Anda di halaman 1dari 17

1

 Tempering adalah proses perlakuan panas dimana


sebelumnya sudah dilakukan proses hardening atau
normalizing pada baja.

 Baja di panaskan pada temperatur dibawah


temperatur eutectoid (temperatur kritis) dan dilakukan
pendinginan.

 Adapun hal – hal yang perlu diperhatikan pada


proses tempering adalah:(.ASM International. ASM Handbook Volume 4 Heat
Treating. ASM International, 2005)

1. Temperatur tempering
2. Waktu tempering
3. Laju pendinginan,
4. Komposisi baja yang akan ditempering

2
 Tujuan Perlakuan panas tempering:
1. Mengurangi tegangan sisa
2. Meningkatkan ketangguhan dan keuletan baja yg
telah mengalami pengerasan martensit

 Selama proses tempering baja akan mengalami:


1. Penurunan kekerasan dan kekuatan serta
kerapuhan
2. Keuletan naik

 Tegangan sisa pada proses quenching pada baja


menyebabkan baja mjd rapuh dan getas. Dengan
tempering maka tegangan sisa akan berkurang, shg
kerapuhan berkurang

3
 Empat tahapan dalam mekanisme transformasi fasa
pada proses tempering:
1. Tahap I:
Temperature 100-200C terjadi pengendapan fasa kaya
karbon yaitu fasa epsilon karbida. Pembentukan fasa ini
mengakibatkan kandungan karbon pada struktur
martensit berkurang.
2. Tahap II:
Temperatur 200-300C, terjadi dekomposisi austenite
menjadi bainite
3. Tahap III:
Temperatur 200-300C, terjadi dekomposisi epsilon
karbida menjadi sementit, martensite menjadi sementit
dan ferrit
4. Tahap IV:
Temperatur diatas 350C, terjadi perubahan fasa secara
continue dan terjadi spheroidisasi fasa fasa sementit
4
Proses tempering sangat bergantung pada temperatur temper,
ditinjau dari aspek capaian kekerasannya temperatur temper
dibagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut

1. Temperatur temper tahap I, temperatur 80 – 200oC, terjadi


transformasi fasa martensit menjadi martensit temper dan
karbida epsilon (Fe2,4C), dan jika terdapat austenit sisa
maka austenit sisa tersebut akan bertransformasi menjadi
martensit.

2. Temperatur temper tahap II, temperatur 200 – 400oC.


terjadi transformasi martensit menjadi α + Fe3C, dan jika
masih terdapat austenit sisa maka akan bertransformasi
juga menjadi α + Fe3C. α + Fe3C disini memiliki bentuk
sementit yang lamellar (serpih).

3. Temperatur temper tahap III, temperatur 400 – 600oC,


transformasi yang terjadi adalah seperti pada temperatur
temper tahap II, hanya saja pada α + Fe3C yang terbentuk
memiliki bentuk sementit yang globular (bulat). 5
 Tempering adalah pemanasan kembali antara 100-400
derajat Celcius, yang bertujuan untuk menurunkan
kekerasan, pendinginan dilakukan di udara.

 Dalam proses tempering atom-atom akan berganti


menjadi suatu campuran fasa-fasa ferrit dan sementit
yang stabil.

 Melalui tempering kekuatan tarik akan menurun sedang


keuletan dan ketangguhan akan meningkat.

 Untuk proses quenching setelah hardening dilakukan


mendadak, sedangkan setelah tempering pendinginan
dilakukan dengan udara. Proses pendinginan ini jelas
akan berakibat berubahnya struktur logam yang
diquench.

6
Tempering dibagi dalam beberapa bagian, yaitu:

a. Tempering suhu rendah (150-300° C)


Tujuannya untuk mengurangi tegangan kerut dan
kerapuhan baja.
Digunakan pada alat kerja yang tak mengalami beban berat
seperti alat potong dan mata bor kaca.

b. Tempering suhu menengah (300-500° C)


Tujuannya menambah keuletan dan sedikit mengurangi
kekerasan.
Digunakan pada alat kerja yanga mengalami beban berat
seperti palu, pahat dan pegas.

c. Tempering suhu tinggi (500-650° C)


Tujuannya untuk memberikan daya keuletan yang besar
dan kekerasannya menjadi lebih rendah.
Digunakan pada roda gigi, poros, batang penggerak.
 7
8
9
10
11
12
13
14
15
 Dekarburasi
 Merupakan kondisi dimana permukaan baja kehilangan kadar
C ( karbon ). Penyebab : adanya oksidasi.
 Efek dekarburasi : kekerasan tidak tercapai atau kekerasan
turun. Cara untuk menghindari : menggunakan media
pelindung supaya tidak terjadi oksidasi (contoh : arang)

16
 Direction Control Valve

17

Anda mungkin juga menyukai