1
PENGERASAN TERMAL
(THERMAL HARDENING)
Terdiri dari tiga tahap operasi :
QUENCHING TEMPERING
BATH BATH
HEATING
FURNACE
2
SIKLUS PENGERASAN TERMAL
Temper 1
Temper 2
Transformasi
Baja memuai
Baja keras tapi rapuh , Ketangguhan lebih baik :
struktur: M(stressed) + sisa struktur: M(temper)
+ Karbida(sisa) + lainnya + Karbida + lainnya
WAKTU
3
TAHAP PEMANASAN
Hal-hal yang perlu diketahui :
• Perbedaan temperatur antara bagian dalam dan permukaan, akibat
rambatan panas, menyebabkan perbedaan pemuaian volume.
• Baja menyusut sampai 4% (volume) pada kenaikan temperatur
mencapai transformasi austenite.
Hal-hal yang perlu dikontrol :
• Lakukan preheating pada temperatur sekitar 550-650 oC untuk
mengeliminasi distorsi yang mungkin timbul akibat pemanasan.
• Kecepatan pemanasan harus dikontrol agar tidak menimbulkan gradien
temperatur yang sangat curam antara bagian dalam dan permukaan.
TRANSFORMASI KE
TEMPERATUR
TEMPERATUR
PREHEATING (550-
650 oC)
WAKTU WAKTU
4
TAHAP AUSTENISASI
T,t
Waktu tahan
yang benar Kurang Berlebih
950 d e f
c
850 b Tidak tercapai Pertumbuhan butir,
750 pengerasan ketangguhan menjadi
a buruk atau rapuh
TEMPERATUR ( °C)
WAKTU
18 18 42 56 63-65 60-62 57-58
Kekerasan setelah kuens
(Rockwell C)
5
TAHAP AUSTENISASI
6
TAHAP KUENS
yaitu mendinginkan baja dari temperatur austenit
sampai temperatur ambien pada media tertentu yang
akan menghasilkan struktur martensit
7
EHW 98 MEDIA KUENS
Air : Murah serta sistemnya sederhana. Kekurangannya ia mudah membentuk selimut uap
yang menutupi permukaan komponen, sehingga menghasilkan pedinginan tidak
seragam dipenampang permukaan yang luas. Pemanfaatannya terbatas pada industri
perlakuan panas. Eliminasinya di tambahkan Na/Ca Chloride, membuthukan closed system.
Larutan polimer: Kemampuan pendinginan (H) daintara oli dan air. Memerlukan close control karena
konsentrasinya mudah berkurang.
Oli : Kemampuan pendinginan tidak sebaik air, tetapi lebih disenangi. Dengan penambahan
additive kemampuan pendinginan (H = cooling power) dapat ditingkatkan lebih dari 0,4 s/d 1.
Lelehan garam : Paling umum digunakan sbagai media pendingin dikarenakan dapat bekerja pada rentang
temperatur yang besar (150 °C s/d 595 °C, atau bahkan lebih). Dikarenakan karakter
tersebut lelehan garam banyak digunakan untuk delayed quenching seperti: kuens
intermediate, kuens isotermal / holding pada berbagai temperatur.
Lelehan logam : Banyak digunakan untuk kuens-interupsi (interrupted quenching), tetapi saat ini fungsinya
sering digantikan oleh lelehan garam dikarenakan kemampuannya bekerja pada rentang
temperatur lebih besar.
Gas / udara : Hanya digunakan untuk baja dengan ukuran tipis atau baja yang memiliki mampu keras
tinggi. Pengaturan cooling power dilakukan dengan cara mengatur laju semprot udara/gas.
Cetakan logam : Digunakan pada jenis material yang mememiliki risiko distorsi tinggi. Biasanya menggunakan
water-cooled copper dies, dan kelemahannya biaya tinggi.
8
TAHAP KUENS MELALUI MEDIA CAIR
1. Selimut uap (Vapour blanket)
2. Pendidihan (Boiling)
3. Konveksi (Convection )
700
600 2.Pendidihan
500
400
300 3.Konveksi
200 Kurva kecepatan
100 pendinginan (ºC/dt) Kurva pendinginan
0 5 10 15 20 25
Waktu (detik)
9
MEKANISME PENDINGINAN
MELALUI MEDIA CAIR
SELIMUT UAP: Kecepatan pendinginan relatif lambat akibat seluruh
permukaan ditutupi oleh uap.
10
KONDISI KOMPONEN VS MEKANISME KUENS
11
MIKROSTRUKTUR BAJA SESUDAH KUENS
--Terbentuknya martensit hanya dipengaruhi oleh
kehadiran karbon didalam fasa austenit.
--Sejumlah karbida diperlukan untuk mencegah
pertumbuhan butir pada waktu baja diaustenisasi.
--Terdapat sisa austenite yang tidak bertransformasi
pada kondisi setelah kuens
BAJA KARBON
Penghilangan sisa austenit:
Sisa
--Temper Bainit, Karbida, Martensit
Karbon diatas 0,8% --Subzero treatment 100% Martensit
Kekerasan
kekerasan menurun
0.7 0.8 %C
Komposisi karbon
13
BAJA SETELAH KUENS
-- terdapat tegangan sisa akibat kuens
-- rapuh dan mudah patah
-- dimensi tidak stabil
-- tidak siap digunakan
-- membutuhkan perlakuan temper !
14
PERLAKUAN TEMPER
Pemanasan kembali setelah kuens dibawah garis A1 (160-650 ºC) :
Mengurangi tegangan sisa akibat proses kuens.
Memperbaiki ketangguhan.
Dalam hal tertentu digunakan untuk meningkatkan kekerasan
baja perkakas jenis pengerjaan panas dan kecepatan tinggi.
Mengontrol dimensi komponen baja yang dikeraskan
Secondary hardening
Ketangguhan ft-lb)
Kekerasan (HRc)
Temperatur (ºC)
15
EHW 98
UNTEMPERED MARTENSITE
DAN SISA AUSTENITE
(b) (c)
16
PERUBAHAN MIKROSTRUKTUR
PADA WAKTU TEMPER
17
MEKANISME TEMPER
18
MAMPU-KERAS BAJA
JOMINY TEST:
A3
ASTM A 255 / SAE J406
Semprot 100 mm
A1
air
A+F
Ferrite +Pearlite = 25 mm
Temperatur ºC
a b c
Bainite ~50%
50 Martensite
Ms c: belakang
HRC
b: tengah
a: depan Jarak, mm
Waktu
Hardened case
19
HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI
MAMPU KERAS BAJA
Komposisi paduan Mampu keras baja
Ukuran butiran kristal Mampu keras baja
20
Sub-zero treatment
Pada aplikasi tertentu seperti pada cetakan investment casting,
dibutuhkan perubahan dimensi minimum . Untuk itu dibutuhkan
subzero treatment, yang dapat mentransformasi austenit sisa
menjadi martensit.
Austenitizing
Temperature
-80-190°C Time
STRUKTUR BAJA PADA TTT DIAGRAM
22
Austenite Microstructure
More softer than martensite : ferrite plus irregular pearlite plus low stress
Bainit
(a) Pearlite formed at 720 oC, (b) bainite formed at 290 oC,
(c) bainite formed at 180 oC, and (d) martensite.
Tempering
• Proses pemanasan kembali setelah quech untuk
menurunkan brittleness tanpa mengurangi kekerasan
dan kekuatan secara signifikan
• Temperatur tempering menentukan hasil akhir struktur
yang terbentuk:
– 200oC hanya terjadi proses stress relieving dalam beberapa
kasus sedikit meningkatkan kekerasan karena austenit sisa
membentuk martensite
– 230oC martensit mulai berpresipitasi membentuk cementit
(Fe3C) sedikit dan susah diamati dengan mikroskop
– ~ 400oC semakin banyak cementit yang terbentuk troostite
– Diatas 400oC cementit mulai bergabung membentuk cementit
yang semakin besar , perubahan martensite – cementite terus
berlangsung Sorbite
– Istilah troostite dan sorbite sekang sudah jarang digunakan dan
diganti dengan istilah martensit temper
Quench Tempering Process
Jenis proses quench tempering :
• Conventional quench tempering
• Martempering
• Austempering
Conventional Tempering
Distorsi komponen
Perubahan dimensi
Setelah Treatment
Bahan awal
Perubahan bentuk
Austenitizing
Temperature
Time
©2003 Brooks/Cole, a division of Thomson Learning, Inc. Thomson Learning ™ is a trademark used herein under license.
1050 l.
terhadap sifat
mekanik pada baja
temperatur temper
Gambar 12.11 Efek
Perubahan Dimensi Total