Anda di halaman 1dari 6

MODUL III: PENGUJIAN SIMULATIF SHEET METAL FORMING

1. Stretching
 Analisis Proses dan Perhitungan LDH
Pada praktikum ini, pengerjaan metode stretching dilakukan menggunakan
lembaran Aluminium, Baja, dan Kuningan. Metode ini dilakukan menggunakan
Universal Testing Machine. Metode Stretching sendiri merupakan proses
pengubahan bentuk akibat adanya pertambahan panjang dalam berbagai arah pada
lembaran akibat gaya dari pons. Dalam melakukan metode pengujian ini, lembaran
sampel pertama-tama dipotong menjadi lingkaran dengan diameter 10 mm.
Selanjutnya lembaran yang sudah berbentuk lingkaran dimasukkan ke dalam
Universal Testing Machine, dijepit, lalu ditutup dan dilakukan pengaturan
parameter yang ada seperti pemberian beban (auto), kecepatan pons (2.5 mm/s),
serta besar beban yang diberikan (4 ton). Setelah itu praktikan tinggal menekan
tombol sehingga proses stretching akan dimulai dan akan berhenti dengan
sendirinya pada titik maksimal dari setiap sampel. Setelah mesin pengujian berhenti,
sampel lembaran kemudian dikeluarkan dan dilakukan perhitungan LDH. LDH atau
Limiting Dome Height merupakan ukuran maksimal suatu material dapat dilakukan
penarikan rentang. LDH dihitung dengan melakukan pengukuran jarak antara
permukaan awal lembaran sampel dengan ujung paling atas dari lembaran sampel
yang sudah di-stretching.
 Analisis Perbedaan LDH Setiap Material
Hasil yang didapatkan dari pengukuran LDH ialah 10.25 mm untuk Aluminium, 20
mm untuk Kuningan, dan 40.8 mm untuk Baja. Dari data-data ini urutan nilai LDH
tertinggi ke terendah ialah Baja, Kuningan, dan terakhir Aluminium. Nilai LDH
yang semakin rendah menunjukkan bahwa beban yang dibutuhkan untuk melakukan
deformasi pada suatu material semakin kecil sehingga Stretchabilitynya semakin
baik. Stretchability dari setiap material juga dipengaruhi oleh nilai Ultimate Tensile
Strenght (UTS) dan yield strength-nya. Semakin kecil kedua nilai tersebut, maka
material akan semakin mudah mengalami perenggangan sehingga nilai
stretchability-nya akan semakin baik.
2. Deep Drawing
 Analisis Proses, Perhitungan Tekanan Blank, dan Perhitungan LDR
Pada Praktikum ini, dilakukan juga pengujian dengan metode deep drawing, dimana
metode ini akan menghasilkan benda dengan kedalaman tekan seperti pada
mangkuk maupun kup. Sama seperti proses stretching, proses ini juga dilakukan
dengan Universal Testing Machine. Hal yang membedakan metode ini dengan
stretching ialah sampel lembaran tidak dijepit pada proses drawing, sehingga akan
terjadi aliran material. Sampel yang digunakan pada metode ini ialah Baja,
Kuningan, dan Aluminium. Pengujian dilakukan dengan membentuk sampel
menjadi lembaran, lalu dimasukkan ke dalam Universal Testing Machine, ditutup
dan dilakukan pengaturan parameter. Untuk metode drawing setting pembebanan
yang digunakan ialah secara manual, kecepatan pons sebesar 2.5 mm/s, beban
sebesar 0.75 ton, dengan diameter pons sebesar 4 cm. Pengujian kemudian
dilakukan hingga kup sudah terbentuk dan mesin dihentikan secara manual dengan
menekan tombol stop. Sampel lembaran yang sudah berbentuk kup kemudian
dikeluarkan dan dilakukan pengukuran, dimana didapatkan diameter maksimum
(Dmax) sebesar 4,3 cm. Data-data yang didapatkan kemudian digunakan untuk
melakukan perhitungan LDR dan Tekanan Blank. LDR atau Limiting Draw Ratio
merupakan satuan mampu bentuk lembaran melalui proses drawing. Nilai ini
dihitung dengan pembagian antara nilai Dmax dibagi dengan nilai diameter awal (d).
Sementara itu tekanan blank dihitung dengan menggunakan persamaan seperti
dibawah ini :
1
𝑃𝐵 = 𝜋(𝐷2 − 𝑑 2 )𝑃∗
400

2

𝐷 0.5 𝑑
𝑃 = 0.25 [( − 1) + ]𝜎
𝑑 100 𝑠 𝑈𝑇𝑆
 Analisis Perbedaan Tekanan Blank dan LDR Setiap Material
Drawability dari material dapat diketahui dari nilai LDR (Limited Drawing Ratio)
dan tekanan blank (PB). Dari hasil perhitungan diperoleh nilai LDR baja sebesar
1.075, Aluminium sebesar 0.8725, dan Kuningan sebesar 1.1525. Sementara untuk
tekanan blank (PB) Baja sebesar 5946.375 tonF, Aluminium sebesar 1872.225 tonF,
dan Kuningan sebesar 4062.375 tonF. Dari data yang ada, dapat disimpulkan bahwa
material dengan drawability terbaik ialah Aluminium, diikuti oleh Baja dan
Kuningan. Perbedaan yang terjadi dari hasil pengujian ini ialah akibat perbedaan
dari sifat intrinsik material, yaitu sifat-sifat dari dalam material. Berdasarkan
literatur, terdapat hubungan antara kekerasan material dengan sifat drawabilitynya,
dimana semakin kerasa suatu material maka material akan semakin sulit untuk
terdeformasi akibat membutuhkan beban yang lebih besar. Literatur menyebutkan
bahwa kekerasan logam aluminium sekitar 99-101, baja (mild steel) sebesar 170-
202, dan kuningan sebesar 192-202 dalam skala Brinell. Hasil yang didapatkan
sesuai dengan data dari literatur sehingga drawability terbaik tetap dimiliki
Aluminium, disusul oleh Baja, dan terakhir ialah Kuningan.
 Analisis Cacat (Bila Terbentuk) sertakan Foto Hasil Deep Drawing
Pada hasil pengerjaan drawing kelompok kami, tidak terbentuk cacat yang terlihat
jelas, hanya ada kecenderungan wrinkling pada bagian material yang tidak
terdorong kedalam. Wrinkling ini dapat terjadi akibat adanya pertemuan antara
tegangan radial dari pons dengan tegangan tangesial kompresif. Selebihnya terdapat
bentuk yang tidak simetris, namun hal tersebut terjadi akibat kesalahan pemotongan
sampel saat persiapan sampel oleh praktikan.

3. Forming Limit Diagram (FLD)


 Analisis Proses Pengerjaan FLD
Pada Praktikum, pengerjaan FLD dilakukan menggunakan sampel berupa lembaran
kuningan (Cu-Zn). Pengujian yang dilakukan yaitu stretching, dimana akan dilihat
kemampuan dari sampel tersebut untuk dibentuk. Langkah pertama yang dilakukan
ialah memotong blank kuningan menjadi lingkaran dengan diameter 100 mm.
Setelah blank dipotong, selanjutnya ditarik garis pada kedua diagonalnya (0o, 45o,
dan 90o dari arah canai). Kemudian pada garis tersebut dibuat beberapa lingkaran
(minimal 9) sesuai jarak yang sudah ditentukan. Lingkaran yang dibuat harus
memiliki ukuran yang seragam, dengan ukuran yang dicatat untuk perbandingan
setelah proses stretching. Setelah itu blank dimasukkan ke universal testing machine
dan dilakukan proses stretching. Setelah proses selesai, blank kemudian dikeluarkan
dari universal testing machine dan dilakukan pengukuran terhadap lingkaran yang
digambar sebelum dilakukan stretching.
 Skema FLD dari Hasil Percobaan
Berikut merupakan hasil percobaan Forming Limit Diagram beserta skema yang
dikonstruksikan berdasarkan data regangan mayor dan minor. Tanda panah
menunjukkan titik-titik yang digunakan untuk pengukuran FLD.
 Analisis Hasil FLD
FLD atau Forming Limit Diagram merupakan ukuran pengujian batas mampu
bentuk. FLD pada gambar diatas merupakan FLD dari lembaran sampel Kuningan
(Cu-Zn). Dalam mengonstruksi diagram ini, digunakan 9 lingkaran yang dipilih
secara acak, semuanya pada bagian yang terkena pons sehingga mengalami
deformasi. Kesembilan titik lalu diplot dan dihasilkan grafik seperti diatas. FLD
sendiri sejatinya memiliki banyak regional seperti wrinkling area, excessive
thinning dan lainnya, namun karena pengujian yang sangat sederhana praktikan
hanya membagi diagram ini menjadi dua area, yaitu area failure dan area safety.
Area failure merupakan daerah diatas kurva FLD, sementara area safety merupakan
daerah dibawahnya. Diagram ini menunjukkan batas-batas aman untuk pengubahan
bentuk dari logam lembaran kuningan dengan metode penarikan rentang.
4. Kesimpulan
- Penggunaan alat uji simulatif lembaran logam bertujuan untuk mendapatkan
gambaran mengenai drawability dan stretchability dari material.
- Drawability suatu material bergantung terhadap seberapa banyak material
tersebut terdeformasi setelah melalui proses deep drawing yang dapat dinilai
berdasarkan nilai LDR. Semakin tinggi nilai LDR, semakin baik drawability
dari material tersebut.
- Nilai LDR terbesar hingga terkecil secara berurutan yaitu aluminium, baja, dan
kuningan dimana nilai ini juga merepresentasikan drawability dari ketiga
material tersebut.
- Drawability material berbanding lurus dengan nilai PB dimana semakin tinggi
nilai tekanan blank maka drawability semakin baik.
- Dari hasil percobaan terdapat cacat wrinkling pada deep drawing baja.
- Semakin tinggi nilai LDH maka semakin rendah stretchability nya.
- FLD digunakan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran pengujian batas
mampu bentuk suatu logam.
5. Saran
- Perlu dicari metode pemotongan sampel yang lebih baik agar hasil pengujian
lebih akurat dan terhindar dari cacat akibat kesalahan pemotongan sampel oleh
praktikan.
6. Referensi
- http://www.drill-hq.com/2011/11/hardness-scale-for-various-materials/
- http://www.phase-trans.msm.cam.ac.uk/2007/LDH.html
- https://nptel.ac.in/courses/112106153/Module%2010/Lecture%203/Module_10_Lec
ture_3_Formability.pdf
7. Lampiran Tabel Data

COURSE III – SIMULATIVE DEEP DRAWING AND STRETCHING

UNI SHEET METAL d = 40 D=10


GREASED DATE: ID:
TESTING 20 TONF mm S=0.8

UTS Dmax
NO MATERIAL P* PB LDR LDH (mm)
(Mpa) (mm)
Deep Drawing
1 Baja 505 157.8125 5946.375 43 1.075

2 Aluminium 159 49.6875 1872.225 34.9 0.8725

3 Kuningan 345 107.8125 4062.375 46.1 1.1525


Stretching
4 Baja 505 40.8
5 Aluminium 159 10.25
6 Kuningan 345 20

Anda mungkin juga menyukai