Anda di halaman 1dari 49

SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

PETUNJUK PRAKTIKUM
PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN


MENARA PLN, JL. LINGKAR LUAR BARAT,
DURI KOSAMBI, CENGKARENG, JAKARTA BARAT 11750

Telp. 021-5440342, 5440344, ext 1306


Website : www.sttpln.ac.id

Page | i
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

TIM PENYUSUN

Kepala Laboratorium : Sigit Sukmajati, ST., MT


Dosen Praktikum : Rizki Pratama Putra, ST ., MT
Asisten Laboratorium :
 Dhanang Fajar Sidiq
 Fahri Kasim
 Fanny Dara Amirah
 Indah Anggita Putri
 Muh. Ainul Fahmi A
 Muhammad Ivan Maulana
 Muhammad Qori Shipa
 Pangestu Yola Rhoma Utama
 Safira Nabilla Julianti
 Syintia Azani

Praktikum Pengukuran Besaran Listrik | i


SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

KARTU PRAKTIKUM
PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK
NAMA :

NIM :
Pas Foto
KELOMPOK :
3x4
PROG. STUDI :

SEMESTER :

Respon Pengambilan Laporan dan Presentasi


No. Percobaan Tes Tulis Keterangan
Lisan data Jurnal
1.

2.

3.

4.

5.

Jakarta,…..............................,20….

Praktikan Asisten Lab.

(…....................................) (….....................................)

Praktikum Pengukuran Besaran Listrik | i


SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

DISUSUN OLEH :

DHANANG FAJAR SIDIQ

201811001

KELOMPOK 9

SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN


MENARA PLN, JL. LINGKAR LUAR BARAT,
DURI KOSAMBI, CENGKARENG, JAKARTA BARAT 11750

Telp. 021-5440342, 5440344, ext 1306


Website : www.sttpln.ac.id Page | ii
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

LAPORAN PRAKTEK
INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN

DISUSUN OLEH :

DHANANG FAJAR SIDIQ

201811001

KELOMPOK 9

SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN


MENARA PLN, JL. LINGKAR LUAR BARAT,
DURI KOSAMBI, CENGKARENG, JAKARTA BARAT 11750

Telp. 021-5440342, 5440344, ext 1306


Website : www.sttpln.ac.id Page | iii
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM .............................................................................................................. ii
PROSEDUR PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK .................................................. iii
TATA CARA PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM ...................................................................... iv
TATA CARA PENULISAN JURNAL PRAKTIKUM .......................................................................... v
MODUL I : PENGUKURAN BESARAN LISTRIK PADA SISTEM SATU FASA .......................... 1
MODUL II : PENGUKURAN BESARAN LISTRIK PADA SISTEM TIGA FASA-EMPAT
KAWAT.................................................................................................................................................. 9
MODUL III : PENGUKURAN HARMONISA GELOMBANG TEGANGAN DAN ARUS PADA
BEBAN LINIER DAN NON LINIER.................................................................................................. 16
MODUL IV : PENGUKURAN TAHANAN PEMBUMIAN .............................................................. 23
MODUL V : PENGUKURAN TAHANAN PENGHANTAR (KELVIN DOUBLE BRIDGE) ......... 30
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 36

Page | i
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Praktikan tidak diperkenankan terlambat (toleransi waktu 5 menit) bila terlambat lebih
dari 5 menit maka nilai praktikan dikurang 10 dari nilai akhir. Keterlambatan lebih dari 30
menit maka dianggap tidak hadir.
2. Modul wajib di print tidak boleh di fotokopi.
3. Kartu praktikum di print warna berikut fotonya di kertas karton atau bufalo
4. Praktikan wajib mengumpulkan tugas rumah sesuai modul sebelum melaksanakan
praktikum dan cover dijadikan satu.
5. Praktikan wajib memahami modul praktikum sebelum melaksanakan praktikum.
6. Praktikan wajib menjaga keselamatan dirinya, peralatan, dan kebersihan laboratorium.
7. Sebelum praktikum dimulai praktikan wajib melaksakan tes awal dari asisten
bersangkutan (lisan/tulisan)
8. Praktikan yang tidak hadir dalam salah satu rangkaian kegiatan praktikum dianggap gagal
dalam matakuliah praktikum pengukuran besaran listrik.
9. Apabila praktikan berhalangan hadir harus ada pemberitahuan maks 3 hari sebelum
praktikum dan mencari kelompok pengganti , ada surat izin dari asisten lab beserta surat
dokter bila sakit.
10. Praktikan wajib mengisi log book (buku pinjaman alat).
11. Praktikan wajib mempresentasikan laporan pada asisten praktikum.
12. Jadwal yang telah dibuat tidak bisa diubah.
13. Acc laporan dilakukan maksimal 3 hari setelah praktikum terakhir.
14. Praktikan wajib mengirim cicilan modul H+3 setelah praktikum pertama selesai ke email
masing-masing asisten.
15. Laporan praktikum wajib dikumpulkan dalam waktu yang telah ditentukan.
Bagi yang terlambat mengumpulkan laporan akan berlaku pengurangan nilai 1/7
perharinya.
16. Jika ada kecurangan dalam penulisan laporan, maka nilai E

Page | ii
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

PROSEDUR PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

1. Praktikum terdiri dari tahap yaitu :


a. Pengarahan
b. Tes Tulis (Awal)
c. Respon lisan
d. Pengambilan data
e. Presentasi
2. Mahasiswa peserta praktikum wajib mengikuti seluruh rangkaian kegiatan praktikum
3. Untuk tes tulis bobot nilai mencapai 15% dari total nilai praktikum, dan akan diadakan
pada minggu ke-2 sejak kegiatan perkuliahan/praktikum dimulai (setelah pengarahan).
4. Sebelum pengambilan data dilakukan, peserta wajib menulis tangan teori dasar seperti
yang diminta di modul/panduan praktikum, kemudian asisten laboratorium akan
mengadakan respon lisan mengenai teori dasar yang telah ditulis oleh peserta
praktikum. Nilai/bobot respon lisan mencapai 15 % dari total nilai praktikum.
5. Setelah respon lisan, lalu dilakukan proses pengambilan data. Pada pengambilan data
akan dinilai kemampuan individual dan kelompok, juga mengenai kecepatan dan
ketepatan dalam merangkai modul dan mengambil data. Nilai/bobot pengambilan data
mencapai 20% dari total nilai.
6. Setelah proses pengambilan data, peserta praktikum wajib membuat jurnal praktikum
untuk masing-masing modul praktikum yang telah dijalankan, dengan sistematika dan
template penulisan tercantum di modul. Setelah semua proses praktikum selesai,
peserta wajib membuat laporan praktikum yang isinya adalah kumpulan jurnal yang
telah dibuat beserta lampiran hasil pengisian tabel pengamatan yang ditulis tangan, teori
dasar dan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang di berikan saat respon lisan yang
ditulis tangan. Nilai/bobot laporan adalah 25%
7. Peserta yang telah merampungkan laporan kemudian mempresentasikan laporan hasil
praktikum depan asisten atau dosen praktikum yang bersangkutan. Bobot penilaian dari
presentasi adalah 25%.

Proses Praktikum Bobot Penilaian (%)


Tes Tulis 15
Respon Lisan 15
Pengambilan Data 20

Laporan 25
Presentasi 25
Total 100

Page | iii
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

TATA CARA PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM

1. Laporan praktikum dibuat di kertas A4 dan diketik dengan ketentuan sebagai berikut :
 Font (judul) : Times New Roman ukuran 14 untuk kata pengantar, daftar isi,
 Font (isi) : Times New Roman ukuran 12 daftar pustaka

 Spasi : 1.5
 Margin : atas, bawah, kiri, kanan : 4,3,3,3
 Border : border garis warna biru (hanya untuk lampiran)
 Berikan header (Nama dan NIM praktikan) sebelah kanan atas dan footer
(Laboratorium Sistem Kontrol dan Pengukuran STT-PLN ) pada sebelah
kanan bawah.
2. Susunan laporan tediri dari :
a. Cover : untuk S1 header warna biru, D3 header warna abu-abu
b. Kata pengantar
c. Daftar isi
d. Isi laporan : Kumpulan jurnal setiap praktikum, setiap jurnal di pisah
dengan kertas warna kuning (S1) merah (D3) yang bertuliskan judul jurnal
praktikum.
e. Lampiran : Lampiran berisi teori dasar ditulis tangan yang disiapkan saat
proses respon lisan dan hasil pengisian tabel pengamatan yang ditulis
tangan saat kegiatan pengambilan data berlangsung. Lampiran dipisah dari
isi laporan dengan batas kertas berwarna biru yang bertuliskan
“Lampiran”.
f. Kartu kontrol
3. Cover praktikum Pengukuran Besaran Listrik menggunakan Kertas Buffalo putih
dan dijilid biasa.

Page | iv
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

TATA CARA PENULISAN JURNAL PRAKTIKUM

Tata cara penulisan jurnal mengikuti template di bawah ini :

JUDUL JURNAL
(CENTER, TNR 14, KAPITAL, BOLD, 1,15 SPASI)
Penulis Pertama1
(11pt italic tanpa gelar akademis)
1
Afiliasi Penulis 1 (institusi asal penulis 1)
E-mail: xxx@xxx.xxx (corresponding authors)

ABSTRACT
The abstract is written in Indonesian and English, with one paragraph and no more than 200 words
length. The abstract should provide a clear statement of the research purpose, method and important
results or conclusion of the research. Times New Roman 11 pt, Italic and 1 spacing should be used in
the abstract. An abstract is often presented separately from the article, so it must be able to stand-alone.
Reference, non-standard or uncommon abbreviation should be avoided in the abstract.

Keywords: English, Language, 3-5 words (11 pt)

ABSTRAK
Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris dengan panjang maksimum 200 kata dan hanya
terdiri dari satu paragraph. Abstrak berisi ringkasan dari tujuan praktikum, metode pengambilan data
dan hasil praktikum atau kesimpulan penting yang diperoleh dari praktikum yang dilakukan. Abstrak
diketik dengan tipe font Times New Romans 11 pt, Italic dan spasi 1. Abstrak merupakan intisari dari
hasil praktikum. Penggunaan singkatan dan kutipan atau acuan pada abstrak sedapat mungkin
dihindari.

Kata kunci: Bahasa, Indonesia, 3-5 kata (11 pt)

Page | v
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

1. PENDAHULUAN (11 pts/Bold)


Naskah jurnal ditulis di kertas berukuran standar A4 (21 cm x 29.7 cm) dalam jumlah maksimum
10 halaman. Naskah ditulis dalam format font Times New Roman dengan ukuran 11 dan spasi 1.15.
Tambahkan satu spasi untuk setiap antar-bagian (antara judul dan penulis, antara penulis dan abstrak,
antara abstrak dan kata kunci, antara sub-bab dan isi). Batas margin atas 4 cm, inside 4 cm, bawah 3
cm dan outside 2,5 cm. Naskah tidak perlu diberi nomor halaman, header dan footer.
Bagian Pendahuluan membahas latar belakang masalah, tinjauan pustaka secara ringkas, maksud dan
tujuan riset dilakukan. Pendahuluan sebaiknya berisi perkembangan praktikum terdahulu (state of the
art) untuk membandingkan dengan praktikum yang dilakukan saat ini sehingga tampil kesenjangan
antara teori atau hasil praktikum terdahulu dengan keadaan saat ini atau yang diharapkan.

2. METODE PRAKTIKUM[11 pts/Bold]


2.1 Contoh Persamaan Matematika [11 pts/Bold]
Deskripsikan secara ringkas mengenai materi dan metode yang digunakan dalam praktikum,
meliputi subyek/bahan yang diteliti, alat yang digunakan, rancangan percobaan atau desain yang
digunakan, teknik pengambilan sampel, variabel yang akan diukur, teknik pengambilan data, analisis
dan model statistik yang digunakan. Kutipan berturut-turut dalam tanda kurung (1).
Persamaan matematika dinomori dengan angka Romawi di dalam tanda kurung buka-tutup pada
posisi rata kanan kolom. Penulisan rumus diawali dengan jorokan awal (first line) 1,25 cm dan diikuti
dengan nomor rumus:
[satu baris kosong]
⃗⃗⃗⃗
𝑑𝑗 ∙ 𝑞⃗ ∑𝑡𝑖=1(𝑤𝑖𝑗 ∙ 𝑤𝑖𝑞 )
𝐶𝑜𝑠𝑆𝑖𝑚(𝑑𝑗, 𝑞) = ⃗⃗⃗⃗
− (1)
|𝑑𝑗 |∙ |𝑞⃗|
√∑𝑡𝑖=1 𝑤𝑖𝑗 2 ∙ ∑𝑡𝑖=1 𝑤𝑖𝑞 2

Gambar dan tabel dibuat hitam putih dan diletakkan di tengah serta harus diberi nomor urut dan
judul. Huruf pertama setiap kata pada judul gambar dan tabel ditulis dengan huruf kapital kecuali kata
sambung. Judul gambar diletakkan di bawah gambar sedangkan judul tabel diletakkan di atas tabel. Isi
tabel dibuat 1 spasi dengan ukuran huruf 10 pt. Contoh penulisan gambar dan tabel berikut ini.
[satu baris kosong]
substrat bagian atas
substrat bagian bawah
W

L
s

wf

h2 εr2
h1 εr1
patch

saluran catu
bidang pentanahan

Gambar 1. Geometri Pencatuan electromagnetically coupled


[satu baris kosong]

Tabel 1. Spesifikasi Substrat yang Digunakan

Page | vi
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

Jenis Substrat FR4 (epoxy)


Konstanta Dielektrik Relatif (  r ) 4.3

Konstanta Permeabilitas Relatif (  r ) 1

Dielectric Loss Tangent ( tan  ) 0.09


Ketebalan Substrat (h) 1.6 mm
Konduktifitas Bahan 5.8 x 107 S/m
[satu baris kosong]
3. HASIL DAN PEMBAHASAN [11 pts/Bold]
Hasil adalah inti dari suatu artikel yang menyajikan data hasil praktikum yang ditemukan dan
disusun dalam ilustrasi (tabel, gambar, foto, denah, atau diagram). Pembahasan terhadap hasil
praktikum dan pengujian yang diperoleh disajikan dalam bentuk uraian teoritik, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif [1]. Hasil praktikum sebaiknya ditampilkan dalam berupa grafik atau pun tabel.
Untuk grafik dapat mengikuti format untuk diagram dan gambar. Kutipan berturut-turut dalam tanda
kurung [2].
Pembahasan berisi penjelasan apa arti hasil dan implikasinya untuk kajian di masa depan, tidak
mengulangi apa yang telah dipaparkan dalam kajian pustaka atau hasil. Hubungkan hasilnya dengan
pertanyaan yang diajukan di bagian pendahuluan. Setelah hasil dan pembahasan kemudian dicantumkan
Analisa, dimana dasar pemikirannya telah ditentukan yang ada di modul.

4. KESIMPULAN DAN SARAN [11 pts/Bold]


Kesimpulan berisi kumpulan dan meringkas hasil yang paling penting dan implikasinya. Isi
kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan praktikum bukan rangkuman hasil praktikum. Kesimpulan
dan saran dibuat secara singkat, jelas, dan padat didasarkan pada hasil praktikum [3]. Kesimpulan dan
Saran berupa paragraf tanpa numbering. Kutipan berturut-turut dalam tanda kurung() [4] (Gunakan
kutipan menggunakan automatik/aplikasi sitasi)

UCAPAN TERIMAKASIH [11 pts/Bold, Jika ada]


Penulis mengucapkan terima kasih kepada Instansi/perusahaan/lembaga yang telah memberi
dukungan yang membantu pelaksanaan praktikum dan atau penulisan artikel.

DAFTAR PUSTAKA[11 pts/Bold]


Kutipan berturut-turut dalam tanda kurung [1]. Kalimat tanda baca berikut braket [2]. Merujuk
hanya untuk nomor referensi, seperti pada [3] -Jangan menggunakan "Ref. [3] "atau" referensi [3].
Minimal daftar pustaka sebanyak 5 Kutipan.

[1] Fernández-Delgado Juárez, M., Mostbauer, P., Knapp, A., Müller, W., Tertsch, S., Bockreis,
A., & Insam, H. (2018). Biogas purification with biomass ash. Waste Management, 71, 224–
232. https://doi.org/10.1016/j.wasman.2017.09.043
[2] Legino, S., & Arianto, R. (2017). Solving Large Scale Unit Dilemma in Electricity System by
Applying Commutative Law. In The International Conference on Mathematics: Pure, Applied
and Computation (ICoMPAC). Surabaya, Indonesia: (Presented: November 1, 2017).
[3] Mojica, E. E., Ardaniel, A.-A. S., Leguid, J. G., & Loyola, A. T. (2017). Development of a low-
cost biogas filtration system to achieve higher-power efficient AC generator. In International
Conference on Engineering and Technology (IntCET 2017) (Vol. 20042, pp. 1–7).
https://doi.org/10.1063/1.5022936
[4] Pääkkönen, A., Tolvanen, H., & Rintala, J. (2018). Techno-Economic Analysis Of A Power To
Biogas System Operated Based On Fluctuating Electricity Price. Renewable Energy, 117, 166–

Page | vii
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

174. https://doi.org/10.1016/j.renene.2017.10.031
[5] Tauro, R., García, C. A., Skutsch, M., & Masera, O. (2018). The potential for sustainable
biomass pellets in Mexico: An analysis of energy potential, logistic costs and market demand.
Renewable and Sustainable Energy Reviews, 82, 380–389.
https://doi.org/10.1016/j.rser.2017.09.036
[6] Wang, A. L., Damartzis, T., Diethelm, S., Herle, J. Van, & Marechal, F. (2018). Thermo-
Economic Evaluation of Sustainable Biogas Upgrading via Solid-Oxide Electrolysis. Energy
and Power Engineering, 12(4), 1607.

Penyusunan rujukan dalam daftar pustaka berurut berdasarkan urutan sitasi yang digunakan
(sekuensial) dan diberi nomor angka arab dalam kurung siku. Penulisan unsur-unsur keterangan
pustaka mengikuti kaidah dengan urutan: (1) nama pengaran g ditulis dengan urutan nama akhir, nama
awal dan nama tengah, tanpa gelar akademik. (2) tahun penerbitan. (3) Judul. (4) tempat penerbitan.
(5) nama penerbit.

LAMPIRAN
Jika diperlukan, tulisan dapat dilengkapi dengan lampiran berupa foto data dan foto saat praktikum.

Page | viii
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

MODUL I

PENGUKURAN BESARAN LISTRIK PADA SISTEM SATU FASA

I. TUJUAN
1. Mahasiswa memahami konsep teori dan metode pengukuran tegangan, arus, daya, faktor
daya dan energi pada sistem 1 fasa
2. Mahasiswa mampu menganalisa hasil pengukuruan tegangan, arus, daya, faktor daya dan
energi pada beban linear dan nonlinear di sistem 1 fasa

II. TEORI
Cari teori yang berhubungan dengan yang diminta dibawah ini
a. Tegangan bolak-balik (AC Voltage) dan konsep pengukurannya
b. Arus bolak-balik (AC Current) dan konsep pengukurannya
c. Konsep Daya listrik
d. Daya aktif, reaktif dan daya semu beserta konsep pengukurannya
e. Faktor Daya dan konsep pengukurannya
f. Energi listrik dan konsep pengukurannya
g. Konsep pengukuran alat ukur digital

III. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN PRAKTIKUM

1. Modul pengukuran besaran listrik 1 fasa


2. Alat ukur listrik digital (Clamp/Clamp meter).
3. Slide Voltage Regulator (SVR)
4. Lampu pijar
5. Lampu led
6. Lampu TL ballast induktif
7. Lampu TL ballas elektronik
8. Kabel penghubung/jumper

Page | 1
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

IV. LANGKAH PRAKTIKUM

DIAGRAM PENGKABELAN

PENGKABELAN PANEL MODUL (BELAKANG)

N N N

L N

I in I out L N

I in I out

WATTMETER AMPEREMETER VOLTMETER


INPUT
N L

N L
BEBAN

L N L N L N

I in I out I in I out I in I out

POWER VAR METER PF METER


ANALYZER

N N N

MEJA TERA PENGUKURAN


BESARAN LISTRIK

SIMULATOR PENGUKURAN DAYA 1 FASA LAMPU 9

LAMPU 10

LAMPU 11
VOLT AMPERE WATT

LAMPU 12

LAMPU 13

ON OFF

ON OFF
PF VAR
ON OFF

ON OFF

ON OFF

ON OFF

ON OFF

ON OFF

ON OFF

Gambar 1
Rangkaian pengukuran besaran listrik sistem satu fasa.

Page | 2
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

PROSEDUR
1. Siapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan, seperti alat ukur, Slide Voltage Regulator
serta beban lampu yang dibutuhkan.
2. Ikuti prosedur keamanan dan keselamatan penggunaan modul yang tertera pada modul
yang digunakan
3. Rangkai papan modul sesuai dengan diagram pengkabelan yang diberikan
4. Pastikan bahwa penunjukan alat ukur yang akan digunakan sama dengan nol. Lalu
siapkan Tabel yang telah diberikan untuk mengisi data-data hasil pengukuran.
5. Pasang beban sesuai yang diminta pada tabel pengukuran
6. Nyalakan modul dengan menarik tuas MCB ke posisi on, kemudian ukur semua
parameter yang ditanyakan sesuai tabel
7. Untuk pengukuran energi, atur tegangan SVR ke 200 V. Catat energi yang terbaca pada
KWh Meter dan masukkan ke tabel.
8. Ulangi prosedur 1-7 untuk setiap jenis tabel/pengukuran
9. Setelah percobaan selesai, rapikan kembali seluruh peralatan

Page | 3
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

TABEL 1

Lampu Pijar : 100 w

BESARAN
BEBAN LAMPU PIJAR KETERANGAN
LISTRIK

TEGANGAN
SUMBER (V) 180 190 200 210 220

ARUS (A)

DAYA AKTIF
(W)

DAYA
REAKTIF
(VAR)

FAKTOR
DAYA

WAKTU
(Menit) 1 2 3 4 5

ENERGI PADA
TEGANGAN
220 V (Wh)

Page | 4
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

TABEL 2

Lampu LED : 90 W

BESARAN
BEBAN LAMPU LED KETERANGAN
LISTRIK

TEGANGAN
SUMBER (V) 180 190 200 210 220

ARUS (A)

DAYA AKTIF
(W)

DAYA
REAKTIF
(VAR)

FAKTOR
DAYA

WAKTU
(Menit) 1 2 3 4 5

ENERGI PADA
TEGANGAN
220 V (Wh)

Page | 5
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

TABEL 3

Lampu Ballast magnetik: 144 W

BESARAN
BEBAN LAMPU PIJAR KETERANGAN
LISTRIK

TEGANGAN
SUMBER (V) 180 190 200 210 220

ARUS (A)

DAYA AKTIF
(W)

DAYA
REAKTIF
(VAR)

FAKTOR
DAYA

WAKTU
(Menit) 1 2 3 4 5

ENERGI PADA
TEGANGAN
220 V (Wh)

Page | 6
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

TABEL 4

Lampu Ballast Elektronik: 144 W

BESARAN
BEBAN LAMPU PIJAR KETERANGAN
LISTRIK

TEGANGAN
SUMBER (V) 180 190 200 210 220

ARUS (A)

DAYA AKTIF
(W)

DAYA
REAKTIF
(VAR)

FAKTOR
DAYA

WAKTU
(Menit) 1 2 3 4 5

ENERGI PADA
TEGANGAN
220 V (Wh)

Page | 7
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

V. ANALISA
Analisa harus memuat penjelasan dari pertanyaan dibawah ini!

1. Jelaskan grafik perubahan besaran listrik dari tiap jenis beban yang anda amati,
bandingkan hasilnya dengan pengukuran secara teoritis dan cari galat/error
pengukurannya!
2. Jelaskan hal apa saja yang menyebabkan galat pengukuran!
3. Beban jenis mana yang mengkonsumsi daya reaktif terbesar? Jelaskan!
4. Beban jenis mana yang memberi faktor daya paling besar ? jelaskan!
5. Mengapa pada lampu pijar masih mengkonsumsi daya reaktif ?
6. Beban mana yang mengkonsumsi daya reaktif paling besar, mengapa terjadi demikian?
7. Jelaskan grafik perubahan/konsumsi energi listrik untuk tiap pengukuran!

Page | 8
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

MODUL II

PENGUKURAN BESARAN LISTRIK PADA SISTEM TIGA FASA-EMPAT


KAWAT

I. TUJUAN
1. Memahami konsep teori dan metode pengukuran tegangan, arus, daya dan faktor daya pada
sistem 3 fasa - 4 kawat
2. Mampu menganalisa hasil pengukuran besaran listrik pada beban linear dan nonlinear di
sistem 3 fasa 4 kawat
3. Memahami fenomena ketidakseimbangan beban dan besaran-besaran listrik pada tiap beban terkait
fenomena tersebut

II. TEORI
Teori dasar harus memuat topik/pembahasan dibawah ini :
1. Sistem 3 fasa 4 kawat
2. Arus, tegangan, daya dan energi pada beban seimbang
3. Metode mencari arus dan tegangan beban pada sistem beban 3 fasa 4 kawat beban seimbang
dan tak seimbang
4. Ketidakseimbangan beban dan arus netral

III. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN PRAKTIKUM


1. Alat ukur listrik digital Clampmeter.
2. 3 buah lampu pijar
3. 3 buah lampu TL ballast magnetic
4. 3 buah lampu TL ballast elektronik
5. Kabel penghubung/jumper

Page | 9
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

IV. LANGKAH PRAKTIKUM

1. Pengukuran Besaran-besaran Listrik pada Sistem Tiga fasa-empat kawat dengan


Beban Seimbang
DIAGRAM PENGKABELAN

L9

L10
R S T

I R
L11
II S
CAM STARTER
L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8
T L12

N
I II L13

Gambar 2
Rangkaian pengukuran besaran listrik fasa tiga beban seimbang.

L9

L10
R S T

I R
L11
II S
CAM STARTER
L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8
MCB T L12

N
I II L13

Gambar 3
Contoh pengkabelan paralel beban L1 dan L2

Page | 10
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

1. Baca dan Ikuti prosedur keamanan dan keselamatan penggunaan modul yang tertera
pada modul (mulai dari awal sampai akhir).
2. Siapkan tabel pengukuran, lihat kebutuhan daya dan jenis beban yang digunakan sesuai
tabel.
3. Siapkan lampu dengan jenis dan daya sesuai yang dibutuhkan di tabel pengamatan.
Misalkan untuk pengukuran dengan beban lampu pijar daya 100 watt, siapkan 3 buah
bohlam lalu pasang ke 3 fitting lampu bohlam pada meja tera.
4. Siapkan kabel jumper, hubungkan terminal tiap fasa sumber tegangan dengan masing-
masing terminal beban yang sesuai. Untuk kabel netral, hubungkan terminal beban yang
terpakai saja dengan terminal netral sumber tegangan.
5. Jika dibutuhkan beban paralel, hubungkan 2 terminal beban yang ingin diparalelkan,
lalu hubungkan salah satu dari terminal beban yang terparalel dengan fasa sumber
tegangan.
6. Pastikan rangkaian telah sesuai dan tidak ada yang terputus atau terhubung singkat.
7. Nyalakan modul dengan menarik tuas MCB ke posisi ON dan lakukan pengukuran
parameter yang diminta.
8. Untuk pengukuran tegangan, ubah tuas power analyzer/ clamp meter ke mode tegangan
lalu pasang probe pengukuran pada terminal beban.
9. Untuk pengukuran arus dan sudut fasa, ubah tuas pengatur pada power analyzer sesuai
dengan parameter yang ingin diukur, kemudian masukkan kabel yang ingin diukur
arusnya ke capit clamp meter. Dan untuk pengukuran daya, pasang kedua probe
pengukur tegangan ke terminal beban yang diukur kemudian pasang kabel ke capit clamp
meter/power analyzer.
10. Ulangi langkah 1-8 sesuai dengan tabel pengamatan/jenis beban

Page | 11
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

2. Pengukuran Besaran-besaran Listrik pada Sistem Tiga fasa-empat kawat dengan


Beban Tak Seimbang
1. Baca dan Ikuti prosedur keamanan dan keselamatan penggunaan modul yang tertera
pada modul (mulai dari awal sampai akhir).
2. Siapkan tabel pengukuran, lihat kebutuhan daya dan jenis beban yang digunakan sesuai
tabel.
3. Siapkan lampu dengan jenis dan daya sesuai yang dibutuhkan di tabel pengamatan.
4. Siapkan kabel jumper, hubungkan terminal tiap fasa sumber tegangan dengan masing-
masing terminal beban yang sesuai.
5. Jika dibutuhkan beban paralel, hubungkan 2 terminal beban yang ingin diparalelkan,
lalu hubungkan salah satu dari terminal beban yang terparalel dengan fasa sumber
tegangan.
6. Pastikan rangkaian telah sesuai dan tidak ada yang terputus atau terhubung singkat.
7. Nyalakan modul dengan menarik tuas MCB ke posisi ON dan lakukan pengukuran
parameter yang diminta.
8. Untuk pengukuran tegangan, ubah tuas power analyzer/ clamp meter ke mode tegangan
lalu pasang probe pengukuran pada terminal beban.
9. Untuk pengukuran arus dan sudut fasa, ubah tuas pengatur pada power analyzer sesuai
dengan parameter yang ingin diukur, kemudian masukkan kabel yang ingin diukur
arusnya ke capit clamp meter. Dan untuk pengukuran daya, pasang kedua probe
pengukur tegangan ke terminal beban yang diukur kemudian pasang kabel ke capit
clamp meter/power analyzer.
10. Ulangi langkah 1-8 sesuai dengan tabel pengamatan/jenis beban

Page | 12
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

TABEL 1. BEBAN SEIMBANG

LampuPijar Lampu Ballast Magnetik/Elektronik/LED

L1 : W L2 : W L3 : W L1 : W L2 : W L3 : W

DAYA

LAMPU PIJAR BALLAST MAGNETIK/ELEKTRONIK/LED


BESARAN
LISTRIK
R S T R S T

KW

KVA

KVAR

PF

ARUS

LAMPU PIJAR BALLAST MAGNETIK/ELEKTRONIK/LED


BESARAN
LISTRIK
R S T N R S T N

A RMS

TEGANGAN

LAMPU PIJAR BALLAST MAGNETIK/ELEKTRONIK/LED


BESARAN
LISTRIK
VRN VSN VTN VRN VSN VTN

V RMS

Page | 13
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

TABEL 2. BEBAN TAK SEIMBANG

LampuPijar Lampu Ballast Magnetik/Elektronik/LED

L1 : W L2 : W L3 : W L1 : W L2 : W L3 : W

DAYA

LAMPU PIJAR BALLAST MAGNETIK/ELEKTRONIK/LED


BESARAN
LISTRIK
R S T R S T

KW

KVA

KVAR

PF

ARUS

LAMPU PIJAR BALLAST MAGNETIK/ELEKTRONIK/LED


BESARAN
LISTRIK R S T N R S T N

A RMS

TEGANGAN

LAMPU PIJAR BALLAST MAGNETIK/ELEKTRONIK/LED


BESARAN
LISTRIK
VRN VSN VTN VRN VSN VTN

V RMS

Page | 14
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

V. ANALISA
1. Bandingkan hasil pengukuran secara teori dan pengukuran/praktek untuk beban
seimbang 3 fasa menggunakan lampu bohlam, kemudian cari galat/error nya!

2. Bandingkan hasil pengukuran secara teori dan pengukuran/praktek untuk beban tak
seimbang 3 fasa menggunakan lampu bohlam, kemudian cari galat/error nya!

3. Hal-hal apa saja yang mempengaruhi adanya arus di penghantar netral pada beban
seimbang maupun beban tak seimbang?

4. Bandingkan arus netral dari masing-masing pengujian di sistem beban tidak seimbang
pada setiap jenis beban yang diujikan, jelaskan mengapa terjadi perbedaan!

Page | 15
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

MODUL III

PENGUKURAN HARMONISA GELOMBANG TEGANGAN DAN ARUS


PADA BEBAN LINIER DAN NON LINIER

I. TUJUAN
1. Mengukur nilai Total Harmonic Distortions (THD) arus pada system yang mengandung
arus harmonic dengan menggunakan alat ukur digital (Clampmeter) pada beban yang linier
(lampu pijar) dan non linier (ballast elektronik/magnetic).
2. Mengetahui dan memahami pengaruh arus harmonic pada system distribusi tenaga listrik
fasa tiga-empat kawat.
3. Melakukan perbandingan percobaan dengan beban yang linier (lampu pijar) dan non linier
(ballast electronic/magnetic).
4. Mengetahui bentuk kurva arus dan spectrum harmonic arus dan beban non linier dan beban
linier.

II. TEORI
Teori dasar harus memuat point-point dibawah ini :
1. Jelaskan tentang Deret fourier !
2. Buat suatu contoh transformasi tegangan keluaran dari penyearah gelombang penuh 1 fasa
AC 50 HZ 220 V, ke bentuk fungsi deret fouriernya
3. Jelaskan tentang THD (Total Harmonic Distortion) !
4. Jelaskan tentang Distortion Factor!
5. Jelaskan efek yang timbul karena adanya harmonic tegangan dan arus !
6. Jelaskan apa saja yang dilakukan untuk menanggulangi harmonik tegangan dan arus!

III. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN PRAKTIKUM


1. Alat ukur listrik digital (Clampmeter).
2. Beban lampu pijar, lampu led, lampu
fluorescent ballast magnetic dan elektronik (lampu hemat energy)
3. Kabel penghubung/jumper.

Page | 16
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

IV. LANGKAH PRAKTIKUM


1. Siapkan seluruh peralatan yang akan digunakan.
2. Buat rangkaian pada gambar 6 untuk mengukur besaran-besaran listrik yang diperlukan
pada pengukuran THD, dengan beban lampu fluorescent (ballast elektronik/magnetic)
3. Siapkan alat ukur digital Clampmeter.

L9

L10
R

I R
L11
II S
CAM STARTER
L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8
MCB T L12

N
I II L13

Gambar 6. Rangkaian pengukuran harmonisa beserta gelombang dan spektrumnya

4. Ukurlah seluruh besaran-besaran nilai THD dan besaran lainnya sesuai tabel 5 pada tiap
orde harmonic hingga orde harmonic ke 25 (seluruh prosedur pengukuran besaran
listrik, tanyakan pada asisten)
5. Setelah langkah 1-4 selesai. Percobaan dilanjutkan dengan menggunakan lampu pijar
25/40/60/100 W sebagai beban linier.
6. Masukan gambar kurva arus beserta spectrum harmonic arus baik beban non linier
maupun beban linier pada tiap fasanya termasuk netral kedalam computer, (untuk
prosedurnya tanyakan kembali kepada assisten).

Page | 17
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

DATA PENGAMATAN
Tabel Pengukuran

Mengukur THD Lampu Pijar (100 W)

Komponen THD
V RMS I RMS Hz DF
Harmonik (%)
DC
Fundamental
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Page | 18
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

Mengukur THD Lampu LED

Komponen THD
V RMS I RMS Hz DF
Harmonik (%)
DC
Fundamental
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Page | 19
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

Mengukur THD Lampu TL Ballast Magnetik

Komponen THD
V RMS I RMS Hz DF
Harmonik (%)
DC
Fundamental
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Page | 20
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

Mengukur THD Lampu TL Ballast Elektronik

Komponen THD
V RMS I RMS Hz DF
Harmonik (%)
DC
Fundamental
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Page | 21
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

V. ANALISA
Analisa harus memuat jawaban pertanyaan dibawah ini

1. Jelaskan spektrum harmonik yang didapatkan pada masing-masing pengukuran!

2. Jelaskan tentang distorsion factor dan jelaskan mengapa besarnya berbeda-beda untuk tiap-
tiap pengukuran

3. Bandingkan besaran harmonic dari pengukuran pada tiap jenis beban!

4. Beban mana yang memiliki THD dan DF terbesar? Jelaskan mengapa demikian!

Page | 22
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

MODUL IV

PENGUKURAN TAHANAN PEMBUMIAN

I. TUJUAN
1. Memahami prosedur penggunaan alat “Digital Earth Resistance Tester” terhadap
besaran-besaran yang akan diukur.
2. Memahami prinsip pengukuran tegangan pembumian
3. Mengukur besarnya nilai tegangan pembumian dan tahanan elektroda pembumian.

II. TEORI
Teori dasar harus memuat jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1. Apa itu pembumian dan pentanahan? Jelaskan pentingnya pembumian dan pentanahan!
2. Jelaskan beda ground, netral dan pembumian/Earthing!
3. Jelaskan tentang tahanan jenis tanah, bagaimana cara mengukurnya!
4. Jelaskan tentang jenis-jenis pentanahan/grounding dan aplikasinya!
5. Jelaskan tentang resistansi pembumian, jelaskan cara mengukurnya dan metode-metode
pengukurannya!
6. Jelaskan jenis-jenis konfigurasi elektroda pembumian, penggunaannya, kelebihan dan
kekurangannya!
7. Jelaskan apa itu tegangan langkah, tegangan sentuh dan tegangan pembumian / ground
voltage?

III. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN PRAKTIKUM

 Digital Earth Resistance Tester 1 unit


 Elektroda Pembumian 2 buah
 Roll meter 1 buah
 Kabel Penghubung
 Pasak Bantu 2 buah

Page | 23
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

IV. LANGKAH PRAKTIKUM

1. Persiapan untuk pengukuran


1.1. Cek tegangan batery
Masukkan saklar ke posisi on, jika layar display tidak menampilkan simbol low
battery, maka tegangan battery cukup. Tetapi jika layar display kosong sama sekali
atau simbol terindikasi, ganti battery atas persetujuan dan pengawasan asisten
praktikum.
1.2. Memasang Test Probe
Masukkan ujung tusuk ( plug ) probe hati-hati ke terminal-terminal alat. Hubungan
yang kendor dapat mengakibatkan hasil pengukuran yang tidak akurat.

2. Instruksi-instruksi pengoperasian
2.1. Pengukuran ( dengan Test Probe M-7095 )
2.1.1. Tancapkan pasak (spike) pembunian Bantu P dan C ke dalam tanah yang dalam.
Hubungan kabel hijau ke elektroda pembumian yang dites, kabel kuning ke pasak
pembumian bantu P dan kabel merah ke pasak pembumian bantu C.
Cat :
 Beri air jika ditancapkan ke dalam bagian tanah yang kering, berbatu atau
berpasir.
 Jika tempat menancapkan pasak serupa, maka baringkan pasak itu dan basahi
dengan air atau ditutup dengan kain basah

Gambar 7. Pemasangan alat ukur resistansi pembumian

Page | 24
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

2.1.2. Pengukuran Tegangan Pembumian


Atur skala ke posisi EARTH VOLTAGE pada kondisi 2.1.1. Tegangan
pembumian akan diindikasikan pada display. Pastikan bahwa tegangannya 10
V atau lebih kecil.
Saat display menunjukkan lebih dari 10 V, dapat menyebabkan hasil
pengukuran dan kesalahan yang sangat besar ( excessive errors ). Untuk
menghindari ini, lakukan pengukuran setelah mengurangi tegangannya dengan
cara mematikan power supply dari peralatan yang sedang di tes dsb.
2.1.3. Pengukuran
Atur saklar bulat ke posisi 2000 Ω dan tekan tombol tes.LED tetap diterangi
selama pengujian.Putar saklar bulat ke 200 Ω dan 20 Ω saat tahanan pembumian
bernilai kecil.Nilai yang ditunjukkan adalah tahanan pembumian dari elektroda
pembumian yang sedang dites.
Cat :
- Bila tahanan pembumian dari pasak pembumian bantu C terlalu tinggi untuk
membuat pengukuran, display-nya membaca “. . .”. Cek kembali hubungan
dari kabel tes dan tahanan pembumian dari pasak pembumian bantu.
Perhatian :
Hindarkan kabel penghubung perbelitan satu sama lain karena dapat
mempengaruhi pengukuran karena induksi.

2.2. Pengukuran disederhanakan ( dengan Test Probe M-7127 )


Gunakan metode ini disaat pasak Bantu pembumian tidak bisa ditancapkan.Pada metode
ini, elektroda pembumian dengan tahanan pembumian yang rendah seperti pipa air logam,
atau sebuah terminal pembumian dari sebuah gedung, dapat digunakan dengan metode
dua terminal.( two-terminal method ; E, P ).

Page | 25
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

Gambar 8. Konfigurasi pemasangan alat ukur resistansi pembumian yang disederhanakan

Bahaya :
 Harap dipastikan untuk gunakan detektor tegangan untuk mengecek tanah keadaan sekitar
dari power supply komersial
 Jangan gunakan alat untuk mengecek tanah keadaan sekitar dari power supply komersial.
 Bahaya akan terjadi karena tegangan mungkin tidak akan ditampilkan walaupun
konduktor berarus saat menghubungkan elektroda pembumian yang akan diukur telah
mati, ataupun saat hubungan dari kabel tes dari alat tidak benar dsb.
 Jangan gunakan alat ukut untuk mengukur tegangan dari power supply komersial. Saat
menggunakan probe tambahan MODEL 7127, terminal P dan C akan di hubung singkat
dan impedansi masukan akan dikurangi. Sisa arus circuit breaker mungkin beroperasi saat
membuat pengukuran dari tegangan pada rangkaian dengan breaker.

2.2.1. Pengukuran Tegangan Pembumian


Atur saklar ke posisi EARTH VOLTAGE pada kondisi 2.1.1. Tegangan pembumian akan
diindikasikan pada display. Pastikan bahwa tegangannya 10 V atau lebih kecil.
Saat display membaca lebih dari 10 V, mungkin hasilnya dalam kesalahan yang sangat
tinggi ( excessive errors ) pada pengukuran tahanan pembumian,. Untuk menghindari ini,
lakukan pengukuran setelah mengurangi tegangannya dengan cara mematikan power
supply dari peralatan yang sedang dites dsb.

Page | 26
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

2.2.2. Pengukuran Teliti


Atur saklar ke posisi 2000 Ω dan tekan tombol tes.LED tetap diterangi menjelang
dites.Putar saklar ke 200 Ω dan 20 Ω saat tahanan pembumian bernilai kecil.Nilai yang
terindikasi adalah tahanan pembumian dari peralatan yang dibumikan yang sedang dites.
Cat :
Bila tahanan pembumian dari pasak pembumian bantu C terlalu tinggi untuk membuat
pengukuran, display-nya membaca “. . .”. Cek kembali hubungan dari kabel tes dan
tahanan pembumian dari alat bantu pasak pembumian.

2.2.3. Nilai Pengukuran Sederhana


Metode dua terminal digunakan untuk pengukuran yang disederhanakan. Pada metode
ini, nilai tahanan pembumian re dari elektroda pembumian yang terhubung ke terminal P
ditambahkan ke nilai tahanan pembumian yang sebenarnya Rx dan ditunjukkan sebagai
nilai terindikasi Re.

Re = Rx + re

Bila re telah diketahui sebelumnya, nilai tahanan pembumian yang sebenarnya dihitung
sebagai berikut

Rx = Re – re

Page | 27
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

DATA PENGAMATAN

Percobaan 1. Grounding TegakLurus (Arah 1) Percobaan 2. Grounding TegakLurus (Arah 2)


No. D (Jarak, m) 20 Ω 200 Ω 2000 Ω v No. D (Jarak, m) 20 Ω 200 Ω 2000 Ω v
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.

Percobaan 3. Grounding Miring (Arah 1) Percobaan 4. Grounding Miring (Arah 2)


No. D (Jarak, m) 20 Ω 200 Ω 2000 Ω v No. D (Jarak, m) 20 Ω 200 Ω 2000 Ω v
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.

Percobaan 5. Grounding Pararel (Arah 1) Percobaan 6. Grounding Pararel (Arah 2)


No. D (Jarak, m) 20 Ω 200 Ω 2000 Ω v No. D (Jarak, m) 20 Ω 200 Ω 2000 Ω v
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.

Page | 28
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

V. ANALISA
Analisa harus memuat penjelasan dari pertanyaan di bawah ini!

1. Jelaskan hasil yang Anda peroleh dalam masing-maisng table, jelaskan apa yang
menyebabkan adanya perubahan/perbedaan nilai tiap pengukuran ?
2. Mengapa hasil pengukuran dengan grounding tegak lurus, miring, dan pararel berbeda ?
3. Mengapa kektika elektroda bantu dipindahkan nilai yang diperoleh berebda ?

Page | 29
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

MODUL V

PENGUKURAN TAHANAN PENGHANTAR


(KELVIN DOUBLE BRIDGE)

I. TUJUAN
1. Memahami pengukuran tahanan dengan menggunakan “Kelvin Double Bridge”
2. Memahami cara mengukur tahanan konduktor
3. Menentukan nilai tahanan suatu bahan konduktor

II. TEORI
Teori dasar wajib memuat penjelasan dari jawaban pertanyaan di bawah ini :
1. Jelaskan tentang metode pengukuran resistansi konvensional!
2. Jelaskan tentang jembatan wheatstone
3. Jelaskan tentang jembatan kelvin
4. Jelaskan tentang kelvin double bridge
5. Jelaskan tentang pengukuran tahanan dengan kelvin double bridge

III. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN PRAKTIKUM


1. Alat pengukuran nilai tahanan suatu bahan penghantar (Kelvin Double Bridge)
2. Bahan penghantar yang akan diukur tahanannya
3. Mikrometer Sekrup
4. Roll Meter
5. Jumper
6. Baterai extra bila diperlukan

Page | 30
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

IV. LANGKAH PRAKTIKUM

Gambar 9. Diagram pengawatan Kelvin double bridge

1. Ukur diameter konduktor sampai 5 kali pengukuran pada tempat yang berbeda,
masukan hasil yang didapat kedalam table percobaan.
2. Ukur panjang bahan konduktor yang akan diukur tahanannya. Beri tanda batas-
batasnya. Pada tanda tersebut dipasang penghantar potensial.
3. Pengoperasian baterai, (internal atau external). Jika menggunakan baterai internal
maka Int BA di jumper. Begitu juga sebaliknya,
4. Untuk mengetahui keadaan baterai Meter Sensivity selector di switch ke B-CH.
Apabila jarum meter berada dalam zona biru, maka baterai dalam kondisi baik.
Dengan memencet GA.
5. Periksa GA sensitive S/W Go, apakah jaruh galvanometer berada dalam posisi (0).
Jika tidak, diatur terlebih dahulu sehingga berada dalam posisi nol.

Page | 31
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

6. Pasang “penghantar arus” pada ujung-ujung konduktor (lihat gambar 2)


7. Sebelum mulai mengukur, alat ukur di atur pada Multiply secara bertahap.
8. Untuk mengetahui nilai Rx, Batt di posisi On, meter sensivity berada dalam keadaan
G2 dimana tingkat sensifitasnya rendah. Dengan menekan GA maka akan diketahui
keadaan jarum meter. Untuk mendapatkan nilai 0 pada Galvanometer maka kita
harus memutar The Dial of Bridge.
9. Setelah mendapatkan nilai 0, maka pindahkan ke G1 dimana tingkat sensifitasnya
lebih tinggi daripada G2.
10. Tekan GA dan lihat keadaan jarum meter, apabila belum nol maka atur dengan
menggunakan The Dial of Bridge sampai jarum menunjuk nol.
11. Setelah mendapatkan nilai 0, maka pindahkan lagi ke G0. Tingkat sensifitasnya
paling tinggi.
12. Untuk mendapatkan nilai nol pada jarum meter lakukan percobaan 10.
13. Setelah jarum galvanometer menunjuk angka nol, nilai tahanan Rx adalah nilai pada
The Dial of Bridge dikalikan dengan nilai Multiply yang kita masukkan sebelumnya.
14. Masukkan hasil yang didapat ke dalam table percobaan.
15. Ulangi percobaan 6 - 14 dengan bahan penghantar yang sama tetapi jarak yang
berbeda sampai 3 kali, dan bahan konduktor dengan diameter yang sama (jarak
ditentukan asisten).
16. Ulangi LANGKAH PRAKTIKUM diatas dengan bahann konduktor yang sama tapi
diameter berbeda.
17. Setelah mendapatkan nilai semua. Kembalikan posisi Batt dan Ga sensivity pada
posisi OFF serta The Dial Of Bridge dikembalikan ke posisi nol.

Page | 32
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

V. DATA PENGAMATAN
Percobaan 1
KonduktorTembaga 1 (Besar)
No Diameter (mm) d rata-rata (mm) A (mm2)
1
2
3
4
5

No l (mm) Rx (Ω) ρ
1
2
3

Percobaan 2
KonduktorTembaga 2 (Sedang)
No Diameter (mm) d rata-rata (mm) A (mm2)
1
2
3
4
5

No l (mm) Rx (Ω) ρ
1
2
3

Page | 33
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

Percobaan 3
KonduktorTembaga 3 (Kecil)
No Diameter (mm) d rata-rata (mm) A (mm2)
1
2
3
4
5

No l (mm) Rx (Ω) Ρ
1
2
3

Page | 34
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

VI. ANALISA

1. Hitung tahanan jenis penghantar (ρ) dengan perhitungan matematis dari data yang
diperoleh (untuk semua data yang diperoleh) ? kemudian jelaskan
2. Bandingkan nilai ρ yang diperoleh dari perhitungan secara matematis dengan ρ
referensi dan berikan kesalahan relative?
3. Tuliskan turunan rumus dari hukum Ohm secara matematis. Dan jelaskan
hubungannya dengan percobaan yang Anda lakukan!
4. Faktor – factor apa saja yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam
pengukuran dengan menggunakan Kelvin Double Bridge?
5. Sebutkan cara lain untuk menghitung tahanan jenis penghantar, selain dengan
menggunakan Kelvin Double Bridge. Jelaskan ? Mana yang lebih baik?

Page | 35
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

DAFTAR PUSTAKA

1. J. Arrilaga, D.A Bradley, P.s. Bodger, “Power System Harmonics”


2. Barry W. Kennedy, “Power Quality Primer”
3. James. J. Burke, “Power Distribution Engeenering”. Fundamentals and aplications.
4. “Industrial power distribution”
5. Robert Henderson Electrotek, Technology Group Eskom, “Harmonics of compact
fluorescent lamps in the home”
6. Syarifudin, Jusmin Susanto dan Yanuarsyah Haroen, “Prediksi pengaruh beban non
linier terhadap system distribusi tenaga listrik”.
7. Bambang Hermawanto, Msc, “Fenomena harmonic di sistem distribusi tenaga listrik :
Masalah, Penyebab dan Usaha Mengatasinya.
8. Sambodho Sumani, “Sistem Distribusi”
9. Sambodho Sumani, “Mesin-mesin Listrik I”.
10. Michael Neidel, “Teknologi Instalasi Listrik”.
11. William D. Cooper, “Instrumentasi elektronik dan teknik pengukuran”.
12. Anggoro, Bambang, “Alat ukur listrik dan non listrik”. Tim pelaksanan prokerma PLN
– ITB, 1988.
13. Jhon B Robertson, “Keterampilan teknik listrik praktis”. 1995
14. Buku Manual dari Alat Ukur Analyst 2060

Page | 36

Anda mungkin juga menyukai