seperti sifat mekanik, sifat fisik dan lain sebagainya. Sifat mekanik adalah
antara lain :
KEKUATAN ( STRENGHT )
KEKERASAN ( HARDNESS )
KEKENYALAN ( ELASTICITY )
KEKAKUAN ( STIFNESS )
PLASTISITAS ( PLASTICITY )
Menyatakan kemampuan bahan untuk mengalami sejumlah deformasi
KETANGGUHAN ( TOUGHNESS )
MERANGKAK ( CREEP )
KELELAHAN ( FATIQUE )
kekuatan elastisnya.
PENGUJIAN BAHAN
B. PENGUJIAN BAHAN
1. Pengujian Destruktif
Sesuai dengan namanya pengujian ini bersifta merusak bahan
yang diuji sehingga bahan yang diuji akan rusak atau cacat. Bahan yang
diuji adalah bahan yang telah memenuhi bentuk dan jenis secara
internasional .
umumnya ada beberapa pengujian destruktif yaitu:
1.1 Pengujian Kekerasan
Salah satu sifat mekanik dahan yang penting adalah kekerasan.
pendinginan.
media pendingin.
Pengertian Kekerasan
dari hasil goresan yang terdapat pada benda kerja. misalnya cara
pengujian MOHS.
Hardness ), adalah harga kekerasan yang diukur dari hasil pantulan yang
lain-lain.
pengujian yang dipakai. Karena dapat dilaksanakan pada benda uji yang
1. Thermal Treatments.
2. Thermochemical Treatment.
meliputi:
1. Hardening
cara seperti ini tingkat kekerasan akan meningkat. Hardening juga dapat
struktur martensite yang keras dengan sifat kekerasan yang tinggi dan
2. Tempering
3. Anealing
mendapatkan struktur butiran yang halus dan seragam. Pada proses ini
o
dilakukan pemanasan diatas suhu kritis 721 C ( 60 oC ), kemudian
bertujuan :
a. Metode Brinel
b. Metode Vickers
c. Metode Rockwell
b. Metode Vickers
c. Metode Rockwell
Metode yang dilakukan pada pengujian ini adalah Metode Brinell dan
Metode Vickers.
berikut :
HB = A HB C / D / E
D = diameter indentor.
diameter indentor : 10
Bahan : ST 37
HB1 = = 106,869 HB
HB2 = = 159,235 HB
HB3 = = 159,235 HB
HB4 = = 176,928 HB
Dalam pengujian ini dipakai piramid dimana dengan sudut bidang duanya
tekan. Alat ini dapat mengukur kekerasan bahan mulai dari sangat lunak
( 5 VHN ) sampai yang sangat keras ( 1500 VHN ), tanpa perlu mengganti
Bahan : ST 37
Holding : 6 menit
Dimensi : - Panjang : 15 mm
- diameter : 10 mm
Mesin penguji : Mesin Vickers Hardness Tester
HV = 1,854
Dari uji tarik, banyak sifat-sifat yang bisa kita ketahui dibandingkan
dengan pengujian lain. Dari hasil penarikan material hingga material
tersebut putus, kita dapat mengetahui data yaitu berupa tegangan tarik
versus pertambahan panjang dari material yang kita uji.
Gbr.7 Penentuan tegangan luluh (yield stress) untuk kurva tanpa daerah
linier
Perlu untuk diingat bahwa satuan SI untuk tegangan (stress) adalah Pa
(Pascal, N/m2) dan strain adalah besaran tanpa satuan.
3. Istilah lain
Selanjutnya akan kita bahas beberapa istilah lain yang penting seputar
interpretasi hasil uji tarik.
Kelenturan (ductility)
Merupakan sifat mekanik bahan yang menunjukkan derajat deformasi
plastis yang terjadi sebelum suatu bahan putus atau gagal pada uji tarik.
Bahan disebut lentur (ductile) bila regangan plastis yang terjadi sebelum
putus lebih dari 5%, bila kurang dari itu suatu bahan disebut getas
(brittle).
Derajat kelentingan (resilience)
Derajat kelentingan didefinisikan sebagai kapasitas suatu bahan
menyerap energi dalam fase perubahan elastis. Sering disebut dengan
Modulus Kelentingan (Modulus of Resilience), dengan satuan strain energy
per unit volume (Joule/m3 atau Pa). Dalam Gbr.1, modulus kelentingan
ditunjukkan oleh luas daerah yang diarsir.
Derajat ketangguhan (toughness)
Kapasitas suatu bahan menyerap energi dalam fase plastis sampai bahan
tersebut putus. Sering disebut dengan Modulus Ketangguhan (modulus of
toughness). Dalam Gbr.5, modulus ketangguhan sama dengan luas
daerah dibawah kurva OABCD.
Pengerasan regang (strain hardening)
Sifat kebanyakan logam yang ditandai dengan naiknya nilai tegangan
berbanding regangan setelah memasuki fase plastis.
Tegangan sejati , regangan sejati (true stress, true strain)
Dalam beberapa kasus definisi tegangan dan regangan seperti yang telah
dibahas di atas tidak dapat dipakai. Untuk itu dipakai definisi tegangan
dan regangan sejati, yaitu tegangan dan regangan berdasarkan luas
penampang bahan secara real time. Detail definisi tegangan dan
regangan sejati ini dapat dilihat pada Gbr.8.
plotter.
c. Benda uji yang sudah putus lalu diukur berapa besar penampang dan
d. Gaya atau beban yang maksimum ditandai dengan putusnya benda uji
e. Hasil diagram terdapat pada kertas milimeter block yang ada pada meja
plotter.
f. Hal terakhir yaitu menghitung kekuatan tarik, kekuatan luluh,
Keterangan gambar :
a. Transversal Bending.
Pada transversal bending ini, pengambilan spesimen tegak lurus
dengan arah pengelasan. Berdasarkan arah pembebanan dan lokasi
pengamatan, pengujian transversal bending dibagi menjadi tiga :
1. Face Bend ( Bending pada permukaan las )
Dikatakan face bend jika bending dilakukan sehingga permukaan
las
mengalami tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan
Pengamatan dilakukan pada permukaan las yang mengalami tegangan
tarik. Apakah timbul retak atau tidak. Jika timbul retak dimanakah
letaknya, apakah di weld metal, HAZ atau di fussion line (garis perbatasan
WM dan HAZ ).
2. Root Bend ( Bending pada akar las )
Dikatakan roote bend jika bending dilakukan sehingga akar las
mengalami tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan
.Pengamatan dilakukan pada akar las yang mengalami tegangan tarik,
apakah timbul retak atau tidak. Jika timbul retak dimanakah letaknya,
apakah di weld metal. HAZ atau di fusion line (garis perbatasan WM dan
HAZ)
b. Longitudinal Bending
Pada longitudinal bending ini, pengambilan spesimen searah
dengan arah pengelasan berdasarkan arah pembebanan dan lokasi
pengamatan, pengujian longitudinal bending dibagi menjadi dua :
Face Bend (Bending pada permukaan las)
Dikatakan face bend jika bending dilakukan sehingga permukaan las
mengalami tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan
.Pengamatan dilakukan pada permukaan las yang mengalami tegangan
tarik, apakah timbul retak atau tidak. Jika timbul retak dimanakah
letaknya, apakah di Weld metal, HAZ atau di fusion line (garis perbatasan
WM dan HAZ).
konstan temperatur tidak akan naik sampai seluruh ferrit dan sementit
Setelah perlit habis maka mulai terjadi kenaikan temperatur, maka ferrit
Austenit akan mulai membentuk inti ferrit pada saat temperature kritis
besi alpha. Karena ferrit hanya dapat melarutkan sangat sedikit sekali,
maka karbon pada austenit akan semakin banyak bila ferrit semakin
austenit menjadi ferrit ini dikeluarkan sejumlah karbon yang akan menjadi
sementit.
mengalami parubahan.
Pada temperatur yang lebih rendah lagi tidak terjadi transformasi fase.
Proses full annealing ini digunakan untuk membuat baja lebih lunak,
yang terlalu besar sehingga sifat mekaniknya kurang baik. Dengan proses
tersebutdihaluskan.
2. Pengujian non-destruktif
Pengujian ini tidak merusak dan merupakan bagian dari pengujian
bahan. Berainana dengan pengujian destruktif pengujian nendstruktif
terdiri dari:
2.1 Penetrant testing
Yaitu pengujian yang digunakan untuk melihat keretakan dan
perositas dari suatu bahan. Pengujian dengan penetrant terdiri dari 4
tahap yaitu pembersihan awal, pemberian penetrant, pembersihan
penetrant, dan pemberian developer. Pengujian ini memiliki keuntungan
yaitu murah dan cepat dilaksanakan.
2.4 Radiography
Yaitu pengujian dengan menggunakan x-ray untuk mendapatkan
gambar dari material. Prinsipnya sama denagn penggunaan pada tubuh
material hanya saja menggunakan gelombang yang lebih pendek.
-eddy currentmemiliki prisnsip dasar yang hamper sama dengan teknik
medan magnet tetapi disini medan listrik yang dipancarkan adalah arus
bolak-balik. Prisnsipnya hamper sama denggan impedensi
7 komentar:
1.
terimakasih kawan,,
Berkatmu aq tinggal Mengkaji ulang, Laporan inni, hehehe
by ; Ihsan _ Banyuwangi
Balas
2.
Balas
3.
Balas
4.
Balas
5.
Balas
6.
Balas
7.
Balas
Followers
Mengenai Saya
Septer Tera
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
2015 (1)
2013 (3)
o November (2)
Pengujian Bahan
o Oktober (1)
Following
Tema Jendela Gambar. Gambar tema oleh fpm. Diberdayakan oleh Blogger.