Anda di halaman 1dari 11

BAHAN BACAAN

PROGRAM SERTIFIKASI KEAHLIAN DAN SERTIFIKASI PENDIDIK (KEAHLIAN GANDA)

Mata Kegiatan Pengolahan Hasil Pertanian


BB 1.11
Nama Kegiatan Kegiatan 1.7 Mengolah Produk Hasil Pertanian

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan:


 Mengolah hasil pertanian

Sub-Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan:


 Mengolah hasil hewani (memilih bahan baku dan bahan tambahan, mengelola peralatan,
melakukan pengolahan, mengemas dan menyimpan produk, dan analisis usaha)
 Mengolah hasil nabati (memilih bahan baku dan bahan tambahan, mengelola peralatan,
melakukan pengolahan, mengemas dan menyimpan produk, dan analisis usaha)

Materi Pembelajaran:

1.4 Analisis Usaha


Produk hasil pertanian yang dibuat, selain untuk dikonsumsi sendiri dapat juga dijual untuk
mendapatkan uang tambahan atau sebagai usaha yang akan ditekuni. Oleh karena itu, perlu dibuat
analisis usaha pengolahan hasil pertanian. Analisis kelayakan usaha bertujuan untuk menentukan
kelayakan suatu usaha, baik dari segi teknis, ekonomis, maupun finansial. Analisis finansial bertujuan
untuk melihat apakah usaha yang akan dijalankan dapat memberikan keuntungan atau tidak.
Beberapa hal yang dibahas dalam analisis finansial, yaitu :
1. Biaya tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan setiap proses produksi berlangsung. Biaya ini
biasanya tidak berubah walaupun proses produksi dilakukan dalam waktu yang lama. Biaya tetap
diantaranya investasi alat atau sewa alat, sewa ruang, penyusutan peralatan, pemeliharaan, modal
kerja, bunga bank, dan angsuran,.
2. Biaya tidak tetap
Biaya tidak tetap (variabel) adalah biaya yang dikeluarkan setiap kali produksi. Biaya ini
sangat tergantung dari banyaknya produk yang akan dibuat dan fluktuasi harga bahan di pasar.
Biaya tidak tetap merupakan harga bahan, baik bahan baku, bahan pembantu (gas), upah tenaga
kerja, maupun bahan penunjang (kemasan, air, dan listrik) serta transportasi dan pemasaran.
3. Biaya produksi
Biaya produksi adalah total biaya yang dikeluarkan, yaitu biaya tetap ditambah biaya tidak
tetap.
4. Harga pokok penjualan (HPP)

Page | 1
BAHAN BACAAN
PROGRAM SERTIFIKASI KEAHLIAN DAN SERTIFIKASI PENDIDIK (KEAHLIAN GANDA)

Harga pokok penjualan adalah harga minimum yang harus diterapkan oleh produsen agar
tidak mengalami kerugian. Sementara yang dimaksud dengan harga penjualan adalah harga yang
dapat memberikan keuntungan bagi produsen. Hal tersebut dikarenakan adanya selisih antara
harga penjualan dengan harga pokok penjualan. Penentuan besarnya harga penjualan dapat
dipertimbangkan dengan harga pokok sejenis yang ada di pasaran. Harga Pokok Penjualan (HPP)
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Total biaya produksi
Harga Pokok Penjualan (HPP) =
Total produksi

5. Keuntungan
Keuntungan adalah selisih antara penerimaan atau pendapatan dengan total biaya
keseluruhan. Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh dari
usaha yang dilakukan. Keuntungan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Keuntungan (K) = Total penjualan (P) – Total biaya produksi (PR)
Keterangan :
 Bila P > PR, maka usaha menguntungkan.
 Bila P = PR, maka usaha tidak menguntungkan dan tidak merugikan.
 Bila P < PR, maka usaha merugi.
Analisis finansial menitikberatkan pada aspek keuangan berupa lalu lintas uang (cash flow)
yang terjadi selama usaha dijalankan. Indikator yang dipilih untuk menilai kelayakan suatu usaha
disesuaikan dengan kebutuhan menurut jenis maupun skala usahanya. Beberapa indikator kelayakan
yang digunakan pada analisis kelayakan usaha pengolahan hasil pertanian, yaitu :
1. Titik impas (break even point, BEP)
Analisis titik impas merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui pada volume atau
harga berapa suatu usaha tidak mengalami keuntungan atau kerugian. BEP terjadi jika total biaya
sama dengan nilai jual. Titik impas (BEP) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Total biaya produksi
BEP =
Harga jual per kemasan
2. Pay Back Period (PBP)
Estimasi jangka waktu pengembalian investasi dapat ditunjukkan dengan menghitung nilai
Pay Back Period-nya (PBP).
Total investasi
BEP =
Keuntungan
3. B/C ratio

Page | 2
BAHAN BACAAN
PROGRAM SERTIFIKASI KEAHLIAN DAN SERTIFIKASI PENDIDIK (KEAHLIAN GANDA)

B/C ratio merupakan perbandingan antara penerimaan atau pendapatan dan pengeluaran atau
total biaya keseluruhan. Analisis ini digunakan untuk mengetahui imbangan penerimaan dan biaya
dari usaha yang dilakukan, sehingga dapat diketahui tingkat efisiensi dari usaha yang dilakukan.
B/C ratio ditung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Total penjualan
BEP =
Total biaya produksi
Keterangan :
 Bila B/C ratio > 1 maka usaha menguntungkan.
 Bila B/C ratio = 1 maka usaha tidak menguntungankan dan tidak rugi.
 Bila B/C ratio < 1 maka usaha merugi.

3.4.1 Produksi Bakso Daging Sapi


Contoh analisis usaha produksi bakso daging sapi skala rumah tangga dengan beberapa
asumsi sebagai berikut :
- Kapasitas produksi setiap hari 3 kg menghasilkan 8 bungkus bakso daging sapi/kg.
- Harga jual bakso daging sapi Rp 26.000,00/bungkus isi 25 butir.
- Produksi dilakukan 25 hari/bulan dan 12 bulan/tahun.
- Modal investasi berasal dari pinjaman bank dengan bunga 12%/tahun atau 1%/bulan. Modal ini
digunakan untuk pembelian peralatan, sedangkan tempat pengolahan dapat menggunakan dapur.

Biaya produksi selama satu bulan


 Biaya tidak tetap :
- Daging sapi (3 kg x Rp 75.000,00/kg x 25 hari) Rp 5.625.000,00
- Tapioka (0,6 kg x Rp 5.000,00/kg x 25 hari) Rp 75.000,00
- Es batu (0,6 kg x Rp 1.000,00/kg x 25 hari) Rp 15.000,00
- Garam (0,09 kg x Rp 15.000,00/kg x 25 hari) Rp 33.750,00
- STTP (0,009 kg x Rp 15.000,00/kg x 25 hari) Rp 3.375,00
- Bawang merah (0,03 kg x Rp 5.000,00/kg x 25 hari) Rp 3.750,00
- Merica (0,0006 kg x Rp 10.000,00/kg x 25 hari) Rp 150,00
- Plastik polietilen (2 kg x Rp 16.000,00/kg) Rp 32.000,00
- Tenaga kerja (Rp 50.000,00/org x 1 org x 25 hari) Rp 1.250.000,00
- Gas (Rp 20.000,00/hari x 25 hari) Rp 500.000,00
- Listrik (Rp 6.000,00/hari x 25 hari) Rp 150.000,00

Page | 3
BAHAN BACAAN
PROGRAM SERTIFIKASI KEAHLIAN DAN SERTIFIKASI PENDIDIK (KEAHLIAN GANDA)

- Air (Rp 1.000,00/hari x 25 hari) Rp 25.000,00


Total biaya tidak tetap Rp 7.713.025,00

 Biaya penyusutan :
- Food processor (Rp 800.000,00 : 60 bulan) Rp 13.333,33
- Kompor gas (Rp 300.000,00 : 60 bulan) Rp 5.000,00
- Panci kapasitas 10 L (Rp 50.000,00 : 60 bulan) Rp 833,33
- Baskom plastik (Rp 5.000,00 : 12 bulan) Rp 416,67
- Talenan (Rp 5.000,00 : 60 bulan) Rp 83,33
- Serok (Rp 15.000,00 : 24 bulan) Rp 625,00
- Pisau (Rp 10.000,00 : 24 bulan) Rp 416,67
- Sendok teh (Rp 2.000,00 : 24 bulan) Rp 83,33
- Sealer plastik (Rp 120.000,00 : 60 bulan) Rp 2.000,00
- Freezer (Rp 2.000.000,00 : 60 bulan) Rp 33.333,33
Total biaya penyusutan Rp 56.124,99
Total modal investasi Rp 3.307.000,00
 Biaya tetap :
- Biaya penyusutan Rp 56.124,99
- Bunga modal investasi (0,01 x Rp 3.307.000,00) Rp 33.070,00
- Bunga modal operasional (0,01 x Rp 7.713.025,00) Rp 77.130,25
- Angsuran pinjaman 2 tahun (24 bulan)
(Rp 3.307.000,00 + Rp 7.713.025,00) : 24 bulan Rp 459.167,71
Total biaya tetap Rp 625.492,95
 Biaya produksi per bulan = biaya tidak tetap + biaya tetap
= Rp 7.713.025,00 + Rp 625.492,95
= Rp 8.338.517,95
 Harga pokok penjualan (HPP) per kemasan = total biaya produksi : total produksi
= Rp 8.338.517,95 : (3 x 8 x 25)
= Rp 8.338.517,95 : 600
= Rp 13.897,53
 Harga jual per kemasan = HPP + (% Keuntungan x HPP)
= Rp 13.897,53 + (50% x Rp 13.897,53)
= Rp 13.897,53 + Rp 6.948,77

Page | 4
BAHAN BACAAN
PROGRAM SERTIFIKASI KEAHLIAN DAN SERTIFIKASI PENDIDIK (KEAHLIAN GANDA)

= Rp 20.846,30
≈ Rp 21.000,00

 Total penjualan per bulan = Total produksi per bulan x Harga jual per kemasan
= 600 x Rp 21.000,00
= Rp 12.600.000,00
 Keuntungan per bulan = Total penjualan per bulan – Total biaya produksi per bulan
= Rp 12.600.000,00 – Rp 8.338.517,95
= Rp 4.261.482,05
 BEP = Total biaya produksi : Harga jual per kemasan
= Rp 8.338.517,95 : Rp 21.000,00
= 397,07 kemasan
≈ 397 kemasan
Produsen akan mencapai titik impas bila dapat menjual produk sebanyak 397 kemasan/ bulan
dengan harga jual senilai Rp 21.000,00/kemasan.
 PBP = Total investasi : Keuntungan per bulan
= Rp 3.307.000,00 : Rp 4.261.482,05
= 0,78 bulan
= 20 hari
Dalam jangka waktu 20 hari, modal usaha akan kembali dengan catatan target penjualan dapat
tercapai.
 B/C ratio = Total penjualan : Total biaya produksi
= 12.600.000 : 8.338.517,95
= 1,51
Setiap penambahan biaya Rp 1,00 akan diperoleh keuntungan Rp 1,51.

1.4.2 Produksi Manisan Buah Mangga


Contoh analisis usaha produksi manisan buah mangga skala rumah tangga dengan beberapa
asumsi sebagai berikut :
- Dikerjakan oleh dua orang tenaga kerja.
- Estimasi penjualan per hari sebanyak 40 bungkus (masing-masing seberat 500 g)
- Pendistribusian barang dengan menitipjualkan di toko kue dan pusat oleh-oleh.

Page | 5
BAHAN BACAAN
PROGRAM SERTIFIKASI KEAHLIAN DAN SERTIFIKASI PENDIDIK (KEAHLIAN GANDA)

- Memulai usaha pembuatan manisan buah diasumsikan memerlukan modal awal sekitar 1,4
juta rupiah. Modal ini digunakan untuk membeli kebutuhan produksi selama satu minggu (6 hari
kerja).

Biaya produksi selama satu bulan


 Biaya tidak tetap :
- Buah mangga (10 kg x Rp 7.500,00/kg x 25 hari) Rp 1.875.000,00
- Gula pasir (10 kg x Rp 10.000,00/kg x 25 hari) Rp 2.500.000,00
- Garam (1 bungkus x Rp 2.500,00/bks x 25 hari) Rp 62.500,00
- Kapur sirih (1 kg x Rp 2.500,00/kg x 25 hari) Rp 62.500,00
- Natrium benzoat (0,01 kg x Rp 100.000,00/kg x 25 hari) Rp 25.000,00
- Wadah plastik dan label (40 bks x Rp 1.000,00/bks x 25 hari) Rp 1.000.000,00
- Tenaga kerja (Rp 50.000,00/org x 2 org x 25 hari) Rp 2.500.000,00
- Gas (Rp 20.000,00/hari x 25 hari) Rp 500.000,00
- Listrik (Rp 2.500,00/hari x 25 hari) Rp 62.500,00
- Air (Rp 1.000,00/hari x 25 hari) Rp 25.000,00
Total biaya tidak tetap Rp 8.612.500,00
 Biaya tetap :
- Sewa alat (Rp 1.000,00/hari x 25 hari) Rp 25.000,00
- Sewa ruang (Rp 1.000,00/hari x 25 hari) Rp 25.000,00
Total biaya tetap Rp 50.000,00
 Biaya produksi per bulan = biaya tidak tetap + biaya tetap
= Rp 8.612.500,00 + Rp 50.000,00
= Rp 8.662.500,00
 Harga pokok penjualan (HPP) per kemasan = total biaya produksi : total produksi
= Rp 8.662.500,00 : (40 x 25)
= Rp 8.662.500,00 : 1000
= Rp 8.662,50
 Harga jual per kemasan = HPP + (% Keuntungan x HPP)
= Rp 8.662,50 + (50% x Rp 8.662,50)
= Rp 8.662,50 + Rp 4.331,25
= Rp 12.993,75
≈ Rp 13.000,00

Page | 6
BAHAN BACAAN
PROGRAM SERTIFIKASI KEAHLIAN DAN SERTIFIKASI PENDIDIK (KEAHLIAN GANDA)

 Total penjualan per bulan = Total produksi per bulan x Harga jual per kemasan
= 1000 x Rp 13.000,00
= Rp 13.000.000,00

 Keuntungan per bulan = Total penjualan per bulan – Total biaya produksi per bulan
= Rp 13.000.000,00 – Rp 8.662.500,00
= Rp 4.337.500,00
 BEP = Total biaya produksi : Harga jual per kemasan
= Rp 8.662.500,00 : Rp 13.000,00
= 666,35 kemasan
≈ 666 kemasan
Produsen akan mencapai titik impas bila dapat menjual produk sebanyak 666 kemasan/ bulan
dengan harga jual senilai Rp 13.000,00/kemasan.
 B/C ratio = Total penjualan : Total biaya produksi
= 13.000.000 : 8.662.500
= 1,50
Setiap penambahan biaya Rp 1,00 akan diperoleh keuntungan Rp 1,50.

1.4.3 Produksi Pikel Mentimun


Contoh analisis usaha produksi pikel mentimun skala rumah tangga dengan beberapa asumsi
sebagai berikut :
- Dikerjakan oleh dua orang tenaga kerja.
- Estimasi penjualan per hari sebanyak 40 jar (masing-masing seberat 500 g)
- Pendistribusian barang dengan menitipjualkan di toko kue dan pusat oleh-oleh.
- Memulai usaha pembuatan manisan buah diasumsikan memerlukan modal awal sekitar 1,4
juta rupiah. Modal ini digunakan untuk membeli kebutuhan produksi selama satu minggu (6 hari
kerja).

Biaya produksi selama satu bulan


 Biaya tidak tetap :
- Mentimun (10 kg x Rp 5.000,00/kg x 25 hari) Rp 1.250.000,00
- Garam (1 bungkus x Rp 2.500,00/bks x 25 hari) Rp 62.500,00
- Cuka (1 botol x Rp 2.500,00/btl x 25 hari) Rp 62.500,00

Page | 7
BAHAN BACAAN
PROGRAM SERTIFIKASI KEAHLIAN DAN SERTIFIKASI PENDIDIK (KEAHLIAN GANDA)

- Jar dan label (40 buah x Rp 4.000,00/bh x 25 hari) Rp 4.000.000,00


- Tenaga kerja (Rp 50.000,00/org x 2 org x 25 hari) Rp 2.500.000,00
- Gas (Rp 20.000,00/hari x 25 hari) Rp 500.000,00
- Listrik (Rp 2.500,00/hari x 25 hari) Rp 62.500,00
- Air (Rp 1.000,00/hari x 25 hari) Rp 25.000,00
Total biaya tidak tetap Rp 8.462.500,00
 Biaya tetap :
- Sewa alat (Rp 1.000,00/hari x 25 hari) Rp 25.000,00
- Sewa ruang (Rp 1.000,00/hari x 25 hari) Rp 25.000,00
Total biaya tetap Rp 50.000,00
 Biaya produksi per bulan = biaya tidak tetap + biaya tetap
= Rp 8.462.500,00 + Rp 50.000,00
= Rp 8.512.500,00
 Harga pokok penjualan (HPP) per kemasan = total biaya produksi : total produksi
= Rp 8.512.500,00 : (40 x 25)
= Rp 8.512.500,00 : 1000
= Rp 8.512,50
 Harga jual per kemasan = HPP + (% Keuntungan x HPP)
= Rp 8.512,50 + (50% x Rp 8.512,50)
= Rp 8.512,50 + Rp 4.256,25
= Rp 12.768,75
≈ Rp 13.000,00
 Total penjualan per bulan = Total produksi per bulan x Harga jual per kemasan
= 1000 x Rp 13.000,00
= Rp 13.000.000,00
 Keuntungan per bulan = Total penjualan per bulan – Total biaya produksi per bulan
= Rp 13.000.000,00 – Rp 8.512.500,00
= Rp 4.487.500,00
 BEP = Total biaya produksi : Harga jual per kemasan
= Rp 8.512.500,00 : Rp 13.000,00
= 654,81 kemasan ≈ 655 kemasan
Produsen akan mencapai titik impas bila dapat menjual produk sebanyak 655 kemasan/ bulan
dengan harga jual senilai Rp 13.000,00/kemasan.

Page | 8
BAHAN BACAAN
PROGRAM SERTIFIKASI KEAHLIAN DAN SERTIFIKASI PENDIDIK (KEAHLIAN GANDA)

 B/C ratio = Total penjualan : Total biaya produksi


= 13.000.000 : 8.512.500
= 1,53
Setiap penambahan biaya Rp 1,00 akan diperoleh keuntungan Rp 1,53.
1.4.4 Produksi Keripik Singkong
Contoh analisis usaha produksi keripik singkong skala rumah tangga dengan beberapa asumsi
sebagai berikut :
- Kapasitas produksi setiap hari 10 kg menghasilkan 18 bungkus keripik singkong.
- Harga jual keripik singkong Rp 20.000,00/bungkus berat 250 g.
- Produksi dilakukan 25 hari/bulan dan 12 bulan/tahun.
- Modal investasi berasal dari pinjaman bank dengan bunga 12%/tahun atau 1%/bulan. Modal ini
digunakan untuk pembelian peralatan, sedangkan tempat pengolahan dapat menggunakan dapur.

Biaya produksi selama satu bulan


 Biaya tidak tetap :
- Singkong (10 kg x Rp 5.000,00/kg x 25 hari) Rp 1.250.000,00
- Minyak goreng (1 kg x Rp 15.000,00/kg x 25 hari) Rp 375.000,00
- Bumbu (0,5 kg x Rp 20.000,00/kg x 25 hari) Rp 250.000,00
- Plastik dan label (18 buah x Rp 1.000,00/bh x 25 hari) Rp 450.000,00
- Tenaga kerja (Rp 50.000,00/org x 2 org x 25 hari) Rp 2.500.000,00
- Gas (Rp 20.000,00/hari x 25 hari) Rp 500.000,00
- Listrik (Rp 6.000,00/hari x 25 hari) Rp 150.000,00
- Air (Rp 1.000,00/hari x 25 hari) Rp 25.000,00
Total biaya tidak tetap Rp 5.500.000,00
 Biaya penyusutan :
- Slicer (Rp 50.000,00 : 24 bulan) Rp 2.083,33
- Wajan (Rp 75.000,00 : 24 bulan) Rp 3.125,00
- Kompor gas (Rp 300.000,00 : 60 bulan) Rp 5.000,00
- Baskom plastik (Rp 5.000,00 : 12 bulan) Rp 416,67
- Serok (Rp 15.000,00 : 24 bulan) Rp 625,00
- Pisau (Rp 10.000,00 : 24 bulan) Rp 416,67
- Sendok teh (Rp 2.000,00 : 24 bulan) Rp 83,33
- Sealer plastik (Rp 120.000,00 : 60 bulan) Rp 2.000,00

Page | 9
BAHAN BACAAN
PROGRAM SERTIFIKASI KEAHLIAN DAN SERTIFIKASI PENDIDIK (KEAHLIAN GANDA)

Total biaya penyusutan Rp 13.750,00


Total modal investasi Rp 577.000,00

 Biaya tetap :
- Biaya penyusutan Rp 13.750,00
- Bunga modal investasi (0,01 x Rp 577.000,00) Rp 33.070,00
- Bunga modal operasional (0,01 x Rp 5.500.000,00) Rp 77.130,25
- Angsuran pinjaman 2 tahun (24 bulan)
(Rp 577.000,00 + Rp 5.500.000,00) : 24 bulan Rp 253.208,33
Total biaya tetap Rp 377.158,58
 Biaya produksi per bulan = biaya tidak tetap + biaya tetap
= Rp 5.500.000,00 + Rp 377.158,58
= Rp 5.877.158,58
 Harga pokok penjualan (HPP) per kemasan = total biaya produksi : total produksi
= Rp 5.877.158,58 : (18 x 25)
= Rp 5.877.158,58 : 450
= Rp 13.060,35
 Harga jual per kemasan = HPP + (% Keuntungan x HPP)
= Rp 13.060,35 + (50% x Rp 13.060,35)
= Rp 13.060,35 + Rp 6.530,18
= Rp 19.590,53
≈ Rp 20.000,00
 Total penjualan per bulan = Total produksi per bulan x Harga jual per kemasan
= 450 x Rp 20.000,00
= Rp 9.000.000,00
 Keuntungan per bulan = Total penjualan per bulan – Total biaya produksi per bulan
= Rp 9.000.000,00 – Rp 5.877.158,58
= Rp 3.122.841,42
 BEP = Total biaya produksi : Harga jual per kemasan
= Rp 5.877.158,58 : Rp 20.000,00
= 293,86 kemasan
≈ 294 kemasan

Page | 10
BAHAN BACAAN
PROGRAM SERTIFIKASI KEAHLIAN DAN SERTIFIKASI PENDIDIK (KEAHLIAN GANDA)

Produsen akan mencapai titik impas bila dapat menjual produk sebanyak 294 kemasan/ bulan
dengan harga jual senilai Rp 20.000,00/kemasan.

 PBP = Total investasi : Keuntungan per bulan


= Rp 577.000,00 : Rp 3.122.841,42
= 0,18 bulan
= 5 hari
Dalam jangka waktu 5 hari, modal usaha akan kembali dengan catatan target penjualan dapat
tercapai.
 B/C ratio = Total penjualan : Total biaya produksi
= 9.000.000 : 5.877.158,58
= 1,53
Setiap penambahan biaya Rp 1,00 akan diperoleh keuntungan Rp 1,53.

Page | 11

Anda mungkin juga menyukai