PETUNJUK PRAKTIKUM
PENGUKURAN BESARAN LISTRIK
Page | i
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
TIM PENYUSUN
KARTU PRAKTIKUM
PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK
NAMA :
NIM :
Pas Foto
KELOMPOK :
3x4
PROG. STUDI :
SEMESTER :
2.
3.
4.
5.
Jakarta,…..............................,20….
(…....................................) (….....................................)
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGUKURAN BESARAN LISTRIK
DISUSUN OLEH :
201811001
KELOMPOK 9
LAPORAN PRAKTEK
INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN
DISUSUN OLEH :
201811001
KELOMPOK 9
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM .............................................................................................................. ii
PROSEDUR PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK .................................................. iii
TATA CARA PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM ...................................................................... iv
TATA CARA PENULISAN JURNAL PRAKTIKUM .......................................................................... v
MODUL I : PENGUKURAN BESARAN LISTRIK PADA SISTEM SATU FASA .......................... 1
MODUL II : PENGUKURAN BESARAN LISTRIK PADA SISTEM TIGA FASA-EMPAT
KAWAT.................................................................................................................................................. 9
MODUL III : PENGUKURAN HARMONISA GELOMBANG TEGANGAN DAN ARUS PADA
BEBAN LINIER DAN NON LINIER.................................................................................................. 16
MODUL IV : PENGUKURAN TAHANAN PEMBUMIAN .............................................................. 23
MODUL V : PENGUKURAN TAHANAN PENGHANTAR (KELVIN DOUBLE BRIDGE) ......... 30
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 36
Page | i
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
1. Praktikan tidak diperkenankan terlambat (toleransi waktu 5 menit) bila terlambat lebih
dari 5 menit maka nilai praktikan dikurang 10 dari nilai akhir. Keterlambatan lebih dari 30
menit maka dianggap tidak hadir.
2. Modul wajib di print tidak boleh di fotokopi.
3. Kartu praktikum di print warna berikut fotonya di kertas karton atau bufalo
4. Praktikan wajib mengumpulkan tugas rumah sesuai modul sebelum melaksanakan
praktikum dan cover dijadikan satu.
5. Praktikan wajib memahami modul praktikum sebelum melaksanakan praktikum.
6. Praktikan wajib menjaga keselamatan dirinya, peralatan, dan kebersihan laboratorium.
7. Sebelum praktikum dimulai praktikan wajib melaksakan tes awal dari asisten
bersangkutan (lisan/tulisan)
8. Praktikan yang tidak hadir dalam salah satu rangkaian kegiatan praktikum dianggap gagal
dalam matakuliah praktikum pengukuran besaran listrik.
9. Apabila praktikan berhalangan hadir harus ada pemberitahuan maks 3 hari sebelum
praktikum dan mencari kelompok pengganti , ada surat izin dari asisten lab beserta surat
dokter bila sakit.
10. Praktikan wajib mengisi log book (buku pinjaman alat).
11. Praktikan wajib mempresentasikan laporan pada asisten praktikum.
12. Jadwal yang telah dibuat tidak bisa diubah.
13. Acc laporan dilakukan maksimal 3 hari setelah praktikum terakhir.
14. Praktikan wajib mengirim cicilan modul H+3 setelah praktikum pertama selesai ke email
masing-masing asisten.
15. Laporan praktikum wajib dikumpulkan dalam waktu yang telah ditentukan.
Bagi yang terlambat mengumpulkan laporan akan berlaku pengurangan nilai 1/7
perharinya.
16. Jika ada kecurangan dalam penulisan laporan, maka nilai E
Page | ii
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
Laporan 25
Presentasi 25
Total 100
Page | iii
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
1. Laporan praktikum dibuat di kertas A4 dan diketik dengan ketentuan sebagai berikut :
Font (judul) : Times New Roman ukuran 14 untuk kata pengantar, daftar isi,
Font (isi) : Times New Roman ukuran 12 daftar pustaka
Spasi : 1.5
Margin : atas, bawah, kiri, kanan : 4,3,3,3
Border : border garis warna biru (hanya untuk lampiran)
Berikan header (Nama dan NIM praktikan) sebelah kanan atas dan footer
(Laboratorium Sistem Kontrol dan Pengukuran STT-PLN ) pada sebelah
kanan bawah.
2. Susunan laporan tediri dari :
a. Cover : untuk S1 header warna biru, D3 header warna abu-abu
b. Kata pengantar
c. Daftar isi
d. Isi laporan : Kumpulan jurnal setiap praktikum, setiap jurnal di pisah
dengan kertas warna kuning (S1) merah (D3) yang bertuliskan judul jurnal
praktikum.
e. Lampiran : Lampiran berisi teori dasar ditulis tangan yang disiapkan saat
proses respon lisan dan hasil pengisian tabel pengamatan yang ditulis
tangan saat kegiatan pengambilan data berlangsung. Lampiran dipisah dari
isi laporan dengan batas kertas berwarna biru yang bertuliskan
“Lampiran”.
f. Kartu kontrol
3. Cover praktikum Pengukuran Besaran Listrik menggunakan Kertas Buffalo putih
dan dijilid biasa.
Page | iv
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
JUDUL JURNAL
(CENTER, TNR 14, KAPITAL, BOLD, 1,15 SPASI)
Penulis Pertama1
(11pt italic tanpa gelar akademis)
1
Afiliasi Penulis 1 (institusi asal penulis 1)
E-mail: xxx@xxx.xxx (corresponding authors)
ABSTRACT
The abstract is written in Indonesian and English, with one paragraph and no more than 200 words
length. The abstract should provide a clear statement of the research purpose, method and important
results or conclusion of the research. Times New Roman 11 pt, Italic and 1 spacing should be used in
the abstract. An abstract is often presented separately from the article, so it must be able to stand-alone.
Reference, non-standard or uncommon abbreviation should be avoided in the abstract.
ABSTRAK
Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris dengan panjang maksimum 200 kata dan hanya
terdiri dari satu paragraph. Abstrak berisi ringkasan dari tujuan praktikum, metode pengambilan data
dan hasil praktikum atau kesimpulan penting yang diperoleh dari praktikum yang dilakukan. Abstrak
diketik dengan tipe font Times New Romans 11 pt, Italic dan spasi 1. Abstrak merupakan intisari dari
hasil praktikum. Penggunaan singkatan dan kutipan atau acuan pada abstrak sedapat mungkin
dihindari.
Page | v
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
Gambar dan tabel dibuat hitam putih dan diletakkan di tengah serta harus diberi nomor urut dan
judul. Huruf pertama setiap kata pada judul gambar dan tabel ditulis dengan huruf kapital kecuali kata
sambung. Judul gambar diletakkan di bawah gambar sedangkan judul tabel diletakkan di atas tabel. Isi
tabel dibuat 1 spasi dengan ukuran huruf 10 pt. Contoh penulisan gambar dan tabel berikut ini.
[satu baris kosong]
substrat bagian atas
substrat bagian bawah
W
L
s
wf
h2 εr2
h1 εr1
patch
saluran catu
bidang pentanahan
Page | vi
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
[1] Fernández-Delgado Juárez, M., Mostbauer, P., Knapp, A., Müller, W., Tertsch, S., Bockreis,
A., & Insam, H. (2018). Biogas purification with biomass ash. Waste Management, 71, 224–
232. https://doi.org/10.1016/j.wasman.2017.09.043
[2] Legino, S., & Arianto, R. (2017). Solving Large Scale Unit Dilemma in Electricity System by
Applying Commutative Law. In The International Conference on Mathematics: Pure, Applied
and Computation (ICoMPAC). Surabaya, Indonesia: (Presented: November 1, 2017).
[3] Mojica, E. E., Ardaniel, A.-A. S., Leguid, J. G., & Loyola, A. T. (2017). Development of a low-
cost biogas filtration system to achieve higher-power efficient AC generator. In International
Conference on Engineering and Technology (IntCET 2017) (Vol. 20042, pp. 1–7).
https://doi.org/10.1063/1.5022936
[4] Pääkkönen, A., Tolvanen, H., & Rintala, J. (2018). Techno-Economic Analysis Of A Power To
Biogas System Operated Based On Fluctuating Electricity Price. Renewable Energy, 117, 166–
Page | vii
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
174. https://doi.org/10.1016/j.renene.2017.10.031
[5] Tauro, R., García, C. A., Skutsch, M., & Masera, O. (2018). The potential for sustainable
biomass pellets in Mexico: An analysis of energy potential, logistic costs and market demand.
Renewable and Sustainable Energy Reviews, 82, 380–389.
https://doi.org/10.1016/j.rser.2017.09.036
[6] Wang, A. L., Damartzis, T., Diethelm, S., Herle, J. Van, & Marechal, F. (2018). Thermo-
Economic Evaluation of Sustainable Biogas Upgrading via Solid-Oxide Electrolysis. Energy
and Power Engineering, 12(4), 1607.
Penyusunan rujukan dalam daftar pustaka berurut berdasarkan urutan sitasi yang digunakan
(sekuensial) dan diberi nomor angka arab dalam kurung siku. Penulisan unsur-unsur keterangan
pustaka mengikuti kaidah dengan urutan: (1) nama pengaran g ditulis dengan urutan nama akhir, nama
awal dan nama tengah, tanpa gelar akademik. (2) tahun penerbitan. (3) Judul. (4) tempat penerbitan.
(5) nama penerbit.
LAMPIRAN
Jika diperlukan, tulisan dapat dilengkapi dengan lampiran berupa foto data dan foto saat praktikum.
Page | viii
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
MODUL I
I. TUJUAN
1. Mahasiswa memahami konsep teori dan metode pengukuran tegangan, arus, daya, faktor
daya dan energi pada sistem 1 fasa
2. Mahasiswa mampu menganalisa hasil pengukuruan tegangan, arus, daya, faktor daya dan
energi pada beban linear dan nonlinear di sistem 1 fasa
II. TEORI
Cari teori yang berhubungan dengan yang diminta dibawah ini
a. Tegangan bolak-balik (AC Voltage) dan konsep pengukurannya
b. Arus bolak-balik (AC Current) dan konsep pengukurannya
c. Konsep Daya listrik
d. Daya aktif, reaktif dan daya semu beserta konsep pengukurannya
e. Faktor Daya dan konsep pengukurannya
f. Energi listrik dan konsep pengukurannya
g. Konsep pengukuran alat ukur digital
Page | 1
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
DIAGRAM PENGKABELAN
N N N
L N
I in I out L N
I in I out
N L
BEBAN
L N L N L N
N N N
LAMPU 10
LAMPU 11
VOLT AMPERE WATT
LAMPU 12
LAMPU 13
ON OFF
ON OFF
PF VAR
ON OFF
ON OFF
ON OFF
ON OFF
ON OFF
ON OFF
ON OFF
Gambar 1
Rangkaian pengukuran besaran listrik sistem satu fasa.
Page | 2
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
PROSEDUR
1. Siapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan, seperti alat ukur, Slide Voltage Regulator
serta beban lampu yang dibutuhkan.
2. Ikuti prosedur keamanan dan keselamatan penggunaan modul yang tertera pada modul
yang digunakan
3. Rangkai papan modul sesuai dengan diagram pengkabelan yang diberikan
4. Pastikan bahwa penunjukan alat ukur yang akan digunakan sama dengan nol. Lalu
siapkan Tabel yang telah diberikan untuk mengisi data-data hasil pengukuran.
5. Pasang beban sesuai yang diminta pada tabel pengukuran
6. Nyalakan modul dengan menarik tuas MCB ke posisi on, kemudian ukur semua
parameter yang ditanyakan sesuai tabel
7. Untuk pengukuran energi, atur tegangan SVR ke 200 V. Catat energi yang terbaca pada
KWh Meter dan masukkan ke tabel.
8. Ulangi prosedur 1-7 untuk setiap jenis tabel/pengukuran
9. Setelah percobaan selesai, rapikan kembali seluruh peralatan
Page | 3
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
TABEL 1
BESARAN
BEBAN LAMPU PIJAR KETERANGAN
LISTRIK
TEGANGAN
SUMBER (V) 180 190 200 210 220
ARUS (A)
DAYA AKTIF
(W)
DAYA
REAKTIF
(VAR)
FAKTOR
DAYA
WAKTU
(Menit) 1 2 3 4 5
ENERGI PADA
TEGANGAN
220 V (Wh)
Page | 4
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
TABEL 2
Lampu LED : 90 W
BESARAN
BEBAN LAMPU LED KETERANGAN
LISTRIK
TEGANGAN
SUMBER (V) 180 190 200 210 220
ARUS (A)
DAYA AKTIF
(W)
DAYA
REAKTIF
(VAR)
FAKTOR
DAYA
WAKTU
(Menit) 1 2 3 4 5
ENERGI PADA
TEGANGAN
220 V (Wh)
Page | 5
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
TABEL 3
BESARAN
BEBAN LAMPU PIJAR KETERANGAN
LISTRIK
TEGANGAN
SUMBER (V) 180 190 200 210 220
ARUS (A)
DAYA AKTIF
(W)
DAYA
REAKTIF
(VAR)
FAKTOR
DAYA
WAKTU
(Menit) 1 2 3 4 5
ENERGI PADA
TEGANGAN
220 V (Wh)
Page | 6
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
TABEL 4
BESARAN
BEBAN LAMPU PIJAR KETERANGAN
LISTRIK
TEGANGAN
SUMBER (V) 180 190 200 210 220
ARUS (A)
DAYA AKTIF
(W)
DAYA
REAKTIF
(VAR)
FAKTOR
DAYA
WAKTU
(Menit) 1 2 3 4 5
ENERGI PADA
TEGANGAN
220 V (Wh)
Page | 7
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
V. ANALISA
Analisa harus memuat penjelasan dari pertanyaan dibawah ini!
1. Jelaskan grafik perubahan besaran listrik dari tiap jenis beban yang anda amati,
bandingkan hasilnya dengan pengukuran secara teoritis dan cari galat/error
pengukurannya!
2. Jelaskan hal apa saja yang menyebabkan galat pengukuran!
3. Beban jenis mana yang mengkonsumsi daya reaktif terbesar? Jelaskan!
4. Beban jenis mana yang memberi faktor daya paling besar ? jelaskan!
5. Mengapa pada lampu pijar masih mengkonsumsi daya reaktif ?
6. Beban mana yang mengkonsumsi daya reaktif paling besar, mengapa terjadi demikian?
7. Jelaskan grafik perubahan/konsumsi energi listrik untuk tiap pengukuran!
Page | 8
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
MODUL II
I. TUJUAN
1. Memahami konsep teori dan metode pengukuran tegangan, arus, daya dan faktor daya pada
sistem 3 fasa - 4 kawat
2. Mampu menganalisa hasil pengukuran besaran listrik pada beban linear dan nonlinear di
sistem 3 fasa 4 kawat
3. Memahami fenomena ketidakseimbangan beban dan besaran-besaran listrik pada tiap beban terkait
fenomena tersebut
II. TEORI
Teori dasar harus memuat topik/pembahasan dibawah ini :
1. Sistem 3 fasa 4 kawat
2. Arus, tegangan, daya dan energi pada beban seimbang
3. Metode mencari arus dan tegangan beban pada sistem beban 3 fasa 4 kawat beban seimbang
dan tak seimbang
4. Ketidakseimbangan beban dan arus netral
Page | 9
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
L9
L10
R S T
I R
L11
II S
CAM STARTER
L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8
T L12
N
I II L13
Gambar 2
Rangkaian pengukuran besaran listrik fasa tiga beban seimbang.
L9
L10
R S T
I R
L11
II S
CAM STARTER
L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8
MCB T L12
N
I II L13
Gambar 3
Contoh pengkabelan paralel beban L1 dan L2
Page | 10
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
1. Baca dan Ikuti prosedur keamanan dan keselamatan penggunaan modul yang tertera
pada modul (mulai dari awal sampai akhir).
2. Siapkan tabel pengukuran, lihat kebutuhan daya dan jenis beban yang digunakan sesuai
tabel.
3. Siapkan lampu dengan jenis dan daya sesuai yang dibutuhkan di tabel pengamatan.
Misalkan untuk pengukuran dengan beban lampu pijar daya 100 watt, siapkan 3 buah
bohlam lalu pasang ke 3 fitting lampu bohlam pada meja tera.
4. Siapkan kabel jumper, hubungkan terminal tiap fasa sumber tegangan dengan masing-
masing terminal beban yang sesuai. Untuk kabel netral, hubungkan terminal beban yang
terpakai saja dengan terminal netral sumber tegangan.
5. Jika dibutuhkan beban paralel, hubungkan 2 terminal beban yang ingin diparalelkan,
lalu hubungkan salah satu dari terminal beban yang terparalel dengan fasa sumber
tegangan.
6. Pastikan rangkaian telah sesuai dan tidak ada yang terputus atau terhubung singkat.
7. Nyalakan modul dengan menarik tuas MCB ke posisi ON dan lakukan pengukuran
parameter yang diminta.
8. Untuk pengukuran tegangan, ubah tuas power analyzer/ clamp meter ke mode tegangan
lalu pasang probe pengukuran pada terminal beban.
9. Untuk pengukuran arus dan sudut fasa, ubah tuas pengatur pada power analyzer sesuai
dengan parameter yang ingin diukur, kemudian masukkan kabel yang ingin diukur
arusnya ke capit clamp meter. Dan untuk pengukuran daya, pasang kedua probe
pengukur tegangan ke terminal beban yang diukur kemudian pasang kabel ke capit clamp
meter/power analyzer.
10. Ulangi langkah 1-8 sesuai dengan tabel pengamatan/jenis beban
Page | 11
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
Page | 12
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
L1 : W L2 : W L3 : W L1 : W L2 : W L3 : W
DAYA
KW
KVA
KVAR
PF
ARUS
A RMS
TEGANGAN
V RMS
Page | 13
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
L1 : W L2 : W L3 : W L1 : W L2 : W L3 : W
DAYA
KW
KVA
KVAR
PF
ARUS
A RMS
TEGANGAN
V RMS
Page | 14
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
V. ANALISA
1. Bandingkan hasil pengukuran secara teori dan pengukuran/praktek untuk beban
seimbang 3 fasa menggunakan lampu bohlam, kemudian cari galat/error nya!
2. Bandingkan hasil pengukuran secara teori dan pengukuran/praktek untuk beban tak
seimbang 3 fasa menggunakan lampu bohlam, kemudian cari galat/error nya!
3. Hal-hal apa saja yang mempengaruhi adanya arus di penghantar netral pada beban
seimbang maupun beban tak seimbang?
4. Bandingkan arus netral dari masing-masing pengujian di sistem beban tidak seimbang
pada setiap jenis beban yang diujikan, jelaskan mengapa terjadi perbedaan!
Page | 15
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
MODUL III
I. TUJUAN
1. Mengukur nilai Total Harmonic Distortions (THD) arus pada system yang mengandung
arus harmonic dengan menggunakan alat ukur digital (Clampmeter) pada beban yang linier
(lampu pijar) dan non linier (ballast elektronik/magnetic).
2. Mengetahui dan memahami pengaruh arus harmonic pada system distribusi tenaga listrik
fasa tiga-empat kawat.
3. Melakukan perbandingan percobaan dengan beban yang linier (lampu pijar) dan non linier
(ballast electronic/magnetic).
4. Mengetahui bentuk kurva arus dan spectrum harmonic arus dan beban non linier dan beban
linier.
II. TEORI
Teori dasar harus memuat point-point dibawah ini :
1. Jelaskan tentang Deret fourier !
2. Buat suatu contoh transformasi tegangan keluaran dari penyearah gelombang penuh 1 fasa
AC 50 HZ 220 V, ke bentuk fungsi deret fouriernya
3. Jelaskan tentang THD (Total Harmonic Distortion) !
4. Jelaskan tentang Distortion Factor!
5. Jelaskan efek yang timbul karena adanya harmonic tegangan dan arus !
6. Jelaskan apa saja yang dilakukan untuk menanggulangi harmonik tegangan dan arus!
Page | 16
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
L9
L10
R
I R
L11
II S
CAM STARTER
L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8
MCB T L12
N
I II L13
4. Ukurlah seluruh besaran-besaran nilai THD dan besaran lainnya sesuai tabel 5 pada tiap
orde harmonic hingga orde harmonic ke 25 (seluruh prosedur pengukuran besaran
listrik, tanyakan pada asisten)
5. Setelah langkah 1-4 selesai. Percobaan dilanjutkan dengan menggunakan lampu pijar
25/40/60/100 W sebagai beban linier.
6. Masukan gambar kurva arus beserta spectrum harmonic arus baik beban non linier
maupun beban linier pada tiap fasanya termasuk netral kedalam computer, (untuk
prosedurnya tanyakan kembali kepada assisten).
Page | 17
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
DATA PENGAMATAN
Tabel Pengukuran
Komponen THD
V RMS I RMS Hz DF
Harmonik (%)
DC
Fundamental
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Page | 18
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
Komponen THD
V RMS I RMS Hz DF
Harmonik (%)
DC
Fundamental
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Page | 19
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
Komponen THD
V RMS I RMS Hz DF
Harmonik (%)
DC
Fundamental
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Page | 20
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
Komponen THD
V RMS I RMS Hz DF
Harmonik (%)
DC
Fundamental
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Page | 21
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
V. ANALISA
Analisa harus memuat jawaban pertanyaan dibawah ini
2. Jelaskan tentang distorsion factor dan jelaskan mengapa besarnya berbeda-beda untuk tiap-
tiap pengukuran
4. Beban mana yang memiliki THD dan DF terbesar? Jelaskan mengapa demikian!
Page | 22
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
MODUL IV
I. TUJUAN
1. Memahami prosedur penggunaan alat “Digital Earth Resistance Tester” terhadap
besaran-besaran yang akan diukur.
2. Memahami prinsip pengukuran tegangan pembumian
3. Mengukur besarnya nilai tegangan pembumian dan tahanan elektroda pembumian.
II. TEORI
Teori dasar harus memuat jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1. Apa itu pembumian dan pentanahan? Jelaskan pentingnya pembumian dan pentanahan!
2. Jelaskan beda ground, netral dan pembumian/Earthing!
3. Jelaskan tentang tahanan jenis tanah, bagaimana cara mengukurnya!
4. Jelaskan tentang jenis-jenis pentanahan/grounding dan aplikasinya!
5. Jelaskan tentang resistansi pembumian, jelaskan cara mengukurnya dan metode-metode
pengukurannya!
6. Jelaskan jenis-jenis konfigurasi elektroda pembumian, penggunaannya, kelebihan dan
kekurangannya!
7. Jelaskan apa itu tegangan langkah, tegangan sentuh dan tegangan pembumian / ground
voltage?
Page | 23
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
2. Instruksi-instruksi pengoperasian
2.1. Pengukuran ( dengan Test Probe M-7095 )
2.1.1. Tancapkan pasak (spike) pembunian Bantu P dan C ke dalam tanah yang dalam.
Hubungan kabel hijau ke elektroda pembumian yang dites, kabel kuning ke pasak
pembumian bantu P dan kabel merah ke pasak pembumian bantu C.
Cat :
Beri air jika ditancapkan ke dalam bagian tanah yang kering, berbatu atau
berpasir.
Jika tempat menancapkan pasak serupa, maka baringkan pasak itu dan basahi
dengan air atau ditutup dengan kain basah
Page | 24
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
Page | 25
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
Bahaya :
Harap dipastikan untuk gunakan detektor tegangan untuk mengecek tanah keadaan sekitar
dari power supply komersial
Jangan gunakan alat untuk mengecek tanah keadaan sekitar dari power supply komersial.
Bahaya akan terjadi karena tegangan mungkin tidak akan ditampilkan walaupun
konduktor berarus saat menghubungkan elektroda pembumian yang akan diukur telah
mati, ataupun saat hubungan dari kabel tes dari alat tidak benar dsb.
Jangan gunakan alat ukut untuk mengukur tegangan dari power supply komersial. Saat
menggunakan probe tambahan MODEL 7127, terminal P dan C akan di hubung singkat
dan impedansi masukan akan dikurangi. Sisa arus circuit breaker mungkin beroperasi saat
membuat pengukuran dari tegangan pada rangkaian dengan breaker.
Page | 26
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
Re = Rx + re
Bila re telah diketahui sebelumnya, nilai tahanan pembumian yang sebenarnya dihitung
sebagai berikut
Rx = Re – re
Page | 27
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
DATA PENGAMATAN
Page | 28
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
V. ANALISA
Analisa harus memuat penjelasan dari pertanyaan di bawah ini!
1. Jelaskan hasil yang Anda peroleh dalam masing-maisng table, jelaskan apa yang
menyebabkan adanya perubahan/perbedaan nilai tiap pengukuran ?
2. Mengapa hasil pengukuran dengan grounding tegak lurus, miring, dan pararel berbeda ?
3. Mengapa kektika elektroda bantu dipindahkan nilai yang diperoleh berebda ?
Page | 29
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
MODUL V
I. TUJUAN
1. Memahami pengukuran tahanan dengan menggunakan “Kelvin Double Bridge”
2. Memahami cara mengukur tahanan konduktor
3. Menentukan nilai tahanan suatu bahan konduktor
II. TEORI
Teori dasar wajib memuat penjelasan dari jawaban pertanyaan di bawah ini :
1. Jelaskan tentang metode pengukuran resistansi konvensional!
2. Jelaskan tentang jembatan wheatstone
3. Jelaskan tentang jembatan kelvin
4. Jelaskan tentang kelvin double bridge
5. Jelaskan tentang pengukuran tahanan dengan kelvin double bridge
Page | 30
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
1. Ukur diameter konduktor sampai 5 kali pengukuran pada tempat yang berbeda,
masukan hasil yang didapat kedalam table percobaan.
2. Ukur panjang bahan konduktor yang akan diukur tahanannya. Beri tanda batas-
batasnya. Pada tanda tersebut dipasang penghantar potensial.
3. Pengoperasian baterai, (internal atau external). Jika menggunakan baterai internal
maka Int BA di jumper. Begitu juga sebaliknya,
4. Untuk mengetahui keadaan baterai Meter Sensivity selector di switch ke B-CH.
Apabila jarum meter berada dalam zona biru, maka baterai dalam kondisi baik.
Dengan memencet GA.
5. Periksa GA sensitive S/W Go, apakah jaruh galvanometer berada dalam posisi (0).
Jika tidak, diatur terlebih dahulu sehingga berada dalam posisi nol.
Page | 31
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
Page | 32
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
V. DATA PENGAMATAN
Percobaan 1
KonduktorTembaga 1 (Besar)
No Diameter (mm) d rata-rata (mm) A (mm2)
1
2
3
4
5
No l (mm) Rx (Ω) ρ
1
2
3
Percobaan 2
KonduktorTembaga 2 (Sedang)
No Diameter (mm) d rata-rata (mm) A (mm2)
1
2
3
4
5
No l (mm) Rx (Ω) ρ
1
2
3
Page | 33
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
Percobaan 3
KonduktorTembaga 3 (Kecil)
No Diameter (mm) d rata-rata (mm) A (mm2)
1
2
3
4
5
No l (mm) Rx (Ω) Ρ
1
2
3
Page | 34
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
VI. ANALISA
1. Hitung tahanan jenis penghantar (ρ) dengan perhitungan matematis dari data yang
diperoleh (untuk semua data yang diperoleh) ? kemudian jelaskan
2. Bandingkan nilai ρ yang diperoleh dari perhitungan secara matematis dengan ρ
referensi dan berikan kesalahan relative?
3. Tuliskan turunan rumus dari hukum Ohm secara matematis. Dan jelaskan
hubungannya dengan percobaan yang Anda lakukan!
4. Faktor – factor apa saja yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam
pengukuran dengan menggunakan Kelvin Double Bridge?
5. Sebutkan cara lain untuk menghitung tahanan jenis penghantar, selain dengan
menggunakan Kelvin Double Bridge. Jelaskan ? Mana yang lebih baik?
Page | 35
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
DAFTAR PUSTAKA
Page | 36