Prosedur
Prosedur Manual
Tentukan lebar awal spesimen, W0, dalam 0.0005 in, atau 0.013
mm. Jika panjang pengukur 0,75 in atau 20 mm, seperti untuk
Spesimen C, pengukuran lebar sebanyak sekali sudah cukup. Jika
panjang pengukur 1,00 in atau 25 mm atau lebih digunakan,
lakukan pengukuran lebar minimal pada tiga tempat dengan jarak
yang sama dalam panjang pengukur lalu hitunglah rata-ratanya.
Hitung panjang awal gage, l0, dalam 0.001 in atau 0.025 mm pada
25mm atau 20mm daereah gage, dan dalam 0.002 in atau 0.05 mm
pada 50mm daerah gage.
Ketika tanda pengukur dibuat dengan dua indenter yang dipasang
terpisah dalam suatu fiktur, hanya pengukuran akhir dari panjang
gage dan perhitungan akhir lebar yang dibutuhkan.
Tarik spesimen secara aksial hingga merentang melampaui yield
point tetapi tidak melebihi regangan maksimum yang diberikan.
Laju penarikan harus 0,5/menit atau kurang, kecuali jika tidak
ditentukan.
Ukur lebar akhir, Wf, dan panjang gage, dengan catatan
perhitungan dilakukan dengan toleransi yang sama dengan nilai
awal. Pengukuran dilakukan tanpa adanya gaya tarik yang
diberikan pada spesimen.
Prosedur Automatis
Pasang ekstensometer untuk mengukur regangan longitudinal
dan transversal. Transversal ekstensometer harus tidak
menyebabkan dan tidak mengukur tambahan deformasi
transversal dikarenakan pembentukan deformasi knife edge
pada specimen selama pengujian berlangsung
Catat panjang gage pada ekstensometer. Dalam hal ini
ekstensometer akan menghitung regangan transversal pannjang
gage dapat menjadi lebar dari specimen.
Tarik specimen secara aksial.
Laju peregangan haruslah 0.5/menit atau lebih, atau telah
ditentukan sebelumnya
Tentukan perubahan dari lebar yang dikarenakan perubahan
panjang dari data yang dihasilkan oleh ekstensometer, ketika
specimen diregangkan melebihi elongasi titik luluhnya, namun
tidak melebihi regangan maksimum pada beban yang diberikan.
Akurasi pengukuran dapat ditingkatkan sejalan engan
peningkatan regangan selama dibawah limit.
l0 = panjang gage dari ekstensometer longitudinal
W0 = panjang gage dari ekstensometer transversal
lf = l0+ perubahan yang ditentukan pada 3.5
Wf= W0 + perubahan yang ditentukan pada 3.5
Preparasi Spesimen
Spesimen awal harus di potong atau digergaji secara satu-persatu
kecuali pada specimen C, yang dapat dipotong, dan harus diberi
perlakuan individual atau dalam kemasan untuk menghilangkan
tepi pada pengerjaan dingin.
Dimensi masing-masing specimen harus dihitung keseragaman
ketebalannya dan juga lebarnya pada bagian gage.
Dalam panjang gage, sifat pararelisme pada tepi harus
dipertahankan sehingga tidak ada selisih pengukuran lebar lebih
dari 0,1% dari lebar yang diukur. ( untuk Spesimen A dan B saja)
Perawatan yang sesuai harus dilakukan untuk menempatkan tanda
ukur secara simetris pada titik tengah dan garis tengah spesimen
atau bagian yang dikurangi.
Tanda pengukur harus dituliskan dengan samar atau dilubangi
pada permukaan spesimen atau dibentuk dengan indentor berlian
Vickers.
Pada spesimen A, panjang gage harus berada ditengah bagian yang
direduksi.
Untuk spesimen C, pengukuran dengan menggunakan pengukur
ganda harus dilakukan sesuai dengan parameter.
Perhitungan Nilai ravg dan Δr untuk Semua Material (Aluminium, Kuningan, dan
Baja)
ln(𝑤𝑓 /𝑤0 )
𝑟=
ln(𝑡𝑓 /𝑡0 )
𝑟0 + 2𝑟45 + 𝑟90
𝑟𝑎𝑣𝑔 =
4
𝑟0 + 𝑟90 − 2𝑟45
∆𝑟 =
2
Aluminium
0.0647 + 2(0.0614) + 0.0667
𝑟𝑎𝑣𝑔 =
4
𝑟𝑎𝑣𝑔 = 0.0635
0.0647 + 0.0667 − 2(0.0614)
∆𝑟 =
2
∆r = 0.07
Kuningan
0.295 + 2(0.289) + 0250
𝑟𝑎𝑣𝑔 =
4
𝑟𝑎𝑣𝑔 = 0.28075
0.295 + 0.250 − 2(0.289)
∆𝑟 =
2
∆r = 0.256
Prediksi Pengaruh Nilai ravg dan Δr yang didapat terhadap Drawability Material
Drawability adalah kemampuan bahan untuk dilakukan proses drawing
yang nilainya ditentukan oleh nilai LDR (limiting drawing ratio). Hal-hal yang
dapat mempengaruhi sifat drawability material yaitu r average dan ∆r.
Berdasarkan data yang didapatkan dapat diketahui pada material Al 1xxx
memiliki nilai r pada beberapa arah yaitu 0ᵒ, 45ᵒ dan 90ᵒ. Sehingga dapat diperoleh
nilai rata-rata rpada Al1xxx sebesar 0,0635 dan pada kuningan sebesar 0.28075.
Sementara nilai ∆r pada Al1xxx sebesar 0.07 dan pada kuningan sebesar 0.256.
Nilai r pada setiap arahnya menunjukkan angka yang nilainya tidak jauh berbeda
pada masing-masing arah, sehingga akan didapatkan nilai r average yang nilainya
juga tidak jauh berbeda dengan masing-masing nilai r. Perbedaan nilai r pada
masing-masing arah tersebut akan mempengaruhi nilai ∆r. Semakin besar
perbedaan nilai r pada masing-masing arah maka semakin besar pula nilai ∆r,
dimana semakin besar nilai ∆r maka akan menghasilkan cacat earing pada hasil
deep drawing. Timbulnya cacat tersebut tidak dikehendaki karena memerlukan
proses tambahan untuk memperbaiki produk dan menimbulkan variasi penipisan
pada dinding kup.
Pengaruh ravg dan ∆r terhadap sifat drawability dari material yaitu
menurunkan sifat drawability material, karena pada nilai r average yang kecil akan
menjadikan titik lemah sehingga rentan terhadap terjadinya perobekkan
sedangkan nilai r average yang besar masih dapat didrawing. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa nilai ravg yang cenderung sama dengan nilai r pada masing-
masing arah dan ∆r yang kecil akan meningkatkan sifat drawability pada material
karena ketahanan material terhadap proses drawing cenderung seragam pada
seluruh bagian material. Material kuningan memiliki drawability lebih baik dari
Al1xxx.
Preparasi Spesimen
Spesimen haruslah datar dan pada ketebalan yang sama pada setiap
sisi
Spesimen haruslah bebas dari tegangan sisa (residual stress)
Dimensi specimen haruslah sesuai yang ditunjukkan pada gambar
diatas.
Kuningan
5(−9.676) − (−3.847)(12.635)
𝑛=
5(3.080) − (−3.847)2
n = 0.212
Al 1 xxx
5(−21.719) − (−9.98)(10.95)
𝑛=
5(19.745) − (−9.98)2
n = -0.94
2.3 Kesimpulan
Material kuningan memiliki drawability lebih baik daripada Al1xxx berdasarkan ravg
yang lebih besar dan juga ∆r kuningan lebih kecil dari ravg kuningan.
Material kuningan memiliki stretchahbility lebih baik daripada Al1xxx karena nilai
koefisien regang yang lebih besar yaitu 0.212 dibandingkan -0.94.
2.4 Saran
Dapat dilakukan praktikum yang sebenarnya dibandingkan hanya mendapat data
untuk perhitungannya saja.
2.5 Referensi
[1] ASTM E 517. Standard Test Method for Plastic Strain Ratio ® for Sheet Metal.
[2] ASTM E 8. Standard Test Methods for Tension Testing of Metallic Materials.
[4] Gautam. V., Tewari, P. K., and Shukla, R. J. Scientific Res. and Reports (2015) 5:
517-523.
[5] Boedisoesetyo, Eko. Nilai Koefisien Pengerasan Regangan dan Anisotropi Normal
Tembaga.
2.6 Lampiran Tabel Data
v=
0.05- ASTM E 8 ASTM E STRAIN HARDENING
SHIMADZU 2 TONF DATE: ID:
0.50 646 EXPONENT
M/M