FISIKA DASAR 1
Disusun oleh :
TIM PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia kekuatan,
kebermanfatan ilmu dan waktu yang diberikan sehingga buku petunjuk praktikum
Fisika Dasar 1 ini dapat tersusun dengan baik. Petunjuk praktikum ini disusun
oleh Tim Praktikum Fisika Dasar 1 dibawah koordinasi jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang (UM) melalui Ketua Laboratorium dan Ketua Sub
Laboratorium Fisika Dasar. Petunjuk praktikum ini direvisi oleh Tim Praktikum
Fisika Dasar 1 disetiap awal tahun ajaran.
Petunjuk praktikum ini merupakan salah satu panduan pelaksanaan
praktikum bidang fisika di jurusan Fisika FMIPA UM. Praktikum bidang fisika
merupakan matakuliah wajib dan disajikan bagi mahasiswa program sarjana
fisika, mahasiswa program sarjana pendidikan fisika dan mahasiswa beberapa
program studi di bawah naungan FMIPA UM.
Pelaksanaan praktikum oleh mahasiswa bersifat team-work, sementara
pelaporan praktikum bersifat individu. Mata kuliah Praktikum berbobot 1 SKS dan
2 JS, sedemikian hingga pelaksanaan praktikum, pengambilan data dan penyajian
data (sebagai laporan sementara), yang dilaksanakan di laboratorium berdurasi
waktu 2 jam kuliah yang setara dengan 100 menit. Dalam durasi waktu ini,
mahasiswa diharapkan mampu memahami materi praktikum dengan baik.
Petunjuk praktikum ini diharapkan dapat digunakan secara operasional
sehingga kehadirannya memberikan manfaat yang maksimal. Evaluasi dan
masukan dari pengguna buku ini selalu dinanti dan menjadi bahan perbaikan.
DAFTAR ISI
INDEX
Teori Ralat
A. LATAR BELAKANG
Eksperimen ini dilengkapi dengan set alat yang mampu menghilangkan
efek gesekan antar permukaan. Dengan demikian dengan alat ini mahasiswa bisa
membuktikan bahwa jika tidak ada gaya luar yang bekerja, maka benda akan diam
(v = 0) atau bergerak lurus beraturan (v = konstan).
B. TUJUAN
Secara umum tujuan atau kompetensi yang harus diperoleh mahasiswa
melalui eksperimen ini dapat dilihat pada Lampiran 4. Sedangkan secara khusus,
kompetensi yang harus diperoleh mahasiswa selama eksperimen adalah sebagai
berikut.
1. Mahasiswa mampu menggunakan ticker timer dengan benar.
2. Dengan menggunakan alat ticker timer (alat untuk memberi tanda), mahasiswa
dapat memahami konsep satuan waktu dalam gerak.
3. Berdasarkan titik-titik yang dibentuk oleh ticker timer, mahasiswa mampu
mentransformasi dalam bentuk data besaran jarak, kecepatan, percepatan dan
waktu.
4. Mahasiswa mampu menerapkan materi teori grafik dalam menentukan hasil
ukur eksperimen.
5. Mahasiswa mampu membuat grafik hubungan antara jarak dan waktu, jarak
dan kuadrat waktu, menurunkan rumus eksperimennya, serta
membandingkannya dengan rumus matematis yang sudah dipelajari di
perkuliahan (teori).
6. Mahasiswa mampu membuat grafik hubungan antara kelajuan dan waktu,
menurunkan rumus eksperimennya, serta membandingkannya dengan rumus
matematis yang sudah dipelajari di perkuliahan (teori).
7. Mahasiswa mampu membuat grafik hubungan antara percepatan dan waktu,
menurunkan rumus eksperimennya, serta membandingkannya dengan rumus
matematis yang sudah dipelajari di perkuliahan (teori). Berdasarkan grafik
tersebut, bisa dipahami konsep percepatan tetap pada gerak lurus dipercepat
beraturan.
8. Mampu menerapkan teori ralat rambat dalam menyelesaikan hasil ukur
percobaan berdasarkan grafik yang akan dibuat.
C. PRINSIP
1. Pengertian Gerak
Pada bagian ini hanya dibahas teori gerak secara singkat. Untuk
mempelajari teori gerak secara rinci dapat dipelajari pada matakuliah Fisika Dasar
I.
Sebuah benda dikatakan bergerak jika posisi benda tersebut mengalami
perubahan terhadap benda lain di sekelilingnya. Jadi gerak adalah perubahan
kedudukan atau posisi sebuah benda terhadap suatu titik acuan tertentu.
Berdasarkan bentuk lintasannya, gerak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Gerak Lurus yaitu gerak yang lintasannya berupa garis lurus.
b. Gerak Lengkung yaitu gerak yang lintasannya berupa garis lengkung/tidak
lurus.
Dalam modul praktikum ini lebih ditekankan pada gerak lurus. Jika
ditinjau dan besar kecepatan gerak setiap saat, gerak lurus dibagi menjadi dua,
yaitu:
a. Gerak Lurus Beraturan yang disingkat GLB. GLB merupakan gerak lurus yang
kecepatannya selalu tetap setiap saat.
b. Gerak Lurus Berubah Beraturan, disingkat GLBB.
GLBB adalah gerak lurus yang kecepatannya berubah secara teratur pada
setiap saat. Sedangkan gerak lurus berubah beraturan dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Gerak Lurus Berubah Beraturan Dipercepat, yaitu GLBB yang kecepatannya
bertambah secara teratur pada setiap saat.
b. Gerak Lurus Berubah Beraturan Diperlambat, yaitu GLBB yang
kecepatannya berkurang secara teratur pada setiap saat.
Melalui modul praktikum ini akan dilakukan kegiatan laboratorium tentang
GLBB dipercepat.
vt = v0 + a (t-t0) (1)
dengan a = percepatan benda.
P-06: Bagaimana hubungan antara jarak tempuh (x) dan waktu tempuh (t)?
Untuk melengkapi teori dasar pada materi gerak lurus di atas, pelajari
materi gerak lurus pada buku-buku teks fisika dasar 1.
D. ALAT DAN BAHAN
Dalam percobaan ini alat dan bahan yang digunakan adalah:
1. Precision Metal Rail
2. Trolley
3. Katrol
4. Ticker Timer
5. Pita Kertas
6. Tali/Benang Ringan
7. Penggaris Panjang
8. Beban
9. Kabel Penghubung
10. Power Supply
E. PENGUKURAN
TP-0 1: Menyusun rangkaian alat percobaan.
Susunlah alat-alat yang disediakan seperti gambar di bawah ini!
TP-02:
1. Aturlah kedudukan trolley dan kertas pita sehingga gesekan kertas pita
terhadap ticker timer sekecil mungkin!
2. Aturlah getaran ticker timer agar penggetar dapat menumbuk kertas karbon
yang terletak dibawahnya dengan baik!
3. Hidupkan power supply, lepaskan trolley sehingga pada pita kertas terjadi
jejak titik-titik!
4. Ukurlah secara berturut-turut jarak antara titik-titik ke:
a) 0-5; 0-10; 0- 15; 0-20; 0-25
b) 0 -5; 5-10; 10- 15; 15-20; 20- 25; dan seterusnya
5. Hitunglah selisih hasil pengukuran berturut-turut padapelaksanaan 4b!
6. Buatlah data dan hasil pelaksanaan 5 dan 6 diatas!
G. LEMBAR PENGAMATAN
Anggota Kelompok:
1. Nama: ______________NIM: _______________Program: __________
2. Nama: ______________NIM: _______________Program: __________
3. Nama: ______________NIM: _______________Program: __________
4. Nama: ______________NIM: _______________Program: __________
Kelompok:_______________________________________________
Jurusan/Kls/Offering:__________________________________________
Hari/Tgl Percobaan:___________________________________________
Malang, ..........................
Mengetahui,
Dosen Pembimbing,
( _________________ )
A. LATAR BELAKANG
Suatu benda jika berinteraksi dengan benda lain dalam bentuk gesekan,
pasti muncul gaya gesekan. Pada eksperimen ini mahasiswa diajak untuk
membuktikan secara langsung, besaran apa saja yang mempengaruhi gaya
gesekan.
Pada pertemuan perkuliahan di kelas (teori), hanya digambarkan secara
bagan tentang gaya gesekan. Pada kegiatan eksperimen ini akan divisualisasikan
teori yang ada di perkuliahan (teori).
B. TUJUAN
1. Dalam menentukan koefisien gaya gesekan kinetic pada bidang datar,
mahasiswa diharapkan mampu:
a. Menerapkan metode grafik
b. Menyesuaikan antara persamaan pada grafik garis lurus dengan
persamaan modifikasi yang tersedia
c. Mampu mengembangkan pola piker bahwa pada kasus ini, yang
dipelajari adalah hubungan antara massa beban terhadap waktu.
2. Terampil menggunakan alat-alat dan merangkai alat-alat yang tersedia
sehingga menghasilkan data yang benar.
C. PRINSIP
1. Dasar Teori
Jika sebuah balok meluncur pada lantai datar, maka lajunya akan
berkurang dan suatu saat akan berhenti. Kenyataan ini menunjukkan bahwa suatu
gaya bekerja pada balok itu dengan arahberlawanan dengan gerak balok. Gaya
semacam ini disebut sebagai Gaya Gesek Kinetis.
Gaya semacam ini bekerja bila dua permukaan benda saling
bersinggungan. Akan tetapiapakah gaya ini hanya bekerja pada saat terjadi
gerakan relative diantara dua permukaan benda yang bersinggungan?
Perlu bahan hokum-hukum tentang gaya gesekan merupakan hokum-
hukum empiric, yang tidak didasarkan pada teori tertentu, melainkan semata-mata
berdasarkan pengamatan belaka. Hokum-hukum tersebut menyatakan bahwa gaya
gesekan yang bekerja jika diantara duabenda yang bersinggungan adalah:
a. Sebanding dengan gaya normal
b. Tak tergantung pada luas permukaan
Tim Praktikum Fisika Dasar 1 Jurusan Fisika FMIPA UM - 7
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
P-03: Jika permukaan papan cukup kasar, tuliskan persamaan gaya gesekan balok
dengan papan datar, jelaskan besaran-besaran apa saja yang terdapat pada
persamaan yang anda tuliskan!
P-04: Jika sistem balok dan beban dalam keadaan diam, bagaimanakah nilai berat
beban (mg) terhadap gaya gesekan (fk); lebih besar atau lebih kecil.
P-05: Bagaimanakah syarat berat beban agar sistem mengalaini percepatan a?
P-06: Dalam keadaan sistem dipercepat, nyatakan persamaan gerak (Hukum II
Newton) pada masing-masing balok dan beban.
P-07: Berdasarkan jawaban-jawaban P-03, buktikan persamaan 1 di bawah!
Jika sistem balok dan beban mengalaini percepatan a dengan arah seperti
pada gambar di atas, maka sesuai Hukum II Newton, persamaan gerak sistem
tersebut dapat diungkapkan dengan persamaan:
(ml + m2) = m2g - km1g (1)
Tim Praktikum Fisika Dasar 1 Jurusan Fisika FMIPA UM - 8
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
dengan:
y = 1 1 2 H ; A 1 ; B k dan x = 1 ..........................(5)
2 m2
m1 m2 gt m1
Sehingga koefisien gaya gesekan kinetis (k) dapat ditentukan secara
implisit dengan metode kuadrat terkecil berdasarkan persamaan 4 dan 5.
P-O8 : Berdasarkan model eksperimen persamaan (3), dengan analisis data metoda
kuadrat terkecil, perkirakan
a. Besaran-besaran apa saja yang harus anda ukur dalam percobaan ini?
b. Besaran-besaran mana saja yang nilainya harus divariasi dan yang
mana pula yang harus dikontrol (tidak divariasi).
P-09 : Tulisan persamaan koefisien kemiringan garis lurus (B) dan persamaan (4)
berdasarkan metode kuadrat terkecil, tuliskan ralat mutlaknya (SB). Untuk
itu pelajarilah kembali teori ralat!
C. BAHAN PUSTAKA
[1] TIM TPB. 1996. Modul 01 /FSK-40 I P Buku Panduan Praktikum Fisika
Dasar I. Malang: FMIPA IKIP MALANG.
[2] Serway, Raymond A., & Jewett, John W..2014. Physics for Scientists and
Engineers with Modern Physics, Ninth Edition.USA:Brooks/Cole.
[3] Young & Freedman. 2008. University Physics. 12th Ed. New York: Addison-
Wesley.
[4] Tipler & Mosca. 2004. Physics for Scientists and Engineers 5th ed. W. H.
Freeman and Company: New York.
1. Timbanglah massa balok (dengan neraca teknis) dan catat hasilnya sebagai
m1.
2. Pasanglah papan luncur di atas meja praktikum anda , usahakan agar papan
benar-benar horisontal dengan menggunakan alat pengukur rata benda
(waterpass).
3. Letakkan balok pada papan dengan menggunakan tali, hubungkan balok
dengan beban pemberat melalui katrol yang terletak di ujung atas papan.
Mula-mula pilih massa beban pemberat yang sekecil mungkin tetapi dapat
menyebabkan sistem bergerak (dipercepat). Ukur massa beban pemberat dan
catat sebagai m2!
4. Sebelum terjadi gerakan, tahan dulu balok beberapa saat, ukur jarak (vertikal)
beban pemberat ke lantai dan catat sebagai H. Setelah itu, lepaskan balok dan
pada saat yang sama mulai mengaktifkan stopwatch untuk mengukur selang
waktu sampai dengan beban pemberat menyentuh lantai, catat selang waktu
ini sebagai t!
5. Ulangi langkah 3 dan 4 (5 kali) dengan memvariasi massa beban pemberat
semakin besar. Usahakan H tetap, tetapi t masih bisa diamati!
6. Hitung Y dan X berdasarkan persamaan 5 dan catat pada lembar data
pengamatan.
TP-03 : Catat semua data pengamatan pada lembar data pengamatan yang tersedia!
TP-04 : Kemasi semua peralatan dan kemabalikan ke tempat semula!
F. ANALISIS DATA, PEMBAHASAN, DAN TUGAS
TL-01: Susunlah dan padukan uraian teoritis dan jawaban-jawaban pertanyaan
di atas sedemikian sehingga diperoleh bagian dasar teori yang utuh
dalam pelaporan anda. Di bagian akhir prinsip percobaan hendaknya
dipaparkan metode analisis data yang digunakan untuk menentukan
besaran yang dikaji sesuai dengan tujuan percobaan! Selain itu, sangat
dianjurkan agar anda melengkapi uraian teori dan bahan
pustaka/literatur yang lain.
TL-02 : Pada bagian analisis data:
1. Sajikan data percobaan pertama (pada bidang datar) baik dengan tabel maupun
secara grafis berdasarkan persamaan di bawah ini:
y = A + Bx
dengan
1 1 2H 1
y= 2 ; A ; B k dan x = 1
m1 m2 gt m1 m2
Untuk mengingat kembali materi teori grafik, pelajari materi teori grafik saat anda
melakukan pembekalan awal.
3. Tentukan nilai koefisien gesekan kinetis dengan metode kuadrat terkecil,
kemudian sajikan hasil percobaan ini dan sertakan tingkat keseksamaannya!
TL-03: Bahaslah sejauh mana hasil percobaan ini bila dikaitkan dengan dasar
teorinya (hukum-hukum gaya gesekan), kemudian buatlah kesimpulan
serta saran terhadap pelaksanaan percobaan ini!
G. LEMBAR PENGAMATAN
PERCOBAAN GAYA GESEK
Anggota Kelompok:
1. Nama: ______________NIM: _______________Program: __________
2. Nama: ______________NIM: _______________Program: __________
3. Nama: ______________NIM: _______________Program: __________
4. Nama: ______________NIM: _______________Program: __________
Kelompok:_______________________________________________
Jurusan/Kls/Offering: __________________________________________
Hari/Tgl Percobaan: ___________________________________________
( __________________ )
Tim Praktikum Fisika Dasar 1 Jurusan Fisika FMIPA UM - 12
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
= + + =0
= + + =0 (2)
= + + =0
Persamaan (2) menyatakan bahwa jumlah komponen gaya sepanjang ketiga arah
sumbu yang saling tegak lurus adalah nol.
Syarat kesetimbangan yang kedua adalah percepatan sudut sama dengan nol
terhadap sembarang sumbu tetap. Percepatan sudut benda tegar berkaitan dengan
r r
torka seperti yang telah dinyatakan dalam hukum Newton, yaitu I . Oleh
karena itu persyaratan kedua untuk keadaan setimbang yaitu jumlah vektor semua
torka eksternal yang bekerja pada benda dalam keadaan setimbang harus sama
r
dengan nol. Syarat kedua ini dapat dinyatakan sebagai: 1 2 3 0
Seperti halnya gaya eksternal tadi, maka untuk torka eksternalnyapun mempunyai
tiga komponen arah sebagai berikut.
r
x 1x 2 x 3x 0
r
y 1 y 2 y 3 y 0
(3)
r
z 1z 2z 3z 0
Pusat gravitasinya ditunjukkan pada pusat penampang lintang kubus, yaitu titik C.
Pada kubus dikerjakan gaya agar kubus dapat berotasi mengelilingi sumbu pada
salah satu rusuknya tanpa tergelincir.Persamaan (3) menyatakan bahwa pada
keadaan setimbang, jumlah komponen torka yang bekerja pada benda sepanjang
tiga arah atau sumbu yang saling tegak lurus adalah nol.
D. Alat Dan Bahan
Dalam percobaan ini alat dan bahan yang digunakan adalah:
1. Kertas milimeter blok
2. Pipa berongga
3. Benang
4. Statip
5. Triplek
6. Beban
7. Busur
8. Neraca analitis
E. Pengukuran
G. Lembar Pengamatan
PERCOBAAN KESETIMBANGAN
Anggota Kelompok:
1. Nama: ______________NIM: _______________Program: __________
2. Nama: ______________NIM: _______________Program: __________
3. Nama: ______________NIM: _______________Program: __________
4. Nama: ______________NIM: _______________Program: __________
Kelompok:_______________________________________________
Jurusan/Kls/Offering:__________________________________________
Hari/Tgl Percobaan:___________________________________________
Malang, ..........................
Mengetahui,
Dosen Pembimbing,
( _________________ )
A. LATAR BELAKANG
Momentum linier suatu partikel didefinisikan sebagai perkalian antara
massa (m)-nya dan kecepatan (v)-nya. Nyatakan momentum linier dengan p, maka
dapat ditulis p = m v. Momentum linier merupakan besaran vektor dan memiliki
arah sama dengan arah kecepatannya. Selanjutnya akan digunakan kata
momentum untuk momentum linier
Momentum merupakan besaran dinamik yang lebih informatif
dibandingkan kecepatan. Contoh, truk bermuatan yang sedang bergerak akan lebih
sulit dihentikan atau dipercepat dibandingkan dengan truk kosong sekalipun
kecepatan keduanya sama, sebab momentum truk yang bermuatan lebih besar.
Andaikan partikel bermassa m mempunyai kecepatan v pada saat t dan
kecepaan v1 pada saat t1, perubahan kecepatan selama selang waktu t = t1- t
adalah v = v1- v, dan perubahan momentumnya adalah p = (mv) = mv karena
m konstan.
Jika ada dua partikel dengan massa ml dan m2 yang berinteraksi satu sama
lain sehingga memenuhi persamaan m1v = - m2v2 maka boleh dituliskan
p1 = -p2………………………………………………………………………………………………………….(1)
Hasil ini menunjukkan bahwa untuk dua partikel yang saling berinteraksi,
perubahan momentum partikel pertama dalam selang waktu tertentu adalah sama
dan berlawanan.
p1
1
p’1 p2
p’2
p’1
p2
Gambar 1. Vektor Posisi dari Momentum
yang hilang pada suatu partikel yang berinteraksi sama dengan momentum yang
didapat partikel lainnya.
Perubahan momentum partikel (1) dalam selang waktu t adalah
p1 = p1’- p1 dan perubahan momentum partikel (2) p2 = p’2 - p2. Karena itu
persamaan 1 dapat ditulis sebagai:
pl + p2 = p’l + p’2 m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2………………………………………….(2)
Suku disebelah kiri tanda sama dengan adalah momentum total sistem
dua partikel pada saat t, dan suku disebelah kanan adalah momentum total pada
saat t’. Jadi dapat disimpulkan bahwa berapapun t dan t’, momentum total selalu
sama.
B. TUJUAN
Secara umum tujuan atau kompetensi yang harus diperoleh mahasiswa
melalui eksperimen ini dapat dilihat pada Lampiran 10. Sedangkan secara khusus,
kompetensi yang harus diperoleh mahasiswa selama eksperimen adalah sebagai
berikut.
Tujuan percobaan ini agar mahasiswa mampu:
1. menerapkan teori ralat dengan benar,
2. menentukan momentum sistem sebelum tumbukan,
3. menentukan momentum sistem setelah tumbukan,
4. membuktikan Hukum Kekekalan Momentum,
5. menggunakan ticker timer dengan benar,
6. menggunakan neraca teknis dengan benar,
7. menggunakan set alat dengan benar.
C. PRINSIP PERCOBAAN
Momentum sistem sebelum tumbukan dapat ditentukan dengan cara
sebagai berikut. Menurut persamaan 2, momentum sistem sebelum tumbukan
po = m1v1 + m2v2karena benda 2 mula-mula diam (v2 = 0) maka p0 = m1v1. Saat
melakukan percobaan, peralatan disusun sedemikian rupa sehingga benda 1 saat
bergerak sebelum tumbukan dan setelah menumbuk benda 2 (setelah bertabrakan
S0
kedua benda menjadi satu) mengalami gerak lurus beraturan, sehingga v1 = .
t
Sekarang momentum sistem sebelum tumbukan dapat ditulis menjadi:
S0
p0 = m1 …………………………………………………………………………………………………..(3)
t
Catatan: Pengukuran S dan S0 dilakukan paling tidak 4 kali ditempat yang berbeda,
misalnya tempat pertama dari titik ke-1 sampai titik ke-11, tempat ke-
2 sampai titik ke-12, dan seterusnya.
Jika jarak dari masing-masing 4 tempat tersebut berbeda terlalu besar,
menunjukkan bahwa benda belum bergerak lurus beraturan. Atur
kembali tinggi/kemiringan papan sampai menemukan hasil yang
terbaik. Jika sudah diusahakan masih belum berhasil, reratakan jarak
dari keempat pengukuran tersebut.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Percobaan M o m e n t u m a w a l M o m e n t u m A k h i r
Sp Sp
p oESpo (kgms-1) R= x100% p Esp (kgms-1) R = x100%
p p
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
G. LEMBAR PENGAMATAN
Anggota Kelompok:
1. Nama: ______________NIM: _______________Program: __________
2. Nama: ______________NIM: _______________Program: __________
3. Nama: ______________NIM: _______________Program: __________
4. Nama: ______________NIM: _______________Program: __________
Kelompok:_______________________________________________
Jurusan/Kls/Offering:__________________________________________
Hari/Tgl Percobaan:___________________________________________
B e n d a 1 B e n d a 2 J a r a k
Percobaan t(s)
m 1 (kg) N s t m 1 (kg) n s t S 0 ( m) nst S ( m ) nst
1.
2.
Keterangan:
S0 = jarak 10 ketukan setelah tumbukan
S = jarak 10 ketukan sebelum tumbukan
Malang, ..........................
Mengetahui,
Pembimbing,
( _________________ )
MODUL 5
GERAK HARMONIS SEDERHANA
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan:
1. mahasiswa memperoleh kemantapan pemahaman pengetahuan tentang hukum
elastisitas Hooke pada pegas spiral.
2. mahasiswa memperoleh kemantapan pemahaman tentang gerak harmonis
sederhana pada translasi pegas spiral.
3. mahasiswa memperoleh pengalaman dalam menentukan nilai konstanta pegas
k yang digunakan pada percobaan pegas spiral.
4. mahasiswa memperoleh pemahaman tentang gerak bandul sederhana sebagai
ilustrasi gerak harmonis sederhana.
5. mahasiswa memperoleh pengalaman dan menentukan nilai pertepatan
gravitasi bumi lokal g dengan percobaan bandul sederhana.
6. mahasiswa trampil menggunakan set yang digunakan pada percobaan.
7. mahasiswa mampu menggunakan metode grafik untuk menentukan hasil ukur
k dan g.
C. Dasar Teori
1. Pegas
Sebuah benda bermassa m yang diikatkan pada pegas ideal dengan
konstanta gaya k dan bergerak pada satu garis lurus pada permukaan horisontal
tanpa gesekan adalah contoh gerak hamonis sederhana. Ketika pegas diregangkan
dari keadaan idealnya dengan menberikan gaya pada pegas, maka pegas
mengalami perpanjangan yang besarnya sebanding dengan gaya yang diterima
pegas dengan syarat elastisitas ambang pegas tidak terlampaui (tidak terjadi
deformasi permanen). Kalimat tersebut merupakan pernyataan Hukum Hooke.
a. m
x
F m P
b.
k
dengan =
m
Arti fisis dapat kita kaji sebagai berikut.
x = A cos((t + T) + o)
dengan T adalah periode osilasi yang besarnya adalah T = 2/, sehingga dalam
satu periode diperoleh hubungan:
x = A cos (t + 2 + o)
x = A cos(t + o)
Tampak bahwa fungsi tersebut berulang kembali setelah waktu 2/ merupakan
waktu satu periode T.
k
Karena = , maka diperoleh bahwa :
m
m
T = 2 (2)
k
dengan m adalah massa benda yang berosilasi.
Dalam percobaan ini digunakan set percobaan Jolly Balance (Gambar 3)
yang terdiri atas pegas spiral yang dipasang vertikal dan dihadapkan pada skala
milimeter. Gerak naik turun beban dapat ditera lebih cermat melalui cermin kaca
yang dilengkapi dengan milimeter sehingga sangat tepat untuk penentuan posisi
stimbang dan perpanjangan pegas yang terjadi.
Jika posisi pegas vertikal (menggantung) dengan beban mb maka masa
efektif yang mempengaruhi pegas adalah jumlah massa beban mb, masa wadah
atau pengait beban mw dan massa pegas mp, sehingga secara empiris massa efektif
yang ditanggung pegas adalah:
m = mb + mp (3)
Mist
mg
mgcossin mgsin y
mgcoscos
mgcos
x
mg
mgcos
Gambar 3 Bandul Sederhana yang Bergerak di Bidang Bersudut
Terhadap Vertikal
m m
T = 2 = 2
k mg / l
Sehingga:
l
T=2 (6)
g
Perhatikan bahwa periode bandul sedethana tidak tergantung pada massa
beban yang digantungkan.
Pada percobaan ini dipergunakan meja udara yang dapat diatur
kemiringannya terhadap bidang horizontal dan dilengkapi dengan pori-pori yang
mampu menyemburkan udara.. Bandul yang bergerak di atas meja udara, berayun
pada bidang membentuk sudut terhadap vertikal tanpa dipengaruhi gesekan
permukaan meja.
Gaya-gaya yang mempengaruhi bandul jika berayun pada bidang datar
yang bersudut terhadap arah vertikal sesuai dengan Gambar 3. Pada keadaan
setimbang di bidang meja, bandul dipengaruhi gaya gravitasi sebesar mg searah
vertikal (sumbu z), yang dapat diuraikan menjadi komponen radial sebagai mg cos
(berlawanan arah dengan tegangan tali) dan komponen tangensial sebesar mg
sin menuju posisi vertikal. Gaya yang menuju vertikal ditiadakan oleh dorongan
angin yang menyembur melalui pori-pori meja. Pada saat bandul menyimpang
sebesar terhadap posisi setimbang di atas meja udara, gaya mg cos dapat
diuraikan dalam komponen-komponen gaya mg cos cos dan mg cos sin .
Kita mengenali komponen gaya mg cos sin sebagai gaya pemulih yang
mengantar bandul bergerak berayun pada bidang meja. Dengan demikian maka
diperoleh hubungan sebagai berikut.
F = - mg cos sin
y
Jika harga sangatlah kecil maka dengan sin , sehingga:
l
y
F = - mg cos ( )
l
cos adalah harga konstan, sehingga persamaan di atas solusinya analog dengan
persamaan 5 dan 6 sehingga periode ayunan dapat dinyatakan sebagai berikut.
l
T = 2
g cos
D. Daftar Pustaka
- Alonso, M. Finn, EJ. 1992. Dasar-Dasar Fisika Universitas Jilid 1.
Mekanika dan Termodinamika. Jakarta: Penerbit Erlangga
- Halliday, Resnick. 1992. Fisika Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
- White, Manning. 1954. Experimental College Physics. McGraw-Hill Book
Company.
- Yoedono. 1991. Pedoman Praktikum Fisika Universitas. Bandung: Armico.
F. Prosedur Percobaan
1. Pegas
1. Atur posisi alat sehingga skala dan pegas benar-benar vertikal, anda dapat
menggunakan bantuan Water Pass untuk menentukan ketinggian kaki secara
tepat. Gantungkan wadah beban. Massa wadah catat sebagai mw. Amati dan
catat penunjukan ujung pegas sebagai posisi 0 (nol), catat sebagai y0!
2. Tambahkan beban bermasa 10 gram pada wadah. (Ukur dan catat sebagai mb!)
sehingga pegas tertarik ke bawah, catat posisi ujung pegas setelah mengalami
perpanjangan sebagai yeks. Tambahkan wadah secara seri, masukkan beban
satu uang logam, setiap penambahan beban hendaknya sama. Buat tabel antara
penambahan beban dengan perpanjangan pegas!
3. Dalam keadaan berbeban 10 gram pada wadah, tarik beban vertikal ke bawah
sepanjang jarak tertentu. Hendaknya anda melakukan dengan hati-hati
sehingga posisi gerak pegas berada dalam satu garis lurus dan hindari
terjadinya puntiran. Dengan stop watch amati waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan 25 kali getaran penuh, catat sebagai ttotal. Sebaiknya hitungan
dilakukan oleh seluruh praktikan secara mandiri. Mulailah hitungan dari 0
(nol) yaitu tepat ketika beban dilepas. Periode adalah waktu total yang
diperlukan untuk melakukan sejumlah (25) getaran dibagi jumlah getaran pada
interval waktu tersebut. Lakukan kegiatan ini sedikitnya 5 kali dengan
melakukan variasi massa pegas!
4. Lepaskan wadah beban dari pegas. Timbanglah masa pegas sebagai mp!
Perhatian!
Pada penarikan pegas berbeban tidak boleh terlalu panjang untuk
menghindari deformasi permanenn elastisitas pegas.
2. Bandul Sederhana
1. Meja udara telah disusun oleh petugas laboratorium dengan posisi ini ring
beberapa derajat terhadap bidang horisontal!
2. Ambil tali terpanjang gantungkan satu ujungnya pada penggantung tali yang
tersedia di permukaan alas meja udara. Pada ujung yang lain gantungkan
piringan apung (Floating Plate)!
3. Setelah semua siap termasuk pencacahan waktu dengan Stop Watch, nyalakan
derajat pilih Switch Low (hembusan angin rendah)!
4. Simpangkan bandul dengan sudut kecil dan lepaskan. Catat waktu yang
diperlukan untuk melakukan 25 ayunan penuh dengan hitungan (0) nol pada
saat bandul tepat dilepaskan!
5. Lakukan poin 2,3,4 dengan 5 variasi panjang tali!
6. Hitung sudut kemiringan meja, dan catat sebagai !
Perhatian!
1. DasarTeori
Anda diperkenankan membuat ringkasan dasar teori yang tersedia dalam
petunjuk praktikum sebagai dasar teori pada laporan anda!
2. Tujuan
3. Analisis Data
Pegas
1. Ukur perpanjangan pegas y hasil percobaan yang merupakan hasil
pengurangan antara titik nol dengan titik perpanjangan. Tabelkan hasil
perhitungan ini berdasarkan variasi massa beban. Buat grafik antara
perpanjangan y (absis) dengan massa efektif beban m (ordinat). Tentukan
slope grafik. Dari harga slope dan harga percepatan gravitasi bumi
hitung konstanta gaya pegas!
2. Dari data prosedur percobaan tahap 3 hitung dan tabelkan periode dan
periode kuadrat. Buat grafik yang menyatakan hubungan diantara
periode kuadrat dan variasi massa beban efektif. Interpretasikan grafik
tersebut, bentuk slope dan perpotongan dengan garis koordinatnya! Cari
slope grafik, dan dengan harga ini hitung konstanta gaya pegas k.
Bandingkan harga ini dengan harga yang anda peroleh pada analisis data
1! Dari perpotongan dengan garis koordinat hitung nilai f yaitu fraksi
massa pegas efektif.
Bandul Sederhana
1. Hitung periode dengan kuadrat periode dari berbagai variasi panjang
pendulum. Catat dalam bentuk tabel!
2. Buat grafik hubungan antara:
a. Periode dengan panjang bandul,
b. Periode kuadrat dengan panjang bandul,
3. Hitung slope grafik hubungan antara periode kuadrat dengan panjang bandul.
Dari hasil perhitungan slope ini hitung percepatan gravitasi di lokasi
percobaan!
4. Pembahasan
Buatlah pembahasan yang utuh dengan kisi-kisi sebagai berikut:
Pegas
1. Uraikan hasil diskusi tim anda tentang bentuk grafik antara perpanjangan
pegas dengan penambahan beban hasil percobaan. Hubungkan dengan
Hukum Hooke!
2. Bandingkan nilai konstanta pegas k hasil perhitungan slope kurva m = f(y)
(kurva pertama). Uraikan hasil diskusi tim anda tentang bentuk grafik
antara perpanjangan pegas dengan slope T2 = f(m) dari kurva kedua.
3. Bandingkan nilai hasil percobaan dengan nilai f secara teoritis yang
besarnya 1/3. Berilah penjelasan!
Bandul Sederhana
1. Diskusikan kebenaran bentuk kedua grafik T = f(t) dan T2=f(l) hasil percobaan
l
dengan grafik persamaan T = 2 .
g cos
2. Bandingkan nilai percepatan gravitasi buini hasil percobaan dengan nilai rata-
rata percepatan gravitasi bumi. Berikan penjelasan hasil perbandingan ini!
Anda dipersilakan memberikan bahasan tambahan. Dan anda akan
memperoleh penghargaan!
5. Kesimpulan
Buatlah kesimpulan hasil percobaan yang mengacu pada tujuan yang
diharapkan. Bila perlu berikan saran!
6. Tugas
1. Jika pencatatan satu getaran dilakukan dengan (1) setiap kali ujung pegas
berada di posisi setimbang (posisi nol) dan (2) setiap kali ujung pegas berada
pada posisi terendah (Ekstrim), diantara kedua cara ini menurut pendapat anda
mana yang lebih tepat hasil perhitungannya? Terangkan!
2. Pada persamaan 6 apakah dimensi ruas kiri sama dengan dimensi ruas kanan?
3. Bandul A mempunyai panjang tali lA dan massa bandul mA, bandul B
mempunyai panjang tali lB dan massa bandul mB. lA = lB dan massa mA= mB,
maka berapakah TA : TB?
4. Bandingkan gerak dari 2 bandul sederhana, keduanya memiliki panjang tali
dan diameter beban yang sama, salah satu diantaranya berbahan beban kayu
dan yang lain baja. Bagaimana gerak masing-masing bandul menurut pendapat
anda?
LEMBAR PENGAMATAN
PERCOBAAN GERAK HARMONIS SEDERHANA
Anggota Kelompok:
1. Nama: ______________NIM: ______Program: ___________
2. Nama: ______________NIM: ______Program: ___________
3. Nama: ______________NIM: ______Program: ___________
4. Nama: ______________NIM: ______Program: ___________
Kelompok :________________
Jurusan/Kls/Offering :________________
Hari/Tgl Percobaan :________________
A. PEGAS
mp: ..................... gram
Hubungan antara Massa Bandul dan Perpanjangan Pegas
No mb (gram) mw (gram) m(gram) Yo Yeks y
1.
2.
3.
4.
5.
6.
( _________________ )
INDEKS
Sebagai ilmu pengetahuan empiris, fisika, sebagai salah satu cabang sains,
memformulasikan fenomena alam dari data partikular hasil pengamatan unutk
diekstraksi menjadi kesimpulan teori umum dengan bersandar pada proses
sistematis logis. Pengamatan adalah langkah awal untuk mensistesa kebenaran
alam di dalam ilmu fisika, yang kemudian diikuti pemikiran, sesuai gambar 1
berikut.
semua proses ini tampak bahwa baik aktivitas berpikir maupun pengumpulan fakta
harus dilaksanakan kedua-duanya.
• mendapatkan rasa fisika (misal apa arti 1 W, arti 1 Volt, masa jenis dan
lain-lain)
B. Analisis Ketidakpastian
hati. Seluruh struktur dan aplikasi dalam sains bergantung pada pengukuran,
dengan demikian kemampuan melakukan evaluasi tehradap ketidakpastian serta
upaya untuk meminimalisir ketidakpastian menjadi hal yang sangat penting.
Buku kecil ini hadir untuk membantu mahasiswa tahun awal yang akan
melaksanakan eksperimen atau kerja laboratorium fisika, untuk melakukan
pelaporan hasil eksperimen secara benar menurut kaidah ilmiah yang berlaku.
Tentunya, kepraktisan dan Kesederhanaan formulasi menjadi harapan utama
tersajinya buku analisis ketidakpastian ini, sedemikian hingga mahasiswa tahun
pertama bisa memanfaatkannya dengan mudah sebagi pendamping pelaksaan
kerja laboratorium atau praktikum atau eksperimen dalam fisika.
C. Ketidakpastian Pengukuran
Pernyataan yang lengkap dari hasil pengukuran harus dapat menunjukkan estimasi
tingkat kepercayaan. Pelaporan sejati atas hasil eksperimen yang dilengkapi
dengan faktor ketidakpastiannya mengijinkan orang lain (bukan pelaksana
eksperimen tersebut) dapat memberikan pertimbangan dan penilaian akan kualitas
eksperimen dan hasil eksperimen tersebut apakah memiliki makna untuk
dibandingkan dengan nilai prediksi teoritik yang terkait. Tanpa estimasi
ketidakpastian, tidak mungkin dapat dijawab pertanyaan mendasar ilmu
pengetahuan berikut, “Apakah hasil eksperimen saya mampu memberikan
verifikasi atau konfirmasi atas prediksi teoritik atau hasil eksperimen terkait
sebelumnya?” Ini adalah pertanyaan fundamental untuk memutuskan suatu
hipotesis ilmiah diterima ataukah ditolak.
Akurasi adalah nilai hasil pengukuran yang paling dekat dengan nilai yang benar.
Ukuran kesalahan/ketidakpastian menyatakan jumlah ketak-akuratan.
Terkait dengan kasus cincin emas, tidak ada acuan nilai yang bisa jadi
pembanding, kedua hasil pengukuran memiliki presisi yang sama, sehingga kita
tak punya alasan unruk lebih percaya satu diantaranya. Satu-satunya cara untuk
mengevaluasi tingkat akurasi hasil pengukuran ini dapat dilakukan dengan
membandingkannya dengan acuan standar. Hal ini dilakukan dengan melakukan
kalibrasi kesetimbangan neraca dengan standar massa dasar yang tersedia di the
National Institute of Standart and Technology (NIST). Kalibrasi kesetimbangan
neraca akan mengeliminasi ketidaksesuaian antara hasil pembacaan skala dengan
pernyataan yang lebih akurat dari pengukuran massa.
(1)
g,
Catatan : Semakin besar ketidakpastian relatif maka semakin kecil tingkat presisi
hasil pengukuran.
(2)
Catatan: tanda minus mengindikasikan bahwa nilai pengukuran lebih kecil dari
nilai harap.Semakin besar nilai mutlak kesalahan relatif maka semakin kecil
tingkat akurasi hasil pengukuran.
Kesalahan Sistematis
• Kesalahan kalibrasi. Cara pemberian nilai skala pada saat pembuatan alat
tidak tepat. Kesalahan ini dapat diketahui dengan membandingkan alat tersebut
dengan alat baku. Alat baku telah dikondisikan sedemikian rupa sehingga,
meskipun buatan manusia, dianggap sempurna.
• Kesalahan titik nol. Titik nol skala tidak berimpit denga titik nol jarum
penunjuk.
• Kelelahan komponen alat. Misalkan pada pegas: pegas yang telah dipakai
beberapa lama dapat mengalami deformasi kekakuan pegas sehingga
mempengaruhi gerak jarum penunjuk.
Jika kesalahan ini terjadi maka perlu dilakukan kalibrasi ulang untuk
menera alat ukur agar kembali pada nilai standarnya, melakukan koreksi atau
menentukan faktor koreksi untuk mengurangi bias pengukuran. Kesalahan
sistematis tidak dapat dikurangi dengan melakukan pengulangan observasi.
Andai ketidak pastian bersistem dapat diatasi dengan membuat alat ukur
yang sangat sempurna dan dioperasikan oleh pengamat yang terampil, pengukuran
akan tetap tidak menghasilkan nilai yang sama. Penyebab ketidakpastian yang lain
selain ketidakpastian bersistem adalah ketidakpatian acak.
• Gerak Brown molekul udara. Penunjukan jarum alat yang sangat halus
(seperti mikrogalvanometer) dapat terganggu oleh gerakan molekul udara.
• Noise. Terjadi karena adanya fluktuasi yang cepat pada tegangan yang
disebabkan oleh komponen alat yang peka temperatur.
Pada dasarnya ketakpastian acak disebabkan adanya suatu gejala yang tak
mungkin dihindari atau dikendalikan sepenuhnya karena gejala tersebut
merupakan perbuatan yang sangat cepat sehingga pengendaliannya diluar
kemampuan manusia.
Selain kesalahan di atas, terdapat kesalahan personal yang hadir karena tidak hati-
hati, miskin (ketidak-tahuan) teknik pengukuran atau bias yang dilakukan oleh
pelaksana eksperimen.
(satuan)
(3)
Beberapa alat ukur memiliki skala yang sangat halus, alat seperti ini
ketidakpastiannya sejumlah nilai skala terkecilnya, bukan lagi setengah skala
terkecil.
Contoh : Mengukur panjang pensil dengan penggaris seperti pada gambar (1)
dengan sekali pengukuran.
Skala terkecil penggaris adalah 1 mm, hasil pengukurannya adalah 36 mm, maka
pelaporan hasil pengukuran harus disertai kisaran
sebagai berikut
mm.
Ketakpastian hasil pengukuran ini akan menurun bila alat ukur yang digunakan
adalah jangka sorong.
Tugas : Ukurlah diameter ballpoint yang anda gunakan dengan jangka sorong, lalu
laporkan hasil pengukurannya dengan lengkap.
(4)
Contoh: untuk kasus pengukuran periode bandul diperoleh nilai terbaik periode
(5)
Pengukuran ke i xi xi x
(cm) (cm)
1. 31,33 31,33-31,19=0,14
2. 31,15 -0,04
3. 31,26 0.07
4. 31,02 -0.17
5. 31,20 0,01
Ketidakpastian relatif
(6)
jika semua variabel bebasnya diukur hanya sekali, maka ketakpastian variabel
terikatnya dinyatakan dengan persamaan:
2 2 2
Z 2 Z 2 Z 2
z x1 x2 x3 (7)
x1 3 x2 3 x3 3
Contoh : Chandra mengukur massa jenis suatu benda dengan mengukur langsung
volume dan massanya. Volume diukur satu kali menggunakan gelas ukur dengan
nst = 1 cm3 ; massa diukur satu kali menggunakan neraca teknis dengan nst = 1
Massa jenis merupakan kuantitas hasil eksperimen yang dapat ditentukan dari
hasil pengukuran langsung volume, V dan massa m, dengan demikian untuk
melaporkan hasil pebgukuran massa jenis, kita perlu menghitung masing-masing
pengukuran langsungnya terlebih dahulu.
Volume, V = V V ; karena diukur hanya satu kali, maka V = 0,5 nst = 0,5
cm3, sehingga diperoleh
m
•Kuantitas hasil eksperimen (pengukuran tak langsung) Massa jenis ,
v
Estimasi nilai terbaik hasil eksperimen dapat dihitung langsung dari rumus
m 12gram
= . 0, 75 g/cm3
V 15 cm3
Catatan: dibaca: dho adalah lambang dari turunan parsial, selain variabel yang
dicari turunannya akan dianggap konstanta sesuai cara berikut.
m 1
(i) m mV 2 ingat bahwa V = 0,5 nst
V V V V V
m 1 m 1
(ii) ; ingat bahwa m = 0,5 nst
m m V V m V
sehingga diperoleh
2 2
2 2
(mV ) 0,5 (V 1 ) 0,5 0, 0284 g / cm 3
1
3 3
Ketakpastian relatif:
S 0, 03
R = 0, 04 4%
0, 75
2 2 2
Z Z Z
SZ S x1 .S x 2 .S x 3 (8)
x1 x 2 x3
Contoh: Dody menentukan volume kawat berbentuk silinder (mengukur secara tak
langsung). Mula-mula ia mengukur panjangnya empat kali di beberapa tempat
yang berbeda menggunakan jangka sorong dengan hasil: (16,1; 16,2; 16,0; 16,1)
cm. Kemudian ia ukur juga diameter kawat menggunakan mikro-meter sebanyak
lima kali di beberapa tempat dan diperoleh.
10,10 16,1
10,05 16,2
10,10 16,0
10,06 16,1
10,04
. p
p i
64,40
16,10cm
n 4
Sd
( p p)i
2
0, 04 cm
n(n 1)
p = (16,10 0,04) cm
2 2
Z Z 2
SZ Sx y
x y 3
Catatan : nilai 2/3 pada pengukuran tunggal merupakan tera tingkat ketangguhan
kebenaran pengukuran berulang.
I. Teori Grafik
Untuk memenuhi tujuan pertama, dapat dilakukan dengan cara membuat plot atas
semua titik data hasil eksperimen yang ada. Selanjutnya titik tersebut dihubungkan
secara halus sehingga membentuk kurva. Apapun bentuk kurva yang dihasilkan
akan digunakan untuk melakukan interpretasi atas hubungan yang mungkin
diantara kedua variabel. Untuk tujuan kedua dan ketiga, dapat dibuat persamaan
garis lurus dari hukum fisika yang ditinjau.
Misalkan hukum atau formulasi fisika telah dibuat linier hingga membentuk
persamaan linier
y=a+bx
dan pengukuran telah dilakukan untuk selang tertentu hingga menghasilkan titik
xi xi S xi dan yi yi S yi maka terdapat dua cara untuk memperoleh
garis terbaik, yakni
• menarik garis lurus yang diperoleh dengan metode kuadrat terkecil untuk garis
lurus. Dengan metode ini garis lurus tidak ditarik secara langsung dari titik data hasil
eksperimen, melainkan ditentukan dari pengolahan data.
n x y x2 xy
Nilai rerata dari tetapan-tetapan grafik ( a dan b ) serta ralatnya (Sb dan Sa)
dihitung berdasarkan metoda azas kuadrat terkecil, sebagai berikut.
a
y x x x y
i i
2
i i i
(9)
n x x 2 2
i i
n xi yi xi yi
b (10)
n xi2 xi
2
Sa S y
x 2
i
(11)
n x x
2 2
i i
dan
n
Sb S y (12)
n xi2 xi
2
1 xi2 yi 2 xi xi yi yi n xi yi
2 2
Sy yi
2
n2 i i
2
n x 2
x
Dari data nilai a dan b ini kita dapat menggambar garis linear terbaik hasil
eksperimen dan menentukan kuantitas hasil pengukuran yang diharapkan dengan
estimasi kesalahan yang dapat dijabarkan dari S a dan Sb .
J. Daftar Pustaka
Bevington, Phyllip and Robinson, D. Data Reduction and Error Analysis for the
physical Sciences, 2nd ed. Mc Graw Hill; New York, 1991
Taylor, John. An Introduction to Error Analysis, 2nd ed. University Science Book;
Sausalito, 1997.
Team fisika dasar UM. Persiapan Dan Pembekalan Teori Ralat Dalam
Menghadapi Kegiatan Laboratorium. 2008
K. Ucapan Terimakasih
Tentunya buku, yang disusun dalam waktu singkat , ini masih jauh dari
harapan sebagai pedoman bagi mahasiswa fisika UM baik yang akan melakukan
eksperimen dasar apalagi yang hendak melakukan eksperimen lanjut hingga
latihan penelitian, namun sebuah langkah awal harus dilakukan untuk membuka
jalan hari depan.
Mohon maaf dengan segala kekurangan, kritik dan saran menjadi harapan
penulis sebagai pijakan bebenah.
dengan
Eksperimen Fisika