1. Stretching
Analisis Proses dan Perhitungan LDH
Pada praktikum ini, pengerjaan metode stretching dilakukan menggunakan
lembaran Aluminium, Baja, dan Kuningan. Metode ini dilakukan menggunakan
Universal Testing Machine. Metode Stretching sendiri merupakan proses
pengubahan bentuk akibat adanya pertambahan panjang dalam berbagai arah pada
lembaran akibat gaya dari pons. Dalam melakukan metode pengujian ini, lembaran
sampel pertama-tama dipotong menjadi lingkaran dengan diameter 10 mm.
Selanjutnya lembaran yang sudah berbentuk lingkaran dimasukkan ke dalam
Universal Testing Machine, dijepit, lalu ditutup dan dilakukan pengaturan
parameter yang ada seperti pemberian beban (auto), kecepatan pons (2.5 mm/s),
serta besar beban yang diberikan (4 ton). Setelah itu praktikan tinggal menekan
tombol sehingga proses stretching akan dimulai dan akan berhenti dengan
sendirinya pada titik maksimal dari setiap sampel. Setelah mesin pengujian berhenti,
sampel lembaran kemudian dikeluarkan dan dilakukan perhitungan LDH. LDH atau
Limiting Dome Height merupakan ukuran maksimal suatu material dapat dilakukan
penarikan rentang. LDH dihitung dengan melakukan pengukuran jarak antara
permukaan awal lembaran sampel dengan ujung paling atas dari lembaran sampel
yang sudah di-stretching.
Analisis Perbedaan LDH Setiap Material
Hasil yang didapatkan dari pengukuran LDH ialah 10.25 mm untuk Aluminium, 20
mm untuk Kuningan, dan 40.8 mm untuk Baja. Dari data-data ini urutan nilai LDH
tertinggi ke terendah ialah Baja, Kuningan, dan terakhir Aluminium. Nilai LDH
yang semakin rendah menunjukkan bahwa beban yang dibutuhkan untuk melakukan
deformasi pada suatu material semakin kecil sehingga Stretchabilitynya semakin
baik. Stretchability dari setiap material juga dipengaruhi oleh nilai Ultimate Tensile
Strenght (UTS) dan yield strength-nya. Semakin kecil kedua nilai tersebut, maka
material akan semakin mudah mengalami perenggangan sehingga nilai
stretchability-nya akan semakin baik.
2. Deep Drawing
Analisis Proses, Perhitungan Tekanan Blank, dan Perhitungan LDR
Pada Praktikum ini, dilakukan juga pengujian dengan metode deep drawing, dimana
metode ini akan menghasilkan benda dengan kedalaman tekan seperti pada
mangkuk maupun kup. Sama seperti proses stretching, proses ini juga dilakukan
dengan Universal Testing Machine. Hal yang membedakan metode ini dengan
stretching ialah sampel lembaran tidak dijepit pada proses drawing, sehingga akan
terjadi aliran material. Sampel yang digunakan pada metode ini ialah Baja,
Kuningan, dan Aluminium. Pengujian dilakukan dengan membentuk sampel
menjadi lembaran, lalu dimasukkan ke dalam Universal Testing Machine, ditutup
dan dilakukan pengaturan parameter. Untuk metode drawing setting pembebanan
yang digunakan ialah secara manual, kecepatan pons sebesar 2.5 mm/s, beban
sebesar 0.75 ton, dengan diameter pons sebesar 4 cm. Pengujian kemudian
dilakukan hingga kup sudah terbentuk dan mesin dihentikan secara manual dengan
menekan tombol stop. Sampel lembaran yang sudah berbentuk kup kemudian
dikeluarkan dan dilakukan pengukuran, dimana didapatkan diameter maksimum
(Dmax) sebesar 4,3 cm. Data-data yang didapatkan kemudian digunakan untuk
melakukan perhitungan LDR dan Tekanan Blank. LDR atau Limiting Draw Ratio
merupakan satuan mampu bentuk lembaran melalui proses drawing. Nilai ini
dihitung dengan pembagian antara nilai Dmax dibagi dengan nilai diameter awal (d).
Sementara itu tekanan blank dihitung dengan menggunakan persamaan seperti
dibawah ini :
1
𝑃𝐵 = 𝜋(𝐷2 − 𝑑 2 )𝑃∗
400
2
∗
𝐷 0.5 𝑑
𝑃 = 0.25 [( − 1) + ]𝜎
𝑑 100 𝑠 𝑈𝑇𝑆
Analisis Perbedaan Tekanan Blank dan LDR Setiap Material
Drawability dari material dapat diketahui dari nilai LDR (Limited Drawing Ratio)
dan tekanan blank (PB). Dari hasil perhitungan diperoleh nilai LDR baja sebesar
1.075, Aluminium sebesar 0.8725, dan Kuningan sebesar 1.1525. Sementara untuk
tekanan blank (PB) Baja sebesar 5946.375 tonF, Aluminium sebesar 1872.225 tonF,
dan Kuningan sebesar 4062.375 tonF. Dari data yang ada, dapat disimpulkan bahwa
material dengan drawability terbaik ialah Aluminium, diikuti oleh Baja dan
Kuningan. Perbedaan yang terjadi dari hasil pengujian ini ialah akibat perbedaan
dari sifat intrinsik material, yaitu sifat-sifat dari dalam material. Berdasarkan
literatur, terdapat hubungan antara kekerasan material dengan sifat drawabilitynya,
dimana semakin kerasa suatu material maka material akan semakin sulit untuk
terdeformasi akibat membutuhkan beban yang lebih besar. Literatur menyebutkan
bahwa kekerasan logam aluminium sekitar 99-101, baja (mild steel) sebesar 170-
202, dan kuningan sebesar 192-202 dalam skala Brinell. Hasil yang didapatkan
sesuai dengan data dari literatur sehingga drawability terbaik tetap dimiliki
Aluminium, disusul oleh Baja, dan terakhir ialah Kuningan.
Analisis Cacat (Bila Terbentuk) sertakan Foto Hasil Deep Drawing
Pada hasil pengerjaan drawing kelompok kami, tidak terbentuk cacat yang terlihat
jelas, hanya ada kecenderungan wrinkling pada bagian material yang tidak
terdorong kedalam. Wrinkling ini dapat terjadi akibat adanya pertemuan antara
tegangan radial dari pons dengan tegangan tangesial kompresif. Selebihnya terdapat
bentuk yang tidak simetris, namun hal tersebut terjadi akibat kesalahan pemotongan
sampel saat persiapan sampel oleh praktikan.
UTS Dmax
NO MATERIAL P* PB LDR LDH (mm)
(Mpa) (mm)
Deep Drawing
1 Baja 505 157.8125 5946.375 43 1.075