Anda di halaman 1dari 33

BAB IX PROSES PERLAKUAN

PANAS
Pertemuan ke- 9
HEAT TREATMENT

Dasar: aplikasi logam dan paduannya pada


konstruksi dibatasi oleh sifat-sifatnya.
Sifat dapat divariasi dengan heat
treatment (perlakuan panas)

Definisi: operasi pemanasan dan pendinginan


terhadap logam dan paduannya pada
kondisi padat sedemikian rupa
sehingga dapat diperoleh sifat-sifat
logam yang diinginkan

Prinsip: pemanasan pada T tertentu


dan dipertahankan selama waktu
tertentu, dan akhirnya didinginkan
pada media tertentu
Tujuan dan Faktor penting

Tujuan:
 Meningkatkan keuletan atau melunakkan
 Meniadakan tegangan internal
 Menghaluskan ukuran butir
 Meningkatkan kekerasan

Faktor-faktor penting dalam heat treatment:


 Suhu (T) pemanasan
 Lama waktu yang diperlukan pada suhu
pemanasan
 Laju pendinginan
 Media pendingin
Dasar Perlakuan Panas
JENIS PERLAKUAN PANAS

A. ANNEALING
- Full Annealing
- Spheroidized Annealing
- Isothermal Annealing
- Diffusional Annealing
(Homogenizing)
- Intermediate Annealing
B. NORMALIZING
C. STRESS RELIEVING
ANNEALING

Tujuan:
 Mengurangi tegangan internal yang terjadi
akibat proses pembekuan, pemotongan,
penempaan, pengerolan atau pengelasan
 Meningkatkan keuletan dan ketangguhan
 Meningkatkan mampu mesin
 Mengurangi ketidakhomogenan komposisi
kimia
 Menghaluskan ukuran butir

Prinsip:
Austenisasi dari baja diikuti dengan
pendinginan yang lambat di dalam tungku
FULL ANNEALING

BAJA HIPOEUTEKTOID
Baja dipanaskan pada temperatur austenisasi
yaitu sekitar 50ºC di atas garis A3 dan
mendiamkannya pada temperatur tersebut
untuk jangka waktu tertentu, kemudian
diikuti pendinginan yang sangat lambat di
dalam tungku

BAJA HIPEREUTEKTOID
Baja dipanaskan pada temperatur austenisasi
yaitu sekitar 50ºC di atas garis A1 dan
mendiamkannya pada temperatur tersebut
untuk jangka waktu tertentu, kemudian
diikuti pendinginan yang sangat lambat di
dalam tungku
SPHEROIDIZING

Tujuan:
 Mengubah karbida-karbida yang berbentuk
lamelar pada perlit dan sementit sekunder
menjadi karbida berbentuk bulat

 Memperbaiki mampu mesin dan mampu


bentuk

Proses:
baja dipanaskan di bawah temperatur kritik
A1 (30ºC) didiamkan pada temperatur
tersebut untuk jangka waktu tertentu
kemudian diikuti dengan pendinginan yang
lambat.
ISOTHERMAL A.

Tujuan:

 Melunakkan baja tu memperbaiki mampu


mesin dan mampu bentuk

Proses:
baja hypoeutectoid dipanaskan 50°C di atas
A3
baja hypereutectoid dipanaskan 50°C di atas
A1
kemudian didinginkan cepat sampai 50-60 °C
di bawah temperatur kritik A1 ; didiamkan
pada temperatur tersebut untuk jangka
waktu tertentu kemudian diikuti dengan
pendinginan yang lambat.
HOMOGENIZING

Tujuan:
 Menyeragamkan komposisi baja
(Baja paduan saat akan membeku sesaat setelah proses
penuangan memiliki struktur yg tidak homogen)
 Memperhalus struktur over-heat

Proses:
baja dipanaskan pada temperatur 1100-1200
°C didiamkan beberapa jam kemudian
didinginkan ke temperatur 800-900 °C
selanjutnya didinginkan di udara.
Dilanjutkan proses normalizing atau annealing.
INTERMEDIATE

Tujuan:
 Mengubah karbida sementit menjadi karbida
berbentuk bulat pada material yang
mengalami case hardening

Proses:
baja dipanaskan di bawah temperatur kritik
A1 (630-680 °C) didiamkan pada temperatur
tersebut untuk jangka waktu 4-6 jam
kemudian diikuti dengan pendinginan yang
lambat.
NORMALIZING
Tujuan:
 Memperhalus butir
 Memperbaiki mampu mesin
 Menghilangkan tegangan sisa
 Memperbaiki sifat mekanik baja karbon
struktural dan baja paduan rendah

Aplikasi: produk cor, over-heated forgings dan


produk-produk tempa yang besar

Proses:
baja dipanaskan 30-40ºC di atas garis A3
(baja hipoeutektoid) atau 30-40ºC di atas
garis Acm (baja hipereutektoid); didiamkan
pada temperatur tersebut untuk jangka
waktu tertentu, dan selanjutnya didinginkan
di udara
STRESS RELIEVING
Tujuan:
 Menghilangkan tegangan-tegangan yang ada
di dalam benda kerja
 Memperkecil distorsi yang terjadi selama
proses perlakuan panas
 Mencegah timbulnya retak

Proses:
baja dipanaskan sampai ke temperatur
sedikit di bawah garis A1 dan menahannya
untuk jangka waktu tertentu dan kemudian
didinginkan di dalam tungku sampai ke
temperatur 300ºC selanjutnya didinginkan di
udara samapai temperatur kamar.
HARDENING

Tujuan:
 Meningkatkan kekerasan
 Meningkatkan ketahanan aus

Proses:
baja dipanaskan sampai temperatur
austenisasi dan menahannya untuk jangka
waktu tertentu dan kemudian didinginkan
dengan laju pendinginan yang sangat tinggi
atau di-quench.
HARDENING

Temperatur Austenisasi:
Baja Hipoetuketoid :
20-50ºC di atas garis A3

B. Baja Hipereutektoid :
30-50 ºC di atas garis
A1

Pada temperatur austenisasi:


 untuk baja hipoeutektoid terjadi
transformasi fasa dari ferit + perlit 
austenit

Quenching: austenit  martensit


TRANSFORMASI AUSTENIT  MARTENSIT

Jika baja eutektoid didinginkan secara


cepat dari fasa austenit sehingga
pendinginan tidak memotong bagian
“hidung” (nose) dari kurva Time
Temperature Transformation (TTT) maka
akan terbentuk struktur martensit pada
suhu dibawah 220ºC

Martensit
Larutan padat lewat jenuh C di
dalam ferit dan bersifat metastabil
Diagram transformasi isothermal baja eutektoid
Sifat transformasi austenit  martensit

 Struktur martensit tergantung %C pada


baja

 Transformasi berlangsung cepat sehingga


atom-atom tidak mempunyai waktu untuk
bergerak

 Struktur kristal yang terbentuk oleh


transformasi martensit akan berubah dari
struktur bcc menjadi body centre
tetragonal (bct)

 Transformasi martensit pada baja mulai


pada suhu Ms dan berakhir pada suhu Mf
Mekanisme terbentuknya martensit

Transformasi martensit melalui pergeseran


atom-atom secara serentak pada jarak
tempuh tidak lebih dari jarak antar atom
(lattice spacing)

fcc – austenit  bct - martensit


Struktur Martensit
Proses Quenching

1.Quenching langsung
2.Martempering
3.Austempering
4.Delay Quenching
5.Time Quenching
6.Die Quenching
Quenching langsung

Tujuan:
 Meningkatkan kekerasan

Proses:
baja dipanaskan sampai temperatur
austenisasi dan menahannya untuk jangka
waktu tertentu dan kemudian didinginkan
dengan laju pendinginan yang sangat tinggi
atau di-quench.
Martempering
Tujuan:
 Memperkecil timbulnya distorsi dan retak

Proses:
baja dipanaskan sampai temperatur austenisasi dan
menahannya untuk jangka waktu tertentu dan
kemudian didinginkan dengan laju pendinginan yang
sangat tinggi pada bak yang berisi air garam panas
temperatur sedikit diatas Ms (210-220 °C) dan ditahan
beberapa saat kemudian didinginkan di udara sampai
suhu kamar.
Austenit ——–> Martensit

Proses selanjutnya : temper dengan memanaskan baja sampai


temperature tertentu sesuai dengan sifat baja yang diinginkan.
Kemudian didinginkan dengan udara mencapai temperature ruang.
Martensit ——–> Martensit Temper
Austempering

Tujuan:
 Meningkatkan ketangguhan dan ketahanan
impak
 Meningkatkan keuletan

Proses:
baja dipanaskan sampai temperatur austenisasi dan
menahannya untuk jangka waktu tertentu dan
kemudian didinginkan dengan laju pendinginan yang
sangat tinggi pada bak yang berisi air garam panas
temperatur diatas Ms (250-450 °C) dan ditahan agar
terjadi transformasi isothermal diatas temperatur Ms
menjadi struktur bainit kemudian didinginkan di udara
sampai suhu kamar.

Austenit ————-> Bainit (ferrite + Fe3C)


Delay Quenching

Tujuan:
 Memperkecil terjadinya distorsi pada baja
hot-worked dan baja yang dikeraskan
permukaannya

Proses:
baja dipanaskan sampai temperatur austenisasi dan
menahannya untuk jangka waktu tertentu kemudian
keluarkan spesimen dari tungku untuk beberapa saat,
baru didinginkan dengan laju pendinginan yang
sangat tinggi (diquenching)
Hardenability adalah ukuran kemampuan suatu
material untuk membentuk fasa martensite.
Hardenability dapat diukur dengan beberapa metode
diantaranya metode jominy .

Besarnya kekerasan dipengaruhi beberapa faktor :


1. Kandungan Karbon

2. Jarak Pendinginan

3. Heat Treatment
Hardenability
band
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sifat Mampu Keras
1. Kecepatan pendinginan (Annealing, Normalizing, Quenching)

2. Komposisi kimia

3. Kandungan karbon, bisa ditambahkan dg:


a. Carborizing yaitu proses penambahan karbon pada baja, dengan
memanaskan baja dlm lingkungan karbon
b. Nitriding yaitu proses penambahan nitrogen untuk meningkatkan
kekerasan material.
c. Carbonitriding yaitu proses penambahan karbon dan nitrogen
secara sekaligus untuk meningkatkan kekerasan material.
4. Ukuran butir
5. Suhu pemanasan
Unsur paduan ditambahkan untuk mencapai sifat tertentu:
1. Mangan, silikon, nikel, dan tembaga ditambahkan untuk
meningkatkan kekuatan dengan membentuk larutan padat dalam
fasa ferit.
2. Kromium, vanadium, molibdenum, dan tungsten meningkatkan
kekuatan dengan membentuk fase kedua-karbida. Nikel dan
tembaga meningkatkan ketahanan korosi dalam jumlah kecil.
3. Molibdenum membantu untuk melawan embrittlement.

4. Zirconium, cerium, dan kalsium meningkatkan ketangguhan


dengan mengendalikan bentuk inklusi. Mangan sulfida, timbal,
bismut, selenium, dan telurium-mesin meningkat.

Anda mungkin juga menyukai