PENGANTAR AGROINDUSTRI
Disusun Oleh :
Fadillah, S.P., M.P.
Mardiyana, S.Pi, M.Si
Tim Penulis
Table of Contents
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
TATA TERTIB LABORATORIUM..................................................................................1
PENILAIAN PRAKTIKUM DAN SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN
PRAKTIKUM.......................................................................................................................2
1. PENILAIAN PRAKTIKUM............................................................................................2
2. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM..........................................2
ACARA 1. PERILAKU HYGIENE, SANITASI DAN K3................................................4
ACARA 2. PENGENALAN ALAT PRAKTIKUM...........................................................9
ACARA 3. KARAKTERISTIK KESEGARAN BAHAN OLAHAN PANGAN
AGROINDUSTRI............................................................................................................... 11
ACARA 4. PEMBUATAN BACEMAN BAWANG PUTIH...........................................15
ACARA 5. PEMBUATAN SAMBAL IKAN TUNA........................................................ 16
ACARA 6. ABON CABAI.................................................................................................. 18
ACARA 7. STERILISASI KEMASAN............................................................................. 20
ACARA 8. PEMBUATAN TEPUNG BUAH SUKUN..................................................... 21
ACARA 9. PEMBUATAN BROWNIES SUKUN............................................................ 23
ACARA 10. ONIGIRI........................................................................................................ 25
ACARA 11. DONAT SUKUN CRISPY............................................................................ 27
ACARA 12. PENGERINGAN BUAH............................................................................... 29
ACARA 13. MICROGREEN............................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 33
TUJUAN PRAKTIKUM :
Agar mahasiswa dapat menjelaskan tentang perilaku hygiene, sanitasi dan K3
(Kesehatan dan Keselamatan Kerja) tenaga pengolah pangan.
TEORI:
A. Perilaku Hygiene
Upaya hygiene dan sanitasi makanan pada dasarnya meliputi orang yang
menangani makanan, tempat penyelenggaraan makanan, peralatan pengolahan
makanan, penyimpanan makanan dan penyajian makanan. Makanan yang tidak
dikelola dengan baik dan benar oleh penjamah makanan dapat menimbulkan dampak
negatif seperti penyakit dan keracunan akibat bahan kimia, mikroorganisme,
tumbuhan atau hewan, serta dapat pula menimbulkan alergi. Adapun ruang lingkup
higiene makanan sebagai berikut :
1. Hygiene Perorangan
Syarat utama pengolah makanan adalah memiliki kesehatan yang baik. Untuk
itu disarankan pekerja melakukan tes kesehatan, terutama tes darah dan pemotretan
rontgen pada dada untuk melihat kesehatan paru-paru dan saluran pernapasannya.
Tes kesehatan tersebut sebaiknya diulang setiap 6 bulan sekali, terutama bagi
pengolah makanan di dapur. Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor.715/MENKES/SK/V/2003, beberapa perilaku tenaga/karyawan
pengolah makanan selama bekerja antara lain :
a) Tidak merokok.
b) Tidak makan atau mengunyah.
c) Tidak memakai perhiasan, kecuali cincin kawin yang tidak berhias (polos).
d) Tidak menggunakan peralatan dan fasilitas yang bukan untuk keperluannya.
e) Selalu mencuci tangan sebelum bekerja dan setelah keluar dari kamar kecil.
f) Selalu memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung dengan benar.
g) Selalu memakai pakaian kerja yang bersih yang tidak dipakai di luar tempat
pengolahan makanan.
Selain itu, hygiene perorangan juga mencakup semua segi kebersihan
karyawan (penjamah makanan/pengolah makanan) dan kesehatan perorangan
meliputi:
TUJUAN PRAKTIKUM :
Mahasiswa mampu menjelaskan beberapa macam alat yang digunakan di
laboratorium serta mengetahui cara penggunaannya.
TEORI :
Pengenalan alat pengolahan pangan dan fungsinya merupakan suatu
kewajiban bagi para pengolah makanan agar dapat melaksanakan proses pengolahan
pangan dengan baik dan benar. Keberhasilan suatu kegiatan pengolahan makanan
sangat dipengaruhi oleh ketrampilan pengolah makanan terhadap penggunaan alat-
alat pengolahan makanan. Adapun jenis-jenis dan fungsi beberapa alat pengolahan
pangan agroindustri yaitu :
1. Kompor
Kompor merupakan salah satu alat utama dalam pelaksanaan pengolahan
makanan. Kompor ini digunakan untuk memasak bahan makanan mentah agar
menjadi matang dengan memanfaatkan tenaga panas dari api (kompor gas) maupun
listrik (kompor listrik).
2. Timbangan
Timbangan adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat suatu benda.
Timbangan dapat berupa timbangan analitik maupun timbangan digital. Pada
kegiatan pengolahan makanan, timbangan memiliki peran penting agar takaran
bahan yang akan digunakan tidak berlebihan atau kekurangan sehingga menghasilan
olahan makanan yang memiliki cita rasa, tekstur, dan kandungan yang tepat.
3. Chopper
Chopper adalah alat yang digunakan untuk menghancurkan, menggiling dan
mencampur bahan makanan sebelum diolah lebih lanjut. Chopper ini memudahkan
dalam proses penghancuran bahan mentah makanan, dan alat ini memiliki fungsi
yang lebih baik dibandingkan dengan blender biasa.
4. Wajan dan Panci
Wajan digunakan untuk memasak dan menumis bahan makanan sedangkan
panci digunakan untuk membuat sup atau merebus air. Peralatan masak ini termasuk
peralatan utama dalam proses pengolahan makanan.
Tujuan Praktikum :
1. Agar mahasiswa dapat menjelaskan proses pembuatan baceman bawang putih.
2. Agar mahasiswa dapat menjelaskan pengamatan tingkat ketahanan hasil olahan
baceman bawang putih.
Teori :
Baceman bawang putih merupakan salah satu bumbu dasar yang dapat
digunakan untuk menumis dan memasak. Penggunaaan baceman bawang putih
sebagai bumbu masakan menjadikan masakan menjadi lebih harum dan enak.
Baceman bawang putih merupakan salah satu proses pengawetan bawang putih
dengan menggunakan minyak goreng. Semakin lama disimpan, baceman bawang
putih akan semakin baik. Proses pembuatannya tidak boleh terkena air sedikitpun,
semua alat dan bahan yang digunakan harus dalam keadaan kering dan bersih.
Alat dan Bahan :
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu pisau, talenan, timbangan,
chopper atau ulekan, sendok, gelas ukur, dan toples kaca sebagai wadah
penyimpanan. Bahan yang digunakan yaitu bawang putih segar, kemiri, minyak
goreng, dan minyak wijen.
METODE KERJA
1. Kupas bawang putih sebanyak 400 gram cuci lalu tiriskan hingga benar-benar
kering.
2. Cincang halus atau dihaluskan menggunakan chopper atau ulekan. Setelah halus
masukkan cincangan bawang putih tersebut ke dalam toples kaca.
3. Ambil kemiri berukuran besar 10 butir lalu dihaluskan dan campurkan dengan
bawang putih yang ada di toples kaca.
4. Tambahkan 4 sdm minyak wijen dan 600-750 ml minyak sayur kualitas baik.
5. Aduk sampe tercampur rata kemudian tutup rapat dan pastikan proses pembuatan
baceman dari awal sampe akhir tidak tercampur air sedikitpun.
6. Simpan toples kaca di suhu ruangan (bukan di lemari pendingin) dan lakukan
pengamatan setelah hari ke-2 penyimpanan yang meliputi penampakan dan bau baceman
bawang putih.
Tujuan Praktikum :
1. Agar mahasiswa dapat menjelaskan proses pembuatan onigiri.
Teori :
Onigiri adalah makanan khas Jepang yaitu makanan yang terbuat dari nasi yang
ditanak, diberi rasa, diberi isian kemudian dibentuk dengan menggunakan tangan
menjadi bentuk segitiga, silinder maupun bulat. Ada juga yang menyebutnya omusubi
atau nigiri-han. Akan tetapi di Jepang masing-masing daerah mempunyai sebutan yang
berbeda untuk makanan ini; seperti nigirimama [Aomori] dan onin’ko [Tochigi]. Di
Indonesia onigiri sering disebut sebagai nasi kepal. Saat ini onigiri banyak dijual di
supermarket ataupun convenience store. Onigiri memang memiliki beberapa kelebihan,
selain praktis, onigiri juga lebih tahan lama dibandingkan nasi biasa.
Alat dan Bahan :
Alat yang digunakan yaitu rice cooker, cetakan onigiri, plastik pembungkus
onigiri, nasi jepang ataupun beras pulen, Nori (rumput laut kering), Garam
secukupnya, isian onigiri (sambal ikan tuna).
Metode Kerja :
1. Cuci tangan hingga bersih, lalu ambil nasi secukupnya dan letakan diatas
plastik bening agar tidak lengket kemana-mana.
2. Taruh sambal ikan tuna di tengah-tengah nasi.
3. Ambil garam secukupnya lalu pulen bersama nasi membentuk
bulat/segitiga/silinder (gunakan cetakan onigiri).
4. Potong nori secukupnya atau bisa juga dibentuk ekspresi muka dengan
menggunakan tangan maupun bento tool yang tersedia.
5. Tempelkan nori pada nasi yang sudah terbentuk dan hias nasi menggunakan
nori semenarik mungkin ataupun menggunakan bahan lainnya.
6. Uji organoleptik hasil pembuatan onigiri meliputi rasa, tekstur, aroma, dan
warna.
No. Nama Panelis Warna Aroma Tekstur Rasa
1.
2.
3.
Di Indonesia, buah sukun telah menjadi bahan pangan yang cukup populer
dan telah dikembangkan di berbagai daerah. Di beberapa daerah, buah sukun segar
langsung dimanfaatkan sebagai bahan pangan dengan cara menggoreng daging
buahnya atau diolah menjadi gaplek dan tepung sukun. Tabel 1 menunjukkan hasil
dari berbagai penelitian bahwa sukun memiliki kandungan zat dan vitamin yang
cukup, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin B1, B2, vitamin C, serta mineral
(BalitbangKemPan 2012).
Gambar 1. Microgreen
Alice AO, Ashudahuni OF, Rahman A, & Kayode A. 2012. Proximate composition
and sensory qualities of snacks produces from breadfruit flour. Global
Journal of Science Frontier Research Biological Science, 12(7), 310—319.
Moniharapan A. 2014. Teknologi Surimi dan Produk Olahannya. Majalah Biam. Vol
10. No. 1. 16-30.
Taylor MB & Tuia VS. 2007. Breadfruit in the pacific region. ISHS Acta
Horticulture 757, 43—50.