PETUNJUK PRAKTEK
INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN
Page | i
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
TIM PENYUSUN
KARTU PRAKTEK
LABORATORIUM SISTEM KONTROL DAN PENGUKURAN
NAMA :
3x4
KELOMPOK :
PRAKTEK :
JURUSAN :
PROG. STUDI :
SEMESTER :
1.
2.
3.
4.
5.
Jakarta,.................................,20....
(.......................................) (........................................)
DAFTAR ISI
a. Cover
b. Isi laporan :
▪ Judul
▪ Tujuan
▪ Alat Percobaan
▪ Teori Modul
▪ Langkah Percobaan
▪ Pengolahan Data
▪ Grafik ( Excel )
▪ Kesimpulan
4. Laporan harus diberi garis tepi warna BIRU dengan ketentuan sebagai berikut :
- Tepi atas 3 cm
- Tepi bawah 3 cm
- Tepi kiri 3 cm
- Tepi kanan 2 cm
5. Berikan header (Nama dan NIM praktikan) sebelah kanan dan footer (Laboratorium
Sistem Kontrol dan Pengukuran STT-PLN ) pada sebelah kanan
6. Setiap gambar yang ada tidak boleh di fotocopy atau di tempel ( Harus di Gambar) .
MODUL I
PENGGUNAAN ALAT UKUR ARUS, TEGANGAN, DAN DAYA PADA SISTEM SATU
FASA
I. TUJUAN
1. Mengetahui dan Memahami penggunaan alat ukur untuk besaran-besaran listrik pada
sistem satu fasa
2. Memahami prosedur pengukuran arus, tegangan, dan daya pada sistem satu fasa.
II. TEORI
Pengukuran adalah pembandingan secara eksperimen fisik suatu besaran dengan besaran
lain yang sejenis dimana salah satu dari besaran itu dianggap sebagai satuan. Jika
dilakukan pengukuran, maka hasilnya dinyatakan dalam kelipatan besaran satuan itu.
Angka kelipatan dan besaran satuan ini memegang peranan penting dalam pengukuran.
Keduanya memberikan informasi, sebagai jawaban dari apa yang dikehendaki mengapa
suatu pengukuran dilakukan.
Ada langkah-langkah penting yang selalu terlibat dalam suatu pengukuran. Pertama harus
ditentukan suatu cara agar alat yang tersedia dapat digunakan untuk mengukur, sesuai
dengan ketelitian hasil pengukuran yang dikehendaki. Selanjutnya perlu diperhatikan
keadaan dan keandalan alat yang akan digunakan serta pengaruh-pengaruh lingkungan
yang mungkin timbul pada saat pengukuran dilakukan. Demikian pula penting
diperhatikan waktu yang diperlukan untuk persiapan, mengatur alat dan melakukan
pengukuran serta ketelitian hasil akhir yang dikehendaki atau yang dapat dicapai.
Cara pengukuran sedapat mungkin sederhana, sesuai dengan keperluannya. Cara
tersebut dan alat-alat yang digunakan dipilih sedemikian rupa agar pengukuran tetap
ekonomis. Akan sangat bermanfaat jika sebelum satu pilihan cara ditentukan,
memperhatikan bermacam cara pengukuran yang mungkin dilakukan. Jika cara
pengukuran dan peralatan sudah ditentukan, adalah penting penggunaan dari kedua hal
tersebut. Cara kerja alat dan penggunaannya harus diketahui dengan baik. Adanya suatu
rangkaian diagram untuk susunan peralatan yang digunakan akan sangat menolong dan
akan mempersingkat waktu pengukuran, setelah hubungan rangkaian dibuat, harus dicek
dengan teliti sebelum rangkaian dihubungkan dengan sumber tegangan atau sumber
arus. Pembacaan alat ukur harus dilakukan dengan cermat dan pencatatan data dilakukan
dengan baik. Pengukuran sangat penting bagi manusia. Dalam segala aspek kehidupan
akan selalu dijumpai kegiatan rumah tangga sehari-hari akan selalu ditemukan kegiatan
pengukuran.
Untuk mengetahui bagaimana memilih peralatan pengukuran yang baik, ada tiga tahap
proses. Yang pertama adalah diperlukan pengetahuan tentang berbagai jenis dari
permasalahan kualitas daya listrik.Yang kedua adalah, diperlukan pengetahuan tentang
berbagai jenis dari peralatan untuk mengukur gangguan-gangguan tersebut.Dan yang
ketiga adalah, diperlukan pengetahuan bagaimana untuk menghitung peralatan
tersebut untuk permasalahan kualitas daya listrik.
Salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengukur parameter-parameter besaran
listrik di modul ini adalah Digital Analyst 2060 yang memunyai kemampuan-kemampuan
seperti berikut :
1. Dapat mengukur daya aktif (W), daya nyata (VA), daya reaktif (VAR), daya reaktif per
jam (KWHr), dan pengukuran faktor daya, menetapkan gelombang yang terdistorsi.
2. Pengukuran arus AC dan DC hingga 2000 Ampere.
3. TRMS, puncak, faktor puncak, Total Harmonic Distortion (THD), DF, dan frekuensi pada
arus dan tegangan.
4. Layar backlit yang besar untuk mode osiloskop, bentuk grafik dan layar banyak
parameter.
5. Internal dan database PC dapat mencatat sampai 5 parameter selama 24 jam untuk
mengidentifikasi kesalahan sementara waktu.
6. 8 layar menyimpan memori dan merekam tanda waktu min, max, rata-rata.
7. Built pada 3 fasa daya mampu untuk beban yang seimbang.
8. IEC1010 Cat IV untuk meningkatkan keamanan pada wilayah tegangan yang berbahaya.
9. Ditingkatkan bentuk EMC untuk aplikasi elektronika daya.
10. Analisa timbulnya harmonik dan gambar grafik palang.
11. Penyimpanan secara bersama harmonik, RMS, dan nilai THD dengan menggunakan
perangkat lunak PC Winlog.
Kombinasi khusus dari keistimewaan yang diberikan oleh Digital Analyst 2060 yang
memberikan sebuah peralatan yang sangat perlu untuk pengukuran dan diagnosa
tenaga listrik. Kombinasi Digital Analyst 2060 yang baru berfungsi mengukur kualitas
daya listrik, osiloskop, dan pencatat data dengan peralatan pegangan satu tangan yang
telah dirancang untuk keselamatan dan kemudahan di dalam menggunakannya.
Gambar 1
Rangkaian pengukuran meter arus, tegangan, dan daya fasa satu.
1. Siapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan, seperti alat ukur, Slide Voltage Regulator
serta beban lampu pijar.
2. Buat rangkaian seperti pada gambar 1 di atas.
3. Pastikan bahwa penunjukan alat ukur yang akan digunakan sama dengan nol. Lalu
siapkan Tabel 1 yang telah diberikan untuk mengisi data-data hasil pengukuran.
4. Nyalakan sumber tegangan.
5. Aturlah posisi nilai tegangan dengan memutar saklar pada Slide Voltage Regulator
berawal dari nilai tegangan yang dapat menunjukkan titik terang lampu pijar kemudian
dilanjutkan hingga nilai mencapai tegangan V=220V (catat nilai tegangan-tegangan
tersebut ke dalam Tabel 1).
6. Ukurlah seluruh besaran-besaran listrik sesuai yang terdapat pada Tabel 1, kemudian
catat nilai dari besaran-besaran listrik tersebut ke dalam Tabel 1.
7. Setelah langkah 1-6 selesai, percobaan diteruskan dengan menggunakan beban lampu
fluorescent (ballast magnetic/electronic) @36 W (lebih jelasnya tanyakan ke asisten)
8. Ukurlah seluruh besaran-besaran listrik sesuai yang terdapat pada Tabel 2, kemudian
catat nilai dari besaran-besaran listrik tersebut ke dalam Tabel 2.
9. Percobaan selesai, rapikan kembali seluruh peralatan.
TABEL 1
Lampu Pijar : w
V RMS
ARUS
A RMS
DAYA
KW
COS θ
TABEL 2
LampuBallast : W
V RMS
ARUS
A RMS
DAYA
KW
COS θ
V. TUGAS
MODUL II
PENGGUNAAN ALAT UKUR ARUS, TEGANGAN, DAN DAYA PADA SISTEM TIGA
FASA-EMPAT KAWAT
I. TUJUAN
1. Memahami prosedur pengukuran alat ukur listrik terhadap besaran-besaran listrik pada
sistem tiga fasa-empat kawat.
2. Memahami gejala arus yang timbul pada penghantar netral sistem tiga fasa-empat kawat.
3. Memahami gejala antara beban yang seimbang dengan beban yang tidak seimbang.
II. TEORI
1. Dapat mengukur daya aktif (W), daya semu (VA), daya reaktif (VAR), daya reaktif per jam
(KWHr), dan pengukuran faktor daya, serta menampilkan gelombang yang terdistorsi.
2. Pengukuran arus AC dan DC hingga 2000 Ampere.
3. TRMS, puncak, faktor puncak, Total Harmonic Distortion (THD), DF, dan frekuensi pada
arus dan tegangan.
4. Layar backlit yang besar untuk mode osiloskop, bentuk grafik dan layar banyak
parameter.
5. Internal dan database PC dapat mencatat sampai 5 parameter selama 24 jam untuk
mengidentifikasi kesalahan sementara waktu.
6. 8 layar menyimpan memori dan merekam tanda waktu min, max, rata-rata.
7. Built pada 3 fasa daya mampu untuk beban yang seimbang.
8. IEC1010 Cat IV untuk meningkatkan keamanan pada wilayah tegangan yang berbahaya.
9. Ditingkatkan bentuk EMC untuk aplikasi elektronika daya.
10. Analisa timbulnya harmonik dan gambar grafik palang.
11. Penyimpanan secara bersama harmonik, RMS, dan nilai THD dengan menggunakan
perangkat lunak PC Winlog.
12. Pengukur dari riak DC.
13. Penyimpan yang baik untuk secara serempak mengidentifikasikan/menangkap seluruh
harmonik dan bentuk gelombang yang dikumpulkan.
14. Dapat memberikan memori untuk penyimpanan data sampai 10000 huruf/pembacaan
(AN2050-5000 huruf/pembacaan).
Diagram pengawatan untuk pengukuran arus dan tegangan pada sistem tiga fasa-empat
kawat dengan beban seimbang dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 1
Rangkaian pengukur arus dan daya tiga fasa-empat kawat.
III. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN PRAKTEK
A. Pengukuran Besaran-besaran Listrik pada Sistem Tiga fasa-empat kawat dengan Beban
Seimbang
Gambar 2
Rangkaian pengukur arus dan daya fasa tiga beban seimbang.
1. Siapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan, seperti alat ukur, serta beban tiga buah
lampu pijar (daya ditentukan oleh asisten) serta lampu fluorescent (ballast
magnetic/electronic) tiga buah (beban ditentukan oleh asisten).
2. Buat rangkaian seperti pada gambar 2 di atas dengan menggunakan beban lampu pijar
terlebih dahulu.
3. Pastikan bahwa penunjukan alat ukur yang akan digunakan sama dengan nol. Lalu
siapkan Tabel 1 yang telah diberikan untuk mengisi data-data hasil pengukuran.
5. Ukurlah seluruh besaran-besaran listrik sesuai yang terdapat pada Tabel 1, kemudian
catat nilai dari besaran-besaran listrik tersebut ke dalam Tabel 1 (pengukuran daya
dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur clampmeter).
6. Setelah langkah 1-5 selesai, ulangi langkah percobaan tersebut dengan menggunakan
beban lampu fluorescent (ballast magnetic/electronic) 3 x @36 W.
Gambar 3
Rangkaian pengukuran arus dan daya fasa tiga, beban tak seimbang
1. Siapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan, seperti alat ukur, serta beban tiga buah
lampu pijar (beban ditentukan oleh asisten ) serta 4 buah lampu fluorescent (ballast
magnetic/electronic) beban 36 W.
2. Buat rangkaian seperti pada gambar 3 di atas dengan menggunakan beban lampu pijar
terlebih dahulu.
3. Pastikan bahwa penunjukan alat ukur yang akan digunakan sama dengan nol. Lalu
siapkan Tabel 2 yang telah diberikan untuk mengisi data-data hasil pengukuran.
4. Nyalakan sumber tegangan.
5. Ukurlah seluruh besaran-besaran listrik sesuai yang terdapat pada Tabel 2, kemudian
catat nilai dari besaran-besaran listrik tersebut ke dalam Tabel 2 (pengukuran daya
dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur clampmeter).
6. Setelah langkah 1-5 selesai, ulangi langkah percobaan dengan menggunakan beban
lampu fluorescent (ballast magnetic/electronic)
7. Percobaan selesai, rapikan kembali seluruh peralatan.
L1 : W L2 : W L3 : W L1 : W L2 : W L3 : W
DAYA
KW
KVA
KVAR
PF
ARUS
A RMS
TEGANGAN
V RMS
L1 : W L2 : W L3 : W L1 : W L2 : W L3 : W
DAYA
KW
KVA
KVAR
PF
ARUS
A RMS
TEGANGAN
V RMS
V. TUGAS
2. Pada masing-masing nilai besaran listrik yang diperoleh, hitunglah nilai arus secara
teoritis berdasarkan daya dan tegangan yang terdapat pada tabel Modul II, kemudian
carilah kesalahan relatif dari masing-masing besaran listrik yang diukur tersebut!
3. Buatlah grafik hubungan antara tegangan dan arus yang telah didapat dari percobaan
dan perhitungan!
5. Dengan beban yang relatif seimbang pada sistem tiga fasa-empat kawat beban lampu
pijar dan lampu fluorescent (ballast magnetic/electronic), mengapa arus di penghantar
netral lebih besar pada beban lampu fluorescent daripada beban lampu pijar? Jelaskan!
6. Mengapa ada perbedaan pada lampu ballast magnetik dengan lampu ballast elektronik
saat menyala ?
MODUL III
PENGUKURAN GELOMBANG THD ARUS DAN PENGAMATAN GELOMBANG
SERTA SPEKTRUM HARMONIK ARUS PADA BEBAN LINIER DAN NON LINIER
I. TUJUAN
1. Mengukur nilai Total Harmonic Distortions (THD) arus pada system yang mengandung
arus harmonic dengan menggunakan alat ukur digital (Clampmeter) pada beban yang
linier (lampu pijar) dan non linier (ballast elektronik/magnetic).
2. Mengetahui dan memahami pengaruh arus harmonic pada system distribusi tenaga
listrik fasa tiga-empat kawat.
3. Melakukan perbandingan percobaan dengan beban yang linier (lampu pijar) dan non
linier (ballast electronic/magnetic).
4. Mengetahui bentuk kurva arus dan spectrum harmonic arus dan beban non linier dan
beban linier.
II. TEORI
Seiring dengan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) yang semakin meningkat mendorong
berbagai pihak untuk mencari solusi yang tepat guna mengantisipasi dampak langsung
dari kenaikan TDL tersebut, sehingga dari sisi konsumen listrik mendorong untuk
melakukan penghematan pemakaian daya listrik dan salah satunya adalah dengan
menggunakan lampu-lampu yang hemat energy.
Lampu-lampu hemat energy merupakan beban yang tidak linier karena memiliki
karakteristik yang bentuk gelombang keluarannya tidak sebanding dengan tegangan
dalam tiap setengah siklus sehingga bentuk gelombang arus maupun tegangan
keluarannya tidak sama dengan gelombang masukannya sehingga berakibat timbulnya
permasalahan baru yakni hadirnya permasalahan harmonic pada gelombang arus beban
yang pada akhirnya mengalir kembali ke bagian lain dari system pemasok (pensuplai).
Jika semua beban bersifat linier dan dalam kondisi seimbang, maka arus pada kawat
netral akan sama dengan nol. Arus hanya akan mengalir pada kawat netral jika bebannya
tidak seimbang. Namun jika beban tidak linier seperti lampu hemat energy maka akan
ada sirkulasi arus dipenghantar netral meskipun beban dalam keadaan seimbang.
1. Transformator
2. Bagian-bagian beban arcing maupun power converter solid state elektronik.
3. Tingkatan beban rectifier.
4. Peralatan listrik yang berbasis elektronik seperti converter, kecepatan motor listrik,
televisi, komputer, catu daya pengisi baterai, lampu fluorescent ballast elektronik,
mesin fotocopy yang menggunakan penyearah.
Pengaruh Harmonik
1. Derating
2. Filter Pasif LC
3. Filter Daya Aktif
4. Zero-Passing
5. Zero-Blocking
Mengukur Total Harmonik Distortion (THD) pada tiap tingkat harmonic (orde
harmonic) dan pengamatan terhadap kurva arus dan spectrum dari arus harmonic
pada beban non linier dan linier.
Gambar 6.
4. Ukurlah seluruh besaran-besaran nilai THD dan besaran lainnya sesuai tabel 5 pada
tiap orde harmonic hingga orde harmonic ke 25 (seluruh prosedur pengukuran
besaran listrik, tanyakan pada asisten)
5. Setelah langkah 1-4 selesai. Percobaan dilanjutkan dengan menggunakan lampu
pijar sebanyak tiga buah @ 25/40/60/100 W sebagai beban linier.
6. Masukan gambar kurva arus beserta spectrum harmonic arus baik beban non linier
maupun beban linier pada tiap fasanya termasuk netral kedalam computer, (untuk
prosedurnya tanyakan kembali kepada assisten).
DATA PENGAMATAN
Tabel Pengukuran THD
V. TUGAS
MODUL IV
PENGUKURAN TAHANAN PEMBUMIAN
I. TUJUAN
II. TEORI
Pembumian adalah suatu sistem pengaman terhadap makhluk hidup maupun peralatan
peralatan listrik dari arus gangguan.
Pada dasarnya tujuan desain pembumian yang baik mempunyai dua tujuan :
a. Memberikan sarana bagi tersalurkannya arus listrik kedalam bumi pada kondisi
normal dan kondisi gangguan tanpa melebihi operasi dan batas bekerjanya
peralatan atau mempengaruhi kontinulitas layanan.
b. Menjamin jika ada orang disekitar instalasi yang dihubungkan dengan sistem
pembumian tidak terkena kejut listrik kritis yang berbahaya (tegangan langkah dan
tegangan sentuh).
Alat ukur yang digunakan dalam praktek ini adalah Digital Earth Resistance Tester. Earth
Tester adalah alat untuk mengukur nilai resistansi dari grounding, Besarnya tahanan
tanah sangat penting untuk diketahui sebelum dilakukan pentanahan dalam sistem
pengaman.Untuk mengetahui besar tahanan tanah pada suatu area digunakan alat ukur
dengan penampil analog. Hasil pengukuran secara analog sering terjadi kesalahan dalam
pembacaan hasil pengukurannya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut,maka
dirancanglah suatu alat ukur tahanan tanah digital yang memiliki kemudahan dalam
pembacaan nilai tahanan yang diukur. Alat ukur ini penampilnya menggunakan digital
pada segmen-segmen, sehingga dengan mudah menyimpan data-data yang terukur.
Perancangan alat ukur tahanan tanah digital ini menggunakan tiga batang elektroda yang
ditanahkan yaitu elektroda E (Earth), elektroda P (Potensial) dan elektroda C (Current).
Tujuan penggunaan tiga batang elektroda tersebut adalah untuk mengetahui sejauh
mana tahanan dapat mengalirkan arus listrik. Alat ukur tahanan tanah ini terdiri dari
beberapa blok diagram rangkaian, antara lain rangkaian osilator,rangkaian tegangan
input, rangkaian arus input, mikrokontroler dan rangkaian penampil. Sebelum hasil
2. Instruksi-instruksi pengoperasian
2.1. Pengukuran ( dengan Test Probe M-7095 )
2.1.1. Tancapkan pasak (spike) pembunian Bantu P dan C ke dalam tanah yang dalam.
Hubungan kabel hijau ke elektroda pembumian yang dites, kabel kuning ke pasak
pembumian bantu P dan kabel merah ke pasak pembumian bantu C.
Cat :
• Beri air jika ditancapkan ke dalam bagian tanah yang kering, berbatu atau
berpasir.
• Jika tempat menancapkan pasak serupa, maka baringkan pasak itu dan
basahi dengan air atau ditutup dengan kain basah
Bahaya :
▪ Harap dipastikan untuk gunakan detektor tegangan untuk mengecek tanah keadaan
sekitar dari power supply komersial
▪ Jangan gunakan alat untuk mengecek tanah keadaan sekitar dari power supply
komersial.
▪ Bahaya akan terjadi karena tegangan mungkin tidak akan ditampilkan walaupun
konduktor berarus saat menghubungkan elektroda pembumian yang akan diukur telah
mati, ataupun saat hubungan dari kabel tes dari alat tidak benar dsb.
▪ Jangan gunakan alat ukut untuk mengukur tegangan dari power supply komersial. Saat
menggunakan probe tambahan MODEL 7127, terminal P dan C akan di hubung singkat
dan impedansi masukan akan dikurangi. Sisa arus circuit breaker mungkin beroperasi
saat membuat pengukuran dari tegangan pada rangkaian dengan breaker.
Cat :
Bila tahanan pembumian dari pasak pembumian bantu C terlalu tinggi untuk membuat
pengukuran, display-nya membaca “. . .”. Cek kembali hubungan dari kabel tes dan
tahanan pembumian dari alat bantu pasak pembumian.
Re = Rx + re
Bila re telah diketahui sebelumnya, nilai tahanan pembumian yang sebenarnya dihitung
sebagai berikut
Rx = Re – re
DATA PENGAMATAN
V. TUGAS
MODUL V
PENGUKURAN TAHANAN PENGHANTAR
(KELVIN DOUBLE BRIDGE)
I. TUJUAN
II. TEORI
Besarnya hambatan dengan kisaran, antara 1 (satu) Ohm sampai dengan kira-kira sekitar
1 satu) mikro-Ohm, dapat diukur dengan menggunakan peralatan yang mempunyai
derajat akurasi yang tinggi, yaitu dengan memakai Jembatan Kelvin. Sehingga dapat
dikatakan, bahwa Jembatan Kelvin (Kelvin Double Bridge) digunakan untuk pengukuran
tahanan-tahanan dengan nilai rendah.
Gambar 1
(Theoritical diagram of the double bridge)
1. Ukur diameter konduktor sampai 5 kali pengukuran pada tempat yang berbeda,
masukan hasil yang didapat kedalam table percobaan.
2. Ukur panjang bahan konduktor yang akan diukur tahanannya. Beri tanda batas-
batasnya. Pada tanda tersebut dipasang penghantar potensial.
Praktek Instrumentasi dan Pengukuran | 29
SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN
DATA PENGAMATAN
Percobaan 1
KonduktorTembaga 1 (Besar)
No Diameter (mm) d rata-rata (mm) A (mm2)
1
2
3
4
5
No l (mm) Rx (Ω) ρ
1
2
3
Percobaan 2
KonduktorTembaga 2 (Sedang)
No Diameter (mm) d rata-rata (mm) A (mm2)
1
2
3
4
5
No l (mm) Rx (Ω) ρ
1
2
3
Percobaan 3
KonduktorTembaga 3 (Kecil)
No Diameter (mm) d rata-rata (mm) A (mm2)
1
2
3
4
5
No l (mm) Rx (Ω) Ρ
1
2
3
V. TUGAS
DAFTAR PUSTAKA