Anda di halaman 1dari 13

MARTEMPERING

Pada proses ini baja dipanaskan hingga temperatur austenit kemudian didinginkan secara mendadak /
di quenching pada bak yang berisi air garam yang panas yaitu pada temperatur Martensit ( 210-220 C
) dan ditahan dalam bak sedemikian lama hingga permukaan maupun inti baja memiliki suhu sama
yaitu suhu martensit, lalu diangkat dan didinginkan di udara, baru setelah mencapai suhu kamar baru
dilakukan tempering.
Perubahan bagian dari inti baja dari austenit menjadi martensit selalu disertai dengan perubahan
volume ditambah pula perbedaan suhu antara kulit dan inti dari baja yang di quenching ( kulit lebih
cepat menjadi martensit ) menyebabkan terjadinya tegangan maupun deformasi, pada pemanasan
bertahap ini ( martempering ) kemungkinan diatas dapat diperkecil karena perubahan dari austenit ke
martensit berlangsung serentak.
Kekerasan yang dihasilkan pada proses martempering ini sedikit lebih rendah dari pada proses
hardening dengan oli karena waktu tahan pada martempering berjalan lama sehingga strukturnya
sedikit terbentuk struktur bainit.
Pengerasan dalam bak panas ini hanya cocok untuk jenis baja yang proses perubahannya lambat.

Martempering (Marquenching)
Martempering merupakan modifikasi dari perlakuan quenching dan bertujuan untuk mengurangi
terjadinya distorsi.

Perlakuan martempering terdiri dari : (1) pemanasan sampai fasa austenit diikuti dengan (2)
pencelupan ke dalam minyak panas atau garam cair sedikit di atas atau di bawah suhu MS dan (3)
ditahan pada suhu konstan beberapa lama tetapi belum sampai terjadi reaksi bainit dan akhirnya (4)
pendinginan udara pada laju yang sedang untuk mengurangi beda suhu di bagian permukaan dan
tengah benda uji.

Martempering
Martempering adalah perbaikan dari prosedur quenching dan digunakan untuk mengurangi distorsi
selama pendinginan. Pada proses pendinginan, baja diquenching hingga sedikit di atas garis Ms, lalu
ditahan hingga suhu pada inti sama dengan suhu pada permukaan, kemudian didinginkan dalam suhu
kamar.

Austempering

Pengerasan Bainit
Prinsip dari pengerasan
ini adalah dengan cara
memanaskan baja sampai
temperature austenit
kemudian di quenching
dalam bak air garam yang
panasnya diatas
temperature martensit
atau tepatnya pada
temperature bainit yaitu
200-400 C dan ditahan
dengan waktu yang
cukup lama sehingga
austenit berubah menjadi bainit keseluruhannya.
Setelah proses pengerasan bainit benda kerja tidak perlu di tempering lagi.
Strukteu yang dihasilkan lebih ulet dibandingkan dengan pengerasan martempering, dan biasanya
dipakai untuk elemen mesin yang mementingkan keuletan dan berdinding tipis.

Austempering
Austempering bertujuan untuk meningkatkan keuletan, ketahanan impact, dan mengurangi distorsi.
Struktur yang dihasilkan adalah bainit. Pada proses pendinginan, baja didinginkan dalam media garam
pada suhu di atas garis Ms.

Martensit, Austenit, Ferrite, dll


Sifat-sifat penting dari :
MARTENSIT
Martensit merupakan baja cr dengan atau tanpa paduan lain. Sifat-sifat penting dari
martensit antara lain :
1. Sifat Mekanis,
- Kekuatan dan kekerasannya lebih baik dari ferrite dan austeit
- Sangat keras, kuat dan rapuh.
2. Ketahanan korosif
- Paling buruk dibanding jenis stainless steel yang lain, tapi lebih baik daripada baja
karbon dan HSLA
3. Karakteristik fabrikasi
- Bisa diproses cold working draw, bending dan machinery
- Weldenbility kurang baik karena selama pengerasan bias terbentuk embrittement
dan filler metal = kandungan Cr dari base metal
- Maximum solubilty 2,14% carbon
4. Sifat magnetit paling baik dibanding stainless steel lainnya
Proses pembuatan martensit:
- Proses dilakukan dengan cara pendinginan pada fasa martensit sehingga material sebisa
mungkin untuk menghindari partikel austenit,feritte karena dapat terbentuk fasa austenit jika
didinginkan.
- Pendinginan hot rolled
- Heat treatment :
1. Pemanasan dengan temperature 850- 870 o c
2. Pendinginan pada temperature 540o c dilakukan dengan laju pendinginan tertentu
3. pendinginan langsung dari hot rolled
4. Preheting pada temperature 540 oc- 670oc atau temperature hardening kemudian di
tempering.

Klasifikasi dan aplikasi dari martensit :


1. AISI 403
- sedang, dengan lingkungan korosif sedang
- dipakai pada part roteting turbin
2. AISI 410
- sedang , korosif sedang
- dipakai pada pompa stainless tubbles cups
3. AISI 416
- machineability baik
- untuk nut, bolt valve

AUSTENIT
Sifat-sifatyang penting pada austenit :
1. Ketangguhan baik sekali
2. Ketahana korosi yang paling baik dari SS yang lain
3. Bentuk kristal pada suhu ruangan dan temperature tinggi adalah FCC
4. Non hardened heattretment
5. Mudah dibentuk
6. Dapat menahan timbulnya scc dan linier granulun corrosion
7. Paling banyak dipakai dalam industri
8. Non magnetit
9. Stabil antara temperatur 911

- 1392

10. Maximum solubility 2,14 % wt C.


11. Elevated temperatur.
Klasifikasi austenit :
1. AISI 301
2. AISI 304
3. AISI 305
301 dan 304 berfungsi sebagai streghtend by cold working
301 dan 305 sebagai cow alloy, heavy deformation working.

FERRITE (

Sifat- sifat :
1. Ketangguhan rendah
2. Ketahan korosi medium
3. Bentuk kristal bcc dengan matrik utama feritic
4. Non Hardenet heatried sebagai pengganti peningkatan ketangguhan dengan cara cold
working.
5. Material ini dapat menghilangkan korosi pada lingkungan namun sifatnya hanya menghandel
terbentuknya acid corotion
6. Pengelasan pada material ini agak sulit karena pada temperature tinggi bias terjadi sensitation
dan embritented welding untuk mengatasinya biasanya material ini dipadu dengan titanium
atau dengan filler yang mengandung titanium.
7. Operasi pada temperature rendah atau medium, tidak baik pada temperatur tinggi.
8. Solubilitinya 0,09 % wt pada suhu 1293

9. Stabil pada suhu dibawah 911


Klasifikasi dan Aplikasinya
1. Masuk dalam standar AISI 400.
Aplikasi dalam industri :
Tipe 405 : tower lining, separation, turbin blade, baffles
Tipe 430 : hiprit acid service, industrial atmosfir, structural dan arsitechirework
Tipe 456 : Kadang disebut generasi kedua dari 430, 4% Mo: resistance corotion.
Tipe 430 F : pump, shaff, value part, 0,018% S: free machining
Tipe 440 : buner buffle, furnace

FERRITE (

Sifat sifat :
1. Struktuur mikronya BCC.
2. Kemampuan solubilitynya rendah (0,022 % C pada suhu 727
3. Ketangguhan rendah
4. Ketahan korosi medium
5. Bentuk kristal bcc dengan matrik utama feritic

6. Non Hardenet heatried sebagai pengganti peningkatan ketangguhan dengan cara cold
working.
7. Material ini dapat menghilangkan korosi pada lingkungan namun sifatnya hanya
menghandel terbentuknya acid corotion
8. Pengelasan pada material ini agak sulit karena pada temperature tinggi bias terjadi
sensitation dan embritented welding untuk mengatasinya biasanya material ini dipadu
dengan titanium atau dengan filler yang mengandung titanium.
9. Operasi pada temperature rendah atau medium, tidak baik pada temperatur tinggi.

CEMENTITE (Fe3c)
Sifat sifat antara lain :
1. Solubility limit.
2. Komposisi paduan kimianya 6,7 %C + 93,3 % Fe.
3. Sangat keras dan bersifat getas.
4. Ortchrombic.
LEDEBURITE
Lediburite ialah campuran Eutectic antara besi Gamma dengan Cementid yang dibentuk pada
temperature 1130 Derajat Celcius dengan kandungan Carbon 4,3%C.

PENGERTIAN DAN PENJELASAN DARI :


1) Solvus line
Garis Solvus ialah garis yang menunjukan batas antara fasa padat denga fasa padat atau solid solution
dengansolidsolution.
2) Solidus line
Garis Solidus ialah garis yang menunjukan akhir dari proses pembekuan (pendinginan).
3) Pearlit
Baja Eutektoid didinginkan pada temperatur Austenite (8500C 7500C) setelah sampai pada
temperatur 6500C perlite akan mulai dibentuk pada 1 detik dan sempurna pada 210 detik. Formasi
perlite ditandai dengan pertumbuhan batas butir austenite akibat difusi permukaandari batas butir,

dimana perlite sebagai Junction (ranting) akibat difusi ferrite dan sementite. Pertumbuhan batas butir
semakin banyak tergantung system pendinginan dan kandungan karbon yang dimiliki.
4.

ferrite
Ferrite ialah suatu komposisi logam yang mempunyai batas maksimum kelarutan Carbon
0,025%C pada temperature 723 Derajat Celcius, struktur kristalnya BCC (Body Center Cubic) dan
pada temperature kamar mempunyai batas kelarutan Carbon 0,008%C.
5. Austenite.
Austenite ialah suatu larutan padat yang mempunyai batas maksimum kelarutan Carbon 2%C
pada temperature 1130 Derajat Celcius, struktur kristalnya FCC (Face Center Cubic).
6.

Cementite.
Cementid ialah suatu senyawa yang terdiri dari unsur Fe dan C dengan perbandingan tertentu
(mempunyai rumus empiris) dan struktur kristalnya Orthohombic.
7.
Solubility limit
Adalah suatu sifat atau kemampuan material untuk mengikat bahan atau material lain.
8.
Liquidus line.
Garis Liquidus ialah garis yang menunjukan awal dari proses pendinginan (pembekuan).
PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT OF STEEL)
Baja yang mengalami perlakuan panas akan mempunyai sifat mekanis yang spesifik.
Perlakuan panas adalah suatu proses pemanasan dan pendinginan logam dalam keadaan padat
untuk mengubah sifat-sifat fisis logam tersebut. Baja dapat dikeraskan sehingga tahan aus dan
kemampuan potong meningkat, atau baja dapat dilunakkan untuk memudahkan pemesinan lebih
lanjut. Melalui perlakuan panas yang tepat, tegangan dalam dapat dihilangkan, besar butir diperbesar
atau diperkecil, ketangguhan ditingkatkan atau dapat dihasilkan suatu permukaan yang keras di
sekeliling inti yang ulet. Untuk memungkinkan perlakuan panas yang tepat, susunan kimia baja harus
diketahui karena perubahan komposisi kimia, khususnya karbon dapat mengakibatkan perubahan
sifat-sifat fisis.
5.1. Anil
Tujuan utama dari proses anil adalah pelunakan sehingga baja yang keras dapat dikerjakan
melalui pemesinan atau pengerjaan dingin. Hal ini dilakukan dengan memanaskan sedikit di atas suhu
kritis AC3, dibiarkan sampai suhu merata dan disusul dengan pendinginan secara perlahan-lahan
sambil dijaga agar suhu di bagian luar dan dalam kira-kira sama. Kecepatan pendinginan 150 0 2000C
tiap jam rata-rata. Proses yang digambarkan pada gambar berikut disebut proses anil sempurna (full
annealing) karena struktur sebelumnya akan berubah, struktur kristal merata dan logam lebih lunak.
Anil juga dapat meniadakan tegangan dalam.

Bila logam yang telah dikeraskan dipanaskan di atas daerah kritis, struktur kembali menjadi
austenit dan pendinginan perlahan-lahan memungkinkan terjadinya transformasi dari austenit menjadi
struktur yang lebih lunak. Baja hipoeutektoid bertransformasi menjadi perlit dan ferit.
Suhu pemanasan proses anil tergantung pada komposisi dan untuk baja karbon dapat dilihat
pada diagram besi-karbida besi. Laju pemanasan ditentukan oleh bentuk dan variasi ukuran profil,
harus diusahakan agar suhu merata. Bila suhu anil telah merata, baja didiamkan beberapa lama,
biasanya diperlukan waktu sekitar 45 menit untuk ketebalan 25 mm pada penampang yang paling
besar. Agar kekerasan minimal dan keuletan maksimal, laju pendinginan harus lambat, untuk ini dapat
dilakukan pendinginan dalam dapur. Makin tinggi kadar karbon, makin lambat laju pendinginan.
Baja dipanaskan dengan suhu di atas suhu kritis AC 3 dan ditahan pada suhu ini sehingga
terbentuk struktur austenit sepenuhnya. Selanjutnya baja didinginkan dengan cepat sampai suhu 50 0
1000C di bawah AC1 kira-kira 6000 7000C dan ditahan pada suhu ini sampai seluruh austenit berubah
menjadi perlit. Selanjutnya baja didinginkan dalam udara tenang. Anil isotermal menghasilkan perlit
dengan struktur yang merata. Kehalusan butirnya tergantung pada suhu transformasi.
5.2 Normalisasi.
Proses normalisasi terdiri dari pemanasan baja 30 50 0C di atas daerah kritis AC 3 disusul
dengan pendinginan dalam udara. Proses ini biasa diterapkan pada baja karbon rendah dan sedang
atau baja paduan agar struktur butiran lebih merata atau untuk menghilangkan tegangan dalam atau
untuk memperoleh sifat-sifat fisis yang diinginkan. Baja setelah dinormalisasi akan mempunyai yield
point, kekuatan tarik dan kuat bentur (impact strength) yang lebih tinggi dari baja yang dianil.
Umumnya setelah digiling, ditempa, dipres, dicor baja mengalami proses normalisasi. Baja
hipoeutektoid setelah normalisasi akan memperoleh struktur ferit dan perlit sedang. Baja
hipereutektoid memperoleh struktur perlit dan sementit.
5.3 Pengerasan (Hardening).
Pengerasan adalah proses pemanasan baja sampai suhu di daerah atau di atas daerah kritis
disusul dengan pendinginan cepat. Bila kadar karbon diketahui, suhu pemanasannya dapat dibaca dari
diagram fasa besi-karbida besi. Akan tetapi bila komposisi baja tidak diketahui, perlu diadakan
percobaan untuk mengetahui daerah pemanasannya. Cara yang terbaik ialah memanaskannya dan
mencelup beberapa potong baja pada berbagai suhu disusul dengan pengujian kekerasan atau
pengamatan mikroskopik. Bila suhu yang tepat telah diperoleh akan terjadi perubahan dalam
kekerasan dan sifat lainnya.
Pada setiap operasi perlakuan panas, laju pemanasan merupakan faktor yang penting. Panas
merambat dari luar ke dalam dengan kecepatan tertentu. Bila pemanasan terlalu cepat bagian luar
akan jauh lebih panas dari bagian dalam sehingga tidak dapat diperoleh struktur yang merata. Bila
bentuk benda tidak teratur, benda harus dipanaskan perlahan-lahan agar tidak mengalami distorsi atau
retak Makin besar potongan benda, makin lama waktu yang diperlukan untuk memperoleh hasil yang
merata.

Kekerasan yang dapat dicapai tergantung pada laju pendinginan, kadar karbon dan ukuran
benda. Pada baja paduan, jenis dan jumlah paduan akan mempengaruhi kemampuan pengerasan. Perlu
dibedakan antara kekerasan dan kemampuan pengerasan.
Dari diagram transformasi di bawah jelas, bahwa diperlukan pencelupan yang cepat untuk
mencegah perpotongan dengan ujung kurva sehingga dapat diperoleh struktur martensit.
Untuk baja karbon rendah dan baja karbon sedang, lazim dilakukan pencelupan dalam air.
Laju pendinginannya cukup cepat sehingga terbentuk martensit. Untuk baja karbon tinggi dan baja
paduan biasanya digunakan minyak sebagai media pencelupan, pendinginannya tidak secepat air.
Tersedia berbagai jenis minyak, seperti minyak mineral dengan kecepatan pendinginan yang berlainan
sehingga dapat diperoleh baja dengan berbagai tingkat kekerasan. Untuk pendinginan yang cepat
dapat digunakan air garam atau air yang disemprotkan. Beberapa jenis logam dapat dikeraskan
melalui pendinginan udara akan tetapi untuk baja biasa, laju pendinginan udara terlalu lambat. Benda
yang agak besar biasanya dicelup dalam minyak. Suhu media celup harus merata agar dapat dicapai
pendinginan yang merata pula. Media pendingin yang digunakan dalam produksi harus dilengkapi
dengan perlengkapan pendingin.
Baja dengan kadar karbon rendah sulit untuk dikeraskan. Dengan meningkatnya kadar karbon
sampai sekitar 0,6% kekerasan akan naik. Di atas 0,6% kenaikan harga karbon hanya sedikit
pengaruhnya, karena di atas suhu eutektoid baja dalam keadaan anil terdiri dari perlit dan sementit.
Baja yang sebagian besar terdiri dari perlit dapat diubah menjadi baja yang keras.
Benda dengan ukuran yang lebih besar pada umumnya akan menghasilkan permukaan yang
kurang keras meskipun kondisi perlakuan panas tetap sama. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya
jumlah panas yang dapat merambat dari permukaan ke bagian dalam. Oleh karena itu kekerasan di
bagian dalam benda akan lebih rendah daripada di bagian luar, dan ada nilai batas tertentu. Namun air
garam atau air mungkin menurunkan suhu permukaan dengan cepat, yang diikuti dengan penurunan
suhu di dalam benda tersebut, sehingga diperoleh lapisan keras dengan ketebalan tertentu. Hal ini
tidak terjadi pada pencelupan minyak, suhu permukaan lebih lambat dingin dan mungkin masih agak
tinggi hingga pendinginan terhambat.
Struktur Baja yang dikeraskan.
Telah diketahui bahwa austenit merupakan larutan padat karbon dalam besi-gamma. Baja karbon
terdiri dari austenit pada suhu di atas suhu kritis. Bentuk austenit yang dilihat dengan mikroskop pada
perbesaran 125x dapat dilihat pada gambar.
Dengan pencelupan dari suhu yang cukup tinggi, biasanya tidak semua austenit berubah, dan austenit
sisa ini mempunyai kekerasan setengah dari martensit dan bersifat non-magnetik.
Bila baja hipoeutektoid didinginkan secara perlahan-lahan austenit bertransformasi menjadi
ferit dan perlit. Baja dengan susunan demikian lunak dan ulet. Bila baja didinginkan dengan lebih
cepat, akan dihasilkan susunan yang berlainan, baja akan lebih keras akan tetapi kurang ulet.

Pendinginan yang cepat seperti pencelupan dalam air akan menghasilkan struktur martensit. Martensit
adalah struktur yang paling keras. Sementit yang lebih keras sedikit terdapat secara bebas dan dalam
jumlah yang kecil dalam baja hipoeutektoid sehingga pengaruhnya atas kekerasan baja dapat
diabaikan.
Unsur yang sangat penting dalam baja yang dikeraskan ialah martensit. Martens seorang
ilmuwan berbangsa Jerman, menemukan struktur ini pada tahun 1878. Martensit diperoleh dengan
mencelupkan baja karbon dalam air dan terbentuklan fasa transisi yang terjadi karena dekomposisi
austenit dengan cepat dan merupakan larutan padat karbon. Di bawah mikroskop tampak jarumjarum. Kekerasan martensit tergantung pada kadar karbon dan berkisar antara Rockwell C45 dan C67.
Martensit sukar dipotong, bahannya getas dan bersifat magnetik.
Bila baja dicelup, lebih lambat dari kecepatan kritis, terbentuklan struktur yang hitam; yang
agak bulat yang disebut perlit halus. Perlit halus kurang keras dibandingkan dengan martensit,
kekerasannya berkisar antara 34 dan 45 Rockwell C; ulet dan tahan beban kejut. Bila laju pendinginan
diperlambat lagi, maka akan terbentuk perlit kasar.
Kekerasan Maksimum Baja
Kekerasan Maksimum yang dapat dicapai tergantung pada kadar karbon. Meskipun penambahan
unsur paduan seperti khrom dan vanadium dapat meningkatkan kemampuan pengerasan baja paduan,
kekerasan maksimal tidak dapat melampaui kekerasan baja karbon dengan kadar karbon yang sama.
Hal ini dapat dilihat pada gambar.
Untuk dapat mencapai kekerasan maksimum karbon harus larut sempurna dalam austenit.
Laju pendinginan minimal yang dapat menghasilkan 100% martensit disebut kecepatan pendinginan
atau pencelupan kritis. Selain itu, harus diusahakan agar jumlah austenit sisa dapat ditekan karena
austenit sisa akan melunakkan struktur.
Kekerasan maksimum dapat dicapai bila austenit seluruhnya berubah menjadi martensit dan
nilai kekerasannya 66 sampai 67 Rockwell C. Untuk dapat mencapai nilai ini kadar karbon harus
sama dengan atau lebih dari 0,60%.

5.4 Temper.
Baja yang telah dikeraskan bersifat getas dan tidak cocok untuk digunakan. Melalui temper,
kekerasan dan kegetasan dapat diturunkan sampai memenuhi persyaratan penggunaan. Kekerasan
turun, kekuatan tarik akan turun pula sedang keuletan dan ketangguhan baja akan meningkat. Proses
temper seperti terlihat pada gambar terdiri dari pemanasan kembali dari baja yang telah dikeraskan
pada suhu di bawah suhu kritis disusul dengan pendinginan. Meskipun proses ini menghasilkan baja
yang lebih lunak, proses ini berbeda dengan proses anil karena disini sifat-sifat fisis dapat
dikendalikan dengan cermat. Struktur akhir hasil temper baja yang dikeraskan disebut martensit
temper.

Temper dimungkinkan oleh karena struktur martensit tidak stabil. Temper pada suhu rendah
antara 150 2300C tidak menghasilkan penurunan kekerasan yang berarti, karena pemanasan akan
menghilangkan tegangan dalam terlebih dahulu bila suhu temper meningkat, martensit terurai lebih
cepat sekitar 3150C perubahan fasa menjadi martensit temper berlangsung dengan cepat.
Proses temper terdiri dari presipitasi dan penggumpalan atau pertumbuhan sementit.
Pengendapan sementit terjadi pada 3150C diiringi dengan penurunan kekerasan. Peningkatan suhu
akan mempercepat penggumpalan karbida, sementara kekerasan terus turun. Pada Gambar terlihat
sifat baja AISI 1050 yang dapat dicapai dengan melakukan proses temper, terlihat perubahan kekuatan
tarik, titik luluh, penyusutan penampang dan perpanjangan.
Ada dua proses khusus dimana diterapkan pencelupan tertunda. Baja yang dikeraskan dicelup
dalam dapur garam pada suhu yang lebih rendah sebelum didinginkan lebih lanjut. Proses yang
dikenal dengan nama austemper dan martemper memungkinkan diperolehnya sifat fisik khusus
Aus Temper
Proses pencelupan tertunda seperti tampak pada gambar disebut austemper. Austenit mengalami
transformasi isotermal dan berubah manjadi Bainit (Bainite) yang keras. Benda atau bagian harus
dicelup dengan cepat sampai mencapai suhu yang tepat, tanpa memotong ujung kurva diagram
transformasi. Baja dibiarkan di atas garis Ms akan tetapi di bawah 4300C.
Bila dibiarkan cukup lama, akan diperoleh struktur bainit. Di bawah mikroskop struktur bainit mirip
dengan martensit, akan tetapi bainit lebih ulet dibandingkan dengan martensit temper. Proses ini
diterapkan untuk benda yang kecil dengan kemampuan pengerasan yang baik.
Martemper.
Baja didinginkan dengan cepat dari daerah austenit sampai suhu di atas garis M s (lihat Gambar ). Baja
dibiarkan cukup lama sehingga suhu merata, artinya bagian dalam dan luar telah mencapai suhu yang
sama. Setelah itu biasanya baja didinginkan di udara sampai mencapai suhu ruang dan terbentuklah
martensit. Baja dipanaskan kembali; suhu tergantung pada kadar karbon dan pada unsur paduan,
untuk baja karbon dengan C = 0,40%, suhu adalah 370 0C. Tujuan utama martemper adalah untuk
menekan distorsi, terjadinya retak dan timbulnya tegangan dalam akibat pencelupan dalam minyak
atau air. Struktur yang terjadi sama dengan martensit temper, dan biasanya disusul temper lagi.

Anda mungkin juga menyukai