Anda di halaman 1dari 6

MUHAMMAD ASEP YUDISTIRA

1606892762
METALURGI FISIK 1 – 02

Creep

= karena material terekspos ke temperatur tinggi dengan beban statik

Perbedaan beban statik dan dinamis: fluktuasi beban

Terjadi pada benda bergerak (rotor, heat engine); bebannya disebut beban
sentrifugal

Ciri khas creep:

1. Beban statik, tidak lebih dari titik yield. Ada pada suhu tinggi, dan time-
dependent.
2. Berbeda dgn fatik: creep ada perubahan bentuk  pergerakan dislokasi 
deformasi, sementara fatik tidak. (Deformasi terjadi kalau dislokasi
bergerak sampai titik yield atau kalau densitas dislokasi meningkat).
Deformasi disini pada batas butir (intergranular).
3. Sama dgn fatik: creep terjadi pada seluruh material, hanya beda
mekanismenya; logam karena pergerakan dislokasinya  deformasi terjadi
karena pergerakan dislokasi (jump dan climb)
Hubungan dengan cold work: creep akan menggerakkan dislokasi, lalu pada
T tinggi, vakansi muncul, dislokasi bergeraknya lebih mudah (pergerakan
dislokasi dibantu kink & jog, dengan beban harus di bawah yield) (vakansi
akan berkumpul di batas butir)

Syarat terjadi creep:

1. Temperatur > 0,4 x melting temperature untuk logam


Kalau mau Tm turun, ganti material!

Untuk ketahanan creep bagus:

1. Menaikkan melting temperature


2. Alloying--Menggunakan material pada temperatur tinggi: super alloy
seperti nikel dan kobalt (di atas 1000-an), stainless steel (di bawah 1000-
an, contohnya alloy Fe, karbon, dan Cr, dimana Cr disini untuk menahan
oksidasi), dan juga refraktori (logam tahan api/tahan pada temperatur
tinggi, seperti zirconium dan wolfram)
+ pada super alloy ditambahkan karbida yang akan menghambat grain
boundary sliding karena dia tumbuh di batas butir
+ alloying berguna untuk menaikkan melting temperature-nya
MUHAMMAD ASEP YUDISTIRA
1606892762
METALURGI FISIK 1 – 02

3. Menaikkan modulus elastis  pada T tinggi, nilai tensile stress material


akan menurun, jadi kalau kekakuan material tinggi pada T tinggi,
diharapkan creep hilang
4. Menaikkan besar butir  menahan slip dengan cara: mencegah grain
boundary sliding; karena ada energi besar di batas butir, dengan batas
butir yang sedikit, makin banyak tempat untuk cacat mengumpul, sehingga
batas butir harus diperbanyak agar tempat cacat mengumpul sedikit, bisa
terbentuk precipitate. Batas butir kecil akan grain boundary sliding, kalo
single crystal lebih baik lagi tanpa batas butir.
5. Menggunakan coating yang bisa menahan temperatur tinggi, dengan
material yang [anasnya lebih rendah, seperti cat untuk refraktori sebagai
pelindung (contoh pada refraktori: transfer panas akan ke isolator, alias
ke cat pelindungnya)
6. Menambahkan elemen solute, menciptakan partikel karbida yang akan
menghambat grain boundary sliding

Ketampakan Creep

Ini gambar creep umum, terdapat cavity


(terlalu banyak vakansi, butirnya kecil-kecil)
MUHAMMAD ASEP YUDISTIRA
1606892762
METALURGI FISIK 1 – 02

Gambar creep pada alloy

Ciri khas creep:

1. Terdapat cavity
2. Terdapat partikel pada grain boundary
(khusus alloy)

3 Stages of Creep

1. Primary/transient:
terjadi deformasi yang
instan (ketika diberi panas
material akan expand dan
terjadi deformasi), akan
terjadi penurunan laju
creep karena ada strain
hardening/creep
resistance yang menahan
laju (di grafik naik lalu
melandai) deformasi lebih sulit ketika material diregang
2. Secondary/steady state: paling lama pembentukannya (paling penting,
ada keseimbangan antara pengerasan/strain hardening dengan
pelembutan/softening/tahap recovery dari material (ada “perlawanan”
dimana ability-nya untuk berdeformasi kembali lagi) sehingga ∆T-nya
naik  creep butuh waktu lama. Linear karena lajunya konstan. Pada
tahap ini umur creep dapat dimodifikasi.
3. Tertiary: Laju creep naik karena ada creep rupture. Strain hardening
menurun. Karena perubahan mikro: ada cracking intergranular dan/atau
terbentuknya void yang banyak  patah

Jenis-jenis Cracking
MUHAMMAD ASEP YUDISTIRA
1606892762
METALURGI FISIK 1 – 02

1. Transgranular: di luar batas butir


2. Intergranular: di dalam batas butir (creep biasanya termasuk cracking ini)
 merambat sepanjang batas butir (dendritnya copot)

Cara menghitung umur pakai

1. Inspection Neubauer  “Berapa jam lagi dia harus diganti?”


berskala, dengan jangka tertentu, baru dicek lagi

Ini adalah contoh


grafik observasi
inspeksi Neubauer.
Disini material dicek
sesuai jangka, dengan
parameter kerusakan
A, B, C, dan D. Aksi-
aksi yang dilakukan
sesuai parameter
kerusakan dituliskan di
gambar. Pada D sudah
harus diganti
materialnya.
Contoh: Pengecekan
kilometer mobil untuk servis selanjutnya.
2. Umur pakai
- Total umur pakai
- Stress-rupture lifetime (Larson-Miller)  “sampai umur berapa dia
akan patah?”
Disini kita mencari umur pakai material  kita melihat stress dan
temperature material.
Dilakukan dengan ekstrapolasi data
Parameter (rupture lifetime, T(20+log tr) vs stress
Rumus:
LM parameter = T(C + log tr)
LM parameter bisa menarik garis dari grafik, C konstanta (20), tr adalah
rupture lifetime (satuan jam; yang kita cari)
MUHAMMAD ASEP YUDISTIRA
1606892762
METALURGI FISIK 1 – 02

Grafiknya linear

Pentingnya mengukur panjang material: karena setiap material bergerak,


seperti turbin, mempunyai penahan yang mempunyai rongga atau bearing.
Kalau pada suatu benda torsi, clearance material batasnya terlewati, bisa
saja turbinnya mampet dan material pun patah.

Stress and Temp Effects

Bila menaikkan stress & temp:

- Instantaneous stress naik


- Laju creep naik karena ekspansi makin tinggi
- Creep rupture lifetime turun

Note: Hati-hati dengan menaikkan stress, karena bisa saja material patah duluan
karena ekspansi dari material (stress naik  material ekspansi  ada
kemungkinan patah bila stress terlalu besar)

Istilah-istilah

Creep strength: Stress pada temperatur tertentu yang menghasilkan creep


rate segitu (satuan: persen/jam, makin tinggi creep strength, makin susah untuk
mulur); sampai Stage 2

Rupture strength: Berapa lama umur pakai hingga stress maksimal/rupture


(satuan: jam); sudah mengukur hingga Stage 3 (“saya punya material yang akan
rupture 1000 jam, stressnya berapa?”)

Mekanisme

1. Dislocation creep
Kristalin. Glide (low temp), cross slip (ada screw disloation di low temp),
climb (edge dislocation climb ke bidang slip lain, deformasi plasti)
2. Diffusional creep
MUHAMMAD ASEP YUDISTIRA
1606892762
METALURGI FISIK 1 – 02

Untuk material kristalin. Hubungan creep dan vacancy: dengan adanya


vacancy, dislokasi akan climb/lompat dan pindah ke slip lane lain, sehingga
dislokasi dipercepat, lalu ada deformasi plastis
- Nabarro-Herring: temperatur tinggi  difusi vakansi di kisinya (tegak
lurus dengan pembebanan)
- Coble: temperatur tinggi  difusi vakansi di batas butir
3. Grain boundary
Untuk material kristalin. Ada sliding saat pembebanan, pusatnya cacat
karena energi makin besar  batas butir leleh/hilang karena vakansi
bergerak ke atas/ruang kosong yaitu grain boundary sliding-nya
4. Viscous creep
Untuk material amorphous. Bila kekentalan turun, maka creep material
juga turun.

Anda mungkin juga menyukai