ELEKTRONIKA
LAPORAN PRAKTIKUM
SKS :2
Semester :3
6 Deniva Nurcahyadi
7 Raniah Inas Salsabila
8 Dentaruni Cahya P
9 Deska Ryswandha U
10 Anggita Eka Dewi M
ii
PENDAHULUAN
A. UMUM
Sesuai dengan Tujuan Pendidikan STTR, yaitu:
Pembinaan hidup masyarakat
Pembinaan sikap ilmiah
Pembinaan sikap kepemimpinan
Pembinaan keahlian
iii
3. Dalam melaksanakan praktikum perlu diperhatikan penggunaan waktu
yang ada, karena waktu pelaksanaan praktikum Elektronika adalah “3
jam”.
Rincian penggunaan adalah sebagai berikut:
Persiapan
Untuk persiapan, praktikan diberi waktu 30 menit dan pada
saat persiapan tugas praktikan adalah: menyertakan tugas
pendahuluan dan meminjamkan peralatan yang belum ada.
Melakukan Percobaan
B. TATA TERTIB
Tata tertib yang harus diperhatikan dan ditaati selama melakukan
praktikum Elektronika adalah:
1. Praktikan harus hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai.
2. Praktikan baru diperkenankan masuk laboratorium setelah percobaan
yang akan dilaksanakan dinyatakan siap oleh asisten.
3. Sebelum melaksanakan praktikum, selama perlengkapan kecuali buku
petunjuk praktikum, alat tulis dan peralatan penunjang harus diletakkan
ditempat yang telah ditentukan.
iv
4. Setiap praktikan harus melakukan percobaan dengan rekan praktikum
yang telah ditentukan.
5. Selama mengikuti praktikum, praktikan harus berpakaian sopan dan
tidak diperbolehkan memakai sandal, bertopi, merokok, membuat gaduh
dan lain – lain.
6. Selama praktikum, praktikan hanya diperbolehkan menyelesaikan
tugasnya pada meja yang telah disediakan (melakukan percobaan,
membuat laporan sementara dan resmi).
7. Selama melakukan percobaan, semua hasil data percobaan ditulis dalam
kolom – kolom tabel yang dipersiapkan terlebih dahulu. Laporan
sementara dibuat rangkap n+1 dan dilaporkan pada asisten untuk ditanda
tangani. N adalah jumlah praktikan dalam satu kelompok.
8. Berdasarkan Laporan Sementara yang telah disetujui oleh asisten, setiap
praktikan membuat Laporan Resmi sesuai dengan tugas yang diberikan
dalam buku petunjuk, kemudian diserahkan kepada asisten masing –
masing dengan dilampiri laporan sementara.
9. Jika praktikan akan meninggalkan ruang praktikum, harus melaporkan
pada asisten dan demikian pula sebaliknya.
10. Praktikan yang sudah menyelesaikan tugas – tugasnya, diharuskan
meninggalkan ruang praktikum.
11. Ketidakhadiran peserta dalam suatu praktikum harus atas sepengetahuan
asisten yang bersangkutan. Ketidakhadiran tanpa izin asisten akan
mengurangi nilai laporan dari percobaan sebesar 20%.
C. KESELAMATAN KERJA
Dalam praktikum praktikan diwajibkan untuk menerapkan prinsip
keselamatan kerja yang bertujuan untuk melindungi agar benda tidak rusak
dan menghindari terjadinya kecelakaan terjadi antaranya:
Dalam praktikum mahasiswa dilarang bercanda karena dapat
mengakibatkan terjadinya kecelakaan.
v
D. SANKSI
Ada beberapa sanksi yang tepat dapat diterapkan terhadap praktikan yang
melanggar peraturan tata tertib:
1. Pelanggaran terhadap:
a) Point A-5, asisten berhak melakukan pencoretan terhadap tugas
yang telah dikerjakan.
b) Point A-6, B-1, B-5, dan B-9 dikenakan sanksi pembatalan
percobaan yang dilakukan.
c) Point A-2, B-3, B-4, dan B-9 dikenakan sanksi peringatan dan
apabila telah mendapatkan peringatan 3 kali, praktikan akan
dikeluarkan dan mendapatkan “NILAI E”.
2. Praktikum yang melakukan kecurangan dapat dikenakan sanksi berupa
pembatalan seluruh praktikum dan diberi “NILAI E”.
3. Praktikum yang karena kelalainnya menyebabkan kerusakan atau
menghilangkan alat milik laboratorium harus mengganti alat tersebut,
apabila dalam waktu yang ditentukan belum mengganti, maka tidak
diperkenankan mengikuti praktikum berikutnya.
4. Praktikum yang tidak mengikuti praktikum sebanyak 4 kali diberi sanksi
pembatalan seluruh praktikum dan diberi “NILAI E”.
Sanksi yang lain yang ada diluar sanksi – sanksi diatas ditentukan kemudian oleh
kepala laboratorium.
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................... ii
PENDAHULUAN .................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
PRAKTIKUM I ....................................................................................................... 1
PRAKTIKUM II ..................................................................................................... 7
PRAKTIKUM III .................................................................................................. 17
PRAKTIKUM IV .................................................................................................. 22
PRAKTIKUM V ................................................................................................... 28
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
PRAKTIKUM I
I. JUDUL PRAKTIKUM
RECTIFIER (PENYEARAH)
V. PROSEDUR PERCOBAAN
A. Rangkaian Rectifier Setengah Gelombang (Half Wave)
1. Siapkanlah semua alat dan bahan yang akan dipakai.
2. Menghubungkan power supply ke transformator 5 Ampere.
3. Menghubungkan osciloscop ke power supply.
1
2
Perhitungan :
Input : AC
V/dv = 5
VPP = divertikal x V/dv
=6 x 5= 30
Vpeak = ½ x Vpp = ½ x 30 = 15
Output : DC
Vpp = divertikal x V/dv
= 3 x 5 = 15
Vpeak = ½ x Vpp = ½ x 15 = 7,5
Keterangan :
Vpp = Tegangan puncak ke puncak
Vpic = Tegangan 0 ke puncak
Perhitungan :
Input : AC
V/dv = 10
VPP = divertikal x V/dv
= 3 x 10 = 30
Vpeak = ½ x Vpp = ½ x 30 = 15
Output : DC
VPP = divertikal x V/dv
= 1,8 X 10 = 18
Vpeak = ½ x Vpp = ½ x 18 = 9
Keterangan :
Vpp = Tegangan puncak ke puncak
Vpic = Tegangan 0 ke puncak
C. Bridge Dioda
1. Siapkanlah semua alat dan bahan yang dipakai.
2. Menghubungkan power supply ke transformator CT 5 Ampere.
3. Menghubungkan osciloscop ke power supply.
4. Merangkai dioda 6A05 MIC ke output 12 transformator 5 Ampere.
5. Keluar + dari rangkaian dioda k3 + osciloscop.
6. Keluar – dari rangkaian dioda – osciloscop.
7. Mencatat atau menggambar bentuk input dari sinyal osciloscop.
4
Perhitungan :
2 . 𝑉𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑠
VR =
𝜋
2 . 34 68
VR = = = 21,65 V
3,14 3,14
5
VII. ANALISIS
Terdapat perbedaan antara percobaan 1, 2, dan 3. Percobaan pertama
dilakukan dengan setengah gelombang perhitungan yang dihasikan adalah
Vpp = 30,15 V, Vmax = 34 V, Vpeak = 15, 7,5 V. Percobaan kedua
menghasilkan adalah Vpp = 30 , 1,8 V, Vmax = 34 V, Vpeak = 15, 9 V.
Percobaan ketiga menghasilkan Vs maks 34V , VR = 21,65 V.
VIII. KESIMPULAN
Dapat merubah tegangan bolak – balik (AC) menjadi tegangan searah (DC)
dan mengetahui bentuk gelombang dari penyearah gelombang penuh 4
dioda. Dari hasil pengamatan yang diperoleh tentang mengamati bentuk
tegangan yang dihasikan oleh penyearah arus gelombang penuh sehingga
dapat disumpulkan bahwa kapasistor mempengaruhi frekuensi Vout. Bila
rangkaian disusun tanpa menggunakan kapasistor maka akan terbentuk
gelombang, sedangkan jika diberi kapasistor tidak akan menghasilkan
gelombang yang akan mempengaruhi frekuensi.
PRAKTIKUM II
I. JUDUL PRAKTIKUM
RANGKAIAN CLIPPER DENGAN DIODE
7
8
Rangkaian Praktikum
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Dengan menggunakan breadboard, rangkaian clipper positif seperti pada
gambar 2.5 A.
2. Sebelum signal generator dinyalakan, set – lah channel 1 dan 2 dari
Oscilloscope pada skala 1 Volt/ division, dc coupling dan time base =
1ms/ division.
3. Sebelum signal generator dinyalakan, nyalakan terlebih dahulu
Oscilloscope set – lah posisi garis sinyal channel 1 dan 2 pada level
sama yaitu zero volts.
11
Percobaan 1
R = Coklat,Abu,Merah = 1800 Ω
RBb = Merah, Hitam,Merah = 2000Ω
Vp = 12V
V = 2,54 V
𝑅𝐵𝑏
VBb = 𝑅+𝑅𝐵𝑏 X Vp
2000
= X 12
1800+2000
= 6,31579 V
= 6,31579 V
1
= 0,2
5
𝑉𝑜𝑙𝑡
= 1V
𝑑𝑖𝑣
= 1V X 3 = 3V
Percobaan3
R = Coklat,Abu,Merah = 1800
RBb = Merah, Hitam,Merah = 2000
Vp = 12V
V = 2,54 V
𝑅𝐵𝑏
VBb = 𝑅+𝑅𝐵𝑏 X Vp
2000
= X 12
1800+2000
= 6,31579 V
Hasil ukur V/div = 1volt 6 kotak
1
5
= 0,2 2 Garis
VII. ANALISIS
Prinsip kerja dari rangkaian clipper yaitu selama setengah siklus positif
tegangan input diode konduksi dengan demikian dalam kondisi ini diode seperti
saklar tertutup. Selama setengah siklus negative diode terbias reverse dan
kelihatan terbuka dan sebagai akibatnya rangkaian membentuk pembagi
tegangan. Selama setengah siklus negative, diode terbias reserve tidak kelihatan
seperti terbuka. Selama setengah siklus positif diode konduksi dan seluruh
tegangan jatuh pada R dan sebaliknya pada setengah siklus negative diode off,
dan karena RL jauh lebih besar dari R sehingga hampir seluruh tegangan
setengah siklus negative muncul pada RL, Pada clipper negatrif semua sinyal
diatas level 0 volt telah dipotong. Clipper dibias bekerja dengan membuang
sinyal diatas level +V, dalam beberapa aplikasi mungkin level pemotongan
tidak = 0 volt, maka dari itu dengan clipper bias dapat membantu menggeser
level pemotongan positif atau level negative yang diinginkan.
Berdasarkan data hasil percobaan dibuatlah rangkaian seperti pada
pengolahan data diatas
Pada rangkaian clipper positif gelombang pada gambar terarah kebawah
dan menghasilkan -0,6V dan pada rangkaian negative pada gambar sesuai
percobaan gelombang mengarah ke atas dengan rangklaian clipper negative
dan menghasilkan +3,2 V.
VIII. KESIMPULAN
I. JUDUL PRAKTIKUM
Transistor sebagai saklar (switch)
17
18
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Transistor sebagai saklar dengan Rs
a. Susunlah rangkaian seperti gambar dibawah ini, tentukan Q1, R1,
R2, V1 dan V2.
VII. ANALISIS
Prinsip pada percobaan transistor sebagai saklar ini adalah dengan
memanfaatkan daerah kerja transistor pada kondisi saturasi (ON) dan pada
kondisi cutt off (OFF). Kondisi cutoff pada transistor dapat dilakukan tanpa
memberi tegangan input pada basis, maka akan terjadi cutoff (OFF). Pada
kondisi ini collector dan emitor tak terhubung.
21
Kondisi saturation (ON) pada transistor dapat dilakukan dengan
mengalirkan arus yang besar pada basis sehingga menyebabkan arus
maksimum pada collector. Pada kondisi tersebut antara collector dan emitte
tersambung langsung ( short). Dengan dua daerah kerja transistor ini maka
transistor dapat digunakan sebagai saklar ( ON / OFF ).
Jenis transistor yang digunakan pada percobaan ini adalah jenis transistor
NPN ditandai dengan anak panah mengarah kerah luar pada bagian emitter
dan arus mengalir dari kolektor ke emitor yang basisnya dihubungkan ke
ground.
VIII. KESIMPULAN
I. JUDUL PRAKTIKUM
TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT
22
23
kaki kolektor. Penguat Common Emitter adalah penguat yang kaki emitor
transistor digrounkan, lalu input dimasukan kebasis dan output diambil pada
kaki kolektor. Penguat Common Colector adalah penguat yang kaki kolektor
transistor digrounkan, lalu input dimasukan kebias dan output diambil pada
kaki emitor.
V. PROSEDUR PERCOBAAN
Prosedur kerja yang kami lakukan pada percobaan ini yaitu sebagai berikut :
1. Bias Transistor
24
2. Common Emitter
a. Memasang kapasitor pada rangkaian dan memberikan masukan
isyarat sinusoidal dengan frekuensi 1 KHz dan mengatur tegangan
isyarat masukan agar sinyal keluaran cacat bentuknya. Mengukur
tegangan keluaran dan isyarat masukan dengan osiloskop.
b. Melepaskan pembangkit isyarat dan mengubah potensiometer
hingga transistor tepat akan mulai pada keadaan saturasi. Mengukur
nilai dan Menghubungkan dengan pembangkit isyarat (1 KHz 5 mV)
dan mengamati isyarat keluarannya.
c. Melepaskan pembangkit isyarat, mengatur VR hingga= 12 Volt.
Mengukur, dan keadaan seperti ini dinamakan transistor dalam
keadaan cut off. Arus Menghubungkan dengan pembangkit isyarat (1
KHz 5 mV) dan mengamati bentuk isyarat keluarannya.
d. Mengukur tegangan masukan dan tegangan keluaran transistor untuk
setiap variasi VR, kemudian menentukan penguatan tegangan
transistor.
Zi = R1// R2 // Zib
680 // 1200 // 12.052
= 1 + 1 + 1
680 1200 12.052
9,384x109
= 838.657
= 11.726,41K
26
b. Hasil Praktikum
VII. ANALISIS
Penguat common emitter adalah penguat yang kaki emitter transistor
dogroundkan, lalu input dimasukkan ke basis dan output diambil pada kaki
collector. Penguat common emitter juga mempunyai karakteristik sebagai
penguat tegangan.
Pada rangkaian bahwa R1 dan R2 bekerjasama dalam mengatur tegangan
bias pada basis transistor. Konfigurasi ini termasuk jenis penguat kelas A.
Sinyal input masuk ke penguat melalui kapasistor C1 ke basis transistor. Dan
sinyal output diambil pada kaki collector dengan melewati kapasistor C2.
VIII. KESIMPULAN
1. Penguat common emitter adalah bentuk penguat tegangan, dimana pada
kaki emitter di groundkan, lalu input dimasukan ke basis, dan output
diambil pada kaki kolektor.
27
I. JUDUL PRAKTIKUM
MULTIVIBRATOR
28
29
2. Multivibrator Monostabil
Multivibrator monostabil atau mengalami stabil pada saat satu
keadaan namun tidak stabil pada keadaan yang lainnya. Bila dipicu
30
Setiap kali suatu pinggiran pulsa lonceng positif tiba pada basi Q,
tengangan keluaran Y berpindah dari rendah ke tinggi selama sesaat
dan selanjutnya kembali ke keadaan rendah. Terdapat sebuah pulsa segi
empat bagi setiap pinggiran pulsa lonceng positif.
3. Mulvibrator Astabil
Multivibrator astabil mempunyai dua keadaan, namun tidak stabil pada
salah satu keadaan diantaranya dengan perkataan lain. Multivibrator
31
akan berada pada salah satu keadaanya selama sesaat dan kemudian
berpindah ke keadaan yang lain. Disini Multivibrator tetap untuk sesaat
sebelum kembali ke keadaan semula, perpindahan pulang pergi
berkesinambungan ini menghasilkan suatu gelombang segi empat
dengan waktu bangkit yang sangat cepat. Karena tidak dibutuhkan
sinyal masukkan untuk memperoleh suatu keluaran.
C1= 3,3 µF
C2 = 3,3 µF
32
V. PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengukur komponen resistor dan kapasistor dengan Avometer
3. Membuat rangkaian mulvibrator
4. Power supply 9 Volt
5. Melihat hasil pada oscilloscope
6. Mencatat hasil
VIII. KESIMPULAN
Pada rangkaian multivibrator menggunakanndua buah transistor dengan tipe
yang sama yang dirangkai silang. Nilai Rc pada kedua transistior sama
begitu pula dengan nilai Rb, kemudian Rc dan Rb pada kedua transistor
pada rangkaian ini menghasilkan output gelombang seperti gergaji.
DAFTAR PUSTAKA
33