang berbeda beda.
xlii
3.6 Proteksi Transformator
Current transformer (CT) atau Trafo Arus adalah peralatan pada sistem tenaga
listrik yang berupa trafo yang digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya
hingga ratusan ampere dan arus yang mengalir pada jaringan tegangan tinggi. Di
samping untuk pengukuran arus, trafo arus juga digunakan untuk pengukuran
daya dan energi, pengukuran jarak jauh, dan rele proteksi. Kumparan primer trafo
dihubungkan seri dengan rangkaian atau jaringan yang akan dikur arusnya
sedangkan kumparan sekunder dihubungkan dengan meter atau dengan rele
proteksi.
Prinsip kerja trafo arus sama dengan trafo daya satu fasa. Bila pada kumparan
primer mengalir arus I1, maka pada kumparan timbul gaya gerak magnet sebesar
N1I1. Gaya gerak ini memproduksi fluks pada inti, dan fluks ini membangkitkan
gaya gerak listrik pada kumparan sekunder. Bila terminal kumparan sekunder
tertutup, maka pada kumparan sekunder mengalir arus I1. Arus ini menimbulkan
gaya gerak magnet N2I2 pada kumparan sekunder. Pada trafo arus biasa dipasang
burden pada bagian sekunder yang berfungsi sebagai impedansi beban, sehingga
trafo tidak benar-benar short circuit. Apabila trafo adalah trafo ideal, maka
berlaku persamaan :
Dimana:
xliii
N2 : Jumlah belitan kumparan sekunder
Biasa digunakan untuk pengukuran pada arus rendah, burden yang besar, atau
pengukuran yang membutuhkan ketelitian tinggi. Belitan primer tergantung pada
arus primer yang akan diukur, biasanya tidak lebih dari 5 belitan. Penambahan
belitan primer akan mengurangi faktor thermal dan dinamis arus hubung singkat.
Rasio tunggal adalah trafo arus dengan satu kumparan primer dan satu
kumparan sekunder.
xliv
Gambar 3.10 Rasio Ganda [3]
Digunakan apabila sistem membutuhkan salah satu fungsi saja, yaitu untuk
pengukuran atau proteksi.
b) Inti Ganda
xlv
Hubung singkat antar phasa
Hubung singkat antar phasa ke tanah
Busur api listrik antar laminasi
Busur api listrik karena kontak yang kurang baik.
b) Relai Tekanan Lebih
Relai ini berfungsi hampir sama seperti Relay Bucholz. Fungsinya adalah
mengamankan terhadap gangguan di dalam transformator. Bedanya relai ini hanya
bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung mentripkan
pemutus tenaga (PMT). Alat pengaman tekanan lebih ini berupa membran yang
terbuat dari kaca, plastik, tembaga atau katup berpegas, sebagai pengaman tangki
transformator terhadap kenaikan tekan gas yang timbul di dalam tangki yang akan
pecah pada tekanan tertentu dan kekuatannya lebih rendah dari kekuatan tangki
transformator
c) Relai Diferensial
Berfungsi mengamankan transformator terhadap gangguan di dalam
transformator, antara lain adalah kejadian flash over antara kumparan dengan
kumparan atau kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam
kumparan ataupun beda kumparan.
d) Relai Arus lebih
Berfungsi mengamankan transformator jika arus yang mengalir melebihi dari
nilai yang diperkenankan lewat pada transformator tersebut dan arus lebih ini
dapat terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan hubung singkat. Arus lebih
ini dideteksi oleh transformator arus atau current transformator (CT).
e) Relai Tangki Tanah
Alat ini berfungsi untuk mengamankan transformator bila ada hubung singkat
antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada
transformator.
f) Relai Hubung Tanah
Fungsi alat ini adalah untuk mengamankan transformator jika terjadi gangguan
hubung singkat satu phasa ke tanah.
g) Relai Thermis
Alat ini berfungsi untuk mencegah/mengamankan transformator dari kerusakan
isolasi pada kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus
lebih. Besaran yang diukur di dalam relai ini adalah kenaikan suhu.
xlvi
3.7 Transformator 3 Fasa
a. Transformator Hubungan Bintang
Pada hubungan bintang terdapat titik netral dan saluran netral akan
mengalirkan arus IN yang besarnya IN = IA + IB + IC, dalam sistem yang
seimbang IN = 0.
Besarnya daya pada hubungan bintang adalah tiga kali tiap transformator.
S = 3.Vp.Ip (3-4)
S= . IL (3-5)
Keterangan :
S = daya semu transformator tiga fasa (VA)
VP = tegangan fasa (Volt)
VL = tegangan saluran (Volt)
IL = arus saluran (A)
b. Transformator Hubungan Delta
Tegangan transformator tiga fasa dengan kumparan yang dihubungkan
secara delta VAB,VBC,VCA masing- masing berbeda 120.
V AB + VBC + VCA = 0 (3-6)
c. Transformator Hubungan Zig-zag
Pada hubungan zig-zag dimana masing-masing lilitan tiga fasa pada sisi
tegangan rendah dibagi menjadi dua bagian dan masing masing dihubungkan pada
xlvii
kaki yang berlainan. Hubungan silang atau zig zag digunakan untuk keperluan
khusus seperti pada ransformator distribusi dan transformator converter.
d. Vektor Grup Transformator
Vektor grup transformator atau jam trafo akan menentukan pergeseran
sudut arus primer dan sekunder pada transformator, hal ini akan menentukan
sambungan relay diferensial.
Vektor tegangan dan arah arus pada transformator daya dan transformator arus.
Gambar dibawah ini menunjukkan contoh cara menentukan vector grup
transformator Yd 11 serta cara merangkai. Wiring dari kumparan sisi primer dan
sekunder transformator sehingga arah arah arusnya sesuai dengan vector grup
transformator yang kita tentukan.
xlviii
Relay differensial merupakan suatu relay yang prinsip kerjanya berdasarkan
kesimbangan (balance), yang membandingkan arus-arus sekunder transformator
arus (CT) terpasang pada terminal-terminal peralatan atau instalasi listrik yang
diamankan. Penggunaan relay differensial sebagai relay pengaman, antara lain
pada generator, transformator daya, bus bar, dan saluran transmisi. Relay
differensial digunakan sebagai pengaman utama (main protection) pada
transformator daya yang berguna untuk mengamankan belitan transformator bila
terjadi suatu gangguan. Relay ini sangat selektif dan sistem kerjanya sangat cepat.
3.8.1 Prinsip Kerja Dari Relay Differensial
Sebagaimana disebutkan diatas, Relay differensial adalah suatu alat proteksi
yang sangat cepat bekerjanya dan sangat selektif berdasarkan keseimbangan
(balance) yaitu perbandingan arus yang mengalir pada kedua sisi trafo daya
melalui suatu perantara yaitu trafo arus (CT). Dalam kondisi normal, arus
mengalir melalui peralatan listrik yang diamankan (generator, transformator dan
lain-lainnya). Arus-arus sekunder transformator arus, yaitu I1 dan I2 bersikulasi
melalui jalur IA. Jika relay pengaman dipasang antara terminal 1 dan 2, maka
dalam kondisi normal tidak akan ada arus yang mengalir melaluinya. Dapat dilihat
pada gambar 3.15. dibawah ini:
Jika terjadi gangguan diluar peralatan listrik yang diamankan (external fault),
maka arus yang mengalir akan bertambah besar, akan tetapi sirkulasinya akan
tetap sama dengan pada kondisi normal, sehingga relay pengaman tidak akan
bekerja untuk gangguan luar tersebut. Jika gangguan terjadi didalam (internal
fault), maka arah sirkulasi arus disalah satu sisi akan terbalik, menyebabkan
keseimbangan pada kondisi normal terganggu, akibatnya arus ID akan mengalir
melalui relay pengaman dari terminal 1 menuju ke terminal 2. Selama arus-arus
xlix
sekunder transformator arus sama besar, maka tidak akan ada arus yang mengalir
melalui kumparan kerja (operating coil) relay pengaman, tetapi setiap gangguan
(antar fasa atau ke tanah) yang mengakibatkan sistem keseimbangan terganggu,
akan menyebabkan arus mengalir melalui Operating Coil relay pengaman, maka
relai pengaman akan bekerja dan memberikan perintah putus (tripping) kepada
circuit breaker (CB) sehingga peralatan atau instalasi listrik yang terganggu dapat
diisolir dari sistem tenaga listrik. Seperti gambar 3.8 dibawah ini :
l
Gambar 3.17 Karakteristik Trafo Arus (CT) Pada Relay Differensial [3]
li
3.8.3 Longitudinal Differensial Relay (LDR)
Longitudinal differensial relay biasa dikenal sebagai circulating current type.
Dalam keadaan normal, maka gangguan yang terjadi diluar daerah pengamanan
(zone) mengakibatkan tidak ada arus atau bahkan sangat kecil yang mengalir di
operating coil. Nilai setting longitudinal differensial relay adalah :
isetting = i = i1-i2 (3-7)
Keterangan :
isetting ,i = nilai setting longitudinal differensial relay (A)
i1 = arus sisi primer (A)
i2 = arus sisi sekunder (A)
1 (3-8)
lii
2 (3-9)
Torsi pada relay elektromagnetik adalah proporsional terhadap kuadrat dari flux,
sehingga torsi yang dihasilkan oleh restrining coil adalah :
M [ Nr ]2 (3-11)
M [ Nr ] 2 = M ( No ( I1 I2 ))2 (3-14)
liii
I1 I2 = k dimana k = Nr/No (3-16)
I1 I2 = k + Kg (3-17)
Karakteristik operasi relai akan berupa garis lurus dari slope (Nr/No).Percentage
differensial relay mempunyai dua setting yaitu setting slope dansetting minimum
pick-up. Slope diatur dengan merubah tapping pada restraining coil. Setting
minimum pick-up diatur dengan merubah spring dari restraining.
Secara umum besarnya setting slope relay diferensial dapat dapat dirumuskan
sebagai berikut:
liv
Gambar 3.21 Relay Differensial Persentase (Relay Differensial Bias). [3]
(I1 + I2)/2 didalam belitan N. untuk gangguan luar I1 dan I2 semakin besar dan
karenanya kopel peredam bertambah besar yang bisa mencegah kesalahan operasi.
Karakteristik operasi dari relay yang demikian diberikan pada gambar 3.22. di
bawah ini :
lv
mungkin bekerja kurang akurat dengan gangguan eksternal seperti CT yang sama
tidak memiliki arus sekunder yang sama terhadap kesalahan konstruksional atau
di bawah kondisi gangguan dapat menyebabkan terjadinya saturasi pada CT,
adanya arus sekunder yang tidak sama dan perbedaan arus sekunder dapat
menyebabkan pendekatan nilai pickup relay. Kekurangan ini ditanggulangi dalam
relay differensial tipe persentase (percentage differential relay). Gambar 3.23.
menunjukkan hubungan rangkaian sederhana untuk relay.
Arus differensial dalam operating coil Iop adalah IAe - IBe, sementara arus dalam
restraint coil R adalah (IAe + IBe)/2, karena operating coil dihubungkan ke restraint
coil. Dengan kata lain jumlah lilitan pada restraint coil adalah N, total ampere
turn IRT adalah IAeN/2 + IBeN/2 atau sama dengan jika (IAe + IBe)/2 mengalir melalui
seluruh kumparan.
Karakteristik kerja relay tipe ini ditunjukkan pada Gambar 3.24, kecuali pada
arus rendah, rasio dari arus operasi differensial terhadap arus restraint rata-rata
adalah persentase yang sesuai.
lvi
Gambar 3.25 Simbol Relay Differensial Tipe Bias Percentage. [3]
Gambar 3.26 Kurva Karakteristik Relay Differensial Tipe Bias Percentage. [3]
1 Pengertian UST
2 Konstruksi UST
transformator utama hanya saja ada perbedaan antara ukuran fisik dan system
lvii
Pendinginan UST adalah menggunakan system ONAN(OIL Natural Air
minyak secara alami atau minyak yang tidak di pompa sedangkan minyak itu
sendiri didinginkan oleh udara secara alami atau udara bersirkulasi secara
lembaran logam.
3 Proteksi UST
Sistem proteksi pada UST adalah sama halnya dengan system proteksi
pada transformator utama yang telah di uraikan secara jelas pada bagian
sebelumnya.
Beban UST adalah beban pada unit pembangkit yang digunakan untuk
lviii
mengerakan pompa,fan atau blower,menggerakan kompresor,,mengangkat
listrik 3 fasa.Motor ini merupakan jenis motor yang banyak digunakan baik
dari suatu tempat ke tempat lain.Motor induksi terbagi menjadi dua bagian
yang berputar pada motor disebut rotor sedangkan bagian yang diam disebut
stator.Rotor terdiri dari dua jenis yaitu rotor lilit dan rotor sangkar.Motor
listrik dalam beban termasuk dalam beban pemakian sendiri unit pembangkit.
digunakan sebagai pengaman mesin itu sendiri sehingga efisiensi dari mesin
lix
dapat ditingkatkan.sistem kendali juga termasuk sebagai beban pemakaian
4.0.3 Baterai
arus searah yang diperoleh dari hasil proses kimia.Baterai digunakan sebagai
rectifier untuk merubah arus bolak balik dari sumber awal menjadi arus
rutin.Baterai ini juga termasuk beban pemakaian sendiri yang bisa charging.
lx