Anda di halaman 1dari 52

MODUL PRAKTIKUM

2021
FISIKA DASAR

LABORATORIUM FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
2021

Modul Praktikum Fisika Dasar | i


KATA PENGANTAR
Fisika sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan alam
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan ilmu-ilmu terapan
seperti ilmu Teknik, Pertanian, Kedokteran maupun Ilmu Komputer dan
ilmu-ilmu lainnya. Ini merupakan alasan mengapa fisika sangat perlu
dipelajari oleh setiap mahasiswa yang mengikuti perkuliahan dan
mengambil bidang sains dan teknologi.

Buku Petunjuk Praktikum Fisika Dasar ini disusun sedemikian


rupa dengan tujuan untuk membantu mahasiswa untuk mempelajari
dasar ilmu fisika secara lebih riil di Laboratorium. Dalam Petunjuk
Praktikum ini mahasiswa dilatih menggunakan alat-alat ukur, mengambil
data, mengolah data, menginformasikan dan menyimpulkan hasil
pengukuran. Hal ini sangat dibutuhkan oleh mahasiswa bilamana
mengadakan penelitian dimasa mendatang.

Petunjuk praktikum ini disusun dalam bentuk yang sederhana,


disesuaikan dengan kemampuan mahasiswa. Disamping berpedoman
pada petunjuk praktikum ini, mahasiswa hendaknya juga mempelajari
literatur lainnya yang berhubungan dengan acara praktikum. Selain itu
mahasiswa diharapkan pula membuat laporan untuk menginformasikan
hasil yang diperoleh sesuai tujuan praktikum.

Akhirnya penyusun mengharapkan keritik dan saran yang bersifat


membangun guna perbaikan petunjuk praktikum ini pada penyusunan
berikutnya. Untuk itu tak lupa penyusun menyampaikan terima kasih.

Mataram, ………………….2021

Penyusun,

Modul Praktikum Fisika Dasar | ii


DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................... i


Kata Pengantar ......................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................... iii
Pendahuluan ............................................................................................. iv
Laporan Praktikum ................................................................................... v
Tingkat Keberhasilan Ketidakpastian Praktikum .................................. vii
Penentuan Satuan ........................................................................................ xi
Panduan Penggunaan Satuan SI................................................................. xii
Petunjuk TEKNIS Pelaksanaan Praktikum................................................ xvi
Modul 01 : Pengukuran ............................................................................ 1
Modul 02 : Bandul Matematis .................................................................. 6
Modul 03 : Konstanta Pegas ..................................................................... 10
Modul 04 : Viskositas ……………………………….................................. 16
Modul 05 : Kalorimeter ………………………………. ............................. 21
Modul 06 : Gerak Jatuh Bebas .................................................................. 24
Modul 07 : Kesetimbangan Gaya ............................................................... 29
Modul 08 : Pemuaian Zat ........................................................................... 32

Modul Praktikum Fisika Dasar | iii


PENDAHULUAN

Buku petunjuk ini disusun untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa

tingkat pertama fakultas EKSAKTA di Universitas Mataram yang

terkategori SAINTEK. Buku petunjuk ini berisikan materi-materi yang

disesuaikan dengan silabus fisika dasar 1 dan ketersediaan alat-alat yang

ada di laboratorium Fisika MIPA Universitas Mataram hingga saat ini.

Berdasarkan hal tersebut di atas dan waktu serta kondisi lainnya maka

buku petunjuk praktikum ini hanya berisikan materi-materi yang

dianggap dapat mewakili dan menyempurnakan materi perkuliahan di

kelas. Adapun materi fisika dasar ini adalah Pengukuran, Bandul

Matematis, Konstanta Pegas, Viskositas zat Cair. Tujuan dari kegiatan

praktikum agar mahasiswa terlatih melakukan percobaan-percobaan

kecil, memperkenalkan kepada mahasiswa peralatan-peralatan yang

digunakan dalam mempelajari konsep-konsep dalam fisika secara

praktek, bagaimana melakukan pengukuran-pengukuran besaran-besaran

fisika yang pada akhirnya akan menguatkan tingkat penguasaan konsep-

konsep dasar fisika dan keterampilan mahasiswa yang telah dilakukannya

melalui proses perkuliahan di kelas.

Penyajian matematis yang diungkapkan dalam buku petunjuk

praktikum ini dipaparkan secara sederhana, dengan dasar pemikiran

bahwa penekanan yang diharapkan adalah dasar pengetahuan mahasiswa

tentang pengukuran besaran fisis, proses pengolahan data hasil

pengamatan dan interpretasi dari data pengamatan yang menunjang

setiap materi perkuliahan.

Modul Praktikum Fisika Dasar | iv


LAPORAN PRAKTIKUM

Tujuan dari penyusunan laporan adalah untuk mempublikasikan


hasil yang diperoleh dari percobaan. Maka persyaratan utama dari
percobaan adalah laporan tersebut tersebut harus jelas, sistematis dan
yang terpenting mengikuti prosedur ilmiah. Laporan tersebut harus jelas:
(a) Apa maksudnya, (b) Apa teori yang mendasarinya, (c) bagaimana tata
cara pengukuran, (d) bagaimana menentukan ralat pengukuran, (e)
Pengolahan dan analisis datanya, serta (f) Kesimpulan
Penyajian laporan sebaiknya dengan pengungkapan yang jelas,
sistematis dan menarik serta tidak bertele-tele agar laporan tersebut tidak
membosankan. Laporan harus memiliki komponen-komponen sebagai
berikut:
1. JUDUL
Judul sebaiknya singkat, jelas dan mencakup seluruh isi.

2. TUJUAN
Hendaknya diterangkan dengan jelas tujuan apa yang perlu dicapai
dalam percobaan, karena tujuan akan menentukan kesimpulan yang
diperoleh.

3. ALAT DAN BAHAN


Jelaskan peralatan yang akan dipakai terutama: ketelitian, skala
terkecilnya dan tonjolkan peralatan utama dalam percobaan itu.
4. TEORI
Berikan uraian singkat namun jelas tentang teori yang mendasari
percoban. Akan menjadi lebih jelas bila uain disertai gambar, skema,
rangkaian dan lainnya termasuk rumus.
5. PROSEDUR PERCOBAAN
Langkah-langkah pelaksanaan percobaan ditulis dalam bentuk kalimat
yang singkat dan jelas agar mudah dipahami. Bila perlu setiap langkah
diberi nomor urut sesuai dengan urutan kerjanya.
6. DATA PENGAMATAN
Data pengamatan disajikan dalam bentuk table-tabel agar mudah
dibaca dan jangan lupa menulis judul dan satuan dari setiap variable
yang diukur.

Modul Praktikum Fisika Dasar | v


7. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pengolahan data (perhitungan) dilakukan dan dilaporkan tanpa
perantara. Tuliskan rumus yang digunakan dan hasil perhitungan
yang jelas. Kemudian lakukan perhitungan ketidakpastian sebagai
koreksi terhadap hasil pengukuran. Jelaskan hasil perhitungan setelah
dikoreksi dan jelaskan semua faktor yang mempengaruhi hasil
pecobaan tersebut.
8. KESIMPULAN
Kesimpulan berisi apakah sesuai dengan maksud dan tujua percobaan
tersebut. Hasil yang diperoleh hendaknya dibandingkan dengan teori
atau hasil yang diperoleh dengan metode berbeda.

9. DAFTAR PUSTAKA
Berisi referensi yang digunakan untuk percobaan bersangkutan.
Disajikan sesuai dengan kaidah bahasa indonesia yang benar dan tata
cara penulisan referensi.

10. TUGAS PENDAHULUAN DAN TUGAS AKHIR


Tugas Pendahuluan dan Tugas Akhir dikerjakan d rumah. Jika tugas
pendahuluan dikerjakan sebelum melaksanakan kegiatan praktikum,
maka tugas akhir dikerjakan setelah praktikum.

11. LAMPIRAN (optional)

Berisi data-data pendukung, analisi atau perhitungan yang identic


sebagai hasil pengukuran, dokumentasi yang mendukung kegiatan
eksperimen.

Modul Praktikum Fisika Dasar | vi


TINGKAT KEBERHASILAN KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN

I. Pendahuluan
Dalam melakukan suatu pengukuran, hasil yang diperoleh tidaklah
tepat sekali. Hasil pengukuran tersebut tetap mengandung ketidakpastian
(kesalahan atau ralat). Teori ketidakpastian sangat diperlukan dalam
melaksanakan praktikum khususnya praktikum Fisika.

Dengan teori kesalahan dapat diketahui kesalahan ( x ) dari hasil


pengukuran yang diperoleh dan dapat menilai tingkat keberhasilan
pekerjaan dilakukan. Jelas bahwa hasil ini tidak dapat diharapkan tepat sama
dengan hasil berdasarkan riset (nilai benar x 0 ), akan tetapi selama nilai
benar x 0 masih berada dalam interval x0  x0 , hasil percobaan masih dapat
dipertanggungjawabkan.

Timbulnya ketidakpastian pada hasil pengukuran disebabkan oleh


beberapa hal yang secara umum dapat dibagi pada kesalahan bersistem
(systematic error) dan kesalahan acak (random error).

1. Kesalahan Bersistem

Ketidakpastian bersistem adalah kesalahan yang dapat dirunut.


Ketidakpastian ini antara lain adalah :

1. Kesalahan Kalibrasi, yaitu kesalahan yang timbul akibat pemberian nilai


skala pada alat ukur yang tidak tepat
2. Kesalahan Nol yaitu kesalahan yang disebabkan oleh alat ukur yang
tidak menunjuk tepat pada titik nol atau jarum penunjuk tidak berimpit
dengan angka nol sebelum digunakan.
3. Kesalahan Alat (Fatique) misalnya pegas yang sudah lama dipakai dapat
mengalami kelenturan atau melembek.
4. Gesekan, yang selalu timbul antara bagian yang satu bergerak terhadap
yang lainnya.
5. Kesalahan Pengamat yaitui kesalahan yang timbul pada waktu
pembacaan skala, mata pengamat tidak tegak lurus dan lain-lainnya.

Modul Praktikum Fisika Dasar | vii


2. Kesalahan Acak

Kesalahan acak terjadi disebabkan oleh pengaruh lingkungan


sekitarnya, seperti :

1. Gerakan molekul-molekul udara yang dapat mempengaruhi


Galvanometer.
2. Perubahan-perubahan kecil pada tegangan listrik.
3. Landasan peralatan yang bergetar atau tidak stabil
4. Noise (gangguan yang sering timbul pada peralatan elektronika)

II. Ketidakpastian Pengukuran


Pengukuran Berulang
Pengukuran berulang dapat menghasilkan data yang lebih baik dan
akurat. Semakin banyak pengulangan diharapkan semakin kecil nilai
ketidakpastian. Misalkan pada suatu pengukuran dihasilkan data sebagai
berikut :

x1 , x2 , x3 , x4 , x5 ,..., xn

Untuk menentukan ketidakpastian atau ralat dari pengukuran berulang


tersebut, kita perlu perhitungan sebagai berikut

Tabel 1. Perhitungan Ralat

No Data (x ) (x − x ) (x − x )2
1. x1
2 x2
3. x3
4. x4
5. x5

xn
 xn ( x − x ) (x − x )2
 xn
x=
n
( x − x ) 2 x
Ralat Mutlak: x = Ralat Nisbi: I =  100%
n(n − 1) x
Keseksamaan: K = 100% − I Data hasil pengukuran: x  x

Modul Praktikum Fisika Dasar | viii


III. Cara Menggambar Grafik

Grafik dapat diartikan sebagai bagan atau gambar yang


menunjukkan hubungan dua besaran. Bentuk kurva pada grafik tersebut
tergantung pada hubungan antara kedua besaran tersebut. Besaran–besaran
yang hanya dapat diubah-ubah disebut variabel bebas, dan besaran-besaran
yang hanya tergantung pada variabel bebas disebut variabel terikat.

Pada sistem koordinat xy, variabel bebas diletakkan pada sumbu


horizontal (x) dan variabel terikat pada sumbu vertikal (y). Grafik
menunjukkan hubungan y terhadap x atau y = f(x).

Adapun keuntungan-keuntungan pembuatan grafik adalah:

1. Gambaran yang dibentuk umumnya lebih jelas dibandingkan dengan


tabel.

2. Dengan grafik yang terbentuk melalui titik-titik ukur sesuai data, akan
memberikan gambaran yang lebih jelas.
3. Melalui sebuah garis dapat dibuat interpolasi antara beberapa titik hasil
pengamatan.
4. Dari penyimpangan titik-titik pengamatan sering dapat ditentukan letak
sesatannya.

Sebuah grafik yang baik hendaknya memenuhi ketentuan sebagai


berikut:

1. Setiap grafik memiliki judul atau keterangan yang dicantumkan dibawah


grafik

2. Sumbu-sumbu grafik harus dilengkapi dengan skala dan satuan

3. Agar lebih jelas kurvanya pilihlah kertas grafik yang sesuai

4. Titik pengamatan atau data ditandai dengan lambang ; * , dan lain-lain.

5. Kurva dihasilkan tidaklah harus melalui setiap titik, melainkan


mengikuti pola tertentu linier atau eksponensial, yaitu berdasarkan
hubungan variable-variabel dari besaran-besaran yang diukur.

Modul Praktikum Fisika Dasar | ix


Berikut ini bentuk-bentuk grafik berdasarkan data pengamatan atau
yang terukur


 
   
  
 

a. Salah b. Salah c. Benar

Gambar 1. Beberapa bentuk kurva linear yang salah dan benar

Untuk kurva linier, garis-garis lurus yang baik didapat melalui


metoda kuadrat terkecil (Least Square). Metoda ini digunakan untuk
mendapatkan persamaan linier dari data x dan y, sehingga dapat ditulis :

y = a + bx

Nilai a dan b dapat dicari dengan menggunakan persamaan :

( yi ) − b( xi ) n( xi yi ) − ( xi )( yi )


a= dan b =
n n(  xi 2 ) − (  xi ) 2

Persamaan diatas merupakan slope dan intercept garis lurus terbaik yang
ingin dicari.

Modul Praktikum Fisika Dasar | x


PENENTUAN SATUAN

Penulisan hasil harus diikuti dengan satuan. Contoh berikut ini akan
menunjukan bagaimana satuan diturunkan
Contoh 1
Viskositas (η) dari medium dengan benda bulat yang dijatuhkan pada
medium diberikan dengan persamaan:
2 𝜌−𝜎
𝜂 = 𝑎2 ( )𝑔
9 𝑣
Dimana ρ dan σ merupakan densitas dari bola dan medium fluida,
dimana a merupakan jari-jari bola, v merupakan kecepatan bola, dan g
merupakan nilai gravitasi.
Satuan viskositas dapat diturunkan dengan metode berikut:
𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 (𝜌 − 𝜎)
𝑆𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝜂 = (𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑎)2 × × 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑔
𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑣
𝑘𝑔
𝑚 3 𝑚
= 𝑚2 × 𝑚 × 2
𝑠
𝑠
𝑚2 × 𝑘𝑔𝑚−3 × 𝑚𝑠 −2
=
𝑚𝑠 −1
= 𝑘𝑔 𝑚−1 𝑠 −1
Contoh 2:
Momen inersia dari benda bulat dengan massa M dan jari-jari R ketika ia
berotasi sebesar diameter nya diberikan oleh:
𝐼 = 0,4𝑀𝑅2 = (𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑀)(𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑅)2 = 𝑘𝑔 𝑚2

Modul Praktikum Fisika Dasar | xi


Panduan Penggunaan Satuan SI

Panduan penggunaan satuan SI ini dipersiapkan untuk memberikan


kemudahan bagi para praktikan dalam penulisan dan penggunaan satuan
SI.
I. Gambaran umum
Pada penggunaan dan penulisan satuan SI diperlukan kesepakatan
dalam penulisan. Notasi harus digunakan dengan aturan yang
mengikuti kaidah – kaidah berikut:
1. Penulisan singkatan dituliskan sebagai satu kesatuan tanpa
tambahan tanda baca dan merupakan gabungan huruf awal.
Contoh: kilometer ditulis sebagai km bukan km., kms. ataupun
kms; newton meter dituliskan sebagai Nm bukan N.m., Ns m
ataupun Ns.m.
2. Meskipun pengunaan tanda garis miring diperbolehkan misal
N/m2, akan tetapi penulisan dengan pangkat lebih disukai untuk
konsistensi penulisan satuan ini dapat dituliskan sebagai Nm-2,
Wm-1
3. Kapital kecil akan digunakan untuk setiap huruf besar. Tetapi jika
huruf besar digunakan bersamaan dengan huruf kecil maka
digunakan kapital penuh contoh V, A, N dan Hz
4. Kelipatan atau sub kelipatan dari satuan turunan dapat digunakan,
tetapi satuan itu sendiri tidak boleh diubah, misal 1,6 x 10 6 Nm-2
bukan 1,6 Nmm-2.
5. Kelipatan yang bernilai 103 keatas memiliki nama tersendiri. Daftar
nama yang diberikan pada kelipatan tertentu dan namanya
diberikan pada bagian IX
6. Tanda koma seharusnya tidak digunakan dalam penulisan angka
seperti 1 076 963,1 dst.

Modul Praktikum Fisika Dasar | xii


II. Satuan Pokok dan Turunan dengan Nama Khusus
Satuan Pokok

Panjang meter m
Massa kilogram kg
Waktu detik s
Arus listrik ampere A
Suhu termodinamik derajat Kelvin K
Intensitas cahaya candela cd

Satuan Turunan

Gaya newton N
Usaha, energi, jumlah panas joule J
Daya watt W
Muatan listrik coulomb C
Potensial listrik volt V
Kapasitansi listrik farad F
Hambatan listrik ohm Ω
Frekuensi hertz Hz
Fluks magnet weber Wb
Kerapatan fluks magnet tesla T
Induktansi henry H
Fluks cahaya lumen lm
Pendaran cahaya lux lx

Daftar dibawah ini memberikan satuan utama yang mana akan


dibutuhkan. Kelipatan dari satuan ini kemungkinan akan digunakan.

III. Massa, Panjang, Waktu

Massa kg (ton (103 kg) dapat digunakan)


Panjang m
Area m2
Volume m3 (liter (10-3 m3) dapat digunakan)
Densitas kg m-3
Waktu s (menit, jam dapat digunakan)
Kecepatan m s-1 (km h-1 dapat juga digunakan)
Percepatan m s-2
Sudut rad (° juga dapat digunakan)
Kecepatan angular rad s-1
frekuensi periodik Hz
frekuensi rotasi s-1 (revmin-1,rev-1 dapat juga dig.)

Modul Praktikum Fisika Dasar | xiii


IV. Gaya, Kerja, Energi

Gaya N
Tekanan pascal (pa) N m-2 (105 N m-2 = 1 bar = 105 pa)
Tekanan N m-2
Kerja, energi, kuantitas panas J (kw h jika dalam industri listrik)
Daya W
Torsi Nm
Tegangan permukaan N m-1
Viskositas dinamik P atau N sm-2
Viskositas kinetik St atau 10-4 m2s-1

V. Panas, suhu

Kuantitas panas J
Suhu K
Beda suhu atau interval degK
Konduktivitas panas W m-1 degK-1
Panas spesifik J kg-1 degK-1
Panas laten J kg-1
Entropi J kg-1

VI. Listrik dan Magnet

Muatan C
Potensial V
Arus A
Hambatan Ω
Resistivitas Ωm
Kapasitansi F
Induktansi H
Kuat medan listrik V m-1
Kuat medan magnet A m-1
Fluks magnet Wb
Kerapatan medan magnet T
Mobilitas m2 v-1 s-1

VII. Atomik

Radioaktivitas Bq
Energi eV

Modul Praktikum Fisika Dasar | xiv


VIII. Cahaya

Intensitas cahaya cd
Fluks cahaya lm
Pendaran lx
Pancaran cd m-2

IX. Kelipatan Satuan

Faktor kelipatan istilah simbol


1012 tera T
109 giga G
106 mega M
103 kilo k
10-3 mili m
10-6 micro μ
10-9 nano n
10-12 pico p
10-15 femto f
10-18 atto a

X. Definisi

N = kg m s-2
H=Nm
Wb = V s
T = Wb m-2
H = V s A-1
Lm = cd sr
lx = lm m-2

XI. Data Konversi

1 dyn cm-2 = 0,1 N m-2 = 0,1 J m-3


1 torr = 1 mmHg = 1,33 x 103 N m-2
1 bar = 105 N m-2
1 erg = 1 dyn cm = 10-7 N m = 10-7 J
1 centipoise = 10-3 N s m-2
1 centistoke = 10-6 m2s-1
1 kw h = 3,60 MJ
1 kalori (15°C) = 4,1855 J

Modul Praktikum Fisika Dasar | xv


XII. Data Numerik

Bilangan avogadro NA = 602 x 1021 mol-1


Konstanta gravitasi G = 66,7 x 10-12 m3 kg-1s-2
Percepatan gravitasi g = 9,81 m s-2
Muatan elektron e = 160 x 10-21 C
Tegangan elektron 1 eV = 160 x 10-21 J = 0,160 aJ
Massa elektron m = 911 x 10-33 kg
e/m = 176 x 109 C kg-1
massa proton M = 1,67 x 10-27 kg
energi diam elektron = 0,511 MeV
energi diam proton = 938 MeV
konstanta Boltzman k = 13,8 x 10-24 J K-1
konstanta stefan σ = 56,7 x 10-9 W m-2 K-4
kecepatan cahaya dlm vakum c = 300 x 106 m s-1
permitifitas pada vakum ε0 = 8,85 x 10-12 F m-1
konstanta planck h = 663 x 10-36 J s
konstanta gas R = 8,31 x 103 J degK-1 mol-1

permeabilitas pada hampa μ0 = 4π x 10-7 H m-1

Modul Praktikum Fisika Dasar | xvi


PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Hadir tepat waktu saat praktikum dan mengisi daftar hadir.


2. Menggunakan jas praktikum.
3. Membawa panduan praktikum dan logbook praktikum (berupa
buku dobel folio).
4. Mengumpulkan logbook praktikum yang berisi:
a. Tugas Pendahuluan
b. data laporan JADI kegiatan praktikum yang telah lalu
disertai Tugas Akhir.
c. data laporan yang akan dilaksanakan hingga pada data
pengamatan.
5. Mengikuti respon awal dan respon akhir.
6. Revisi terhadap Laporan tergantung pada kebijakan Asisten
Praktikum, dilakukan terhadap laporan yang tidak memenuhi
standar minimal. HANYA BOLEH MELAKUKAN 1 X REVISI
UNTUK TIAP JUDUL PRAKTIKUM.
7. Nilai Praktikum mencakup Nilai Laporan (mencakup Tugas
Pendahuluan dan Tugas Akhir, serta Nilai respon awal dan
respon akhir.
8. Nilai yang dikeluarkan oleh Laboratorium Fisika FMIPA
UNRAM bersifat MUTLAK, tidak dapat diganggu gugat dan
dapat diminta datanya kembali selama masa kuliah efektif jika
diperlukan TANPA harus mengulang praktikum.

Modul Praktikum Fisika Dasar | xvii


MODUL 01

PENGUKURAN
I. Tujuan Percobaan

Kegiatan praktikum pengukuran ini memiliki dua tujuan: yaitu:

1. Menentukan volume benda

2. Menentukan massa jenis suatu zat

II. Peralatan dan Bahan

Peralatan Praktikum:

1. Penggaris 30 cm

2. Jangka Sorong

3. Mikrometer Sekrup

4. Gelas Ukur

5. Neraca/Timbangan.

Bahan yang digunakan:

1. Benda-benda ukur: kawat, bola besi, kubus, plat alumunium.

III. Teori

Jangka sorong terdiri dari 2 skala yaitu skala tetap (seperti

penggaris) dengan pembagi 1/10 milimeter. Bergerak di sepanjang

skala ini adalah skala sekunder atau skala vernier. Skala ini dibagi ke

skala 0,09 milimeter. Yang perlu dipastikan saat mebaca skala ini

adalah letak nol berimpit dari skala utama dan skala vernier.

Mikrometer sekrup digunakan untuk menentukan ketebalan

yang kecil atau diameter benda. Biasanya jarak yang diukur tidak

lebih dari 5 cm dengan limit skala 0,01 mm. Mikrometer memiliki

Modul Praktikum Fisika Dasar | 1


skala tetap dan skala geser yang bergerak memutar. Satu putaran

bernilai 1/100 milimeter dan skala tetapnya memiliki pembacaan 1/10

milimeter.

IV. Langkah Kerja

A. Menentukan Volume Benda

1. Ukurlah panjang kawat (p) menggunakan jangka sorong dan

diameter kawat (d) menggunakan mikrometer sekrup pada 5 sisi

yang berbeda sehingga mendapatkan 5 data hasil pengukuran.

2. Masukkan data pada tabel pengamatan 1.1.

3. Ulangi langkah (1) dan (2) untuk benda lain yang telah disiapkan.

4. Tentukan volume benda pada tabel 1.1.

5. Perhitungkan ralat pengukurannya!

Tabel 1.1. Volume Benda Berdasarkan Data Pengukuran Panjang


dan Diameter Benda
1. Benda Silinder
1 2 3 4 5
l (cm)
d (cm)
V (cm3)

2. Benda Balok
1 2 3 4 5
p (cm)
l (cm)
t (cm)
V (cm3)

3. Benda Bola
1 2 3 4 5
d (cm)
V (cm3)

Modul Praktikum Fisika Dasar | 2


B. Menentukan Massa Jenis Benda

1. Ukurlah panjang (p), lebar (l), tinggi (t) dan diameter (d) benda

yang diberikan menggunakan alat ukur yang sesuai pada 5 posisi

yang berbeda dari benda tersebut.

2. Masukkan data pengamatan pada tabel 1.2.

3. Ulangi langkah 1 dan 2 untuk benda yang berbeda.

4. Timbanglah massa (m) dari benda-benda yang diukur panjang,

lebar, tinggi atau diameternya pada langkah 1.

5. Masukkan datanya pada tabel 1.2.

6. Tentukan massa jenisnya!

7. Perhitungkan ralat terhadap pengukuran yang telah dilakukan!

Tabel 1.2 Pengukuran Panjang, lebar, tinggi, diameter dan massa

benda

1. Benda Balok
1 2 3 4 5
p (cm)
l (cm)
t (cm)
m (g)
V (cm3)
ρ (gcm-3)

a. Benda Bola
1 2 3 4 5
r (cm)
m (g)
V (cm3)
ρ (gcm-3)

Modul Praktikum Fisika Dasar | 3


V. TUGAS PENDAHULUAN

1. a). Jelaskan termasuk besaran apakah: panjang, massa, massa

jenis dan volume? b). Tuliskan satuan dan dimensi 4 buah

besaran tersebut!

2. Tuliskan bagaimana aturan penulisan angka penting sebagai hasil

pengukuran.

3. Bagaimana menentukan ketidakpastian (ralat) pengukuran?

4. Bagaimana cara melakukan kalibrasi alat ukur panjang dan

massa.

VI. Tugas Akhir

1. Anda membeli (0,47±0,01) kg bubuk emas. Saat ditimbang

kembali diperoleh data pengukuran 0,465; 0,450; 0,470; 0,460;

0,462 kg. Tentukan massa rerata bubuk emas tersebut dan berapa

error yang didapat?

2. Mobil Tata diperkirakan memiliki percepatan 0,18±0,01 ms-2. Dalam uji

kelayakan jalan yang dimulai saat mobil diam diperoleh data

pengukuran sebagai berikut:

Jarak/ s (m) Waktu/ t (s) t2 (s2)


0,02 0,65 0,42
0,10 1,30 1,69
0,17 1,55 2,40
0,24 1,94 3,76
0,36 2,30 4,84
0,42 2,54 6,45
0,54 2,74 7,51

Modul Praktikum Fisika Dasar | 4


Jika diketahui bahwa s = ½ at2 maka tentukan nilai a dari data tersebut

dan perhitungkan ketidakpastiannya dengan metode grafik.

DAFTAR PUSTAKA

i. David Halliday, Robert Resnick, dan Jearl Walker. 2008. Fundamental

of Physics. John Wiley & Sons, Amerika. Bab 2 Besaran dan Satuan.

ii. Serway Jewett. 2009. Fisika untuk Sains dan Teknik. Penerbit Salemba

Teknika : Jakarta. Bab 1 Pengukuran.

Modul Praktikum Fisika Dasar | 5


MODUL 02
BANDUL MATEMATIS

I. Tujuan Percobaan

Menentukan nilai percepatan gravitasi.

II. Peralatan

1. Statif minimum setinggi 1 m

2. Dasar statif (Steel base)

3. Mistar/ meteran

4. Stopwatch

Bahan yang digunakan:

1. Bandul

2. Tali

I. Teori

Osilator harmonik sederhana merupakan gerak bolak – balik benda melalui

suatu titik dalam periode waktu tertentu.

f = Komponen w menurut garis

singgung pada lintasan bandul

P = Gaya tegang tali

N = Komponen normal dari w = m  g

l = Panjang tali

 = Sudut simpangan

Gambar : 1

Dengan mengambil sudut  cukup kecil sehingga BB’ = busur BAB’, maka

Modul Praktikum Fisika Dasar| 6


diperoleh hubungan antara periode (T) dari bandul sederhana yang memiliki

panjang tali (l) :

l
T = 2 (2.1)
g

Sehingga nilai percepatan gravitasi dapat diperoleh melalui persamaan:


𝑙
𝑇 2 = 4𝜋 2
𝑔
II. Cara Kerja

1. Ukur tali sepanjang 100 cm. I k a tk a n b a n d ul d i sa l ah s a t u

u j u n g n y a . Bandul diayunkan dengan sudut simpangan tidak melebihi

30.

2. Hitung waktu yang diperlukan untuk 10 kali ayunan. Masukkan datanya

pada tabel 2.1. Ulangi sebanyak 5 kali. (Perulangan ditulis ke kanan)

Tabel 2.1 Data Pengukuran panjang tali dan waktu untuk 10 ayunan

1. Panjang tali 1

1 2 3 4 5
l (cm) 2. P
t (s)
a
T2 (s2)
g (ms-2) b

b. Panjang tali 2

1 2 3 4 5
l (cm)
t (s)
T2 (s2)
g (ms-2)

3. Lakukan langkah 1 d a n 2 deng an panjang tali yang b erb ed a. ( t ips:

d apat d il ak uk an d eng an meng urangi panj ang tali berturut–

turut lebih pendek 5 cm – 10 cm secara teratur dengan menurunkan

penjepit statip.

Modul Praktikum Fisika Dasar| 7


4. Masukkan kembali datanya pada tabel 2.1.

5. Plot seluruh data pada grafik T2 terhadap l pada kertas millimeter blok

(letakan nilai T2 pada sumbu y dan nilai masing – masing panjang tali l

pada sumbu x). plot ini akan digunakan untuk menghitung nilai g dan

kesalahan relative nilai g secara metode kuadrat terkecil.

6. Perhitungan ralat pengukuran.

Ralat dapat dihitung secara matematis dengan menggunakan persamaan:


𝑆𝑑 (𝑔)
𝐾𝑟 = 𝑥100%
𝑔𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
Kr : kesalahan relative

Sd (g) : simpangan baku nilai g

grata-rata : nilai rata – rata g

selain itu nilai ralat dapat dihitung melalui grafik yang diplot pada

millimeter blok

III. Tugas Pendahuluan

1. Apa yang dimaksud dengan : periode, frekuensi dan amplitudo bandul

matematis? Tuliskan pula satuan dari besaran-besaran tersebut?

2. Jelaskan Hukum Newton yang membahas gravitasi? Tuliskan bunyi

hukumnya?

3. Apakah nilai percepatan gravitasi selalu sama di setiap tempat di

permukaan bumi? Jelaskan.

4. Eksperimen apa saja yang dapat dilakukan untuk membuktikan adanya

percepatan gravitasi bumi?

IV. Tugas Akhir

1. Hitunglah percepatan gravitasi g dari percobaan untuk  = 30 dengan

metode matematis, hitung kesalahan relatif dan kesalahan literaturnya

(glit = 980 cm/det2).

Modul Praktikum Fisika Dasar| 8


2. Hitung pula dengan metoda kuadrat terkecil untuk sudut simpangan

tersebut. Hitung kesalahan literatur dan buat grafiknya !

3. Bandingkan harga g yang didapat antara metode matematis dan kuadrat

terkecil! Berikan kesimpulan dan analisa dari percobaan yang sudah

dilakukan !

DAFTAR PUSTAKA

1. David Halliday, Robert Resnick, dan Jearl Walker. 2008. Fundamental of

Physics. John Wiley & Sons, Amerika. Bab 15 Osilasi.

2. Sears, Francis Weston; Zemansky, Mark W. 2008. Fisika untuk Universitas jilid

I. Binacipta. Bab 15 Osilasi.

3. Serway Jewett. 2009. Fisika untuk Sains dan Teknik. Penerbit Salemba Teknika

: Jakarta. Bab 15 Osilasi.

Modul Praktikum Fisika Dasar| 9


MODUL 03
KONSTANTA PEGAS

I. Tujuan Percobaan

Menentukan konstanta pegas berdasarkan Hukum Hooke dan getaran selaras.

II. Peralatan

1. Stopwatch

2. Neraca lengan

Bahan yang digunakan

1. Satu set pegas

2. Satu set beban

III. Teori Dasar

Pegas merupakan model ilustrasi gerak harmonik sederhana. Pegas

dengan panjang mula-mula l0, bila diberi beban dengan massa m maka pegas

tersebut akan bertambah panjangnya sebesar x. Berdasarkan Hukum Hooke

peristiwa pertambahan panjang pegas di atas dapat dituliskan secara

matematis sebagai berikut:

𝑭 = −𝑘 𝛥𝒙 (3.1)

dimana F adalah gaya pemulih, gaya yang bekerja pada pegas yang

menyebabkan pegas bertambah panjang sebesar Δx, dan k adalah konstanta

pegas yang menyatakan kekuatan atau kekakuan pegas.

Ketika pegas digantungkan beban dengan posisi vertikal maka total gaya

yang bekerja pada sistem adalah

−𝑘𝑥 − 𝑚 𝑔 = 0 (3.2)
𝑘
𝑚= (−𝑥) (3.3)
𝑔

Modul Praktikum Fisika Dasar| 10


Pemberian beban pada pegas mengakibatkan getaran pada pegas yang mana

getaran selaras dengan periode (T) yang terjadi di tuliskan sebagai berikut:

m
T = 2 (3.4)
k
𝑚
𝑇 2 = 4𝜋
𝑘
Dengan T merupakan periode getaran, m merupakan massa benda, dan k

merupakan konstanta pegas.

IV. Langkah Kerja

A. Menghitung konstanta pegas berdasarkan Hukum Hooke

1. Timbanglah beban yang akan digunakan dan catat massanya dalam

tabel 3.1.

2. Gantungkan beban (m1) pada pegas dan ukur pertambahan

panjangnya. Ulangi sebanyak 5 kali.

3. Tambahkan beban (m2) dan ukur pertambahan panjang pegas

tersebut. Ulangi sebanyak 5 kali

4. Tambahkan beban (hingga diperoleh 3 variasi jumlah beban) dan catat

hasilnya dalam Tabel 3.1.


Tabel 3.1 Data Pengukuran panjang pegas

a. Untuk m1

1 2 3 4 5

m (gr)

x0 (cm)

xt (cm)

Δx (cm)

k (N m-1)

Modul Praktikum Fisika Dasar| 11


b. Untuk m2

1 2 3 4 5

m (gr)

x0 (cm)

xt (cm)

Δx (cm)

k (N m-1)

c. Untuk m3

1 2 3 4 5

m (gr)

x0 (cm)

xt (cm)

Δx (cm)

k (N m-1)

5. Tentukan nilai konstanta pegas k secara matematis dan plot grafik

massa vs perubahan panjang pegas dan tentukan nilai konstanta

pegas dari grafik tersebut.

6. Perhitungan ralat pengukuran.

Ralat dapat dihitung secara matematis dengan cara berikut:


𝑆𝑑 (𝑘)
𝐾𝑟 = 𝑥100%
𝑘𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
Kr : kesalahan relative

Sd (k) : simpangan baku nilai k

krata-rata : nilai rata – rata k

selain itu nilai ralat dapat dihitung melalui grafik yang diplot pada

millimeter blok

Modul Praktikum Fisika Dasar| 12


B. Menghitung konstanta pegas berdasarkan getaran selaras (harmonik)

1. Gantungkan beban 20 gram pada pegas dan getarkan dengan menarik

sejauh x (tidak melampaui elastisitas pegas) dan kemudian lepaskan

pegas.

2. Hitunglah waktu yang diperlukan untuk 10 getaran dan catat hasilnya

pada Tabel 3.3.

3. Ulangi langkah 2 sebanyak 5 kali, dan tentukan rata-rata waktu

getarnya?

4. Tambahkan lagi beban 20 gram dan ulangi langkah 1 sampai 3.

Masukkan datanya dalam tabel 3.2

Tabel 3.2. Data pengukuran waktu getaran

i. Untuk m1

1 2 3 4 5

m (gr)

t (s)

T (s)

T2 (s2)

k (N m-1)

ii. Untuk m2

1 2 3 4 5

m (gr)

t (s)

T (s)

T2 (s2)

k (N m-1)

Modul Praktikum Fisika Dasar| 13


iii. Untuk m3

1 2 3 4 5

m (gr)

t (s)

T (s)

T2 (s2)

k (N m-1)

5. Tentukan nilai konstanta pegas k baik secara matematis maupun

secara grafik!

6. Hitung ralat dari nilai koefisien pegas (k) secara matematis dan plot

grafik.

V. Tugas Pendahuluan

1. Jelaskan maksud tanda negatif pada persamaan (3.1)!

2. Buktikanlah persamaan (3.4)!

VI. Tugas Akhir

Pada 2 macam pengukuran yang telah dilakukan, yaitu dengan menggunakan

hokum Hooke dan dengan menggunakan getaran selaras, maka:

1. Hitung dengan metoda kuadrat terkecil kesalahan literatur dan buat

grafiknya!

Modul Praktikum Fisika Dasar| 14


Pertambahan panjang

Beban

2. Bandingkan harga k yang didapat antara metode matematis dengan

metode kuadrat terkecil!

Daftar Pustaka

David Halliday, Robert Resnick, dan Jearl Walker. 2008. Fundamental of Physics.
John Wiley & Sons, Amerika. Bab 15 Osilasi.
Sears, Francis Weston; Zemansky, Mark W. 2008. Fisika untuk Universitas jilid I.
Binacipta. Bab 15 Osilasi
Serway Jewett. 2009. Fisika untuk Sains dan Teknik. Penerbit Salemba Teknika :
Jakarta. Bab 15 Osilasi.

Modul Praktikum Fisika Dasar| 15


MODUL 04
VISKOSITAS

I. Tujuan Percobaan

Menentukan Koefisien Kekentalan Zat Cair (Coefficient of Viscosity).

II. Peralatan

1. Tabung tempat zat cair beserta saringan

2. Stopwatch.

3. Alat ukur : mistar, jangka sorong, mikrometer dan neraca 2 lengan.

4. Termometer.

Bahan yang dibutuhkan:

1. Zat Cair (oli, gliserin, minyak kelapa)

2. Bola - bola kecil (zat padat)

III. Teori

Viskositas pada zat cair identik dengan gesekan antara 2 permukaan. Secara

prinsip viskositas tergantung pada temperature karena semakin tinggi

temperature zat cair maka kekentalannya akan berubah. Setiap benda yang

bergerak di dalam fluida mendapat gaya gesek Fs yang besarnya :

Fs = 6 r v (4.1)

Dengan :

Fs = Gaya gesek stokes yang bekerja pada benda bola (dyne)

 = Koefisien kekentalan fluida


r = jari-jari bola (cm)

v = Kecepatan bola relatif terhadap fluida (cms-1)

Ketika suatu bola dijatuhkan ke dalam fluida, maka bola tersebut akan

Modul Praktikum Fisika Dasar | 16


mengalami gaya berat sebesar:
4 3
W= r g (4.2)
3
dimana :

W = gaya berat

r = jari-jari bola

 = rapat massa bola

g = percepatan gravitasi bumi

Sesuai dengan hukum Archimedes, bola tersebut juga akan mengalami gaya

apung sebesar :
4 3
FA = r  0 g (4.3)
3
Dengan :

FA = gaya apung

 0 = rapat massa zat cair


Dengan menganalisa gaya-gaya yang bekerja pada bola tersebut maka

kecepatan bola dalam fluida dapat dinyatakan dalam persamaan:


2 2
𝑣= r g ( −  0 ) (4.4)
9

d
Jika kecepatan bola konstan maka 𝑣 = dan persamaan (4.4) dapat ditulis
t
sebagai:
9d
tr2 = (4.5)
2 g ( −  0 )
dengan:

t = waktu yang diperlukan bola jatuh sejauh d

d = jarak yang ditempuh dengan kecepatan konstan

sehingga secara matematis dapat dihitung besar koefisien kekentalan zat cair

 yaitu sebesar:

Modul Praktikum Fisika Dasar | 17


2g
= ( −  0 )tr 2 (4.6)
9d

IV. Langkah Kerja

1. Mengukur diameter benda bola (db) sebanyak 5 kali di tempat yang

berbeda dengan mempergunakan mikrometer sekrup.

2. Masukkan data pada tabel 4.1.

3. Menimbang massa benda bola (mb) sebanyak 5 kali dengan mengunakan

neraca 2 lengan.

4. Masukkan data pada tabel 4.1.

5. Ukur massa gelas ukur (mg)

6. Dapatkan nilai massa jenis bola ρb

7. Masukkan cairan kedalam gelas ukur dan tentukan massanya (mg+a)

8. Tulis datanya pada tabel 4.1.

9. Catat pula berapa temperatur fluida yang dipergunakan (tf)

10. Buatlah tanda pada tabung sejauh dt sebagai jarak jatuh yang ditempuh

bola

11. Ukurlah jarak dt dengan mempergunakan penggaris

12. Jatuhkan bola kedalam zat cair dan catat waktu t saat bola melalui jarak dt

di atas, lakukan sampai 5 kali.

13. Ulangi langkah 1 s.d. 12 untuk satu jenis benda bola yang lain, kemudian

masukkan datanya pada tabel pengamatan.

14. Tentukan nilai viskositas zat cair  dengan metode kuadrat terkecil (least

square) dan buatlah grafiknya pada kertas milimeter !

Modul Praktikum Fisika Dasar | 18


?

Tabel 4.1 Data Pengukuran Massa Jenis dan Viskositas Fluida

a. Untuk Bola 1

1 2 3 4 5

db (cm)

mb (gr)

ρb (grcm-3)

mg (gr)

mg+a (gr)

dt (cm)

t (s)

a. Untuk Bola 2

1 2 3 4 5

db (cm)

mb (gr)

ρb (grcm-3)

Modul Praktikum Fisika Dasar | 19


mg (gr)

mg+a (gr)

dt (cm)

t (s)

V. Tugas Pendahuluan

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan fluida dan zat apa saja yang

termasuk kategori fluida!

2. B erikan contoh yang ada dalam kehidupan sehari-hari fenomena yang

mempergunakan prinsip Fluida?

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Koefisien kekentalan zat cair (),

Gaya Archimedes (FA), Gaya gesek Stokes (FS)!

4. Jelaskan kapan sebuah benda bisa berada dalam keadaan tenggelam,

melayang dan terapung!

VI. Tugas Akhir

1. Tentukan satuan viskositas zat cair .

2. Tentukan 3 kegiatan/aktivitas sehari-hari yang mutlak memerlukan

viskositas fluida!

Daftar Pustaka

David Halliday, Robert Resnick, dan Jearl Walker. 2008. Fundamental of Physics.
John Wiley & Sons, Amerika. Bab 14-8 Fluid: Ideal Fluids in Motion

Sears, Francis Weston; Zemansky, Mark W. 2008. Fisika untuk Universitas jilid I.
Binacipta, Bab 14-5 Viskositas.

Serway Jewett. 2009. Fisika untuk Sains dan Teknik. Penerbit Salemba Teknika :
Jakarta. Bab 14 Mekanika Fluida

Modul Praktikum Fisika Dasar | 20


MODUL 05

KALORIMETER

I. Tujuan Percobaan

Menentukan kalor jenis benda padat.

II. Peralatan

1. Kalorimeter 1 Buah

2. Termometer 2 Buah

3. Pemanas (Heater) 1 Buah

4. Beaker glass 1 Buah

5. Timbangan 1 Buah

Bahan yang digunakan:

1. Keping logam/kaca 1 Buah

III. Teori

Panas dapat diartikan sebagai transfer energy dalam dari satu sistem ke

system yang lain, dan dalam besarannya dinyatakan sebagai kalor (Q). Nilai

kalor Q adalah besaran yang menunjukkan energy yang dibutuhkan untuk

menaikkan suhu satu gram zat sebesar 10 C. Dan didefinisikan bahwa kalor

yang dibutuhkan pada proses tersebut sebesar 4,186 J. Definisi ini

memunculkan definisi kalor jenis bahan (c). Energi yang dibutuhkan dalam

menaikkan temperatur dari material bermassa m oleh temperature ΔT sebesar:

Q = m.c.ΔT (5.1)

IV. Cara Kerja

1. Timbanglah kalorimeter kosong dan pengaduknya (mk).

Modul Praktikum Fisika Dasar | 21


2. Masukkan data dalam tabel 5.1.
1
3. Isi dengan air kira-kira bagian lalu timbang lagi (mk+a).
8
4. Catat Temperatur kalorimeter (Tk).

5. Masukkan semua data pada tabel 5.1.

6. Masukkan keping-keping logam ke tabung pemanas. Masukkan tabung

pemanas ini ke dalam beaker glass yang berisi air mendidih. Catat

temperatur keping pada saat temperatur tidak naik lagi (Tl)

7. Masukkan keping-keping logam panas ini ke dalam kalorimeter. Aduk-

aduk dan dan catat temperatur kesetimbangan (Ts)

8. Timbang kembali seluruhnya. (mtotal)

9. Hitung kalor jenis bahan c.

10. Perhitungkan ralat hasil pengukuran.

11. Ulangi lagi percobaan ini untuk 1 jenis bahan yang lain.

Tabel 5.1 Data Pengukuran temperatur, massa dan kalor jenisnya

i. Untuk Keping logam 1

mk (gr)

Tk (C)

mk+a (gr)

T1 (C)

Ts (C)

mtotal

Q (kalori)

ii. Untuk Benda 2

mk (gr)

Tk (C)

Modul Praktikum Fisika Dasar | 22


mk+a (gr)

T1 (C)

Ts (C)

mtotal

Q (kalori)

V. Tugas Akhir

1. Eksperimen yang dilakukan dikatakan sebagai system tertutup. Bagian

manakah dari eksperimen yang menunjukkan bahwa itu adalah system

tertutup?

2. Es dapat dicairkan dengan menggosok-gosokkan satu balok es pada balok

es yang lain. Berapa nilai usaha dalam joule yang harus dilakukan agar 1

gr es mencair?

3. Berapa banyak air yang tetap tidak membeku setelah 50,2 kJ kalor

diekstrak dari 260 gr air yang semula bersuhu pada titik bekunya?

Daftar Pustaka

David Halliday, Robert Resnick, dan Jearl Walker. 2008. Fundamental of Physics.
John Wiley & Sons, Amerika. Bab 14-8 Fluid: Ideal Fluids in Motion

Sears, Francis Weston; Zemansky, Mark W. 2008. Fisika untuk Universitas jilid I.
Binacipta, Bab 14-5 Viskositas.

Serway Jewett. 2009. Fisika untuk Sains dan Teknik. Penerbit Salemba Teknika :
Jakarta. Bab 14 Mekanika Fluida

Modul Praktikum Fisika Dasar | 23


MODUL 06

GERAK JATUH BEBAS

I. Tujuan

1. Untuk menentukan percepatan gravitasi bola pada gerak jatuh bebas.

2. Untuk menggambarkan grafik hubungan antara ketinggian h dengan

waktu t.

II. Alat dan bahan

1. Bola Besi/Gotri

2. Event Timer

3. Statif

4. Kabel Penghubung

5. Power supply

6. Rol meter

7. Elektromagnetik ball release

8. Photo Gate

III. Teori Dasar

Suatu benda yang begerak maka geraknya dapat dikelompokkan

menjadi dua kelompok besar yaitu gerak translasi dan gerak melingkar yang

disebut dengan gerak rotasi. Gerak translasi dibagi lagi menjadi dua macam

yaitu gerak lrus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan. Perbedaan dari

kedua jenis gerak ini yaitu terletak pada kecepatan dan percepatannya. Untuk

gerak lurus beraturan mempunyai kecepatan yang konstan dan

percepatannya adalah nol. Sedangkan untuk gerak lurus berubah beraturan

mempunyai kecepatan yang berubah-ubah secara teratur dan percepatanya

Modul Praktikum Fisika Dasar | 24


tidak sama dengan nol. Gerak jatuh memiki ciri khas yaitu benda jatuh tanpa

kecepatan awal. Semakin kebawah gerak benda semakin cepat. Percepatan

yang dialami oleh setiap benda jatuh bebas selalu sama yakni sama dengan

percepatan gravitasi bumi (a = g) (besar g adalah 9,8 m/s2 atau dibulatkan

menjadi 10 m/s2). (Halliday, 1991)

Gerak jatuh jatuh bebas adalah gerak yang mengakibatkan benda

melewati lintasan berbentuk lurus karena pengaruh gaya gravitasi bumi.

Gerak jatuh bebas mengakibatkan gesekan dan perubahan kecil percepatan

terhadap ketinggian. Percepatan gerak jatuh bebas disebabkan oleh gaya

gravitasi bumi yang besarnya 9,8 m/s2 dan berarah menuju kepusat bumi.

Gesekan yang dimaksud di sini adalah gesekan antara benda dan udara.

Suatu benda yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu dalam ruang terbuka

akan diperlambat akibat gaya gesekan dan laju udara, pada percepatan gerak

jatuh bebas seiring ditemukan bahwa haasil percepatan yang dialami benda

tidak seuai dengan hasil percepatan gravitasi bumi, hal tersebut terjadi karena

sesungguhnya benda tersebut telah mengalami perlambatan oleh gaya gesek

udara. Percepatan yang dialami benda pada gerak jatuh bebas akan sama

dengan percepatan gravitasi bila benda tersebut dijatuhkan pada ruang

hampa udara (Pantur, 1985).

Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak benda dengan lintasan

garis lurus dan memiliki kecepatan setiap saat berubah dengan teratur. Pada

gerak lurus berubah beraturan gerak benda dapat mengalami percepatan atau

perlambatan. Gerak benda yang mengalami percepatan disebut gerak lurus

berubah beraturan dipercepat, sedangkan gerak lurus yang mengalami

perlambatan disebut gerak lurus berubah beraturan diperlambat. Suatu benda

melakukan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) jika percepatannya selalu

konstan. Percepatan merupakan besaran vektor (besran yang mempunyai

Modul Praktikum Fisika Dasar | 25


besar dan arah). Percepatan konstan berarti besar dan arah percepatan selalu

konstan setiap saat (Sasrawan, 2013).

Kinematika adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak yang

membicarakan gerak suatu benda tanpa memandang gaya yang bekerja pada

benda tersebut (massa benda diabaikan). Jadi jarak yang ditempuh benda

selama geraknya hanya ditentukan oleh kecepatan dan percepatan. Gerak

jatuh bebas adalah gerak jatuh benda pada arah vertikal dari ketinggian h

tertentu tanpa kecepatan awal. Jadi gerak benda hanya dipengaruhi oleh

gravitasi bumi sebesar g.


1 2
y=h= gt
2

2h
t= (6.1)
g

Untuk menentukan nilai perepatan gravitasi maka dari persamaan (6.1)

diperoleh:
2h
g= (6.2)
t2

IV. Prosedur Percobaan

Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada saat praktek adalah sebagai

berikut :

1. Merangkai alat seperti gambar berikut:

Modul Praktikum Fisika Dasar | 26


Gambar 6.1. Rangkaian percobaan

2. Mengatur posisi photo gate 1 h1 = 0,1 m elektromagnetik ball release dan

posisi photo gate h2 = 0,5 m dari photo gate 1.

3. Meletakkan bola besi pada elektromagnetik ball release.

4. Menekan tombol star untuk untuk memulai melepas bola besi.

5. Membaca waktu yang ditampilkan pada event timer dan mencatat pada

tabel pengamatan, Ulangi sebanyak 5 kali pada posisi ini.

6. Ubah posisi photo gate 2 untuk jarak yang yang lain kemudian

mengulangi langkah (3) s.d. (5). Lakukan perubahan ini sebanyak lima

kali.

Tabel Pengamatan

1 2 3 4 5

h1 (m)

h2 (m)

h = (h1 - h2) (m)

t1 (s)

t2 (s)

t = (t2 – t1) (s)

g (m/s2)

Modul Praktikum Fisika Dasar | 27


V. Tugas Pendahuluan

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan gerak jatuh bebas!

2. Jelaskan perbedaan gerak vertikal ke bawah dengan gerak jatuh bebas!

3. Jika sebuah batu 100 gram dan sebuah kayu 50 gram dijatuhkan pada

ketinggian yang sama dan tanpa kecepatan awal, manakah benda yang

akan mencapai tanah terlebih dahulu? Jelaskan!

4. Jika sebuah benda dijatuhkan tanpa kecepatan awal pada ketinggian 45 m,

tentukan berapa kecepatan benda tersebut saat menyentuh tanah! (g = 10

m/s2)

VI. Tugas Akhir

1. Tuliskan hasil pengukuran waktu dan tinggi lengkap dengan

ketidakpastiannya !

2. Hitung nilai gravitasi yang diperoleh dari hasil praktikum !

3. Buat grafik hubungan antara tinggi h dan waktu t !

4. Buat analisa dan kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan !

Daftar Pustaka

David Halliday, Robert Resnick, dan Jearl Walker. 2008. Fundamental of Physics.
John Wiley & Sons, Amerika. Bab 14-8 Fluid: Ideal Fluids in Motion

Sears, Francis Weston; Zemansky, Mark W. 2008. Fisika untuk Universitas jilid I.
Binacipta, Bab 14-5 Viskositas.

Serway Jewett. 2009. Fisika untuk Sains dan Teknik. Penerbit Salemba Teknika :
Jakarta. Bab 14 Mekanika Fluida

Modul Praktikum Fisika Dasar | 28


MODUL 07
PEMUAIAN ZAT PADAT

I. Tujuan Percobaan

1. Memahami adanya pemuaian pada zat padat apabila temperatur

dinaikkan

2. Menentukan besarnya pemuaian pada zat padat yang berlainan jenisnya

dengan ukuran sama jika temperaturnya dinaikkan

II. Peralatan

1. Pipa-pipa logam

2. Penjepit logam

3. Skala penunjuk perubahan panjang

4. Thermometer

5. Ketel uap dengan pipa karet penyambung

6. Jangka sorong dan mistar

7. Kompor pemanas

III. Teori Dasar

Zat padat bila temperaturnya dinaikkan akan mengalami pemuaian.

Besarnya pemuaian pada kenaikan temperatur yang sama untuk masing-

masing zat padat akan berlainan pula. Besarnya pemuaian untuk masing-

masing zat padat per satu satuan kenaikan temperatur ditentukan oleh

koefisien muaian panjang zat tersebut yang dirumuskan dengan persamaan:

 L =  L0  T (1)

Modul Praktikum Fisika Dasar | 29


Dengan:

L = L – L0 adalah perubahan panjang saat temperatur berubah


T = T – T0 adalah perubahan temperatur
L = panjang zat padat (batang) saat T

 = koefisien muai panjang

IV. Prosedur Percobaan

1. Ambil sebatang besi dan pasang pada batang logam pada alat penjepit

logam.

2. Atur sekrup pengatur sedemikian sehingga ketiga jarum ini menunjukkan

skala nol.

3. Panaskan ketel uap.

4. Amati perubahan pada jarum untuk beberapa perubahan temperatur.

5. Lakukan langkah 1 sampai 4 untuk jenis batang yang berbeda.

Tabel Pengamatan

1 2 3 4 5

T0 (oC)

T1 (oC)

T = T 1 – T0
L0 (m)

L1 (m)

 L = L 1 – L0

V. Tugas Pendahuluan

1. Jelaskan yang dimaksud dengan pemuaian zat padat?

2. Apa yang dimaksud dengan koefisein pemuian panjang ?

Modul Praktikum Fisika Dasar | 30


3. Sebuah benda yang terbuat dari baja memiliki panjang 1000 cm.

Berapakah pertambahan panjang baja itu, jika terjadi perubahan suhu

sebesar 50°C dengan koefisien muia panjang sebesar 12 x 10-6 /oC

VI. Tugas Akhir

1. Hitung nilai koefisen muai panjang masing-masing benda uji pada

percobaan ini dan cari kesalahan literaturnya!

2. Berikan kesimpulan dari hasil percobaan ini, dan jelaskan faktor-faktor

yang dapat menyebabkan penyimpangan dari literaturnya!

3. Buat laporan dari percobaan yang telah anda lakukan!

Daftar Pustaka

David Halliday, Robert Resnick, dan Jearl Walker. 2008. Fundamental of Physics.
John Wiley & Sons, Amerika. Bab 14-8 Fluid: Ideal Fluids in Motion

Sears, Francis Weston; Zemansky, Mark W. 2008. Fisika untuk Universitas jilid I.
Binacipta, Bab 14-5 Viskositas.

Serway Jewett. 2009. Fisika untuk Sains dan Teknik. Penerbit Salemba Teknika :
Jakarta. Bab 14 Mekanika Fluida

Modul Praktikum Fisika Dasar | 31


MODUL 08

KESETIMBANGAN GAYA

I. Tujuan Percobaan

1. Menjelaskan tentang Hukum Newton pertama.

2. Mahasiswa dapat mengetahui gaya-gaya dalam keadaan setimbang.

II. Peralatan

1. Tiang statif

2. Benang Nilon

3. Katrol

4. Beban

III. Teori Dasar

Hukum Newton pertama menjelaskan bahwa “setiap benda akan dalam

keadaan diam atau bergerak lurus beraturan jika resultan gaya yang bekerja

pada benda sama dengan nol“. Dalam kesetimbangan statis resultan atau

jumlah gaya-gaya sama dengan nol:

∑𝐹 = 0 (1)

Dalam percobaan ini dimisalkan ada tiga buah gaya yang berbeda yaitu: F 1, F2

dan F3 yang bekerja bersama pada suatu titik, yakni pada simpul benang. Jika

titik ini tidak bergerak (diam) maka jumlah gayanya: F 1 + F2 + F3 = 0. Pada

kondisi tersebut diasumsikan tidak ada gesekan pada katrol sehingga:

F1 = m1g ; F2 = m2g ; F3 = m3g (2)

Modul Praktikum Fisika Dasar | 32


F2
F1

 

F3

Perhitungan besarnya gaya horisontal (Fh) dan gaya vertikal (Fv)

Fh = F2 cos(-90) – F1 cos(-90)

Fv = F1 sin(-90) + F2 sin(-90) – F3

dengan prosentase kesalahan

Untuk gaya horisontal:

Fh x100
% error = %
0,5 x[ F1 cos(  − 90) + F2 cos( − 90)]
Untuk gaya vertikal:

Fv x100
% error = %
F3

IV. Cara Kerja

1. Ambillah tiga beban yang berbeda dan gantungkan pada benang, seperti

tampak pada gambar rangkaian alat.

2. Pastikan simpul ikatan benang tepat bersimpul pada titik pusat bujur

derajat.

3. Ukurlah ketiga sudut , , dan  ( +  +  = 3600). Sebaiknya gunakan

lima kombinasi dari massa yang berbeda.

Modul Praktikum Fisika Dasar | 33


4. Untuk setiap set data (F1, F2, F3) digambarkan diagram vektor gaya dengan

sudut masing-masing (, , dan ). Panjang vektor gaya pada diagram

dalam kertas grafik millimeter sebanding dengan berat dalam gram.

5. Buatlah sketsa gaya yang sesuai, baik arah maupun besarnya. Jika tidak

ada gesekan pada katrol kita akan mendapatkan segitiga gaya yang

tertutup dengan tepat. Jika terdapat gesekan atau pengukuran sudutnya

kurang teliti maka segitiga yang terbentuk tidak tertutup dengan tepat.

6. Dari lima macam pengukuran, gambarkanlah diagram vektor gaya

masing-masing. Apakah didapatkan segitiga gaya yang tertutup

sempurna dari diagram yang anda buat.

Tabel Pengamatan

m1 (gr)

m1 (gr)

m1 (gr)



V. Tugas Pendahuluan

1. Apakah yang dimaksud sifat inersia atau sifat kelembaman suatu benda?

2. Apakah yang dimaksud dengan gaya, massa dan momen gaya?

3. Berikan contoh aplikasi kasus kesetimbangan gaya dalam kehidupan

sehari-hari.

Modul Praktikum Fisika Dasar | 34


VI. Tugas Akhir

Buatlah kesimpulan dengan membandingkan antara teori dengan hasil

percobaan anda. Apakah hasil teori atau rumus tersebut terbukti sesuai

dengan hasil percobaan yang anda lakukan? Berikan saran apa yang

sebaiknya dilakukan sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan teori.

Daftar Pustaka

David Halliday, Robert Resnick, dan Jearl Walker. 2008. Fundamental of Physics.
John Wiley & Sons, Amerika. Bab 14-8 Fluid: Ideal Fluids in Motion

Sears, Francis Weston; Zemansky, Mark W. 2008. Fisika untuk Universitas jilid I.
Binacipta, Bab 14-5 Viskositas.

Serway Jewett. 2009. Fisika untuk Sains dan Teknik. Penerbit Salemba Teknika :
Jakarta. Bab 14 Mekanika Fluida

Modul Praktikum Fisika Dasar | 35

Anda mungkin juga menyukai