Anda di halaman 1dari 45

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-


Nya sehingga alhamdulillah atas nikmat-Nya lah yang telah memberikan kami
kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini, untuk itu kami sampaikan rasa
terima kasih kepada seluruh pihak terutama kepada dosen kami Ibu Lovera
Anggraini yang telah memberikan kami motivasi-motivasi sehingga makalah ini
dapat selesai tepat pada waktunya. Adapun makalah ini disusun berdasarkan
berbagai sumber yang kami kumpulan baik dari media internet maupun media
cetak yang kami dapat dan mengambil rumus dan teori yang diambil terdapat
dalam makalah ini berdasarkan materi yang kami ambil ambil dari sumber-
sumber yang kami kumpulkan dengan segala keterbatasan kami sebagai pihak
yang masih banyak membutuhkan pembelajaran yang bersifat edukatif. Harapan
kami, makalah dapat memberi tuntunan konsep yang praktis bagi mereka,baik
praktisi maupun teman-teman mahasiswa dalam memahami tentang vector,kami
menyadari,ini maupun cara penyampaian makalah ini masih jauh dari sempurna .
untuk itu kami bisa mengembangkan saran dan kritik yang bersifat membangun
dari para pembaca ataupun dosen kami Ibu Lovera Anggraini tercinta.sehingga
kami bisa mengembangkan makalah ini menjadi lebih baik. Kepada kami sendiri
sebagai bahan evaluasi pembelajaran khususnya pada mata kuliah fisika dasar .

Pekanbaru,22 September2017

Penulis : Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
2.1 Kinematika .......................................................................................................... 3
2.2 Posisi ................................................................................................................... 3
2.3 Jarak dan Pepindahan .......................................................................................... 4
Perpindahan dalam Arah Sumbu-x Positif............................................................. 4
Perpindahan dalam Arah Sumbu-x Negatif ........................................................... 5
2.4 Kelajuan dan Kecepatan...................................................................................... 6
Kelajuan dan Kecepatan Rata-rata......................................................................... 7
Kecepatan dan Kelajuan Sesaat .............................................................................. 8
Contoh Soal Kelajuan ............................................................................................ 10
2.5 Percepatan ......................................................................................................... 11
2.6 Gerak Lurus Beraturan ...................................................................................... 17
2.7 Gerak Lurus Berubah Beraturan ....................................................................... 20
Contoh-Contoh GLBB ............................................................................................ 22
2.8 Gerak Melingkar ................................................................................................... 29
Frekuensi dan Periode ............................................................................................ 29
Kecepatan dan Percepatan Gerak Melingkar ...................................................... 29
Contoh Soal Gerak Melingkar .................................................................................. 33
Gerak Parabola ....................................................................................................... 35
Komponen Gerak pada Gerak Parabola .............................................................. 36
Contoh Soal Gerak Parabola ..................................................................................... 38
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 42
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 43

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari ilmu fisika, dimulai
dari yang ada dari diri kita sendiri seperti gerak yang kita lakukan setiap
saat,energi yang kita pergunakan setiap hari sampai pada sesuatu yang berada
diluar diri kita,seperti yang ada dilingkungan kita. Dalam jenjang perguruan
tinggi, seorang mahasiswa diharapkan tidak hanya mengikuti perkuliahan dengan
baik, namun lebih dari itu juga dituntut untuk mendalami dan menguasai disiplin
ilmu yang dipelajarinya sehingga nantinya akan menghasilkan sarjana-sarjana
yang berkualitas dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata dan
bermanfaat bagi masyarakat.

Dari banyaknya materi dalam ilmu fisika, Kinematika menjadi pembuka


atau dasar dari pembahasan ilmu tersebut. Kinematika sendiri terdiri dari
pembahasan tentang jarak, posisi, laju, kecepatan, percepatan, gerak lurus dan
gerak melingkar. Dalam pengaplikasian kinematika dalam kehidupan sehari-hari
seringkali kita hanya mengetahui pengertian dari masing-masing sub
pembahasannya. Bahkan banyak dari kita yang tidak mengetahui kegunaan dari
materi tersebut. Dampak nyatanya adalah banyak lulusan teknik yang lupa akan
rumus yang harus digunakan pada saat memecahkan masalah yang sepele. Untuk
itu kami menyusun makalah tentang materi Kinematika untuk memudahkan
proses pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah :

1. Penjelasan tentang kinematika

1
2. Penjelasan tentang jarak, posisi, laju, kecepatan, percepatan, gerak lurus
dan gerak melingkar
3. Penjelasan tentang rumus-rumus dari jarak, posisi, laju, kecepatan,
percepatan, gerak lurus dan gerak melingkar
4. Pengaplikasian jarak, posisi, laju, kecepatan, percepatan, gerak lurus dan
gerak melingkar dalam kehidupan sehari-hari

1.3 Tujuan
Dalam pembuatan makalah ini memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1. Memperdalam wawasan pengetahuan tentang mata kuliah Fisika Dasar
2. Memahami definisi Jarak, Posisi, Laju, Kecepatan, Percepatan, GLB, GLBB
serta Gerak Melingkar.
3. Mengetahui dan memahami pengaplikasian kinematika dalam kehidupan
sehari-hari
4. Mampu mengaplikasikan rumus-rumus untuk memecahkan persoalan yang
terkait dengan materi Fisika Dasar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kinematika

Gerak benda di alam ini dapat dipahami melalui Fisika khususnya tentang ilmu gerak
atau kinematika. Dalam kinematika tidak membahas tentang gaya-gaya yang berpengaruh di
dalam gerak itu, melainkan membahas perubahan-perubahan yang tampak pada rentang waktu
benda melakukan gerak. Misalnya jarak dan perpindahan, kecepatan sesaat, kecepatan rata-
rata,percepatan yang dialami benda. Pada gerak lurus kelajuan yang dilakukan gerak benda
dapat selalu konstan sehingga geraknya dinamakan gerak lurus beraturan Tetapi bila kelajuan
benda berubah-ubah maka geraknya dinamakan gerak lurus berubah beraturan.

Suatu benda dikatakan bergerak jika benda itu mengalami perubahan kedudukan
terhadap titik tertentu sebagai acuan. Jadi jelaslah bahwa gerak adalah perubahan posisi atau
kedudukan terhadap suatu titik acuan tertentu.

2.2 Posisi

Tempat di mana sebuah benda berada disebut dengan posisi. Dalam fisika, posisi
biasanya dinyatakan dengan menggunakan titik koordinat yang diukur dari sebuah titik acuan
tertentu. Contoh: Mobil yang berada pada sebuah tempat seperti pada gambar di bawah ini.

3
Untuk menentukan posisi mobil tersebut, kita menggunakan sistem koordinat x-y. Dengan
menganggap bahwa mobil hanya bergerak secara horizontal, maka kita dapat menggunakan
sumbu-x saja dalam koordinat yang kita gunakan untuk mobil tersebut. Karena posisi
menyatakan sebuah lokasi yang diukur dari sebuah titik acuan, maka satuan untuk posisi sama
dengan satuan panjang yaitu meter.

2.3 Jarak dan Pepindahan

Jika sebuah benda berubah posisinya, maka kita sebut benda tersebut berpindah atau
mengalami perpindahan. Jadi perpindahan adalah perubahan posisi benda. Perpindahan harus
disertai dengan arahnya. Perpindahan berbeda dengan jarak. Jika perpindahan adalah
perubahan posisi benda, maka jarak adalah berapa jauh benda berpindah. Contoh: Kamu
berlari mengelilingi lintasan berbentuk lingkaran. Misalkan kamu mulai berlari dari sebuah
titik pada lintasan, yang ditandai sebagai titik O. Kamu lalu berhenti pada titik O tersebut
setelah berlari satu putaran. Dari kejadian ini, maka perpindahanmu adalah nol! Mengapa?
Karena dari titik asalmu berlari, yaitu titik O, menuju ke titik akhirmu berlari tidak berubah,
yaitu kamu kembali ke O. Jadi titik awal dan titik akhir tidak mengalami perubahan.
Bagaimana dengan jarak? Jarak yang kamu tempuh adalah panjang lintasan yang yang kamu
lalui.
Jarak dan perpindahan sangat berhubungan. Jarak menyatakan berapa jauh benda
berpindah, sedangkan perpindahan menyatakan berapa jarak perpindahan benda dari posisi
awalnya ke posisi akhirnya yang disertai dengan arah perpindahan tersebut. Kedua istilah ini
mewakili apa yang disebut besaran skalar dan besaran vektor. Jarak merupakan besaran
skalar karena hanya menyatakan nilai saja, yaitu berapa jaraknya. Di sisi lain perpindahan
merupakan contoh dari besaran vektor yaitu besaran yang selain harus dinyatakan nilainya
juga harus dinyatakan arahnya. Satuan dalam sistem internasional untuk menyatakan ukuran
perpindahan atau jarak adalah meter.

Perpindahan dalam Arah Sumbu-x Positif

Perpindahan dalam arah sumbu-x positif, arahnya selalu ke kanan. Perhatikan Gambar
1. Donal mula-mula berada di titik P, lalu bergerak lurus ke kanan dan berhenti di titik Q.

4
Gambar 2.1. Perpindahan kearah sumbu-x positif disepakati bernilai positif

Titik P terletak pada 1 x = -4 dan titik Q terletak pada 2 x = 3. Perpindahan Donal dari
P ke Q sama dengan perpindahan dari P ke O sebesar 4 satuan ditambah perpindahan dari O
ke Q sebesar 3 satuan sehingga perpindahan Donal = 4 satuan + 3 satuan = 7 satuan.
Sementara itu, jarak P ke Q sama dengan 7 satuan. Cara umum yang digunakan untuk
menghitung perpindahan adalah dengan mengurangkan kedudukan akhir dengan kedudukan
awal. Untuk contoh diatas perpindahannya sama dengan ( ) 2 1 x = x - x = 3 - -4 = 7 satuan.

Perpindahan dalam Arah Sumbu-x Negatif

Perpindahan dalam arah sumbu-x negatif, arahnya selalu ke kiri. Perhatikan Gambar
2. Mobil mula-mula berada di R, lalu bergerak ke kiri, dan berhenti di titik S.

Gambar 2.2. Perpindahan kearah sumbu-x negatif disepakati bernilai negatif

Titik R terletak pada 1 x = 3 dan titik S terletak pada 2 x = -4 . Perpindahan mobil dari
R ke S sama dengan perpindahan dari R ke O sebesar -3 satuan ditambah perpindahan dari O
ke Q sebesar -4 satuan sehingga perpindahan mobil = -3 satuan -4 satuan = -7 satuan.
Sementara itu, jarak R ke S sama dengan 7 satuan. Cara umum yang digunakan untuk
menghitung perpindahan adalah dengan mengurangkan kedudukan akhir dengan kedudukan
awal. Untuk contoh diatas perpindahannya sama dengan x = x2 - x1 = (-4) - 3 = -7 satuan.
Hal yang sama berlaku untuk perpindahan pada sumbu-y. Perpindahan dalam arah sumbu-y

5
positif akan bernilai positif dan perpindahan dalam arah sumbu-y negatif mempunyai nilai
negatif. Dari uraian tersebut dapat kita ketahui bahwa jarak antara dua buah titik selalu
bernilai positip sedangkan perpindahan dapat berharga positif maupun negatif. Bagaimana
perpindahan dan jarak untuk sebuah benda yang bergerak pada sumbu-x dan sumbu-y?
Perhatikan Gambar 3.

Erna berjalan dari A ke B. Kemudian dilanjutkan dari arah B ke C. Apakah perpindahan Erna
dari A ke C sama dengan jarak lintasannya dari arah A ke B, kemudian dilanjutkan ke C?
Jarak yang di tempuh Erna dari adalah dari A ke B = 4m dan dari B ke C = 3 m. Jadi, jarak
lintasan dari A ke C adalah 4m + 3m = 7m.Sedangkan perpindahan dari A ke C adalah resultan
vektor AB + BC, yaitu AC dengan besar AC = AB2 + BC2 = 42 + 32 = 5 m. Jadi perpindahan
Erna dari titik awalnya (A) ke titik akhirnya (C), berbeda dengan jarak lintasan yang
ditempuhnya.

2.4 Kelajuan dan Kecepatan

Dalam kehidupan sehari-hari, kata kecepatan dan kelajuan sering disamaartikan.


Kecepatan dan kelajuan merupakan dua pegertian yang berbeda. Kecepatan (velocity)
merupakan besaran vektor, yaitu besaran yang memperhitungkan arah geraknya, sedangkan
kelajuan (speed) merupakan besaran skalar, yaitu besaran yang hanya memiliki besar tanpa
memperhatikan arah gerak benda. Dengan kata lain, kelajuan suatu benda hanya ditentukan
oleh jarak tempuh benda dan selang waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak tersebut
tanpa memperhatikan arah perpindahannya.

6
Sementara itu, kecepatan tergantung pada arah benda yang bergerak. Kecepatan
didefinisikan sebagai perbandingan perpindahan benda dengan waktu tempuh.

Sebuah mobil bergerak dari Serang ke Tangerang dalam waktu 1 jam dan menempuh
jarak 65 km sehingga diperoleh kelajuan mobil tersebut adalah 65 km jam. Bandingkan dengan
sebuah pesawat yang meninggalkan Bandara Husein Sastranegara di Bandung dengan
kecepatan 250 km jam ke arah Timur menuju Semarang. Mobil dikatakan mempunyai
kelajuan karena tidak memperhatikan arah gerak mobil sedangkan pesawat dikatakan
mempunyai kecepatan karena pesawat bergerak pada arah tertentu, yaitu ke arah Timur.

Kelajuan dan Kecepatan Rata-rata

Kelajuan rata-rata diperoleh dari jarak yang ditempuh benda dibagi dengan waktu
tempuhnya. Secara matematis, kelajuan rata-rata dapat dituliskan dalam persamaan

Selain konsep kelajuan, di dalam Fisika juga digunakan konsep kecepatan. Berbeda
halnya dengan kelajuan; disamping memiliki nilai, kecepatan juga memiliki arah karena
kecepatan merupakan besaran vektor. Kecepatan rata-rata bergantung pada perpindahan dan
waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perpindahan itu. Secara matematis dirumuskan:

Jika benda bergerak sepanjang sumbu x dan posisinya dinyatakan dengan koordinat x
persamaannya dapat ditulis dengan:

7
Gambar 2.4. Grafik untuk menghitung kecepatan rata-rata

Dari uraian tersebut, tampak jelas antara kecepatan rata-rata dan kelajuan rata-rata.
Ketika menentukan kecepatan rata-rata, perlu ditinjau arah geraknya, sedangkan pada kelajuan
rata-rata tidak perlu ditinjau arah geraknya.

Kecepatan dan Kelajuan Sesaat

Pada saat kendaraan bermotor bergerak, pernahkah kita melihat spedometer pada
kendaraan itu? Selama perjalanan spedometer yang berfungsi dengan baik akan menunjukan
angka-angka yang berbeda pada saat yang berbeda. Spedometer ialah alat yang menunjukan
kelajuan kendaraan. Namun kelajuan apakah yang ditunjukan alat tersebut?

8
Kecepatan rata-rata dan kelajuan rata-rata menggambarkan jarak tempuh dibagi waktu
tempuh. Besaran ini tidak menunjukan kecepatan dan kelajuan benda pada saat tertentu. Untuk
mengetahui besar kecepatan dan kelajuan benda pada saat tertentu, digunakan besaran
kecepatan dan kelajuan sesaat. Pada kendaraan bermotor besarnya kelajuan sesaat dapat
ditunjukan oleh speedometer. Kelajuan sesaat adalah kelajuan pada suatu waktu tertentu atau
kelajuan pada suatu titik dari lintasannya. Perhatikan Gambar 6.


Jika selang waktu Dt diperkecil terus menerus sehingga titik B mendekati titik A,

mendekati suatu nilai tertentu. Pada saat selang waktu Dt mendekati nol, harga Disebut

kelajuan sesaat v di titik A. Besarnya kelajuan sesaat dapat ditulis:



v= , untuk mendekati nol

Persamaan yang sama juga digunakan untuk menentukan kecepatan sesaat. Perbedaannya
kecepatan sesaat harus disertai dengan arah gerak benda.

Jadi, untuk menghitung kecepatan atau kelajuan sesaat sebuah kendaraan pada suatu
saat tertentu, kita perlu mengukur jarak tempuh pada selang waktu yang sangat pendek.
Misalnya selang waktu 1/100 sekon atau bahkan jika memungkinkan digunakan selang waktu
yang sangat kecil sehingga mendekati nol. Mengukur jarak tempuh dalam waktu yang sangat
singkat tentulah sangat sulit. Namun di laboratorium hal ini dilakukan dengan menggunakan
alat yang disebut pewaktu ketik.

9
Contoh Soal Kelajuan

Sebuah motor melaju sejauh 6 km dalam waktu 15 menit. Berapakah kelajuan motor tersebut?

Jawab:

Contoh Soal Kelajuan Rata-rata

Sebuah bus melaju di jalan tol yang lurus. Selama 30 menit pertama bus itu menempuh
jarak 45 km, 15 menit selanjutnya menempuh jarak 15 km, dan 15 menit selanjutnya
menempuh jarak 20 km. Tentukanlah kelajuan rata-rata bus tersebut!

Jawab:

10
Contoh Soal kelajuan dan kecepatan

Irawan berjalan ke arah kanan sejauh 200 m dalam selang waktu 20 sekon. Tentukan
kelajuan dan kecepatan yang ditempuh Irawan!

Jawab:

2.5 Percepatan

Pernahkan Anda naik sepeda? Pada saat Anda memulai naik sepeda, awalnya perlahan-
lahan, kemudian Anda kayuh semakin kuat sehingga melaju semakin kencang. Pada saat Anda
mengayuh semakin kuat, sepedamu memperoleh percepatan. Sebaliknya saat hendak berhenti
Anda mengerem sepeda, sehingga lajunya semakin lama semakin berkurang dan akhirnya
berhenti. Ketika Anda mengerem sebenarnya Anda juga memberikan percepatan pada gerak
sepeda, namun arah percepatan itu berlawanan dengan arah sepedamu.

Gambar 2.7. Gerak sepeda yang sedang dikayuh

Percepatan merupakan besaran vektor, yaitu besaran yang memperhitungkan arah


geraknya. Percepatan menyatakan laju perubahan kecepatan, atau menyatakan perubahan
kecepatan per satuan waktu. Percepatan sebuah benda ditentukan dengan membandingkan
perubahan kecepatan benda tersebut terhadap waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
perubahan kecepatan itu. Bila percepatan suatu benda searah dengan kecepatannya, maka

11
kecepatan benda tersebut akan semakin besar, berarti gerak benda semakin cepat. Percepatan
semacam ini disebut percepatan positif. Sedangkan, bila percepatan suatu benda berlawanan
arah dengan kecepatannya, berakibat kecepatan benda tersebut akan semakin kecil. Gerak
benda semakin lambat. Percepatan semacam ini disebut percepatan negatif. Percepatan negatif
lazim disebut perlambatan, sedangkan percepatan positif lazim disebut percepatan.

Selain menggunakan bidang miring, untuk melihat percepatan sebuah benda dapat juga
digunakan sistem katrol. Perhatikan Gambar 2.8.

Dua buah benda yang massanya berbeda digantung dengan seutas tali, kemudian dipasang
pada sebuah katrol yang licin. Setelah dilepaskan, sistem akan bergerak ke arah benda yang massanya
lebih besar. Kedua benda tersebut akan mempunyai besar percepatan yang sama, hanya arah geraknya
berlawanan. Besarnya percepatan yang dialami benda dapat ditentukan jika massa kedua benda

12
diketahui. Jika digambarkan kurva hubungan antara kecepatan terhadap waktu akan diperoleh grafik
seperti Gambar 2.9.

Gambar 2.9. Grafik v-t untuk menghitung percepatan rata-rata

Dari grafik tersebut, diperoleh hubungan antara perubahan kecepatan terhadap waktu adalah
linier. Artinya perubahan kecepatan pada setiap ruas didalam grafik dibagi dengan selang waktu
akan menghasilkan sebuah nilai yang tetap. Nilai ini disebut dengan percepatan rata-rata.

13
Contoh 1.

Benyamin melihat sebuah kilatan cahaya dari jendela kamarnya. Saat kilatan
dilihatnya, Benyamin menghitung bahwa diperlukan waktu 10 sekon kemudian
setelah kilatan tersebut baru terdengar suara gemuruh guntur. Misalkan kecepatan
suara di udara adalah 340 m/s. Berapa jauh kilat tersebut terjadi dari tempat
Benyamin? (catatan: kelajuan cahaya yang besarnya 3 x 108 m/s jauh lebih besar
dibandingkan kecepatan suara. Itulah sebabnya kamu akan melihat kilat dulu
sebelum mendengarkan suara guntur, meskipun keduanya terjadi pada waktu yang
hampir bersamaan.)

Diketahui :
Kecepatan rata-rata suara vrata=340m/s

Selang waktu terdengarnya suara = 10 s

Ditanyakan :

d=....

Penyelesaian :

Persamaan :

Dari persamaan di atas kita bisa ubah menjadi

Jadi kilat tersebut terjadi pada jarak 3400 meter dari tempat Benyamin

Contoh2.

Hewan yang paling lamban yang pernah ditemukan adalah seekor kepiting yang
ditemukan di Laut merah. Hewan ini bergerak dengan kelajuan rata-rata sebesar

14
5,70 km/tahun. Berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh kepiting ini untuk
menempuh jarak 100 km?

Diketahui :
d=100km
vrata=5,70km/tahun

Ditanyakan:

t=...

Penyelesaian

Dari persamaan bisa dituliskan menjadi sehingga

Contoh3

Tiffany, yang sedang berusaha agar dapat menonton sebuah film baru yang
menarik di bioskop, menemukan banyak masalah dengan mobilnya. Karena waktu
mulainya pemutaran film tersisa 8 menit, dia akhirnya memanggil sebuah taksi
dan meminta untuk mengantarkannya ke bioskop melalui sebuah jalan sepanjang
1000 m dengan kelajuan 25 m/s. Di ujung jalan, sopir taksi harus menunggu
selama 1,5 menit karena lampu lalu lintas menyala merah untuk selanjutnya
berbelok ke utara memasuki sebuah jalan yang padat sehingga sopir hanya bisa
menjalankan mobil dengan kecepatan 10 m/s. Setelah melewati jalan tersebut
sejauh 1700 m, Tiffany akhirnya sampai di bioskop. Apakah Tiffany sampai
sebelum film dimulai?

Solusi :
Kita harus membagi soal ini ke dalam dua bagian, yaitu: (1) saat menempuh jalan

15
sepanjang 1000 m dengan kelajuan 25 m/s dan (2) saat menempuh jalan sejauh
1700 m dengan kelajuan 10 m/s.

Untuk bagian (1)

Diketahui :
d = 1000 m

vrata = 25 m/s

Ditanyakan : t = .... ?

Penyelesaian :

Untuk Bagian (2)

Diketahui:
d = 1700 m

vrata = 10 m/s

Ditanyakan : t = .... ?

Penyelesaian :

Saat menunggu lampu lalu lintas menyala hijau, Tiffany juga membutuhkan
waktu yaitu 1,5 menit atau 1,5 menit x 60 sekon/menit = 90 sekon.

Jadi waktu total Tiffany untuk mencapai gedung pertunjukan adalah 40 sekon +
170 sekon + 90 sekon = 300 sekon. Karena 1 sekon sama dengan 1/60 menit,

16
maka 300 sekon sama dengan 300 x (1/60) menit = 5 menit. Jadi Tiffany masih
punya waktu 3 menit sebelum film dimulai.

Contoh 4
Grace sedang mengendarai mobil sportnya dengan kelajuan 30 m/s saat sebuah
bola menggelinding di depan mobilnya. Grace kemudian mengerem dan berhasil
menghentikan laju mobilnya dalam waktu 3 sekon. Berapakah percepatan mobil
Grace?

Diketahui :
vo = 30 m/s
vt = 0 (mobil berhenti)
t = 3 sekon

Ditanyakan : a = ... ?

Persamaan dasar

Masukkan nilai-nilai yang diketahui

Jadi percepatan mobil Grace adalah 10 m/s2. Tanda negatif pada hasil ini
menunjukkan bahwa mobil mengalami perlambatan. Karena percepatan (atau
perlambatan) merupakan perubahan kecepatan, maka hasil ini berarti bahwa mobil
Grace mengalami pengurangan kecepatan sebesar 10 m/s tiap sekon

2.6 Gerak Lurus Beraturan

Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang menempuh
lintasan garis lurus dimana dalam setaip selang waktu yang sama benda
menempuh jarak yang sama. Pada gerak lurus beraturan kecepatan dimiliki benda
tetap ( v = tetap ) sedangkan percepatannya sama dengan nol ( a = 0 )
Kecepatan tetap artinya baik besar maupun arahnya tetap. Kecepatan tetap
yaitu benda menempuh jarak yang sama untuk selang waktu yang sama. Misalnya

17
sebuah mobil bergerak dengan kecepatan tetap 75 km/jsm atau 1,25km/menit,
berarti setiap menit mobil itu menempuh jarak 1,25 km. Karena kecepatan benda
tetap, maka kata kecepatan pada gerak lurus beraturan dapat diganti dengan kata
kelajuan. Dengan demikian, dapat juga kita definisikan, gerak lurus beraturan
sebagai gerak suatu benda pada lintasan lurus dengan kelajuan tetap.

V=s/t
dimana : v = kecepatan (m/s)
s = jarak tempuh (m)
t = waktu tempuh (s)

Grafik Hubungan antara Jarak dengan Waktu

Grafik Hubungan antara Kecepatan dengan Waktu

18
Contoh soal 1 :
Sebuah mobil sedang bergerak dengan kecepatan 20 m/s ke utara mengalami
percepatan tetap 4 m/s2 selama 2,5 sekon. Tentukan kecepatan akhirnya
Panduan jawaban :

Pada soal, yang diketahui adalah kecepatan awal (v0) = 20 m/s, percepatan (a) = 4
m/s dan waktu tempuh (t) = 2,5 sekon. Karena yang diketahui adalah kecepatan
awal, percepatan dan waktu tempuh dan yang ditanyakan adalah kecepatan akhir,
maka kita menggunakan persamaan/rumus

Contoh soal 2 :
Sebuah mobil bergerak pada lintasan lurus dengan kecepatan 60 km/jam. karena
ada rintangan, sopir menginjak pedal rem sehingga mobil mendapat perlambatan
(percepatan yang nilainya negatif) 8 m/s2. berapa jarak yang masih ditempuh
mobil setelah pengereman dilakukan ?
Panduan jawaban :
Untuk menyelesaikan soal ini dibutuhkan ketelitian dan logika. Perhatikan bahwa
yang ditanyakan adalah jarak yang masih ditempuh setelah pengereman
dilakukan. Ini berarti setelah pengereman, mobil tersebut berhenti. dengan
demikian kecepatan akhir mobil (vt) = 0. karena kita menghitung jarak setelah
pengereman, maka kecepatan awal (v0) mobil = 60 km/jam (dikonversi terlebih
dahulu menjadi m/s, 60 km/jam = 16,67 m/s ). perlambatan (percepatan yang
bernilai negatif) yang dialami mobil = -8 m/s2. karena yang diketahui adalah vt,
vo dan a, sedangkan yang ditanyakan adalah s (t tidak diketahui), maka kita
menggunakan persamaan

19
2.7 Gerak Lurus Berubah Beraturan

Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak benda dalam lintasan
garis lurus dengan percepatan tetap. Jadi, ciri utama GLBB adalah bahwa dari
waktu ke waktu kecepatan benda berubah, semakin lama semakin
cepat/lambat...sehingga gerakan benda dari waktu ke waktu mengalami
percepatan/perlambatan. Dalam artikel ini, kita tidak menggunakan istilah
perlambatan untuk gerak benda diperlambat. Kita tetap saja menamakannya
percepatan, hanya saja nilainya negatif. Jadi perlambatan sama dengan percepatan
negatif.

Contoh sehari-hari GLBB adalah peristiwa jatuh bebas. Benda jatuh dari
ketinggian tertentu di atas permukaan tanah. Semakin lama benda bergerak
semakin cepat. Kini, perhatikanlah gambar di bawah yang menyatakan hubungan
antara kecepatan (v) dan waktu (t) sebuah benda yang bergerak lurus berubah
beraturan dipercepat.

20
vo = kecepatan awal (m/s)
vt = kecepatan akhir (m/s)
a = percepatan
t = selang waktu (s)

Perhatikan bahwa selama selang waktu t , kecepatan benda berubah dari vo


menjadi vt sehingga kecepatan rata-rata benda dapat dituliskan:

Kita tahu bahwa kecepatan rata-rata :

21
dan dapat disederhanakan menjadi :

S = jarak yang ditempuh


seperti halnya dalam GLB (gerak lurus beraturan) besarnya jaraktempuh juga
dapat dihitung dengan mencari luasnya daerah dibawah grafik v - t
Bila dua persamaan GLBB di atas kita gabungkan, maka kita akan dapatkan
persamaan GLBB yang ketiga.....

Contoh-Contoh GLBB

a. Gerak Jatuh Bebas

Ciri khasnya adalah benda jatuh tanpa kecepatan awal (vo = nol). Semakin ke
bawah gerak benda semakin cepat.Percepatan yang dialami oleh setiap benda
jatuh bebas selalu sama, yakni sama dengan percepatan gravitasi bumi (a = g)
(besar g = 9,8 m/s2 dan sering dibulatkan menjadi 10 m/s2)

22
Rumus gerak jatuh bebas ini merupakan pengembangan dari ketiga rumus utama
dalam GLBB seperti yang telah diterangkan di atas dengan modifikasi : s (jarak)
menjadi h (ketinggian) dan vo = 0 serta percepatan (a) menjadi percepatan
grafitasi (g).
coba kalian perhatikan rumus yang kedua....dari ketinggian benda dari atas tanah
(h) dapat digunakan untuk mencari waktu yang diperlukan benda untuk mencapai
permukaan tahah atau mencapai ketinggian tertentu... namun ingat jarak dihitung
dari titik asal benda jatuh bukan diukur dari permukaan tanah

sebagai contoh : Balok jatuh dari ketinggian 120 m berapakah waktu saat benda
berada 40 m dari permukaan tanah?

jawab : h = 120 - 40 = 80 m

t=4s

23
b. Gerak Vertikal ke Atas

Selama bola bergerak vertikal ke atas, gerakan bola melawan gaya


gravitasi yang menariknya ke bumi. Akhirnya bola bergerak diperlambat.
Akhirnya setelah mencapai ketinggian tertentu yang disebut tinggi maksimum (h
max), bola tak dapat naik lagi. Pada saat ini kecepatan bola nol (Vt = 0). Oleh
karena tarikan gaya gravitasi bumi tak pernah berhenti bekerja pada bola,
menyebabkan bola bergerak turun. Pada saat ini bola mengalami jatuh bebas....
Jadi bola mengalami dua fase gerakan. Saat bergerak ke atas bola bergerak GLBB
diperlambat (a = - g) dengan kecepatan awal tertentu lalu setelah mencapai tinggi
maksimum bola jatuh bebas yang merupakan GLBB dipercepat dengan kecepatan
awal nol.

Pada saat benda bergerak naik berlaku persamaan :

vo = kecepatan awal (m/s)


g = percepatan gravitasi
t = waktu (s)
vt = kecepatan akhir (m/s)
h = ketinggian (m)

24
c. Gerak Vertikal ke Bawah

Berbeda dengan jatuh bebas, gerak vertikal ke bawah yang dimaksudkan adalah
gerak benda-benda yang dilemparkan vertikal ke bawah dengan kecepatan awal
tertentu. Jadi seperti gerak vertikal ke atas hanya saja arahnya ke bawah. Sehingga
persamaan-persamaannya sama dengan persamaan-persamaan pada gerak vertikal
ke atas, kecuali tanda negatif pada persamaan-persamaan gerak vertikal ke atas
diganti dengan tanda positif.

Contoh:
Dari salah satu bagian gedung yang tingginya 20 m, dua buah batu dijatuhkan
secara berurutan. Massa kedua batu masing-masing 1/2 kg dan 5 kg. Bila
percepatan gravitasi bumi di tempat itu g = 10 m/s2, tentukan waktu jatuh untuk
kedua batu itu (Abaikan gesekan udara)
Penyelesaian:
Diketahui: h1 = h2 = 20m
m1 = 0,5 kg
m2 = 5 kg
g = 10 m/s2
Ditanya : t1 = ? dan t2 = ?
Jawab :
Karena gesekan udara di abaikan (umumnya memang demikian), maka gerak
kedua batu memenuhi persamaan waktu jatuh benda jatuh bebas.
Untuk batu pertama,

25
Untuk batu kedua,

Contoh:
Sebuah bola dilemparkan vertikal dengan kecepatan 10 m/s dari atas bangunan
bertingkat(g = 10 m/s2). Bila tinggi bangunan itu 40 m, hitunglah:
a. kecepatan benda 1,5 s setelah dilemparkan.
b. Waktu untuk mencapai tanah.
c. Kecepatan benda saat sampai di tanah

26
27
3. Rangkuman GLB dan GLBB

28
2.8 Gerak Melingkar

Gerak Melingkar adalah gerak suatu objek yang lintasannya berupa


lingkaran mengelilingi suatu titik tetap. Contohnya dapat kamu lihat pada gerakan
Bulan mengelilingi Bumi dan gerakan berputar bola yang tergantung pada tali.

Frekuensi dan Periode

Pada gerak melingkar sering disebutkan istilah frekuensi dan periode.


Frekuensi ( ) adalah banyaknya putaran yang dilakukan objek dalam satu detik.
Periode ( ) adalah waktu yang dibutuhkan objek untuk menyelesaikan satu
putaran penuh. Berikut rumus persamaannya:

Dimana:
= banyak putaran
= waktu (s)
1 putaran = rad (radian)
1 rpm (rotasi per menit) = .

Periode dan frekuensi dihubungkan dengan persamaan:

Dimana:
= periode (s)
= frekuensi (Hz)

Kecepatan dan Percepatan Gerak Melingkar

Pada gerak melingkar terdapat hal penting yang harus kamu perhatikan, yaitu
semua persamaan kecepatan dan percepatan selalu menggunakan persamaan
kecepatan sudut dan percepatan sudut. Perhatikan gambar lintasan di bawah ini.

29
[Sumber: Douglas C. Giancoli, 2005]

Kecepatan ( ) merupakan kecepatan linier atau kecepatan yang biasa kamu


jumpai dalam gerak lurus. Kecepatan sudut atau disebut omega ( ) dan kecepatan
linear ( ) dihubungkan dengan persamaan:

Dimana:
= kecepatan linear (m/s)
= jari-jari lintasan (m)

Nilai kecepatan sudut dapat dicari jika diketahui frekuensi ataupun periodenya.
Untuk mencari nilai kecepatan sudut ( ) dipakai rumus:

atau

Dimana:
= kecepatan sudut (rad/s)
= 22/7 atau 3,14

Pada gerak melingkar, terdapat suatu percepatan pada objek yang mengarah ke
pusat titik lintasan yang dinamakan percepatan sentripetal. Percepatan sentripetal
[latex]a_s[/latex] arahnya tegak lurus dengan arah kecepatan linear. Perhatikan
gambar dibawah.

30
[Sumber: Douglas C. Giancoli, 2005]

Persamaan percepatan sentripetal yakni:

Dimana:

= percepatan sudut (m/s2)

Percepatan sentripetal ( ) menyebabkan timbulnya gaya sentripetal ( ) yang


juga mengarah ke pusat titik lintasan. Gaya sentripetal harus ada agar objek tetap
bergerak dalam lintasannya (lingkaran). Perhatikan gambar dibawah.

[Sumber: Douglas C. Giancoli, 2005]

Persamaan gaya sentripetal yakni:

31
Dimana:
= gaya sentripetal (N)
= massa benda (m)

Jika sebuah benda digerakkan melingkar secara vertikal, maka komponen gaya-
gayanya dapat dilihat pada gambar dibawah.

[Sumber: Douglas C. Giancoli, 2005]

Kamu dapat langsung mencari nilai kecepatan linier benda dengan persamaan:

Pada kasus gerak melingkar sebuah mobil yang berbelok dengan lintasan
melingkar, kamu dapat langsung mencari kecepatan liniernya dengan persamaan
diatas juga.

32
[Sumber: Douglas C. Giancoli, 2005]

Jika lintasannya memiliki kemiringan sebesar seperti pada gambar diatas, maka
dimasukkan pula kemiringan sudutnya sehingga persamaan kecepatan liniernya
menjadi:

Contoh Soal Gerak Melingkar

Sebuah benda bermassa 1 kg bergerak dengan laju tetap 10 m/s. Jika pada partikel
tersebut bekerja gaya 100 N yang arahnya selalu menuju satu titik, tentukanlah
lintasan dari partikel tersebut . (Simak UI 2010)

(A) lingkaran dengan jari-jari 1 m

(B) cylindrical helix dengan jari-jari 1 m

(C) garis lurus

(D) ellipse dengan major axis = 2 m dan minor axis = 1 m

(E) sinusoidal dengan amplitudo 1 m

33
Solusi Soal:

Kamu pasti sudah tahu bahwa jika benda diberikan suatu gaya yang menuju selalu
ke satu titik maka kemungkinan besar benda akan mengalami gerak melingkar,
contohnya seperti revolusi bulan ke bumi. Oleh karena itu, gaya yang diberikan
pada benda berarti sebuah gaya sentripetal dan benda mengalami percepatan
sentripetal. Untuk membuktikannya kita tentukan jari-jari lintasannya dengan
persamaan gaya semtripetal.

Percepatan sentripetal benda sebesar:

Jika diketahui kecepatan liniernya, maka dapat dicari jari-jari lintasannya dengan
rumus:

Jadi, benda tersebut mengalami gerak melingkar dengan jari-jari lintasan sebesar 1
m.

Jawaban: A

34
Gerak Parabola

Gerak Parabola juga dikenal sebagai Gerak Peluru. Dinamakan Gerak


parabola karena lintasannya berbentuk parabola, bukan bergerak lurus. Contoh
bentuk gerak ini dapat kita lihat pada gerakan bola saat dilempar, gerakan pada
peluru meriam yang ditembakkan, gerakan pada benda yang dilemparkan dari
pesawat dan gerakan pada seseorang yang melompat maju.

Agar kamu memahami materi ini dengan baik, kamu harus memahami terlebih
dahulu materi berikut:

Operasi Vektor
Gerak Jatuh Bebas
Gerak Lurus (GLB dan GLBB)

Untuk mempermudah pemahaman kamu, perhatikan gambar lintasan gerak


parabola dan komponennya di bawah ini.

[Sumber Gambar: Douglas C. Giancoli, 2005]

Jika kita memerhatikan gambar diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa gerak
parabola memiliki 3 titik kondisi,

35
Pada titik A, merupakan titik awal gerak benda. Benda memiliki kecepatan awal
.

Pada titik B, benda berada di akhir lintasannya.

Pada titik C, merupakan titik tertinggi benda. Benda berada pada ketinggian
maksimal , pada titik ini kecepatan vertikal benda besarnya 0 (nol) (
).

Komponen Gerak pada Gerak Parabola

Gerak Parabola merupakan gabungan dari dua komponen gerak, yakni komponen
gerak horizontal (sumbu x) dan komponen gerak vertikal (sumbu y).

Mari kita bahas kedua komponennya:

Komponen gerak parabola sisi horizontal (pada sumbu X):


o Komponen gerak horizontal besarnya selalu tetap dalam setiap
rentang waktu karena tidak terdapat percepatan maupun
perlambatan pada sumbu x , sehingga:

o Terdapat sudut () antara kecepatan benda (V) dengan komponen


gerak horizontal dalam setiap rentang waktu, sehingga:

o Karena tidak terdapat percepatan maupun perlambatan pada sumbu


X, maka untuk mencari jarak yang ditempuh benda (x) pada selang
waktu (t) dapat kita hitung dengan rumus:

Komponen gerak parabola sisi vertikal (pada sumbu y):


o Komponen gerak vertikal besarnya selalu berubah dalam setiap
rentang waktu karena benda dipengaruhi percepatan gravitasi (g)
pada sumbu y. Jadi kamu harus pahami bahwa benda mengalami
perlambatan akibat gravitasi

36
o Terdapat sudut [] antara kecepatan benda (V) dengan komponen
gerak vertikal , sehingga:

o Karena dipengaruhi percepatan gravitasi, maka komponen gerak


vertikal pada selang waktu (t) dapat kita cari dengan rumus:

o Kita dapat mencari ketinggian benda (y) pada selang waktu (t)
dengan rumus:

Terdapat pula persamaan-persamaan untuk menentukan besaran gerak


parabola lainnya:
o Apabila tidak diketahui komponen waktu, kita dapat langsung
mencari jarak tempuh benda terjauh ( ), yakni dari titik A
hingga ke titik B, dengan menggabungkan kedua komponen gerak.
Komponen gerak horizontal:

Komponen gerak vertikal:

Dengan mensubstitusikan kedua persamaan diatas, kita


mendapatkan persamaan:

o Kita dapat pula langsung menghitung ketinggian benda maksimum


dengan persamaan:

o Selain itu, dengan dengan menggunakan teorema Pythagoras kita


dapat mencari kecepatan benda jika kedua komponen lainnya
diketahui.

o Jika diketahui kedua komponen kecepatan, kita juga dapat


mengetahui besarnya sudut yang dibentuk, yaitu:

37
Contoh Soal Gerak Parabola
Soal 1:

Seorang stuntman melaju mengendarai sepeda motor menuju ujung tebing


setinggi 50 m. Berapa kecepatan yang harus dicapai motor tersebut saat melaju
dari ujung tebing menuju landasan dibawahnya sejauh 90 m dari tebing? Abaikan
gesekan udara.

Pembahasan:

Gambarkan terlebih dahulu lintasan gerak parabola objek tersebut. Perhatikan


gambar dibawah ini:

[Sumber: Douglas C. Giancoli, 2005]

Kemudian kita identifikasi komponen-komponen yang diketahui,

m.

, jadi kita tahu bahwa

Dengan rumus untuk mencari ketinggian benda, kita bisa mendapatkan waktu
tempuh:

38
Dengan rumus untuk mencari jarak tempuh, kita bisa mendapatkan kecepatan
motor:

Jadi, kecepatan yang harus dicapai harus sebesar 28,21 m/s atau sekitar 100 km/h
(101,55 km/h).

SOAL 2

Sebuah bola ditendang membentuk sudut ( ) dengan kecepatan .


Hitunglah (a) ketinggian maksimum bola, (b) waktu tempuh bola hingga bola
mendarat di tanah (c) seberapa jauh bola mencapai tanah, (d) kecepatan bola di
ketinggian maksimum, dan (e) percepatan saat ketinggian maksimum. Abaikan
gesekan udara dan rotasi pada bola.

Pembahasan:

Gambarkan terlebih dahulu lintasan gerak parabola objek tersebut. Perhatikan


gambar dibawah ini.

39
[Sumber: Douglas C. Giancoli, 2005]

Kita cari kedua komponen kecepatannya:

(a) Dengan menggunakan rumus kecepatan komponen vertikal, kita mendapat


selang waktu tempuh saat bola mencapai titik tertinggi.

Kemudian, kita pakai rumus untuk mencari ketinggian benda:

(b) dan (c):


Pertama, kita pakai rumus untuk mencari jarak tempuh maksimum:

Kemudian, kita dapat mencari jarak tempuh bola maksimum:

(d) Di titik tertinggi, tidak terdapat komponen kecepatan vertikal. Jadi kecepatan
bola saat di titik tertinggi adalah:

40
(e) Besarnya percepatan sama di setiap lintasan, yakni sebesar ke
bawah.

41
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

1 Gerak adalah perubahan posisi suatu benda terhadap titik acuan


2 Gerak lurus adalah gerak suatu benda yang lintasannya bertupa garis lurus
3 Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh suatu benda yang bergerak
4 Kecepatan rata-rata adalah perpindahan yang dialami suatu benda setelah
bergerak selama selang waktu tertentu
5 Kecepatan sesaat adalah kecepatan yang terukur pada satu saat tertentu
6 Kelajuan rata-rata adalah jarak total yang ditempuh suatu benda yang
bergerak selama selang waktu tertentu
7 Perpindahan adalah perubahan kedudukan atau posisi suatu benda diukur
dari posisi awal ke posisi akhir
8 Percepatan adalah perubahan kecepatan yang terjadi selama selang waktu
tertentu
9 Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang menempuh
lintasan garis lurus dimana dalam setaip selang waktu yang sama benda
menempuh jarak yang sama.
10 Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak benda dalam lintasan
garis lurus dengan percepatan tetap.
11 Gerak Melingkar adalah gerak suatu objek yang lintasannya berupa
lingkaran mengelilingi suatu titik tetap.

42
DAFTAR PUSTAKA

Wirawan, Zose. (2016). Buku Siswa Fisika Gerak Lurus. E-book : Tidak
diterbitkan.

Satriawan, Mirza. (2012). Fisika Dasar. E-book : Tidak diterbitkan.

Ibadurrahman.(2013). Gerak Melingkar. [online]. Tersedia :


http://www.studiobelajar.com/gerak-melingkar/[September2017].

Ibadurrahman.(2013). Gerak Parabola. [online]. Tersedia :


http://www.studiobelajar.com/gerak-melingkar/[September2017].

43

Anda mungkin juga menyukai