Anda di halaman 1dari 4

Pengujian Tarik

MENGENAL PENGUJIAN TARIK


(Oleh Okasatria Novyanto)

Dalam dunia Engineering, seringkali


kita dihadapkan pada istilah-istilah teknik seperti : tegangan tarik, tegangan geser,
tegangan yang dizinkan, Tegangan, Regangan, Modulus elastisitas, dll. Mungkin bagi
para ahli teknik (Engineer), istilah-istilah tersebut sudah menjadi hal yang biasa dan
mereka paham akan maksud dari indeks yang ditunjukan dari tegangan geser, tegangan
tarik, dll.
Nah, yang menjadi masalah adalah istilah-istilah tersebut seringkali masih terasa asing
bagi mahasiswa teknik yang baru memasuki tahun-tahun awal perkuliahan atau bahkan
mungkin mahasiswa yang sudah cukup lama mengikuti perkuliahan-pun belum
sepenuhnya paham akan istilah-istilah tersebut. Pada pembahasan berikut ini, saya akan
mencoba untuk berbagi pengetahuan khususnya tentang pengujian tarik.

Tujuan pengujian mekanik suatu logam,


yakni dengan percobaan-percobaan yang dilakukan terhadap suatu logam untuk
mendapatkan data-data yang dapat menunjukan sifat-sifat mekanik logam tersebut.
Pengujian tarik bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat mekanik dan perubahan-
perubahannya dari suatu logam terhadap pembebanan tarik. Pengujian ini umumnya
diperuntukan bagi pengujian beban-beban statik. Beban tarik tersebut dimulai dari nol
dan berhenti pada beban atau tegangan patah tarik (Ultimate Strenght) dari logam yang
bersangkutan. Beban uji yang telah dinormalisasikan ukurannya dipasang pada mesin
tarik, kemudian diberi beban (gaya tarik) secara perlahan-lahan dari Nol hingga
maksimum. Setiap kali dibuat Catatan mengenai perubahan (pertambahan) panjang dan
gaya yang diberikan. Hasil catatan tersebut digambarkan dalam sebuah diagram
Tegangan-Regangan, yang dirumuskan : Tegangan sama dengan besarnya Beban dibagi
dengan Luas penampang. Dan Regangan sama dengan Pertambahan panjang dibagi
dengan Panjang mula-mula. Secara umum, Diagram Tegangan-Regangan dikategorikan
menjadi 2 jenis :
1. Tegangan sebenarnya (True Stress) Pada Tegangan ini, nilai Luas penampang yang
dipakai adalah luas penampang saat itu (aktual), sehingga ketika terjadi Necking
(pengecilan penampang), nilai Tegangan tariknya justru tetap naik.

2. Tegangan Engineering Pada Tegangan


ini, nilai Luas penampang yang dipakai adalah Luas penampang mula-mula.

Keterangan gambar :
1. Pada pembebanan daro nol sampai mencapai titik proporsional limit, grafik masih
merupakan garis lurus. Pada daerah proporsional limit ini, apabila besarnya pembebanan
dibawah rentangan proporsional limit maka benda uji hanya mengalami deformasi
plastis. Jadi jika gaya itu ditiadakan maka benda uji akan masih dapat kembali ke panjang
mula-mula. Elastic limit merupakan batas antara deformasi elastik dan deformasi plastik.
Bila besarnya pembebanan melampau elastik limit ini maka grafik yang terbentuk ini
merupakan garis lengkung. Karena antara nol hingga proporsional limit merupakan garis
lurus, maka berlaku hubungan Tegangan dibagi dengan Regangan sama dengan Konstant,
sama dengan Modulus Elastisitas (Young Modulus).
2. Apabila tegangan sudah mencapai titik Yields Stress maka benda uji sudah mulai
nampak adanya pengecilan penampang. Dan ternyata pula pada titik tersebut benda uji
mengalami pertambahan panjang dengan sendirinya walaupun besarnya beban tidak
ditambah. Yields Stress dapat juga disebut dengan Yeild Point (Batas Lumer). Tetapi pada
umumnya banyak logam yang tidak memiliki titik atau batas lumer yang jelas, terutama
pada logam-logam yang rapuh. Pada diagram Tegangan-Regangan dari jenis logam
tersebut titik lumer ditentukan dari harga tegangan dimana benda uji dari logam tersebut
memperoleh perpanjangan (pertambahan panjang) permanen sebesar 0,2% dari panjang
mula-mula. Tegangan ini biasanya dimanakan “Tegangan Net 0,2” dan merupakan dasar
untuk menentukan Yield Stress.
3. Apabila pembebanan sudah mencapai titik Ultimate Stress (Batas Patah) maka
tegangan ini merupakan tegangan tarik maksimum yang mampu ditahan oleh benda uji
tersebut. Pada titik tersebut, benda uji sudah menunjukan gejala-gejala patah berupa
retakan-retakan. Retakan-retakan yang sudah mulai timbul pada titik Ultimate Stress akan
semakin bertambah besar dan akhirnya benda uji akan patah pada titik Fracture Stress.
Sifat Metalurgi Material

Brittle fracture (patah getas): 1. Tidak ada


reduksi luas penampang patahan.
2. Patahan tampak lebih mengkilap dan bidang patahan relatif tegak lurus terhadap
tegangan tarik.
3. Disebabkan oleh pembebanan dinamis dan temperatur kerja yang rendah (contoh :
Kasus yang terjadi pada Kapal Titanic).

Ductile fracture (patah ulet): a. Ada reduksi


luas penampang patahan.
b. Tempo patah lebih lama.
c. Daerah patahan lebih halus dan berserabut.

Anda mungkin juga menyukai