Anda di halaman 1dari 4

Baiq Diffa Pakarti Linuwih

2006523602
Tugas Awal Praktikum Teknik Perubahan Bentuk

1. Jelaskan tiga jenis proses rolling berdasarkan temperatur pengerjaannya!


• Hot Working: proses terjadinya deformasi pada kondisi dimana temperaturnya
melebihi temperature rekristalisasi dari logam yang sedang digunakan. Temperatur
yang dimaksud pada jenis proses ini ialah diatas setengah dari temperature lelehnya
yang akan menyebabkan pelunakan pada logam. Selain itu, penggunaan jenis
proses hot working ini juga mempunyai beberapa kelemahan yakni terjadinya
deformasi atau lebih tepatnya pelelehan logam yang tidak merata pada bagian yang
terlokalisasi dengan adanya peningkatan suhu kerja, hal ini juga dapat
menyebabkan peningkatan percepatan pembentukan lapisan tipis pada bagian
permukaan sehingga batas maksimal penggunaan temperaturnya ialah tiga per
empat dari temperature lelehnya. Dengan terbentuknya kurva alir logam saat diberi
proses hot working maka akan menghasilkan substantial deformasi plastis dari
logam dengan koefisien kekuatan yang lebih kecil. Hal tersebut menyebabkan
logam dapat lebih mudah dibentuk dengan gaya atau kekuatan yang rendah dimana
nilai eksponen strainnya adalah 0 dan keuletannya akan meningkat. Logam yang
biasanya akan retak saat diberi cold work dapat dialihkan dengan menggunakan
proses hot work karena tidak mempunyai strukrur butir yang terarah (isotropi) dan
tidak terapat strengthening pada bagian work hardening.
• Cold Working: proses terjadinya deformasi logam atau pembentukan logam pada
kondisi temperature sekitar suhu ruang, proses pembentukan dengan cold working
mempunyai akurasi dan batas toleransi yang baik, selain itu hasil dari
permukaannya pun sangat baik dengan kekuatan dan kekerasan yang tinggi karena
adanya strain hardening, selain itu butir yang terdapat pada proses deformasi akan
bersifat terarah. Pada proses ini logam memerlukan proses annealing agar dapat
dideformasi lebih lanjut, akan tetapi proses ini membutuhkan gaya atau kekuatan
yang cukup tinggi.
• Warm Working: proses terjadinya deformasi atau pembentukan logam pada kondisi
temperature diatas suhu ruang dan dibawah suhu rekrisralisasi dimana temperature
yang digunakan ialah satu per tiga dari temperature leleh logam. Proses ini
menghasilkan kekuatan yang lebih rendah dan keuletan yang lebih tinggi sehingga
dapat membentuk logam lengan lebih baik menggunakan gaya atau kekuatan yang
lebih rendah.
2. Pada pencanaian dingin, sebutkan perubahan yang terjadi secara struktur mikro dan makro
serta dampaknya terhadap sifat mekanik logam!
Cold roll mempunya perubahan struktur yang dibedakan menjadi mikrostruktur dan
makrostruktur dimana pada makrostruktur terbentuk wave atau gelombang pada bagian
permukaan logam yang disebabkan karena adanya tegangan dan regangan pada roller, hal
tersebut akan membentuk pola seragam pada permukaan dengan ketebalan yang menipis
tetapi surface finish yang baik. Kemudian untuk mikrostrukturnya sendiri terjadi
pembentukan equixed grain yang akan memanjang saat telah melewati fase deformasi,
deformasi tersebut akan meningkatkan jumlah dislokasi yang akan menyebabkan
berkurangnya keuletan dan ketangguhan akan tetapi meningkatkan kekuatan dan kekerasan
dari logam yang digunakan.
3. Jika suatu lembaran dengan bidang x dan y di-roll pada temperatur ruang pada arah sumbu
x, pada arah manakah kekuatan tarik logam tersebut paling besar dan paling kecil?
Lembaran dengan kekuatan yang terbesar diantara lembaran pada bidang x dan y adalah
lembaran pada bidang x karena deformasi yang dialami ialah deformasi plastis dengan
adanya perubahan orientasi pada kristalnya menjadi searah dengan arah pemberian rolling,
kristal yang searah dengan arah rolling tersebut akan cenderung tersusun rapat dan
membentuk ikatan antar kristal yang kuat dengan dengan kekuatan tarik yang besar.
Sedangkan untuk lembaran pada bidang y memiliki arah kristal yang ajak dengan kerapatan
yang lebih rendah sehingga mempunyai kekuatan yang lebih kecil dan ikatan kristal yang
lebih lemah, dimana hal tersebut dapat memunculkan crack yang tegak lurus dengan grain
flow patternya.
4. Apa perbedaan uji tarik untuk mengetahui sifat mekanik dan sifat mampu bentuk material?
Pada pengujian Tarik beberapa hasil utama yang didapatkan diantaranya ialah kekuatan
Tarik dan kuat luluh maksimum dimana selain itu juga terdapat beberapa hasil pengujian
yakni keuletan, ketangguhan, dan tegangan luluh. Sedangkan pada pengujian sifat mampu
bentuk material terdapat hasil yang diinginkan yakni kemampuan material menerima suatu
deformasi plastis sebelum material tersebut mengalami kegagalan, hasil yang diinginkan
ialah nilai anisotropi dan koefisien pengerasan regangan dimana nilai anisotropi tersebut
mendefinisikan kemampuan resistansi dari lembaran logam dalam penipisan sedangkan
koefisien pengerasan menggambarkan hubungan tegangan luluh dengan tingkat regangan
yang berbanding lurus. Pengujian Tarik dilakukan dengan pemberian beban secara
perlahan dan tidak menyebabkan kegagalan permanen.
5. Jelaskan pengertian anisotropi, anisotropi normal, dan anisotropi planar!
Anisotropi merupakan perbedaan sifat mekanis material yang didasarkan pada arah
pembebanannya. Anisotropi normal sendiri merupakan kemampuan lpgam untuk
terdeformasi saat sifat fisik material berbeda antara tegangan normal dan tegangan
sejajarnya, dan untuk anisotropi planar sendiri meruapakan kemampuan logam
terdeformasi saat sifat fisik material berbeda antara tegangan sejajar dengan bidang
permukaan dan tegangan normal terhadap bidang permukaan.
6. Uji tarik hendak dilakukan pada logam lembaran hasil pencanaian dengan ketebalan

Tentukan r average dan ∆r dari logam lembaran tersebut


Data nilai r berdasarkan table diatas ialah berurutan dari cut 0, 45, dan 90 yaitu 1,72 , 2,40
, dan 0,81. Sehingga dapat dihitung
𝑅0 − 2𝑅45 + 𝑅90 1,72 − 4,8 + 0,81
∆𝑟 = = = −0,58
4 4
𝑅0 + 2𝑅45 + 𝑅90 1,72 + 4,8 + 0,81
𝑟𝑎𝑣𝑔 = = = 1,83
4 4
7. Tuliskan perbedaan dari pengujian simulasi dan non-simulasi yang menerangkan mampu
bentuk material!
Pada dua pendekatan pengujian mampu bentuk ini dsarnya tidak langsung memberikan
informasi formability dimana kita hanya dapat memperkirakan mampu bahan untuk
dibentuk, pengujian simulasi sendiri menggunakan metode deep drawing, strechig, dan
lain-lain dimana kita dapat mempunyai data tentang formability dalam nilai limiting draw
ratio yakni kedalaman yang dibentuk tanpa ada kagagalan, kemudian limiting dome high,
forming limit diagaram sebagai batas ukuran pengujian mampu bentuk. Sedangkan untuk
pengujian nonsimulasi digunakan uji Tarik yaitu mencari koefisien pengerasan regangan
dann factor anisotropi sehingga dapat memprediksi mampu bentuk.
8. Jelaskan perbedaan dari pengujian stretching dan deep drawing! Sertakan dengan skema
pengujian!
• Deep drawing dilakukan dengan cara menarik bahan sampel ke dalam cetakan paa
kedalaman yang telah ditentukan dimana tujuannya yaitu membentuk suatu hasil
pembentukan logam sesuai dimensi yang diinginkan, pada proses ini lembaran
diletakan pada dua penjepit yang mana cetakan dari logam tersebut merupakan
salah satu penjepit yang akan membentuk lembaran yang telah diletakan tadi

• Stretching adalah perubahan bentuk karena adanya pertambahan panjang dalam


berbagai arah pada lembaran logam yang dilakukan dengan penarikan sampel
secara merata pada seluruh bagian dari permukaannya oleh gaya dari punch dengan
lembaran yang dijepit oleh die dan hold down ring dimana proses ini dilakukan
hingga punch mendorong sheets hingga membentuk kedalaman sebelum terjadinya
kegagalan Proses ini tidak memiliki aliran material yang bebas seperti deep drawing
sehingga proses peregangannya akan menimbulkan penipisan dengan hasil
berbentuk setengah bola

9. Apa informasi yang didapat dari Forming Limit Diagram (FLD)? Mengapa pembuatan
FLD diperlukan?
FLD merupakan diagram batas deformasi maksimum yang mampu dicapai dalam
memprediksi material sebelum terjadinya kegagalan, dimana hal ini dapat berguna untuk
mencegah gterjadinya kegagalan dengan prediksi melalui data yang terdapat pada diagram.
FLD biasa dimanfaatkan untuk keamanan operasi saat pembentukan dan mengantisipasi
serta menindaklanjuti suatu kegagalan. FLD membagi major dan minor surface strain
menjadi zona safe dan failure dimana posisi terendahnya ialah plane strain dengan minor
strain 0, posisi vertikalnya boasanya merupakan komposisi kimia, komponen dua fasa,
ukuran butir, bentuk butir, dan tekstur kristalografi. Strain path nya sendiri ialah fungsi dari
tribology, geometri die, punch, tekanan hold-down, dan strain hardening.
10. Mengapa sampel sobek dapat terjadi pada pengujian deep drawing? Mengapa pelumas
dibutuhkan untuk menghindari sobek? Bagaimana cara pemberian pelumas?
Sobek pada pengujian deep drawing dapat terjadi karena gesekan yang terjadi antara
sampel dan juga cetakan sehingga menimbulkan tegangan pada permukaan, terdapat
Tindakan preventif yang dapat dilakukan seperti pemberian pelumas dengan roll coating,
dips, swabs, brushes, wipers, rollers, dll. Selain itu penyebab sobeknya sampel pada
pengujian deep drawing disebabkan karena tekanan jepit pada blank yang besar sehingga
gesekannya akan meningkat dan menghambat aliran bahan.

Referensi
Asisten Lab Metalurgi Mekanik (2023). Modul Praktikum Metalurgi Mekanik Departemen
Teknik Metalurgi dan Material 2023. Depok. Fakultas Teknik Universitas
Indonesia.
"Anisotropic Material Behavior and Forming Limits for AA6016-T4 Aluminum Sheet"
oleh E. Tenner et al. (Journal of Materials Engineering and Performance, 2020)
"Forming Limit Diagrams for Automotive Sheet Materials: A Review" oleh R. Zhu et al.
(Journal of Materials Engineering and Performance, 2017)
Effect of Annealing on Anisotropy and Formability of Cold Rolled Mild Steel Sheets" oleh
R. Jindal et al. (Journal of Materials Engineering and Performance, 2015)
Rahmat Saptono (2022). Materi Ajar Proses Manufaktur Logam (Pembentukkan Bahan):
Rolling dan Deep Drawing. Depok. Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai