Keterangan gambar :
1. Pada pembebanan daro nol sampai mencapai titik proporsional limit, grafik masih
merupakan garis lurus. Pada daerah proporsional limit ini, apabila besarnya pembebanan
dibawah rentangan proporsional limit maka benda uji hanya mengalami deformasi
plastis. Jadi jika gaya itu ditiadakan maka benda uji akan masih dapat kembali ke panjang
mula-mula. Elastic limit merupakan batas antara deformasi elastik dan deformasi plastik.
Bila besarnya pembebanan melampau elastik limit ini maka grafik yang terbentuk ini
merupakan garis lengkung. Karena antara nol hingga proporsional limit merupakan garis
lurus, maka berlaku hubungan Tegangan dibagi dengan Regangan sama dengan Konstant,
sama dengan Modulus Elastisitas (Young Modulus).
2. Apabila tegangan sudah mencapai titik Yields Stress maka benda uji sudah mulai
nampak adanya pengecilan penampang. Dan ternyata pula pada titik tersebut benda uji
mengalami pertambahan panjang dengan sendirinya walaupun besarnya beban tidak
ditambah. Yields Stress dapat juga disebut dengan Yeild Point (Batas Lumer). Tetapi pada
umumnya banyak logam yang tidak memiliki titik atau batas lumer yang jelas, terutama
pada logam-logam yang rapuh. Pada diagram Tegangan-Regangan dari jenis logam
tersebut titik lumer ditentukan dari harga tegangan dimana benda uji dari logam tersebut
memperoleh perpanjangan (pertambahan panjang) permanen sebesar 0,2% dari panjang
mula-mula. Tegangan ini biasanya dimanakan “Tegangan Net 0,2” dan merupakan dasar
untuk menentukan Yield Stress.
3. Apabila pembebanan sudah mencapai titik Ultimate Stress (Batas Patah) maka
tegangan ini merupakan tegangan tarik maksimum yang mampu ditahan oleh benda uji
tersebut. Pada titik tersebut, benda uji sudah menunjukan gejala-gejala patah berupa
retakan-retakan. Retakan-retakan yang sudah mulai timbul pada titik Ultimate Stress akan
semakin bertambah besar dan akhirnya benda uji akan patah pada titik Fracture Stress.
Sifat Metalurgi Material