Anda di halaman 1dari 48

Halaman judul

PETUNJUK PRAKTIKUM
FISIKA DASAR II

oleh:
Tim Dosen Praktikum Fisika Dasar II

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN WALISONGO SEMARANG
2022
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

KARTU TANDA PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2

Nama : ............................................................................................................
NIM : .................................................
Jurusan : ..................................................
Kelompok : ................................................. Kelas :
TemanKerja : 1. ............................................. NIM………………………
2. ............................................. NIM ………………………
3. ............................................. NIM ....................................
No Pre-test Praktikum Laporan
Judul Praktikum Tgl Paraf Nilai Tgl Paraf Nilai Tgl Paraf Nilai

1. Rangkaian Seri-
Paralel Resistor
2. Reaktansi
Kapasitif
3. Rangkaian Seri-
Paralel
Kapasitor
4. Jembatan
Wheatstone
5. Transformator

6. Listrik Magnet

7. Rangkaian
R-L-C
8. Kirchoff II

Semarang,

Dosen Pengampu,

…………………………………

ii
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

Daftar Isi

Halaman

Halaman Judul .......................................................................................................................... i


Daftar Isi ................................................................................................................................... ii
Tata Tertib ................................................................................................................................. iii
Pedoman Praktikum Fisika Dasar 2 .......................................................................................... v
Petunjuk Penyusunan Laporan .................................................................................................. vii
Pendahuluan .............................................................................................................................. ix
1. Rangkaian Seri Paralel Resistor .......................................................................................... 1
2. Reaktansi Kapasitif .............................................................................................................. 6
3. Rangkaian Seri Paralel Kapasitor ....................................................................................... 9
4. Jembatan Wheatstone
..................................................................................................................... 14
5. Transformator ...................................................................................................................... 17
6. Listrik Magnet ................................................................................................................... 21
7. Rangkaian R-L-C ................................................................................................................. 27
8. Hukum II Kirchoff
..................................................................................................................... 32
Daftar Pustaka ........................................................................................................................... 33

ii
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

Tata Tertib

Sebelum Praktikum

1. Praktikan dapat mengikuti praktikum bila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :


o Terdaftar pada KST
o Sudah melunasi pembayaran Biaya Praktikum Semester 1.
o Membawa Kartu Praktikum
o Membawa laporan pendahuluan percobaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan
tata cara pembuatan laporan yang telah ditentukan dan harus diserahkan kepada
asisten sebelum percobaan tersebut dimulai.
o Membawa laporan lengkap percobaan terdahulu.
o Lulus tes pendahuluan.
2. Praktikan harus hadir 5 menit sebelum praktikum dimulai.
3. Praktikan harus memahami apa yang akan dikerjakan dengan membaca buku petunjuk
praktikum dan acuan lain serta membuat laporan pendahuluan untuk praktikum yang akan
dilakukan.
4. Praktikan tidak diperkenankan mengikuti praktikum apabila :
o Tidak membawa laporan pendahuluan dan laporan akhir (laporan lengkap) yang
sesuai dengan tatacara pembuatan laporan praktikum fisika dasar.
o Tidak lulus tes pendahuluan.
5. Ketika memasuki laboratorium, praktikan :
o Harus tenang, tertib dan sopan.
o Dilarang membawa makanan, minuman, rokok dan barang lain yang tidak
diperlukan.
o Tas, jaket dan alat hitung harus dititipkan.

Selama Praktikum

6. Praktikan dapat memulai praktikum setelah mengikuti tes pendahuluan dan mendapat
petunjuk serta izin dari asisten yang bersangkutan untuk memasang alat.
7. Selama praktikum berlangsung, praktikan :
o Dilarang meninggalkan ruangan tanpa seijin asisten atau penanggung jawab hari
tersebut.
o Harus dapat menjaga keselamatan diri, alat-alat, kebersihan laboratorium, dan
ketertiban.
o Dilarang menggangu atau membantu kelompok lain.

iii
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

o Harus dapat memperoleh data dari hasil melakukan percobaan sendiri. Bila
menyalin data dari pihak lain, maka praktikum hari tersebut dinyatakan gagal
(SANKSI 3, nilai = NOL).
8. Praktikan harus mengganti alat-alat yang rusak atau hilang selama praktikum berlangsung
dengan alat yang sama, sebelum melanjutkan praktikum minggu berikutnya.

Selesai Praktikum

9. Setelah percobaan selesai dan disetujui asisten, praktikan :


o Melaporkan kelengkapan dan merapikan peralatan yang digunakan kepada asisten
yang bersangkutan.
o Menuliskan data pada “Lembar Data Pengamatan” dan meminta tanda tangan/paraf
asisten pada lembar data pengamatan.
o Meminta tanda tangan pada kartu tanda praktikum
o Meminta keterangan atau cara pembuatan tugas akhir kepada asisten yang
besangkutan
o Meminta kembali laporan pendahuluan yang sudah di periksa dan dinilai.

Ketentuan Lain

10. Bagi praktikan yang sakit dapat menunjukkan surat keterangan dari dokter dan orang tua,
paling lambat pada saat melaksanakan praktikum minggu berikutnya. Melampaui batas
waktu tersebut, surat dinyatakan tidak berlaku lagi dan praktikan dinyatakan gagal.

11. Bagi praktikan yang sudah gagal /tidak ikut praktikum sebanyak tiga kali berturut-turut
dinyatakan TIDAK LULUS dan diulang pada semester berikunya.

iv
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

Pedoman Praktikum Fisika Dasar 2

1. KEHADIRAN
 Praktikum harus diikuti sekurang-kurangnya 80% dari total jumlah praktikum yang
diberikan. Jika syarat tersebut tidak dipenuhi maka praktikan dinyatakan tidak lulus.
 Ketidakhadiran karena sakit harus disertai surat keterangan resmi yang diserahkan ke dosen
pengampu paling lambat satu minggu sejak ketidak hadirannya. Jika tidak dipenuhi maka
dikenakan SANKSI 2.

2. PERSYARATAN MENGIKUTI PRAKTIKUM


 Berperilaku baik dan sopan. Jika tidak dipenuhi maka sekurang-kurangnya dikenakan
SANKSI 1.
 Mengerjakan tugas-tugas pendahuluan jika ada.
 Menyiapkan diri dengan materi praktikum yang akan dilakukan. Mahasiswa yang
kedapatan tidak siap untuk melakukan praktikum bisa tidak diijinkan mengikuti praktikum
(dapat dikenai SANKSI 3).

3. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
 Mentaati tata tertib yang berlaku di laboratorium Fisika.
 Mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Asisten dan Dosen Penanggung Jawab Praktikum.
 Memelihara kebersihan dan bertanggung jawab atas keutuhan alat-alat praktikum.

4. PENILAIAN
 Nilai praktikum ditentukan dari nilai Tugas awal, Test awal, Aktivitas dan Laporan.

Penilaian praktikum menggunakan skala angka 0-100 yang meliputi aspek:

- Tugas pendahuluan/Pre Test (20 %)

- Pelaksanaan praktikum (20 %)

- Laporan resmi (20 %)

- Responsi/UAS (40 %)
 Praktikan wajib menyerahkan laporan resmi praktikum sebelumnya apabila akan
mengikuti praktikum berikutnya. Pelanggaran terhadap ketentuan ini mengakibatkan
praktikan tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan praktikum pada jadwal tersebut.
 Nilai Akhir Praktikum (AP) dihitung dari rata-rata nilai praktikum, yaitu jumlah nilai
seluruh modul praktikum dibagi jumlah praktikum yang wajib dilaksanakan.

v
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

 Kelulusan praktikum ditentukan berdasarkan nilai akhir praktikum (AP≥50) dan


keikutsertaan praktikum (≥80%).

5. SANKSI NILAI
 SANKSI 1 : nilai modul yang bersangkutan dikurangi 10.
 SANKSI 2 : nilai modul yang bersangkutan dikurangi 50%.
 SANKSI 3 : tidak diperkenankan praktikum sehingga nilai modul yang bersangkutan = 0.

6. SANKSI ADMINISTRASI
Sanksi administrasi diberikan bagi praktikan yang selama praktikum berlangsung
menimbulkan kerugian, misalnya memecahkan/merusakkan alat, dsb.

7. PRAKTIKUM SUSULAN DAN ULANGAN


 Secara umum tidak diadakan praktikum susulan, kecuali bagi yang berhalangan praktikum
karena sakit. Praktikum susulan akan dilaksanakan setelah praktikum regular berakhir.
Persyaratan lengkap dan jadwalnya akan diatur kemudian.
 Bagi mahasiswa yang mengulang praktikum, diwajibkan mengikuti praktikum sebanyak
jumlah total praktikum.

8. LAIN-LAIN
 Praktikum yang tidak dapat dilaksanakan karena hari libur, kegagalan arus listrik PLN, dan
sebagainya, akan diberikan praktikum pengganti setelah seluruh sesi praktikum selesai.
 Tata tertib berperilaku sopan di dalam laboratorium meliputi larangan makan minum,
merokok, menggunakan walkman, handphone, dan sejenisnya. Selama praktikum tidak
diperkenankan menggunakan handphone untuk bertelepon maupun ber-SMS.
 Tata tertib berpakaian sopan di dalam laboratorium meliputi :

Mahasiswa: Mengenakan baju (bukan kaos) dan celana yang sopan, serta tidak
menggunakan asesoris dan perhiasan.

Mahasiswi: Mengenakan baju lengan panjang dan rok, semua pakaian tidak ketat dan tidak
transparan serta mengenakan kerudung yang menutup rambut dan dada.

Hal-hal yang belum ditentukan dalam pedoman praktikum ini akan diputuskan kemudian.

vi
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

Petunjuk Penyusunan Laporan

1. Tujuan Pembuatan Laporan Praktikum


Pembuatan Laporan Praktikum Fisika Dasar bertujuan agar mahasiswa dapat belajar untuk
mengemukakan pendapatnya/berkomunikasi secara tertulis melalui Laporan Praktikum
Fisika Dasar, melatih mahasiswa agar dapat mempersiapkan diri untuk praktikum,
menganalisis hasil praktikum dan membuat perhitungan untuk menentukan besaran fisika,
mengetahui beberapa besaran dari percobaan, menentukan hubungan antar besaran fisika,
menganalisis kesalahan dan akhirnya membuat kesimpulan secara keseluruhan.

2. Format Laporan Praktikum


Laporan praktikum Fisika Dasar terdiri dari dua bagian yakni:
 Laporan Pendahuluan Praktikum Fisika Dasar
 Laporan Akhir Praktikum Fisika Dasar
Kedua Laporan tersebut dibuat dengan menggunakan kertas HVS ukuran A4 ditulis
tangan dengan rapi. Untuk membuat grafik harus dibuat pada kertas grafik (milimeter
blok)

Cover depan/halaman pertama Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 adalah sebagai berikut:

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2


(JUDUL PERCOBAAN)

Nama Mahasiswa :
NIM :
Semester / Kelas :
Prodi :
Tanggal Percobaan :
Nama Dosen :
Nama Asisten :
Teman Kerja :

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN WALISONGO SEMARANG
TAHUN 2022

vii
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

Halaman ke dua dan seterusnya terdiri dari dua bagian yakni:


1. Laporan Pendahuluan Praktikum Fisika Dasar
Bagian ini meliputi:
1) Latar Belakang
2) Rumusan Masalah
3) Tujuan Percobaan
4) Landasan Teori
5) Alat dan Bahan
6) Cara Kerja
7) Tugas Pendahuluan

Tujuan, alat dan bahan, dan cara kerja dapat dibaca pada panduan praktikum. Landasan
teori dapat dibaca di buku panduan dan buku-buku acuan lain yang sesuai dengan materi
percobaan. Cara kerja harus benar-benar menunjukkan hal-hal yang akan dikerjakan dalam
praktikum. Kalimat perintah dalam buku panduan praktikum harus diganti dengan kalimat
yang tidak menunjukkan perintah. Tugas pendahuluan dapat dilihat pada buku panduan
praktikum dan harus dikerjakan sebelum praktikum yang merupakan bagian dan penilaian
laporan pendahuluan.

2. Laporan Akhir Praktikum Fisika Dasar


Bagian ini meliputi:
1) Laporan pendahuluan yang telah dinilai asisten
2) Data percobaan dan analisis data
3) Pembahasan
4) Kesimpulan
5) Daftar Pustaka

Hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel. Ralat dan keseksamaan percobaan harus
ditampilkan. Cara penulisan ralat dan pembuatan grafik harus mengikuti ketentuan yang
telah ditetapkan.

Laporan akhir harus diserahkan seminggu setelah praktikum, pada saat praktikum minggu
berikutnya. Pada laporan akhir, dilampirkan laporan sementara praktikum yang telah
ditandatangani asisten dan dosen pembimbing praktikum.

viii
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

Pendahuluan

1. Teori Ralat
Tujuan mengukur adalah untuk mengetahui nilai ukur besaran fisis dengan hasil yang akurat.
Suatu benda yang diukur berulang, maka setiap pengukuran boleh jadi memberikan angka ukur
yang berbeda, demikian juga jika besaran fisis yang sama diukur oleh orang lain. Jadi, usaha
untuk memperoleh hasil ukur yang tepat betul tidak pernah tercapai, dan yang bisa dicapai
hanyalah memperoleh hasil terbolehjadi betul, dan nilai kisaran hasil ukur.
Jika besaran fisis yang diukur (𝑥) maka hasil ukur terboleh jadi betul adalah nilai rerata
pengukuran (𝑥̅ ), dan kisaran hasil ukur dinamakan ralat pengukuran, yang dinyatakan dengan
(∆𝑥). Nilai kisaran hasil ukurnya (𝑥̅ ± ∆𝑥),mempunyai arti nilai tersebut berada pada rentang
antara 𝑥 minimum, yakni (𝑥̅ − ∆𝑥) sampai dengan 𝑥 maksimum, yakni (𝑥̅ + ∆𝑥). Suatu alat
ukur dikatakan presisi apabila memberikan nilai ∆𝑥 yang kecil. Setiap alat ukur mempunyai
tingkat kepresisian masing-masing, misalnya alat ukur panjang: micrometer sekrup (0,001
cm), jangka sorong (0,01 cm), dan mistar (0,1 cm). Hasil ukur dikatakan baik apabila diperoleh
ralat relative (∆𝑥⁄𝑥̅ ) yang kecil.

1.1 Sumber-Sumber Ralat


1.1.1 Ralat Sistematik
Sumber ralat sistematik dapat disebabkan oleh factor-faktor berikut ini:
a. Alat
Misalnya: kesalahan kalibrasi, meter arus tidak menunjukkan nol sebelum
digunakan (zero error), ketidakelastisan benda/fatigue.
b. Pengamat
Misalnya karena ketidakcermatan pengamat dalam membaca skala. Hal ini dapat
disebabkan selama pembacaan, mata pengamat terlalu ke bawah atau ke atas
terhadap objek yang diamati sehingga nilai yang terbaca bergeser dari nilai
sebenarnya (parakals).
c. Kondisi Fisis Pengamatan
Misalnya karena kondisi fisis saat pengamatan tidak sama dengan kondisi fisis
saat peneraan alat, sehingga mempengaruhi penunjukan alat.
d. Metode Pengamatan
Ketidaktepatan dalam pemilihan metode akan mempengaruhi hasil pengamatan,
misalnya sering terjadi kebocoran besaran fisis seperti: panas, cahaya, dll.

ix
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

1.1.2 Ralat Rambang


Setiap pengukuran yang dilakukan berulang untuk besaran fisis yang tetap, ternyata
memiliki nilai setiap pengukuran yang berbeda. Ralat yang terjadi pada pengukuran
berulang ini disebut ralat rambang, atau ralat kebetulan, atau ralat random. Faktor-
faktor penyebab ralat rambangantara lain:
a. Ketepatan Penaksiran
Misalnya penaksiran terhadap penunjukan skala oleh pengamat yang berbeda dari
waktu ke waktu.
b. Kondisi Fisis yang Berubah (Berfluktuasi)
Misalnya karena suhu atau tegangan listrik yang digunakan tidak stabil
(berfluktuasi).
c. Gangguan
Misalnya adanya medan magnet yang kuat di sekitar alat-alat ukur listrik sehingga
dapat mempengaruhi penunjukan meter-meter listrik.
d. Definisi
Misalnya karena penampang pipa tidak berbentuk lingkaran sempurna maka
penentuan diameternyapun akan menimbulkan ralat.

1.1.3 Ralat Kekeliruan Tindakan


Kekelirun tindakan oleh pengamat dapat terjadi dalam bentuk sebagai berikut:
a. Salah berbuat
Misalnya salah membaca, salah pengaturan situasi/kondisi, salah membilang
(misalnya jumlah ayunan 11 kali terbilang 10 kali).
b. Salah hitung
Biasanya terjadi pada hitungan dengan pembulatan.

1.2 Perhitungan Ralat


1.1.1 Ralat Pengamatan
Ralat pengamatan digunakan bila pengukuran dilakukan beberapa kali pada besaran
yang diukur secara langsung dan hasilnya berbeda-beda. Misalnya dilakukan
pengukuran sebanyak 𝑛 kali dengan hasil pengukuran yang ke 𝑖 adalah 𝑥𝑖 (𝑖 =
1,2,3, … , 𝑛). Nilai terbaik terboleh jadi betul adalah nilai rerata dari hasil ukur itu,
dilambangkan 𝑥̅ , dapat ditentukan dengan persamaan:
∑𝑛𝑖 𝑥𝑖 𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 + ⋯ + 𝑥𝑛
𝑥̅ = =
𝑛 𝑛
Selisih atau penyimpangan antara nilai ukur ke 𝑖 dengan nilai ukur rerata dinamakan
deviasi, maka:
𝛿𝑥 = 𝑥𝑖 − 𝑥̅

x
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

Deviasi pada persamaan di atas merupakan penyimpangan terhadap nilai terbaik dari
nilai terukur yang bersangkutan (𝑥𝑖 ).
Deviasi standar didefinisikan sebagai akar rerata kuadrat deviasinya (∆𝑥) atau:

∑𝑛𝑖(𝛿𝑥𝑖 )2 ∑𝑛(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
∆𝑥 = √ =√ 𝑖
𝑛−1 𝑛−1

Deviasi standar relatifnya ditulis:


∆𝑥 ∆𝑥
̅̅̅̅̅
∆𝑥𝑟 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 ̅̅̅̅̅
∆𝑥𝑟 = × 100%
𝑥̅ 𝑥̅
Selanjutnya nilai pengukuran (𝑥) dapat ditulis:
𝑥 = 𝑥̅ ± ∆𝑥
Nilai pengukuran seringkali dinyatakan dengan keseksamaan atau ketelitian, atau
kecermatan, sebesar 1 − ̅̅̅̅̅
∆𝑥𝑟 atau 100% − ̅̅̅̅̅
∆𝑥𝑟 %

Contoh:
Kita melakukan 10 kali pengukuran panjang sebuah batang, yang hasil pengukurannya
seperti pada table di bawah ini:
Pengukuran Nilai terukur Deviasi Kuadrat Deviasi
ke 𝑥𝑖 (cm) 𝛿𝑥 = 𝑥𝑖 − 𝑥̅ (cm) (𝛿𝑥)2
1 35,62 0,03 0,0009
2 35,59 0,00 0,0000
3 35,60 0,01 0,0001
4 35,61 0,02 0,0004
5 35,56 -0,03 0,0009
6 35,58 -0,01 0,0001
7 35,57 -0,02 0,0004
8 35,58 -0,01 0,0001
9 35,59 0,00 0,0000
10 35,60 0,01 0,0001
10 0,0030
∑(𝛿𝑥)2
1

Dari table diperoleh informasi bahwa:


𝑛 𝑛

𝑛 = 10 ∑ 𝑥𝑖 = 355,90 ∑(𝛿𝑥𝑖 )2 = 0,0030


𝑖 𝑖

Jadi diperoleh nilai rerata:


∑𝑛𝑖 𝑥𝑖
𝑥̅ = = 35,590
𝑛

xi
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

Dan deviasi standarnya

∑𝑛𝑖(𝛿𝑥𝑖 )2 0,0030
∆𝑥 = √ =√ = 0,0182
𝑛−1 9

Diperoleh nilai besaran terukur


𝑥 = 𝑥̅ ± ∆𝑥 = (35,590 − 0,0182) cm
Dengan kesalahan relatif:
0,0182
× 100% = 0,05%
35,590
Dan ketelitian 100% − 0,05% = 99,95%.

1.1.2 Ralat Perambatan


Seringkali besaran fisis tidak diukur secara langsung, tetapi dihitung dari pengukuran
unsur-unsurnya. Missal untuk menentukan volume balok dihitung dari perkalian antara
panjang, lebar, dan tebal balok yang diukur; kelajuan dihitung dari jarak tempuh dan
waktu tempuhnya; dll.
Secara matematis, bila besaran 𝑉 terdiri atas variable (𝑥, 𝑦, 𝑧), sehingga 𝑉 = 𝑉(𝑥, 𝑦, 𝑧)
Deviasi standar reratanya dirumuskan:
2
𝜕𝑉̅ 𝜕𝑉̅ 2 ̅ 2
𝜕𝑉
∆𝑉̅ = √( ) ∆𝑥 2 + ( ) ∆𝑦 2 + ( ) ∆𝑧 2
𝜕𝑥̅ 𝜕𝑦̅ 𝜕𝑧̅

Dimana
̅
𝜕𝑉
(𝜕𝑥 ) merupakan turunan parsial peubah 𝑉̅ terhadap peubah 𝑥̅ ,
̅
𝜕𝑉
(𝜕𝑦 ) merupakan turunan parsial peubah 𝑉̅ terhadap peubah 𝑦̅,
̅
𝜕𝑉
( 𝜕𝑧 ) merupakan turunan parsial peubah 𝑉̅ terhadap peubah 𝑧̅,

Contoh:
Sebuah balok yang sisi-sisinya diukur secara langsung, diperoleh hasil pengukuran
sebagai berikut:
Panjang : 𝑝 = (6,21 ± 0,01) cm
Lebar : 𝑙 = (4,26 ± 0,01) cm
Tinggi : 𝑡 = (3,43 ± 0,01) cm
Nilai volume balok:
𝑉̅ = 𝑝̅ × 𝑙 ̅ × 𝑡̅ = 6,21 × 4,26 × 3,43 = 90,74 cm3
Standar deviasi dapat dihitung melalui turunan parsial 𝑉̅ terhadap 𝑝̅, 𝑙 ,̅ 𝑡̅ berikut ini:
𝜕𝑉̅
= 𝑙 ̅ 𝑡̅ = (4,26)(3,43) = 14,8118
𝜕𝑝̅

xii
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

𝜕𝑉̅
= 𝑝̅ 𝑡̅ = (6,21)(3,43) = 21,3003
𝜕𝑙 ̅
𝜕𝑉̅
= 𝑝̅ 𝑙 ̅ = (6,21)(4,26) = 26,4546
𝜕𝑡̅
Standar deviasi reratanya adalah:
2 2 2
𝜕𝑉̅ 𝜕𝑉̅ 𝜕𝑉̅
∆𝑉̅ = √( ) ∆𝑝 + ( ) ∆𝑙 + ( ) ∆𝑡 2
2 2
𝜕𝑝̅ 𝜕𝑙 ̅ 𝜕𝑡̅

∆𝑉̅ = √(14,6118)2 (0,01)2 + (21,3003)2 (0,01)2 + (26,4546)2 (0,01)2 = 0,4480

Diperoleh simpulan volume balok: 𝑉 = (90,7 ± 0,4) cm3


0,4
Dengan kesalahan relative: 90,7 × 100% = 0,44%

Dan ketelitian 100% − 0,44% = 99,56%.

2. Metode Grafik
Analisis data dengan metode grafik lebih praktis dan memudahkan pandangan. Akan tetapi,
tidak semua hasil percobaan dapat dianalisis dengan grafik. Kegunaan grafik antara lain:
a. Menolong melalui pandangan (visual aid). Artinya, hanya dengan mengamati bentuk
grafik, pembaca dapat memperoleh banyak informasi, seperti: dapat diketahui di tempat
mana atau saat kapan mulai terdapat perbedaan hasil hitungan dan hasil pengamatan, dan
dapat mengetahui dengan mudah letak benar dan salahnya dalam menganalisis data.
b. Dapat digunakan untuk membandingkan eksperimen dan teori.
c. Dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan empiris antara dua besaran.
d. Dapat digunakan untuk menentukan konstanta atau koefisien dari suatu rumus, dan
membuktikan rumus.

Membuat Grafik
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan grafik adalah sebagai berikut:
a. Pilihlah sumbu x sebagai variable bebas, dan sumbu y sebagai variable terikat.
b. Persamaan yang digunakan harus persamaan linear.
c. Nilai skala baik pada sumbu x maupun sumbu y harus dipilih bulat dan dapat memberikan
kemiringan grafik (slope) pada kisaran antara 30o sampai 60o.
d. Gunakan minimal 10 titik data, setiap titik data ditulis dengan jelas.
e. Ambil skala yang sederhana, missal 1 cm di kertas grafik mewakili 1 satuan (atau 10, 100,
0,1 dst). Jika pilihan ini mengakibatkan lukisan grafik menjadi terlalu besar atau terlalu
kecil, ambil 1 cm mewakili 2 atau 5 unit (atau 10 pangkatnya).
f. Jangan memasang titik-titik pengamatan terlalu dekat satu sama lain, dan jangan pula
terlalu jauh.

xiii
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

g. Penulisan angka pada sumbu-sumbunya hendaknya yang sederhana, misalnya: jangan


tuliskan angka 0,000005 tetapi 5×10-6.
h. Berilah tanda yang jelas pada titik-titik pengamatan.
i. Tarik garis grafik secara halus dan merata (atau garis lurus) yang menerusi daerah titik-
titik pengamatan, jangan melukis garis patah-patah yang menghubungkan tiap dua titik
pengamatan yang berurutan.
j. Grafik garis lurus jangan dipaksa melalui titik nol, tetapi hendaknya ditarik garis lurus yang
paling cocok melalui daerah titik-titik pengamatan. Dengan cara ini mungkin satu atau
lebih ralat sistematis akan terungkap.
k. Garis ditarik melalui titik-titik data terboleh jadi. Artinya, tidak setiap titik data harus
dilalui. Slope ketidakpastian ditarik dari data paling menyimpang di kedua ujung data dan
dihubungkan dengan titik tengah (pusat) data. Kedua garis itu memberi makna bahwa
siapapun yang menarik garis selalu antara garis terboleh jadi dan garis ketidakpastian.
l. Garis yang melalui titik-titik data terboleh jadi memberikan slope terboleh jadi, sedangkan
garis yang melalui ujung titik data grafik yang paling menyimpang memberikan slope
ketidakpastian. Slope terboleh jadi dan slope ketidakpastian digunakan untuk menentukan
nilai ukur terboleh jadi dan ketidakpastiannya.

Nilai ketidakpastian slopenya adalah:


|slopemaks −slopemin |
∆ slope = slopemiring
2

Dengan demikian penyajian terbaik dari slope adalah:

Slope = slopeterboleh jadi ± ∆ slope

Kesalahan relatifnya:
∆slope
∆x = slope × 100%
terbolehjadi

Ketelitiannya adalah:

100% dikurangi kesalahan relatif

xiv
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

SERI – PARALEL RESISTOR (1)


A. Tujuan Percobaan
1. Memahami susunan dasar rangkaian listrik
2. Menunjukkan hubungan antara tegangan, arus, dan hambatan listrik
3. Menentukan nilai hambatan, tegangan dan arus listik dalam susunan seri dan paralel

B. Teori
Hukum Ohm pertama kali dikemukakan oleh George Simon Ohm pada tahun 1826.
Dia meyelidiki hubungan antara kuat arus yang melalui penghantar dengan tegangan antara
ujung-ujung penghantarnya. Semakin besar tegangan yang diberikan maka semakin besar
kuat arusnya. Sehingga dapat dinyatakan bahwa “besarnya tegangan listrik (V) sebanding
dengan besarnya kuat arus (I)”. Pernyataan inilah yang dikenal sebagai Hukum Ohm.
Hasil bagi antara tegangan (V) dan kuat arus (I) memberikan hasil yang konstan
(tetap) yang dapat kita sebut sebagai hambatan listrik (R) dengan satuan ohm (Ω).
Hubungan matematik antara hambatan (R), tegangan (V) dan kuat arus (I) dapat dituliskan
sebagai berikut.
V
R
I
Dalam praktikum ini kita akan menunjukkan hubungan ketiganya dalam rangakain
susunan seri dan paralel. Beberapa resistor yang dihubungkan sedemikian hingga
menghasilkan satu jalur saja untuk mengalirkan muatan disebut susunan seri. Sedangkan
resistor yang susunannya menghasilkan lebih dari satu jalur sehingga aliran muatannya
terbagi disebut susunan paralel. Pada rangkaian seri, besarnya arus (I) bernilai sama di
setiap titik. sedangkan Pada rangkaian paralel besar tegangan (V) di setiap titik bernilai
sama.
Untuk mengukur nilai muatan yang mengalir (kuat arus), digunakan amperemeter
yang tersusun secara seri dengan rangkaian, sedangkan untuk mengukur beda potensial
digunakan voltmeter yang tersusun secara paralel dengan rangkaian.

C. Alat dan Bahan


Alat-alat yang diperlukan dalam eksperimen ini adalah:

1
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

1. Papan rangkaian 5. Resistor 1k , 100  dan 50 


2. Jembatan penghubung 6. Kabel penghubung
3. Amperemeter 7. Saklar
4. Voltmeter 8. Catu daya listrik arus searah (DC)

D. Metode
1. Rangkaian seri
1. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini.
V
2. Hidupkan catu daya lalu tutup saklar S. Baca alat
ukur kuat arus dan tegangan untuk hambatan R1
B C
yaitu di titik A-B. A A
R1 R2
3. Buka saklar S kemudian pindahkan voltmeter S
dan ampermeter ke titik B – C.
4. Baca alat ukur amperemeter dan voltmeter untuk hambatan R2. 3 - 9V
5. Buka saklar S kemudian pindahkan voltmeter ke titik A – C dan amperemeter di
antara C dan catu daya. Baca alat ukur amperemeter dan voltmeter masing-masing
sebagai itot dan Vtot.
6. Ulangi langkah-langkah di atas dengan sumber tegangan yang berbeda.

2. Rangkaian paralel
1. Susun rangkaian seperti gambar di samping ini. V
2. Hidupkan catu daya kemudian tutup saklar S.
A A B
3. Baca kuat arus dan tegangan pada R1.
R1
4. Buka saklar kemudian pindahkan voltmeter dan P Q
amperemeter ke titik C – D. R2

5. Baca kuat arus dan tegangan pada R2. S C D


6. Buka saklar kemudian pindahkan voltmeter ke titik
P – Q dan amperemeter di antara Q dan catu daya. 3 - 9V

7. Baca kuat arus dan tegangan seluruh rangkaian masing-masing sebagai itot dan Vtot.
8. Ulangi langkah di atas dengan sumber tegangan yang berbeda.

E. Tugas Pendahuluan
1. Uraikan hubungan antara tegangan, arus dan hambatan listrik pada praktikum
rangkaian seri dan paralel yang telah dilakukan?

2
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

2. Sebutkan besaran yang diukur pada praktikum rangkaian seri dan paralel?
3. Jelaskan secara singkat analisis data hasil pengukuran dan perhitungan
praktikum rangkaian seri dan paralel?
4. Bagaimana meminimalkan kesalahan dalam pengukuran diameter botol
dengan menggunakan jangka sorong?

3
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

NAMA : ………………………………………………………………………………..
NIM : …………………………… SEMESTER : II
JENIS PRAKTIKUM : SERI-PARALEL RESISTOR
HARI, TANGGAL : ………………..………………………………………………………………
TEMAN KERJA : ……………………………….……………………………………………….

LEMBAR DATA HASIL PRAKTIKUM

1. Rangkaian seri
R1 = ……
R2 = ……
Teg.
V1 V2 Vtot i1 i2 itot R1 +R2 Rtot ΔRtot
Sb.

 Hubungan antara V1, V2, dan Vtot………………………………………………..


 Hubungan antara i1, i2, dan itot …...………………………………………………
 Hubungan antara R1, R2, dan Rtot …………………….………………………….

2. Rangkaian Paralel
R1 = …..
R2 = …..
Teg. 1 1
V1 V2 Vtot i1 i2 itot  Rtot ΔRtot
Sb. R1 R2

4
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

 Hubungan antara V1, V2, dan Vtot…………………………………………………..


 Hubungan antara i1, i2, dan itot…………………………………………...…………
 Hubungan antara R1, R2, dan Rtot…………………………………………………..

Mengetahui,
Asisten, Mahasiswa Praktikan,

……………………………… ………………………………
NIM. NIM.

5
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

REAKTANSI KAPASITIF (2)


A. Tujuan Percobaan
1. Memahami konsep dasar reaktansi kapasitif
2. Menentukan tegangan kapasitor dan arus yang melalui kapasitor
3. Menentukan reaktansi kapasitor

B. Teori
Seperti rangkaian arus searah (DC), dalam arus bolak balik juga terdapat
hubungan antara tegangan (V) dan arus (I). Dalam rangkaian DC, hubungan tersebut
dinyatakan dalam bentuk V=I/R, dengan R merupakan hambatan rangkaian.
Hubungan yang sama juga berlaku dalam rangkaian AC yang tersusun dari
sebuah kapasitor dengan kapasitansi C dan tegangan V. Hubungan tersebut dinyatakan
dalam bentuk V = I Xc dengan Xc merupakan reaktansi kapasitor (seperti hambatan R
pada rangkaian DC). Dari hubungan tersebut, reaktansi Xc dapat didefinisikan sebagai
Xc = V/I. Satuan reaktansi sama dengan satuan hambatan, yaitu ohm (Ω). V dan I
diukur menggunakan multimeter , sehingga Xc dan frekuensi yang diberikan dapat
dihitung. Frekuensi dapat ditentukan melalui persamaan:
1
𝑋𝑐 =
2𝜋𝑓𝑐

C. Alat dan Bahan


Alat-alat yang diperlukan dalam eksperimen ini adalah:
1. Catu daya
2. Saklar
3. Kapasitor
4. Multimeter
5. Kabel penghubung

6
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

D. Metode
1. Susunlah rangkaian seperti gambar berikut.

2. Atur tegangan keluaran 3V pada catu daya.


3. Nyalakan catu daya.
4. Lakukan pengukuran tegangan dan arus yang melalui kapasitor menggunakan
multimeter.
5. Ulangi langkah 1 – 5 dengan memvariasikan kapasitor.

E. Tugas Pendahuluan
1. Bagaimana tegangan dan arus pada praktikum resistansi kapasitif?
2. Jelaskan secara singkat analisis data hasil praktikum resistansi kapasitif?
3. Jelaskan ralat yang dapat terjadi pada praktikum reaktansi kapasitif?
4. Bagaimana cara meminimalkan ralat yang terjadi pada praktikum reaktansi
kapasitif?

7
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

NAMA : ………………………………………………………………………………..
NIM : …………………………… SEMESTER : II
JENIS PRAKTIKUM : REAKTANSI KAPASITIF
HARI, TANGGAL : ………………..………………………………………………………………
TEMAN KERJA : ……………………………….……………………………………………….

LEMBAR DATA HASIL PRAKTIKUM

Tegangan
𝐶 (𝜇𝐹) Catu Daya 𝐼 (A) 𝑉 (V) ∆𝑉 (V) 𝑋𝑐 (Ω) ∆𝑋𝑐 (Ω)
(V)

Mengetahui,
Asisten, Mahasiswa Praktikan,

……………………………… ………………………………
NIM. NIM.

8
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

SERI – PARALEL KAPASITOR (3)


A. Tujuan Percobaan
1. Memahami susunan dasar rangkaian kapasitor
2. Menunjukkan hubungan antara tegangan dan muatan listrik
3. Menentukan nilai kapasitansi kapasitor dalam susunan seri dan paralel

B. Teori
Kapasitor adalah piranti yang berguna untuk menyimpan muatan dan energi.
Kapasitor terdiri dari dua konduktor yang berdekatan tapi terisolasi satu sama lain dan
membawa muatan sama besar dan berlawanan. Kapasitor terdiri dari dua keping
konduktor yang sejajar dan dipisahkan oleh material non konduktor yang disebut
dengan dielektrik.
Kemampuan kapasitor untuk menyimpan muatan dan energi disebut dengan
kapasitas kapasitor. Besarnya kapasitas kapasitor adalah “perbandingan antara
banyaknya muatan listrik (Q) yang tersimpan dalam kapasitor dengan beda potensial
(V) yang timbul pada ujung-ujung kapasitor.” Pernyataan di atas dapat ditulis dengan
persamaan:
Q
C
V
Pada kapasitor keping sejajar yang mempunyai luas penampang besarnya
kapasitas kapasitor dapat dituliskan dengan persamaan:
A
C  k
d
Besarnya energi listrik yang tersimpan dalam kapasitor adalah sama dengan
usaha yang dilakukan untuk memindahkan muatan listrik dari sumber tegangan ke
dalam kapasitor.
Persamaan energi yang tersimpan dalam kapasitor adalah:
1
W CV 2
2
Seperti resistor, kapasitor juga dapat disusun secara seri dan parallel. Muatan
pada setiap kapasitor adalah sama dengan muatan pengganti dalam rangkaian seri.

9
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

Sedangkan pada rangkaian parallel, besarnya beda potensial pada setiap kapasitor sama
dengan besarnya beda potensial pengganti rangkaian paralel.
C. Alat dan Bahan
Alat-alat yang diperlukan dalam eksperimen ini adalah:
1. Papan rangkaian
2. Kabel penghubung
3. Multimeter
4. Kapasitor 1 μF, 100 μF, dan 1000μF
5. Catu daya listrik arus searah (DC)

D. Metode
a. Rangkaian seri
1. Susunlah rangkaian seperti gambar di samping ini.
2. Hidupkan catu daya lalu tutup saklar S. C1 C2
A B C
Baca alat ukur tegangan untuk kapasitor
di C1 yaitu di titik A-B
V
3. Buka saklar S kemudian pindahkan
3-9 V
voltmeter dan ke titik B – C.
4. Baca alat ukur voltmeter pada C2.
5. Buka saklar S kemudian pindahkan
voltmeter ke titik A – C. Baca alat ukur voltmeter masing-masing sebagai
Vtot.
6. Ulangi langkah-langkah di atas dengan sumber tegangan yang berbeda.
b. Rangkaian paralel
1. Susun rangkaian seperti gambar di samping C C2 D
ini.
P Q
2. Hidupkan catu daya kemudian tutup saklar
C1
S.
A B
3. Baca tegangan pada C1.
4. Buka saklar kemudian pindahkan V

voltmeter ke titik C – D.
5. Baca tegangan pada C2.
6. Buka saklar kemudian pindahkan 3-9 V

voltmeter ke titik P – Q.

10
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

7. Baca tegangan seluruh rangkaian masing-masing sebagai Vtot.


8. Ulangi langkah di atas dengan sumber tegangan yang berbeda.

11
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

NAMA : ………………………………………………………………………………..
NIM : …………………………… SEMESTER : II
JENIS PRAKTIKUM : SERI-PARALEL KAPASITOR
HARI, TANGGAL : ………………..………………………………………………………………
TEMAN KERJA : ……………………………….……………………………………………….

LEMBAR DATA HASIL PRAKTIKUM

1. Rangkaian seri
C1 = …..
C2 = …..
Teg. 1 1
V1 V2 Vtot Q1 Q2 Qtot  ΔCtot
Sb. C1 C2

 Hubungan antara V1, V2, dan Vtot…………………………………………………..


 Hubungan antara Q1,Q2, dan Qtot......………………………………………………
 Hubungan antara C1, C2, dan Ctot …………...…………………………………….

2. Rangkaian Paralel
C1 = ……
C2 = ……
Teg.
V1 V2 Vtot Q1 Q2 Qtot C1  C2 ΔCtot
Sb.

12
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

 Hubungan antara V1, V2, dan Vtot…………………………………………………..


 Hubungan antara Q1, Q2, dan Qtot ….………………………………………………
 Hubungan antara C1, C2, dan Ctot…………………………………………………..

Mengetahui,
Asisten, Mahasiswa Praktikan,

……………………………… ………………………………
NIM. NIM.

13
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

JEMBATAN WHEATSTONE (4)


A. Tujuan Percobaan
1. Memahami berlakunya hukum Ohm pada konduktor yang dialiri arus
2. Memahami kerja jembatan wheatstone untuk mengetahui nilai hambatan sebuah
resistor
3. Menunjukkan kebergantungan nilai hambatan pada jenis bahan penghantar

B. Teori
Hukum Ohm menyatakan bahwa tegangan V pada komponen-komponen listrik
sebanding dengan kuat arus listrik I yang mengalir melalui komponen tersebut asalkan
suhu dijaga tetap. Hukum Ohm ini dapat dinyatakan dengan
V
R
I
di mana R sebagai komponen hambatan dianggap tetap.
Hambatan listrik konduktor bergantung pada bahan, panjang, luas penampang,
dan suhu konduktor. Untuk suhu yang dijaga konstan, secara matematis dapat
dinyatakan
L
R
A
Di dalam suatu rangkaian elektronika, n buah resistor dapat disusun dengan
berbagai cara, yaitu susunan seri, paralel atau susunan campuran. Pada kasus tertentu,
penyederhanaan susunan rangkaian tidak dapat dilakukan langsung dengan cara seri-
paralel. Salah satu kasus tersebut adalah jembatan Wheatstone. Syarat supaya suatu
rangkaian merupakan rangkaian jembatan Wheatstone adalah hasil kali dua resistor
yang berhadapan sama besarnya.

R1 R2
R1  R4  R2  R3

R3 R4

14
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

C. Alat dan Bahan


Alat-alat yang diperlukan dalam eksperimen ini adalah:
1. Kawat homogen 8. Kabel penghubung
5. Mistar 9. Sumber tegangan DC
6. Galvanometer 10. Resistor variabel yang telah diketahui
7. Saklar nilainya
11. Resistor yang akan ditentukan nilainya

D. Metode
1. Susunlah rangkaian jembatan wheatstone seperti pada gambar berikut

Rx
Resistor

kawat homogen

L1 L2
Catu
daya

2. Geserlah saklar yang terhubung kawat ke kanan atau ke kiri sedemikian hingga
jarum galvanometer ada pada posisi angka NOL.
3. Ukurlah panjang kawat yang ada di sebelah kanan dan kiri saklar. Catat hasilnya
dan tuliskan dalam tabel.

E. Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan secara singkat besaran yang diukur pada praktikum Jembatan
Wheatstone?
2. Uraikan secara singkat analisis data dan ralat hasil pengukuran dan
perhitungan praktikum Jembatan Wheatstone?
3. Bagaimana cara meminimalisir ralat yang terjadi pada praktikum Jembatan
Wheatstone?

15
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

NAMA : ………………………………………………………………………………..
NIM : …………………………… SEMESTER : II
JENIS PRAKTIKUM : JEMBATAN WHEATSTONE
HARI, TANGGAL : ………………..………………………………………………………………
TEMAN KERJA : ……………………………….……………………………………………….

LEMBAR DATA HASIL PRAKTIKUM

1. Penentuan Nilai Hambatan R1


No. Rx R (ohm) ΔR (ohm) L1 (cm) ΔL1(cm) L2 (cm) ΔL2(cm)
1.
2.
3. R1 = ….
4.
5.

2. Penentuan Nilai Hambatan R2


No. Rx R (ohm) ΔR (ohm) L1 (cm) ΔL1(cm) L2 (cm) ΔL2(cm)
1.
2.
3. R2 = ….
4.
5.

NB: Rx adalah resistor yang akan dicari nilai hambatannya.

Mengetahui,
Asisten, Mahasiswa Praktikan,

……………………………… ………………………………
NIM. NIM..

16
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

TRANSFORMATOR (5)
A. Tujuan Percobaan
1. Memahami cara kerja trafo
2. Memahami trafo step up dan step down
3. Mengukur tegangan primer dan tegangan sekunder pada trafo
4. Menentukan efisiensi trafo

B. Teori
Trafo adalah suatu alat yang digunakan untuk mengubah tegangan AC menjadi
lebih besar atau lebih kecil. Trafo ini terdiri dari dua bagian kumparan dengan inti besi
berlapis. Salah satu kumparan dihubungkan ke tegangan masukan, dan disebut
kumparan primer dan kumparan yang lain disebut kumparan sekunder. Dilihat dari
fungsinya, ada dua jenis trafo yang dapat menaikkan tegangan di sebut trafo step-up
dan trafo yang menurunkan tegangan disebut step-down.

C. Alat dan Bahan


Alat-alat yang diperlukan dalam eksperimen ini adalah:
1. Catu daya
2. Kumparan
3. Set inti U dan I
4. Multimeter
5. Saklar
6. Kabel penghubung
D. Metode
- Percobaan 1
1. Susunlah rangkaian seperti pada gambar berikut

17
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

2. Pasang kumparan 500 lilitan dan kumparan 1000 lilitan pada papan rangkaian.
3. Hubungkan dengan catu daya 3 V.
4. Ukur tegangan primer dan tegangan sekunder.
5. Ukur arus primer dan hitung arus sekunder.
6. Variasikan dengan tegangan yang lain.

- Percobaan 2
1. Susunlah rangkaian seperti pada gambar berikut

2. Pasang kumparan 500 lilitan pada salah satu sisi inti U dan kumparan 1000 lilitan
pada sisi lain. Kumparan 500 lilitan lebih menjadi kumparan primer dan kumparan
1000 lilitan menjadi kumparan sekunder.
3. Pasangkan inti U dan inti I pada kumparan primer dan sekunder.
4. Hubungkan dengan catu daya 3V.
5. Ukur tegangan primer dan tegangan sekunder.
6. Ukur arus primer dan hitung arus sekunder.
7. Hitung efisiensi transformator.
8. Variasikan dengan tegangan lain.
9. Tukar kumparan primer dengan 1000 lilitan dan kumparan sekunder dengan 500
lilitan.
10. Ulangi langkah percobaan 3 s.d 8.

E. Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan secara singkat trafo step up dan step down?
2. Sebutkan besaran yang diukur pada praktikum transformator?
3. Bagaimana menentukan efisiensi trafo?
4. Jelaskan secara singkat ralat yang terjadi pada praktikum Transformator dan
cara meminimalisir timbulnya ralat?

18
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

NAMA : ………………………………………………………………………………..................................................................................
NIM : …………………………….............................................................................. SEMESTER : II
JENIS PRAKTIKUM : TRANSFORMATOR
HARI, TANGGAL : ………………..………………………………………………………………...............................................................................
TEMAN KERJA : ……………………………….………………………………………………................................................................................

LEMBAR DATA HASIL PRAKTIKUM

Percobaan 1
Tegangan
Catu Np Ns Vp(V) ΔVp(V) Vs(V) ΔVs(V) Ip(A) ΔIp(A) Is(A) ΔIs(A)
Daya (V)

19
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

Percobaan 2
Trafo Step-up
Tegangan Catu
Np Ns Vp(V) Vs(V) Ip(A) Is(A) 𝜂 (%) ∆𝜂 (%)
Daya (V)

Trafo Step-down
Tegangan Catu
Np Ns Vp(V) Vs(V) Ip(A) Is(A) 𝜂 (%)
Daya (V) ∆𝜂 (%)

Mengetahui,
Asisten, Mahasiswa Praktikan,

……………………………… ………………………………
NIM. NIM..

20
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

LISTRIK – MAGNET (6)


A. Tujuan Percobaan
1. Memahami gejala munculnya medan magnet di sekitar kawat berarus listrik
2. Memahami gaya yang bekerja pada muatan listrik yang bergerak dalam medan
magnet
3. Memahami munculnya arus induksi yang disebabkan oleh perubahan fluks
magnetik

B. Teori
Oersted pertama kali melakukan percobaan untuk membuktikan ada tidaknya
hubungan antara arus listrik dan medan magnetik. Dengan menggunakan seutas kawat
yang dialiri arus listrik dan meletakkan kompas di bawahnya, ia berhasil menemukan
hubungan keduanya. Termasuk hubungan yang konsisten antara ‘arah’ arus listrik
dengan arah medan magnetik. Eksperimen inilah yang kemudian memunculkan konsep
kaidah tangan kanan.
Eksperimen yang dilakukan oleh Oersted ternyata mengilhami Lorentz untuk
melakukan eksperimen lanjutan. Eksperimen ini berhasil menemukan fenomena
adanya besaran lain yang muncul jika arus listrik dilewatkan melalui medan magnetik,
yang kemudian dikenal dengan gaya magnetik. Ketiga besaran ini bersifat konsisten
yang kemudian menyempurnakan konsep kaidah tangan kanan yang telah ada. Banyak
peralatan dalam kehidupan sehari-hari yang bekerja dengan prinsip yang ditemukan
oleh Lorentz ini, di antaranya galvanometer, multimeter, dan motor listrik.
Pemikiran terhadap kedua fenomena di atas ternyata tidak berhenti begitu saja.
Faraday kemudian mengajukan sebuah hipotesis bahwa arus listrik dapat ditimbulkan
oleh perubahan medan magnetik dalam suatu luasan tertentu. Hipotesis ini terbukti
kebenarannya hingga sekarang dan mengilhami banyak orang untuk menciptakan
peralatan-peralatan seperti dinamo sepeda.

21
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

C. Alat dan Bahan


Alat-alat yang diperlukan dalam eksperimen ini adalah:
1. Kawat email ukuran sedang dan kecil 6. Papan
2. Kumparan dengan variasi jumlah 7. Magnet Batang
lilitan 8. Magnet U
3. Amperemeter 9. Sumber tegangan (baterai atau catu
4. Galvanometer daya)
5. Kompas

D. Metode
1. Percobaan Oersted
a. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini.
b. Hidupkan catu daya kemudian amati sudut penyimpangan kutub utara jarum
pada model kompas dan kuat arus yang melalui kawat. Catat hasil pengamatan
ke dalam tabel.
c. Matikan catu daya dan ubah jarak kawat terhadap kompas dengan cara
menaikturunkan kawat, kemudian lakukan seperti langkah a.
d. Matikan catu daya dan ubah arah arus dengan cara menukar polaritas catu daya
yang terhubung ke rangkaian. Ulangi langkah a sampai c.
e. Ulangi langkah a sampai c untuk kuat arus yang berbeda.

A
Catu daya
+ - –

2. Percobaan Lorentz
a. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini. Usahakan agar kawat
mengendor.
b. Hidupkan catu daya dan sesaat setelah itu amati arah gerak kawat. Catat
hasilnya ke dalam table dan perhatikan arah arus.

22
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

c. Matikan catu daya dan perbesar arus dengan cara memperbesar tegangan
sumber. Amati apa yang terjadi dengan kawat sesaat setelah catu daya
dihidupkan.
d. Matikan catu daya kemudian balik arah arus dengan cara menukar kabel
penghubung catu daya.
e. Lakukan seperti langkah a sampai dengan c, kemudian catat hasilnya.
f. Bagiamana halnya jika kutub magnet U yang ditukar?

3. Percobaan Faraday
a. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini.
b. Gerakkan magnet masuk kumparan dan amati gerak jarum jam pada
galvanometer. Jangan lupa perhatikan bagian kutub magnet yang dimasukkan
(kutub U ataukah S). Catat hasil pengamatan kualitatif pada tabel.
c. Hentikan gerakan dan biarkan megnet diam di dalam kumparan. Amati apa
yang terjadi.
d. Gerakkan magnet keluar kumparan dan amati gerak jarum jam pada
galvanometer. Catat hasil pengamatan kualitatif pada tabel.
e. Lakukan langkah a sampai d dengan lebih cepat dan catat hasilnya
f. Balikkan bagian kutub magnet yang dimasukkan ke dalam kumparan. Amati
yang terjadi.
g. Ganti kumparan 500 lilitan dengan kumparan 1000 lilitan, kemudian lakukan
kembali langkah-langkah di atas.

Galvanometer

23
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

E. Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan gejala munculnya medan magnet di sekitar kawat berarus listrik?
2. Uraikan secara singkat munculnya arus induksi yang disebabkan oleh
perubahan fluks magnetik?
3. Pada Percobaan Lorentz, apa hubungan yang ditunjukkan oleh arah medan
magnet dan arah simpangan kawat yang timbul akibat kuat arus?
4. Bagaimana cara meminimalisir ralat yang dapat terjadi pada percobaan listrik
magnet?

24
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

NAMA : ………………………………………………………………………………..
NIM : …………………………… SEMESTER : II
JENIS PRAKTIKUM : LISTRIK - MAGNET
HARI, TANGGAL : ………………..………………………………………………………………
TEMAN KERJA : ……………………………….……………………………………………….

LEMBAR DATA HASIL PRAKTIKUM

1. Percobaan Oerseted
Kuat Polaritas
Arah simpangan
No. arus Jarak Kawat-Kompas (S) (ΔS)
A B (arah mata angin)
(I)
1. + – Dekat = … cm
2. – + Dekat = ….cm
3. + – Jauh = …..cm
4. – + Jauh = …..cm
5. + – Dekat = …..cm
6. – + Dekat = …..cm
7. + – Jauh = …..cm
8. – + Jauh = …..cm

2. Percobaan Gaya Lorentz


Polaritas Arah
No. Kuat arus (ΔI) Arah Medan
Simpangan
(I) A B Magnet
Kawat
1. + –
2. – +
3. + –
4. – +
5. + –
6. – +
7. + –
8. – +

25
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

3. Percobaan Faraday
Kumparan Penyimpangan Jarum
Kutub
No. (jml. Gerakan magnet Galvanometer
Magnet
Lilitan) Timur/ Barat/Diam Besar/Kecil
Lambat
Masuk
Cepat
U Diam
Lambat
Keluar
Cepat
1.
Lambat
Masuk
Cepat
S Diam
Lambat
Keluar
Cepat
Lambat
Masuk
Cepat
U Diam
Lambat
Keluar
Cepat
2.
Lambat
Masuk
Cepat
S Diam
Lambat
Keluar
Cepat

Mengetahui,
Asisten, Mahasiswa Praktikan,

……………………………… ………………………………
NIM. NIM.

26
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

RANGKAIAN R-L-C PADA SUMBER


TEGANGAN AC (7)

A. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengenal sifat impedansi pada jaringan kerja ac
2. Untuk mempelajari induktansi, reaktansi dan impedansi

B. Alat Yang Digunakan


1. Power Supply
2. Kabel penghubung
3. Kapasitor
4. Resistor
5. Induktor
6. Multimeter

C. Teori
Elemen rangkaian yang menyatakan tenaga yang tersipan dalam medan magnet adalah
inductor yang didefinisikan sebagai:
di
V(t) = L
dt
Persamaan diatas menyatakan bahwa tegangan yang melalui elemen adalah berbanding
lurus dengan perubahan arus persatuan waktu. Konstanta kesebandingan L adalah yang
disebut dengan induktansi dalam satuan Henry. Refrensentasi skematis dari rangkaian
listrik tersebut adalah:

L
i
+ v -

Gambar 3.1 Rangkaian Induktansi


Begitu juga dengan kapasitansi, elemen ini dapat dihubungkan secara seri dan parallel
. tetapi apabila tinjauan yang akan dilakukan adalah analisis rangkaian komplek dengan
tegangan sumber bolak-balik, maka akan lebih baik jika kita menganalisisnya dengan
menggunakan impedansi.

27
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

Impedansi dari suatu elemen atau rangkaian adalah perbandingan antara tegangan dan
arus dalam bentuk fungsi waktu atau
v (t )
Z=
i (t )
Dimana v(t) = tegangan sinusoidal
i(t) = arus soidal
parameter impedansi dapat juga dibuay dalam bentuk besaran dan sudut. Dengan
menggunakan paameter impedansi maka suatu rangkaian kompleks dapat dibuat
menjadi lebih sederhana.

D. Metode
1. Rangkai komponen seperti pada gambar 5.1, atur tegangan AC pada frekuensi
keluaran 50 ~ 60 Hz dengan variasi tegangan, cari Vr dan Vc juga nilai Xc
A

v i (t) B
+
C
-

C
Gambar 5.1 Rangkaian RC

2. Ganti rangkaian RC dengan rangkaian RL. Perhatikan gambar 5.2, cari nilai Vr ,
VL dan XL dengan frekuensi dan tegangan sama seperti diatas.
A

v i (t) B
+
L
-
C

Gambar 5.2 Rangkaian RL

28
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

3. Ganti rangkaian RL dengan RLC. Seperti gambar 5.3. Carilah nilai Vr , VL , Vc ,


Xc dan XL .
R L
A B C

+
v i (t) _ C

D
Gambar 3.5 Rangkaian RLC

4. Gambar diagram fasor dari ketiga rangkaian diatas.

E. Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan besaran yang diukur pada praktikum Rangkaian R_L_C pada
sumber tegangan AC?
2. Jelaskan besaran yang diukur pada praktikum Rangkaian R_L_C pada
sumber tegangan AC?
3. Uraikan secara singkat analisis data dan ralat yang mungkin muncul pada
praktikum?
4. Bagaimana cara meminimalkan ralat yang terjadi pada praktikum?

29
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

NAMA : ………………………………………………………………………………..
NIM : …………………………… SEMESTER : II
JENIS PRAKTIKUM : RANGKAIAN R-L-C PADA SUMBER TEGANGAN AC
HARI, TANGGAL : ………………..………………………………………………………………
TEMAN KERJA : ……………………………….……………………………………………….

LEMBAR DATA HASIL PRAKTIKUM

1. Rangkaian R-L (f = ….. Hz)


VAC R L Z ΔZ VR VL IR IL
No.
(Volt) (ohm) (Henry) (ohm) (ohm) (Volt) (Volt) (Ampere) (Ampere)
1.
2.
3.
4.
5.

2. Rangkaian R-C (f = ……Hz)


VAC R C Z ΔZ VR VC IR IC
No.
(Volt) (ohm) (Farad) (ohm) (ohm) (Volt) (Volt) (Ampere) (Ampere)
1.
2.
3.
4.
5.

3. Rangkaian L-C ( f = ……Hz)


VAC L C Z ΔZ VL VC IL IC
No.
(Volt) (Henry) (Farad) (ohm) (ohm) (Volt) (Volt) (Ampere) (Ampere)
1.
2.
3.
4.
5.

30
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

4. Rangkaian R-L-C ( f = …..Hz)


VAC R Z ΔZ VR VL VC IR IL IC
No. L (H) C (F)
(V) (ohm) (ohm) (ohm) (V) (V) (V) (A) (A) (A)
1.
2.
3.
4.
5.

Mengetahui,
Asisten, Mahasiswa Praktikan,

……………………………… ………………………………
NIM. NIM..

31
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

HUKUM II KIRCHOFF (8)

A. Tujuan Percobaan
1. Merancang rangkaian tertutup dengan 2 loop
2. Menentukan hambatan, tegangan, dan arus yang mengalir pada rangkaian
3. Membuktikan hukum II Kirchoff
4. Menganalisis ralat yang terjadi pada praktikum hukum II Kirchoff

32
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II

DAFTAR PUSTAKA

Haliday, Resnick. 1998. Fisika Jilid 2 (terjemahan). Erlangga: Jakarta

Kanginan, Marthen. 1999. Seribu Pena FISIKA SMU Kelas 2, Erlangga: Jakarta

Pudak Scientific. 1998. Modular Kit Listrik dan Magnet. Pudak Scientific: Bandung

Sears, Zemansky. 1994. Fisika untuk Universitas 2 (terjemahan), Binacipta: Jakarta

Sutrisno, Seri Fisika Dasar, Penerbit ITB, 2000.

Tim Dosen Fisika ITB, 2012, Modul Praktikum Fisika Dasar II, LFD Fisika FMIPA ITB,
Bandung

Tippler, Paul A., 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 2. Erlangga: Jakarta

Yulianto, Agus. 2000. Petunjuk Eksperimen Fisika Dasar 2, Jurusan Fisika FMIPA
UNNES: Semarang

33

Anda mungkin juga menyukai