Anda di halaman 1dari 65

MODUL PRAKTIKUM

PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

Disusun oleh :
Tim Asisten Laboratorium Telekomunikasi

LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT karena berkat hidayah-Nya


akhirnya modul praktikum Pengolahan Sinyal Digital ini dapat diselesaikan dan kami persembahkan
kepada saudara-saudara semua.
Modul praktikum Pengolahan Sinyal Digital ini terdiri atas bahan-bahan yang dianggap
penting sebagai pengetahuan dasar bagi mahasiswa Teknik Elektro terlebih lagi bagi mahasiswa
yang berminat untuk mendalami ilmu Telekomunikasi lebih lanjut. Ada 5 modul pada pembahasan
praktikum Pengolahan Sinyal Digital. Adapun modul yang akan dipelajari adalah Sinyal
Diskrit,Sampling dan Aliasing, Konvolusi Diskrit ,Audio Multichanel dan Kompresi Audio,
Pengolahan Sinyal Digital pada Citra, serta Filter Suara.
Kami menyadari banyak kekurangan yang terdapat dalam modul ini sehingga setiap saran
dan kritikan bersifat membangun untuk peningkatan kualitas modul ini sangat kami perlukan.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih atas segala bantuan dan partisipasi yang telah saudara-saudara
berikan karena setiap bantuan tersebut sangat berharga bagi kami.

Selamat praktikum, semoga bermanfaat.....

Tim Asisten Laboratorium Telekomunikasi


Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Andalas
Padang
September 2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
STRUKTUR PENGELOLAAN LABORATORIUM
TELEKOMUNIKASI.......................................................................................................iv
TATA TERTIB PRAKTIKUM.......................................................................................v
FORMAT LAPORAN....................................................................................................vii
Modul I : SINYAL DISKRIT,SAMPLING DAN ALIASING....................................1
I. Tujuan Percobaan..................................................................................................1
II. Dasar Teori............................................................................................................1
III. Prosedur percobaan................................................................................................5
IV. Tugas pendahuluan..............................................................................................16
Modul II : KONVOLUSI DISKRIT............................................................................17
I. Tujuan Percobaan................................................................................................17
II. Dasar Teori..........................................................................................................17
III. Prosedur percobaan..............................................................................................18
IV. Tugas pendahuluan..............................................................................................26
Modul III : AUDIO MULTICHANEL DAN KOMPRESI AUDIO.........................27
I. Tujuan Percobaan................................................................................................27
II. Dasar Teori..........................................................................................................27
III. Alat dan Bahan....................................................................................................28
IV. Prosedur percobaan..............................................................................................28
V. Jurnal....................................................................................................................29
VI. Perhitungan..........................................................................................................30
VII. Tugas Pendahuluan........................................................................................32
Modul IV : PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL PADA CITRA............................33
I. Tujuan Percobaan................................................................................................33
II. Dasar Teori..........................................................................................................33
III. Alat dan Bahan....................................................................................................35
IV. Prosedur percobaan..............................................................................................35
V. Jurnal Percobaan..................................................................................................39

TIM ASISTEN LABORATORIUM ii


VI. Tugas Pendahuluan..............................................................................................41
Modul V : FILTER SUARA.........................................................................................43
I. Tujuan Percobaan................................................................................................43
II. Dasar Teori..........................................................................................................43
III. Alat dan Bahan....................................................................................................44
IV. Prosedur percobaan..............................................................................................44
V. Jurnal....................................................................................................................46
VI. Tugas Pendahuluan..............................................................................................49

TIM ASISTEN LABORATORIUM iii


STRUKTUR PENGELOLAAN
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI

Kepala : Rudy Fernandez, M.T.

Koordinator Asisten : Jeffry Kurniawan

Koordinator Praktikum : Annisa Aurel Erman

Asisten : Bobby Arma Sugara


Febi Sabila Utari
Randhy Rachmad Saputera
Sisi Indriani
Yusuf Rahmat
Ghinaa Arsyad Ullaya Noerdin
Yesta Rasyid
Rama Nuzilo
Jihan Nabila Arini
Syahlan Habib
Tasya Rahmatika
Muhammad Ilham Syafrincel
TATA TERTIB PRAKTIKUM

LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI

1. Setiap pratikan diwajibkan mengikuti semua prosedur penyelenggaraan


praktikum. (responsi umum, responsi awal, paper, praktikum dan laporan)
dengan tertib dan disiplin
2. Praktikan harus mengikuti semua modul percobaan, apabila tidak mengikuti
salah satunya maka seluruh modul percobaan di anggap gagal.
3. Pratikan hadir tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditentukan.
4. Praktikan yang tidak membawa tugas pendahuluan tidak dibenarkan mengikuti
praktikum, dan kartu kontrol wajib dibawa saat praktikum, yang tidak
membawa kartu kontrol melapor ke Koordinator Praktikum setelah parktikum
dan bersedia menerima sanksi (surat peringatan).

5. Praktikan sebelum memasuki ruangan harus telah:


a. Memakai baju praktikum (jas lab)
b. Memakai sepatu dan berpakaian rapi
6. Praktikan hanya diperkenankan membawa modul praktikum dan alat tulis yang
dibutuhkan selama praktikum berlangsung, sedangkan perlengkapan lainnya
diletakkan di tempat yang telah disediakan.
7. Sebelum praktikum, dilaksanakan responsi awal.
8. Keterlambatan saat praktikum
a. Kurang dari 15 menit dibolehkan ikut responsi tanpa penambahan
waktu.
b. Lebih dari 15 menit tidak dibolehkan ikut responsi.
c. Lewat dari 30 menit praktikum dianggap gagal.
9. Apabila praktikan tidak menguasai materi percobaan pada saat responsi, maka
asisten pengawas berhak mengeluarkan praktikan tersebut.
10. Jurnal laporan akhir dibuat sesuai dengan format yang telah ditetapkan dan
ditulis tangan.

TIM ASISTEN LABORATORIUM vii


11. Waktu pengumpulan laporan akhir yaitu dilakukan setelah pengambilan
data pada saat praktikum berlangsung (di waktu yang telah disediakan).

12. Peraturan dalam mengumpulkan laporan akhir


b. Terlambat 1 hari maka nilai laporan dipotong 50%.
c. Terlambat 2 hari maka nilai laporan akhir 0 dan tetap dikumpulkan.
d. Terlambat lebih dari 2 hari maka tidak boleh mengumpulkan laporan
dan praktikum dianggap gagal.
e. Tidak mengumpulkan salah satu laporan akhir maka praktikan
dianggap gagal.
13. Selama praktikum berlangsung, praktikan dilarang:
a. Menggunakan dan mengoperasikan peralatan tanpa seizin asisten yang
bersangkutan.
b. Melakukan hal-hal yang tidak diinstruksikan oleh asisten yang
bersangkutan.
c. Makan, minum, membuat keributan, dan hal-hal yang dapat
mengganggu pelaksanaan praktikum.
14. Setelah praktikum, meja praktikum harus bersih dan semua hal harus
dikembalikan ke tempatnya.
15. Kerusakan dan atau kehilangan peralatan menjadi tanggung jawab praktikan.
16. Bagi praktikan yang melanggar tata tertib ini maka praktikumnya
digagalkan.
17. Bagi praktikan yang tidak bisa mengikuti praktikum pada waktu yang telah
dijadwalkan karena sakit dan/atau alasan lain, maka praktikan harus membuat
surat izin yang diketahui oleh Koordinator Praktikum dan diserahkan paling
lambat 1 hari sebelum jadwal praktikumnya.
18. Tidak ada sistem menyisip. Bagi praktikan yang berhalangan hadir pada
praktikum yang telah ditentukan maka praktikan dapat change anggota
dengan praktikan lainnya di kelompok yang berbeda.
FORMAT LAPORAN

I. Laporan Akhir

1. Cover (print)

2. Judul (print)

3. Tujuan (print)

4. Dasar Teori (print)

5. Prosedur Kerja (print)

6. Alat dan Bahan Percobaan (print)

7. Jurnal (print)

8. Perhitungan (jika ada)

9. Analisa dan Pembahasan

10. Simpulan dan Saran


MODUL I

SINYAL DISKRIT, SAMPLING DAN ALIASING

I. TUJUAN

 Mempelajari karakteristik sinyal sinus diskrit

 Menggambar sinyal exponensial

 Mengetahui proses sampling

 Mengetahui proses kenaikan dan penurunan laju sampling

 Mengetahui proses aliasing

II. DASAR TEORI

1. Pengertian Sinyal

Sinyal adalah besaran fisis yang berubah menurut waktu, ruang, atau variabel-
variabel bebas lainnya. Contoh sinyal: sinyal ucapan, ECG, dan EEG. Secara
matematis, sinyal adalah fungsi dari satu atau lebih variabel independen. Proses
ini dilakukan melalui pemodelan sinyal.

Terdapat dua jenis sinyal dasar, yaitu:

 Sinyal waktu kontinu

Dalam sinyal kontinu, variabel bebas adalah kontinu sehingga sinyal didefinisikan
sebagai sebuah runtutan nilai dari variabel bebasnya.

 Sinyal waktu diskrit

Sinyal waktu diskrit hanya didefiniskan pada suatu waktu secara diskrit sehingga
variabel bebas dari sinyal ini hanya terjadi pada waktu tertentu.

TIM ASISTEN LABORATORIUM


Gambar 1. Sinyal waktu kontinu

Gambar 2. Sinyal waktu diskrit

2. Sinyal sinusoidal dan Eksponensial Kompleks Kontinu

Sinyal eksponensial kompleks waktu kontinu mempunyai bentuk:

xt   Ce
at

Dimana C dan a adalah bilangan kompleks. Jika C dan a adalah real (dimana x(t)
disebut eksponensial real), maka terdapat tiga jenis keadaan, yaitu:

a. Jika a positif, kemudian t bergerak naik maka x(t) akan eksponensial.

b. Jika a negative, maka x(t) akan menurun secara eksponensial.

c. Jika a=0 maka x(t) adalah konstan.

Eksponensial kompleks memoounyai nilai imajiner dengan persamaan:

xt   e
j0t
Dengan menggunakan rumus Euler, eksponensial kompleks dalam persamaan

xt   e
j0t dapat dituliskan dalam bentuk sinyal sinusoidal dengan periode
yang sama:

j0t
e  cos  t0  j sin  t0

Gambar 3. Eksponensial real kontinyu x(t) = Ceat, (a) a > 0; (b) a < 0.

Gambar 4. Sinyal sinusoidal waktu kontinyu

Sinyal analog diubah menjadi sinyal digital dengan analog-to-digital converter


(ADC). Pada proses ADC terdapat tiga tahap, yaitu:

1. Sampling

2. Kuantisasi

3. Koding

TIM ASISTEN LABORATORIUM 3


Gambar 5. Konversi sinyal analog menjadi digital

 Proses ADC

1. Sampling

Sinyal analog xa (t) diubah menjadi sinyal diskrit pada sebuah pencuplik (sampler)
menghasilkan sinyal waktu diskrit x(n)

2. Kuantisasi

Sinyal waktu diskrit kemudian dikuantisasi untuk menghasilkan sinyal bernilai


digital xq (n).

3. Koding

Sinyal hasil kuantisasi kemudian dikodekan dengan kode tertentu

Teori sampling ini berdasarkan teori Nyquist. Syarat Nyquist dengan batas : -1/2
F
F 
< f < 1/2 dan –π<  <π. Sehingga 2 , dimana Fs = frekuensi sampling.

 Aliasing

Secara umum, sampling dari


xa   0 pada frekuensi sampling Fs
t Acos
xn A cos 2f 0 n    F0 Fs
menghasilkan , di f 0  F Fs
mana Fs . Bila  2
2
0 , hasil

sampling terhadap frekuensi ini adalah one-to-one-mapping antara frekuensi F0

xa t   Acos 2Fk t    Fk  F0  kFs


dengan f0. Bila tidak, misalnya , ternyata ,k
=±1,±2,…., yakni Fk adalah sama dengan F0 sehingga terjadi aliasing. Maka,
Teorema Nyquist digunakan untuk menghindari aliasing.

Gambar 6. Hasil penyamplingan dari sinyal analog


III. PROSEDUR PERCOBAAN

A. SINYAL SINUSOIDAL

1. Signal processing toolbox dapat digunakan menggambar sinyal sinus


diskrit.

Pada Matlab command window, ketiklah sbb :

 n = 0:40;

 k=1/8;

 x1 = sin (pi*k*n);

 stem(n,x1) . . . . [enter]

 Cetak sinyal x1[n] untuk waktu 0<n<40.

Ulangi percobaan untuk:

a. k = 1/7

b. k = 3/7

2. Pada Matlab command window , ketiklah sbb :

 n = 0:40;

 k=1/8;

 x2= sin (pi*k*n+pi/2);

 stem(n,x2) . . . . . [ enter]

 Cetak sinyal x2[n] untuk waktu 0<n<40.


Ulangi percobaan

untuk: a. k = 1/7,

b. k = 3/7,

3. Pada Matlab command window , ketiklah sbb :

 n = 0:100;

 k=1/8;

 x3= sin (k*n);

 stem(n,x3) . . . . . [ enter]

 Gambarkan sinyal x3[n] untuk waktu 0<n<100

Ulangi percobaan untuk:

a. k = 2/9

b. k = 3/9
B. SINYAL EXPONENSIAL

Pada Matlab command window , ketiklah sbb

 n = 0:9;
a. x4 = (0.9) .^n .*ones(1,10);
stem(n,x4) . . . . . . [enter]
1

0.9

0.8

0.7

0.6

0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

b. x5 = (1.5) .^n .*ones(1,10)


stem(n,x5) . . . . . . [enter]
40

35

30

25

20

15

10

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

c. x6 = (- 0.9) .^n .*ones(1,10);


stem(n,x6) . . . . . . . [enter]
1

0.8

0.6

0.4

0.2

-0.2

-0.4

-0.6

-0.8

-1
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
d. x7 = (- 1.5) .^n .*ones(1,10);
stem(n,x7) . . . . . . [enter]
30

20

10

-10

-20

-30

-40
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
C. SAMPLING

pada Matlab command window, ketiklah sbb :

 sampling -----[enter]

 Masukkan frekuensi informasi sesuai dengan kebutuhan, pada modul ini di


default 2 KHz. Jadi kalau di [enter] berarti terinput frekuensi 2 KHz.

 Masukkan frekuensi sampling sesuai dengan kebutuhan, pada modul ini


di default 16 KHz. Jadi kalau di [enter] berarti terinput frekuensi 16 KHz.

 Selanjutnya akan tergambar sinyal informasi dan sinyal tersampling.

 Masukkan Frekuensi Informasi (default = 2 KHz) : 2

 Masukkan Frekuensi Sampling (default = 16 KHz) : 32


SINYAL INFORMASI
1

Level Amplitudo
0.5

-0.5

-1
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Mili detik
SINYAL TERSAMPLING
1
Level Amplitudo

0.5

-0.5

-1
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Data Sampling Waktu (n)

 Masukkan Frekuensi Informasi (default = 2 KHz) : 2


 Masukkan Frekuensi Sampling (default = 16 KHz) : 16

SINYAL INFORMASI
1
Level Amplitudo

0.5

-0.5

-1
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Mili detik
SINYAL TERSAMPLING
1
Level Amplitudo

0.5

-0.5

-1
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Data Sampling Waktu (n)

 Masukkan Frekuensi Informasi (default = 2 KHz) : 2


 Masukkan Frekuensi Sampling (default = 16 KHz) : 8
SINYAL INFORMASI
1

Level Amplitudo
0.5

-0.5

-1
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Mili detik
SINYAL TERSAMPLING
1
Level Amplitudo

0.5

-0.5

-1
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Data Sampling Waktu (n)

 Masukkan Frekuensi Informasi (default = 2 KHz) : 2


 Masukkan Frekuensi Sampling (default = 16 KHz) : 4
SINYAL INFORMASI
1

Level Amplitudo
0.5

-0.5

-1
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Mili detik
-16 SINYAL TERSAMPLING
10
5
Level Amplitudo

-5
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Data Sampling Waktu (n)
D. ALIASI
NG

Sesuai dengan bagian A, lakukan percobaan sebagai berikut :

 Masukkan Frekuensi Informasi (default = 2 KHz) : 4

 Masukkan Frekuensi Sampling (default = 16 KHz) : 7

TIM ASISTEN LABORATORIUM 14


SINYAL INFORMASI
1

Level Amplitudo
0.5

-0.5

-1
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Mili detik
SINYAL TERSAMPLING
1
Level Amplitudo

0.5

-0.5

-1
0 1 2 3 4 5 6 7
Data Sampling Waktu (n)

 Masukkan Frekuensi Informasi (default = 2 KHz) : 4

 Masukkan Frekuensi Sampling (default = 16 KHz) : 6

TIM ASISTEN LABORATORIUM 15


SINYAL INFORMASI
Level Amplitudo 1

0.5

-0.5

-1
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Mili detik
SINYAL TERSAMPLING
1
Level Amplitudo

0.5

-0.5

-1
0 1 2 3 4 5 6
Data Sampling Waktu (n)

 Masukkan Frekuensi Informasi (default = 2 KHz) : 4

 Masukkan Frekuensi Sampling (default = 16 KHz) : 5

TIM ASISTEN LABORATORIUM 16


SINYAL INFORMASI
1

Level Amplitudo
0.5

-0.5

-1
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Mili detik
SINYAL TERSAMPLING
1
Level Amplitudo

0.5

-0.5

-1
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Data Sampling Waktu (n)

 Masukkan Frekuensi Informasi (default = 2 KHz) : 4

 Masukkan Frekuensi Sampling (default = 16 KHz) : 4


SINYAL INFORMASI
1

Level Amplitudo
0.5

-0.5

-1
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Mili detik
-15 SINYAL TERSAMPLING
10
0
Level Amplitudo

-0.5

-1
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Data Sampling Waktu (n)
IV.
JURNAL PERCOBAAN

A. Sinyal Sinusoidal

Percobaan k f/fs n Gambar sinyal Keperiodikkan


1

0.8

1/7 0.6

0.4

0.2

1
0

-0.2

-0.4

-0.6

-0.8

-1
0 5 10 15 20 25 30 35 40

0.8

3/7 0.6

0.4

0.2

-0.2

-0.4

-0.6

-0.8

-1
0 5 10 15 20 25 30 35 40
1

0.8

1/7 0.6

0.4

0.2

2 0

-0.2

-0.4

-0.6

-0.8

-1
0 5 10 15 20 25 30 35 40

0.8

3/7 0.6

0.4

0.2

-0.2

-0.4

-0.6

-0.8

-1
0 5 10 15 20 25 30 35 40

0.8

0.6

2/9 0.4

0.2

-0.2

3 -0.4

-0.6

-0.8

-1
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

0.8

0.6

3/9 0.4

0.2

-0.2

-0.4

-0.6

-0.8

-1
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Padang,28 September 2021


Asisten Pengawas

(RAMA NUZILO DEYANDA)


TUGAS PENDAHULUAN

Gambarkan sinyal diskrit berikut :

1. x3 n  sin n / 7 untuk n = 0,1,…,10

2. x6 (n) = cos (πn/4 + π/2) untuk n = 0,1,…,10

3. Jelaskan tentang keperiodikan/ non periodiknya suatu sinyal!

4. Jelaskan karakteristik suatu sinyal eksponensial!

5. Diketahui suatu sinyal xa(t) = 3 sin 4πt, gambarkan sinyal kontinu 0 ≤ t ≤


1 s dan sinyal diskrit 0 ≤ n <16 sampling data dengan frekuensi sampling :

a. Fs = 16 Hz
b. Fs = 4 Hz

xa t   4 cos 2000t
6. Diketahui suatu sinyal . Tentukan :

Cari frekuensi sampling minimum untuk menghindari aliasing !

a. Jika Fs = 5000 Hz, xn ?


berapa
xn ?
b. Jika Fs = 1500 Hz,
berapa

7. Diketahui suatu sinyal x(t) = 2 cos 60π t + 7 cos 900π t + sin 80π t.

Tentukan :
a. Jika Fs = 5000 Hz, berapa xn ?

b. Jika Fs = 150 Hz, berapa xn ?


MODUL II
KONVOLUSI DISKRIT

I. TUJUAN
 Memahami operasi-operasi sinyal diskrit
 Memahami operasi konvolusi antara dua sinyal diskrit

II. DASAR TEORI


Konvolusi dapat memberikan solusi yang dapat digunakan untuk
mendapatkan respon sistem terhadap sembarang input apabila respon unit-sample
diketahui.
Sinyal-sinyal dasar yang penting dalam pengolahan sinyal digital :
1. Unit sample
(impulse)
Didefinisikan :

 n  1 n0
0 n0
2. Unit step
Didefinisikan :

un  1 n0
0 n0
3. Unit Ramp
Didefiniskan :

u n  n
n0 r 0 n0
4. Exponential
Didefinisikan :
x n  a
n
n
5. Complex
exponential
Didefinisikan :
a  re j  xn   re j n 
 xn  r n
cos n  j sin n
Respon sistem yang dinyatakan dengan :
 
y n   xk hn  k 
 

  
k 

Rumus di atas dikenal dengan nama konvolusi, dapat dinyatakan dengan :


TIM ASISTEN LABORATORIUM 17
yn  xn* hn
Konvolusi merupakan operator linear, konvolusi memiliki sifat-sifat
opearator linear sebagai berikut :

TIM ASISTEN LABORATORIUM 18


1. Komutatif

xn* hn  hn* xn

2. Asosiatif

xn* h1 n* h2 n  xn* h1 n* h2 n


3. Distributif

Penjumlahan konvolusi dapat diinterpretasikan dengan dua cara, yaitu :


a. Menerapkan sifat kelinearan dan time invariant
b. Pendekatan grafik :
1. Plot kedua deret sebagai fungsi k.
2. Pilih salah satu deret, misalnya h(k), lalu gunakan folding (cermin)
untuk memperoleh h(-k).
3. Geser (shifting) deret yang dicerminkan dengan n, diperoleh h(n-k).
4. Kalikan kedua deret x(k) dan h(n-k) dan jumlahkan hasilkalinya untuk
semua harga k. Hasil ynag diperoleh adalah y(n).
5. Ulangi proses untuk semua n yang mungkin.
III.PROSEDUR PERCOBAAN

A. KONVOLUSI DUA SINYAL DISKRIT EXPONENSIAL


1. DURASI TAK BERHINGGA
a) X[n] = 0,8n(U[n]-U[n-41]); h[n] = 0,5n (U[n]-U[n-41])
Pada Matlab command window ketiklah sbb :
o n=0:40;
o x=0.8.^n;
o nh=0:40;
o h=0.5.^nh;
o y=conv(x,h);
o batas=0:80;
o figure, subplot(3,1,1); stem(n,x), subplot(3,1,2); stem(nh,h),
subplot(3,1,3); stem(batas,y);

b) Gambarkan sinyal x[n], h[n], dan y[n]


X[n] = - 0,8n (U[n]-U[n-41]); h[n] = - 0,5n (U[n]-U[n-41])
Pada Matlab command window ketiklah sbb :
o n=0:40;
o x = (- 0.8).^n;
o nh=0:40;
o h = (- 0.5).^nh;
o y=conv(x,h);
o batas=0:80;
o figure, subplot(3,1,1); stem(n,x), subplot(3,1,2); stem(nh,h),
subplot(3,1,3); stem(batas,y);
2. DURASI TAK BERHINGGA DAN BERHINGGA
a) X[n] = 0,8n (U[n]-U[n-41]); h[n] = 0,5n (U[n]-U[n-6])
Pada Matlab command window ketiklah sbb :
o n=0:40;
o x=0.8.^n;
o nh=0:5;
o h=0.5.^nh;
o y=conv(x,h);
o batas=0:45;
o figure, subplot(3,1,1); stem(n,x), subplot(3,1,2);
stem(nh,h), subplot(3,1,3); stem(batas,y);

TIM ASISTEN LABORATORIUM 20


b) Gambarkan sinyal x[n], h[n], dan y[n]
X[n] = - 0,8n (U[n]-U[n-41]); h[n] = 0,5n (U[n]-U[n-6])
Pada Matlab command window ketiklah sbb :
o n=0:40;
o x = (- 0.8).^n;
o nh=0:5;
o h=0.5.^nh;
o y=conv(x,h);
o batas=0:45;
o figure, subplot(3,1,1); stem(n,x), subplot(3,1,2);
stem(nh,h), subplot(3,1,3); stem(batas,y);

B. KONVOLUSI SINYAL UNIT STEP DENGAN EXPONENSIAL


3. DURASI BERHINGGA DAN SAMA
a) X[n] = (U[n]-U[n-11]) ; h[n] = 0,5n (U[n]-U[n-11])
o n=0:10;
o x=ones(1,length(n));
o nh=0:10;
o h=0.5.^nh;
o y=conv(x,h);
o batas=0:20;
o figure, subplot(3,1,1); stem(n,x), subplot(3,1,2);
stem(nh,h), subplot(3,1,3); stem(batas,y);

b) X[n] = (U[n]-U[n-11]); h[n] = - 0,5n (U[n]-U[n-11])


o n=0:10;
o x=ones(1,length(n));
o nh=0:10;
o h=(-0.5).^nh;
o y=conv(x,h);
o batas=0:20;
o figure, subplot(3,1,1); stem(n,x), subplot(3,1,2);
stem(nh,h), subplot(3,1,3); stem(batas,y);
4. DURASI BERHINGGA DAN BERBEDA
a) X[n] = (U[n]-U[n-11]); h[n] = 0,5n (U[n]-U[n-16])
o n=0:10;
o x=ones(1,length(n));
o nh=0:15;
o h=0.5.^nh;
o y=conv(x,h);
o batas=0:25;
o figure, subplot(3,1,1); stem(n,x), subplot(3,1,2);
stem(nh,h), subplot(3,1,3); stem(batas,y);

b) X[n] = (0.8nU[n]-U[n-11]); h[n] = 0,5n (U[n]-U[n-16])


o n=0:10;
o x=0.8.^n;
o nh=0:15;
o h=0.5.^nh;
o y=conv(x,h);
o batas=0:25;
o figure, subplot(3,1,1); stem(n,x), subplot(3,1,2);
stem(nh,h), subplot(3,1,3); stem(batas,y);

Padang, 2021
Asisten Pengawas

(……………………………)
TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan apa itu konvolusi sinyal ?
2. Jelaskan macam – macam sinyal diskrit !
3. Jelaskan tahapan – tahapan konvolusi diskrit dengan metode grafik !
Carilah hasil konvolusi y[n] untuk :
4. X[n] = 0,8n [δ(n+1) + δ(n-1) + δ(n-2) + δ(n-3)]; h[n] = 0,5n (U[n]-U[n-5])
5. X[n] = 1, 0 ≤ n ≤ 5 dan 0, lainnya; h[n] = n-1, -3 ≤ n ≤ 3 dan 0, lainnya
6. X[n] = 2, 2≤ n ≤ 8 dan 0, lainnya; h[n] = n+3, -5≤ n ≤ 5 dan 0, lainnya
MODUL 3
AUDIO MULTICHANEL

I. TUJUAN
1. Memahami prinsip kerja Audio Multichannel
2. Memahami perbedaan multichannel dan mono channel
3. Mengetahui pengaruh kompresi terhadap kualitas suara
4. Memahami teknik kompresi audio
5. Memahami cara menilai kualitas suara

II. DASAR TEORI

Audio adalah suara atau bunyi yang dihasilkan oleh getaran suatu
benda pada rentang frekuensi pendengaran manusia (20 Hz – 20 kHz).

Penilaian kualitas audio tergantung pada tingkat kejernihan dan


visualisasiletak sumber suara. Penilaian ini ada yang bersifat subjective
test dan ada pula yang bersifat objective test.

Sistem audio yang menggunakan banyak kanal dikenal dengan


Multichannel audio. Sistem multichannel yang terstandarisasi yaitu 2.0
(Stereo), 5.1 dan 7.1 Audio multichannel. Secara umum penulisan Audio
Multichannel ditulis dengan cara “m.n”, m merupakan kanal fullband dan
n adalah kanal limited bandwidth (LFE). Sistem Audio Multichannel bisa
memvisualisasikan sumber suara, tetapi menggunakan bandwidth yang
lebih besar.

Teknik untuk merepresentasikan atau menyimpan audio dalam


bentuk digitl disebut dengan Audio Coding, ada beberapa jenis audio
coding yang dikembangkan oleh beberapa perusahaan.

Sama halnya pada data , dalam kompresi audio ada dua teknik
kompresi yang digunakan yaitu Lossless dan Lossy. Pada teknik lossy ada
kemungkinan beberapa data yang hilang saat proses kompresi.
III. ALAT DAN BAHAN
1. Audio Multichannel
a. Audio Multichannel 5.1
b. Personal Komputer (PC)
c. Software MATLAB R2013a
d. Software faac
2. Kompresi Audio
a. Personal Komputer (PC) atau Laptop.
b. Headphone
c. Software Media Player Music
d. Software MATLAB R2013b
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Audio Multichannel
1) Rangkai susunan Audio Multichannel 5.1 seperti gambar di
bawah ini :

2) Ubah musik Multichannel menjadi monochannel dengan


mengetikkan script pada MATLAB R2013a :

[a,fs,nb] = wavread(‘namafilemusik5channel.wav');
>> b=a(:,1);
>> c=[b bbb b];
>>wavwrite(c,fs,'namafilemusikMono');
3) Posisikanpraktikansesuaigambar di diatas.
4) Putarmusik demo dandengarkandenganbaik.!
5) Lakukanpraktikumsesuaijurnal !
2. Kompresi Audio
1. Pastikan kondisi telinga dan pendengaran dalam kondisi
bersih dan baik .
2. Cek kondisi alat apakah bekerja dengan baik.
3. Setiap anggota kelompok mendengarkan audio yang
diputar pada laptop.
4. Percobaan dilakukan dengan 5 jenis audio dan setiap
audio memilki 3 variasi bitrate.
5. Beri skor pada percobaan. Pada setiap percobaan subjek
akan mendengarkan 3 audio dengan yang pertama (audio
A) adalah audio asli. Sedangkan audio B dan C salah
satu audionya merupakan audio asli dan yang lainnya
adalah audio yang telah dikompres
6. Tentukan mana audio asli dan audio hasil kompresi !
7. Lakukan percobaan sesuai jurnal.

TIM ASISTEN LABORATORIUM 32


IV. JURNAL
i. Percobaan 1
(Membandingkan Audio Multichannel dengan Audio Monochannel)

No Jenis Musik Multichannel Monochannel Alasan

Klasik
1

2 Akustik

3 Tertawa

4 Tepuk Tangan

5 Suara Manusia
ii. Percobaan 2 (Membandingkan audio hasil kompresi dengan audio
asli)
Skor Benar /
No Jenis Audio Bitrate B C Salah

128
Musik Klasik 256
1
320
128
2 Musik Akustik 256
320
128
3 Tertawa 256
320
128
4 Tepuk Tangan 256
320
128
5 Suara Manusia 256
320

Range skor yang akan diberikan :


5 = Imperceptible (tidak terdengar perbedaan)
4 = Perceptible, but not annoying (terdengar beda , tetapi tidak mengganggu)
3 = Slightly annoying (sedikit mengganggu)
2 = Annoying (mengganggu)
1 = Very Annoying (sangat mengganggu)
V. PERHITUNGAN
Hitunglah :
a. SDG tiap percobaan dengan rumus
SDG  Zi ( kompresi )  Zi ( original )

b. SDG rata – rata tiap audio.


c. SDG rata – rata tiap subjek
d. SDG rata– rata dengan bitrate sama dari audio yang berbeda.

a. Berikut tabel untuk perhitungan SDG


Jenis Audio Skor Audio (Z)
SDG
SDG
Asli Kompresi

Musik Klasik

Musik Akustik

Tertawa

Tepuk Tangan

Suara Manusia

SDG

Buatlah grafik untuk masing- masing jenis musik berdasarkan nilai


sdg dan bitrate!
b. SDG rata-rata tiap audio dengan subjek berbeda

Jenis SDG
SDG
Audio
Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3 Subjek 4
A
B
C
D
E

c. SDG rata-rata tiap subjek dengan variasi audio


Nilai validalitas tiap subjek dalam kelompok berdasarkan perhitungan 3.

Jika SDG rata-rata SDG < 0 maka data dinilai valid jika SDG ≥ 0 maka
data tidak valid.

Nama SDG Penilaian


Subjek 1
Subjek 2
Subjek 3
Subjek 4

Padang, 2021
Asisten Pengawas

(……………………………)
TUGAS PENDAHULUAN
1. Apa yang dimaksud dengan audio ?
2. Jelaskan parameter apa saja yang dinilai dari sebuah audio ?
3. Apa yang dimaksud dengan Audio Multichannel ?
4. Apa yang membedakan antara sistem Audio Multichannel 2.0 , 5.1, dan 7.1 ?
5. Mengapa diperlukan Audio Multichannel ?
6. Sebutkan dan jelaskan aplikasi dari Audio Multichannel ?
7. Apa itu Audio Coding ?
8. Apa arti bitrate pada Audio Multichannel ?
9. Apa itu kompresi audio dan jelaskan tujuannya ? 10.Jelaskan
macam – macam teknik kompresi audio !
10. 11.Sebutkan dan jelaskan parameter yang digunakan dalam penilaian kualitas audio
secara objektif dan subjektif !
MODUL 4
PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL PADA CITRA

I. TUJUAN
1. Memahami prinsip kerja kompresi pada citra digital
2. Mengetahui pengaruh hasil kompresi pada citra digital

II. DASAR TEORI


Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari
suatu objek. Citra terbagi 2 yaitu ada citra yang bersifat analog dan ada citra
yang bersifat digital. Setiap citra memiliki ukuran dan resolusi yang berbeda-
beda. Untuk mendapatkan ukuran dan resolusi citra yang diinginkan dilakukan
kompresi citra. Kompresi citra adalah proses pemampatan citra yang bertujuan
untuk mengurangi duplikasi data pada citra sehingga memory yang digunakan
untuk merepresentasikan citra menjadi lebih sedikit daripada representasi citra
semula.
Rasio citra kompresi adalah ukuran persentase citra yang telah berhasil
dimampatkan. Secara matematis rasio pemampatan citra dapat dituliskan pada
persamaan 2.1.

Persamaan 2.1 Rasio pemampatan Citra

Kriteria yang umum digunakan untuk kompresi antara lain waktu


kompresi dan dekompresi, kebutuhan memori, dan kualitas
pemampatan.Kualitas citra hasil pemampatan dapat diukur secara kuantitatif
menggunakan besaran PSNR (Peak Signal to Noise Ratio). Rumus untuk
menghitung PSNR dapat dilihat pada persamaan 2.2 dan 2.3

Persamaan 2.2 dan 2.3. Rumus menghitung PSNR

Nilai MSE dihitung dengan persamaan 2.4 dibawah ini.


Persamaan 2.4 Rumus Mencari nilai MSE

Dimana:
MAX = nilai intensitas terbesar.
m dan n = lebar dan tinggi citra, I dan K.

Kompresi data dibagi menjadi dua kategori yaitu kompresi data bersifat
loseless dan lossy. Algoritma kompresi tergolong lossless jika memungkinkan
data yang sudah dikompres dapat direkonstruksi kembali persis sesuai dengan
data original. Contoh data yang cocok adalah gambar medis, teks, program,
spread sheet dan lain-lain. Beberapa algoritma yang tergolong dalam jenis ini
adalah algoritma Shannon-Fano, algoritma Deflate, algoritma Run Length
Coding, algoritma Huffman, algoritma LZW, dan algoritma Arithmetic
Coding. Algoritma kompresi tergolong lossy jika tidak memungkinkan data
yang sudah dikompres dapat direkonstuksi kembali persis sesuai dengan data
asli. Contoh data yang cocok adalah gambar, suara dan video.
JPEG (Joint Photograpic Experts Group) menggunakan teknik
kompresi lossy sehingga sulit untuk proses pengeditan. Tahapan kompresi
JPEG dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini.

Image split Forward Discrete Cosine


Transform Quantizatio
into blocks

Encoded JPEG Entropy


image
Reserve Discrete Cosine
Entropy Dequantizatio Transform

Decoded image

Gambar 2.1Tahapan kompresi JPEG


III.ALAT DAN BAHAN
3. Personal Computer (PC)
4. Software matlab
5. Gambar yang akan dikompresi

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Percobaan 1
 Kompresi Citra
1. Aktifkan program Matlab pada komputer
2. Buatlah listing program yang ada pada modul
3. Ubah nama file citra yang berada di program matlab, dengan gambar yang
telah praktikan siapkan
4. Jalankan program matlab
5. Amati hasil percobaan

Listing Program
tic
I = imread('1.bmp');

imwrite(I,'ubah_format.TIFF','compression','LZW'
) citra_25=imread(' ubah_format.TIFF');

[baris,kolom,channel] = size(I);
[baris_s,kolom_s,channel_s] =
size(citra_25); I = double(I);
citra_25 = double(citra_25);

if baris ~= baris_s && kolom ~= kolom_s && channel ~=


channel_s disp('dimensi kedua gambar berbeda');
else
piksel = zeros(baris, kolom);

for i=1:baris
for
j=1:kolom
piksel(i,j) = (I(i,j) - citra_25(i,j))^2;

en
d end
end

aa=sum(piksel,2)
; bc=sum(aa);
TIM ASISTEN LABORATORIUM 41
MSE = bc/(baris * kolom);
PSNR = 20 *( log10 ( 255 /sqrt ( MSE )));
toc

2. Percobaan 2
 Mengubah Ukuran Citra
1. Aktifkan program Matlab pada komputer
2. Buatlah listing program yang ada pada modul
3. Ubah nama file citra yang berada di program matlab, dengan gambar yang
telah praktikan siapkan
4. Jalankan program matlab
5. Amati hasil percobaan

Listing program
 Memperbesar Ukuran Citra
tic
citra=imread('400x600.jpg')
; d=uint8(zeros(400,600));

for
b_asli=1:400
for k_asli=1:600
temp=citra(b_asli,k_asli);
for b_baru=1:4
for k_baru=1:4
dummyb=((b_asli-1)*4 +
b_baru); dummyk= ((k_asli-1)*4
+ k_baru);
d(dummyb,dummyk)=temp;
en
d
en
d
d(dummyb,dummyk)
; end
end
imwrite(d,'besar3.jpg')
;
citra_kompresi=imread('besar3.jpg');
figure
imshow(citra); title('Citra
asli'); figure
imshow(citra_kompresi); title('Citra dimensi besar');
toc
 Memperkecil Ukuran Citra

tic
clc
citra=imread('1.bmp')
;
area=uint8(zeros(150,200));

for i=1:300;
for j=1:400;
d(i,j)=citra(i,j)
; end
end

for b_asli=1:150
for k_asli=1:200
temp=0;
pixel=0; for
b_baru=1:2 for
k_baru=1:2
pixelb=((b_asli-1)*2 + b_baru);
pixelk= ((k_asli-1)*2 +
k_baru);
pixel1=d(pixelb,pixelk);
temp1=temp+pixel1;
en
d
en
d
temp2=round(temp1/4);
area(b_asli,k_asli)=temp2;
end
end
imwrite(area,'kompresi.jpg')
;
citra_kompresi=imread('kompresi.jpg');
figure
imshow(citra);
title('Citra
asli'); figure
imshow(citra_kompresi)
; title('Citra kompresi');
toc
V. JURNAL PERCOBAAN
6. Percobaan Teknik Kompresi Citra
 Variasi teknik Kompresi
Format Format Rasio
Teknik Waktu
Input Output Kompresi MSE PSNR
Kompresi Kompresi
Citra Citra (%)
*.bmp *.tiff
LZW
*.png *.png

*.bmp *.tiff
Packbits
*.png *.png
*.bmp *.tiff
Deflate
*.png *.png

Tabel 5.1 Jurnal percobaan teknik kompresi citra dengan variasi


teknik kompresi

 Variasi Qualitas Kompresi


Format Format
Qualitas Rasio Waktu
Input Output MSE PSNR
Kompresi Kompresi Kompresi
Citra Citra
*.bmp *.jpeg
25
*.jpeg *.jpeg

*.bmp *.jpeg
75
*.jpeg *.jpeg

Tabel 5.2 Jurnal percobaan teknik kompresi citra dengan variasi Kualitas
kompresi
Padang, 2021

Asisten Pengawas

(……………………………)
7. Mengubah Ukuran Citra
 Memperbesar ukuran citra
Format Ukuran
Rasio
Input Citra Perbesaran Waktu
Kompresi
Citra
2x

*.bmp 400 x 600 3x


4x
2x

*.png 400 x 600 3x


4x

2x
*.jpg
400 x 600 3x
4x

Tabel 5.3 Jurnal percobaan memperkecil ukuran citra

 Memperkecil ukuran citra


Format Ukuran
Rasio
Input Citra Perkecilan Waktu
Kompresi
Citra
2x

*.bmp 400 x 600 3x


4x
2x

*.png 400 x 600 3x


4x
2x
*.jpg
400 x 600 3x
4x

Tabel 5.4 Jurnal percobaan memperkecil ukuran citra


TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan pengertian citra dan citra digital
2. Jelaskan tahap-tahap preprocessing citra
3. Jelaskan macam-macam format pada citra
4. Jelaskan macam-macam ruang warna
5. Jelaskan pengertian kompresi serta kegunaannya
6. Jelaskan perbedaan kompresi lossless dan lossy, serta keunggulannya masing-
masing
7. Jelaskan teknik-teknik kompresi pada citra
8. Suatu citra dengan ukuran file 352 KB dikompresi hingga berukuran 52 KB.
Berapa rasio kompresi pada citra tersebut?
9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan MSE, PSNR, dan Rasio Komresi pada
kompresi citra b
MODUL 5
FILTER
SUARA

I. TUJUAN
1. Memahami prinsip kegunaan filter adaptif
2. Memahami cara kerja filter dalam menghilangkan noise
3. Mengetahui cara mencampurkan sinyal
4. Mengetahui cara membersihkan sinyal yang bercampur derau

II. DASAR TEORI


Ucapan manusia dihasilkan oleh suatu sitem produksi ucapan yang dibentuk
oleh alat ucap manusia. Jenis ucapan manusia terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
5. Voice
6. Unvoiced
Pada suatu sinyal termasuk sinyal ucapan, ada noise yang tidak bisa
dihindari, noise tersebut merusak sinyal ucapan. Ketika suatu sinyal ucapan
bercampur dengan noise/ berderau, maka performansi sistem akan menurun
secara signifikan. Derau dapat bersal dari lingkungan akustik tempat dimana
sistem beroperasi. Derau lingkungan yang paling sering dijumpai diantaranya :
1. Convolutional noise
2. Background noise
Derau pada sinyal suara dapt diatasi dengan speech enhancement. Salah satu
metode speech enhancement yang digunakan adalah filter.
Filter merupakan suatu sistem yang mempunyai fungsi transfer tertentu
untuk meloloskan sinyal masukan pada frekuensi - frekuensi tertentu dan
menyaring / memblokir / melemahkan sinyal masukan pada frekuensi-
frekuensi yang lain.
Filter dapat diklasifikasikan menjadi Filter analog dan filter digital
1. Filter analog : sinyal masukan berupa sinyal analog, pada filter analog
dapat dibagi menjadi dua yaitu :
a. Filter pasif : filter yang hanya disusun komponen tahanan, induktor dan
kapasitor.
b. Filter aktif : filter yang disusun komponen op amp atau transistor
ditambah tahanan, induktor, dan kapasitor.
2. Filter digital : sinyal masukan berupa sinyal diskrit, dibedakan menjadi
yaitu :
Berdasarkan adaptasinya :
1. Fixed Filter
2. Adaptive Filter
Dua jenis algoritma adaptif: Least mean Square (LMS) dan Recursive
least Square (RLS). LMS algoritma didasarkan pada pencarian gradien
tipe untuk melacak karakteristik sinyal waktu bervariasi. Algoritma RLS
menyediakan konvergensi yang lebih cepat dan pelacakan yang lebih
baik dari statistik sinyal varian waktu-dari LMS algoritma, tetapi
komputasi yang lebih kompleks.

Berdasarkan respon impuls, filter digital terbagi menjadi :


 FIR (Finite Impulse Response)
 IIR (Infinite Impulse Response )
Berdasarkan strukturnya filter digital terbagi menjadi :
 Filter Transversal
 Filter Cascade
 Filter Latic
Algoritma Adaptif Filter
Merubah nilai – nilai koefisien berdasarkan input.
Dua jenis algoritma adaptif: Least mean Square (LMS) dan Recursive least
Square (RLS). LMS algoritma didasarkan pada pencarian gradien tipe untuk
melacak karakteristik sinyal waktu bervariasi. Algoritma RLS menyediakan
konvergensi yang lebih cepat dan pelacakan yang lebih baik dari statistik
sinyal varian waktu-dari LMS algoritma, tetapi komputasi yang lebih
kompleks.

Algoritma adaptasi terbagi menjadi beberapa bagian yaitu :

a. Algoritma Leaky ( LMS, NLMS, LLMS )

b. Algoritma RLS

c. Algoritma GAL

d. Algoritma Callman
III.ALAT DAN BAHAN

7. Software Matlab R2013a


8. Software Wave surfer
9. 2 Buah Sample Suara
- Suara bersih
- Suara Noise

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


a. Membuat Rekaman Suara Asli
1. Lakukan standarisasi microphone dengan menggunakan Realtek
HD Audio Manager (CD quality)
2. Rekamlah gabungan suara voice dan unvoiced menggunakan software
Wavesurfer dengan durasi 2 – 2,5 detik, frekuensi 8 kHz dan
menggunakan encoding 8 bit.
3. Lakukan PCM dengan software tersebut sesuai variasi jurnal.
4. Hitung daya sinyal dengan menggunakan kode program berikut
[x,fs,nbits] = wavread('nama file suara');
daya = mean(x^2,1);
5. Lampirkan Bentuk Sinyal pada jurnal (print screen)
6. Lakukan perhitungan kapasitas secara manual dengan rumus:
bitrate = sample rate*sample
encoding kapasitas = bitrate*durasi
7. Untuk variasi jumlah bit/ sample encoding rekam kembali suara bersih yang
merupakan gabungan dari voice dan unvoiced dengan sample rate 8 kHz,
sample encoding 8 bit dan lakukan kembali prosedur 3 – 6.

b. Menggabungkan sinyal asli dengan noise


8. Siapkan file sinyal asli dan file sinyal noise
9. Buka aplikasi matlab
10. Ketikkan script dibawah ini :
snrdb=10;
snr=10^(snrdb/10);
[suara,fs,nbits]=wavread('suara_bersih_023.wav');
maxsuara=max([abs(max(suara)) abs(min(suara))] );
suaranorm=(1/maxsuara).*suara;
maxsuaranorm=max([abs(max(suaranorm))
abs(min(suaranorm))] ); px=0.5*mean(suaranorm.^2,1);
[filen,fs,nbits]=wavread('noise_mobil.wav'
) noise=filen(1:size(suara,1),1);
maxNoise = max([abs(max(noise)) abs(min(noise))] );;
noisenorm = (1/maxNoise).*noise;
maxNoisenorm = max([abs(max(noisenorm))
abs(min(noisenorm))] ); pn1=0.5*mean(noisenorm.^2,1);
x=sqrt(px/(pn1*snr)); noiseData = x.*noisenorm;
suarapnoise=suaranorm+noiseData;
maxsuarapnoise =
max([abs(max(suarapnoise))abs(min(suarapnoise))] );
pn2=0.5*mean(noiseData.^2,1); snr2=(px/pn2);
snrdb2=10*log10(px/pn2);
%suarapnoise=awgn(suara,snr,'measured');
suarapnoisen=normalisasi_sinyal(suarapnoise,0.99);
maxsuarapnoisen =
max([abs(max(suarapnoisen))abs(min(suarapnoisen))]);
wavwrite(suarapnoisen,fs,nbits,'suara_23_mobil_10dB')
; daya_suara_bersih = px;
daya_suara_noisy = 0.5*mean(suarapnoise.^2,1);
daya_noise= 0.5*mean(noiseData.^2,1);
daya_suara_noisy_norm = 0.5*mean(suarapnoisen.^2,1);
subplot (3,1,1) ; plot (suara);
subplot (3,1,2) ; plot (filen);
subplot (3,1,3) ; plot (suarapnoisen);

11. Variasikan nilai SNR sesuai dengan jurnal


c. Proses Filter
 LMS
12. Buka aplikasi matlab
13. Ambil sinyal bersih 0 dB dan 10 dB yang telah tercampur noise untuk
dibersihkan.
14. Bersihkan noise dengan filter LMS
15. Ketikkan script dibawah ini :

% filter LMS
[x,fs,nbits] =
wavread('suara_bersih_10dB'); [d,fs,nbits]
= wavread ('suara_bersih'); nord1 =100;
mu = 0.001;
a0 = 0;
% d = wavread(sourceSLCFile);
X=convmtx(x,nord1);
[M,N] = size(X);
% a0 = a0(:).';
y(1) = a0*X(1).';
E(1) = d(1) - y(1);
A(1,:) = a0 + mu*E(1)*conj(X(1,:));
if M>1
for k=2:M-nord1+1;
y(k) = A(k-1,:)*X(k,:).';
E(k) = d(k) - y(k);
A(k,:) = A(k-1,:) + mu*E(k)*conj(X(k,:));
end;
end;
S_bn = d(1:size(x))-x;
nr= size (S_bn);
sum_S =0.0;
for i=1:nr
sum_S= abs (S_bn(i))+
sum_S; end
S_bf = d(1:size(y))-
y.'; nf= size (S_bf);
sum_F = 0.0;
for i=1:nf
sum_F= abs (S_bf(i))+
sum_F; end
Pd = mean (d.^2); %d = daya sinyal
bersih Px = mean (x.^2); % rusak
Py = mean (y.^2); % hasil
filter subplot (3,1,1), plot(d)
subplot (3,1,2), plot(x)
subplot (3,1,3), plot(y)
wavwrite(y,'suara_bersih_awgn0db-LMS_orde100_mu0-001');
% end

16. Variasikan nilai orde dan µ sesuai jurnal

17. Amatilah bentuk sinyal dan hitung daya sinyal setelah sinyal dibersihkan.

 Normalized LMS
5. Buka aplikasi matlab
6. Ambil sinyal bersih 0 dB dan 10 dB yang telah tercampur noise untuk
dibersihkan.
7. Bersihkan noise dengan filter NLMS
4. Ketikkan script dibawah ini :

% filter normalized LMS


[x,fs,nbits] =
wavread('suara_23_mobil_10dB'); [z,fs,nbits] =
wavread ('suara_bersih_23.wav'); d =
z(1:size(x));
nord1 = 20; beta
= 0.8;
a0 = 0;
X=convmtx(x,nord1);
[M,N] = size(X);
% a0 = a0(:).'; y(1) =
a0*X(1).'; E(1) = d(1) -
y(1);
DEN=X(1,:)*X(1,:)' + 0.0001;
A(1,:) = a0 + beta/DEN*E(1)*conj(X(1,:));
if M>1
for k=2:M-nord1+1;
y(k) = A(k-1,:)*X(k,:).'; E(k) =
d(k) - y(k);
DEN=X(k,:)*X(k,:)' +
0.0001;
A(k,:) = A(k-1,:) + beta/DEN*E(k)*conj(X(k,:));
end
;
end
;
daya_noisyfilter = 0.5*mean(x.^2,1);
daya_hslfilter =
0.5*mean(y.^2,2); subplot
(3,1,1), plot(d)
subplot (3,1,2), plot(x)
subplot (3,1,3), plot(y)
wavwrite(y,'Hasil_filter_NormalizedLMS_10dB');

5. Variasikan nilai orde dan β sesuai jurnal

6. Amatilah bentuk sinyal dan hitung daya sinyal setelah sinyal dibersihkan.
V. JURNAL
Merekam Suara Asli
Variasi Sample Rate (Frekuensi Sampling)
Hasil
Sample Sample Bentuk Kapasitas
Durasi Sinyal Daya Perhitungan
Rate Encoding Penyimpanan
Kapasitas
8000
Line 8
16000
offset
44100
Tabel 5.1 Tabel Variasi Sample Rate

Variasi Bit
Hasil
Sample Sample Bentuk Kapasitas
Durasi Sinyal Daya Perhitungan
Rate Encoding Penyimpanan
Kapasitas

Line 8

Line 16
8000
Line 32
Tabel 5.2 Tabel Variasi Sample Encoding

Menggabungkan sinyal asli dengan noise


No SNR Gambar Sinyal Daya Kapasitas

1 -10

2 0

3 10

Tabel 5.3 Tabel Menggabungkan sinyal asli dengan noise


10. Proses Filter
a. Algoritma LMS

Orde 25 75 100
SNR (dB)
Gambar Gambar Gambar
Daya Daya Daya
µ Sinyal Sinyal Sinyal

0
0,01
10
0
0,05
10
0
1,5
10

Tabel 5.4 Tabel bentuk sinyal hasil filter dengan LMS


b. Normalized LMS

Orde 25 50 75
SNR (dB)
Gambar Gambar Gambar
Daya Daya Daya
β Sinyal Sinyal Sinyal

0
0,2
10
0
0,4
10
0
0,8
10

Tabel 5.5 Tabel bentuk sinyal hasil filter dengan LMS

Padang, 2021

Asisten Pengawas

(……………………………)
TUGAS PENDAHULUAN

1. Jelaskan apa itu sinyal suara / ucapan ?


2. Jelaskan jenis –jenis ucapan beserta karateristiknya berdasarkan proses pembentukan,
frekuensi dan amplitudonya !
3. Apa yang dimaksud dengan background noise dan convolutional noise dan
bagaimana cara noise tersebut bercampur dengan sinyal bersih / asli !
4. Apa itu speech enhancement dan untuk apa dilakukan ?
5. Pada metode speech enhancement apa parameter untuk melihat kualitas sinyal
sebelum dan sesudah diperbaiki ?
6. Jelaskan pengertian filter suara !
7. Apa itu filter analog dan filter digital ?
8. Apa itu filter adaptif ?
9. Jelaskan kelebihan dan kekurangan melakukan filter suara dengan
menggunakan algoritma LMS, Normalized LMS dan Leaky LMS !
10. Pada percobaan digunakan samle encoding seperti Line 8, Line 16,
Line 32, dll. Jelaskan macam – macam samle encoding tersebut!
11. Pada percobaan penggabungan sinyal digunakan SNR dengan
berbagai nilai dB. Jelaskan apa itu SNR, dB dan nilai dB pada
percobaan tersebut!
12. Jelaskan tentang orde dan konstanta alfa beta pada filter LMS!

Anda mungkin juga menyukai