Anda di halaman 1dari 35

 

KETIDAK SEMPURNAAN
PADA PERLAKUAN PANAS

                                           

Myrna Ariati-DMMFTUI
9 Juni 2010
KETIDAK SEMPURNAAN DALAM
PERLAKUAN PANAS
Penyebab Ketidak sempurnaan pada part yang di laku panas:
1. Distorsi
2.Terdapat Tegangan Sisa (Residual Stress)
3. Overheat
4. Disain tidak sempurna; sudut runcing, dekat bagian berlubang.
5. Proses Welding yang tidak Homogen.
6. Dekarburisasi
7. Embrittlement; proses temper yang menimbulkan terbentuknya
karbida paduan; CrC, VN dll
CATATAN PENGERASAN TERMAL

MASALAH-MASALAH YANG
HARUS DIPERHATIKAN

 Efek distorsi dan keretakan.

 Kehilangan kandungan elemen pada permukaan komponen


(dekarburisasi, oksidasi).

 Sisa austenite.

 Pengkasaran dan ketidak-ragaman mikrostruktur.

3
DISTORSI DAN KERETAKAN
Penyebab:

--Tegangan sisa akibat machining /pengerjaan dingin sebelum


perlakuan panas.

--Tegangan termal (thermal stresses) akibat perbedaan laju


pemanasan / pendinginan antara permukaan dan bagian dalam.

--Tegangan akibat transformasi fasa (transformation stresses)


pada waktu pendinginan.

4
PENGERASAN TERMAL
(THERMAL HARDENING)
Terdiri dari tiga tahap operasi :

PEMANASAN KUENS TEMPER


(HEATING) (QUENCHING) (TEMPERING)
• Preheating • Pendinginan cepat • Pemanasan kembali pada
(550-650 ºC) oleh temperatur lebih rendah
• Final heating media pendingin (150 - 600 ºC), sekali
(900-1050 ºC) (oli, air, lelehan atau berulang
• Soaking garam,
semprot gas / udara)

QUENCHING TEMPERING
BATH BATH
HEATING
FURNACE

5
SIKLUS PENGERASAN TERMAL

Baja sangat lunak - u << ,


struktur:  + karbida(sisa)
 Baja keras dan mulai tangguh :
Transformasi struktur: M(temper+sterssed)

Baja sut ng
men Quench
 Holding
+ sisa + Karbida(sisa) + lainnya
Baja

yu
menyusut

TEMPERATUR

Temper 1
ng
he a l

Temper 2
Fin
ati
i
ua

i
m ja
em
Ba

t ing
h ea Transformasi 
e Baja memuai
Pr 


Baja keras tapi rapuh , Ketangguhan lebih baik :
struktur: M(stressed) + sisa struktur: M(temper)
+ Karbida(sisa) + lainnya + Karbida + lainnya

WAKTU

6
TAHAP PEMANASAN
Hal-hal yang perlu diketahui :
• Perbedaan temperatur antara bagian dalam dan permukaan, akibat
rambatan panas, menyebabkan perbedaan pemuaian volume.
• Baja menyusut sampai 4% (volume) pada kenaikan temperatur
mencapai transformasi austenite.
Hal-hal yang perlu dikontrol :
• Lakukan preheating pada temperatur sekitar 550-650 oC untuk
mengeliminasi distorsi yang mungkin timbul akibat pemanasan.
• Kecepatan pemanasan harus dikontrol agar tidak menimbulkan gradien
temperatur yang sangat curam antara bagian dalam dan permukaan.
T
SU
SU
TEMPERATUR

TRANSFORMASI KE 
TEMPERATUR AN
UKA
RM
PE PREHEATING
(550-650 oC)
AI

I
INT
MU

WAKTU WAKTU

7
TAHAP AUSTENISASI

Dua hal penting: --Waktu tahan (holding time)


--Temperatur austenisasi (austenitizing temperature)

T,t
Waktu tahan
yang benar Kurang Berlebih
950
c d e f  
850 b Tidak tercapaiPertumbuhan butir,
750 pengerasan ketangguhan menjadi
a buruk atau rapuh
TEMPERATUR ( °C)

WAKTU
18 18 42 56 63-65 60-62 57-58
Kekerasan setelah kuens
(Rockwell C)

8
DISTORSI DAN KERETAKAN
EFEK TEGANGAN TERMAL (Thermal Stresses)

Vsurface
Vcore

tension
compression

9
DISTORSI DAN KERETAKAN
EFEK TRANSFORMASI FASA (Transformation Stresses)

Transformasi V L
 ----> Martensite +4,2 +1,4
 ----> Bainite +3,2 +1,07
 ----> Pearlite +2,4 +0,8

BAJA MAMPU BAJA MAMPU


KERAS RENDAH (A) KERAS TINGGI (B)

Temperature
Tegangan sisa (A)
Temperature
C
o
C
o

900
- - -
900
Centre 800
- -
800 700
Centre - + ++ -
700 600 - + + -
600 500 P - ++ -
500 P 400 Su -- -
400 Su 300 r fa -- -
300 rfa 200
c e B
200 ce B 100
100
Ms Tegangan sisa (B)
Ms
Time
+ ++
1 2 4 6 15 30 60s 2 4 8 15 30 60 min
1 2 4 6 15 30 60s 2 4 8 15 30 min
Tension t1 t2 t3 Yield point + +
Tension t1 t2 t3 + --- - +
Yield point Surface Surface -
- - - +
+ - - - +
+ Surface Centre
0
+ +
0 + +
Centre
- Centre Centre 10
Compression
Compression Surface
POLA TEGANGAN SISA BERBAGAI  BAJA

Semakin besar penambang


diamater baja mengakibatkan
perbedaan laju pendinginan bagian
permukaan dan dalam berbeda. Hal
ini menyebabkan risiko distorsi berbeda
satu sama lain :
• Komponen tipis surface cracking
• Komponen tebal subsurfece cracking

11
DUA BENTUK DISTORSI KOMPONEN

SEBELUM SETELAH
PERLAKUAN PANAS PERLAKUAN PANAS

1. Dimensional
distortion

Terjadi akibat perubahan ukuran,


2. Shape
tegangan sisa machining,
distortion
proses perlakuan panas.

12
CATATAN DISTORSI KOMPONEN

Distorsi yang dapat Distorsi yang tidak


dihindarkan dapat dihindarkan

--Cara perlakuan panas yang buruk.--Perubahan mikrostruktur pada waktu


pengerasan termal dan termper.
--Kesalahan penggunaan media kuens.
--Tegangan termal akibat kontraksi
--Kesalahan pemilihan material. volume.

13
MARTEMPERING DAN AUSTEMPERING

Bertujuan untuk mereduksi tegangan termal sehingga


meminimumkan efek distorsi

Austenite Austenite

Core

Temperature (ºC)
Core
Temperatur (ºC)

Pearlite Pearlite
Surface
Surfac
e
Bainite Bainite
Ms Ms
Martempering Austemperi
ng

Waktu Waktu

14
REVIEW PENINGKATAN KEKUATAN
DENGAN PERLAKUAN PANAS
• Dengan perlakuan panas , bahan dapat
memiliki fasa atau struktur bahan yang
kekuatannya lebih tinggi dan lebih keras

Contoh siklus
laku panas pada
baja
Tabel 4. Sifat Mekanis Beberapa Fasa Pada Baja

No Fasa Kelar max C(%) Elongasi() Kekerasan(BHN)

1 Ferit 0,02 pada 723oC 40 100


0,005 pada 0oC

  Austenit 2,00 pada 1140oC 2 369


0,85 pada 723oC

3 Semen C=6,8, Fe 93,3 0 650


tit

4 Bainit     469

 
5 Marten  =Kelarutan C saat 0 550
sit austenisasi
Diagram Fe-
Fe3C
BERBAGAI PROSES PADA BAJA MENGHASILKAN STRUKTUR MIKRO
YANG BERBEDA DENGAN KEKUATAN BERBEDA
PROSES PERLAKUAN PANAS PADA PADUAN ALUMINIUM COR
MENGHASILKAN STRUKTUR MIKRO YANG BERBEDA DENGAN
KEKUATAN BERBEDA

Maka dibutuhkan pengujian untuk konfirmasi sifat


akhir yang diinginkan: Sifat mekanik dan struktur
mikro bahan
Contoh Peningkatan kekuatan Dengan Proses Aging Pada
Paduan Al- Pembentukan Endapan
Pengaruh Temperatur Aging
Pembentukan
endapan θ’ akan
menghalangi
dislokasi bergerak
Sehingga bahan
menjadi keras/sulit
diubah bentuk.
PENGARUH PANAS PADA PENGELASAN PADA
STRUKTUR LOGAM
CONTOH KEGAGALAN AKIBAT HEAT TREATMENT

Sudut runcing, tidak bersudut akan


memicu terjadi cracking saat
quench.Gambar ini menunjukkan die
tool steel AISI 01 retak saat quench
oli. Pola retak dari sudut tampak jelas.
Beberapa crak berawal dari lubang
yang terletak agak dekat dengan
bagian tepi Sharp, unfilleted corners
may also promote quench cracking.
Warna temper tampak pada
permukaan crack, menunjukkan crack
ada sebelum temper.
CONTOH KEGAGALAN AKIBAT HEAT TREATMENT
Gambar disamping
menunjukkan contoh lain
crack yang diawali dari sudut
tajam. Sebenarnya sudut
sudah diberi jaro-jari namun
ada titik runcing yang menjadi
awal retak.. Bahan adalah
fixture dari 01 yang diquench
oli. Bentuk fixture ini juga tidak
baik dimana bagian yang tipis
akan dingin lebih cepat
membentuk martensit lebih
dahulu, dan bagian yang tebal
ditengah dingin lebih lambat.
Baja pendingina udara akan
lebih sesuai untuk bahan
dengan bentuk seperti ini.
CONTOH KEGAGALAN AKIBAT HEAT TREATMENT

Gambar disamping menunjukkan


punch yang dibuat dati tool AISI S7
yang retak saat quench. Karena
ukurannya, punch telah diquench ili ke
540oC, kemudian didinginkan udara.
Pola Crack didapat dengan magnetic
particle. Tampak adanya warna imbul
sebelum temper..Crack disebabkan
garis machining yang amat kasar
CONTOH KEGAGALAN AKIBAT HEAT TREATMENT

Plastic mold die dari AISI S7 tool steel didapat crack sebelum
digunakan. Crack timbul pada perubahan bentuk pada bagian gigi yang
besaryang memiliki kedalaman 1,6 mm. Crack yang lebih kecil juga
tampak pada permukaan yang rata. (a) Ukuran sesungguhnya. (b)
Permukaan yang dietsa dengan10% nital menunjukkan etsa putih
pada gigi.2×. (c) Micrograph menunjukkan lapisan putih as quench
martensite (dari operasi EDM) dan matriks yang n overaustenitized
( austenite sisa dan plate martensite kasar). Etsa 3% nital. 420×
CONTOH KEGAGALAN AKIBAT HEAT TREATMENT

AISI M2 perkakas pembentukan logam retak begitu selesai perlakuan panas a)


crack tampak dengan magnetic particle b) Butir yang overaustenisasi yang
menimbulkan batas butir yang tebal yang merupakan lapisan karbida,
plate kasar martensite dan austenit sisa yang tidak stabil.
CONTOH KEGAGALAN AKIBAT HEAT TREATMENT

a) Struktur mikro bainit baja paduan rendah produk cor, yang diangkat dari quench air
terlalu cepat.
b) Baja yang sama dengan quench yang sempurna, menghasilkan fasa martensit
Cacat yang biasa timbul pada produk cor adalah kekuatan rendah karena fasa yang
diminta tidak terbentuk, fatique yang dini atau patah akibat kelebihan beban
CONTOH DISAIN KRITIS

Sedapat mungkin dihindarkan


KEGAGALAN

• Baja Paduan akan dikeraskan hingga


450HB, Setelah Dilakukan austenisasi dan
quench, kekerasan tidak naik, bahkan
menjadi berkurang
• Apa penyebabnya dan bagaimana
mengatasinya?
STRUKTUR PERMUKAAN BAJA TERDEKARBURISASI

Struktur baja terdekarburisasi. Permukaan atas hampir


tidak terdapat karbon, tampak terang. Fe dipermukaan
cepat teroksidasi akibat tak terdapatnya karbon pada
besi
STRUKTUR MIKRO JAUH DARI PERMUKAAN
DEKARBURISASI

Struktur mikro
jauh dari
permukaan
dekarburisasi,
tampak ferit jauh
lebih sedikit.
©2003 Brooks/Cole, a division of Thomson Learning, Inc. Thomson Learning™ is a trademark used herein under license.

Figure 12.2 (a)

Daerah eutectoid
phase diagram. (b)
eutectoid pada Fe-Fe3C
Isothermal Heat Treatments

 Austempering - heat treatment isothermal dimana


austenit bertransformasi menjadi Bainit
 Isothermal annealing - Heat treatment dimana baja
yang diaustenisasi didinginkan cepat ke temperatur A1
dan menyentuh hidung diagram TTT, ditahan sampai
austenite bertransformasi menjadi pearlite.
STRUKTUR BAJA SELAMA PENGERASAN

Struktur asal Austenit


Ferit-Perlit

Martensit Bainit

Anda mungkin juga menyukai