Anda di halaman 1dari 24

Perlakuan Panas

Hardening and Tempering


• Hardening dilakukan dengan memanaskan
baja sampai menjadi austenit, ditahan sesaat
kemudian didinginkan cepat, diharapkan
dapat terjadi martensit, keras, tahan aus
tetapi sangat getas (karenanya perlu segera
ditemper).
• Kekerasan pada suatu titik dlm suatu benda
yang dikeraskan tergantung pada:
– Kekerasan martensit (tergantung pada kadar C)
– Banyaknya martensit (tergantung pd banyaknya
austenit dan laju pendinginan di titik tsb, relatif
terhadap laju pendinginan kritis dari bajanya)
Hubungan antara kadar karbon, jumlah martensit dan kekerasan
• Kekerasan setlah pengerasan tergantung pd:
– Austenitisasi:
• Temperatur pemanasan
• Holding time
– Cara Pendinginan:
• Jenis media pendinginan
• Kekuatan agitasi
– Karakteristik bendanya:
• Bentuk/Ukuran benda
– Karakteristik bahannya
• Hardenability bajanya
• Austenitisasi:
– Temperatur pemanasan sama seperti full anneal
– Lamanya pemanasan tergantung pada jenis
bajanya, (baja dengan unsur paduan memerlukan
holding time lebih lama), juga laju pemanasan (yang
cepat memerlukan holding time lebih lama)
• Cara pendinginan:
– Dilakukan dengan mencelupkan benda ke suatu
media pendingin, jenis media (mulai yang kuat),
brine, air, minyak, udara
– Kekuatan pendinginan akan lebih kuat bila media
juga diagitasi (pengadukan), makin kuat agitasi
makin besar kekuatan pendinginan
910
Normalising

A3
Temperatur oC

Annealing dan
Hardening
723 A1

Fe 0,8 C
• Karakteristik bendanya:
– Bentuk, benda yang bulat pendinginannya lebih lambat dp
yang pipih ( dengan berat yang sama)
– Ukuran, benda yang kecil pendinginannya lebih cepat
daripada yang besar
• Karakteristik bahannya, hardenability:
– adalah sifat baja yang menggambarkan mudah tidaknya
baja dikeraskan (hardenability tinggi dapat dikeraskan
dngan laju pendinginan rendah)
– menunjukkan seberapa besar benda yang dapat
dikeraskan
– menunjukkan seberapa tebal bagian benda yang dpt
menjadi keras
– ditentukan oleh komposisi kimia (kadar C & unsur paduan)
dan ukuran butir austenit
• Tempering dilakukan dengan memanaskan
kembali benda kerja yang sudah dikeraskan,
untuk mengembalikan sebagian keuletan/
ketangguhan (berakibat turunnya kekerasan)
• Walaupun yang dituju sebenarnya
ketangguhan, tetapi target tempering
biasanya adalah kekerasan
• Kekerasan setelah tempering tergantung
pada temperatur tempering dan waktu
tempering
• Martensit terjadi dari austenit yang didinginkan cepat,
kristal besi berubah dari FCC menjadi Body Centered
Tetragonal (belum Cubic karena ada atom karbon
terperangkap di dalamnya)
• Martensit merupakan struktur metastabil.
• Kalau martensit dipanaskan maka karbon secara
bertahap keluar dari struktur BCT martensit, dengan
keluarnya karbon maka struktur BCT akan menjadi
BCC (martensit → ferrit)
• Karbon yang keluar akan menjadi karbida
• Hasil dari pemanasan kembali martensit akan berupa
ferrit + karbida. Proses ini dinamakan tempering
• Makin tinggi temperatur pemanasan makin
banyak karbon yang dapat keluar dari
martensit, makin banyak martensit yang
berubah menjadi ferrit
• Kalau martensit menjadi ferrit maka terjadi
penurunan kekerasan
• Makin tingi temperatur tempering makin
banyak kehilangan kekerasan tetapi makin
banyak kenaikan keuletan/ketangguhan
70

Kekerasan HRc
50

30

10

0 100 300 500 700

Temperatur temper
Pengaruh temperatur temper terhadap kekerasan setelah tempering
Pengaruh temperatur temper terhadap kekerasan setelah tempering,
untuk beberapa jenis baja; C45, 42CrMo4, O1, D2 dan M1, tampak
bahawa adanya unsur paduan dalam baja menghambat penurunan
kekerasan karena tempering
Pengerasan Permukaan
• Tujuan: mengeraskan hanya bagian permukaan saja,
supaya diperoleh benda yang keras dan tahan aus di
permukaan dan ulet/tangguh secara keseluruhan
• Cara:
1. Carburising
2. Nitriding
3. Cyaniding
4. Flame Hardening
5. Induction Hardening
Carburising: mengeraskan permukaan baja
dengan kadar karbon rendah dengan terlebih
dahulu menambahkan karbon ke permukaannya
(carburising) baru kemudian dilakukan proses
pengerasan (hardening).
1. Pack carburising: carburising compound berupa
campuran butiran arang dan serbuk Barium carbonate.
Carburising compound dimasukkan ke dalam kotak
bersama benda kerja sehingga benda kerja terselubung
dan kotak ditutup rapat. Kotak dipanaskan sampai 900 –
950oC selama beberapa jam (tergantung ketebalan kulit
yang diinginkan). Setelah didinginkan kotak dibongkar,
benda kerja dibersihkan dan disiapkan untuk pemanasan
untuk pengerasan dan penemperan.
2. Gas carburising: benda kerja dipanaskan dalam
atmosfer yang banyak mengandung gas CO dan/atau
hidrokarbon yang berdissosiasi menjadi CO pada
temperatur karburisasi. Di permukaan baja akan terjadi
reaksi CO ↔ CO2 + Cat. Cat ini yang dapat berdiffusi
masuk ke dalam baja, menaikkan kadar C di permukaan
baja. Baru kemudian dapat dilanjutkan dgn quenching
3. Liquid carburising: benda kerja dipanaskan di dalam
garam cair (campuran garam karbonat dan sianid yang
dipanaskan sampai mencair). Selama pemanasan garam
sianid akan berdisosiasi menghasilkan Cat dan Nat yang
berdifusi ke dalam baja. Proses ini mirip dengan
• Cyaniding, hanya berbeda pada komposisi
garamya (cyaniding lebih tinggi konsentrasi
garam karbonatnya) dan temperatur pemanasan-
nya (temperatur cyaniding lebih rendah, sekitar
600 oC, carburising sekitar 950 oC). Pada
carburising karbon yang lebih dominan masuk ke
dalam baja sedang pada cyaniding keduanya
berimbang.
Setelah carburising maupun cyaniding diikuti
dengan pengerasan (quenching) kemudian
tempering
• Nitriding: dilakukan dengan memanaskan
benda kerja dalam dapur dgn atmosfer
gas NH3. Selama pemanasan ammoniak
berdissosiasi menjadi Nat yang berdifusi
masuk ke dalam baja. Di permukaan baja
Nat bereaksi membentuk nitrida. Nitrida
inilah keras dan stabil, tetapi sangat tipis.
Karenanya baja yang dinitriding harus
sudah cukup keras (medium carbon steel)
Setelah nitriding tidak boleh lagi ada
machining
• Flame hardening baja dipanaskan dengn
cepat (menggunakan api), sebelum panas
merambat lebih dalam segera dilakukan
pendinginan (disemprot air), sehingga
yang menjadi keras hanya lapisan tipis di
permukaan
Baja yang di-flame hardening adalah baja
yang memang dapat dikeraskan
(mempunyai hardenability cukup)
• Induction hardening: prisipnya hampir
sama dengan flame hardening hanya
pemanasnya menggunakan listrik induksi
frekuensi tinggi
Berbagai macam bentuk koil untuk pemanasan pada induction hardening

Anda mungkin juga menyukai