Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROTEKSI BAY PENGHANTAR

DI
GI PENGGILINGAN

Laporan Kerja Praktek ini diajukan untuk memenuhi


Persyaratan Kurikulum sarjana strata satu (S-1)
Program Studi Teknik Elektro

Disusun Oleh :
AHMAD WAHYU WIDODO
111.15.11121

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
SERPONG
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kerja praktek ini telah disahkan oleh:

LEMBAGA/PERUSAHAAN

Mengetahui, Menyetujui,
Yang Berwenang Pembimbing Lapangan

Hery Vidy

Institut Teknologi Indonesia


Program Studi Teknik Elektro

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Dosen Pembimbing

Bu novy Saharudin, ST. M.Eng.Sc


LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia nikmat dan
hidayah-Nya sehingga berkat karunia-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk
melakukan Kerja Praktek dan membuat laporan Kerja Praktek selama 1 (satu) bulan,
terhitung pada bulan Agustus 2018.

Adapun laporan Kerja Praktek ini penulis susun berdasarkan Kerja Praktek dan selama
melaksanakan Kerja Praktek maupun penyusunan laporan Kerja Praktek penulis banyak
mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :


1. ALLAH SWT yang telah memberikan nikmat sehat dan nikmat iman serta hidayah-Nya
kepada penulis.
2. Ayah dan Ibu tercinta, serta kakak-kakak dan adik-adik, yang sudah mendukung penulis
baik secara moril dan materil.
3. Ibu Novy Hapsari, ST.M.Sc, selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro Institut
Teknologi Indonesia.
4. Ibu Novy Hapsari, ST.M.Sc, selaku Koordinator Kerja Praktek.
5. Bapak Saharudin, ST.M.Eng.Sc, selaku Pembimbing Kerja Praktek serta Penasehat
Akademik angkatan 2014 yang memberikan dukungan kepada penulis untuk
melaksanakan Kerja Praktek
6. Bapak hery, selaku HRD Trainer yang memberikan kesempatan penulis untuk
melakukan Kerja Praktek di PLN APP CAWANG.
7. Bapak Vidy, selaku Pembimbing Lapangan yang memberikan banyak pelajaran dan
selalu membimbing kepada penulis.
8. Seluruh Karyawan PLN APP BASECAMP CAWANG, yang juga memberikan
pelajaran bagi penulis.

i
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

9. Dikzi Gunawan , selaku teman seperjuangan Kerja Praktek di PLN APP Basecamp
cawang.
10. Teman-teman Teknik Elektro Angkatan 2015 yang selalu memberikan do’a dan
semangat.
11. Teman-teman penulis lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu berkat
dukungannya.

Semoga Allah SWT selalu melindungi kita semua. Amin. Penulis menyadari terdapat
banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, maka dari itu penulis mengucapkan
permohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan ini.

Wassalamualaikum Warahmatullohi Wabarokatuh

Serpong, Agustus 2018

Penulis

ii
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

DAFTAR ISI

iii
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

DATAR GAMBAR

iv
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

DAFTAR TABEL

v
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerja Praktek merupakan salah satu kegiatan akademis yang wajib dilakukan oleh
mahasiswa Program Studi Teknik Elektro, Institut Teknologi Indonesia dan merupakan
syarat wajib untuk kelulusan. Kerja Praktek ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mengenai teori yang didapat selama diperkuliahan dan
implementasinya didunia industri, serta dapat melihat bentuk nyata dari dunia kerja yang
sebenarnya.

Semakin berkembangnya dunia industri sekarang ini tidak terlepas dari peranan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang diterapkan di dunia kelistrikan adalah sistem proteksi. Sistem proteksi
adalah sistem pengamanan terhadap peralatan listrik, yang diakibatkan adanya gangguan
teknis, gangguan alam, kesalahan operasi, dan penyebab yang lainnya. Salah satu sistem
proteksi yang saat ini digunakan di Gardu induk penggilingan adalah proteksi bay
penghantar. Untuk mengamankan penghantar dari gangguan akibat arus yang masuk terlalu
tinggi

1.2 Tujuan Kerja Praktek


1.2.1 TujuanUmum
Untuk mengetahui secara langsung jenis pekerjaan yang berhubungan langsung
dengan system proteksi sehingga dapat melihat dan mempelajari proses kegiatan
kelistrikan yang menggunakan sistem proteksi dan membandingkan dengan teori
yang diperoleh saat perkuliahan dengan keadaan yang ada di dunia industri.

1.2.2 TujuanKhusus
1. Menambah dan memperluas pengetahuan serta wawasan yang didapatkan melalui
pengalaman kerja praktek ini langsung pada dunia kelistrikan.
2. Menerapkan dan membandingkan teori yang didapatkan saat perkuliahan dengan
dunia pekerjaan yang nyata di dunia kelistrikan.

1
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

3. Mencari pengetahuan mengenai proses dan sistem kerja khususnya pada sistem
proteksi pada Gardu induk penggilingan.
4. Membuat laporan Kerja Praktek sebagai syarat wajib yang harus dipenuhi setelah
Kerja Praktek selesai.

1.3 Manfaat Kerja Praktek


Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan Kerja Praktek ini,yaitu:
1. Bagi Mahasiswa:
a. Memperoleh pengetahuan dan wawasan nyata mengenai kondisi suatu
perusahaan baik dari segi produksi yang dihasilkan, manajemen yang diterapkan,
peralatan yang digunakan.
b. Memperoleh pengetahuan dan wawasan mengenai keadaan nyata didalam dunia
kelistrikan.
c. Memperoleh hubungan kerja yang baik dengan dunia kelistrikan selama Kerja
Praktek sehingga memungkinkan kemudahan komunikasi untuk keperluan tahap
selanjutnya setelah lulus nanti.
2. Bagi Lembaga Pendidikan:
a. Terjalinnya hubungan kerja sama yang baik antara Institut Teknologi Indonesia
dengan PLN APP Cawang, sehingga memungkinkan kerja sama ketenegakerjaan
ataupun kerjasama lainnya.
b. Mendapatkan masukan balik untuk meningkatkan kualitas pendidikan sehingga
selalu mengikuti perkembangan dunia kelistrikan.

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kegiatan Kerja Praktek dilaksanakan di PLN APP Cawang, Jl. Cililitan Besar, RW.9,
Cililitan, Kramatjati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13640. Kegiatan
Kerja Praktek dilaksanakan selama 1 (satu) bulan, terhitung pada bulan Agustus 2018.

1.5 Batasan Masalah


Batasan masalah pada laporan Kerja Praktek ini adalah:
1. Laporan ini hanya membahas mengenai cara kerja sistem proteksi bay
penghantar gardu induk.

2
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

1.6 Metodologi Pelaksanaan Kerja Praktek


Metodologi yang digunakan pada kerja praktek ini adalah:
1. Studi Pustaka
Dalam pengumpulan data dengan membaca beberapa buku panduan yang
dapat menunjang penyusunan laporan ini serta mencari referensi data lainnya
dari internet.
2. Studi Lapangan
Dalam studi lapangan, terdiri dari beberapa teknik yang dilakukan, yaitu:
a. Observasi, adalah suatu teknik untuk mengamati secara langsung maupun
tidak langsung gejala – gejala yang sedang berlangsung. Dalam hal ini
penulis mencari informasi dan data – data yang diperlukan dengan terjun
langsung kedalam ruang proteksi gardu induk.
b. Wawancara, adalah suatu teknik untuk mengumpulkan semua informasi
yang relevan dengan berbagai hal terkait dengan kerja praktek dan untuk
mengidentifikasi permasalahan yang ada dilapangan. Dalam hal ini
penulis bertanya kepada bagian proteksi setelah mendapat izin
pembimbing lapangan mengenai hal hal yang berhubungan dengan sistem
proteksi.

1.7 Sistematika Penulisan


Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini dibagi dalam lima bab, sebagaimana
diuraikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang, tujuan kerja praktek, waktu dan tempat pelaksanaan,
manfaat kerja praktek, batasan masalah, metodologi pengumpulan data,dan sistematika
penulisan.

BAB II PROFIL PLN APP CAWANG

3
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

Bab ini menguraikan sejarah singkat PT. PLN APP CAWANG didirikan, logo perusahaan,
visi dan misi perusahaan, struktur organisasi tanggung jawab kepengurusan, dan bidang
kerja di PT. PLN APP CAWANG.

BAB III LANDASAN TEORI


Bab ini menguraikan secara singkat

BAB IV PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK


Bab ini menguraikan dan membahas mengenai hasil Kerja Praktek tentang cara kerja dari
sistem proteksi bay penghantar yang digunakan pada gardu induk.

BAB V PENUTUP
Bab ini menguraikan kesimpulan yang dapat diambil selama kerja praktek serta saran untuk
memperbaiki dan mengembangkan penulisan laporan hasil kerja praktek.

4
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

BAB II
PROFIL PT. PLN APP CAWANG.

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Sejarah kelistrikan di Indonesia dimulai pada pertengahan abad ke-19. Sejak zaman
Belanda, penguasaan dan pengusahaan listrik di Indonesia dipegang dan diselenggarakan
secara monopoli oleh perusahaan-perusahaan Belanda,seperti:

1. Di Jakarta (dulu Batavia) penguasaan dan pengusahaan pelistrikan dieksploitir


oleh O.G.B.M yaitu Overzeese Gemeeschappelijik Electriciet Maatschappi.

2. Di Jawa Barat (Bandung), penguasaan listrik dilakukan oleh B.E.M yaitu


Bandoengsche Electriciet Maatschappi.

3. Di Jawa Tengah dan Jawa Timur, penguasaan dan pengusahaan pelistrikan


dieksploitir oleh A.N.I.E.M yaitu Algemeene Electriciet Maatschappi.

Pada zaman penjajahan Jepang perusahaan listrik tersebut bernama Seibu Jawa Denhijigyo
Kosha. Setelah Indonesia merdeka, perusahaan listrik tersebut diambil alih dan namanya
diubah menjadi Jawatan Listrik dan Gas. Perusahaan Listrik dan Negara (PLN) didirikan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 22 tahun 1970. Adapun sejarah singkat dari
PT PLN (Persero) P3B Region Jawa Barat, adalah sebagai berikut:

5
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

Pada tahun 1906, didirikan PLTA Pakar, pada aliran sungai Cikapundung dengan
kapasitas terpasang 800 kW dan Maskapai Listrik Bandung (Bandung Electriciets
Maatschappi) sebagai langkah awal untuk pengoperasian energi listrik dengan tenaga
air. Pada tahun 1917, Biro Tenaga Air (Waterkrach Bureaw) dari Jawatan.
Pekeretaapian Negara (Staatzz Foorwagen) dari status perusahaan Negara diubah
menjadi Jawatan Tenaga Air dan Listrik, tetapi juga melakukan pengawasan instalasi-
instalasi dan lisensi-lisensi di seluruh Indonesia. Pada tahun 1920 Perusahaan Listrik
Umum Bandung dan sekitarnya (Gemceanschapplijik Electriceitsbederiif Bandung Em
Omstrokem), disingkat dengan GEBEO, mengambil alih PLTA Pakar di Bandung dan
PLTA Cijedil di Cianjur. Selanjutnya bekerjasama dengan Perusahaan Listrik Negara
untuk pemberian listrik kepada konsumen Direksi Bagian Swasta yang dikelola oleh
NV. Maintz & Co. Pada tahun 1934, Dients Voor Waterkrack Electricities (WE)
menjadi Electricities Wezen (EW) atau Perusahaan Tenaga Air Negara Dataran Tinggi
Bandung yang mempunyai dua kelompok PLTA, yaitu PLTA Bangkok dengan
kapasitas terpasang 3 x 1050 kW yang dibangun pada tahu 1923, dan pada tahun 1923
pada aliran sungai Cikapundung dan Plengan juga dibangun PLTA Dago dengan
kapasitas terpasang 3 x 1050 kW kemudian kapasitasnya ditambah sebesar 23 x 2000
kW pada tahun 1962. Pada tahun 1924 dibangun PLTA Lamajan dengan kapasitas
terpasang 2 x 6400 kW kemudian ditambah dengan 6400 kW. Pada tahun 1933 pada
aliran sungai Cisangkuy dan Cisarua. Sebagai cadangan air pada musim kemarau,
dibangun danau atau Situ Cileunca pada tahun 1922 dengan kapasitas air 9,89 juta m3
dan Cipanunjang dipertinggi. Danau ini mendapat pengisian air dari aliran sungai di
sekitarnya. Dari PLTA tersebut dibangun transmisi 30kV sepanjang 80 km ke Gardu
Induk Sumatra, Gardu Induk Munjul, dan Gardu Induk Singaparna untuk
menghantarkan tenaga listrik kedaerah Priangan Timur. Selanjutnya pada Gardu Induk
Kiaracondong dibangun transmisi 30 kV ke Gardu Induk Rancaekek Sumedang untuk
daerah Priangan Utara hingga Parakan Muncang dan telah manjadi 70 kV dari
Sumedang ke Kiaracondong yang dioperasikan oleh PLN Distribusi. Pada tahun 1928,
pada PLTA Lamajang dibangun penghantar 30 kV ke Gardu Induk Plengan-
Purwakarta, sekarang penghantar tersebut telah menjadi 70 kV untuk memasok daerah
Priangan Barat, pada tahun 1966 dibangun penghantar Kosambi-Cawang. Selain itu

6
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

pada tahun 1920 juga dibangun PLTA dayeuhkolot dan sekarang Gardu Induk ini tidak
beroperasi lagi. Pada tahun 1928 Central Electriecsh Laboratorium (CEL) yang berada
di komplek sekolah tinggi yang meliputi pekerjaan laboratorium dan perbaikan alat
listrik, kini CEL telah diserahkan kepada Institute Teknologi Bandung (ITB). Pada
tahun 1933 beroperasi PLTA Cikalong(3x6400 kW) yang bekerja parallel dengan
PLTA-PLTA yang telah ada. PLN sektor priangan mempunyai empat gardu induk
utama, yaitu;

1. Gardu Induk Bandung Utara untuk daerah utara.

2. Gardu Induk Cigareleng untuk daerah selatan.

3. Gardu Induk Padalarang untuk daerah barat.

4. Gardu Induk Ujungberung untuk daerah timur.

Perubahan-perubahan nama PLN Pusat Penyaluran dan Pengatur Beban(P3B) Jawa


Bali Region Jawa Barat, yaitu;

1. Pada tahun 1951 sampai tahun 1960 nama jawatan listrik menjadi Perusahaan
Listrik untuk Pembangkit Tenaga Listrik (PANUPETEL).

2. Pada tahun 1960 sampai tahun 1974 berubah menjadi Perusaahan Listrik Negara
Eksploitasi XII.

3. Pada tahun 1975 sampai tahun 1974 berubah menjadi Perusahaan Listrik Negara
Pembangkit.

4. Mulai 1 Agustus sampai sekarang PLN Pusat berubah status menjadi PT PLN
(Persero).

5. Pada tahun 1984 sampai tahun 1986 diubah menjadi Pembangkit Listrik Jawa
Barat dan Jakarta Raya.

6. Pada tahun 1987 sampai dengan 2 Oktober tahun 1955 berubah menjadi PLN
Pembangkit dan Penyaluran Jawa Bagian Barat yang membawahi 16 sektor
Pembangkit dan Penyaluran yang salah satunya sector Priangan.

7
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

7. Dari tanggal 3 Oktober 1955 sampai 31 Maret 2000 PLN Pembangkit dan
Penyaluran Jawa Bagian Barat menjadi PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat
Pengatur Beban(P3B) Sektor Priangan.

8. Pada tahun 2002 sampai sekarang berubah menjadi PT. PLN (Persero)
Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (P3B) Jawa Bali Region Jawa Barat. Perubahan
tersebut menuntut adanya kajian ulang atas organisasi PT PLN (Persero) P3B yang
antara lain mencangkup revisi atau visi dan misi organisasi, rekayasa ulang proses
bisnis menuju arah yang lebih efisiensi, serta revitalisasi, strategi organisasi dalam
beberapa aspek antara lain; Aspek Pengembangan usaha, pengembangan potensi
pegawai, pembentukan budaya perusahaan, serta pengolahan perubahan organisasi.

Logo Perusahaan.
Logo perusahaan ditunjukkan sebagai berikut pada Gambar 2.1

Gambar 2. 1 Logo PLN


Makna logo instansi :
A. Bentuk Lambang
Bentuk, warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang digunakan adalah
sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan
Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni 1976, mengenai
Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara.
B. Element-element Dasar Lambang
Bidang Persegi Panjang Vertikal
Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lalnnya, melambangkan
bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir
dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti
yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi

8
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-


nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.
C. Petir atau Kilat
Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk
jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan
kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi
terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan
kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan
kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta
keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman
D. Tiga Gelombang
Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang usaha
utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi
yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna
memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk
menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang
tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga
melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam
memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.

2.2. Visi dan Misi Perusahaan.


2.3.1 Visi Perusahaan.
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan
terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.
2.3.2 Misi Perusahaan
A. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
B. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat.
C. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
D. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

9
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

2.3. Struktur Organisasi Perusahaan.


Struktur organisasi perusahaan PT PLN (persero) P3B Jawa Bali ditunjukkan pada
Gambar 2.2

General Manager

Bidang Konsumsi Bidang Keuangan,


Bidang Area Pelaksanaan
dan Pemeliharaan SDM dan
Perencanaan Pemeliharaan
Transmisi Administrasi

Gambar 2. 2 Struktur Organisasi Perusahaan PT PLN (persero) P3B Jawa Bali.

2.4. Profil Area Pelaksana Pemeliharaan Cawang.


Area Pelaksana Pemeliharaan Cawang merupakan salah satu unit dari PT
PLN (persero) TJBB Jawa dan Bali, yang terletak di sebelah timur kawasan jakarta
yang beralamat di jalan Cililitan Besar NO. 1 Cawang Cililitan – Jakarta Timur.
Tugas dan wewenang APP adalah Bertanggung Jawab atas perencanaan kerja dan
anggaran (RKA) Area Pelaksana Pemeliharaan, melaksanakan pemeliharaan
instalasi sistem transmisi dan logistic, melaksanakan pemeliharaan instalasi
penyaluran tenaga listrik di wilayah kerjanya dengan mengacu pada strategi dan
kebijakan TJBB Jawa Bali.
APP CAWANG memiliki 2 Basecamp Yaitu :
 BASECAMP CAWANG.
 BASECAMP GANDUL.

2.5. Basecamp Cawang

2.6. Tugas dan Tanggung Jawab Kepengurusan

Bagi Perseroan, penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik dilaksanakan
secara dinamis dan menyesuaikan perkembangan yang ada serta berpegang teguh pada
prinsip keadilan, tanggung jawab, akuntabilitas dan transparansi yang meliputi:

10
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

1. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris Perseroan terdiri atas 1 (satu) Komisaris Utama dan 4 (empat)
Komisaris yang 2 (dua) diantaranya adalah Komisaris Independen. Tugas dan
wewenang Dewan Komisaris sesuai dengan mandat yang diberikan oleh para
Pemegang Saham adalah sebagai berikut:
a. Melakukan tugas dan wewenang serta tanggung jawabnya sesuai dengan
ketentuan yang terdapat pada Anggaran Dasar Perseroan, keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Undang- Undang yang berlaku.
b. Melakukan pengawasan jalannya pengurusan Perseroan serta memberikan
nasihat kepada Direksi.
c. Aktif dalam mengikuti perkembangan Perseroan.
d. Memberikan pendapat dan saran yang terkait dengan permasalahan yang
dihadapi Perseroan.
e. Memberikan persetujuan yang terkait dengan rencana bisnis yang dilakukan
Perseroan yang telah disetujui dalam RUPS.
f. Melaporkan dengan segera kepada RUPS jika terjadi penyalahgunaan wewenang
hingga menyebabkan turunnya kinerja Perseroan.
g. Memantau pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik yang telah dilakukan
Perseroan.
h. Melakukan pengawasan atas rencana kerja dan anggaran Perseroan yang telah
mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris.
i. Melakukan kajian yang menyeluruh terhadap rencana kerja serta strategi bisnis
yang akan dilaksanakan Perseroan.
j. Melakukan pertemuan dengan Dewan Komisaris dan atau dengan Dewan Direksi
secara periodik untuk membahas laporan berkala Perseroan.
2. Dewan Direksi

Pada tahun 2012, jajaran Direksi yang dimiliki Perseroan terdiri atas 1 (satu) Direktur
Utama dan 3 (tiga) Direktur. Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi senantiasa
mengacu pada ketentuan Undang-Undang, Anggaran Dasar Perseroan yang berlaku

11
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

serta telah menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. Tanggung jawab Direksi
adalah sebagai berikut:

a. Memastikan pelaksanaan setiap kegiatan usaha sesuai dengan visi dan misi
Perseroan.
b. Menyiapkan secara menyeluruh rencana kerja, anggaran tahunan serta rencana
bisnis yang akan dilakukan Perseroan, yang selanjutnya akan dimintakan
persetujuannya di dalam RUPS.
c. Menjalankan setiap kegiatan usaha dengan selalu menerapkan prinsip tata kelola
perusahaan yang baik.
d. Menyediakan serta memelihara sistem administrasi Perseroan dengan baik dan
benar.
e. Mengelola sumber daya yang tersedia dengan melakukan perbaikan sistem
secara periodik hingga mencapai hasil yang lebih baik.
f. Melaporkan secara berkala jalannya kepengurusan Perseroan kepada Dewan
Komisaris dan Pemegang Saham sesuai dengan cara yang telah ditetapkan dalam
Anggaran Dasar Perseroan.
g. Menghindari setiap benturan kepentingan yang bisa terjadi dalam hal praktik
penyelenggaraan Perseroan.
h. Menjalankan kepengurusan Perseroan dengan menerapkan nilai keterbukaan
dalam segala bidang usaha yang terkait dengan rencana kerja Perseroan.
3. Komite Audit

Agar dapat membantu pelaksanaan tugas-tugas Dewan Komisaris, Perseroan juga


telah membentuk Komite Audit yang beranggotakan 3 (tiga) orang dengan 1 (satu)
Ketua.
4. Sekretaris Perusahaan

Perseroan memiliki 1 (satu) orang Sekretaris Perusahaan. Sekretaris Perusahaan


bertanggung jawab kepada Direksi Perseroan. Tugas utama Sekretaris Perusahaan
adalah :

12
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

a. Memberikan masukan kepada Direksi untuk mematuhi ketentuan-ketentuan


Pasar Modal.
b. Memberikan pelayanan kepada investor atas informasi yang diperlukan tentang
Perseroan.
c. Sebagai penghubung antara Perseroan dengan BAPEPAM dan Bursa serta
instansi yang berkaitan dengan bidang usaha Perseroan, dan yang berkaitan
dengan status Perseroan sebagai perusahaan terbuka.
d. Sekretaris Perusahaan berkewajiban untuk mengikuti perkembangan di bidang
Pasar Modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku.
5. General Manager

a. Menetapkan tugas wewenang kepala departemen serta meminta


pertanggungjawaban dari kepala departemen.
b. Menentukan keputusan mengenai langkah kerja.
c. Memberikan pertanggungjawaban dan laporan dari direktur.
6. Kepala Departemen HR dan GA

a. Melakukan perekrutan, pengangkatan dan pemberhentian karyawan.


b. Bertanggungjawab mengatur stok barang yang tidak terpakai lagi karena rusak.
c. Membawahi dan mengawasi kinerja kepala bagian.
d. Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada manajer.
7. Kepala Departemen IT

a. Membuat, mengembangkan dan menjaga aplikasi yang ada di perusahaan.


b. Bertanggungjawab atas software dan hardware yang ada di perusahaan.
c. Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada manajer.
8. Kepala Departemen Keuangan, Akunting dan Perpajakan (Finance, Accounting &
Tax)

a. Membuat pembukuan atas stok barang masuk dan keluar.


b. Membuat invoice untuk pelanggan.
c. Melakukan penagihan atas pembayaran kepada pelanggan.
d. Tanggungjawab dalam menentukan dana sesuai dengan kebutuhan.

13
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

e. Bertanggung jawab dalam aktivitas perbankan dan mengenai pajak perusahaan.


f. Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada manajer.
9. Kepala Departemen Produksi (Production)

a. Melaksanakan kegiatan produksi berdasarkan order produksi atau penawaran.


b. Bertanggungjawab atas kegiatan produksi perusahaan.
c. Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada manajer.
10. Kepala Departemen Sekretaris Perusahaan dan Hukum (Corporation Secretary &
Legal)

a. Bertanggungjawab atas menjalankan fungsi kepatuhan dan administrasi


pengambilan keputusan di dalam perusahaan dan melakukan fungsi komunikasi
dalam rangka membangun goodwill keluar perusahaan.
b. Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada manajer.
11. Kepala Departemen Pemasaran dan Pengembangan produk (Marketing & Product
Development)

a. Bertanggungjawab atas pemasaran produk perusahaan serta melakukan


pengembangan terhadap produk yang akan diproduksi selanjutnya.
b. Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada manajer.
12. Kepala Departemen Operasional Komersil (Commercial Operation)

a. Bertanggungjawab atas pengadaan kerja bagi outsourcing di dalam perusahaan.


b. Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada manajer.
13. Kepala Departemen Pergudangan

a. Bertanggungjawab atas penerimaan, penyimpanan barang perusahaan berupa


bahan baku, barang jadi dan barang suku cadang.
b. Mendukung proses pengiriman barang kepada pelanggan.
c. Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada manajer.
14. Kepala Bagian

a. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan kerja pada bagiannya masing-


masing.
b. Bertanggungjawab terhadap kepala departemen.

14
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

15. Staff

a. Melaksanakan tugas langsung dari atasan.


b. Memberi arahan tentang pekerjaan kepada karyawan.
c. Bertanggungjawab terhadap kepala bagian.
16. Pengatur

a. Mengkoordinir tugas kerja karyawan.


b. Menyampaikan instruksi kepada bawahan dari atasan.
c. Memberikan bimbingan serta petunjuk dalam melaksanakan pekerjaan kepada
karyawan.
17. Karyawan

a. Mengoperasikan mesin sesuai standar kerja.


b. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan instruksi kerja pada standar operasi
produksi.

2.7. Bidang Kerja di PT. Argo Pantes Tbk.


2.6.1 Manager Produksi
Mengelola dan mengkoordinasi operasional produksi dengan memperhatikan
kualitas,kuantitas, dan budget sesuai dengan standar dan target yang telah ditetapkan demi
tercapainya hasil produksi dengan harga yang dapat bersaing.
2.6.2 Manager Logistik
Mengelola mengkoordinir kegiatan pendukung proses produksi yang berkaitan
dengan teknologi, efisiensi, dan efektivasi serta pemeliharaan (maintenance) alat-alat
produksi, demi kelancaran proses produksi.
2.6.3 Kepala Departemen Produksi
Mengelola dan mengkoordinir operasional produksi dengan memperhatikan kualitas,
kuantitas, waktu, biaya, standard dan target produksi sesuai dengan ketentuan demi
tercapainya sasaran produksi.
2.6.4 Kepala Departemen Maintenance
Melaksanakan penelitian dan pengembangan sistem kerja mesin pendukung
produksi, sehingga efisien dan efektivitas produksi tercapai.

15
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

2.6.5 Kepala Departemen Power (Unility)


Membantu manager teknik dalam mengkoordinir pelaksanaan tugas-tugas yang
berhubungan dengan penggunaan tenaga listrik untuk mesin produksi, gedung, pabrik, dan
kantor pengguna AC dan WTE serta perbaikan alat-alat (perbengkelan).
2.6.6 Sekretaris
Mengelola administrasi kesekertarisan perusahaan demi menjamin
kerahasiaan,kelancaran penyebaran informasi agar mekanisme organisasi perusahaan tetap
terkendali sesuai dengan yang telah ditetapkan.

16
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

BAB III
INDUSTRI TEKSTIL
Dalam indusrti tekstil terdapat beberapa unit produksi seperti tenun (Weaving),
pewarnaan benang (Yarn Dyeing), pewarnaan kain (Dyeing Finishing) dan pemintalan
benang (Spinning), berikut penjelasan dari proses-proses tersebut.

3.1 Proses Weaving


Proses Weaving merupakan proses tenun dimana pada proses ini benang akan
ditenun dan menghasilkan kain berwarna putih, berikut beberapa proses pada weaving :
3.1.1 Proses Warping
Proses warping merupakan tahap penggulungan benang dari bentuk cheese menjadi
bentuk beam. Proses ini merupakan langkah pertama dalam proses persiapan. Hal yang
terpenting adalah menjadikan benang sejajar dalam bentuk lapisan, dengan jarak antar
benang disesuaikan dengan tetal lusi pada kain yang telah direncanakan. Proses ini diikuti
oleh adanya kesamaan tegangan antarbenang dan cara peletakan benang pada beam dengan
baik. Warping dilakukan dengan memasang benang-benang cheese pada rak sesuai jumlah
yang telah direncanakan. Selanjutnya, benang ditarik bersamaan dan digulung pada beam
warping sampai mencapai panjang benang maksimal dalam satu beam.

3.1.2 Proses sizing (penganjian)


Proses sizing (penganjian) adalah proses pemberian larutan kanji pada benang lusi
dengan tujuan untuk meningkatkan daya tenun, memeperbaiki rasa rabaan, memeperbaiki
mutu benang dari segi kekuatan, mulur, ketahanan gesek, dan kelenturannya serta
memindahkan benangbenang lusi tunggal dari beam warping ke beam sizing atau bisa
disebut beam siap tenun. Prinsip proses penganjian terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
benang- benang lusi ditarik, direndam dalam larutan kanji, dipress dengan roll, dikeringkan,
dan kemudian digulung ke dalam beam sizing.

3.1.3 Proses reaching


Proses reaching disebut juga proses pencucukan. Proses ini dilakukan apabil ada
penggantian jenis kain yang akan diproduksi pada mesin tenun tertentu, atau yang lebih

17
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

dikenal dengan proses Kirkae. Bagian ini terdiri dari dua tahap, yaitu pencucukan dan
penyisiran benang.

3.1.4 Proses tenun


Proses tenun adalah proses menyilangkan benang-benang pakan di antara jajaran
benang Lusi, sehingga terbentuk anyaman tertentu sesuai desain kain tenun yang
diinginkan. Beam sizing dipasang pada mesin, sedangkan benang pakan diluncurkan dari
luar mesin

3.2 Proses Dyeing Finishing


Proses Dyeing Finishing merupakan proses dimana kain akan diberi warana harus
memenuhi syarat agar zat pewarna bisa menyerap keserat kain dengan sempurna dan
menghasilkan warna yang berkualitas. Adapun prosesnya melalui beberapa tahapan yaitu:

3.2.1 Singeing
Singeing adalah proses membakar bulu-bulu yang ada dipermukaan kain maupun
disela-sela rajutan hingga bersih. Bulu-bulu tersebut ditimbulkan karena adanya tegangan
dan gesekan pada benang lusi ketika proses pertenunan. Pada proses produksi bulu-bulu ini
mempengaruhi mutu hasil proses produksi, baik untuk putihan, dyeing ( pencelupan )
maupun Printing maka bulu-bulu tersebut harus dihilangkan dengan proses bakaran bulu.

Kain yg akan dibakar bulu-bulunya harus melalui dua posisi sikat yg lembut terlebih
dahulu agar bulu-bulunya berdiri sebelum melewati nyala api. Pembakaran bulu ini
menggunakan api dari pencampuran udara dengan gas, tekanan gas antara 6 mBar s/d 18
mbar tergantung dengan kecepatan kain yg lewat dipermukaann api dan ketebalan kain
Sedangkan tekanan udara sekitar 80mBar s/d 100 mBar. Kecepatan kain yg melewati
permukaan api antara 35m/menit s/d 130m/menit. Nyala api harus berwana biru kehijauan
dan kesan tajam, api berwara kuning menghasilkan pembakaran kurang sempurna karena
api tidak bisa menembus anyaman kain dan akibatnya bulu-bulu itu akan muncul kembali
ketika proses berikutnya.

18
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

3.2.2 Desizing
Proses penghilangan kanji ( Desizing ) bertujuan untuk menghilangkan kanji yg
terdapat pada bahan berasal dari proses pertenunan. Karena kanji itu penghambat proses
pewarnaan, dengan adanya kanji kain tidak bisa menyerap cairan apapun dan hanya
mengambang seperti air disiramkan ke daun talas. Kandungan kanji harus benar-benar bersih
dari kain agar bisa menyerap cairan atau zat warna dengan cepat karena saat proses produksi
dyeing maupun printing pada kecepatan sampai 60m/menit harus bisa menyerap pewarna.
Kain yang akan dihilangkan kanjinya dimasukan kedalam bak cairan yg berisi enzim pada
temperature 85-90⁰C secara kontinu melalui roll padder ( diperas ) dengan pick up > 100%
agar cairan enzim tetap basah langsung ke beatcher digulung dengan panjang bisa mencapai
+/_ 5000 m. Selanjutnya kain yang telah digulung dalam beatcher dan dibungkus plastic (
dibacem/diperam ) kemudian diputar dengan kecepatan 8 m/menit selama minimal 8 jam.
Putaran beatcher bertujuan cairan tidak turun habis namun bergerak merata diseluruh kain
hingga waktu yg telah ditentukan. Setelah waktunya mencukupi kain tersebut dicuci dengan
menggunakan air panas 95⁰C sampai bersih dan sudah tidak ada lagi kandungan kanji dikain.

Pada saat ini proses Singeing ( bakar bulu ) dan desizing ( penghilangan kanji )
merupakan proses semi kontinyu yaitu Kain masuk kemesin bakar bulu melalui sikat
dilanjutkan pembakaran bulu lalu masuk larutan enzim dipad ( peras ) dan digulung pakai
roll / dibatcher. Batcher diambil dari mesin di bawa kepemutar batcher lalu dibungkus
plastic dan kemudian diputar ( dibacem ) dengan kecepatan 8 m/menit selama minimal 8
jam.

3.2.3 Scouring
Proses Scouring bertujuan menghilangan komponen penyusun serat berupa: minyak,
lemak, lilin ( wax ), debu dan kotoran-kotoran kain yang menempel serat kain.

3.2.4 Bleaching
Proses bleaching bertujuan menghilangkan biji-biji kapas, pigmen-pigmen warna
alami pada serat kapas yang berwarna cream kecoklatan menjadi putih.

19
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

Kain Grey yang sudah selesai diproses di Bakar bulu, buang kanji dan sudah
cukup waktu batchingnya maka kain tersebut disiapkan ke Mesin proses Scouring &
Bleaching.

Rol padder pertama berfungsi menarik kain dari batcher menuju ke washer pertama
berisi air panas pada temperature 90⁰C - 95⁰C agar kanji dikain yg sudah dibacem langsung
larut tercuci dan diperas/dipad melalui rol-rolpadder yg ada diwasher, Washer 1 s/d 4 terdiri
dari 3 roll squeegee dan 1 roll padder penarik. Dilanjutkan ke washer kedua untuk dicucilagi
namun temperature sedikit lebih rendah 85⁰C - 90⁰C karena keluar dari washser kedua kain
harus dingin dibantu penyemprotan air bersih dingin sebelum dipad.

Dilanjutkan proses ke Impacta, kain harus dingin ketika masuk keimpacta dan
didalam impactapun temperature max 45⁰C. Pict up in 70% dan pick up out 90%. Juga kain
yang masuk ke impacta harus bersih dari kanji agar tidak menghalingi masuknya chemical
keserat kain tersebut dan akan mendapatkan hasil yang sempurna. Didalam impacta larutan
chemical tidak boleh didiamkan selama lebih dari 30 menit, karena campuran chemical itu
akan bereaksi terus dan bila waktunya terlalu lama diimpacta tanpa ada pergantian yg baru
secara kontinyu maka ketika masuk ke steamer sudah tidak bereaksi lagi secara maksimal (
sudah bereaksi sebelum dipakai ). Cairan kimia yang masuk ke impacta bersamaan
menggunakan dosing pump dengan aliran sesuai resep yang telah ditentukan berdasarkan
berat kain dan kecepatan mesin.

Dari impacta kain masuk kedalam box steamer dan dimasukkan uap dengan
tekanan 55 mBar pada temperature 102⁰C , kain dimasak didalam steamer selama antara 15
meni s/d 30 menit tergantung tebalkain dan banyaknya biji kapas. Lamanya waktu juga
disesuaikan dengan resep yang dipakai yaitu perbandingan H₂O₂, NaOH dan Stabilezer,
jangan sampai kain sudah keluar dari steamer chemical belum selesai reaksi atau baru
setengah dari waktu yang telah ditentukan sudah selesai reaksi, ini namanya pemborosan
dan hasil tidak sempurna. Untuk mengetahui bahwa reaksi belum selesai bisa diuji dengan
mengambil sampel kain yang keluar dari steam langsung ditest dengan tes kadar H₂O₂ yang
tersisa dikain tsb. Keluar kain dari steamer harus keadaan kain masih panas langsung masuk

20
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

ke washer 3 dengan temperature 90⁰C - 95⁰C dan dilanjutkan ke washer 4 dengan


temperature 90⁰C - 95⁰C. Proses dibox steamer tersebut diatas adalah proses scouring dan
Bleaching bersama’an.
Dari washer 4 masuk ke washer 5 yang terdiri dari tiga bagian yaitu sekatan
pertama air dipanasi dengan temperature sekitar 60 C agar tidak memanasi sekatan kedua
yang airnya tidak boleh panas karena sekatan kedua berisi asam yang mudah menguap bila
pada temperature panas. Fungsi asam disini bertujuan untuk menetralisir kain yang masih
bersifat alkali ketika proses scouring dan bleaching menjadi netral PH 7 selanjutnya masuk
kesekatan ketiga yaitu pembilasan dengan air tanpa dipanaskan. Lalu keluar dengan batching
atau melalui plaiter masuk kelori. Hasil proses scouring dan bleaching diambil sempelnya
dan diuji yaiti masih adakah kanjinya, biji kapasnya, keasamannya, penyerapannya dan
putihnya.

3.2.5 Mercerizing
Proses Mercerized / coustisasi bertujuan meningkatkan kualitas kain cotton dan
rayon. Kain Cotton yang akan diproses mercerized terlebih dahulu diproses bakar bulu,
buang kanji, scouring dan bleaching. Kain Cotton dimasukan kedalam larutan soda coustic
( NaOH ) kadar tinggi 26⁰Be - 30⁰Be dalam waktu 40 detik akan mengakibatkan serat
menggelembung berbentuk silinder yang sebelumnya serat tersebut bisa berbentuk pipih
atau bulat-bulat macam kacang ( melintir ) kearah lebar dan menyusut kearah panjang karena
tegangan arah panjang tidak terjadi, Penggelembungan akan sempurna bila diberitegangan (
tension pada tenter mesin mercerized ) kearah lebar selebar kain asal dari weaving setelah
dicuci dengan menyemprotkan air panas dan divacum. Pencucian harus bersih dari
kandungan alkalinya sebelum masuk kebak pencucian berikutnya. Kadar air dibak
berikutnya kira – kira tinggal 3⁰Be. Pemberian tegangan selebar kain asal bertujuan lebar
kain pada saat proses sampai akir tidak mengalami banyak penyusutan lebar dari ukuran
yang sebenarnya.

21
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

3.3 Proses Yarn Dyeing


Proses Yarn Dyeing merupakan proses dimana benang akan diberi warna. Berikut
merupakan proses yang dilakuakan sebelum pewarnaan benang agar hasil pencelupan
sempurna :
3.3.1 Singieng
Menghilangkan bulu – bulu yang timbul pada benang atau kain akibat gesekan –
gesekan yang terjadi pada proses pertenunan, proses ini dimaksudkan supaya permukaan
kain akan menjadi rata, sehingga pada proses pencelupan akan didapatkan warna yang rata
dan cemerlang.

3.3.2 Dezising
Menghilangkan zat – zat kanji yang melapisi permukaan kain atau benang, sehingga
dengan hilangnya kanji tersebut penyerapan obat – obat kimia kedalam kain tidak terhalang.

3.3.3 Scouring
Menghilangkan pectin, lilin, lemak dan kotoran atau debu – debu yang ada pada serat
kapas. Zat – zat ini akan menolak pembasah air sehingga kapas yang belum dimasak susah
dibasahi yang menyebabkan proses penyerapan larutan obat – obat kimia dalam proses –
proses berikutnya tidak terjadi dengan sempurna.

3.3.4 Bleaching
Menghilangkan zat – zat pigmen warna dalam serat yang tidak bisa hilang pada saat
proses scouring, sehingga warna bahan menjadi lebih putih bersih dan tidak mempengaruhi
hasil warna pada saat proses pencelupan dan pemutihan optical.

3.3.5 Mercerizing
Memberikan penampang serat yang lebih bulat dengan melepaskan putaran serat atau
reorientasi dari rantai – rantai molekul selulosa menyebabkan deretan kristalin yang lebih
sejajar dan teratur. Proses ini akan menambah kilap, daya serap terhadap zat warna
bertambah, memperbaiki kestabilan dimensi, kekuatan tarik bertambah, memperbaiki dan
menghilangkan efek negative kapas yang belum matang/kapas mati.

22
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

3.4 Pengertian dan Proses Kerja Spinning


Spinning merupakan proses pemintalan / pembuatan benang. Proses ini
mengguanakn bahan baku utama kapas. Proses ini dilakukan dengan melalui banyak tahap
dari gumpalan kapas hingga menjadi sebuah . Spinning pada umumnya melalui 8 tahap, yaitu
blowing, carding, drawing, lap former, roving, ring spinning, dan winding.

3.4.1 Blowing
Blowing merupakan tahap pertama dalam proses pemintalan benang yang biasa
disebut dengan front spinning, dimana gumpalan-gumpalan kapas langsung dari pohon
diurai dan dibersihkan dari kotoran yang menempel. Dalam proses blowing ini juga terjadi
pencampuran serat antara kapas dengan polyester. Gambar mesin blowing ditunjukkan pada
Gambar 3.1

Gambar 3. 1 Mesin Blowing

3.4.2 Carding
Carding merupakan proses dimana terjadi penguraian serat hasil dari proses blowing
menjadi sebuah sliver. Sliver adalah sebuah untaian kapas yang sudah menjadi bentuk seperti
tali tambang yang panjang, kemudian sliver ini akan ditampung dalam wadah besar yang
disebut can.

23
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

Proses carding dilakukan dengan melewatkan gumpalan serat kapas diantara dua
permukaan dengan jarak yang sangat dekat menyerupai parut kawat bergerak dengan
kecepatan yang berbeda. Gumpalan-gumpalan kapas tersebut akan membentuk lapisan serat
yang tipis dan tersebar pada permukaan. Ada dua gerakan pokok mesin carding, yaitu
Carding Action (gerakan penguraian) dan Stripping Action (gerakan pengelupasan dan
pemindahan). Mesin Carding ditunjukkan pada Gambar 3.2

Gambar 3. 2 Mesin Carding


3.4.3 Drawing
Drawing merupakan proses untuk perangkapan, mensejajarkan dan memperbaiki
kerataan sliver hasil dari carding agar tidak mudah putus untuk proses selanjutnya. Pelurusan
dan kerataan dari sliver yang dihasilkan mesin drawing sangat penting karena diperlukan
untuk menghasilkan mutu benang dan untuk menghindari kesulitan proses berikutnya. Pada
proses ini dilakukan dua kali, yaitu pre drawing dan drawing, tujuannya adalah agar serat
yang dihasilkan nanti lebih halus. Mesin drawing ditunjukkan pada Gambar 3.3

24
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

Gambar 3. 3 Mesin Drawing


3.4.4 Lap Former
Lap Former merupakan proses dimana sliver hasil proses drawing dibentuk seperti
lap atau lembaran-lembaran yang lebih tipis untuk dilakukan proses selanjutnya. Mesin lap
former ditunjukkan pada Gambar 3.4

Gambar 3. 4 Lap Former

25
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

3.4.5 Combing
Combing merupakan proses dimana serat kapas yang sudah berbentuk lap akan
dipisah antara serat panjang dan serat pendek. Pada proses ini serat kapas berbentuk lap /
lembaran akan seperti disisir agar didapat serat pendek. Serat kapas yang panjang akan
melalui proses selanjutnnya agar menjadi benang,. Sedangkan serat pendek dijual kepada
industri lain untuk diproduksi menjadi kapas kosmetik, pempers bayi, cutton bath, dan
lainnya. Mesin combing ditunjukkan pada Gambar 3.5

Gambar 3. 5 Mesin Combing


3.4.6 Roving
Roving merupakan proses pengubahan dari sliver menjadi bentuk setengah benang.
Dalam roving ada 3 (tiga) proses, yaitu draft (peregangan), twist (puntiran), dan
penggulungan. Setelah benang melalui 3 proses tersebut, benang akan digulung ke bobbin
roving. Mesin roving ditunjukkan pada Gambar 3.6

26
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

Gambar 3. 6 Mesin Roving

3.4.7 Ring Spinning


Ring Spinning merupakan proses membentuk benang dalam kapasitas yang lebih
kecil dari proses roving dan kemudian benang tersebut diberi nomor dan keterangan
mengenai presentase bahan baku yang digunakan, agar lebih mudah menentukan jenis kain
yang akan diolah dalam proses weaving. Hasilnya benang roving akan berubah bentuk
menjadi benang ring.

Material yang digunakan pada proses ring spinning adalah roving yang dihaslkan
oleh mesing roving. Pada mesin roving yang membuat twist adalah flayer yang bergerak
berputar mengelilingi bobin, sedang pada mesin spinning yang membuat twist adalah ring
traveller. Mesin ring spinning ditunjukkan pada Gambar 3.7

27
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

Gambar 3. 7 Mesin Ring Spinning


3.4.8 Winding
Winding merupakan proses akhir dari Spinning atau biasa disebut back spinning pada
proses ini benang digulung dari bentuk bobin spinning ke dalam bentuk cone ataupun cheese
sehingga panjang benang bertambah panjang sesuai yang diinginkan. Pada mesin winding
terdapat sensor panjang benang yang di gulung sehingga jika panjang benang sudah sesuai
keinginan maka penggulungan akan berhenti secara otomatis. Pada proses ini winding
dilakukan menggunak mesin Mach Coner No. 07 -II. Adapun mesin Mach Coner No. 07 -II
seperti pada Gambar 3.8

Gambar 3. 8 Mesin Winding

28
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

3.5 Mach Coner No.07-II


Mach Coner No.07-II merupakan mesin yang digunakan pada proses Winding, mesin
ini merupakan mesin pengecekan kerataan benang dan penggulung benang. Mach Coner
No.07-II ditunjukkan pada Gambar 3.9

Gambar 3. 9 Mach Coner No.07-II


Mesin Mach Coner No.07-II yang digunakan pada proses wonding memiliki
beberapa unit peralatan sebagai berikut :

1. Dye soft winding


2. Package oscillation device
3. Waxing equipment
4. Package conveyor
5. Lighting equipment

29
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

6. Initial pressure applicator


7. Package brake
8. Double tensor
9. Tension releasing equipment
10. Continuous automatic Bobbin Feeder (CBF)
11. Automatic Doffer (AD)
12. Yarn length counter AIMAC
13. Murata Measuring & Monitoring system (M.M.M)

3.6 MMM (Murata Measuring and Monitoring System)


MMM singkatan dari Murata Measuring and Monitoring System, alat ini digunakan
sebagai penghitung panjang benang, ketika benang sudah mencapai panjang yang diinginkan
sensor akan memberikan sinyal untuk menghentikan motor dan lampu indikator berwarna
hijau akan menyala, selain menghitung panjang benang dan menampilkan hasil hitungannya
pada lcd MMM juga dapat mencetak hasil perhitungannya dengan menyambungkan MMM
dengan Printer, MMM juga berfungsi untuk mengatur ukuran dari panjang benang sesuai
dengan jenis bahan baku yang digunakan adapun jenis benang yang sering digunakan di PT
Argo Pantes TBK adalah TC-45. MMM ini juga dapat digunakan untuk mode full otomastis
atau dapat juga diatur secara manual oleh operator sesuai dengan keinginan konsumen
MMM ditunjukkan pada Gambar 3.10

30
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

Gambar 3. 10 (Murata Measuring and Monitoring System)

3.7 Sensor Proximity Switch TS-55MC-N


Sensor Proximity Switch TS-55MC-N, sensor ini digunakan untuk menghitung
panjang benang dengan cara menghitung putaran drum dimana drum tersebut digerakkan
oleh motor, sensor proximity switch TS-55MC-N ini merupakan salah satu dari proximity
induktif, dimana sensor ini membaca pergerakan dari magnet yang terdapat pada drum
pulley. Sensor Proximity Switch TS-55MC-N ditunjukkan pada Gambar 3.11

Gambar 3. 11 Sensor Proximity Switch TS-55MC

31
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

3.8 Micro Switch


Micro Switch merupakan salah satu jenis saklar, Micro Switch juga biasa disebut
dengan limit switch, komponen ini dugunakan sebagai saklar atau proteksi tambahan pada
mesin doffing karena sensitifitas dari saklar ini, jika saklar mendapat sedikit geseran maka
akan menyebabkan seluruh sistem pada winding stop.

3.9 Motor Induksi 3 fasa


Motor induksi 3 fasa merupakan salah satu jenis dari motor AC, motor merubah
energi listrik menjadi energi gerak, perbedaan antara motor induksi dengan motor lainnya
yaitu arus rotor tidak didapatkan dari sumber listrik tetapi merupakan arus yang terinduksi
karena adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar. Motor induksi 3
fasa ini dugunakan untuk memutar drum pada mesin winding. Adapun motor induksi yang
digunakan pada mesin winding ditunjukkan pada Gambar 3.12

Gambar 3. 12 Motor induksi 3 fasa

32
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

BAB IV
DOFFING PADA PROSES WINDING

Winding merupakan tahap akhir dari spinning yang biasa disebut dengan back
spinning, pada proses ini benang diperiksa kualitasnya agar layak untuk dipasarkan, dengan
beberapa proses mulai dari pengecekan kerataan dan warna benang, apabila pada benang
terdapat perbedaan tebal, tipis, dan warna maka benang akan dipotong dan disambung
kembali, kemudian benang akan kembali digulung dimana proses ini disebut dengan
Doffing.

Pada proses Doffing benang digulung dengan rapih dan sempurna melalui beberapa
tahapan dan parameter agar benang layak dipasaran, berikut penjelasan dari proses Doffing
pada mesin winding.

4.1 Proses Winding


Proses Winding menggunakan mesin Mach Corner No.7-II, mesin ini merupakan
robot mekanik dimana benang dicek kerataan, tebal, tipis, dan warnanya melalui beberapa
sensor seperti sensor kapasitif dll. Mesin Mach Corner No.7-II dikendalikan oleh kontrol
unit dan diatur dengan Yarn Clearer dan MMM, dimana Yarn Clearer dan MMM
merupakan pengatur dan penghitung (counter) dari proses winding. Kontrol unit ditunjukkan
pada Gambar 4.1

Gambar 4. 1 Kontrol Unit

33
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

Benang yang sudah diproses melalui ring spining akan dilanjutkan ketahapan
terakhir pada proses spinning, benang akan diletakkan pada magazine, magazine merupakan
wadah yang berbentuk lingkaran dimana wadah tersebut dapat menampung 6 bobbin. Ketika
benang pada bobbin sudah habis maka magazine akan berputar dan menjatuhkan bobbin
yang sudah kosong kemudian melanjutkan proses dengan bobbin selanjutnya. Adapun
bentuk magazine seperti ditunjukkan pada gambar 4.2

Gambar 4. 2 Magazine

4.2 Proses Doffing pada Mesin Winding


Benang yang berada pada magazine akan disedot untuk dilakukan proses pengecekan
kerataan dan warna benang, apabila pada benang terdapat perbedaan berupa tebal, tipis, dan
warnanya maka benang yang berbeda akan dipotong dan disambung kembali. Sebelum
benang tersambung Suction Mouth (mulut penghisap) akan mengambil potongan benang
dari sisi cheese dengan jarak hisap antara Suction Mouth dengan cheese sekitar 1-3 mm,
dengan daya hisap sekitar 500 mmHg, jika Section Mouth tidak dapat menangkap atau
menghisap benang sebanyak 3 kali maka indikator tombol stop button berwarna kuning akan
muncul keluar dan semua sistem akan berhenti, operator akan mencari ujung benang yang
terdapat pada cheese secara manual dan memasukkan kembali tombol stop button berwarna
kuning tersebut kemudian semua sistem berjalan kembali. Adapun bentuk dari section mouth
seperti ditunjukkan pada gambar 4.3

34
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

Drum

Cheese

Suction Mouth 1-3 mm

Gambar 4. 3 Suction Mouth

Adapun pergerakan suction mouth dipergaruhi oleh suction mouth pad dan terdapat
beberapa jenis dari suction mouth pad, jenis ini dibedakan dengan sudut-sudut pada suction
mouth pad. Apapun jenis-jenis suction mouth pad ditunjukkan pada tabel 4.1

Tabel 4. 1 Tabel jenis-jenis suction mouth pad

Sudut Winding Simbol


3o 30’, 4o 20’ N
5o 57’, 9o 15’ L
5” Cheese E
5 ¾ “ Cheese I
Sun Cheese K

Benang yang sudah disambung kembali akan melakukan pengecekan ulang oleh
sensor, apabila unkuran sudah mencukupi standar benang maka benang akan melaju, tetapi
apabila ukuran benang masih tidak standar makan benang akan dipotong dan disambung
kembali.

35
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

Selanjutnya benang akan digulung kembali dimana proses ini disebut doffing, pada
proses ini benang akan digulung dengan pola mengikuti bentuk drum yang digunakan, drum
berputar menggukan motor induksi 3 fasa dimana motor tersebut digerakkan dengan ribbon
breaker yang disambung dengan rangkaian TRIAC (triode for alternating current) dengan
tegangan 107 Volt, dimana motor tidak secara continue berputar, TRIAC ini yang mengatur
On dan Off-nya motor, ketika Up-Interval selama 0.5-2.0 detik motor dalam keadaan On dan
ketika Down-Interval selama 0.5-2.5 detik motor dalam keadaan Off. On dan Off interval
sangat berguna dalam proses dofing agar penggulungan benang tidak terlalu rapat, jika
penggulungan benang terlalu rapat maka akan mengakibatkan benang sulit diberi warna atau
dapat mengakibatkan benang tidak tergulung rapih. Adapun rangkaian TRIAC seperti
ditunjukkan pada gambar 4.4

On

M Off

Gambar 4. 4 TRIAC (triode for alternating current)

Benang yang tergulung pada cheese dihitung panjangnya mengguanakan Sensor


Proximity Switch TS-55MC, sensor tersebut menghitung putaran dari pulley atau piringan
yang merupakan bagian dari drum dimana di belakang pulley tersebut terdapat magnet, pada

36
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

sistem ini jarak antara proximity dan magnet diatur dengan jarak 25 + 0,5 mm, jika jarak
tidak sesuai terkadang proximity tidak dapat menghitung putaran pulley. Ketika benang yang
digulung sudah sesuai dengan panjang yang diatur maka Proximity akan mengirim sinyal
kepada control unit untuk menghentikan semua sistem, dan cheese yang sudah siap akan
diambil secara manual oleh operator.

Pada sistem doffing ini terdapat Micro Switch atau bisa disebut dengan limit switch
yang diletakkan disekitar cheese, micro switch ini digunakan sebagai proktesi tambahan
apabila Proximity tidak bekerja, jika proximity tidak bekerja karena beberapa sebab maka
semua proses akan berhenti jika benang menyentuh micro switch.

Benang yang sudah siap pada cheese dihitung dengan satuan berat, dimana berat
pada satu cheese dari benang berbahan TC45 adalah 2 Kg. Pada proses ini terjadi beberapa
kesalahan doffing dimana benang tidak tergulung secara sempurna, hal ini dikarnakan
kurangnya kalibrasi mesin sebelum beroprasi. adapun beberapa kesalah dalam proses
doffing seperti pada gambar 4.5

Gambar 4. 5 beberapa kesalahan pada doffing

37
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

Proses keseluruhan pada doffing merupakan sistem kontrol lup tertutup dimana
motor akan selalu berputar jika benang pada cheese belum sesuai dengan yang diinginkan,
sensor proximity akan selalu memberikan sinyal kepada counter MMM untuk mengitung
gerakan drum pulley, drum pulley tersebut digerakkan oleh motor induksi yang tersambung
dengan unit kontrol yang di dalammya terdapat rangkaian TRIAC, yang membuat motor
tidak secara menerus berputar tetapi melalui on interval dan off interfal. Adapun wiring
rangkaian pada sistem doffin seperti pada gambar 4.6

Gambar 4. 6 wiring pada sistem doffing

38
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada penulisan laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
1. Proses pembuatan kapas menjadi benang (spinning) melalui beberapa proses
diantaranya dari proses blowing hingga winding, dimana setiap proses
pembuatannya dilakukan oleh beberapa mesin dan sistem kontrol yang diatur.
2. Winding merupakan proses terakhir dari spinning, dimana pada proses ini
benang dicek kerataan dan warnanya, serta digulung kembali.
3. Pada proses doffing benang digulung dengan beberapa parameter seperti bentuk
drum, jarak magnet dan drum pulley, rangkaian TRIAC, dll.

5.2. Saran
Adapun saran pada penulisan laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
1. Industri textil milik Indonesia dapat berkembang sehingga tidak kalah saing
dengan industri-industri textil asing di Indonesia.
2. Industri textil milik Indonesia mengembangkan mesin-mesin yang bekualitas
agar dapat menghasilkan benang-benang dan kain-kain yang berkualitas.

39
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2018

DAFTAR PUSTAKA

[1] Mach Corner No.7-II Instruction Manual : Murata Machinery, LTD.


[2] MMM Instruction Manual, Kyoto 601,Japan
[3] http://rayendente.wordpress.com/2015/06/22/sensor-proximity/ diaksestanggal21
Juli2016
[4] http://zonaelektro.net/motor-ac/#
[5] http://bahanbakutextile.blogspot.co.id/2015/03/proses-spinning.html
[6] http://kainmurah-berkualitas.blogspot.co.id/2013/10/pengetahuan-proses-produksi-
textile.html

40

Anda mungkin juga menyukai