Anda di halaman 1dari 46

KULIAH 4-5

• PENGERASAN-Membentuk struktur martensit/bainit


•TEMPER, TEMPER EMBRITTLEMENT,
SUBZERO TREATMENT
• KEMAMPUKERASAN

1
PENGERASAN TERMAL
(THERMAL HARDENING)
Terdiri dari tiga tahap operasi :

PEMANASAN KUENS TEMPER


(HEATING) (QUENCHING) (TEMPERING)
• Preheating • Pendinginan cepat • Pemanasan kembali pada
(550-650 ºC) oleh temperatur lebih rendah
• Final heating media pendingin (150 - 600 ºC), sekali
(900-1050 ºC) (oli, air, lelehan garam, atau berulang
• Soaking semprot gas / udara)

QUENCHING TEMPERING
BATH BATH
HEATING
FURNACE

2
SIKLUS PENGERASAN TERMAL

Baja sangat lunak - u << ,


struktur:  + karbida(sisa)
 Baja keras dan mulai tangguh :
Transformasi  struktur: M(temper+sterssed)
Baja menyusut Holding
+ sisa + Karbida(sisa) + lainnya


Temper 1
Temper 2

Transformasi 
Baja memuai 
Baja keras tapi rapuh , Ketangguhan lebih baik :
struktur: M(stressed) + sisa struktur: M(temper)
+ Karbida(sisa) + lainnya + Karbida + lainnya

WAKTU

3
TAHAP PEMANASAN
Hal-hal yang perlu diketahui :
• Perbedaan temperatur antara bagian dalam dan permukaan, akibat
rambatan panas, menyebabkan perbedaan pemuaian volume.
• Baja menyusut sampai 4% (volume) pada kenaikan temperatur
mencapai transformasi austenite.
Hal-hal yang perlu dikontrol :
• Lakukan preheating pada temperatur sekitar 550-650 oC untuk
mengeliminasi distorsi yang mungkin timbul akibat pemanasan.
• Kecepatan pemanasan harus dikontrol agar tidak menimbulkan gradien
temperatur yang sangat curam antara bagian dalam dan permukaan.

TRANSFORMASI KE 
TEMPERATUR

TEMPERATUR

PREHEATING (550-
650 oC)

WAKTU WAKTU

4
TAHAP AUSTENISASI

Dua hal penting: --Waktu tahan (holding time)


--Temperatur austenisasi (austenitizing temperature)

T,t
Waktu tahan
yang benar Kurang Berlebih
950 d e f  
c
850 b Tidak tercapai Pertumbuhan butir,
750 pengerasan ketangguhan menjadi
a buruk atau rapuh
TEMPERATUR ( °C)

WAKTU
18 18 42 56 63-65 60-62 57-58
Kekerasan setelah kuens
(Rockwell C)

5
TAHAP AUSTENISASI

Hal-hal yang diperhatikan:


--Hindari susunan umpan didalam dapur yang saling tumpang-tindih untuk
menghindari terjadinya deformasi komponen akibat berat komponen pada
saat baja sedang lunak.

--Cek akurasi temperatur austenisasi yang ditentukan, misalnya dengan


menggunakan thermocouple yang ditempelkanlangsung pada komponen.

--Hindari kesalahan penentuan saat mulainya penghitungan waktu tahan..

6
TAHAP KUENS
yaitu mendinginkan baja dari temperatur austenit
sampai temperatur ambien pada media tertentu yang
akan menghasilkan struktur martensit

• Pemilihan media kuens ditentukan oleh jenis baja/paduannya.

• Semakin ekstrim media kuens risiko terhadap distorsi meningkat.

• Perbedaan laju pendinginan antara permukaan dan bagian dalam


menimbulkan profil kekerasan (tergantung ukuran perkakas
dan komposisi baja).

7
EHW 98 MEDIA KUENS
Air : Murah serta sistemnya sederhana. Kekurangannya ia mudah membentuk selimut uap
yang menutupi permukaan komponen, sehingga menghasilkan pedinginan tidak
seragam dipenampang permukaan yang luas. Pemanfaatannya terbatas pada industri
perlakuan panas. Eliminasinya di tambahkan Na/Ca Chloride, membuthukan closed system.
Larutan polimer: Kemampuan pendinginan (H) daintara oli dan air. Memerlukan close control karena
konsentrasinya mudah berkurang.
Oli : Kemampuan pendinginan tidak sebaik air, tetapi lebih disenangi. Dengan penambahan
additive kemampuan pendinginan (H = cooling power) dapat ditingkatkan lebih dari 0,4 s/d 1.
Lelehan garam : Paling umum digunakan sbagai media pendingin dikarenakan dapat bekerja pada rentang
temperatur yang besar (150 °C s/d 595 °C, atau bahkan lebih). Dikarenakan karakter
tersebut lelehan garam banyak digunakan untuk delayed quenching seperti: kuens
intermediate, kuens isotermal / holding pada berbagai temperatur.
Lelehan logam : Banyak digunakan untuk kuens-interupsi (interrupted quenching), tetapi saat ini fungsinya
sering digantikan oleh lelehan garam dikarenakan kemampuannya bekerja pada rentang
temperatur lebih besar.
Gas / udara : Hanya digunakan untuk baja dengan ukuran tipis atau baja yang memiliki mampu keras
tinggi. Pengaturan cooling power dilakukan dengan cara mengatur laju semprot udara/gas.

Cetakan logam : Digunakan pada jenis material yang mememiliki risiko distorsi tinggi. Biasanya menggunakan
water-cooled copper dies, dan kelemahannya biaya tinggi.

Lainnya : Larutan garam, larutan soda, uap :

8
TAHAP KUENS MELALUI MEDIA CAIR
1. Selimut uap (Vapour blanket)
2. Pendidihan (Boiling)
3. Konveksi (Convection )

900 1. Selimut uap


800
Temperatur, ºC

700
600 2.Pendidihan
500
400
300 3.Konveksi
200 Kurva kecepatan
100 pendinginan (ºC/dt) Kurva pendinginan
0 5 10 15 20 25
Waktu (detik)

9
MEKANISME PENDINGINAN
MELALUI MEDIA CAIR
SELIMUT UAP: Kecepatan pendinginan relatif lambat akibat seluruh
permukaan ditutupi oleh uap.

Temperatur transisi menuju mekanisme pendidihan


(leidenfrost temperature) tidak dipengaruhi oleh temperatur.
awal saat dikuens.

PENDIDIHAN : Kecepatan pendinginan sangat tinggi ditandai oleh


gelembung-gelembung uap pada permukaan komponen.

KONVEKSI : Kecepatan pendinginan kembali menjadi lambat melalui


rambatan konveksi.

Kecepatan perpindahan panas pada kondisi ini sangat


dipengaruhi oleh viskositas cairan, agitasi, temperatur
cairan/bath.

10
KONDISI KOMPONEN VS MEKANISME KUENS

Pada prakteknya gradient temparatur atau laju


pendinginan pada permukaan komponen tidak
selalu seragam. Hal ini disebabkan :
• Kondidi internal material: pengaruhnya terhadap
perpindahan panas keluar
• Kondisi permukaan: pengaruhnya terhadap
perpindahan panas
760 C
645 C • Potensial ekstarsi panas dari media kuens
538 C
427 C • Kondisi media yang teragitasi atau non-agitasi
315 C

Jadi, geometri komponen serta kondisi media


kuens dapat mempengaruhi hasil kekerasan
pada permukaan

11
MIKROSTRUKTUR BAJA SESUDAH KUENS
--Terbentuknya martensit hanya dipengaruhi oleh
kehadiran karbon didalam fasa austenit.
--Sejumlah karbida diperlukan untuk mencegah
pertumbuhan butir pada waktu baja diaustenisasi.
--Terdapat sisa austenite yang tidak bertransformasi
pada kondisi setelah kuens

Ferit, Perlit Mikrostruktur baja


kondisi anil (lunak),
Karbida sebelum dikeraskan
Pengerasan termal
Martensit
Sisa  Mikrostruktur baja
setelah
Karbida dikeraskan: martensit
diperkuat oleh karbida
12
SISA AUSTENITE
terjadi akibat kandungan karbon yang tinggi, dan
hadirnya elemen penstabil austenit () pada baja paduan

BAJA KARBON
Penghilangan sisa austenit:
Sisa 
--Temper  Bainit, Karbida, Martensit
Karbon diatas 0,8% --Subzero treatment 100% Martensit
Kekerasan

kekerasan menurun

0.7 0.8 %C
Komposisi karbon

13
BAJA SETELAH KUENS
-- terdapat tegangan sisa akibat kuens
-- rapuh dan mudah patah
-- dimensi tidak stabil
-- tidak siap digunakan

-- membutuhkan perlakuan temper !

14
PERLAKUAN TEMPER
Pemanasan kembali setelah kuens dibawah garis A1 (160-650 ºC) :
 Mengurangi tegangan sisa akibat proses kuens.
 Memperbaiki ketangguhan.
 Dalam hal tertentu digunakan untuk meningkatkan kekerasan
baja perkakas jenis pengerjaan panas dan kecepatan tinggi.
 Mengontrol dimensi komponen baja yang dikeraskan

Secondary hardening
Ketangguhan ft-lb)
Kekerasan (HRc)

Temperatur (ºC)

15
EHW 98

UNTEMPERED MARTENSITE
DAN SISA AUSTENITE

Sisa  warna putih


BAJA PADUAN RENDAH HSS M42:
a. 35 % 
b. temper 1: 1 jam, 600ºC
c. temper 2: 1 jam, 600ºC
(a)

30% Untempered Setelah tempering


martensite pada 200 °C

(b) (c)

16
PERUBAHAN MIKROSTRUKTUR
PADA WAKTU TEMPER

Tahap 1: Pembentukan karbida transisi,  karbida, serta penurunan


80-16 0ºC kandungan karbon pada matriks martensit s/d 0.23%

Tahap 2: Transformasi sisa Bainite


230-280ºC

Tahap 3: Karbida transisi, martensit C rendah Sementit + Ferit


160-400ºC

Tahap 4 Pertumbuhan dan pembulatan sementit


400-700 ºC Adanya elemen paduan pembentuk karbida,

Tahap 5 Secondary hardening, yaitu pembentukan karbida paduan


500-550ºC yang mengakibatkan kekerasan meningkat lagi.

17
MEKANISME TEMPER

Temper 1 : sebagian sisa austenit akan bertransformasi


menjadi martensit dan akan menyebabkan perubahan
dimensi (transformasi lainnya, yaitu: M F+Sementit,
Sisa  Bainit, presipitasi karbida).

Temper2 : martensit baru yang terbentuk pada tahap


tempering 1akan mengalami temper lanjut. Tegangan sisa
yang masih ada akan terus tereliminasi.

Temper3 : terjadi eleminasi lanjut terhadap tegangan


yang masih tersisa dan dimensi perkakas menjadi lebih stabil
setelah tahap ini.

18
MAMPU-KERAS BAJA

Profil kekerasan terbentuk akibat perbedaan laju pendinginan


antara permukaan dan bagian yang lebih dalam

JOMINY TEST:
A3
ASTM A 255 / SAE J406
Semprot 100 mm
A1
air
A+F
Ferrite +Pearlite  = 25 mm
Temperatur ºC

a b c
Bainite ~50%
50 Martensite
Ms c: belakang

HRC
b: tengah
a: depan Jarak, mm
Waktu
Hardened case

19
HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI
MAMPU KERAS BAJA
Komposisi paduan Mampu keras baja
Ukuran butiran kristal Mampu keras baja

Baja Baja paduan Baja paduan


karbon rendah tinggi

HRC HRC HRC

20
Sub-zero treatment
Pada aplikasi tertentu seperti pada cetakan investment casting,
dibutuhkan perubahan dimensi minimum . Untuk itu dibutuhkan
subzero treatment, yang dapat mentransformasi austenit sisa
menjadi martensit.

Austenitizing
Temperature

1st Tempering 2nd Tempering


Pre-heating

-80-190°C Time
STRUKTUR BAJA PADA TTT DIAGRAM

22
Austenite Microstructure

Relatively soft : carbon disperse into all ferrite region


CCT Diagram AISI 15B41
0.42%C, 1.61% Mn, 0.29% Si, 0.006% P, 0.019% S,
0.004% B
Austenite Transformation
Martensite

Low magnification High magnification

Brittle : ferrite with heavily supersaturatued carbon plus high stresses


Bainit

More softer than martensite : ferrite plus irregular pearlite plus low stress
Bainit
(a) Pearlite formed at 720 oC, (b) bainite formed at 290 oC,
(c) bainite formed at 180 oC, and (d) martensite.
Tempering
• Proses pemanasan kembali setelah quech untuk
menurunkan brittleness tanpa mengurangi kekerasan
dan kekuatan secara signifikan
• Temperatur tempering menentukan hasil akhir struktur
yang terbentuk:
– 200oC hanya terjadi proses stress relieving dalam beberapa
kasus sedikit meningkatkan kekerasan karena austenit sisa
membentuk martensite
– 230oC martensit mulai berpresipitasi membentuk cementit
(Fe3C)  sedikit dan susah diamati dengan mikroskop
– ~ 400oC semakin banyak cementit yang terbentuk  troostite
– Diatas 400oC cementit mulai bergabung membentuk cementit
yang semakin besar , perubahan martensite – cementite terus
berlangsung  Sorbite
– Istilah troostite dan sorbite sekang sudah jarang digunakan dan
diganti dengan istilah martensit temper
Quench Tempering Process
Jenis proses quench tempering :
• Conventional quench tempering
• Martempering
• Austempering
Conventional Tempering
Distorsi komponen

Perubahan dimensi

Setelah Treatment

Bahan awal
Perubahan bentuk

Penyebab;Perubahan ukuran,Tegangan machiningPerubahan struktur dll.


Distorsi

Dapat dihindarkan Tak dapat dihindarkan

Karena perubahan volume


Karena perubahan volume
akibat perubahan str.mikro
karena:
akibat
-- Perubahan volume akibat
-- perlakuan panas tak tepat
pengerasan dan temper
-- media pendingin tak tepat
--Tegangan thermal
-- material tak tepat
SETELAH QUENCH BAHAN JADI KERAS DAN
RAPUHMUDAH RETAK)

--Tegangan tinggi akibat quenching


-- rapuh, mudah retak
--Dimensi tidak stabil
--Tidak siap pakai
-- Diperlukan temper
Tempering

--Harus segera setelah quenching (50-70o C)


--Mengurangi tegangan, martensit menjadi tangguh.
--Jika paduan cukup tinggi terjadi pengerasan
(Secondary hardening)

Austenitizing
Temperature

1st Tempering 2nd Tempering


Pre-heating

Time
©2003 Brooks/Cole, a division of Thomson Learning, Inc. Thomson Learning ™ is a trademark used herein under license.

1050 l.
terhadap sifat
mekanik pada baja
temperatur temper
Gambar 12.11 Efek
Perubahan Dimensi Total

--Perubahan dimensi total selama perlakuan panas merupakan


jumlah perubahan dimensi yang timbul selama pengerasan
dan temper
--Mungkin dilakukan penyesuaian selama tempering sehingga
total perubahan dimensi part pada kondisi minimum

Panjang seblm pengerasan Perubahan panjang


Diminimalkan dengan kontro
Panjang setelah quenching
pengerasan dan temper.
Panjang setl temper
Perubahan dimensi setelah Temper
--distortion data for a 100  100 
25 mm Stavax plate

Hardening from 1020C Width length thick-


% % ness %
Oil hardened Min +0.02 +0.02 +0.02
Max -0.05 -0.03 -0.03
Martempered Min +0.02 0 -0.04
Max -0.03 +0.03 -
Air hardened Min -0.02 0 0
Max +0.03 -0.03 -
Vacuum Min +0.01 0 -0.04
hardened Max -0.02 +0.01 -

Anda mungkin juga menyukai