DAR2/Profesional/184/1/2022
MODUL 1: KINEMATIKA
Kami ucapkan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Kasih,
yang telah memberkati kita semua sehingga Modul Fisika ini dapat diselesaikan
dengan baik dan dapat digunakan oleh peserta PPG untuk mendalami bidang fisika.
Secara keseluruhan Modul Fisika ini terdiri dari 6 Modul yaitu: (1)
Kinematika, (2) Dinamika, (3) Fluida dan Termodinamika, (4) Gelombang dan
Optik, (5) Listrik dan Magnet, serta (6) Fisika Modern. Modul yang sekarang ini
kita pegang adalah Modul Ke 1 tentang Kinematika. Modul ini terdiri dari 4 KB
yaitu: 1) Besaran, Satuan, Pengukuran dan Vektor, 2) Gerak Lurus, 3) Gerak
Parabola, dan 4) Gerak Melingkar.
Modul ini diperuntukkan bagi para peserta PPG yang mempelajari bidang
fisika untuk mendapatkan sertifikasi sebagai guru fisika di SMA/SMK. Harapan
kami bahwa para peserta PPG dapat sungguh menguasai materi modul ini sehingga
nantinya dapat membantu siswa-siswi SMA/SMK menguasai bahan fisika yang
dipelajari dengan benar. Dengan bantuan yang tepat itu diharapkan nantinya akan
banyak siswa yang tertarik dan senang untuk menekuni bidang fisika lebih lanjut.
Semoga modul ini dapat membantu kemajuan guru fisika di Indonesia dan
akhirnya juga ikut membantu perkembangan pendidikan di Indonesia terutama
dalam bidang fisika.
Akhirnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu terselesainya penyusunan modul dan pirantinya ini. Kepada
para penyusun modul, para pengembang media, dan staf yang ikut bekerja keras
kami haturkan terima kasih. Kepada Prodi Pendidikan Fisika, FKIP, USD kami
ucapan terima kasih karena telah memberikan kesempatan dan waktu untuk
mengerjakan modul ini. Khususnya kepada Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan yang telah mensponsori dan mempercayai kami untuk menyusun
modul ini, kami ucapkan banyak terima kasih. Semoga berkat dan karunia Allah
menyertai Anda semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Pendahuluan ...................................................................................... 7
B. Inti ..................................................................................................... 8
C. Penutup............................................................................................ 33
1. Rangkuman .................................................................................. 33
2. Tes Formatif ................................................................................ 35
4
DAFTAR GAMBAR
5
DAR2/Profesional/184/1/2022
GERAK LURUS
6
A. Pendahuluan
Para guru peserta PPG dalam jabatan, selamat berjumpa dan selamat
datang untuk mendalami materi Gerak Lurus! Semoga Bapak dan Ibu guru tetap
sehat dan semangat sehingga dapat menguasai materi ini dengan baik agar dapat
membantu para murid mendalami materi fisika secara mendalam.
Di dalam Modul ini Saudara diajak untuk mempelajari gerak lurus. Gerak
Lurus merupakan topik di dalam fisika yang telah menjadi kajian para ilmuwan
sejak ratusan tahun sebelum masehi. Kajian tentang Gerak Lurus, selain
membantu kita memahami fenomena yang menjadi bagian dalam kehidupan kita
sehari-hari, juga membantu kita mengembangkan kemampuan-kemampuan dasar
untuk mempelajari bidang-bidang lain di dalam fisika. Pembahasan tentang
Gerak Lurus diawali dengan pembahasan mengenai konsep-konsep dasar yang
terdiri dari: posisi, gerak, jarak dan perpindahan. Pembahasan tentang Gerak
Lurus dilanjutkan dengan analisis gerak benda yang tidak mengalami percepatan
yang dikenal dengan Gerak Lurus Beraturan (GLB) kemudian gerak benda yang
mengalami percepatan tetap yang dikenal sebagai Gerak Lurus Berubah
Beraturan (GLBB). Termasuk ke dalam pembahasan tentang Gerak Lurus adalah
analisis grafik berbagai keadaan gerak.
Selain berisi teks yang dicetak, modul pembelajaran Gerak Lurus juga
disertai media pembelajaran. Apabila Saudara mempelajari modul ini melalui
media cetak dan tidak tersambung dengan jaringan atau di luar jaringan (luring),
silahkan mengunduh media-media yang disebutkan di dalam modul ini, namun
apabila Saudara mempelajari modul ini dalam jaringan (daring), maka untuk
menonton media tersebut Saudara cukup mengklik tautan yang ditunjuk.
Fisika adalah ilmu yang mempelajari fenomena alam, oleh karena itu,
ketika mempelajari fisika jangan terfokus pada persamaan atau rumus-rumus
serta penerapannya, akan tetapi Saudara perlu mempelajari konsep-konsep yang
dipelajari secara lengkap dan mendalam. Belajar fisika tidak terarah pada
penguasaan fakta-fakta tetapi juga melatih kemampuan siswa berpikir, seperti
dinyatakan oleh Einstein: “Education is not learning the facts, but training the
mind to think”.
7
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran
Menganalisis materi kinematika dan penerapannya untuk
menyelesaikan permasalahan fisika dalam kehidupan sehari-hari. Setelah
mempelajari modul ini diharapkan dapat memenuhi Sub Capaian
Pembelajaran berikut ini:
1. Menganalisis gerak lurus dengan menggunakan konsep-konsep fisika
yang meliputi posisi, jarak, perpindahan, kecepatan, kelajuan dan
percepatan untuk menjelaskan benda yang bergerak lurus dan untuk
menyelesaikan persoalan tentang Gerak Lurus Beraturan.
2. Menganalisis gerak lurus dengan menggunakan konsep-konsep fisika
yang meliputi posisi, jarak, perpindahan, kecepatan, kelajuan dan
percepatan untuk menjelaskan benda yang bergerak lurus dan untuk
menyelesaikan persoalan tentang Gerak Lurus Berubah Beraturan.
3. Menganalisis gerak lurus dengan menggunakan konsep-konsep fisika
yang meliputi posisi, jarak, perpindahan, kecepatan, kelajuan dan
percepatan untuk menjelaskan benda yang bergerak lurus dan untuk
menyelesaikan persoalan tentang Gerak Vertikal
2. Pokok-Pokok Materi
a. Posisi, jarak, perpindahan.
b. Persamaan posisi, persamaan kecepatan dan analisis grafik pada Gerak
Lurus Beraturan.
c. Persamaan posisi, persamaan kecepatan dan analisis grafik pada Gerak
Lurus Berubah Beraturan.
d. Gerak Vertikal
8
3. Uraian Materi
3.1. Gerak Lurus
Gerak merupakan fenomena keseharian yang kita alami dan kita lihat dalam
kehidupan sehari-hari. Coba bapak/ibu guru ingat-ingat, dalam satu hari ini bapak
/guru sudah melakukan gerak apa saja?
9
sedang tertidur, maka dikatakan bahwa orang tersebut tidak bergerak, ia tetap
berada di kursinya di dalam kereta yang sedang membawanya ke Surabaya. Akan
tetapi apabila acuan kita adalah stasiun kereta api Gambir di Jakarta, maka orang
tersebut dikatakan bergerak karena posisinya makin lama makin jauh dari stasiun
kereta api Gambir dan semakin dekat dengan stasiun Surabaya. Jadi jelaslah bahwa
penilaian suatu benda bergerak atau tidak bergerak tergantung pada acuan yang
dipakai. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa suatu benda dikatakan
bergerak apabila dalam suatu kurun waktu tertentu posisinya berubah
terhadap titik acuan tertentu. Silahkan Saudara mencari contoh-contoh lain
untuk menunjukkan bahwa pernyataan tentang gerak benda harus selalu melibatkan
suatu titik acuan.
A B
10
Pada gambar 2.2 posisi A adalah 𝑥 = -2 m dan posisi B adalah 𝑥 = 3 𝑚
𝑦 (𝑚)
Gambar 2.3 Posisi P dan Q dalam
4P
koordinat sumbu vertikal.
3
2 Pada Gambar 2. 3. Posisi P adalah
1
𝑦 = -2 m, dan posisi Q adalah 𝑦 = -4 m
0
Tanda positif atau negatif pada
-
- posisi menyatakan kedudukan benda di
1
−3 sebelah kiri/kanan acuan (Pada sumbu
- Q horisontal) atau di atas/bawah acuan
(Pada sumbu vertikal)
11
Contoh 3: Sebuah obyek bergerak sepanjang lintasan
lengkung berbentuk setengah lingkaran
dengan jari-jari 5 m dari A ke B. Jarak yang
A B
ditempuh olah obyek tersebut adalah
5m
setengah dari keliling lingkaran dengan jari-
jari 5 m.
Perpindahan (Displacement) merupakan besaran vektor yang menyatakan
perbedaan antara posisi awal dengan posisi akhir suatu benda yang bergerak.
Karena merupakan besaran vektor, maka informasi tentang perpindahan suatu
benda harus mengandung dua unsur yaitu panjang dan arah.
Contoh 1: Pada gambar 2.2 apabila A dan B bertukar posisi, untuk bertukar posisi
tersebut masing-masing menjalani perpindahan yang berbeda. Orang A
berpindah sejauh 5 m, diperoleh dari 3m - (-2m) = 5m. Sedangkan orang
B berpindah sejauh -2m – 3 m = -5 m. Tanda positif (+) pada
perpindahan A menunjukkan bahwa A berpindah ke kanan dann tanda
negatif (-) pada perindahan B menunjukkan bahwa B berpindah ke kiri.
12
Contoh 4: Seorang pemain sepakbola, dalam waktu 10 sekon melakukan
pergerakan di lapangan sepakbola dari A ke B kemudian ke C seperti
ditunjukkan gambar 2.4. berikut:
13
makna sama, akan tetapi sebetulnya dua konsep itu memiliki definisi dan makna
yang berbeda.
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢
∆𝒙⃗ (2.1)
⃗ =
𝒗
𝒕
14
Gambar 2.5 Posisi sepeda motor
Kecepatan rata-rata pengendara sepeda motor pada Gambar 2.5 adalah:
∆𝑥 (100 − 25)𝑚 75 𝑚
𝑣= = = = 25 𝑚/𝑠
∆𝑡 3𝑠 3𝑠
Apabila orang itu kembali dari B ke A dalam waktu 5 sekon, maka keceparan
rata-rata orang tersebut ketika kembali adalah:
15
Kelajuan rata-rata suatu benda yang bergerak difenisikan sebagai
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘
𝐾𝑒𝑙𝑎𝑗𝑢𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
Pada kendaraan bermotor terdapat suatu alat bernama speedometer, alat
tersebut berfungsi untuk mengukur kelajuan sesaat kendaraan yang sedang
bergerak. Alat tersebut mengukur nilai kecepatan, yang menyatakan seberapa cepat
kendaraan bergerak, tetapi tidak menyatakan arah dari gerak kendaraan.
Kecepatan sesaat adalah kecepatan suatu benda pada suatu waktu tertentu
(vt), indeks t pada v menyatakan waktu ketika kecepatan itu terjadi.
Kecepatan sesaat didefinisikan sebagai:
∆𝑥 (2.2)
𝑣𝑡 = lim
⃗⃗⃗
∆𝑡→0 ∆𝑡
16
∆𝑥
𝑣=
𝑡
atau ∆𝑥 = 𝑣 𝑡
∆𝑥 adalah perpindahan yang dilakukan oleh benda, apabila posisi awal benda
adalah 𝑥0 maka posisi 𝑥 setelah mengalami perpindahan adalah:
𝑥 = ⃗⃗⃗⃗
𝑥𝑜 + ∆𝑥 = ⃗⃗⃗⃗
𝑥0 + 𝑣 𝑡 (2.3)
Persamaan di atas menyatakan posisi benda setelah berpindah selama t sekon
sejauh ∆𝑥. Pada persamaan 2.3 di atas, posisi yang dinyatakan oleh 𝑥 adalah besaran
vektor. Tanda positif atau negatif menyatakan posisi terhadap titik asal. Pada sumbu
horizontal, x positif berarti posisi benda berada di sebelah kanan titik asal dan x
negatif menyatakan bahwa benda berada di sebelah kiri titik asal.
Catatan: Banyak siswa menganggap persamaan (2.3) yaitu
persamaan posisi sebagai persamaan jarak. Para siswa tersebut belum
bisa membedakan posisi dengan jarak.
Representasi Grafik dari GLB
Grafik merupakan representasi visual dari variabel-variabel suatu keadaan.
Dengan grafik keadaan suatu fenomena seringkali dapat diketahui dan dimengerti
dengan lebih mendalam. Fenomena gerak benda juga dapat dinyatakan dengan
grafik. Berikut ini dibahas representasi grafik dari keadaan gerak benda.
1. Grafik GLB
a) Grafik posisi vs waktu benda bergerak lurus beraturan
X (m)
x0
t(s)
17
b) Kecepatan vs waktu benda bergerak lurus beraturan
v (m/s)
t(s)
Percepatan
Peristiwa di dalam realitas banyak benda yang mula-mula diam kemudian
bergerak atau sebaliknya benda yang mula-mula bergerak kemudian berhenti.
Adapula benda yang mula-mula bergerak lambat menjadi cepat atau sebaliknya.
Benda-benda tersebut mengalami perubahan kecepatan. Di dalam peristiwa yang
kita temui sehari-hari, sangat jarang ada benda yang terus menerus bergerak dengan
kecepatan tetap. Untuk menjelaskan peristiwa yang disebutkan di atas, di dalam
fisika dikenal konsep percepatan. Dikenal dua jenis percepatan yaitu percepatan
rata-rata dan percepatan sesaat.
Percepatan rata-rata dalam suatu selang waktu adalah perubahan kecepatan
selama selang waktu tersebut dibagi waktu terjadinya perubahan tersebut. Secara
matematis, percepatan rata-rata ditulis:
⃗
∆𝑣 ⃗⃗⃗⃗
𝑣2 −𝑣⃗1 (2.4)
𝑎= =
∆𝑡 ∆𝑡
18
∆𝑣 (2.6)
𝑎 = lim
∆𝑡→0 ∆𝑡
Persamaan tersebut dapat juga dinyatakan dalam bentuk:
𝑑𝑣 (2.7)
𝑎=
𝑑𝑡
Percepatan merupakan besaran vektor, memiliki nilai dan arah.
Tanda positif atau negatif dari percepatan tidak serta merta dapat diartikan
membuat gerak benda menjadi semakin cepat (mempercepat) atau mengakibatkan
gerak benda semakin lambat (memperlambat). Untuk mengambil kesimpulan gerak
benda dipercapat atau diperlambat harus dilihat pula arah kecepatan benda tersebut.
Apabila arah kecepatan sama dengan arah percepatan maka gerak benda semakin
cepat atau dipercepat, sedangkan apabila arah percepatan berlawanan dengan narah
kecepatan maka gerak benda diperlambat atau benda pengalami perlambatan.
Benda yang dalam geraknya mengalami percepatan tetap disebut benda itu
mengalami Gerak Lurus Berubah Beraturan. Pernyataan berubah beraturan
menunjuk pada kecepatan yang berubah secara teratur.
Konsep percepatan yang dirumuskan di atas, apabila diterapkan ke dalam
keadaan umum di mana kecepatan mula-mula benda 𝑣0 dan kecepatan benda
setelah bergerak selama 𝑡 sekon berubah menjadi 𝑣𝑡 , maka percepatan rata-rata
benda dapat ditulis:
𝑣𝑡 − 𝑣0
𝑎=
𝑡
atau dapat ditulis pula menjadi
𝑣𝑡 = 𝑣0 + 𝑎𝑡 (2.8)
𝑣0 + 𝑣𝑡
𝑣=
2
19
dicari dengan menggunakan persamaan posisi benda yang bergerak lurus beraturan
dengan posisi awal 𝑥0 .
𝑣0 + 𝑣𝑡
𝑥 = 𝑥0 + ( )𝑡
2
𝑣0 𝑣𝑡
𝑥 = 𝑥0 + ( 𝑡 + 𝑡)
2 2
𝑣0 (𝑣0 + 𝑎𝑡)
𝑥 = 𝑥0 + 𝑡+ 𝑡
2 2
1
𝑥 = 𝑥0 + 𝑣0 𝑡 + 2
𝑎𝑡 2 (2.9)
20
1. Grafik percepatan vs waktu benda bergerak lurus berubah beraturan
a (m/s2)
t(s)
21
3.2. Gerak Vertikal
Di dalam kajian tentang Gerak Lurus terdapat satu pembahasan khusus yaitu
tentang gerak vertikal di dalam ruang yang hanya dipengaruhi oleh gaya gravitasi
bumi. Pembahasan ini merupakan penerapan dari analisis tentang Gerak Lurus yang
telah dibahas di muka. Gerak vertikal yang dibahas di sini adalah gerak yang
mengalami percepatan tetap karena pengaruh gaya gravitasi bumi yang arahnya
selalu ke pusat bumi dan nilainya tetap (dalam suatu rentang ketinggian tertentu).
Pada benda-benda yang mengalami gerak vertikal, benda mengalami
percepatan ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
−𝑔, tanda minus menunjukkan bahwa arah percepatan gravitasi ke
bawah sesuai dengan arah gaya gravitasi yang dialami benda.
Akan dibahas dua fenomena gerak vertikal yaitu benda bergerak ke atas dan
benda bergerak ke bawah.
𝑣𝑡 = ⃗⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ 𝑣0 − 𝑔 𝑡 (2.10)
Contoh 1:
Sebuah bola tenis dilontarkan tegak lurus ke atas dengan kecepatan 15 m/s.
Kecepatan bola pada saat 1 sekon setelah dilemparkan adalah
22
𝑚 𝑚
𝑣1 = 15
⃗⃗⃗⃗ − 9,8 2 (1) = 5,2 𝑚/𝑠
𝑠 𝑠
𝑚 𝑚
𝑣1 = 15
⃗⃗⃗⃗ − 9,8 2 (2) = −4,6 𝑚/𝑠
𝑠 𝑠
23
3.2.2 Posisi benda bergerak vertikal
Pada kasus bola di atas, apabila bola dilontarkan ke atas dari ketinggian 1 m
(ketinggian mula-mula 1 m) maka dapat dicari posisi bola pada saat 1 sekon dan 2
sekon sejak dilontarkan.
Posisi bola pada saat 1 sekon sejak dilontarkan:
ℎ⃗𝑡 = 1𝑚 + 15 𝑚/𝑠(1 𝑠) − 1/2(9,8 𝑚/𝑠 2 )(1𝑠)2 = 10,1 m
Sedangkan posisi benda pada saat 2 sekon sejak dilontarkan adalah:
ℎ⃗𝑡 = 1𝑚 + 15 𝑚/𝑠(2 𝑠) − 1/2(9,8 𝑚/𝑠 2 )(2𝑠)2 = 10,4 m
Perlu diperhatikan bahwa posisi benda pada saat 1 sekon dengan 2 sekon
sangat kecil bila dibandingkan ndengan nilai kecepatan benda, bukan berarti bahwa
jarak yang ditempuh dari 1 sekon ke 2 sekon pendek, benda sudah menempuh jarak
yang jauh karena menurut perhitungan kecepatan di atas, pada saat 1 sekon benda
sedang naik dan pada saat 2 sekon benda sedang turun.
Untuk memantapkan pemahaman, silakan simak video berikut ini.
24
Analisislah gerakan benda mulai dari t = 0 s sampai dengan t = 10 s
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
a. Hitunglah kecepatan rata-rata kendaraan dari t = 0 s sampai dengan t = 5 s
b. Hitunglah kecepatan rata-rata kendaraan dari t = 5 s sampai dengan t = 10 s
c. Nyatakanlah/rumuskanlah persamaan posisi kendaraan
d. Tentukanlah posisi kendaraan pada saat t = 4 s
e. Gambarlah grafik kecepatan rata-rata sebagai fungsi waktu dari t = 0s
sampai t =10s
f. Hitunglah jarak yang ditempuh kendaraan dari t = 0 s sampai t = 10 s
g. Deskripsikanlah dengan kata-kata bagaimana gerak kendaraan
tersebut!
25
Penyelesaian:
a. Kecepatan rata-rata dari t = 0 s sampai dengan t = 5 s
∆𝑥 𝑥2 −𝑥1
Kecepatan rata-rata 𝑣̅ = =
∆𝑡 𝑡2 −𝑡1
26
c. Persamaan posisi kendaraan
1
Persamaan umum posisi kendaraan: 𝑥𝑡 = 𝑥0 + 𝑣0 𝑡 + 𝑎𝑡 2
2
27
e. Jarak yang ditempuh kendaraan dari t = 0 s sampai t = 10 s
Jarak yang ditempuh dihitung dengan persamaan posisi. Dalam
gerak lurus, jarak sama dengan nilai perpindahan. Maka dihitung posisi
kendaraan pada saat t = 0 s dan pada saat t = 10 s.
Posisi kendaraan pada saat t = 0 s adalah -25 m, dan posisi
kendaraan pada saat t = 10 s adalah:
𝑥𝑡 = −25 + 5(10) = 25 𝑚
Kendaraan bergerak dari x = -25 m ke x = 25 m, maka jarak yang
ditempuh kendaraan adalah 50 m.
f. Deskripsi Gerak kendaraan
Ketika pengamatan dimulai, kendaraan berada pada posisi x = -25 m
(mungkin 25 m di sebelah kiri pengamat atau 25 m di belakang
pengamat). Kendaraan bergerak dengan kecepatan tetap 5 m/s ke kanan
melewati titik asal dan terus ke kanan (atau mungkin ke depan melewati
pengamat dan terus ke depan). Pengamatan dilakukan selama 10 sekon.
28
a. Hitunglah percepatan obyek A! (skor maks: 5)
Percepatan obyek A:
Dari grafik dapat dilihat bahwa kecepatan awal obyek A adalah 0 m/s dan
pada saat t = 4 s kecepatannya 25 m/s. Berdasarkan data tersebut percepatan
obyek A dapat dihitung:
∆𝑣 (25 − 0) 𝑚
𝑎= = = 6,25 2
∆𝑡 (4 − 0) 𝑠
𝐽𝑎𝑑𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑜𝑏𝑦𝑒𝑘 𝐴 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 6,25 𝑚/𝑠 2
29
Persamaan posisi obyek A:
Kecepatan awal : 0 m/s
Percepatan: 6,25 m/s2
Posisi awal: 5 m
Dari grafik v=t terlihat bahwa kecepatan obyek berubah secara teratur, maka
obyek mengalami Gerak Lurus Berubah Beraturan:
Persamaan umum posisi GLBB:
1
𝑥 = 𝑥𝑜 + 𝑣0 𝑡 + 𝑎𝑡 2
2
Dengan memasukkan nilai-nilai yang sudah diketahui, maka persamaan
posisi obyek A:
1
𝑥 = 5 + 0 𝑡 + (6,25)𝑡 2
2
𝑥 = 5 + 3,125 𝑡 2
f. Berapakah jarak antara obyek A dan obyek B pada saat t = 2 s? (skor maks:
15)
Jarak antara obyek A dan B adalah peredaan posisi A dan B adalah ΔX =
(XA- XB)
XA dihitung dengan persamaan posisi:
𝑋𝐴 = 5 + 3,125(2)2 = 15,5 𝑚
XA = 17,5 m
XB dihitung dengan cara terlebih dulu menentukan persamaan posisi obyek B.
30
1
𝑥𝐵 = 𝑥0𝐵 + 𝑣0𝐵 + 𝑎𝑡 2
2
𝑣0𝐵 adalah kecepatan awal benda B, dari grafikterlihat bahwa kecepatan
awal B yaitu kepecapan B pada saat t = 0 s adalah 10 m/s
3. Sebuah bola dilemparkan vertikal ke atas dengan kecepatan awal 29,4 m/s
dari suatu tempat yang tingginya 5 m di atas permukaan tanah. Bola
bergerak ke atas kemudian kembali ke permukaan tanah.
a. Nyatakanlah persamaan kecepatan bola? (skor maks: 5)
Persamaan kecepatan bola:
𝑣 = 𝑣0 + 𝑎𝑡
Dalam peristiwa ini, v0 yaitu kecepatan awal adalah 29,4 m/s arahnya
ke atas dan percepatan a adalah percepatan gravitasi yang nilainya 9,8
m/s2 arahnya ke bawah.
Maka persamaan kecepatan bola adalah:
𝑣 = 29,4 − 9,8 𝑡
b. Berapakah kecepatan bola pada saat t = 2s? (skor maks: 5)
31
Kecepatan bola pada saat t = 2 s dihitung dengan menggunakan
persamaan kecepatan:
𝑚
𝑣 = 29,4 − 9,8 (2) = 9,8
𝑠
c. Kapankah bola mencapai permukaan tanah? (skor maks: 10)
Bola mencapai permukaan tanah berarti posisi bola Y = 0 m
Dipergunakan persamaan posisi
1
𝑦 = 𝑦0 + 𝑣0 𝑡 − (9,8)𝑡 2 (y0= 5m)
2
𝑦 = 5 + 29,4 t – 4,9 t2
t dicari dengan menggunakan rumus ABC
4,9𝑡 2 − 29,4 𝑡 − 5 = 0
−(−29,4) ± √(−29,4)2 − 4 ∗ 4,9 ∗ (−5)
𝑡1,2 =
2(4,9)
t (s) 0 1 2 3 4
v (m/s) 29,4 19,6 9,8 0 -9,8
32
Grafik:
C. Penutup
1. Rangkuman
Pada Kegiatan Belajar ini telah dipelajari salah satu fenomena
kinematika yaitu gerak lurus yang mencakup gerak lurus beraturan ndan gerak
33
lurus berubah beraturan. Di dalam pembahasan gerak lurus berubah beraturann
telah pula salah satu fenomen khususnya yaitu gerak vertial.
1. Gerak lurus beraturan
a. Benda yang melakukan ngerak lurus beraturan kecepatanya tetap, tidak
memiliki percepatan atau percepatannya nol.
b. Posisi benda yang bergerak lurus beraturan dinyatakan dalam
persamaan:
𝑥𝑡 = 𝑥0 + 𝑣𝑡
2. Gerak lurus berubah beraturan
a. Benda yang melakukan ngerak lurus beraturan berubah beraturan
kecepatanya berubah secara teratur. Benda tersebut mengalami
percepatan yang tetap baik arah maupun nilainya.
b. Percepatan (a)
∆𝑣
𝑎=
∆𝑡
34
Percepatan gravitasi arahnya selalu menuju ke pusat bumi, apabila
disepakati arah ke atas positif dan arah ke bawah negative, maka baik benda
sedang naik ataupun sedang turun perceopatan gravitasi selalu negetif.
2. Tes Formatif
35
4. Sebuah obyek bergerak dari posisi A di x = -5 m ke posisi B di x = 10
m. Perpindahan tersebut memerlukan waktu 2 sekon. Kecepatan rata-
rata obyek tersebut adalah:
A. 7,5 m/s
B. -7,5 m/s
C. 2,5 m/s
D. -2,5 m.s
E. 5 m/s
36
A. 12 m
B. 7 m
C. 19 m
D. -12 m
E. -21 m
37
E. Kendaraan A bergerak GLBB sedangkan kendaraan B
bergerak GLB
A. B.
v (m/s) v (m/s)
t (s)
t (s) t
0 t1 t2
t1 t2
C. D.
v (m/s)
x (m)
t (s) t (s)
t
0 t1 t2 0 t1 t2
38
E.
10. Grafik di bawah ini menunjukkan kecepatan sebuah benda terhadap waktu.
A. B.
x (m) x (m)
t(s) t t(s) t
39
C. D.
x (m) x (m)
t(s) t(s) t
E.
Daftar pustaka
Giancoli, D. C. (1998). Fisika. Edisi 5. Jakarta: Erlangga.
Serway, R. A. (1996). Physics for Scientists and Engineers with Modern Physics.
Fourth Edition. Philadelphia: Saunders Golden Sunburst Series.
Tipler, P.A. (1991). Fisika Untuk Sains dan Teknik. Diterjemahkan oleh Lea
Prasetio dan Rahmad W. Adi. Jakarta: Erlangga.
40