L/D = 140/104
ONO ROLL 20 v=8 R = 52 DATE: 8-04-
GREASED
TONF MAX. MM/MIN ∆hmax =15 w = 2019
10,9
Pada kelompok 2, didapatkan data berupa koefisien gesek 0.134 dan delta h 0.94
dengan permukaan kasar. Dari data diatas dapat diketahui bahwa semakin besar koefisien
gesek, maka delta h semakin besar. Data tersebut sesuai dengan literature dimana semakin
besar koefisien gesek maka gaya penekanan yang dibutuhkan akan semakin besar.
Sementara dari hasil perbedaan kondisi permukaan, yaitu halus dan dkasar.
Koefisien gesek akan semakin besar yang berpengaruh terhadap delta h, hal ini sesuai
dengan literature dimana semakin kasar permukaan maka semakin besar koefisien
geseknya dikarenakan kontak antara material dan rolling akan semakin besar.
- Analisis Cacat dan Hasil Rolling
Pada pencarian koefisien gesek, tidak terdapat cacat terhadap material. Ini
menandakan bahwa beban dan gap antar rolling sesuai dengan material sehingga tidak
bengkok ataupun crack.
II. Persen Reduksi
Praktikum pencanaian dingin atau roll dingin ini memiliki tujuan yaitu
untuk memberikan pemahaman tentang penggunaan mesin canai, cara melakukan
perhitungan pada proses pencanaian dingin, memberitahukan tentang pemanfaatan
proses pencanaian dingin, mengetahui perubahan secara mekanis dari logam
lembaran yang telah melalui proses pencanaian dingin, melihat pengaruh dari
pelumas yang ada, mengetahui cacat-cacat yang ada akibat proses, mengetahui
perubahan mikrostruktur dan yang terakhir adalah mengetahui aplikasi dari hasil
pencanaian dingin. Proses pencanaian atau rolling merupakan sebuah proses
deformasi plastis dengan menggunakan bantuan 2 buah roll sehingga hasilnya
adalah adanya perubahan ketebalan dari material yang dilakukan proses
pencanaian. Secara umum proses pencanaian terbagi menjadi 2 bagian yaitu:
Pada perhitungan, reduksi 20% dan reduksi 40% hanya perlu 1 kali pass,
namun pada kenyataannya, reduksi 20% memerlukan 2 kali pass dan reduksi 40%
memerlukan 3 kali pass, hal ini dapat disebabkan karena fenomena springback.
Spring back merupakan gaya balik yang ditimbulkan akibat pengaruh elastisitas
bahan pelat yang mengalami proses pembentukan. Besarnya gaya balik ini
ditentukan oleh harga Modulus Elastisitas bahan. Semakin besar Modulus
Elastisitas, maka semakin besar pula springack akan terjadi.
Dari dara praktikum yang ada dapat terlihat bahwa terdapat perbedaan hasil
pengujian kekerasan antara sampel yang diroll dengan yang menggunakan pelumas
atau dengan yang tidak menggunakan pelumas. Pada grafik tersebut terlihat bahwa
delta h pada sampel yang tidak diberi pelumas lebih kecil disbanding diberi
pelumas, yang berarti semakin sedikit reduksinya, atau dapat dikatakan material
semakin sulit di reduksi. Hal ini sesuai dengan literatur yang ada, karena seperti
yang telah dijelaskan pada bagian awal tujuan digunakannya pelumas adalah untuk
mengurangi gaya friksi yang ada antara benda roll dengan benda kerja, dengan
adanya pelumas maka hambatan diantara keduanya sudah tidak ada sehingga gaya
gesek dan gaya untuk mendeformasi sampel sudah tidak sebesar bila dibandingkan
dengan sampel yang tidak menggunakan pelumas. Dengan adanya pelumas yang
digunakan menyebabkan perubahan butir yang awalnya equiaxed menjadi bentuk
terelongasi akan terhambat karena gaya yang semakin rendah, dengan sulitnya
mengubah butiran benda maka menyebabkan dislokasi tidak terlalu banyak
dihasilkan sehingga pile-up tidak terjadi secara cepat namun malah cenderung
melambat sehingga hal tersebut menyebabkan kekerasan dari material sampel yang
dilumuri minyak akan menjadi rendah. Namun yang perlu diperhatikan adalah
penggunaan pelumas juga harus diperhatikan jenis-jenis pelumas, jenis pelumas
yang digunakan harus sesuai dengan material sampel dan mesin roll-nya.
- Analisis Cacat
Dapat terlihat dari gambar bahwa hasil dari material yang telah di canai dingin
didapatkan permukaan yang halus namun terjadi perlengkungan pada material
tersebut. Hal ini bisa disebabkan karena adanya perbedaan celah roll sehingga
ketebalan yang dihasilkan tidak terlalu seragam, sehingga didapatkan panjang
antara 1 sisi dan sisi lainnya tidak seragam sehingga didapatkan hasil rollan yang
melengkung, selain karena adanya celah roll yang tidak rata hal ini bisa disebabkan
karena roll bending. Untuk menghindari adanya kecacatan dengan jenis ini kita bisa
melakukan penghindaran dengan cara membuat ketinggian celah roll sama
sehingga material sampel akan terdeformasi secara merata.
III. Kesimpulan
- Semakin kasar permukaan, koefisien friksi semakin besar dikarenakan
gesekkan akan lebih banyak
- Material dengan pelumasan memiliki koefisien friksi lebih kecil
disbanding tanpa pelumasan
- Perhitungan jumlah pass dan proses reduksi biasanya berbeda dengan
praktikum dikarenakan adanya fenomena springback
- Material Al 5XXX lebih sulit direduksi disbanding Al 1XXX karena
komposisi paduan lebih banyak
- Material dengan pelumasan akan lebih mudah direduksi disbanding tanpa
pelumasan
IV. Saran
Untuk mereduksi material, sebaiknya digunakan pelumas untuk
mempermudah proses reduksi dan meminimalisir cacat dikarenakan kenaikan
suhu yang tinggi pada pencanaian
V. Referensi
L/D = 140/104 R =
ONO ROLL 20 TONF
v = 8 MM/MIN 52 ∆hmax =15 w GREASED DATE: 8-04-2019
MAX.
= 10,9
L/D = 140/104 R =
ONO ROLL 20
v = 8 MM/MIN 52 ∆hmax = 15 GREASED/NOT DATE: 8-04-2019
TONF MAX.
w=10,9
L/D = 140/104 R =
ONO ROLL 20 v=8
52 ∆hmax = 15 GREASED/NOT DATE: 8-04-2019
TONF MAX. MM/MIN
w=10,9
L/D = 140/104 R =
ONO ROLL 20
v = 8 MM/MIN 52 ∆hmax = 15 GREASED/NOT DATE: 8-04-2019
TONF MAX.
w=10,9
1 6.25 5 5.24
Al5XXX 370 0.145 20 1.25
2 not 5.24 5 5