Anda di halaman 1dari 58

MODUL

PRAKTIKUM FISIKA

LABORATORIUM FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR HAMKA


KATA PENGANTAR

Buku penuntun praktikum fisika dasar ini sebagai pegangan untuk memahami
lebih jelas kebenaran teori-teori dasar ilmu fisika yang diberikan didalam perkuliahan.
Pengamatan-pengamatan yang dilakukan sedikit lebih banyak dipengaruhi oleh
ketelitian praktikum yang didalamnya melakukan percobaan.

Pada pembagian pendahuluan dibahas mengenai tata tertib yang wajib ditaati
oleh setiap peserta praktikum, yang dilanjutkan dengan cara pembuatan laporan serta
system penilaiannya lalu dibahas pula dengan cara menggunakan alat –alat yang sering
digunakan, dan terakhir mengenai teori kesalahan yang membahas cara menganalisa
data dengan menggunakan teori ketidakpastian.

Dalam petunjuk setiap mata percobaan, alat – alat yang digunakan, teori singkat
mengenai materi yang akan di praktekkan, jalannya percobaan dan pertanyaan–
pertanyaan yang wajib dijawab yang selanjutnya di akhiri dengan arahan kesimpulan.

Besar harapan kami tidaklain semoga buku ini dapat bermanfaat dan dapat
digunakan sebagaimana mestinya, khususnya bagi para peserta praktikum fisika dasar.

Jakarta, 2020

Tim Dosen
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
PERATURAN DAN TATA TERTIB PRAKTIKUM FISIKA DASAR..........................4
CONTOH COVER............................................................................................................5
CARA BUAT LAPORAN PRATIKUM..........................................................................6
PENGENALAN ALAT PENGUKURAN........................................................................8
TEORI KESALAHAN....................................................................................................17
PERCOBAAN I; BANDUL............................................................................................22
PERCOBAAN II; KOEFISIEN GAYA GESEK............................................................24
PERCOBAAN III; MENENTUKAN KECEPATAN DAN PERCEPATAN................27
PERCOBAAN IV; HUKUM OHM................................................................................30
PERCOBAAN V; GAYA LORENTZ............................................................................32
PERCOBAAN VI; RANGKAIAN KAPASITOR..........................................................35
PERCOBAAN VII; KONDUKTIFITAS THERMAL....................................................38
PERCOBAAN VIII; HUKUM STEFAN BOLTZMAN (TEMPERATUR RENDAH) 44
PERCOBAAN IX; KALORIMETER.............................................................................46
DAFTAR NILAI PRAKTIKUM FISIKA DASAR........................................................58
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
PERATURAN DAN TATA TERTIB PRAKTIKUM FISIKA DASAR

1. Sepuluh menit sebelum kegiatan dimulai, praktikan sudah siap di laboratorium.


2. Tas/tempat buku dan sebagainya diletakkan ditempat yang telah disediakan.
3. Setiap alat yang akan dipergunakan harus dipinjam dari petugas laboratorium dengan
mengisi dan menandatangani bon peminjaman alat.
4. Keselamatan alat-alat yang dipinjam pada butir tiga merupakan tanggung jawab
peminjam/ kelompok peminjam. Jika terjadi kerusakan, kehilangan alat peminjam /
kelompok peminjam harus mengganti / memperbaiki alat tersebut.
5. Setiap praktikan bertanggung jawab dan berkewajiban untuk menjaga kebersihan alat-alat
dan ruang laboratorium.
6. Praktikan harus mempersiapkan diri atas keperluan untuk praktikum sebelum masuk
laboratorium (misalnya teori-teori yang mendukung kegiatan yang dilakukan, lembar data,
bahan yang tidak tersedia di laboratorium) .
7. Setiap kali praktikum selesai, tiap praktikan harus membuat laporan sementara berupa: hasil
pengamatan, daftar alat yang digunakan lengkap dengan spesifikasinya, diagram rangkaian
dsb. Laporan ini harus disahkan oleh asisten.
8. Berdasarkan laporan sementara pada butir tujuh, tiap praktikan wajib membuat laporan
resmi dengan ketentuan:
a. Halaman pertama ditulis pada kertas yang disediakan oleh laboratorium.
b. Halaman berikutnya pada kertas folio bergaris atau polos.
c. Laporan resmi berisi:
1. Tujuan kegiatan/praktikum.
2. Daftar alat-alat yang digunakan lengkap dengan spesifikasinnya.
3. Teori yang mendukung kegiatan guna mencapai tujuan.
4. Jalannya percobaan/kegiatan.
5. Perhitungan: hasil-hasil perhitungan / pengukuran dibuat dalam bentuk tabel.
6. Kesimpulan dan jawaban pertanyaan. Bila adagrafik maka grafik tersebut dibuat
pada kertas milimeter.
d. Laporan resmi ini diserahkan paling lambat sebelum praktikum berikutnya.
Demikian peraturan dan tata tertib ini dikeluarkan untuk diperhatikan dan ditaati.
Pelanggaran terhadap peraturan dan tata tertib ini dapat dikenakan sanksi.
Tim Penulis

4
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
CONTOH COVER
Kode laporan (LP / LA)

JUDUL PERCOBAAN
……………………………………………………………………………………………

Nama : ……………………………
No Induk Mahasiswa : ……………………………
Jurusan : ……………………………
Hari / Jam : ……………………………
Tgl Percobaan : ……………………………

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR HAMKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
LABORATORIUM FISIKA DASAR
JAKARTA
2019

5
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
CARA BUAT LAPORAN PRATIKUM

Untuk setiap jenis percobaan, seorang pratikan diwajibkan untuk membuat dua
macam laporan pratikum, yang terdiri dari :
a. Laporan Pendahuluan (LP), yaitu laporan yang dibuat sebelum melakukan percobaan.
Pada tahap ini juga diadakan kuis yang dilaksanakan secara lisan (interview), dengan
maksud untuk mengetahui kesiapan pratikan dalam memahami jenis percobaan yang akan
dilakukan.
b. Laporan Lengkap (LL), yaitu laporan hasil percobaan yang telah dilakukannya. Pada
tahap ini diharapkan pratikan dapat menganalisa hasil pengamatan atau pengukuran yang
di dapat selama melakukan percobaan.

Baik laporan pendahuluan maupun laporan lengkap ditulis tangan dengan menggunakan
tinta berwarna hitam pada kertas polio. Isi masing-masing laporan adalah:
a. Laporan Pendahuluan (LP), berisi:
1) Tujuan: menerangkan secara singkat dan jelas apa tujuan dari percobaan yang akan
kita lakukan.
2) Teori: uraian singkat dan lengkap tentang teori percobaan.
3) Peralatan: alat-alat yang digunakan dalam melakukan percobaan.
4) Jalannya percobaan: menjelaskan langkah-langkah yang akan di lakukan dalam
melakukan percobaan.
5) Tugas perndahuluan (jika ada): pertanyaan yang wajib dijawab/dikerjakan sebelum
melakukan percobaan.
b. Laporan Lengkap (LL), berisi:
1) Tujuan: menerangkan secara singkat dan jelas apa tujuan dari percobaan itu.
2) Teori: uraian singkat dan lengkap tentang teori percobaan.
3) Peralatan: alat-alat yang digunakan dalam melakukan percobaan.
4) Jalannya percobaan: menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan
percobaan.
5) Data percabaan: hasil pengamatan atau pengukuran yang didapat selama melakukan
percobaan.
6) Pengolahan data: perhitungan dengan teori kesalahan / ketidakpastian (disesuaikan
dengan pertanyaan tugas akhir), dimana hasil akhir ditulis dengan jelas dan lengkap
dengan angka berarti serta satuan yang tepat.

6
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
7) Tugas akhir: menjawab semua pertanyaan termasuk jawaban yang berkaitan dengan
hasil perhitungan pada pengolahan data (yang sifatnya hanya melaporkan saja ).
8) Kesimpulan: pembahasan secara singkat dan jelas mengenai hasil analisanya sesuai
dengan kenyataan yang didapat dari percabaan, termasuk sumber-sumber kesalahan
yang mungkin.
9) Daftar Pustaka: buku-buku yang digunakan sebagai referensi dalam pembuatan
laporan.
10) Lampiran-lampiran: Gambar alat-alat, Lembar data (asli), Grafik (jika ada) Catatan :
gambar grafik dikertas milimeter block.

7
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
PENGENALAN ALAT PENGUKURAN

Standar Kompetensi:
Menerapkan konsep besaran fisika, menulis dan menyatakan dalam sistem satuan SI dengan
baik dan benar (meliputi lambing, nilai, dan satuan).

Kompetensi Dasar:
Mengukur besaran-besaran fisika dengan alat yang sesuai dan mengolah data hasil dengan
menggunakan aturan angka penting.

Indikator:
1. Melakukan pengukuran dengan benar berkaitan dengan besaran pokok panjang,
massa, waktu, dengan pertimbangan aspek ketepatan (akurasi) dan ketelitian.
2. Mengeloh data hasil pengukuran dan menyajikannya dalam bentuk table dan grafik,
dengan menggunakan penulisan angka penting dan mampu menarik kesimpulan
tentang besaran fisis, yang diukur berdasarkan hasil yang telah disajikan dalam bentuk
grafik.

Fisika di sebut juga “ilmu pengukuran” (science of measurement). Karena, hampir


semua konsep, hukum, dan teori dalam fisika diperoleh dan dikaji ulang melalui pengukuran.
kalaupun ada konsep atau teori yang diperoleh dari hasil penelaahan matematis maka konsep
atau teori itu tentunya masih berupa dugaan atau hipotesis, yang masih harus dibuktikan
kebenarannya melalui pengukuran. dalam mempelajari dan mengembangkan fisika, juga
diperlukan kegiatan pengukuran. hal ini berarti, dapat dikatakan telah mempelajari fisika
apabila telah memiliki kemampuan mengukur dengan teliti berbagai besaran fisis.

A. Pengertian mengukur
Mengukur adalah membandingkan besaran yang diukur dengan besaran sejenis
yang ditetapkan sebagai satuan. Membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang
sejenis yang ditetapkan sebagai satuan misalnya: Panjang meja = 4 mistar (jika mistar
ditetapkan sebagai satuan), dan panjang meja = 6 pensil (jika pensil ditetapkan sebagai
satuah).
Dalam pengukuran besaran-besaran fisis itu, di-perlukan alat ukur yang kita
tentukan sebagai satuan pengukuran. Banyak alat ukur yang kita kenal memiliki garis-
garis skala. Alat seperti ini misalnya mistar ukur, busur derajat, termometer, amperemeter,

8
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
barometer, dan sebagainya. Tetapi pada masa sekarang banyak juga alat ukur yang bisa
langsung menunjukkan nilai besaran yang diukur dengan angka. Alat seperti ini disebut
alat digital, misalnya jam digital, termometer digital, amperemeter digital, dan sebagainya.

B. Alat-alat ukur
Di bawah ini, kita akan membahas kembali beberapa alat ukur yang pernah kenali
sepintas waktu di Sekolah Menengah; yaitu alat ukur panjang, alat ukur massa dan berat, alat
ukur waktu, dan alat ukur listrik.
Alat ukur listrik
Alat ukur yang biasa digunakan dalam peng-ukuran besaran-besaran listrik adalah:
amperemeter, voltmeter, meter dasar, multitester, dan osiloskop
a) Amperemeter, voltmeter, dan meter dasar
Amperemeter digunakan untuk mengukur kuat arus listrik, sedangkan voltmeter
digunakan untuk mengukur beda potensial atau tegangan listrik. Pada masa
sekarang, kedua alat tersebut sudah dirangkum dalam satu alat yang disebut
meter dasar (basic meter).
Jadi, meter dasar dapat berfungsi sebagai amperemeter atau voltmeter.

Gambar 1.11
Meter dasar (basicmeter) dapat berfungsi sebagai amperemeter (pengukur arus
listrik) dan voltmeter (pengukur tegangan listrik)

Gambar 1.11 memperlihatkan sebuah meter dasar, dengan bagian-bagian sebagai


berikut:
(a) Binding post untuk memilih batas ukur maksimum;
(b) Sakelar pemilrh fungsi (voltmeter atau amperemeter);
(c) Ground (nol);
(d) Penyetel nol;
(e) Petunjuk fungsi alat (A atau V);

9
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
(f) Skala pengukuran.
Waktu digunakan mengukur, amperemeter djrangkai seri sedangkan
voltmeter dirangkai paralel dengan rangkaian listrik yang diukur arus dan
tegangannya. perhatikan gambar 1.12

Gambar 1.12
Merangkai amperemeter dan voltmeter dalam rangkaian listrik; untuk
mengukur kuat arus, tegangan, dan hambatan dalam rangkaian itu
b) Multitester
Multitester yang sering disebut juga multimeter atau Avo-meter, adalah alat ukur
yang berfungsi sekaligus sebagai amperemeter, voltmeter, dan ohm-meter
(pengukur hambatan listrik). Di samping itu, multimeter dapat digunakan dalam
pengukuran arus listrik searah maupun arus listrik bolak-balik. Gambar 1.13
memperlihatkan multitester analog, yang menggunakan jarum penunjuk
untuk pe-nunjukan ukuran; sedangkan gambar 1.13 adalah multitester digital
yang dapat menyatakan langsung angka (nilai) besaran yang diukur.

(a) (b)

Gambar 1.13
(a)Multitester Analog, (b) Multitester digital
c) Osiloskop

10
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
Osiloskop (gambar 1.14) umumnya untuk pengukuran arus bolak-balik. Pada alat
ini terdapat layar (seperti layar pesawat TV) berukuran kecil, yang dapat
menampttkan gan arus atau tegangan bolak-balik. Dari tampilan grafik
sinusoida pada layar osiloskop ini, dapat diketahui juga besar frekuensi arus
bolak balik diukur itu.

Gambar 1.14 Osiloskop

C. Akurasi Pengukuran
Pengukuran merupakan proses yang melibatkan tiga pihak yaitu: benda yang
diukur, alat ukur, dan orang yang mengukur. karena ketidaksempurnaan dari ketiga
pihak tersebut maka dalam setiap pengukuran selalu ada kesalahan (ketidakpastiaan),
yaitu adanya perbedaan antara hasil pengukuran dengan harga yang dianggap benar.
Besar-kecilnya kesalahan ini ditentukan oleh kondisi alat ukur, kondisi benda yang
diukur, metode pengukuran, dan kecakapan si pengukur.

Ada dua aspek penting yang perlu dipertim-bangkan dalam pengukuran, yaitu
ketelitian (akurasi) dan ketepatan (presisi). Dengan memahami dua aspek ini, kita dapat
mengetahui faktor-faktor apa saja yang menimbulkan kesalahan dalam pengukuran.

1. Ketelitian (akurasi)

a. Pengertian ketelitian dan kesalahan sistematis

Ketelitian adalah persesuaian antara hasil pengukuran dengan harga


sebenarnya (ukuran sebenarnya benda yang diukur). Harga sebenarnya ini tidak
pernah diketahui, yang dapat ditentukan hanyalah harga pendekatan atau
harga yang dianggap benar. Perbedaan antara harga yang diukur dengan harga
yang dianggap,benar disebut kesalahan sistematis. Semakin kecil kesalahan,
maka pengukuran dikatakan semakin teliti atau lebih teliti.

b. Beberapa sumber kesalahan sistematis

Sebagai penyebab terjadinya kesalahan sistematis dalam pengukuran antara


lain sebagai berikut.

11
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
1) Kesalahan kalibrasl

Kesalahan ini disebut juga kesalahan mate-matis, yaitu pemberian atau


pembagian skala alat ukur yang tidak tepat. Hal ini mungkin terjadi pada
waktu pembuatan alat ukur itu .sendiri, atau mungkin karena usianya;
atau karena pengaruh suhu, kelembaban, dan faktor-faktor fisis lain.
Kesalahan ini dapat diperiksa dengan membanding-kan hasjl pengukuran
menggunakan alat ukur

tersebut dengan hasil pengukuran menggunakan alat ukur standar.


Perlakuan seperti ini disebut kalibrasl ulang (ditera ulang).

2) Kesalahan tltik nol

Bila alat ukur saat sebelum dipakai atau saat setelah dipakai tidak
menunjukkan angka nol, berarti alat ukur tersebut mengalami kesalahan
titik nol (zero error). Kesalahan penunjukan angka nol ini dapat dikoreksi
dengan mudah, yaitu dengan memutar kenop pengatur pada alat ukur itu.
Tetapi apabila tidak bisa diatur kembali ke posisi nol, maka harga kelebihan
atau kekurangan dari harga nol itu harus ditambahkan atau dikurangkan
pada setiap hasil pengukuran dengan alat itu.
3) Kesalahan mutlak dari alat ukur

Setiap alat ukur mempunyai kepekaan (sensi-tivitas) tertentu, yaitu


kemampuan alat ukur menunjukkan suatu perbedaan yang relatif kecil
dengan harga sebenarnya yang diukur. Misalnya, jangka sorong dapat
kita katakan lebih peka daripada mistar ukur, tetapi mikrometer lebih peka
lagi daripada jangka sorong dan mistar ukur. Dengan demikian, alat ukur
yang kurang peka dapat menimbulkan kesalahan yang relatif lebih besar
daripada alat ukur yang lebih peka. Kesalahan aMbat tingkat kepekaan
alat ukur disebut kesalahan mutlak dari alat ukur.

4) Kesalahan paralaks

Kesalahan paralaks adalah kesalahan pem-bacaan si pengukur akibat


posisi pengamatannya yang tidak tepat. Gambar 1.18 memperlihatkan
bagaimana membaca mistar ukur yang paling tepat dan yang tidak tepat. Perlu
diperhatikan, letak mata kita hendaknya tepat pada garis yang tegak lurus
mistar, yang ditarik dari titik yang diukur. Bila letak mata di luar garis
12
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
itu maka panjang yang terbaca akan lebih kecil atau lebih besar dari yang
sebenarnya.

Gambar 1.15
Pembacaan mistar ukur yang tidak tepat dapat menimbulkan
kesalahan paralaks

5) Kesalahan kosinus dan sinus

Apabila garis pengukuran membuat sudut 0 dengan garis yang diukur


(karena pengambilan posisi pengukuran yarig salah) maka akan terjadi
kesalahan yang disebut kesalahan kosinus (gambar 1.19). Bahkan dalam
pengukuran dengan mikrometer mungkin terjadi kesalahan kombinasi, yaitu
kesalahan kosinus dan kesalahan sinus (perhatikan gambar 1.20). Untuk
menghindari kesalahan ini maka saat kita mengukur, perhatikanlah
dengan cermat bahwa garis pengukuran harus berimpit atau sejajar
dengan garis ukuran benda yang diukur!

Gambar 1.16
Kesalahan kosinus. Ukuran benda sebenarnya adalah
L, tetapi karena salah posisi alat ukur, hasilnya menjadiM.
PadahalhargaL=Mcos 0, atauM = L/cosd

13
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020

Gambar 1.17
Kesalahan kosinus dan sinus. Seharusnya ukuran
benda sebenarnya adalah L, tetapi malah menjadi M.
Dalam hal ini L =Mcos d - d sin 6, atauL ~M-d 6 atau M » L + d 9.

6) Kesalahan karena benda yang diukur

Benda yang diukur dapat saja mengalami perubahan bentuk (deformasi)


sewaktu diukur; misalnya karena tertekan (terjepit) oleh alat ukur, atau benda
melengkung oleh beratnya sendiri karena penyimpanannya tidak tepat. Hal ini
mudah terjadi pada pengukuran benda-benda lunak atau benda-benda yang
tipis. Gambar 1.18 memper-lihatkan contoh kesalahan pengukuran akibat benda
berubah bentuk karena tekanan dari alat ukur.

Gambar 1.18
Silinder berdinding tipis berubah bentuk sewaktu
diukur. Harga sebenarnya d, tetapi terukur d'.

7) Kesaiahan karena ada gesekan


Bila pada alat ukur ada bagian-bagian yang bergesekan ketika alat itu dipakai,
lama-kelamaan bagian itu akan aus, sehingga menimbulkan kesalahan pada
hasil pengukuran. Kesalahan ini dapat agak dikurangi dengan pemeliharaan
alat ukur yang baik.

8) Kesalahan fatigue pada pegas

Fatigue pegas berarti melembeknya pegas karena usia (kelelahan zat). Alat ukur
yang memiliki pegas dan pegasnya sudah lembek, harus diganti dengan pegas

14
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
yang sesuai dan ditera kembali. Ciri khas pengukuran dengan kesalahan siste-
matis adalah hasil pengukuran menyimpang ke arah tertentu dari harga
sebenarnya; kemungkin-an menyimpang ke arah positif atau ke arah negatif.
Gambar 1.19 memperlihatkan contoh pengukuran yang menghasilkan suatu
harga yang lebih kecil daripada harga sebenarnya (Xo).

Gambar 1. 19
Kesalahan sistematis memberikan penyimpangan hanya ke satu arah saja
terhadap harga sebenarnya(X0)

2. Ketepatan (presisi)

a. Pengertian ketepatan dan kesalahan acak

Ketepatan adalah kemampuan proses pengukuran untuk menunjukkan hasil yang


sama dari pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dan identik (sama). Hasil
pengukuran selalu terpencar di sekitar harga rata-ratanya. Semakin dekat harga-harga
tersebut dengan harga rata-ratanya maka dikatakan hasil pengukuran mempunyai
ketepatan yang tinggi. Penyimpangan yang berkaitan dengan ketepatan pengukuran
disebut kesalahan acak (random error).

Andaikan kita dapat mengatasi atau meng-hilangkan semua kesalahan sistematis


yang disebut di atas, tetapi hasil pengukuran selalu menunjukkan
penyimpangan dari harga sebenarnya, hal itu disebabkan masih ada jenis kesalahan
lain yang disebut kesalahan acak.

b. Beberapa sumber kesalahan acak

Beberapa sumber yang menimbulkan kesalahan acak antara lain sebagai berikut.

1) Gerak brown molekul

Jarum alat ukur yang halus dapat terganggu penunjukannya oleh adanya gerak
yang sangat tidak teratur (gerak brown) dari molekul-molekul udara, sehingga
ketepatan penunjukan skalanya menjadi terganggu.

2) Fluktuasi tegangan llstrik

15
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
Dalam pengukuran besaran listrik, tegangan pada suatu rangkaian listrik sering
mengalami fluktuasi. Artinya, tegangan mengalami perubahan kecil yang tidak
teratur dan berlalu sangat cepat, sehingga hasil pengukuran menjadi tidak
tepat. Fluktuasi tegangan dapat terjadi, baik dari sumber listrik PLN maupun dari
sumber listrik baterai (aid).

3) Alas benda yang diukur bergetar

Alat ukur yang sangat peka dapat terganggu oleh bergetarnya alas (meja)
tempat menyimpan benda yang diukur. Sumber getarannya misalnya: getaran
mesin, getaran kendaraan berat yang me-lewati lokasi pengukuran, getaran ombak
dalam pengukuran di samudera, getaran gempa, dan lain-lain. Pengukuran
dalam kondisi seperti ini, memer-lukan penambahan alat untuk meredam
getaran.

4) Nois

Nois adalah gangguan yang sering kita temui pada alat elektronik, yaitu berupa
fluktuasi yang cepat pada penunjukan alat ukur yang disebabkan komponen-
komponen alat ukur naik suhunya. Nois dapat dikurangi dengan memakai
komponen khusus (frendingin) pada alat ukur itu.

5) Radiasi latar belakang

Alat pencacah (pengukur) radioaktif selalu terganggu oleh adanya radiasi


kosmik (radiasi yang datang dari angkasa luar). Oleh karena itu, gangguan ini harus
ikut dihitung sewaktu kita mengukur radiasi bahan radioaktif. Radiasi latar
belakang ini dapat dikurangi dengan melapisi peralatan pencacah dengan bahan
timbal yang cukup tebal.

Dari uraian di atas, jelaslah bahwa kesalahan acak ini bersumber pada gejala-
gejala yang tidak dapat kita cegah sepenuhnya karena pengaturan dan
pengontrolannya sering di luar kemampuan kita. Ciri khas adanya kesalahan
acak ini yaitu memberikan hasil pengukuran yang terpencar agak ke kiri dan ke
kanan dari harga

sebenarnya, seperti ditunjukkan gambar 1.20.

16
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020

Gambar1.20
Kesalahan acak memberikan hasil pengukuran yang terpencar agak ke kiri dan ke kanan

TEORI KESALAHAN

Dalam melakukan percobaan yang di dasarkan pada sejumlah pengukuran selalu di


berlakukan teori kesalahan. Hal ini di dasarkan pada suatu keyakinan bahwa setiap
pengukuran selalu di hinggapi kesalahan. Ada tiga jenis pengukuran, yaitu :
a. Kesalahan bersistem, seperti kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan
komponen alat, gesekan antar bagian di dalam suatu alat, kesalahan paralak, dan
kesalahan akibat perbedaan saat bekerja dan keadaan saat alat di kalibrasi.
b. Kesalahan acak, seperti kesalahan akibat gerak Brown, fluktuasi pada tegangan
listrik, landasan yang bergetar dan lain sebagainya.
c. Kesalahan pengamat, di akibatkan karena kurang terampilnya pemakai alat terutama
pada peralatan modern yang rumit pemakainya.
Sumber-sumber kesalahan tersebut wajib kita ketahui dan kita wajib untuk menghilang-
kannya, tetapi nyata bahwa tidak semua kesalahan dapat di hilangkan. Ini adalah suatu fakta
yang harus kita terima.

1. Kesalahan Pengukuran.
Hasil dari suatu pengukuran pada umumnya di sajikan dalam bentuk x = xo  x.
Dengannya kita dapat mengetahui kesalahan x pada hasil pengukuran yang kita peroleh.
Hasil pengukuran yang di wakili oleh x tidak dapat di harapkan tepat sama dengan nilai benar

17
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
xo. Tetapi selama xo terdapat di dalam interval x - x dan x + x, percobaan kita sungguh
mempunyai arti dan dapat di pertanggung jawabkan. Di sini x di sebut dengan salah mutlak.
a. Pengukuran tunggal, yaitu pengukuran suatu besaran yang di lakukan cukup hanya
satu kali saja atau beberapa kali hasilnya tetap sama, oleh karena pengukuran yang kita
lakukan tidak menghasilkan nilai yang berbeda. Hasil pengukuran tunggal di sajikan
dalam bentuk : x = x1  x

di mana : x1 = hasil dari pengukuran tunggal


x = salah mutlak = ½ skala pengukuran terkecil (spt)
b. Pengukuran berulang, yaitu pengukuran suatu besaran yang apabila di lakukan berulang
kali hasilnya berbeda-beda. Misalkan hasil epngukuran dari suatu populasi x adalah x 1, x2,
x3, … ,xn , maka nilai yang terbaik mewakili data tersebut adalah nilai rata-rata, yaitu :

X  x x x
1 2 3
 x  x
n i

n n
dan salah mutlak x adalah simpangan baku nilai rata-rata, yaitu :

x 
n  x1   x1
2
  2

n  n 1
2

Sedangkan hasil pengukurannya di sajikan dalam bentuk :


x  x  x

X  nilai rata  rata sampel


di mana :   simpangan baku rataan sampel
n  jumlah populasi (data)

c. Kesalahan relatif

Untuk menyatakan kesalahan pengukuran suatu besaran adalah dengan kesalahan


relatifnya yaitu x/x (tidak berdimensi), dan seringkali di nyatakan dalam %, yaitu
dengan cara mengalikan harga x/x dengan 100%. Kesalahan relatif selalu di hubungkan
dengan ketelitian pengukuran, makin kecil kesalahan relatif berarti makin tinggi ketelitian
pengukuran tersebut.

2. Angka Berarti

18
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
Ketelitian pengukuran dapat pula di nyatakan dengan memperhatikan banyaknya
angka yang di pakai. Angka-angka ini di sebut dengan angka berarti atau angka signifikan.
Sebagai contoh : 26,73 m mempunyai 4 angka berarti
8,50 gr mempunyai 3 angka berarti
0,70 cm mempunyai 2 angka berarti
Dalam menyajikan hasil pengukuran, banyaknya angka berarti yang di gunakan berkaitan
dengan besarnya kesalahan relatif pengukuran tersebut. Makin kecil kesalahan relatif
pengukuran, maka makin besar jumlah angka berarti yang boelh di ikut sertakan. Dalam hal
ini kita dapat berpegang pada aturan praktis sebagai berikut :
- Kesalahan sekitar 10% memberi hak atas dua angka berarti
- Kesalahan 1% memberi hak atas tiga angka berarti
- Kesalahan 0,1% memberi hak atas empat angka berarti
- Kesalahan 0,01% memberi hak atas lima angka berarti
3. Perambatan Kesalahan
Banyak besaran fisis yang tidak dapat di tentukan dengan pengukuran secara
langsung, tetapi merupakan fungsi dari besaran-besaran lain yang dapat di ukur langsung.
Misalnya untuk mengetahui harga z harus di ukur terlebih dahulu besaran x dan y, maka di
sini z = z(x,y). Tentunya besarnya kesalahan z di pengaruhi oleh kesalahan-kesalahan x
dan y, dan di katakan sebagai kesalahan akibat perambatan.
Contoh sederhana : mengetahui massa air dalam kalorimeter, mengetahui pertambahan
panjang dari pemuaian suatu logam, dan lain sebagainya.
a. Fungsi satu variabel

Misalkan besaran z hanya bergantung pada satu besaran lain yang mana merupakan
hasil pengukuran, sebut besaran itu adalah x, sehingga dapat di tulis z = z(x).
Untuk fungsi tersebut ada dua kasus, yaitu :
1. Jika besaran x merupakan hasil pengukuran tunggal, maka :
dz
z  x
dx

2. Jika besaran x merupakan hasil pengukuran berulang, maka :


2
 dz 
 dx   x 
2
z 

19
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
b. Fungsi dua variable atau lebih.

Misalkan besaran w bergantung pada besaran lain yang lebih dari satu yang mana
besaran-besaran tersebut merupakan hasil pengukuran, sebut besaran-
besaran tersebut adalah x, y dan z, sehingga dapat di tulis w = w(x, y, z).
Untuk fungsi tersebut dapat di bagi menjadi tiga kasus, yaitu :
1. Jika besaran x, y dan z adalah hasil pengukuran tunggal atau x, y dan z
kesemuanya merupakan ½ spt, maka :

w w w
w  x  y  z
x y z

2. Jika besaran x, y dan z adalah hasil pengukuran berulang atau x, y dan z
kesemuanya merupakan simpangan baku nilai rata-rata sample, maka :
2 2
 w 
2
 w   w 
w 
 x   x 
2

 y   y   z   z 
2 2

 
3. Jika besaran x, y dan z merupakan kombinasi antara hasil pengukuran tunggal dan
berulang, maka kesalahan dalam bentuk ½ spt dapat di rubah menjadi simpangan baku
dengan cara mengalikannya dengan 2/3, kemudian w di hitung dengan cara seperti
nomor 2
4. Perbandingan Terhadap Literatur.
Untuk mengetahui apakah percobaan yang kita lakukan sudah benar atau belum (minimal
mendekati kebenaran), perlu di lakukan perbandingan antara hasil akhir yang di peroleh dari
percobaan dengan harga literaturnya. Hasil perbandingan ini merupakan suatu kesalahan
terhadap literatur yang biasa di nyatakan dalam %. Cara perhitungannya yaitu:

Kesalahan terhadap literatur =


x xi1 perc .
x 100%  %
x 1i1

Makin kecil prosentase kesalahannya, maka semakin baik. Hal ini menunjukkan bahwa
percobaan yang kita lakukan sudah mendekati kebenaran.

5. Pembuatan Grafik.
Selain dengan cara analitik seperti di atas, untuk membuktikan suatu rumus maupun
perhitungan suatu konstanta (koefisien) dalam rumus, dapat juga di tentukan secara grafik.
20
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
Dengan cara ini kita dapat pula melihat hubungan antara variabel yang satu dengan variabel
lainnya. Untuk keperluan tersebut di gunakan grafik yang paling sederhana, yaitu grafik yang
berbentuk linier dan memiliki persamaan :
y = m1x + n1
dimana: m1 = slope (gradien)
n1 = untercept

Untuk mencari harga n1 dan n1 kita gunakan persamaan :

N  xi y i   x  y i
mi  i i

N  xi   x i
2
  2

N  xi  y   x  x y 
2
i i
ni  i i

N  x    xi 
2 2
i

di mana N adalah jumlah data, sedangkan grafiknya seperti yang terlihat pada gambar berikut
ini.

Catatan : Grafik di gambar pada kertas millimeter block

21
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
PERCOBAAN I; BANDUL
I. Tujuan
Menentukan percepatan gravitasi dengan menggunakan sistem bandul sederhana.

II. Alat – alat

1. Dasar Statip
2. Kaki Statip
3. Batang Statip 250 mm dan 500 mm
4. Bola bandul
5. Benang/tali nilon
6. Stopwatch
7. Mistar

III.Teori

Bandul adalah benda yang terikat pada sebuah tali dan dapat berayun secara bebas
dan periodik. Perioda ayunan sebuah bandul ditentukan oleh panjang bandul, kekuatan

gravitasi dan amplitudo (lebar ayunan). Periode tidak tergantung kepada massa bandul.

Jika amplitudo terbatas oleh ayunan yang kecil, periode T bandul sederhana, waktu yang
diperlukan untuk satu siklus lengkap adalah

Dimana adalah perioda ayunan bandul, panjang tali. Percepatan gravitasi dapat

dinyatakan oleh

IV. Jalannya Percobaan

1. Susunan percobaan seperti pada gambar.

22
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020

Gambar 3.1 Bandul sederhana


2. Beri simpangan pada bandul sebesar 2 cm dari titik kesetimbangan
3. Lepaskan bandul dan hitung waktu yang dibutuhkan untuk 10 ayunan.
4. Lakukan percobaan untuk beberapa kali dengan simpangan yang sama
5. Ulangi percobaan 1 s/d 4 untuk simpangan sebesar 3 cm dari titik
kesetimbangannya.

V. Buku Acuan

Serway, R. “Physics for scientist & Engineers With Modern Physics” , James Madison,
University Harrison burg, Virginia, 1989 Bab 28.
Resnick & Haliday, “ Fisika Jilid 2 ” (terjemahan) Bab 32

23
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
PERCOBAAN II; KOEFISIEN GAYA GESEK

I. Tujuan
Menentukan koefisien gesek statis dan kinetik pada gerak translasi.

II. Alat-alat
1. Bidang miring
2. Balok kayu
3. Silinder logam
4. Mistar (meteran)
5. Tali
6. Piring beban
7. Timbangan / neraca analitis
III.Teori
Benda yang bergerak diatas suatu permukaan akan mendapat gaya gesekan. Besarnya
gaya gesekan tergantung pada koefisien geek antara benda dengan bidang gaya normal. Arah
gaya geekan selalu berlawanan dengan arah benda.
f=μ.N
Gambar

Koefisien gaya gesek adalah perbandingan antara gaya gesekan dan gaya normal. Besar
koefisien gesek menunjukkan tingkat kekasaran bidang. Koefisien gesekan terbagi:
1. Koefisien gesekan statik (μs) adalah gaya geekan pada saat benda belum bergerak μ s =
m2/m1
2. Koefisien gesekan kinetik (μk) adalah gaya gesekan pada saat benda akan bergerak μk
= f/N

24
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
Dimana: F = m.a
Dan Jika sebuah benda mengalami gaya, maka pada benda itu dapat terjadi perubahan
gerak, misalnya yang semula diam menjadi bergerak atau yang semula bergerak
perlahan menjadi semakin cepat atau berhenti tergantung pada macam gaya yang
bekerja padanya.

IV. Jalannya Percobaan


1. Menyusun alat seperti pada gambar.
2. Menimbang massa balok dengan katrol dengan menggunakan neraca atau
timbangan.
3. Meletakkan balok kayu (m1) diatas bidang datar.
4. Menghubungkan balok dengan katrol menggunakan tali kemudian pada ujung tali
digantungkan piringan beban.
5. Mengatur sudut yang dibentuk antara idang miring dengan permukaan bidang datar
sesuai dengan yang dibutuhkan (00, 50, 100, 150).
6. Meletakkan beban (m2) pada piringan beban ampai balok kayu bergerak.
7. Mencatat massa beban yang dapat menggerakkan sistem hingga mendapat 5 nilai
data untuk setiap masing-masing sudut.
8. Ulangi seperti langkah pada butir 6 untuk sudut yang berbeda.

V. Tugas Pendahuluan
Apa yang mempengaruhi koefisien gesek statik dan koefisien gesek kinetik.

VI. Tugas Akhir


1. Tentukan nilai a
2. Buatlah grafik hubungan antara a dan sin pada percobaan dan bandingkan dengan
teori
3. Tentukkan (μs)
4. Amati jika anda menjatuhkan sebuah pensil dan selembar kertas. Bahaslah
mengenai percepatan dan gaya yang dialami bila masanya sama dan bila masanya
berbeda.

25
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
VII. Buku Acuan
Serway, R. “Physics for scientist & Engineers With Modern Physics” , James Madison
University Harrison burg, Virginia, 1989 Bab 28.
Resnick & Haliday, “ Fisika Jilid 2 ”

-----------ire------------

26
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
PERCOBAAN III; MENENTUKAN KECEPATAN DAN PERCEPATAN

I. Tujuan
1. Menghitung kecepatan dan percepatan
2. Mengerti tentang grafik hubungan jarak perpindahan sebuah benda dengan waktu

II. Alat-Alat
1. Sebuah dynamik kart (balok kayu yang permukaannya licin)
2. Dua buah katrol kecil
3. StopWacth
4. Mistar
5. Meja praktikum
6. Benang secukupnya
7. Piring neraca,anak timbangan,beban secukupnya

III.Teori
Kecepatan adalah laju perubahan posisi ( r ) terhadap selang waktu ( t ) yang didefinisi

dengan
r
Rumus v  ……………………………………………………………………… (1)
t
Kecepatan dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Kecepatan rata-rata  v  adalah perubahan posisi /kedudukan r yang ditempuh
dalam selang waktu t
r r2  r1
v 
t t 2  t1

x i  y i x i y i
v  
t t t

27
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
v  vxi  v yi Vektor kecepatan rata-rata (nilai 2 arah)

vy
Arah kecepatan (  ) tg 
vx

Kecepatan sesaat (v) adalah besar kecepatan rata-rata (v) yang ditempuh dalam selang waktu

r
t mendekati nol v 
t

Percepatan adalah laju perubahan kecepatan  v  terhadap waktu ( t ) terhadap waktu t

v v 2  v1
a 
t t 2  t1

v 2 x i  v 2 y j    v1 x i  v1 y j  vxi  v y y j
vektor percepatan a  
t t

a  ax i  ay j

IV. Jalannya Percobaan

1. Susunlah alat seperti pada gambar yang terlihat pada alat dan bahan

2. Berilah tanda pada meja praktikum (jarak 50,100,150 cm) dimulai dari ujung dinamik

kart sebelum bergerak

3. Berilah anak timbangan pada piringan tergantung sedemikian hingga dinamik kart

tepat akan bergerak

4. Untuk mengerakkan dinamik kart berikan beban hingga dinamik kart bergerak

28
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020

5. Catatlah waktu yang diperlukan untuk menempuh lintasan (jarak yang telah

ditentukan diatas,masing-masing 5 kali)

6. Tambahkan anak timbangan pada piringan tergantung dari massa anak timbangan

tersebut

7. Ulangi prosedur 1-6 beberapa kali.

V. Tugas Pendahuluan
1 vt  v0
Buktikan x  v0 t  at
2 2a

VI. Jawab Pertanyaan

1. Tentukan kecepatan beserta kesalahan

2.
Tentukan percepatan beserta kesalahan

3. Buatlah grafik kecepatan dan percepatan

VII. Buku Acuan


Serway, R. “Physics for scientist & Engineers With Modern Physics” , James Madison
University Harrison burg, Virginia, 1989 Bab 28.
Resnick & Haliday, “ Fisika Jilid 2 ”

29
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020

PERCOBAAN IV; HUKUM OHM

I. Tujuan
1. Memperagakan pengukuran tegangan listrik.
1. Memperagakan pengukuran arus listrik.
2. Menentukan besar hambatan suatu penghantar.

II. Dasar Teori


Kuat arus lsitrik yang mengalir dalam suatu penghantar ( hambatan ) besarnya
sebanding dengan beda potensial (tegangan) antara ujung-ujung penghantar tersebut.
Pernyataan tersebut dapat dituliskan :
vI
Jika kesebandingan tersebut dijadikan persamaan, dapat dituliskan :
v
I  atau v  I  R ( hukum Ohm )
R
dimana I = Kuat arus yang mengalir dalam penghantar ( Ampere )
R = Tahanan atau hambatan ( Ohm )
V = Beda potensial ( tegangan ) kedua ujung penghantar ( Volt )

III.Alat dan Bahan


1. Catu Daya
2. Volt meter
3. Amperemeter
4. Resistor
5. Lampu
6. Kabel pengubung
7. Panel hambatan ( PCB )
IV. Prosedur Percobaan
Arus tetap
1. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini setelah itu mintalah persetujuan
asisten untuk menyalakan catu daya

30
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020

PCB

Gambar 1.1 Rangkaian Percobaan Hukum Ohm

2. Setelah diperiksa, aturlah saklar dalam posisi terhubung ( ON )


3. Atur ujung Voltmeter pada hambatan dengan nilai tertentu ( R1) dan catatlah besarnya
arus dan tegangan.
4. Pada resistor yang sama Anda ulangi untuk Voltase yang berbeda-beda.
5. Ulangi langkah 2-4 dengan mengganti resistor (R2).
6. Ulangi hingga 5 variasi Hambatan.

V. Tugas Akhir

1. Buatlah grafik hubungan antara kuat arus ( sebagai absis ) dan tegangan ( sebagai
ordinat ) dari data yang telah anda peroleh.
2. Tentukan besarnya hambatan berdasarkan percobaan yang telah anda lakukan beserta
rambatan kesalahannya.
3. Tentukan niali hambatan berdasarkan hukum Ohm.
4. Bandingkan nilai hambatan hasil perhitungan dari grafik, berdasarkan Hukum Ohm
dan pengukuran langsung. Lakukan pembahasan dan Ambil kesimpulan.

31
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020

PERCOBAAN V; GAYA LORENTZ

I. Tujuan Percobaan
1. Mengamati adanya gaya lorentz pada penghantar kawat lurus disekitar medan magnet.
2. Menentukan arah gaya lorentz dengan kaidah tangan kanan
3. Menghitung besarnya gara lorentz
4. Menghitung besarnya hambatan pada kawat yang dialiri arus listrik

II. Alat – alat


1. Sumber arus (baterai/power supply)
2. Kawat kumparan
3. Switch on/off
4. Sepasang magnet batang
5. Kabel penghubung
6. Amperemeter
7. Papan penampang

III.Teori
Gaya lorentz adalah gaya yang terjadi akibat interaksi medan magnetis dengan arus
listrik atau medan listrik yang bergerak. Gaya Lorentz juga biasa disebut sebagai gaya
magnetic. Gaya ini biasa terjadi pada penghantar berarus yang terletak didalam medan
magnet, muatan listrik yang bergerak didalam medan magnet, atau dua buah penghantar
yang dialiri arus listrik.
Jika sebuah penghantar dialiri oleh arus listrik terletak didalam medan magnet,
maka penghantar tersebut bergerak karena pengaruh suatu gaya yang bekerja padanya.
Arah gaya Lorentz yang terjadi pada penghantar dapat ditentukan dengan aturan
penarikan gabus/sekrup, aturan tangan kiri, aturan tangan kanan.
Aturan tangan kanan menyatakan :
“Bila tangan kanan dibuka dengan ibu jari menunjukan arah arus (i) dan keempat jari

32
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020

lain yang dirapatkan menunjukan arah medan magnet (B), maka arah keluar dari telapak
tangan menunjukan arah gaya Lorentz”
Besar gaya Lorentz secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
F = B i L sin α
Dimana :
F = Gaya Lorentz (N)
B = Induksi magnetic (T)
i = kuat arus listrik (A)
L = panjang kawat penghantar (m)
α = Sudut yang dibentuk oleh L dan B
Kuat kawat lurus berarus , diketahui :

B=
 0
.i
2a
Dimana, :
B = Induksi magnetic (T)
µ0 = Permeabilitas hampa (4π.10-7 Wb/A.m)
i = Kuat arus liatrik (A)
a = Jarak dari kawat berarus ke magnet
penerapan gaya magnetic yaitu pada motor listrik dan multimeter, antar lain pada
penghantar berbentuk gelung, galvanometer, dan motor listrik.

IV. Prosedur Percobaan


1. Menyusun alat seperti pada gambar !

33
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020

2. Mengaliri kawat penghantar dengan arus listrik dari sumber arus atau
tegangan (baterai/ power supply) dengan besar tengan tertentu!
3. Mengamati arah dari gaya Lorentz yang terjadi !
4. Menentukan jarak magnet dari kawat berarus !
5. Mencatat besar arus listrik yang mengaliri yang ditunjukkan ampremeter
lakukan hingga beberapa kali!
6. Mengulangi langkah diatas untuk arah arus listrik dan besar tegangan
yangberbeda!

V. Tugas Pendahuluan
1. Apakah pengaruh kuat arus dan kuat medan magnet terhadap gaya magnetik?
1. Jelaskan cara menentukan arah gaya Lorentz dengan menggunakan aturan kaidah
tangan kanan !
2. Jelaskan secara singkat prinsip kerja sebuah galvanometer !
3. Setiap kawat berarus yang diletakkan dalam medan magnetic selalu mengalami
gaya Lorentz. Benarkah pernyataan ini ? jelaskan!

VI. Tugas Akhir


1. Berdasarkan percobaan yang telah anda lakukan, tentukan besarnya B beserta
rambatan kesalahannya!
2. Tentukan besarnya F beserta rambatan kesalahannya!
3. Buatlah grafik antara I dengan B pada masing-masing percobaan!

34
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
PERCOBAAN VI; RANGKAIAN KAPASITOR

I. Tujuan Percobaan
a. Mempelajari besar kapasitas, tegangan dan muatan pada rangkaian kapasitor yang
disusun secara seri dan parallel.

II. Alat dan Bahan


1. Meter dasar
2. Kabel penghubung
3. Papan rangkaian
4. Jembatan penghubung
5. Sakelar 1 kutub
6. Kapasitor 470 µF
7. Kapasitor 1000 µF
8. Catu daya

III.Dasar Teori
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik.

 Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh
suatu bahan dielektrik.
 Bahan dielektrik adalah bahan isolator yang diselipkan diantara keping kapasitor.
Bahan-bahan dielektrik yang umum digunakan misalnya udara vakum, keramik,
gelas dan lainlain.
 Lambang kapasitor dalam rangkaian:

Kapasitansi didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat


menampung muatan elektron untuk level tegangan tertentu. Dengan rumus dapat
ditulis:
Q
C
V

35
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
Q = muatan elektron dalam C (coulombs)
C = nilai kapasitansi dalam F (farads)
V = besar tegangan dalam V (volt)
a. Rangakaian Seri

 Muatan masing‐masing kapasitor sama


 Tegangan masing‐masing kapasitor berbeda
Vi  q  Ci
1 1 1 1
   
Ctot C1 C2 Cn
b. Rangakaian Paralel

 Tegangan masing masing masing‐kapasitor sama


 Muatan masing‐masing kapasitor berbeda
qi  Ci  V
Ctot  C1  C2    Cn
IV. Prosedur Percobaan

Gambar 1. Rangkaian Parallel Gambar 2. Rangakaian Seri

36
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020

1. Persiapkan peralatan/komponen sesuai dengan daftar alat/bahan


2. buat rangkaian seperti gambar
3. Hubungan catu daya ke sumber tegangan (catu daya masih dalam keadaan off)
 Sakelar dalam posisi terbuka (posisi 0)
 Meter dasar berfungsi sebagai voltmeter dengan batas ukur 10 Volt DC
 sumber tegangan pada posisi 3 Volt DC.
4. Periksa kembali rangkaian
5. Tutup sakelar S (posisi 1) dan setelah beberapa saat buka kembali sakelar S
(posisi 0)
6. Baca tegangan kapasitor C1 misalnya V1 san catat hasilnya ke dalam tabel pada
hasil pengamatan.
7. Pindahkan meter dasar ke titik B dan D, setelah itu ulangi langkah 5 dan baca
tegangan kapasitor C2 misalnya V2, catat hasilnya.
8. Pindahkan meter dasar ke titik A dan D, ulangi langkah 5 kemudian baca tegangan
rangkaian kapasitor misalnya Vtotal
9. ulangi langkah 5 s/d 8 untuk tegangan yang berbeda.

V. Tugas Akhir
1. Tuliskan persamaan hubungan kapsitas gabungan dengan kapasitas masing-
masing kapasitor, muatan gabungan dengan muatan masing-masing kapasitor.

37
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
PERCOBAAN VII; KONDUKTIFITAS THERMAL

I. Tujuan

1. Mengukur konduktivitas termal beberapa material yang berbeda


2. Menentukan tipe material sampel yang digunakan apakah konduktor atau isolator.

II. Alat-alat
Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pengukuran dapat diperhatikan pada gambar 1.

No. Nama Peralatan Jumlah

1 Stand with insulating pad 1

2 Generator uap 1

3 Tabung 1 1

4 Tabung 2 1

5 Material berbeda 1 set

6 Termometer 1

7 Jangka sorong 1

8 Stopwatch 1

III. Teori

38
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
Konduksi termal adalah suatu fenomena transport di mana perbedaan temperatur
menyebabkan transfer energi termal dari satu daerah benda panas ke daerah yang lain dari
benda yang sama pada temperatur yang lebih rendah. Panas yang ditransfer dari suatu titik
ke titik yang lain melalui salah satu dari tiga metoda yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
Bila panas yang di transfer tidak diikuti dengan perpindahan massa dari benda disebut dengan
peristiwa konduksi.
Penyelidikan terhadap konduktivitas termal adalah untuk menyelidiki laju dari
konduksi termal melalui beberapa material. Jumlah panas yang dikonduksikan melalui
material persatuan waktu dilukiskan oleh persamaan:

Q T
 kA
t x
Dalam kasus perubahan temperatur sebagai akibat perubahan posisi yang sangat kecil
di mana Δx → 0, maka berlaku:
dT (T2  T1 )

dx x
Bila garis dari aliran panas adalah parallel , maka gradien temperatur pada setiap
penampang adalah sama. Untuk kondisi ini jumlah panas yang dikonduksikan persatuan
waktu dapat dituliskan dalam bentuk :
Q (T  T )
 kA 2 1
t h
Dalam penampang ∆Q = energi panas total yang dikonduksikan , A= luas dimana
konduksi mengambil tempat, ∆T = perbedaan temperatur dua sisi dari material, ∆t = waktu
selama konduksi terjadi , h= ketebalan dari material dan k= konduktivitas termal dari
material.
Koefisien konduktivitas termal k didefinisikan sebagai laju panas pada suatu benda dengan
suatu gradien temperatur. Nilai konduktivitas termal penting untuk menentukan jenis dari
penghantar yaitu konduksi panas yang baik (good conductor) dan penghantar panas yang
tidak baik(good insulator). Karena itu nilai dari konduktivitas termal menjadi penting untuk
dibahas. Nilai konduktivitas termal suatu material dapat ditentukan melalui pengukuran tak
langsung. Dengan melakukan pengukuran secara langsung terhadap beberapa besaran lain,
maka nilai konduktivitas termal secara umum dapat ditentukan melalui persamaan:
Qh
K
AT t
Dalam teknik pengukuran konduktivitas termal, suatu plat material yang akan diuji di
jepitkan di antara satu ruang uap (stem chamber) dengan mempertahankan temperatur
konstan sekitar 100 ℃ dan satu blok es yang di pertahankan pada temperatur konstan 0 ℃ .

39
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
Berarti perbedaan temperatur di antara dua permukaan dari material adalah 100 ℃ . Panas
yang di transfer diukur dengan mengumpulkan air yang berasal dari es yang melebur . Es
melebur pada suatu laju 1 gram per 80 kalori dari aliran panas (panas laten untuk peleburan
es). Karena itu konduktivitas termal dari suatu material dapat ditentukan menggunakan
persamaan:
M es kin
K
AT t
Dalam system CGS kalor lebur es adalah 80 kal/gram(Tim eksperimen fisika,2009).
Konduktivitas termal
Konduktivitas termal adalah suatu fenomena transport dimana perbedaan temperatur
menyebabkan transfer energi termal dari suatu daerah benda panas ke daerah yang lain dari
benda yang sama pada temperatur rendah. Panas yang di transfer dari satu titik ke titik lain
melalui salah satu dari tiga metoda yaitu konduksi, konveksi dan radiasi.
 Konduksi: atom-atom hanya bergetar acak di tempat , sambil saling bertumbukan .
 Konveksi: atom-atom pindah tempat sambil membawa energy kinetic / energy getar
acak.
 Radiasi: atom-atom bergetar , menghasilkan gelombang elektromagnetik yang
membawa energipotensial listrik magnet.
Konduksi
Yang menunjukan suatu batang logam yang pada keadaan kontak termal dengan
sebuah reservoir panas(tandon kalor) dan sebuah reservoir dingin, suhu reservoir panas
adalah Tpanas , sedangkan suhu reservoir dingin Tdingin. Batang logam dibalut dengan
bahan yang tidak bisa menghantarkan panas(isolator).
Molekul-molekul pada reservoir panas memiliki energy yang lebih besar , yang
kemudian dipindahkan melalui tumbukan kepada atom-atom pada ujung batang logam hingga
bersingungan Atom-atom pada batang logam kemudian mentransfer energi kepada
atomatom disebelahnya. Proses ini terus berlanjut , hingga akhirnya energi kalor berpindah ke
reservoir dingin, dan baru berhenti setelah mencapai kesetimbangan termal Perpindahan kalor
dengan cara seperti ini disebut konduksi . Jadi konduksi adalah perpindahan kalor melalui
sesuatu benda akibat interaksi molekuler. Kelajuan kalor berpindah secara konduksi ternyata
sebanding dengan luas penampang batang atau medianya, selisih suhu antara kedua
benda(kedua reservoir misalnya), dan berbanding terbalik dengan panjang bidang batang.

40
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
Terdapat konduktivitas termal menyatakan kemampuan bahan menghantarkan kalor.(Hasra,
Amran:2008)
Konduktivitas termal berbagai bahan pada 0 ℃

Energi termal dihantarkan dalam zat padat menurut salah satu dari dua modus berikut
: melalui getaran kisi (lattice vibration) atau dengan angkutan melalui elektron bebas. Dalam
konduktor listrik yang baik, diman terdapat elektron bebas yang bergerak di dalam stuktur
kisi bahan –bahan , maka elektron di samping dapat mengangkut muatan muatan listrik,
dapat pula membawa energy termal dari daerah bersuhu tinggi ke daerah bersuhu rendah,
sebagaimana halnya dalam gas. Bahkan elektron ini sering di sebut gas elektron (electron
gas). Energi dapat pula berpindah sebagai energi getaran dalam stuktur kisi bahan. Namun ,
pada umumnya perpindahan energi melalui gataran ini tidaklah sebanyak dengan cara
angkutan elektron. Karena itu, penghantar listrik yang baik selalu merupakan penghantar
kalor yang baik pula, seperti halnay tembaga, alumunium dan perak. Sebaliknya isolator
listrik yang baik merupakan isolator kalor pula. Konduktivitas termal beberapa zat padat
tertentu.
Konduktivitas termal berbagai bahan isolator juga diberikan dalam table.Sebagai
contoh, nilai untuk wol kaca(glass wol) ialah 0.038W/m ℃ dan untuk kaca jendela 0.78 W/m
℃ . Pada suhu tinggi , perpindahan energy pada bahan isolator berlangsung dalam beberapa
cara:konduksi melalui bahan berongga atau padat, konduksi melalui udara yang terkurung
dalam rongga –rongga dan jika suhu cukup tinggi melalui radiasi.(j.P. Holman,1993:6-10).

41
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020

IV. Jalannya Percobaan


1. Mengisi benjana es dengan air lalu bekukan dalam freezer . Pekerjaan ini dilakukan
sebelum pelaksanaan kegiatan pratikum.
2. Mengukur ketebalan dari setiap material sampel yang digunakan dalam pratikum(h).
3. Memasang material sampel pada tabung ruang uap seperti yang ditunjukan pada
gambar 2
4. Mengukur diameter dari bloke s dan nilai ini dilambangkan dengan d1. Tempatkan es
tersebut di atas sampel.
5. Membiarkan es berada di atas sampel selama beberapa menit sehingga es mulai
melebur dan terjadi kontak penuh antara es dengan permukaan material sampel.
6. Mentukan massa dari tabung kecil yang digunakan untuk menampung es yang
melebur(Mt).
7. Mengumpulkan es yang melebur dalam tabung untuk suatu waktu pengukuran t a
Misalnya sekitar 3 menit, lakukan untuk 3 kali pengukuran.
8. Menentukan massa dari tabung yang berisi es yang melebur tadi(Mta)
9. Menentukan massa es yang melebur (Ma) dengan cara mengurangi Mta dengan Mt
10. Mengalirkan uap ke dalam ruang uap .biarkan uap mengalir untuk beberapa menit
sampai temperature mencapai stabil sehingga aliran panas dalam keadaan mantap
(steady), artinya temperature pada beberapa titik tidak berubah terhadap waktu.
11. Mengosongkan tabung yang digunakan untuk mengmpulkan es yang melebur. Ulangi
langkah 6 sampai 9 tetapi pada waktu ini dengan uap dialirkan ke dalam ruang uap
dalam suatu waktu tertentu tau(missal sekitar 3 menit). Ukurlah massa es yang
melebur (Mau). Lakukan lah untuk 3 kali pengukuran.
12. Melakukanlah pengukuran ulang diameter bloke s yang dinyatakan dengan d2.
13. Melakukanlah kegiatan yang sama untuk sampel material yang lainnya.

42
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020

VII. Buku Acuan


Serway, R. “Physics for scientist & Engineers With Modern Physics” , James Madison
University Harrison burg, Virginia, 1989 Bab 28.
Resnick & Haliday, “ Fisika Jilid 2

43
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
PERCOBAAN VIII; HUKUM STEFAN BOLTZMAN (TEMPERATUR RENDAH)

I. Tujuan
1. Menyelidiki hubungan Stefan Boltzman pada temperature rendah dengan
menggunakan kubus radiasi termal

II. Alat dan Bahan


1. Sensor Radiasi
2. Millivoltmeter
3. Tabung radiasi termal
4. Ohmeter

III.Teori
Jika detector dalam sensor radiasi diopersasikan pada suhu nol mutlak (titik lebur), hal ini
akan menghasilkan tegangan yang secara langsung sebanding dengan intensitas radiasi
dari pancaran tersebut. Bagaimanapun, detector tidak berada pada suhu nol mutlak (titik
lebur) demikian juga energy radiasi termal. Menurut hukum Stefan Boltzman, radiasi
dinyatakan;

Rdet  sTdet 4
Tegangan yang dihasilkan dari sensor adalah sebanding dengan radiasi yang membentur
detector minus radiasi yang meninggalkannya. Secara metematik, sensor tegangan
sebanding dengan;

Rn et  Rrad  Rdet  s (T 4  Tdet 4 )


Asalkan kita berhatihati dalam melindungi sensor radiasi dari kubus radiasi ketika tidak
dalam mengambil pengukuran, Tdet akan mendekati temperature ruang (Trm).

IV. Langkah Kerja


1. Susun peralatan seperti gambar dibawah. Sensor radiasi secara langsung harus
menghadap pada pusat dari salah satu permukaaan kubus radiasi (permukaan hitam
atu putih). Permukaan sensor harus parallel dengan permukaan kubus.

44
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020

2. Pada saat kubus radiasi termal dalam keadaaan mati, ukur hambatan Rrm termistor
pada suhu ruang. Catat data pada table.
3. Lindungi sensor dari kubus dengan menggunakan pelindung pemancar panas, dengan
pelindung pemancar dalam keadaan terbuka menghadap kubus.
4. Nyalakan kubus radiasi dan atur daya pada tombol 10.
5. Ketika hambatan resistor menunjukkan temperature 120C di atas temperature ruang,
turunkan daya sehingga temperature berubah secaara perlahan. Baca dan catat R
pembacaan pada Ohmmeter, dan Rad pada pembacaan millivolmeter. Pembacaan
harus dilakukan secara bersamaan agar mungkin menghilangkan pelindung panas.
6. Menganti pemancar panas dan atur daya kubus di 10. Ketika kenaikan temperature
bertambah 12-15 0C, ulangi pengukuran pada tahap 5.
7. Ulangi langkah pada saat interval 12-15 0C sampai mencapai temperature maksimum.

45
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
PERCOBAAN IX; KALORIMETER

I. Tujuan
1. Mampu memahami sistem kerja kalorimeter.
2. Mampu menentukan nilai tara panas

II.Alat yang digunakan


a. Kalorimeter dilengkapi dengan kumparan pemanas dan pengaduk
b. Termometer
c. Voltmeter
d. Amperemeter
e. Gelas ukur
f. Stopwatch
g. kabel penghubung

III. Dasar Teori


Kita mengetahui bahwa arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian juga
menghasilkan panas. Pada peralatan–peralatan yang menggunakan arus listrik sebagai
sumber energinya, apabila kita aktifkan dalam jangka waktu tertentu, maka akan timbul
panas pada bagian rangkaian listrik yang merupakan tempat/pusat aktifitas arus listrik.
Kenyataan tersebut perlu dikaji lebih lanjut mengingat panas yang ditimbulkan tergantung
oleh beda potensial, arus listrik serta waktu yang diperlukan.

Kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu kalorimeter sebesar 1 0C pada air
dengan massa 1 gram disebut tetapan kalorimetri. Dalam proses ini berlaku azas Black
yaitu:
Q lepas = Q terima
Q air panas = Q air dingin + Q kalorimeter

46
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
m1 c (Tp – Tc) = m2 c (Tc – Td) + C(Tc – Td)
keterangan:
m1 = massa air panas
m2 = massa air dingin
c = kalor jenis air
C = kapasitas kalorimeter
Tp = suhu air panas
Tc = suhu air campuran
Td = suhu air dingin

Sedang hubungan kuantitatif antara kalor dan bentuk lain energi disebut
termodinamika. Termodinamika dapat didefinisikan sebagai cabang kimia yang menangani
hubungan kalor, kerja, dan bentuk lain energi dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia
dan dalam perubahan keadaan. Hukum pertama termodinamika menghubungkan perubahan
energy dalam suatu proses termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada sistem
dan jumlah kalor yang dipindahkan ke sistem. Hukum kedua termodinamika yaitu
membahas tentang reaksi spontan dan tidak spontan. Proses spontan yaitu reaksi yang
berlangsung tanpa pengaruh luar. Sedangakan reaksi tidak spontan tidak terjadi tanpa
bantuan luar.
Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa entropi dari Kristal sempurna murni pada
suhu nol mutlak ialah nol. Kristal sempurna murni pada suhu nol mutlak menunjukkan
keteraturan tertinggi yang dimungkinkan dalam sistem termodinamika. Jika suhu
ditingkatkan sedikit diatas 0 K, entropi meningkat. Entropi mutlak selalu mempunyai nilai
positif Kalor reaksi dapat diperoleh dari hubungan massa zat (m), kalor jenis zat (c) dan
perubahan suhu (ΔT), yang dinyatakan dengan persamaan berikut q = m . c . ΔT .
Keterangan :
q = jumlah kalor (Joule)
m = massa zat (gram)
Δt = perubahan suhu (takhir - tawal)
c = kalor jenis

IV. Jalannya Percobaan


1. Menyusun alat-alat percobaan seperti gambar

47
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
2. Mengisi kalorimeter dengan air suling sebanyak 100 mL dan menghitung berapa
massa air suling pada kalorimeter tersebut.
3. Mengaduk air dan mencatat suhu sebagai suhu awal T1.
4. Mencatat suhu pada saat 3 menit, 6 menit, 9 menit, 12 menit dan 15 menit, isikan
sebagi suhu T2.
5. Mengisikan data pada tabel yang tersedia.
6. Menghitung nilai Kapasitas Kalorimeter (C).
7. Menghitung ketelitian percobaan dengan literatur (1kalori = 4,2 Joule)
8. Memberikan kesimpulan dari percobaan ini.

48
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR HAMKA

LEMBAR DATA

NAMA PERCOBAAN : Bandul TGL PERCOBAAN : ..................


NAMA PRATKIAN : ........................ PARAF ASISTEN : ..................
REKAN KERJA : ........................

Keadaan Ruangan Suhu Tekanan Udara Kelembaman


Sebelum Percobaan ...................... 0 c ..........................mmHg ..........................%
Sesudah Percobaan .................... 0 c ..........................mmHg ..........................%

Data Alat :
Massa batang logam ( M 1 ) = (................  ...............)gr

Data percobaan :

No Panjang tali (cm) Jml ayunan (N) Waktu


t1 t2 t3
1 (...........  ............) (...........  ............)
2 (...........  ............) (...........  ............)
3 (...........  ............) (...........  ............)
4 (...........  ............) (...........  ............)
5 (...........  ............) (...........  ............)

Lab – Fis

49
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR HAMKA

LEMBAR DATA
NAMA PERCOBAAN : Kecep & Percep TGL PERCOBAAN : ..................
NAMA PRATKIAN : ........................ PARAF ASISTEN : ..................
REKAN KERJA : ........................

Keadaan Ruangan Suhu Tekanan Udara Kelembaman


Sebelum Percobaan ...................... 0 c ..........................mmHg ..........................%
Sesudah Percobaan .................... 0 c ..........................mmHg ..........................%

Data Percobaan

Jarak
No Percobaan Waktu (t) S1 S2 S3 v a

5
1

Lab – Fis

50
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR HAMKA

LEMBAR DATA

NAMA PERCOBAAN :Koef Gaya Gesek TGL PERCOBAAN : ..................


NAMA PRATKIAN : ........................ PARAF ASISTEN : ..................
REKAN KERJA : ........................

Keadaan Ruangan Suhu Tekanan Udara Kelembaman


Sebelum Percobaan ...................... 0 c ..........................mmHg ..........................%
Sesudah Percobaan .................... 0 c ..........................mmHg ..........................%

Lab – Fis

51
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR HAMKA

LEMBAR DATA

NAMA PERCOBAAN :Rangkaian Kapasitor TGL PERCOBAAN : ..................


NAMA PRATKIAN : ........................ PARAF ASISTEN : ..................
REKAN KERJA : ........................

Keadaan Ruangan Suhu Tekanan Udara Kelembaman


Sebelum Percobaan ...................... 0 c ..........................mmHg ..........................%
Sesudah Percobaan .................... 0 c ..........................mmHg ..........................%

C1 = 470 µF, C2 = 1000 µF


Sumber V1 (Volt) V2 (Volt) Vtotal (Volt)
Tegangan
3 volt
6 Volt
9 Volt

52
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR HAMKA

LEMBAR DATA PRAKTIKUM

NAMA PERCOBAAN : Gaya Lorentz TGL PERCOBAAN :………………………..


NAMA PRAKTIKAN : ………… PARAF ASISTEN :………………..............
REKAN KERJA : …………

==================================================================
KeadaanRuang Suhu TekananUdara Kelembaban
SebelumPercobaan ………………0c ………………..mmHg …………………..%
SesudahPercobaan ………………0c ………………..mmHg …………………..%

No. Tegangan Kuat Arus Simpangan


Sumber (V) (A) Kawat

53
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR HAMKA

LEMBAR DATA PRAKTIKUM

NAMA PERCOBAAN : Hukum Ohm TGL PERCOBAAN :………………………..


NAMA PRAKTIKAN : ………… PARAF ASISTEN :………………..............
REKAN KERJA : …………

==================================================================
KeadaanRuang Suhu TekananUdara Kelembaban
SebelumPercobaan ………………0c ………………..mmHg …………………..%
SesudahPercobaan ………………0c ………………..mmHg …………………..%

No. Tegangan Hambatan (R) Kuat Arus Tegangan


Sumber (V) (A) (Volt)

54
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR HAMKA

LEMBAR DATA

NAMA PERCOBAAN : Konduktifitas termal TGL PERCOBAAN : ..................


NAMA PRATKIAN : ........................ PARAF ASISTEN : ..................
REKAN KERJA : ........................

Keadaan Ruangan Suhu Tekanan Udara Kelembaman


Sebelum Percobaan ...................... 0 c ..........................mmHg ..........................%
Sesudah Percobaan .................... 0 c ..........................mmHg ..........................%

Jenis Sampel =

No. d1 (cm) d2 (cm) ta (menit) Ma (gr) tau (menit) Mau (gr) Keterangan
1 - 3 menit - - Sebelum dialiri
2 uap
3

4 - - - 3 menit Sesudah dialiri


5 uap
6

55
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR HAMKA

LEMBAR DATA
NAMA PERCOBAAN : Stefan Boltzaman TGL PERCOBAAN : ..................
NAMA PRATKIAN : ........................ PARAF ASISTEN : ..................
REKAN KERJA : ........................

Keadaan Ruangan Suhu Tekanan Udara Kelembaman


Sebelum Percobaan ...................... 0 c ..........................mmHg ..........................%
Sesudah Percobaan .................... 0 c ..........................mmHg ..........................%

Data Hasil Pengamatan


0
Pada Temperatur ruang Trm = C= K
Rrm = Ω

56
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR HAMKA

LEMBAR DATA
NAMA PERCOBAAN : Kalorimeter TGL PERCOBAAN : ..................
NAMA PRATKIAN : ........................ PARAF ASISTEN : ..................
REKAN KERJA : ........................

Keadaan Ruangan Suhu Tekanan Udara Kelembaman


Sebelum Percobaan ...................... 0 c ..........................mmHg ..........................%
Sesudah Percobaan .................... 0 c ..........................mmHg ..........................%

Data Hasil Pengamatan


mkal.kosong+pengaduk = Kg
m1 = Kg
m2 = Kg
mtotal = Kg
0
Tp = C= K
0
Td = C= K
0
Tc = C= K

Waktu Suhu (0C)


3 menit
6 menit
9 menit
15 menit

57
Lab Fisika Fkip UHAMKA 2020

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR HAMKA

NAMA : .........................................
NIM : .........................................

DAFTAR NILAI PRAKTIKUM FISIKA DASAR

No Percobaan Nilai Nilai


Kuis & Lap Pend Laporan Akhir
1 Bandul

2 Koefisien gaya gesek

3 Kecepatan & percepatan

4 Hukum Ohm

5 Gaya Lorentz

6 Rangkaian Kapasitor

Jumlah

Nilai Total kuis & lap pendahuluan : .....................x 15 % = ......................


Nilai Total laporan lengkap : .....................x 40 % = ......................
Nilai ujian tengah semester : .....................x 15 % = ......................
Nilai ujian akhir semester : .....................x 30 % = ......................
============================== +
Jumlah nilai akhir : ............................................................

Lulus / tidak lulus dengan nilai .............. dengan predikat ,................................

58

Anda mungkin juga menyukai