Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 1

LUTFIAH CAHYA FIRDANI (150810101226)


REZA CHOIRUL UMAMI (150810101042)
DHIMAS AJI S. (150810101157)
RUSTIANA ILMI AYU M (160810101002)
INDAH LUSIYANTI (160810101003)
JANUAR SADANA SUGIEARTO (160810101011)
Alasan Berkoperasi

 Alasan Historis, Sejarah mencatat bahwa pendirian Koperasi sedikit


banyak juga dipengaruhi oleh perjalanan historis sebuah bangsa
 Alasan Politis, Sekelompok orang yang memiliki kebutuhan serta
tujuan yang sama untuk saling berkerjasama untuk meningkatkan
kesejahteraan mereka dengan cara mendirikan sebuah koperasi,
menyatukan diri dalam suatu badan usaha(koperasi) secara tidak
langsung mereka juga menyatukan dirinya menjadi suatu kekuatan
politis.
 Alasan Ekonomis, didirikan sebuah koperasi dilaksanakan atas
pertimbangan manfaat-manfaat ekonomis yang diperoleh atas
kegiatan berkoperasi.
 Alasan Sosiologis, Koperasi didirikan didasarkan pada keinginan
manusia untuk saling membantu sebagai makhluk sosial.
 Alasasn Yuridis, dasar-dasar atau landasan yang menjadi aturan
pendirian suatu koperasi dalam sebuah masyarakat.
Partisipasi dalam Berkoperasi

“Partisipasi anggota merupakan kunci keberhasilan organisasi dan usaha


koperasi. Secara harfiah, partisipasi berarti meningkatkan peran serta orang-
orang yang mempunyai visi dan misi yang sama bagi mengembangkan
organisasi maupun usaha koperasi. Partisipasi anggota dilandaskan pada
prinsip identitas gandanya (dual identity) ,yaitu anggota sebagai pemilik,
sekaligus sebagai pengguna”
Bentuk Partisipasi Anggota

Partisipasi dalam pengambilan


keputusan dalam rapat anggota

Partisipasi dalam kontribusi


modal

Partisipasi dalam pemanfaatan


pelayanan

Partisipasi dalam pengawasan


koperasi
Upaya Meningkatkan Pertisipasi Anggota

Terdapat berbagai cara untuk dapat meningkatkan partisipasi


anggota baik menggunaka pendekatan materi maupun non materi.
Pendekatan materi yang dimaksud adalah memberikan komisi dan
insentif, pemberian bonus, maupun pemberian tunjangan atas
aktivitas keterlibatan anggota berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan
organisasi maupun layanan barang/jasa yang dikoperasi. Selanjutnya
pendekatan non materi yaitu memberikan motivasi kepada semua
komponen, dengan jalan mengikutsertakan seluruh anggota
dalam proses pengambilan keputusan secara bersama.
Partisipasi Koperasi Terhadap Organisasi Pasar

 Produsen/anggota koperasi dapat langsung menjual


produksinya, tetapi karena perimbangan efisiensi atau adanya
keuntungan ekonomis atau nonekonomis yang lebih besar,
mereka menyerahkan pemasaran kepada Koperasi.
 Jadi Koperasi mengambil alih fungsi penjualan dan pemasaran y
ang awalnya dilakukanProdusen. Selanjutnya koperasilah yang b
erinteraksi atau melobi bisnis dengan Pasaratau Konsumen untu
k memasarkan produksi anggotanya.
 Dalam pemasaran produk, Koperasi dan Anggotanya telah
terikat dengan kesatuan anggota Koperasi(kebersamaan &
Kekeluargaan dalam lingkungan demokratis). Oleh sebab itu,
hubungan Anggota & koperasi tidak terpisah secara mutlak
seperti hubungan Produsen dan Pedagang.
Lanjutan ......

 Konsekuensi logis hubungan ini ; Jika Koperasi


memperoleh Keuntungan dari pemasaran maka
keuntungan tersebut akan jatuh langsung ke tangan
anggota. Namun sebaliknya, bila Koperasi Rugi, anggota
akan ikut menanggungnya
 Dalam kedudukan ini produsen P1,P2,P3 dst, tidak lagi
terpisah dengan Koperasi karena Koperasi tersebut adalah
milik bersama.
 Dengan demikian hubungan ekonomi antara produsen
dengan koperasi tidak lagikan mekanisme Pasar,
melainkan diatur berdasarkan Nilai,Norma, dan Prinsip-
prinsip Koperasi. Ini penting diketahui oleh unsur Tripati
Koperasi terutama dalam menghadapi Pasar Global.
Pekerjaan yang dilakukan dalam Persiapan Penjualan

 Keadaan pembeli (tempat tinggalnya, kesukaannya


dan tingkat daya belinya)
 Kemungkinan-kemungkinan yang menyangkut
pengangkutan dan biayanya
 Usaha-usaha yang berhubungan dengan penigkatan
penjualan
 Analisa pasar
Faktor yang mempengaruhi keseimbangan

 Faktor permintaan di pasar


 Faktor biaya pembuatan barang/jasa
 Faktor keuntungan yang diharapkan
Penetapan Harga

 Penilaian terhadap kekuatan/kedudukan barang


dipasaran
 Kemampuan modal dan keuangan
 Sikap lembaga-lembaga pemasaran terhadap barang
itu
Kebijaksanaan dalam menetapkan harga

 Penetapan harga di atas harga saingan


 Penetapan harga mengikuti harga saingan
 One price policy
 Variable price policy
 Discount price policy
 Odd price policy
 Resale price policy
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai