Anda di halaman 1dari 36

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tujuan Praktikum


Untuk menentukan pertahanan atau perlawanan dari logam terhadap pemutusan
hubungan akibat tarikan.

2.2 Dasar Teori


Pengujian Tarik Dan Sifat Tarik

Pengujian tarik biasanya dilakukan terhadap spesimen/batang uji yang standart.


Bahan yang akan diuji tarik mula-mula dibuat menjadi batang uji dengan bentuk sesuai
dengan suatu standart. Salah satu bentuk batang uji dapat dilihat pada Gambar 2.1 Pada

Laporan Praktikum Baja | 2


bagian tengah dari batang uji (pada bagian yang paralel) merupakan bagian yang
menerima tegangan yang uniform, dan pada bagian ini diukurkan “panjang uji” (gauge
length), yaitu bagian yang dianggap menerima pengaruh dari pembebanan, bagian ini
yang selalu diukur panjangnya selama proses pengujian.

Batang uji ini dipasang pada mesin tarik, dijepit dengan pencekam dari mesin tarik pada
ujung-ujungnya dan ditarik ke arah memanjang secara perlahan. Selama penarikan setiap
saat dicatat/tercatat dengan grafik yang tersedia pada mesin tarik, besarnya gaya tarik
yang bekerja dan besarnya pertambahan panjang yang tejadi sebagai akibat dari gaya tarik
tersebut. Penarikan berlangsung terus sampai batang uji putus.

Data yang diperoleh dari mesin tarik biasanya dinyatakan dengan grafik beban –
pertambahan panjang (grafik P - L). Grafik ini masih belum banyak gunanya karena
hanya menggambarkan kemampuan batang uji (bukan kemampuan bahan) untuk
menerima beban gaya. Untuk dapat digunakan menggambarkan sifat bahan secara umum,
maka grafik P - L harus dijadikan grafik lain yaitu suatu diagram Tegangan – Regangan
(Stress – stram diagram), disebut juga suatu diagram  - , kadang-kadang juga disebut
Diagram Tarik.

Pada saat batang uji menerima beban sebesar P kg maka batang uji (yaitu panjang
uji) akan bertambah sebesar L mm.
Pada saat itu pada batang uji bekerja tegangan yang besarnya:
 = P/Ao
dimana Ao = luas penampang batang uji mula-mula
Juga pada saat itu pada batang uji terjadi regangan yang besarnya :
 = L/Lo = (L – Lo)/Lo
dimana Lo = panjang “panjang uji” mula-mula
L = panjang “panjang uji” saat menerima beban

Tegangan dituliskan dengan satuan kg/mm2, kg/cm2, psi (pound per square inch)
atau Mpa (Mega Pascal = 106 N/m2). Regangan dapat dinyatakan dengan persentase
pertambahan panjang, satuannya adalah persen (%) atau mm/mm, atau in/in.

Laporan Praktikum Baja | 3


Gambar 2.2 dibawah, salah satu contoh bentuk diagram tegangan-regangan, yaitu
diagram tegangan – regangan suatu baja yang ulet (baja karbon rendah).

Dari diagram diatas tampak bahwa pada tegangan yang kecil grafik berupa garis
lurus, ini berarti bahwa besarnya regangan yang timbul sebagai akibat tegangan yang
kecil tersebut berbanding lurus dengan besarnya tegangan yang bekerja (Hukum Hook).
Hal ini berlaku hingga titik P, yaitu batas kesebandingan atau proportionality limit.

Jadi bila pengujian tarik dilakukan dengan penambahan beban secara perlahan
mula-mula akan terjadi pertambahan panjang yang sebanding dengan penambahan gaya
yang bekerja. Kesebandingan ini berlangsung terus sampai beban mencapai titik P
(proportionality limit), setelah itu pertambahan panjang yang terjadi sebagai akibat
penambahan beban tidak lagi berbanding lurus, pertambahan beban yang sama akan
menghasilkan pertambahan panjang yang lebih besar. Dan bahkan pada suatu saat dapat
terjadi pertambahan panjang tanpa ada penambahan beban, batang uji bertambah panjang
dengan sendirinaya. Dikatakan batang uji mengalami yield (luluh). Keadaan ini
berlangsung hanya beberapa saat dan sesudah itu beban akan naik lagi untuk dapat
memperoleh pertambahan panjang (tidak lagi proportional).

Kenaikan beban ini akan berlangsung terus sampai suatu maksimum, dan untuk
logam yang ulet (seperti halnya baja karbon rendah) sesudah itu beban mesin tarik akan
menurun lagi (tetapi pertambahan panjang terus berlangsung) sampai akhirnya batang uji

Laporan Praktikum Baja | 4


putus. Pada saat beban mencapai maksimum pada batang uji terjadi pengecilan
penampang setempat (local necking), dan pertambahan panjang akan terjadi hanya di
sekitar necking tersebut. Peristiwa seperti ini hanya terjadi pada logam yang ulet, sedang
pada logam-logam yang lebih getas tidak terjadi necking dan logam itu akan putus pada
saat beban maksimum.

Bila pengujian dilakukan dengan cara yang sedikit berbeda yaitu beban dinaikkan
perlahan-lahan sampai harga tertentu lalu beban diturunkan lagi sampai nol, dinaikkan
lagi sampai diatas harga tertinggi yang sebelumnya lalu diturunkan lagi sampai nol,
demikian terus berulang-ulang, maka akan terlihat bahwa pada beban yang kecil
disamping berlaku Hukum Hook juga logam masih elastis, pada saat menerima beban
akan bertambah panjang tetapi bila beban dihilangkan pertambahan panjang juga akan
hilang, batang uji kembali ke bentuk dan ukuran semula.

Keadaan ini berlangsung sampai batas elastik (elastic limit, titik E). Jadi untuk
beban rendah, pertambahan panjang mengikuti garis OP (gambar 2.2).

Bila beban melebihi batas elastik, maka bila beban dihilangkan pertambahan
panjang tidak seluruhnya hilang, masih ada terdapat pertambahan panjang yang tetap,
atau pertambahan panjang yang plastik. Besarnya pertambahan panjang plastik ini dapat
dicari dengan menarik garis sejajar dengan garis pertambahan panjang elastik (garis OP)
dari titik yang menunjukkan besarnya beban/tegangan yang bekerja, pada grafik (Gambar
2.3)

Laporan Praktikum Baja | 5


Diagaram tegangan – regangan dapat dibagi menjadi dua daerah yaitu daerah
elastik dan daerah plastik. Yang menjadi batas antara kedua daerah tersebut seharusnya
adalah batas elastik, titik E, tetapi ini tidak praktis karena mencari titik E cukup sulit,
maka yang dianggap sebagai batas antara daerah elastik dan plastik adalah titik luluh
(yield point), Y.

Diagram seperti contoh diatas, dimana yield tampak jelas dan patah terjadi tidak
pada beban maksimum, sebenarnya jarang terjadi. Ini akan terjadi hanya pada beberapa
logam yang cukup ulet, seperti baja karbon rendah yang dianil. Pada logam yang lebih
getas yield kurang nampak, bahkan tidak terlihat sama sekali dan putus akan terjadi pada
beban maksimum.

Pada Gambar 2.4 terlihat beberapa jenis diagram tegangan – regangan yang sering
dijumpai pada logam. Logam dikatakan getas bila setelah putus hanya terdapat sedikit
regangan plastik (kurang dari 0,050 in/in), dan bila regangan plastik yang terjadi lebih
dari itu logam dapat dianggap ulet.

Laporan Praktikum Baja | 6


1.2.1 Sifat mekanik di daerah elastic
1. Batas proporsional(proportionality limit) merupakan daerah batas dimana
tegangan(stress) dan regangan (strain) mempunyai hubungan proportionalitas
satu dengan yang lainnya.setiap penambahan tegangan akan diikuti dengan
penambahan regangan secara proporsional dalam hubungan linear.
=E
2. Modulus Elastisitas (E) merupakan ukuran kekakuan suatu material. Semakin
besar harga modulus,maka semakin kecil regangan elastic yang terjadi pada
suatu tingkat pembebanan tertentu,atau dapat dikatakan material tersebut
semakin kaku.pada grafik tegangan-regangan modulus kekauan dapat dihitung
dari slope kemiringan garis elastic yang linier
E = tan Q
3. Titik luluh dan Kekuatan luluh(yield point and yield strength)
Titik ini merupakan suatu batas dimana material akan terus mengalami
deformasi tanpa adanya penambahan beban.
Kekuatan luluh atau titik luluh merupakan gambaran kemampuan bahan
menahan deformasi permanen bila digunakan dalam penggunaan struktur yang
melibatkan pembebanan mekanik seperti tarik tekan bending atau
puntiran.dapat dikatakan bahwa titik luluh adalah suatu tingkat tegangan yang:
 Tidak boleh di lewati dalam penggunaan structural
 Harus dilewati dalam proses manufaktur logam
4. Kekuatan elastik menyatakan kemampuan untuk menerima beban/tegangan
tanpa berakibat terjadinya deformasi plastik (perubahan bentuk yang
permanen). Kekuatan elastik ini ditunjukkan oleh titik yield (besarnya
tegangan yang mengakibatkan terjadinya yield).
Untuk logam – logam yang ulet memperlihatkan terjadinya yield dengan jelas,
tentu batas ini mudah ditentukan, tetapi untuk logam – logam yang lebih getas
dimana yield dapat dicari dengan menggunakan off set method. Harga yang
diperoleh dengan cara ini dinamakan off set yield strength (kekuatan luluh).
Dalam hal ini yield dianggap mulai terjadi bila sudah timbul regangan plastik
sebesar 0,2 % atau 0,35 % (tergantung kesempatan). Secara grafik, offset yield
strength dapat dicari dengan menarik garis sejajar dengan garis elastik dari

Laporan Praktikum Baja | 7


titik regangan 0,2 % atau 0,35 % hingga memotong kurva. Titik perpotongan
ini menunjukkan yield. (lihat gambar 2.5)

Kekuatan elastik ini penting sekali dalam suatu perancangan karena tegangan
yang bekerja pada suatu bagian tidak boleh melebihi yield point/strength dari
bahan, supaya tidak terjadi deformasi plastik.
5. Kekakuan (stiffness). Suatu bahan yang memiliki kekakuan tinggi bila
mendapat beban (dalam batas elastiknya) akan mengalami deformasi elastik
tetapi hanya sedikit saja.
Kekakuan ditunjukkan oleh modulus elastisitas (Young’s modulus, E)
E = el/ol
Makin besar harga E, makin kaku. Harga E untuk semua baja hampir sama
saja, sekitar 2,15 x 106 kg/cm2 atau 30 x 106 psi, harga ini hampir tidak
terpengaruh oleh komposisi kimia, laku – panas dan proses pembentukannya
(sifat mekanik lain akan terpengaruh oleh hal – hal tersebut).
Kekakuan untuk beberapa rancang bangun tertentu sering lebih penting
daripada kekuatan. Misalnya untuk mesin perkakas, bila rancang bangunya
kurang kaku maka akan mengakibatkan proses permesinan yang dikerjakan
dengan mesin tersebut akan kurang akurat.

Laporan Praktikum Baja | 8


Kekakuan juga dapat dinyatakan dengan Poisson’s ratio. Bila batang uji ditarik
secara uniaxial ke arah memanjang maka disamping akan terjadi regangan ke
arah memanjang sebesar x, juga akan mengalami regangan ke arah melintang
yaitu sebesar y, Poisson ratio didefinisikan sebagai perbandingan antara
regangan ke arah melintang dengan regangan ke arah memanjang, pada
tegangan yang masih dalam batas elastik.
 = -y/x
Harga negatif diberikan karena regangan ke arah melintang mempunyai harga
negatif sedang ke arah memanjang mempunyai harga positif.
Harga  untuk logam biasanya berkisar antara 0,25 dan 0,35. makin besar
harga  suatu logam maka logam itu maikn kurang kaku.
6. Resilien (Resilience) menyatakan kemampuan untuk menyerap energi (kerja)
tanpa mengakibatkan terjadinya deformasi plastik. Jadi dapat dinyatakan
dengan banyaknya energi yang diperlukan untuk mencapai batas elastik.
Resilien dinyatakan dengan modulus resilien (modulus of resilience) yang
didefinisikan sebagai banyaknya energi yang diperlukan untuk meregangkan
satu satuan volume bahan hingga sampai batas elastik. Ini dapat dinyatakn
secara grafik sebagai luasan di bawah grafik daerah elastik (gambar 2.6.).
Dari gambar 2.6. dapat dihitung besarnya modulus of resilience :
UR = ½ E . E = E2/2E
Dari hubungan di atas dapat dilihat bahwa mdulus resilien ditentukan oleh E
dan E. tetapi Karena harga E dari suatu logam boleh dikatakan tidak berubah
maka modulus resilien hanya ditentukan oleh E, kekuatan elastik (yield
point/strength).

Laporan Praktikum Baja | 9


Karena harga E baja akan naik dengan naiknya kekuatan tarik maksimum
uR, maka bila kekuatan tarik maksimum suatu baja makin tinggi modulus
resiliennya juga makin tinggi. (lihat gambar 2.7 dan Tabel 2.2)

Tabel 2.2. MOULUS OF RESILIENCE FOR VARIOUS MATERIALS


Modulus of
Material E, psi so, psi resilience,
UR
Medium-carbon steel 30 x 106 45,000 33,7
High-carbon spring steel 30 x 106 140,000 320
Duraluminum 10,5 x 106 18,000 17
Copper 16 x 106 4,000 5,3
Rubber 150 300 300
Acrylic polymer 0,5 x 106 2,000 4,0

Resilien adalah sifat penting bagi bagian – bagian yang harus menerima
tegangan dan sekaligus juga regangan elastik yang besar, seperti misalnya
pegas pada alat transport, ia harus menerima beban/tegangan dan juga harus
mampu berdeformasi secara elastik cukup banyak.

Laporan Praktikum Baja | 10


1.2.2 Sifat mekanik didaerah plastik
1) Kekuatan tarik (Tensile strength) menunjukkan kemampuan untuk menerima
beban/tegangan tanpa menjadi rusak/putus. Ini dinyatakan dengan tegangan
maksimum sebelum putus. Kekuatan tarik (Ultimate tensile strength – UTS) :
UTS = u = Pmax/Ao
UTS/kekuatan tarik ini sering dianggap sebagai data terpenting yang diperoleh
dari hasil pengujian tarik, karena biasanya perhitungan – perhitungan kekuatan
dihitung atas dasar kekuatan tarik ini (sekarang ada kecenderungan untuk
mendasarkan perhitungan kekuatan pada dasar yang lebih rasional yaitu yield
point/yield strength).
Pada baja, kekuatan tarik akan naik seiring dengan naiknya kadar karbon dan
paduannya. (gambar 2.8.)

2) Keuletan (ductility) menggambarkan kemampuan untuk berdeformasi secara


plastik tanpa menjadi patah. Dapat diukur dengan besarnya regangan plastik
yang terjadi setelah batang uji putus. Keuletan biasanya dinyatakan dengan
persentase perpanjangan (persentage elongation) :
D = (Li – Lo)/Lo x 100 %
Li = panjang gage length setelah putus

Laporan Praktikum Baja | 11


Bila keuletan dinyatakan dengan persentase perpanjangan maka panjang
gauge length mula – mula juga harus disebutkan, jadi misalnya dituliskan
“persentase perpanjangan 25 % pada gauge length 50 mm”.
Secara grafik persentase perpanjangan dapat diukur pada diagram  - , yaitu
dengan menarik garis dari titik patah (B, pada gambar 2.9.) sejajar dengan
garis elastik hingga memotong absis (D, pada gambar 2.9.). Panjang DC
adalah regangan elastik, panjang OD adalah regangan plastik.

Keuletan juga dapat dinyatakan dengan persentase pengurangan luas


penampang (persentange reduction in area) :
D = (Ao – Ai)/Ao x 100 %
Ai = luas penampang batang uji pada patahan.

Pada baja, dan juga pada logam – logam lain, keuletan banyak ditentukan oleh
strukturmikro, jadi juga ditentukan oleh komposisi kimia dari paduan, laku
panas dan tingkat deformasi dingin yang dialami. Pada baja, kenaikan kadar
karbon akan menaikkan kekuatandan kekerasan tetapi akan menurunkan
keuletan. Demikian pula dengan tingkat deformasi dingin, makin tinggi
tingkat deformasi dingin yang dialami makin tinggi kekuatan dan kekerasan
tetapi keuletan akan makin rendah.

Laporan Praktikum Baja | 12


Keuletan merupakan salah satu sifat mekanik yang amat penting karena :
 Keuletan menunjukkan seberapa banyak suatu logam dapat
dideformasi tanpa menjadi patah/retak, hal ini penting dalam
menentukan besarnya deformasi yang akan dilakukan pada proses
rolling, extruding, forging, drawing dan lain – lain.
 Kerusakan pada bahan yang memiliki keuletan cukup tinggi biasanya
didahului oleh adanya deformasi, sehingga bila dijumpai adanya
deformasi maka akan dapat diambil tindakan untuk mencegah
terjadinya kerusakan lebih lanjut.
 Dapat digunakan sebagai indicator dari perubahan komposisi kimia
dan kondisi proses pengerjaan.
3) Ketangguhan (toughness) menyatakan kemampuan menyerap energi tanpa
mengakibatkan patah, dapat diukur dengan besarnya energi yang diperlukan
untuk mematahkan. Ketangguhan dinyatakan dengan modulus ketangguhan
(modulus of toughness atau toughness index number) yang dapat didefinisikan
sebagai banyaknya energi yang diperlukan untuk mematahkan satu satuan
volume suatu bahan. Secara grafik, ini dapat diukur dengan luasan yang
berada dibawah kurva tegangan – regangan dari hasil pengujian tarik.
Ada beberapa pendekatan matematik yang dapat digunakan
mengukur/menghitung besarnya modulus ketangguhan UT, yaitu :
- untuk bahan yang ulet (ductile) :
UT = u . t atau
UT = t . (u + y)/2
- untuk bahan yang getas (brittle)
UT = 2/3 u . t
Dimana :
UT = modulus ketangguhan (toughness index number)
u = ultimate tensile strength
y = yield point/strength
t = regangan total pada saat putus

Laporan Praktikum Baja | 13


Pada beberapa komponen mesin seperti kopling, roda gigi, rantai, kait,
kran dan lain – lain, seringkali mengalami kenaikan tegangan sesaat hingga
diatas yield pointnya, untuk itu akan diperlukan bahan yang memiliki
ketangguhan cukup tinggi.
Ketangguhan merupakan suatu konsep yang sangat penting dan banyak
dipergunakan, tetapi sebenarnya sulit ditetapkan seberapa besar sebenarnya
ketangguhan yang dibutuhkan untuk suatu keperluan, juga sulit untuk
mengukur seberapa besar sebenarnya ketangguhan suatu barang jadi yang
terbuat dari bahan tertentu, karena banyak hal yang mempengaruhi
ketangguhan, antara lain adanya cacat, bentuk dan ukurannya, bentuk dan
ukuran benda, kondisi pembebanan/strain rate, temperatur dan lain – lain yang
banyak dianataranay sulit diukur.
Dari uraian tentang sifat mekanik dapat dianalisis bahwa ketangguhan
ditentukan oleh kekuatan dan keuletan, dimana kedua sifat ini biasanya
berjalan bertentangan, artinya bila kekuatan naik maka keuletan menurun. Ini
dapat dilihat dengan membandingkan baja karbon rendah (yang kekuatannya
rendah tetapi keuletannya tinggi), baja karbon menengah (dengan kekuatan
yang lebih tinggi tetapi keuletannya lebih rendah)dan baja karbon tinggi (yang
kekuatannya sangat tinggi tetapi juga sangat getas). Dari Gambar 2.11. di
belakang tampak bahwa ketangguhan paling tinggi akan diperoleh pada baja
karbon menengah.

Laporan Praktikum Baja | 14


Laporan Praktikum Baja | 15
1.2.3 Diagram tegangan – regangan sebenarnya
Diagram tegangan – regangan seperti yang dibicarakan didepan disebut
diagram tegangan – regangan normal karena perhitungan tegangan dan regangan
tersebut berdasarkan panjang uji dan luas penampang mula – mula (nominal),
pada hal setiap saat selalu terjadi perubahan sebagai akibat penarikan yang sedang
berlangsung. Dengan demikian seharusnya tegangan dan regangan dihitung
berdasarkan luas penampang dan batang uji pada sesaat itu (bukan yang mula –
mula). Dari hal ini terlihat bahwa sebenarnya diagram tegangan – regangan
normal (kadang – kadang disebut juga diagram tegangan – regangan
konvensional) kurang akurat, namun demikian untuk keperluan teknik
(engineering) pada umumnya dianggap sudah memadai, karena dinamakan juga
diagram tegangan – regangan teknik (engineering).
Tetapi untuk beberapa keperluan tertentu, seperti misalnya untuk
perhitungan pada proses pembentukan (rolling, forging dll) serta untuk
perhitungan yang lebih mendetail yang memerlukan ketelitian lebih tinggi akan

Laporan Praktikum Baja | 16


diperlukan diagram tegangan – regangan sebenarnya (true stress – true strain
diagram).

Definisi :
Tegangan normal : Tegangan sebenarnya :
 = P/Ao 1 = P/A
Regangan normal : Regangan sebenarnya :
 = (L – Lo)/Lo 1 = (L1– Lo)/Lo + (L2 – L1)/L1 + (L3 – L2) / L2
 = L/Lo 1 = LoL dL/L = LoL ln L = ln (L/Lo)
Hubungan antara tegangan normal dengan tegangan sebenarnya :
1 =  (1 + )
Hubungan antara regangan normal dengan regangan sebenarnya :
1 = b (1+ )

Kedua hubungan diatas hanya berlaku hingga saat terjadinya necking, di luar itu
maka tegangan dan regangan sebenarnya harus dihitung berdasarkan pengukuran
nyata pada batang uji, beban dan luas penampang setiap saat.
Untuk daerah elastik boleh dikatakan tidak ada perbedaan antara
tegangan/regangan nominal dengan tegangan/regangan sebenarnya, perbedaan
mulai terjadi di daerah plastik. Pada diagram tegangan –regangan normal sesudah

Laporan Praktikum Baja | 17


melampaui tegangan maximum akan terjadi penurunan, sedang pada diagram
tegangan – regangan sebenarnya terus naik hingga putus. (Gambar 2.12.)
Dari data yang terkumpul dari berbagai logam/paduan tampak ada
hubungan yang hampir linier antara tegangan sebenarnya dengan regangan
sebenarnya, yang diplot pada grafik log – log.
Ada beberapa persamaan matematik yang diajukan untuk menyatakan hubungan
tersebut. Salah satu persamaan yang dianggap cukup representif untuk banyak
bahan teknik adalah:
1 = k . m
dimana : k = strength coefficient
n = strain – hardening exponent
Harga k adalah harga true stress 1 pada true strain 1 = 1. Harga n dapat
diturunkan dari persamaan diatas :

Tabel 2.3. Material constant n and k for different sheet materials


k Thicknes
Material Treatment n (psi) (in.)
Anncaled 0.261 77.100 0.037
…...

Anncaled and
……… temper-rolled 0.234 73.100 0.037
Anncaled in wet
hydrogen 0.284 75.500 0.037
.......
Anncaled 0.156 93.330 0.037
Anncaled 0.118 169.400 0.037
..... Normalized and
temper-rolled 0.156 154.500 0.037
5. SAE 4130 steel ................... Anncaled 0.229 143.000 0.050
6. SAE 4130 steel................... Anncaled 0.211 55.900 0.040
Anncaled 0.211 48.450 0.040
..............

Laporan Praktikum Baja | 18


8. Alcoa 2-S aluminium..........

................

Pernyataan matematik diatas berlaku untuk daerah plastik dan juga hanya sampai
saat terjadi necking. Di luar itu akan terjadi penyimpangan. Pada Tabel 2.3. dan
Gambar 2.13. ditunjukkan grafik hubungan true stress-true strain untuk beberapa
bahan dan harga konstantanya, berdasarkan persamaan matematik di atas.

Pada operasi pembentukan seperti rolling, drawing, dll, tidak diinginkan


terjadinya necking, karena itu perlu diketahui dengan pasti kapan necking akan
terjadi. Necking akan terjadi pada saat beban maksimum, titik ini dinamakan titik
instabilitas.
Pada titik ini berlaku dP = 0 karena P = 1A dan 1 = ln (Ao/A)

Atau A = maka

P = 1. dan

dP = - (1. ) d1 + .

Sehingga untuk beban maksimum dimana dP = 0 akan berlaku d 1u/d1u = 1u.

Laporan Praktikum Baja | 19


Sehingga

Dari persamaan di atas dapat digambarkan secara grafik dimana letak titik yang
menyataka beban maksimum (Gambar 2.14)

 Necking adalah suatu proses penurunan secara local diameter bahan yang
dinamakan penyempitan.hal ini terjadi karena kenaikan kekuatan yang
disebabkan oleh pengerasan regangan.
 Fracture adalah terjadi perpatahan campuran akibat peregangan terus menerus.

2.3 Bahan-bahan atau kelengkapan


1. Mesin uji tarik (Universal Testing Machine)
 Type : Shimadzu UMH-30
 No : 89281
 Capacity : 30, 15, 6, 3, 1.5
 Date : Juli 1988
2. Micrometer
3. Jangka sorong
4. Spesimen Uji Tarik

Laporan Praktikum Baja | 20


2.4 Langkah-langkah Percobaan
 Prapercobaan
1. Spesimen dibentuk menurut standart.
2. Catat merk, type, nomor seri, tahun pembuatan, kemampuan mesin dan lain-
lain.
3. Sket mesin secara keseluruhan dan bagian-bagian utamanya.
4. Siapkan dan pasang kertas grafik dan pulpen pada mesin.
5. Ukur dan catat dimensi-dimensi dari spesimen sesuai gambar standart
spesimen pengujian.
6. Perkirakan beban tertinggi yang diberikan sebagai tahanan atau reaksi
terhadap beban luar (untuk hal ini akan ditentukan oleh asisten).
7. Siapkan mesin tarik yang akan digunakan.
8. Catat skala mesin pada mesin tarik.
9. Pasang spesimen pada crosshead.
 Pascapercobaan
1. Jalankan mesin tarik dan catat besarnya beban yield, ultimate, dan patah yang
terjadi.
2. Setelah percobaan, ukur dan catat diameter pada bagian yang putus dan ukur
pula panjang spesimen setelah patah.

2.5 Data Hasil Pengujian


Tabel 3.3 Data hasil pengujian
Benda Uji 1 (Ulir) 2 (Polos)
Diameter benda uji, d0 (mm)
awal 9,5 8,5
Diameter benda uji, df (mm)
akhir 6 6,1
Luas area
· Awal, A0 (mm2) 70,85 56,71
2
· Awal, Af (mm ) 28,26 29,20
Panjang ukur
· Awal, L0 (mm2) 100 100

Laporan Praktikum Baja | 21


· Awal, Lf (mm2) 132,9 133,4
· ∆Lmax (Pertambahan Panjang)
mm 32,9 33,4
Beban luluh, kg
(Py) 3741,78 2866,29
Beban maximum, kg (Pmax) 4550 4180
Beban putus, kg (Ppatah) 3981,25 3254,43
Tegangan Proporsional (Pp) 3502,30 2717,00
Kekuatan luluh, kg/ mm2 52,82 50,54
UTS(ultimate tensile strength), kg/ mm2 64,22 73,71
2
Kekuatan putus, kg/ mm 56,20 57,39

2.6 Analisa Data


Tabel 3.4 Analisa Data

P. Skala = Pmax/∑ kotak


P. Skala
:
(Ulir) = 4550 152 = 29,93
P. Skala
:
(Polos) = 4180 140 = 29,86

Beban luluh, kg (Py) = P.skala/∑ kotak


1. Beban luluh, kg (Py) = 125 x 29,93 = 3741,78
2. Beban luluh, kg (Py) = 96 x 29,86 = 2866,29

Beban putus, kg (Ppatah) = P.skala/∑ kotak

Laporan Praktikum Baja | 22


1. Beban putus, kg (Ppatah) = 133 x 29,93 = 3981,25
2. Beban putus, kg (Ppatah) = 109 x 29,86 = 3254,43

Tegangan Proporsional (Pp) = P.skala/∑ kotak


1. Tegangan Proporsional (Pp) = 117 x 29,93 = 3502,30
2. Tegangan Proporsional (Pp) = 91 x 29,86 = 2717,00

Kekuatan luluh, kg/ mm2 = Py/A0


1. Kekuatan luluh, kg/ mm2 = 3741,8 : 70,85 = 52,82
2. Kekuatan luluh, kg/ mm2 = 2866,3 : 56,71 = 50,54

UTS(ultimate tensile strength), kg/ mm2 = Pmax/A0


1. UTS, kg/ mm2 = 4550,0 : 70,85 = 64,22
2. UTS, kg/ mm2 = 4180,0 : 56,71 = 73,71

Kekuatan putus, kg/ mm2 = Ppatah/A0


1. Kekuatan putus, kg/mm2 = 3981,3 : 70,85 = 56,20
2. Kekuatan putus, kg/mm2 = 3254,4 : 56,71 = 57,39

2.7 Soal dan Jawaban Pasca praktikum


Soal
1. Dari data hasil pengujian dua bahan tersebut, buatlah diagram P – ∆L dan
Tegangan–Regangan?
2. Dari data hasil pengujian tentukan besar:
 Tegangan proporsional ( )
 Tegangan yield ( )
 Tegangan ultimate ( )
 Tegangan patah ( )
 Regangan proporsional ( )

Laporan Praktikum Baja | 23


 Regangan yield ( )
 Regangan ultimate ( )
 Regangan patah ( εpatah )
3. Dari data hasil pengujian tentukan :
 Perpanjangan
 Reduksi Penampang
4. Hitung tegangan-regangan sebenarnya?
5. Buatkan grafik tegangan-regangan sebenarnya?
6. Sebutkan sumber-sumber kesalahan pada pengujian ini dan pengaruhnya terhadap
hasil pengujian. Apakah dari pengujian yg dilakukan anda dapat langsung
menghitung modulus elastisitas dari bahan tersebut?

Jawaban
Soal No. 1

Keterangan Py Pp Pmax Ppatah ∆Lp ∆Ly ∆Lulti ∆Lpatah ∆Lskala


Ulir 3741,7763 3502,30 4550 3981,25 5,60 11,20 52 56,00 0,93
Polos 2866,2857 2717 4180 3254,4286 2,74 5,48 66,61 73,00 0,91

1. Ulir
∆Lmax : ∑ kotak
∆Lskala = (Ppatah) = 56 : 60 = 0,93
∆Lp = ∆Lskala x ∑ kotak (Pp) = 0,93 x 6 = 5,60

Laporan Praktikum Baja | 24


∆Ly = ∆Lskala x ∑ kotak (Py) = 0,93 x 12 = 11,20
∆Lskala x ∑ kotak
∆Lulti = (Pmax) = 0,93 x 56 = 52,27
∆Lskala x ∑ kotak
∆Lpatah = (Ppatah) = 0,93 x 60 = 56,00

2. Polos
∆Lmax : ∑ kotak
∆Lskala = (Pmax) = 73 : 80 = 0,91
∆Lp = ∆Lskala x ∑ kotak (Pp) = 0,91 x 3 = 2,74
∆Ly = ∆Lskala x ∑ kotak (Py) = 0,91 x 6 = 5,48
∆Lskala x ∑ kotak
∆Lulti = (Pmax) = 0,91 x 73 = 66,61
∆Lskala x ∑ kotak
∆Lpatah = (Ppatah) = 0,91 x 80 = 73,00

Grafik Hubungan P - ∆L Besi Ulir

Laporan Praktikum Baja | 25


Grafik Hubungan P - ∆L Besi Polos

Grafik Hubungan Tegangan-Regangan Normal Besi Ulir

Laporan Praktikum Baja | 26


Grafik Hubungan Tegangan-Regangan Normal Besi Polos

Laporan Praktikum Baja | 27


Laporan Praktikum Baja | 28
Laporan Praktikum Baja | 29
Soal No. 4

Perbedaan tegangan-regangan teknik dengan tegangan-regangan sebenarnya, yaitu jika


yg teknik selalu mengasumsikan luas penampang dan panjang benda uji awal / mula
mula. Sedangkan yg sebenarnya memakai luas penampang benda uji tiap saat.

Tabel Tegangan-Regangan Sebenarnya Besi Ulir:


Kondisi Proporsional Luluh Ultimate Putus
Tegangan Normal (kg/mm2) 49,435 52,816 64,224 56,196
Regangan Normal 5,60% 11,20% 52,27% 56,00%
Panjang Awal (mm) 100
Luas Awal (mm2) 70,846
∆L Tiap Saat (mm) 5,6 11,2 52,27 56,00
Panjang Tiap Saat (mm) 105,6 111,2 152,27 156
Luas Tiap Saat (mm2) 67,09 63,71 46,53 45,41
Beban (kg) 3502,302632 3741,776316 4550 3981,25
Tegangan (kg/mm2) 52,20 58,73 97,79 87,67
Regangan 5,45% 10,62% 42,05% 44,47%

Tabel Tegangan-Regangan Sebenarnya Besi Polos:


Kondisi Proporsional Luluh Ultimate Putus
Tegangan Normal (kg/mm2) 47,910 50,543 73,708 57,387
Regangan Normal 2,74% 5,48% 66,61% 73,00%
Panjang Awal (mm) 100,000
Luas Awal (mm2) 56,710
∆L Tiap Saat (mm) 2,7375 5,475 66,6125 73,00
Panjang Tiap Saat (mm) 102,74 105,48 166,61 173,00
Luas Tiap Saat (mm2) 55,20 53,77 34,04 32,78
Beban (kg) 2717,00 2866,29 4180,00 3254,43
Tegangan (kg/mm2) 49,22 53,31 122,81 99,28
Regangan 2,70% 5,33% 51,05% 54,81%

Soal No. 5

Laporan Praktikum Baja | 30


Grafik Hubungan P - ∆L Besi Ulir

Py
Pputus

Grafik Hubungan P - ∆L Besi Polos

Laporan Praktikum Baja | 31


Grafik Hubungan Tegangan-Regangan Sebenarnya Besi Ulir

Pputus

Grafik Hubungan Tegangan-Regangan Sebenarnya Besi Polos


Soal No. 6

Laporan Praktikum Baja | 32


Kesalahan dalam pengujian dapat menyebabkan ketidakakuratan data yg diperoleh,
berikut yg dapat menjadi sumber kesalahan pada pengujian ini:
 Ketidaktelitian dalam mengukur panjang dan diameter awal dan akhir
 Sulitnya mengukur diameter saat terjadi necking
 Kecepatan tarik yg tidak tetap dari mesin uji
Modulus elastisitas dapat langsung ditentukan dengan menghitung tangen sudut
kurva elastis ( tan a ) dari grafik.

BAB III

Laporan Praktikum Baja | 33


PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari tujuan awal untuk menentukan pertahanan dan perlawanan dari logam
terhadap pemutusan hubungan akibat tarik satu arah maka dari hasil pengujian
terhadap beberapa logam yaitu tipe ulir dan polos maka di simpulkan bahwa Besi ulir
memiliki sifat yang lebih kuat dari besi polos.hal ini dilihat dari cepatnya besi ulir
tersebut patah ketika sudah mencapai ultimate strength yang memang sangat besar
tetapi memiliki daerah kurva yang panjang sebelum mendapatkan beban maksimum
(UTS).
Dari hasil praktikum dan perhitungan pengujian baja tulangan di dapat hasil
sebagai berikut:
 Beban Luluh :
a. Untuk besi ulir sebesar 3741,78 kg
b. Untuk besi polos sebesar 2866,29 kg
 Beban Maksimum :
a. Untuk besi ulir sebesar 4550 kg
b. Untuk besi polos sebesar 4180 kg
 Beban Putus :
a. Untuk besi ulir sebesar 3981,25 kg
b. Untuk besi polos sebesar 3254,43 kg
 Kekuatan Luluh :
a. Untuk besi ulir sebesar 52,82 kg/mm²
b. Untuk besi polos sebesar 50,54 kg/mm²
 UTS :
a. Untuk besi ulir sebesar 64,22 kg/mm²
b. Untuk besi polos sebesar 73,71 kg/mm²
 Kekuatan Putus :
a. Untuk besi ulir sebesar 56,20 kg/mm²
b. Untuk besi polos sebesar 57,39 kg/mm²
c.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Setiawan,”Perencanaan Struktur Baja Dengan Metode LRFD (Berdasarkan SNI


03-1729-2002)”, Penerbit AIRLANGGA, Jakarta, 2008.
SNI 03-1729-2002, tentang “Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan
Gedung”, 2002.

Laporan Praktikum Baja | 34


SNI 03-1729-2015, tentang “Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan
Gedung”, 2015.

LAMPIRAN

1. Jangka Sorong
Jangka sorong, digunakan untuk
mengukur diameter penampang
baja uji.

Laporan Praktikum Baja | 35


2. Penggaris
Penggaris digunakan untuk
mengukur mula – mula baja uji,
dan sesudah di uji untuk
mengetahui panjang sebelum di
lakukan uji percobaan dan sesudah
di lakukan percobaan.

3. Kertas Milimeter
Di gunakan untuk membaca hasil
dari uji tarik, yang di pasang di
machine uji tarik.

4. Besi Ulir
Besi ulir di gunakan untuk test
tarik, dengan diameter 9,5 cm,
panjang 10 cm.

Laporan Praktikum Baja | 36


5. Besi Polos
Besi polos di gunakan untuk test
tarik, dengan diameter 8,5 cm,
panjang 10 cm.

6. UTM (Universal Testing Machine)


UTM (Universal Testing Machine)
digunakan untuk menerik benda
uji, sampai dengan benda uji putus.

Laporan Praktikum Baja | 37

Anda mungkin juga menyukai