Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 8

1. Jelaskan definisi kemampulasan dan faktor apa saja yang mempengaruhi sifat tersebut.
Kemampulasan adalah kemampuan material untuk dapat dilas dibawah kondisi perakitan khusus
sehingga sesuai dengan desain struktur dan dapat menunjukan performa yang memuaskan di
lapangan serta tanpa menimbulkan retak (crack). Weldability juga bias diartikan sebagai
kemampuan bahan logam untuk dapat dilas tanpa mengalami penurunan sifat yang dimilikinya
secara berlebihan.
Faktor pengaruh sifat kemampulasan:
a. Titik lebur logam: Bahan dengan titik lebur sedang dapat dilas dengan sangat mudah.
b. Konduktivitas termal: Bahan dengan konduktivitas termal tinggi (K) diperlakukan sebagai
bahan yang sulit dilas.
c. Reaktivitas: Jika bahan bereaksi dengan udara, air atau sekitarnya, menjadi sulit untuk
dilas.
d. Koefisien ekspansi termal logam: Bahan dengan koefisien ekspansi termal tinggi, menjadi
sulit untuk dilas.
e. Hambatan listrik: Semakin tinggi hambatan listrik dari bahan maka menjadi sulit karena
membutuhkan banyak energi panas.
f. Kondisi permukaan: Bahan dengan permukaan kotor itu menjadi sulit untuk dilas.

2. Jelaskan kemampulasan dari baja karbon. Jenis baja karbon yang mana yang memiliki
kemampulasan terbaik.
Tiap jenis baja karbon memiliki pertimbangan yang berbeda ketika akan dilas. Baja karbon rendah
merupakan jenis yang baja yang paling mudah dilas di lingkungan suhu kamar. Dalam pengelasan
baja karbon rendah ini dapat dilakukan tanpa proses preheating dan postheating, dan dapat
dihasilkan dengan baik. Akan tetapi faktor-faktor yang sangat mempengaruhi sifat mampu las dari
baja karbon rendah adalah kekuatan tarik dan kepekaan terhadap retak las. Baja karbon sedang
seperti C1045 biasanya membutuhkan perlakuan preheat dan post heat untuk menghindari retak
las karena baja karbon sedang tersebut bila dilas akan mempunyai kecenderungan pembentukan
struktur martensit yang keras, getas/rapuh pada daerah lasan dan pada daerah pengaruh daerah
panas (HAZ). Baja karbon tinggi bahkan lebih rentan terhadap crack sehingga membutuhkan
preheat dan post heat yang menyeluruh. Maka dari itu dapat dikatakan jika peningkatan kadar
karbon yang meningkatkan hardenability baja akan menurunkan kemampulasannya.
Untuk menentukan weldability dari baja karbon kita dapat menggunakan nilai hasil perhitungan
carbon equivalent dimana weldability dari baja karbon akan sangat baik apabila nilai CE < 0,4.
Low carbon steel memiliki kemampulasan yang paling baik di antara baja karbon lainnya karena
memiliki % karbon hanya sebesar 0,15%.

3. Jelaskan hubungan antara komposisi logam yang akan dilas dengan sensitifitas retak. Ukuran
atau parameter apa yang dipakai untuk menentukan sensitifitas retak lasan. Sebutkan beberapa
rumusan yang saudara ketahui.

Hubungan komposisi logam dengan sensitivitas retak dengan carbon equivalent sebagai
parameter penting yang mempengaruhi sensitivitas retak.
Dalam hal pengelasan, carbon equivalent mengatur hardenability dari logam induk.
Rumusan carbon equivalent:
CE = C + Mn/6 + (Cr + Mo + V)/5 + (Ni + Cu)/15
CE = C + Mn/4 + Si/4
dengan melihat rumus di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komposisi logam akan sangat
mempengaruhi sensitifitas retak pada proses pengelasan karena pengaruhnya terhadap carbon
equivalent. Semakin besar komposisi dari unsur C, Mn, Si, Cr, Mo, V, Ni, dan Cu dalam logam
lasan maka kekerasan baja tersebut akan meningkat karena peningkatan nilai karbon ekivalennya.
Semakin besar nilai CE, maka sensitifitas retak pada pengelasannya juga akan meningkat.

4. Jelaskan hubungan antara peak temperature dengan cooling rate logam yang dilas apabila
material tsb hasil canai (rolling). Jelaskan juga daerah mana yang mengalami degradasi properties
(kekuatan, impak & keuletan)
Peak Temperature (temperatur puncak)
 Butir Membesar di HAZ
 Pengerasan Lokal (impuritis tersegregasi di batas butir) akan menyebabkan hot-cracks
 Material yang dikeraskan sebelum pengelasan akan kehilangan sifat kerasnya akibat panas
Cooling Rate (kecepatan Pendinginan)
 Quenching effect pada HAZ (T 800 - 500°C)
 Struktur mikro akan bervariasi dari bainite, ferrite + carbide
Pada material hasil pencanaian terjadi work hardening karema terjadi penambahan kekerasan suatu
logam akibat regangan atau cold working dimana butir membesar di dekat batas las di HAZ dan
akan terjadi rekristalisasi pada daerah HAZ. Di daerah HAZ, temperatur puncak (peak) sangat
tinggi (temperature gradien sangat tinggi) serta kecepatan pendinginan (cooling rate) bervariasi.

Pada gambar, daerah HAZ merupakan daerah yang mengalami degradasi properties karena
memiliki bentuk butir yang kasar sehingga mudah retak.
5. Jelaskan secara skematis weldability baja karbon medium yang dilakukan pengerasan dengan
perlakuan panas (heat treatment). Jelaskan juga daerah mana yang mengalami degradasi properties
(kekuatan, impak & keuletan).

Gambar di atas merupakan skema pengelasan material hasil heat treatment dan hubungannya
terhadap sifat mekanis hasil lasan. Grafik pada bagian bawah menunjukkan bahwa pada daerah
HAZ akan mengalami peningkatan kekuatan dan keuletan, namun kekuatan dan keuletan tersebut
akan menurun drastis pada batas daerah dekat fine grain (memasuki daerah α + martensit).

6. Jelaskan hubungan antara besar butir di daerah HAZ dengan kekuatan impak material yang di
las. Daerah mana yang mengalami penurunan nilai impak khususnya untuk baja karbon.

Kekuatan impak didasarkan pada nilai ketangguhan suatu material. Material dikatakan tangguh
jika dia memiliki kekuatan tinggi, namun tetap ulet, sehingga dapat menyerap energi dengan baik
tanpa terjadinya perpatahan. Butir pada daerah HAZ sebaiknya merupakan gabungan antara yang
coarse dan yang fine, seperti pada hasil lasan yang dianil, dimana terdapat kesetimbangan antara
kekuatannya dan keuletannya. Pada baja karbon umumnya penurunan nilai impak terjadi pada
daerah yang keuletannya rendah, yaitu pada daerah HAZ yang jika dilihat mikrostrukturnya
merupakan daerah B karena memiliki butir yang paling kecil dimana menyebabkan daerah B
tersebut tidak memiliki ketahanan yang cukup baik pada saat pemberian tegangan impak.

7. Jelaskan fungsi t-8/5 dalam menentukan struktur mikro daerah HAZ dn diagram apa yang
saudara harus gunakan khususnya untuk baja karbon.
Fungsi t-8/5 dalam menentukan struktur mikro daerah HAZ yaitu untuk menyediakan informasi
berupa perubahan suhu dan waktu yang diperlukan dalam penurunan suhu hingga 500oC. Gradien
garis yang dihasilkan merupakan cooling rate dari material, dimana akan menjelaskan
mikrostruktur yang terbentuk nantinya.
Sedangkan diagram yang digunakan untuk baja karbon yaitu diagram cooling time t-8/5

8. Jelaskan hubungan hardenability dengan weldability untuk baja karbon.

Hardenability material merupakan kemampuan material membentuk fasa martensite, dimana


kemampuan ini meningkat seiring peningkatan kadar karbon. Pembentukan fasa martensit selama
proses heat treatment menyebabkan kemampulasan dari baja karbon berbanding terbalik dengan
kemampukerasan (hardenability). Carbon content yang meningkat akan meningkatkan
kemampukerasan baja karbon namun akan menurunkan kemampulasannya. Oleh karena itu,
diperlukan adanya keseimbangan (trade-off) antara kekuatan material dengan weldability-nya.

9. Pemanasan awal (preheating) dan pemanasan akhir (PWHT) merupakan suatu keharusan pada
pengelasan baja karbon tinggi untuk mencegah terjadinya retak las. a. Jelaskan secara prinsip,
tujuan utama ke dua treatment tersebut dalam mencegah terjadinya retak las. b. Sebutkan
parameter apa saja yang digunakan dalam menentukan besar kecilnya pemanasan tersebut baik
secara metalurgi maupun aturan kode pengelasan.
a. Prinsip dan tujuan preheating dan PWHT
Prinsip preheating adalah memanaskan benda las sebelum dilakukan pengelasan untuk
mengurangi kekerasan HAZ dan cacat-cacat lain yang bisa terjadi karena perbedaan temperature
solidifikasi.
Tujuan preheating:
 memperkecil kecepatan pendinginan pada logam induk & logam lasan, sehingga membuat
lebih ulet dan tahan terhadap retakan
 memperkecil kecepatan pendinginan untuk memberi kesempatan hydrogen keularm
sehingga memperkecil retakan
 memperkecil tegangan sisa akibat penyusutan pada logam lasan yang berbatasan dengan
logam induk
 meningkatkan ketahan terhadap kegetasan yang terjadi pada fabrikasi
Prinsip PWHT adalah perlakuan panas yang dilakukan setelah pengelasan untuk meningkatkan
sifat fisik lasan
Tujuan:
 mereduksi stress karena proses manufaktur
 meningkatkan ketahanan terhadap brittle fracture
 meminimalkan potensial hydrogen induced cracking
b. Parameter yang digunakan dalam menentukan besar kecilnya pemanasan tersebut baik secara
metalurgi maupun aturan kode pengelasan
Parameter pemanasan:
Preheat ditentukan berdasarkan nilai Carbon Equivalent.
Kemudian, nilai CE dicocokkan pada tabel, Sehingga didapatkan temperature preheat yang
dibutuhkan.
Preheating Requirement Based on CE
CE (%) Preheating Required
Up to 0.45 Preheat optional
0.45 to 0.60 Preheat to 93 – 205 deg C
Over 0.60 Preheat to 205 to 370 deg C

PWHT: hasil lasan dipanaskan pada temperature 600-650 C dan ditahan selama 1 jam/25mm.

10. Suatu baja konstruksi (carbon steel) dengan tipe A515 grade 70 untuk bejana tekan (pressure
vessel) memiliki komposisi kimia 0.35% C, 1.2% Mn, 0.4% Si, 0.25%Cr, 0.1%Ni, 0.2%Cu,
0.1%V. Hitunglah karbon ekivalen (CE) menurut IIW dan jelaskan kemampulasan dari baja
tersebut serta treatment apa saja yang menurut saudara harus dilakukan pada pengelasan material
tersebut. Gunakan data tabel dibawah untuk analisa saudara.
Preheating Requirement Based on CE
CE (%) Preheating Required
Up to 0.45 Preheat optional
0.45 to 0.60 Preheat to 93 – 205 deg C
Over 0.60 Preheat to 205 to 370 deg C

Diketahui:
Komposisi kimia dari carbon steel A515 grade 70 untuk bejana tekan:
- C = 0,35%
- Mn = 1,2%
- Si = 0,4%
- Cr = 0,25%
- Ni = 0,1%
- Cu = 0,2%
- V = 0,1%
Ditanya: Karbon Ekivalen carbon steel A515 grade 70?
Untuk menentukan karbon ekuivalen suatu material kita dapat menggunakan rumus:
Carbon Equivalent CE = C + (Mn+Si)/6 + (Cr+Mo+V)/5 + (Ni+Cu)/15
Carbon Equivalent CE = 0,35 + (1,2+0,4)/6 + (0,25+0+0,1)/5 + (0,1+0,2)/15
Carbon Equivalent (CE) = 0,35+ 0,26+ 0,07+0,02
Carbon Equivalent CE = 0,7 %

Kemampulasan:

Berdasarkan kandungan karbon dari carbon steel A515 grade 70 yaitu sebesar 0,35% maka carbon
steel tersebut termasuk dalam medium carbon steel dimana untuk menghasilkan kemampulasan
yang baik diperlukan suhu preheat dan postheat yang sama yaitu pada suhu 205 – 370oC. Pada
carbon steel A515 grade 70 ini terdapat proses pengelasan yang direkomendasikan yaitu proses
pengelasan dengan low hydrogen.

Anda mungkin juga menyukai