Selama Praktikum
1. Praktikan dapat memulai kegiatan praktikum setelah lulus Ujian
Pendahuluan (UP) dan Pemahaman Materi (PM) , serta telah mendapat
petunjuk / izin dari asisten jaga.
2. Sebelum praktikum dimulai, asisten akan mengisi lembar inventaris alat
yang akan digunakan di tiap-tiap modul.
3. Apabila praktikan merusakkan atau menghilangkan peralatan praktikum
harus segera melapor kepada asisten jaga untuk di proses lebih lanjut.
Praktikan yang telah merusakkan atau menghilangkan peralatan
praktikum harus menggantinya (sebanyak 2x lipat) dengan alat yang
sama, paling lambat 3 hari setelah kejadian.
4. Praktikan harus menjaga keselamatan dirinya, kebersihan, ketertiban
dan kelengkapan laboratorium.
5. Selama praktikum berlangsung praktikan dilarang makan, minum, dan
merokok. Sedangkan untuk keperluan tertentu lainnya selama praktikum,
praktikan wajib melapor kepada asisten jaga.
Selesai Praktikum
1. Asisten akan mengisi kembali lembar inventaris alat yang telah
digunakan di tiap-tiap modul.
2. Setelah seluruh kegiatan praktikum pada hari tersebut selesai dan
disetujui oleh asisten jaga, praktikan harus membersihkan dan
merapikan kembali peralatan yang telah digunakan.
3. Setelah praktikum selesai, sebelum meninggalkan laboratorium,
praktikan harus:
untuk tiap Modul-nya (sudah termasuk sampul). Untuk membuat grafik, dapat
menggunakan bantuan software komputer, kemudian di-print dan disatukan
dalam berkas laporannya.
Margin yang digunakan:
Kanan: 1 cm
Kiri: 2 cm
Atas: 1 cm
Bawah: 1 cm
Halaman pertama adalah sampul atau halaman muka, sedangkan
halaman kedua dan seterusnya pada Laporan Tertulis meliputi:
1. Data Pengamatan (tulis tangan atau ketik);
2. Analisa (beserta teori yang ada);
3. Kesimpulan (dibuat berdasarkan pemahaman pribadi praktikan);
4. Referensi (Daftar Pustaka);
5. Tugas Akhir (pada lembar berbeda).
Format halaman muka adalah sebagai berikut:
Nama : ....................
NPM : ....................
Kelompok : ....................
Modul : .....................
Tanggal Praktikum: ...................
Tanggal Pengumpulan:..............
Asisten Jaga : ....................
Teori Kesalahan
Dalam melakukan suatu percobaan selalu dimungkinkan terjadi
kesalahan. Oleh karena itu, kita harus menyertakan angka-angka kesalahan
supaya kita dapat menberikan penilaian yang wajar dari hasil percobaan.
Secara umum, terdapat 3 sumber kesalahan, yaitu:
a. Kesalahan bersistem, seperti kesalahan kalibrasi, zero error,
paralaks, keadaan fisis yang berbeda, dll...
b. Kesalahan acak, seperti gerak Brown, noise, fluktuasi tegangan
listrik, landasan bergetar, dll...
c. Kesalahan karena perbedaan tingkat ketelitian alat modern, seperti
jika kita membandingkan beberapa peralatan sejenis pH-meter,
Voltmeter, spedometer, dan digital counter lainnya...
Berdasarkan nilainya, kesalahan dapat dikelompokkan menjadi:
a. Kesalahan Relatif (seringkali ditulis dalam persentase):
KR x
x
b. Kesalahan Mutlak:
KM x
c. Kesalahan (relatif) terhadap Literatur:
x xlit
KL
xlit
tersebut tidak akan terjadi bila setiap individu sadar dan mengerti bahwa
laboratorium itu milik bersama yang harus dijaga dengan meningkatkan disiplin.
III. Tujuan
Untuk melindungi diri kita dan orang lain dari segala resiko dan bahaya
Dari data tersebut, tingkat bahaya bahan kimia dapat diketahui dan upaya
penanggulangannya harus dilakukan bagi mereka yang menggunakan bahan-
bahan tersebut. Kadang-kadang terdapat dua atau tiga tanda bahaya pada satu
jenis bahan kimia, itu berarti kewaspadaan orang yang bekerja dengan bahan
tersebut harus lebih ditingkatkan. Contoh bahan kimia yang mudah meledak
adalah kelompok bahan oksidator seperti perklorat, permanganat, nitrat dsb.
Bahan-bahan ini bila bereaksi dengan bahan organik dapat menghasilkan
ledakan. Logam alkali seperti natrium, mudah bereaksi dengan air
menghasilkan reaksi yang disertai dengan api dan ledakan. Gas metana,
pelarut organik seperti eter, dan padatan anorganik seperti belerang dan fosfor
mudah terbakar, maka ketika menggunakan bahan-bahan tersebut, hendaknya
dijauhkan dari api. Bahan kimia seperti senyawa sianida, mercuri dan arsen
merupakan racun kuat, harap bahan-bahan tersebut tidak terisap atau tertelan
ke dalam tubuh. Asam-asam anorganik bersifat oksidator dan menyebabkan
Ini dilakukan oleh asisten agar menjadi panutan bagi mahasiswa. Masih banyak
hal penting yang belum diungkapkan, untuk itu disarankan agar asisten
berkomunikasi dengan ketua laboratoriumnya masing-masing dalam
meningkatkan kewaspadaan kerja di laboratorium. Mudah-mudahan
pengetahuan singkat ini bermanfaat bagi setiap individu khususnya bagi para
asisten yang bertugas membimbing mahasiswa melakukan praktikum, dan
seluruh civitas departemen Metalurgi dan Material FTUI agar semua dapat
menikmati keselamatan, keamanan dan kenyamanan kerja di laboratorium dan
ini mendukung tercapainya tujuan pendidikan secara memuaskan.
3. Jika gelas kimia digunakan sebagai penangas air, isilah dengan air.
Maksimum seperempatnya.
XII.2 Kebakaran
1. Jangan panik.
2. Ambil tabung gas CO2 apabila api masih mungkin dipadamkan.
3. Beritahu teman anda dan secepatnya beritahu ke asisten
4. Hindari menghirup asap secara langsung.
5. Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat (jangan
dikunci).
6. Hubungi pemadam kebakaran.
Berikut ini kegunaan dari beberapa alat yang terdapat pada laboratorium.
NO. Nama Alat Fungsi Gambar
1. Beaker Glass Mengaduk, mencampur,
memanaskan cairan
II. 2. 2. Pemanasan
Di laboratorium pemanasan dapat dilakukan menggunakan oven atau
alat pembakar. Pemanasan yang paling umum dilakukan adalah dengan
menggunakan alat pembakar seperti lampu spiritus atau bunsen (pembakaran
gas).
Pembakaran yang paling efisien adalah pada daerah reduksi seperti dilihat
pada gambar di atas.
Untuk menyalakan bunsen, dilakukan tahap-tahap sebagai berikut.
Keran udara dalam keadaan tertutup dan keran gas dibuka.
Nyalakan bunsen dengan korek api, sehingga tercipta api merah yang
kurang panas.
Untuk mendapat api yang berwarna biru yang lebih panas, buka keran
udara perlahan-lahan.
Setelah selesai digunakan, matikan bunsen dengan menutup keran gas.
II. 2. 4. Penyaringan
II. 2. 4. 1. Menggunakan Kertas Saring
Penyaringan bertujuan untuk memisahkan suatu cairan dari bahan padat
dengan melewatkan cairan dari bahan pada suatu penyaring, misalnya kertas
saring. Dalam suatu proses analisis kimia, kadang kala dihasilkan suatu
Langkah Kerja
Peralatan :
1. Tabung reaksi sentrifuge
2. Sentrifuge
II. 2. 5. 2. Titrasi
Sebelum melakukan titrasi kita ada beberapa hal yang harus diketahui yaitu :
I. Buret
Periksa terlebih dahulu apakah buret dalam kondisi baik. Bila
tidak (pecah atau bocor) mintalah buret dengan kondisi yang
baik kepada instruktur.
Berikan sedikit saja vaselin pada kran (akan ditujukan oleh
instruktur) agar pengaturan penetesan mudah dilakukan.
Bersihkan buret sebelum digunakan
Bilaslah buret tersebut dengan sedikit zat kimia yang akan
dimasukkan kedalamnya.
Masukkan zat kimia yang akan digunakan ke dalam buret
tersebut dengan menggunakan corong. Lakukan pengisian
sampai seluruh bagian buret terisi (perhatikan bagian
bawahnya !) dan tidak terdapat gelembung gas pada buret.
Tangan kiri
memegang & Tangan kanan
mengatur kran buret menggoyangkan labu
erelemenyer
1. Isi buret dengan titran sampai tepat angka nol.Lakukan pembacaan awal
buret dengan ketelitian 0.01-0.02 mL (untuk buret 50mL) dengan
bantuan kertas yang dihitamkan sebagian dan ditempelkan di belakang
buret dengan bagian hitam diletakkan tepat di bawah
miniskus.Hindarkan kesalahan paralaks dengan meletakkan pembacaan
sejajar mata.
Jendela kaca
Display angka
Perhatian !!! Ketika menimbang pastikan tidak ada zat yang jatuh ke dalam
timbangan karena sulit membersihkannya, jangan menimbang dengan berat
lebih dari 50 gram.
II .2. 5. 2. Pembuatan Zat dari Serbuk (Padatan)
Langkah Kerja:
Tentukan terlebih dahulu volume dan konsentrasi zat yang akan dibuat
(misalnya 100 ml larutan dengan konsentrasi 0,1 M).
Dengan menentukan volume dan konsentrasi zat yang akan dibuat,
maka dapat ditentukan massa zat yang dibutuhkan. Gunakan rumus :
% 𝑥 𝜌 𝑥 10
𝑀=
𝑀𝑟
Timbanglah serbuk (padatan) sejumlah yang dibutuhkan dengan
menggunakan neraca digital secara presisi. Penimbangan dilakukan di
atas cawan petri dan pengambilan serbuk (padatan) dengan bantuan
spatula.
Larutkan padatan yang terdapat di cawan petri dengan menambahkan
sedikit aquadest. Pastikan seluruhnya larut dengan mengaduknya
dengan bantuan batang pengaduk.
Masukkan larutan tersebut ke dalam labu takar 100 ml. Pemindahan ini
dilakukan dengan bantuan corong dan batang pengaduk
Bilaslah cawan petri, batang pengaduk, dan corong dengan aquades
sedikir demi sedikit. Biarkan air bilasan masuk ke dalam labu takar.
Ulangi proses pembilasan sampai minimal 3 kali sehingga tidak ada lagi
zat yang tertinggal di cawan petri, batang pengaduk, dan corong.
Tambahkan aquades ke dalam labu takar hingga volume larutan di
dalam labu mencapai 100 ml secara presisi.
Pastikan larutan tersebut merupakan larutan yang merata dan homogen
dengan cara sedikit mengocok atau membolak-balikan labu takar (labu
takar dalam keadaan tertutup) secara hati-hati dan perlahan.
% 𝑥 𝜌 𝑥 10
𝑀=
𝑀𝑟
Hitung volume zat yang dibutuhkan dengan menggunakan rumus
pengenceran.
𝑀𝑎 𝑥 𝑉𝑎 𝑥 𝑁𝑎 = 𝑀𝑏 𝑥 𝑉𝑏 𝑥 𝑁𝑏
Ambil zat sesuai dengan volume yang didapatkan dari perhitungan.
Pengambilan zat ini menggunakan pipet tetes dan dimasukkan ke dalam
gelas ukur sesuai dengan volume yang diinginkan.
Pindahkan zat tersebut ke dalam baker glass 100 ml dengan bantuan
pipet tetes.
Tambahkan aquades sampai violume mencapai 100 ml.
5. Gunakan sikat tabung untuk membersihkan dari sisa zat – zat yang
tertinggal.
6. Bila terdapat kerak / kotoran yang menempel pada alat, gunakan
K2Cr2O7 untuk membersihkannya.
7. Bilas dengan aquadest.
8. Aquadest hanya digunakan untuk membilas saja.
9. Perhatikan pada alat – alat kaca, harus sampai bersih dan tidak ada
kerak / kotoran yang tertinggal/menempel.
10. Keringkan alat-alat setelah dicuci, gelas setelah dicuci diletakkan
terbalik. Hanya dibagian luar yang di lap.
11. Bijaksanalah dalam penggunaan air.
12. Jaga kebersihan laboraturium.
1. Buang sisa zat – zat yang ada di dalam tabung reaksi ke dalam tempat
pembuangan limbah.
2. Dilarang keras membuang limbah praktikum ke dalam wastafel.
3. Cuci tabung reaksi menggunakan sabun cair dan air hingga bersih.
4. Gunakan sikat tabung untuk membersihkan kerak / kotoran yang tersisa.
5. Bila terdapat kerak / kotoran yang sulit dihilangkan (menempel) ,
gunakan untuk K2Cr2O7 membersihkannya.
6. Bilas dengan aquadest hingga bersih (tidak terdapat kerak / kotoran lagi).
7. Keringkan tabung reaksi dengan me-lap bagian luar saja.
8. Letakkan dalam keadaan terbalik pada rak tabung.
1. Buang sisa zat – zat yang ada di dalam pipet tetes ke dalam tempat
pembuangan limbah.
2. Dilarang keras membuang limbah praktikum ke dalam wastafel.
3. Lepaskan tutup pipet dari batang pipet.
4. Cuci batang pipet dan tutup pipet secara terpisah.
5. Gunakan sabun cair dan air untuk membersihkan tutup pipet dan batang
pipet.
6. Bilas dengan aquadest hingga bersih.
7. Keringkan tutup pipet dan batang pipet dengan me-lap bagian luar saja.
8. Simpan di tempat yang aman.
1. Buang sisa zat – zat yang ada di dalam kaca arloji ke dalam tempat
pembuangan limbah.
2. Dilarang keras membuang limbah praktikum ke dalam wastafel.
3. Cuci kaca arloji menggunakan sabun cair dan air hingga bersih.
4. Gunakan sponge untuk membersihkan kerak / kotoran yang tersisa.
5. Bila terdapat kerak / kotoran yang sulit dihilangkan (menempel) ,
gunakan untuk K2Cr2O7 membersihkannya.
6. Bilas dengan aquadest hingga bersih (tidak terdapat kerak / kotoran lagi).
7. Keringkan kaca arloji dengan me-lap seluruh bagian.
8. Simpan di tempat yang aman.
Elektroda
Display
Untuk penggunaan pertama kali dan secara berkala (sekitar tiga bulan), pH-
meter harus dikalibrasi untuk mendapatkan hasil pengukuran yang tepat setiap
saat.
Kalibrasi pH-meter paling sedikit membutuhkan dua buffer standar dengan pH.
Prosesor akan mendeteksi dan merekam konsentrasi H+ yang ada pada larutan
buffer standar tersebut, sehingga prosesor membuat suatu persamaan garis
linier pH vs konsentrasi H+ dari dua titik buffer berbeda tadi.
Berikut prosedur kalibrasi pH-meter.
Pasang semua jack kabel dan hidupkan instrumen.
Siapkan dua buffer standar masing-masing dalam beaker glass.
Siapkan instrument ke mode kalibrasi.
Bilas elektroda kaca dengan air suling dan masukkan buffer pertama,
tekan enter untuk memasukkan nilai tersebut pada pH-meter.
Bilas elektroda kaca dengan air suling dan masukkan buffer kedua,
tekan enter untuk memasukkan nilai tersebut pada pH-meter.
Keluarlah dari mode kalibrasi dan masuk pada mode pengukuran.
Bilas elektroda kaca dengan air suling dan simpan elektroda dalam
larutan KCl 3M.
Kalibrasi selesai dan pH-meter siap digunakan.
Legend
Tabel periodik modern disusun berdasarkan struktur atom. Terdapat dua aspek
utama dari tabel periodik modern : Baris, yang disebut Periode, dan Kolom,
yang disebut Golongan.
Periode mencerminkan jumlah kulit elektron utama, atau tingkat energi, dalam
sebuah atom unsur tersebut. Jadi Belerang (S), yang berada di periode ketiga,
memiliki 3 kulit elektron utama yang terisi elektron.
Tabel periodik pertama dibuat oleh Dmitri Mendeleev dan diterbitkan pada
tahun 1869.
Boiling point of salt: Electron affinity: 52 Electron affinity: 46 Boiling point of salt: 15
430
Boiling point of salt: Electron affinity: 141 Electron affinity: 222 Electron affinity: -241
1500
atomic weight = 200 atomic weight = 94 atomic weight = 122 atomic weight = 7
Electron affinity: 0 Melting Point: 2500 Melting Point: 630 Electron affinity: 59
atomic weight = 207 atomic weight = 182 atomic weight = 128 atomic weight = 87
Electron affinity: 106 Melting point: 3000 Electron affinity: 190 Electron affinity: -167
atomic weight = 184 atomic weight = 96 atomic weight = 208 atomic weight = 65
Electron affinity: 19 Melting point: 1890 Melting point: 44 Electron affinity: -156
Electron affinity: 200 Electron affinity: 0 Electron affinity: 64 Electron affinity: -232
Melting point: 817 Electron affinity: -52 Electron affinity: 350 Electron affinity: 118
atomic weight = 118 atomic weight = 90 atomic weight = 133 atomic weight = 39
Melting point: -209 Electron affinity: 122 Boiling point of salt: Electron affinity: 133
120
Indium (In) Fluorine (F) Cerium (Ce) Iodine (I)
atomic weight = 114 atomic weight = 19 atomic weight = 140 atomic weight = 127
Boiling point of salt: Electron affinity: 330 Electron affinity: 0 Electron affinity: 300
500
Selenium (Se) Bromine (Br) Silver (Ag) Cadmium (Cd)
atomic weight = 78 atomic weight = 80 atomic weight = 108 atomic weight = 112
Electron affinity: 194 Electron affinity: 324 Electron affinity: 125 Electron affinity: 0
III.3. Perhitungan-Perhitungan
a. Persen Massa
Persen massa adalah perbandingan massa zat komponen dengan massa
campuran.
Contoh soal:
Dalam 100 gram roti terdapat 5 garam gula. Berapa % kadar gula dalam roti
tersebut?
Jawab:
Diketahui:
Mass gula (komponen) = 5 gram
Mass roti (campuran) = 100 gram
Kadar gula = massa gula/massa larutan x 100 %
Kadar gula = 5/100 x 100 %
Kadar gula = 5 %
b. Persen volum
Persen volum adalah perbandingan volume zat komponen dengan volume
campuran.
Contoh soal:
Berapa milliliter cuka murni yang terdapat dalam 200 ml larutan cuka 25% ?
Jawab:
Diketahui: Volume campuran (larutan cuka)=200 ml
Kadar cuka= 25 %
Volume cuka murni = kadar cuka x volume campuran
volume cuka murni = 25 % x 200 ml
volume cuka murni = 50 ml
c. Persen massa per volum
Persen massa per volum adalah perbandingan massa zat komponen dengan
volume campuran.
Contoh soal:
Berapa gram garam dapur (NaCl) yang terdapat dalam 1 liter air laut jika
diketahui kadar NaCl dalam air laut tersebut adalah 0,05 % (gr/ml)?
Jawab:
Diketahui:
Volume campuran = 1 liter = 1000 ml
Kadar NaC l = 0,05 %
Massa NaCl = kadar NaCl x Volume campuran
Massa Nacl = 0,05 % x 1000 ml
massa NaCl = 0,5 gram
d. Bagian per sejuta (Bpj) atau Part per million (ppm)
Bagian per sejuta adalah perbandingan satu bagian zat komponen dengan satu
juta bagian campuran.
Contoh soal:
Dalam suatu daerah kadar gas CO2 adalah 0,00012 %. Tentukan kadar gas
tersebut dalam Bpj!
Jawab:
Diketahui:
1 % = 10.000
Bpj Kadar CO2 = 0,00012 %
Bpj Kadar CO2 = 0,00012 x 10.000 Bpj
Bpj Kadar CO2 = 1,2 Bpj
TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui perbedaan sifat kimia dan sifat fisika suatu zat
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
I.1.2 Kelarutan
Prosedur Percobaan:
1. Ambil zat Cu;
2. Larutkan dalam 5 ml air;
3. Perhatikan kelarutan dan warna larutannya;
4. Catat data-data yang didapatkan;
5. Lakukan hal yang sama untuk zat-zat berikut: Zn, CH3COOH, Ca(OH)2,
NH4OH, dan Cu(NO3)2;
6. Bandingkan dengan data-data pada literatur dan buat analisanya!
b. Kawat Ni-Cr
Prosedur Percobaan:
1. Bersihkan kawat Ni-Cr dengan cara mencelupkan ke dalam HCl pekat;
Catatan:
Pita Mg dapat diminta pada asisten.
Pada percobaan kawat Ni-Cr, pada setiap pergantian larutan kawat Ni-Cr harus
dibersihkan terlebih dahulu.
Golongan ini merupakan golongan dari logam yang aktif. Semakin ke atas
pada golongan ini semakin reaktif. Pada logam alkali terdapat suatu keteraturan
dari sifat-sifat atomiknya, yaitu jari-jari atom/kovalen, energi ionisasi,
keelektronegatifan, dan bilangan oksidasi.
b. Percobaan II
Masukkan ke dalam tabung reaksi berturut-turut 1 ml FeCl3 0,1 M, 1 ml
HCl 2 M. Encerkan dengan 10 ml air, lalu alirkan gas H2S kedalamnya, amati
apa yang terjadi! Buat persamaan untuk reaksi-reaksi yang terjadi disana, lalu
bandingkan dengan persamaan yang tercantum pada literatur! Analisa!
SrCl2 Percobaan II
Pengamatan
BaCl2 FeCl3 + HCl
Persamaan Reaksi Persamaan Reaksi
... ...
III.5 Elektrolisa
V.5.1 Menentukan Produk dari Elektrolisa
Elektrolisa adalah proses penguraian zat sehingga menghasilkan produk
baru dengan menggunakan arus listrik searah. Pada percobaan ini akan
menentukan zat-zat apa saja yang akan dihasilkan serta hukum-hukum yang
berkaitan dengan elektrolisa.
CH3COONa +
CH3COOH
CH3COOH
KI = ... KI = ...
IV.1.2 Sublimasi
Zat-zat yang mempunyai tekanan uap besar pada temperatur di bawah
titik leburnya mudah menyublim dari permukaan panas. Pada percobaan kali
ini, langkah kerjanya yaitu:
Masukan campuran Na2SO4 dan NH4Cl ke dalam cawan penguap.
Panaskan perlahan-lahan sampai terdapat endapan uap putih. Letakan
kaca arloji yang berisi air dingin di atas cawan tersebut dan lanjutkan
pemanasan sampai tidak terdapat uap putih lagi. Kumpulkan zat padat
yang melekat pada kaca arloji dan dengan batang pengaduk larutkan
dalam 10 ml air dan dibagi dalam 3 bagian tabung reaksi.
Bagian I tambahkan 1 tetes larutan AgNO3, amati yang terjadi.
Bagian II tambahkan 2 tetes larutan Na3[Co(NO2)6], amati yang terjadi.
Bagian III tambahkan 2 tetes larutan BaCl2 dan amati yang terjadi.
Buat persamaan untuk reaksi-reaksi yang terjadi disana, lalu bandingkan
dengan persamaan yang tercantum pada literatur! Analisa dan simpulkan
percobaan ini.
71
Laboratorium Metalurgi Kimia, DTMM-FTUI
Modul Praktikum Kimia Dasar Tahun Akademik 2016/2017
72
Laboratorium Metalurgi Kimia, DTMM-FTUI
Modul Praktikum Kimia Dasar Tahun Akademik 2016/2017
Filtrat hasil penyaringan tadi dipanaskan hingga gas H2S menguap habis
(uji dengan kertas Pb Asetat). Tambahkan NH4OH 1 M hingga suasana
basa dan alirkan gas H2S hingga terbentuk endapan.
Endapan dicuci dan dilarutkan dalam HCl 0,1 M, kemudian uji terhadap ion
Fe dengan K3[Fe(CN)6]
.
Buat persamaan untuk reaksi-reaksi yang terjadi disana, lalu bandingkan
dengan persamaan yang tercantum pada literatur! Analisa dan simpulkan
hasil percobaan ini.
73
Laboratorium Metalurgi Kimia, DTMM-FTUI
Modul Praktikum Kimia Dasar Tahun Akademik 2016/2017
74
Laboratorium Metalurgi Kimia, DTMM-FTUI
Modul Praktikum Kimia Dasar Tahun Akademik 2016/2017
75
Laboratorium Metalurgi Kimia, DTMM-FTUI