Anda di halaman 1dari 34

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “GERAK MELINGKAR BERATURAN” tepat dengann
waktu yang telah ditetapkan. Tak lupa pula Salawat serta salam kami limpahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang. Rasa terimakasih juga kami
ucapkan kepada Dosen Mata Kuliah Telaah Fisika Sekolah Menengah I Ibu
Misbah, M.Pd. yang telah memberikan ilmu, penjelasan serta pengarahan dalam
mengerjakan tugas makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan khususnya dalam materi mengenai gerak melingkar
beraturan.

Kami menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini.


Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini agar kedepannya
kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi.

Banjarmasin, September 2019

Tim Penyusun,

 Deffara Talitha Izzatia


 Siskia Charina Wardah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii


DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB 1 ................................................................................................................................. 1
ANALISIS MATERI AJAR GERAK MELINGKAR BERATURAN ........................ 1
 KOMPETENSI INTI ............................................................................................ 1
2. KOMPETENSI DASAR ......................................................................................... 1
3. INDIKATOR .......................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................ 3
MATERI PEMBELAJARAN .......................................................................................... 3
A. MATERI ESENSIAL .............................................................................................. 3
 Konsep................................................................................................................ 3
Gerak Melingkar Beraturan .................................................................................... 3
 Prinsip ................................................................................................................ 3
Gerak Melingkar Beraturan .................................................................................... 3
B. PETA KONSEP ........................................................................................................ 4
C. MATERI AJAR GERAK MELINGKAR BERATURAN ................................... 5
A) Besaran-Besaran dalam Gerak Melingkar ....................................................... 5
B) Gerak Melingkar Beraturan ............................................................................ 11
C) CONTOH-CONTOH SOAL GERAK MELINGKAR BERATURAN.............. 23
D) SOAL MISKONSEPSI ....................................................................................... 27
KUNCI JAWABAN SOAL MISKONSEPSI ............................................................... 28
E) PERBANDINGAN MATERI DENGAN BUKU REVISI LAINNYA .............. 30
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 31

iii
BAB 1
ANALISIS MATERI AJAR GERAK MELINGKAR BERATURAN

 KOMPETENSI INTI
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan pengetahuan,
kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

2. KOMPETENSI DASAR
3.6 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan (tetap)
dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
4.6 Melakukan percobaan beserta presentasi hasil tentang gerak melingkar, makna
fisis, dan pemanfaatannya.

3. INDIKATOR
3.6.1 Menjelaskan besaran-besaran pada gerak melingkar beraturan.
3.6.2 Menghitung besar periode, frekuensi, kecepatan sudut, dan kecepatan
linier pada gerak melingkar beraturan.

1
3.6.3 Menghitung besar kecepatan sudut dan kecepatan linier pada kasus
hubungan roda-roda.
3.6.4 Menyebutkan contoh gerak melingkar beraturan dalam kehidupan sehari-
hari.
4.6.1 Merumuskan masalah gerak melingkar beraturan berdasarkan fakta
fenomena.
4.6.2 Menghubungkan pembelajaran gerak melingkar beraturan dengan
kehidupan sehari-hari.

2
BAB II
MATERI PEMBELAJARAN

A. MATERI ESENSIAL
 Konsep
Gerak Melingkar Beraturan
Gerak melingkar beraturan didefinisikan sebagai gerak suatu benda
menempuh lintasan melingkar dengan kelajuan atau besar kecepatan
tetap.
 Prinsip
Gerak Melingkar Beraturan
 Kecepatan Sudut
Kecepatan sudut adalah hasil bagi sudut pusat yang ditempuh
partikel dengan waktu tempuhnya.
 Percepatan Sentripetal
Percepatan sentripetal adalah percepatan yang selalu tegak lurus
terhadap kecepatan linearnya dan mengarah ke pusat lingkaran.
 Rumus
 Kecepatan Sudut
2𝜋
𝜔= = 2𝜋𝑓
𝑇

 Percepatan Sentripetal
(𝑟𝜔)2
as = = 𝜔2 𝑟
𝑟

3
B. PETA KONSEP

GERAK MELINGKAR
BERATURAN

MEMILIKI BESARAN
DASAR CIRI

PERIODE FREKUENSI JARI-JARI KECEPATAN


SUDUT TETAP

PERCEPATAN
CONTOH MENGALAMI
SENTRIPETAL

GERAK UJUNG
JARUM
MEKANIK

4
C. MATERI AJAR GERAK MELINGKAR BERATURAN

Sumber : Buku Marthen Kanginan

A) Besaran-Besaran dalam Gerak Melingkar

Aplikasi gerak melingkar beraturan (disingkat


GMB) dapat dilihat pada foto di atas. Dari keadaan
diam, perlahan-lahan Kincir berputar terhadap
porosnya. Beberapa saat kemudian, kelajuan linear
dan kecepatan sudut putarnya menjadi konstan
sehingga para penumpang dapat menikmati

Sumber : Buku Marthen permainan ini dengan nyaman. Sewaktu mengendarai


Kanginan mobil yang menempuh GLB, penumpang merasa
Gambar 6.1 Pusat sebuah
bola Bumi (globe) yang nyaman karena mereka tidak mengalami percepatan.
berputar tetap terhadap Apakah pada permainan kincir berputar yang
suatu acuan, tetapi posisi
partikel-partikel di pinggir menempuh GMB, penumpang juga merasa nyaman
bola berubah setiap saat.
karena mereka tidak mengalami percepatan?

Sebuah benda bergerak pada sebuah jalur berbentuk lingkaran dengan


kecepatan konstan v dikatakan mengalami gerak melingkar bertauran (uniform
circular motion) (GMB). Magnitudo kecepatan ini bertahan konstan, namun arah
kecepatan itu terus menerus berubah ketika benda bergerak di dalam sebuah

5
lingkaran . Karena perceptan didefinisikan sebagai laju perubahan kecepatan,
perubahan arah kecepatan juga merupakan percepatan, sebagaimana halnya
perubahan magnitudo kecepatan. Sehingga, sebuah benda yang bergerak berputar-
putar di dalam sebuah lingkaran terus menerus mengalami percepatan, walaupun
lajunya tetap sama (v1 = v2 = v). kita sering akan menelaah percepatan ini secara
kuantitatif. (Giancoli, 2014)

Posisi suatu benda setiap saat berubah


terhadap suatu acuan. Bagaimana dengan
gerak berputarnya bola dalam sebuah ruang
seperti pada gambar 6.1? Tampak pusat bola
tetap di tempatnya sehingga posisi bola jelas
tetap terhadap ruang sebagai acuan. Namun,
Sumber : Buku Marthen posisi partikel - partikel di pinggir bola setiap
Kanginan saat berubah terhadap pusat bola atau garis
Gambar 6.2 Perpindahan sudut
yang melalui pusat bola (disebut sumbu
sebuah CD adalah sudut  yang
disapu oleh sebuah garis radial rotasi). Gerak yang dialami partikel - partikel
selama CD berputar terhadap di pinggir bola disebut gerak melingkar.
poros rotasinya.
Pada gerak lurus dikenal besaran
perpindahan (linear) dan kecepatan (linier) ,
keduanya termasuk besaran vektor. Sedangkan pada gerak melingkar dikenal
besaran perpindahan sudut dan kecepatan sudut, keduanya juga termasuk besaran
vektor. Pada gerak lurus telah mengenal besaran ketiga, yaitu percepatan (linier).
Pada gerak melingkar, yang mirip dengan besaran percepatan adalah percepatan
sudut.

1. Pengertian Perpindahan dalam Gerak Melingkar

Misalnya gerak sebuah CD (Compact Disc) yang berputar. Pada CD


tampak bahwa tiap partikel, kecuali partikel pada poros CD, menempuh gerak

6
melingkar. Poros CD adalah garis lurus melalui pusat CD (titik O) dan tegak lurus
pada bidang CD. Sudut yang dibentuk oleh partikel-partikel pada CD selama
berputar terhadap porosnya disebut perpindahan sudut (notasi ). Bagaimana
mengukur perpindahan sudut?
Gambar 6.2 menunjukkan cara mengukur perpindahan sudut dari sebuah
CD yang berputar. Pada permukaan CD kita melukis sebuah garis radial, yaitu
garis yang memotong sumbu radial. Selama CD berputar kita mengamati sudut
yang dibentuk oleh garis ini relatif terhadap suatu garis acuan yang tidak berputar.
Garis radial ini bergerak dari posisi awal pada sudut 0 sampai ke posisi akhirnya
pada sudut . Sudut yang disapu oleh garis Radial ini adalah  - 0.
Kita telah menggunakan notasi perpindahan linear x = x – x0. Mirip
dengan ini, lebih mudah jika kita menyatakan sudut yang disapu  - 0 ini sebagai
(tentu saja,  =  – 0). Di sini  menyatakan perpindahan sudut . Seperti
halnya perpindahan linear x, sebagai vektor, di tetapkan bertanda positif jika
partikel berpindah ke kanan dan negatif jika berpindah ke kiri. Perpindahan sudut
 sebagai vektor pun, ditetapkan bertanda positif jika partikel berputar
berlawanan arah jarum jam dan negatif jika berputar searah jarum jam.
Ada tiga cara untuk mengukur perpindahan sudut . Cara pertama
adalah mengukur  dalam derajat (°). Satu putaran penuh sama dengan 360°.
Cara kedua adalah mengukur  dalam putaran. Satu lingkaran penuh
menyatakan satu putaran. Dengan demikian, 1 putaran = 360°. Cara ketiga adalah
mengukur perpindahan sudut dalam satuan SI, yaitu radian. Gambar 6.2
menjelaskan definisi radian. Misalnya posisi awal berimpit dengan garis acuan
(berarti  = ) sehingga perpindahan sudut  = . Partikel pada CD telah
menempuh sudut  ketika sebuah partikel pada tepi CD telah melalui jarak x.
Nilai , dalam radian, didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak linier x dan
jari-jari CD r.

Definisi radian
𝑥
 (rad) = 𝑟 (6-1)

7
Dalam satu putaran lengkap, panjang busur x sama dengan keliling
lingkaran (x = 2πr) sehingga Persamaan (6-1) memeberikan hubungan berikut.

𝑥 2𝑥
=𝑟= = 2 rad
𝑟

Konfersi satuan sudut

1 putaran = 360° = 2 rad


180
1 rad = 
derajat = 57,3°

Perhatikan, derajat, putaran, dan radian merupakan besaran yang tidak


memiliki dimensi. Jadi, ketiganya tidak mengubah satuan lain yang terlibay dalam
perhitungan tersebut. Namun, perlu diingat, jika menggunakan satuan SI, harus
menggunakan satuan rad agar hasil hitungan tepat.

2. Pengertian Kecepatan dalam Gerak Melingkar


Pada gerak lurus, kecepatan dinyatakan dalam m/s atau km/jam. Telah
diketahui bahwa tiap bagian berbeda dari gerak lurus memiliki kecepatan yang
sama. Dengan kata lain, ekor pesawat terbang yang bergerak maju sama cepatnya
dengan hidung pesawat.
Dalam kasus gerak melingkar, titik materi yang berbeda dapat memiliki
kecepatan yang berbeda. Misalnya, pada gerak CD terhadap porosnya (lihat
kembali Gambar 6.2). Titik yang dekat dengan poros CD bergerak dengan
kecepatan yang semakin kecil. Semakin dekat ke poros CD, titik materi bergerak
dengan kecepatan yang semakin kecil. Bahkan, tepat di pusat CD, titik materi
tidak bergerak (diam). Sebaliknya, titik materi yang dekat dengan tepi CD
bergerak dengan kecepatan yang lebih besar. Oleh karena itu, menyatakan CD
bergerak melingkar dengan kecepatan 5 m/s tidahlah berarti. Akan tetapi,
menytakan bahwa titik di tepi CD bergerak melingkar dengan kecepatan 5 m/s
adalah berarti.

8
Untuk mengatasi masalah tersebut, kelajuan CD berotasi biasa dinyatakan
dalam putaran per menit (bisa disingkat rpm rotation per minute)). Kelajuan yang
dinyatakan dalam putaran per menit ini disebut kelajuan sudut (atau kelajuan
anguler).
Pada gerak lurus diknal keajuan dan kecepatan, dengan kecepatan
menyatakan kelajuan beserta arahnya. Pada gerak melingkar pun dapat
menyatakan arah melingkar dalam dua arah. Misalnya, jika seseorang memandang
dari aras, arah melingkar adalah berlawanan dengan arah jarum jam. Sebaliknya,
jika seseorang memandang dri bawah, arah melingkar adalah searah dengan arah
jarum jam. Oleh karena itu, dapat juga menyatakan kecepatan sudut, yang selain
menyatakan kelajuan sudut juga menyatakan arahnya. (Kecepatan yang terlibat
dalam gerak lurus disebut kecepatan linear karena gerak partikel adalah sepanjang
garis lurus; sedangkan, kecepatan dalam melingkar disebut kecepatan sudut
karena gerak partikel melalui sudut tertentu).

Pengertian kecepatan sudut rata-rata dan sesaat


Pada gerak lurus, kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai hasil bagi perpindahan
linier dengan selang waktu. Mirip dengan itu, dalam gerak melingkar, kecepatan
sudut rata-rata didefinisikan sebagai hasil bagi perpindahan sudut dengan selang
waku.
perpindahan sudut
Kecepatan sudut rata-rata = 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

  𝜃 −𝜃
 = t  = t = 𝑡 2 − 𝑡1
= t
2 1 (6-2)

Telah diketahui bahwa kecepatan (linier) sesaat v diperoleh dengan


mengukur perpindahan linier x dalam selang waktu yang sangat singkat (t → 0).
Mirip dengan itu, kecepatan sudut sesaat  diperoleh dengan mengukur
perpindahan sudut  dalam selang waktu yang singkat (t → 0). Secara
matematis, ditulis seperti berikut.
θ
= untuk t sangat kecil (6-3)
t

9
Perhatikan, arah kecepatan sudut  tentu saja searah dengan arah
perpindahan sudut .
3. Hubungan antara Besaran Gerak
Melingkar dan Gerak Lurus

Pada gerak lurus dikenal besaran fisis


perpindahan linier x dan kecepaan linier v.
Pada gerak melingkar, arah kecepatan linier
disebut juga kecepatan tangensial. Pada
gearak melingkar dikenal besaran fisis
Sumber : Buku Marthen
Kanginan perpindahan sudut  dan kecepatan sudut  .
Gambar 6.3 Hubungan gerak Adakah hubungan antara perpindahan linier
melingkar dengan gerak lurus.
dan perpindahan sudut, antara kecepatan
linier dan kecepatan sudut?

Hubungan antara perpindahan linier x dan perpindahan sudut  telah


dinyatakan sebelumnya pada Persamaan (6-1).
𝑥
 (rad) = atau x = r
𝑟

Dengan r adalah jarak partikel ke pusat lingkaran.


Bagaimanakah hubungan antara kecepatan linier dan kecepatan sudut?
Untuk perpindahan linier x sepanjang busur lingkaran, kecepatan linier
dinyatakan sebagai berikut.
𝑥
v= 𝑡

Untuk jarak titik P ke pusat lingkara adalah r, sesuai Persamaan (6-1),


diperoleh x = r.
𝑥 r
v= =
𝑡 𝑡

Nilai 𝑡 =  sehingga kita dapatkan persamaan yang menghubungkan v dengan

.
Hubungan kecepatan linier dan kecepatan sudut

v = r (6-4)

10
Persamaan (6-4) menyatakan bahwa untuk kecepatan sudut  yang tertentu,
kecepatan linier v sebanding dengan jarak titik dari pusat lingkarannya r.
Semakin jauh suatu titik dari pusat lingkaran, semakin besar kecepatan
lineearnya.
Akhirnya, dapat kita buat tabel analogi besaran fisis dalam gerak lurus
dan gerak melingkar beserta hubungannya seperti berikut.
Tabel 6.1 Analog besaran fisis dalam gerak lurus dan gerak melingkar.

Gerak lurus Gerak melingkar


Hubungan
Besaran Dimensi Besaran Dimensi
Tak
x (m) [L]  (rad) x = r
berdimensi
v (m/s) [L][T]-1  (rad/s) [T]-1 v = r

Hal yang perlu diperhatikan pada Tabel 6.1 adalah semua partikel (titik
materi) pada suatu benda yang berputar terhadap suatu proses tetap memiliki nilai-
nilai besaran melngkar (perpindahan sudut  dan kecepatan sudut  yang sama,
tetapi memiliki nilai-nilai besaran lurus) perpindahan linier x dan kecepatan
linier v yang sebanding dengan jarak partikel dari pusat lingkaran r.

B) Gerak Melingkar Beraturan


Jika benda yang menempuh lintasan melingkar bergerak dengan laju linier
konstan, benda dikatakan menempuh gerak melingkar beraturan (disingkat
GMB). Pada GMB, besar kecepatan linier (atau laju linier) selalu konstan, tetapi
arah kecepatan linier setiap saat selalu berubah. Arah kecepatan yang setiap saat
berubah inilah yang akan menimbulkan percepatan yang senantiasa mengarah ke
pusat lingkaran. Perceptan ini disebut percepatan sentripetal.
Beberapa contoh gerak dalam kehidupan sehari-hari yang dapat didekati
dengan GMB, antara lain gerak Bumi mengitari Matahari, gerak Bulan mengitari
Bumi, gerak partikel pada compact disk (CD) yang sedang berputar, dan gerak
kincir putar. Dapatkah Anda menyebutkan beberapa contoh lagi ?

11
1. Pengertian Gerak Melingkar Beraturan
Pada gerak lurus beraturan (GLB), didefinisikan sebagai gerak suatu benda
dengan (vektor) kecepatan tetap.
Mirip dengan GLB, gerak melingkar beraturan didefinisikan sebagai
gerak suatu benda menempuh lintasan melingkar dengan kelajuan (atau besar
kecepatan) tetap. Dapatkah Anda mendefinisikan GMB sebagai gerak suatu benda
dengan (vektor) kecepatan tetap?
Misalnya, suatu benda menempuh lintasan melingkar pada bidang
horizontal. Arah putaran benda adalah berlawanan dengan arah jarum jam, seperti
pada gambar 6.4. Bagaimanakah dengan vektor kecepatannya? Tampak bahwa
arah kecepatan linier di A, di B, dan di C berbeda. Jadi pada GMB, vektor
kecepatan linier senantiasa berubah sehingga kita tidak dapat mendefinisikan
GMB sebagai gerak dengan kecepatan linier tetap. Jika demikian, vektor apakah
yang tetap alam GMB?

Sumber : Buku Marthen Kanginan


Gambar 6.4 Sebuah benda melakukan gerak melingkar beraturan pada suatu
bidang datar dengan arah berlawanan jarum jam.
Pada gerak melingkar beraturan, besar kecepatan linier v tetap. Oleh
𝑣
karena itu, besar kecepatan sudut , yang dirumuskan  = 𝑟 juga bernilai tetap.

Bagaimana dengan arah vektor kecepatan sudut ()?. Arah kecepatan sudut
didefinisikan sama dengan arah putaran partikel. Pada Gambar 6.5, partikel yang
berada di A, B, atau C, arah putaran partikel (identik dengan arah kecepatan
sudutnya) adalah sama, yaitu berlawanan dengan arah jarum jam. Besar maupun

12
arah dari vektor kecepatan sudut  tetap sehingga vektor yang tetap dalam GMB
adalah vektor kecepatan sudutnya. Dengan demikian, GMB dapat didefinisikan
sebagai gerak suatu partikel dengan vektor kecepatan sudut  tetap. Kecepatan
sudutnya tetap, artinya percepatan sudutnya nol.

2. Periode, Frekuensi, Kecepatan Linier, dan Kecepatan Sudut


Untuk melakukan percobaan GMB kita dapat membalik sebuah sepeda
agar sedelnya terlatak di lantai dan roda-rodanya di atas (lihat Gambar 6.5).
Kayuh pedal sepeda dengan kecepatan sudut  tetap. Tiap titik pada roda akan
melakukan gerak melingkar beraturan.

Sumber : Buku Marthen Kanginan


Gambar 6.5 Roda sepeda yang diputar dengan kecepatan sudut tetap atau laju
linier tetap akan melakukan gerak melingkar beraturan.

Misalnya, suatu titik pada roda memerlukan selang waktu 5 s untuk


menempuh 1 kali putaran. Kita katakan bahwa periode GMB itu adalah 5 s.
Dengan demikian, periode (diberi lambang T) didefinisikan sebagai selang waktu
yang diperlukan oleh suatu titik materi pada benda yang berputar terhadap suatu
poros tertentu untuk menempuh satu kali putaran (atau satu kali melingkar).
Misalnya lagi, suatu titik pada roda dalam selang waktu 1 s dapat
melakukan 2 putaran. Kita katakan bahwa frekuensi GMB adalah 2 putaran/sekon

13
atau 2 hertz (hertz sering disingkat dengan Hz). Dengan demikian frekuensi
(diberi lambang f) didefinisikan sebagai banyak putaran yang dapat dilakukan
oleh suatu titik materi pada benda yang berputar tehadap suatu poros tertentu
dalam selang waktu satu sekon.
Bagaimanakah hubungan antara periode dengan frekuensi? Dari definisi
periode T dan frekuensi f yang telah disebutkan, akan didapatkan persamaan
berikut.

1 1
T = atau f =
𝑓 𝑇 (6-5)

Misalnya , suatu pertikel (titik materi) pada benda tegar melakukan gerak
melingkar beraturan dengan arah putar searah jarum jam dan berawal dari titik A
(lihat Gambar 6.5). Selang waktu partikel untuk menempuh suatu putaran adalah
periode T. Adapun dalam satu putaran, partikel tersebut telah menempuh lintasan
linier sepanjang satu keliling lingkaran 2r dengan r adalah jarak partikel dari
pusat melingkar O. Kecepatan linier (v) adalah hasil bagi panjang lintasan linier
yang ditempuh partikel dengan selang waktu tempuhnya.
Panjang lintasan linier
Kelajuan linier = Selang waktu temmpuh
2r
v= 𝑇

1
Nilai 𝑇 = f sehingga persamaannya menjadi seperti berikut.
2𝜋𝑟
v= =2𝜋𝑟𝑓 (6-6)
𝑇

dengan v dinyatakan dalam m/s.

Selang waktu partikel untuk menempuh satu putaran adalah T. Adapun


dalam satu putaran sudut pusat yang ditempuh partikel adalah 360° atau 2𝜋 rad.
Kecepatan sudut (𝜔) adalah hasil bagi sudut pusat yang ditempuh partikel dengan
waktu tempuhnya.

14
Sudut pusat
Kecepatan sudut = Waktu tempuh

2𝜋
𝜔= 𝑇

1
Nilai 𝑇 = f sehingga persamaannya menjadi seperti berikut.

2𝜋
𝜔= = 2𝜋𝑓 (6-7)
𝑇

dengan 𝜔 dinyatakan dalam rad/s.

Tabel 6.2 Hubungan besaran-besaran fisis dalam GMB

Variabel-variabel yang
Persamaan Nomor
berhubungan

1 1
Periode dan Frekuensi 𝑇= :𝑓= (6-5)
𝑓 𝑇

Kecepatan linier, jarak, 2𝜋𝑟


𝑣= = 2𝜋𝑟𝑓 (6-6)
dan periode/frekuensi 𝑇

Kecepatan sudut dan 2𝜋


𝜔= = 2𝜋𝑓 (6-7)
periode/frekuensi 𝑇

Kecepatan linier, jarak,


𝑣 = 𝑟𝜔 (6-4)
dan kecepatan sudut

Aplikasi gerak melingkar beraturan yang diciptakan Tuhan di alam raya


salah satunya adalah gerakan planet bumi mengitari matahari sebagai pusat tata
surya (lintasan bumi mengitari matahari sesungguhnya adalah elips tetapi elips ini
sangat mendekati lingkaran). Ternyata selama mengitari Matahari, poros bumi
selalu miring dengan arah yang sama yaitu membentuk sudut 23,5° terhadap garis

15
yang tegak lurus bidang orbitnya. Akibat dari kemiringan tersebut pada suatu
selang waktu tertentu, Kutub Utara (KU) Bumi semakin condong ke Matahari dan
pada selang waktu lainnya semakin menjauh dari Matahari. Sebagai akibatnya,
terjadilah pergantian musim di daerah beriklim sedang, baik belahan Bumi utara
maupun selatan.

3. Pengertian percepatan sentripetal

Newton adalah ornag pertama yang mengakui akan pentingnya gerak


melingkar. Ia menunjukkan bahwa jika sebuah partikel bergerak dengan kelajuan
konstan v dalam lingkaran berjari-jari r , partikel tersebut mempunyai percepatan
yang besarnya v2/ r dan berarah ke pusat lingkaran tersebut. Percepatan ini
dinamakan percepatan sentripetal.
Perhatikan sebuah satelit yang bergerak dalam orbit melingkar mengelilingi
bumi. Mengapa satelit ini tidak jatuh ke bumi ? jawabannya adalah bukan bahwa
tidak ada gaya gravitasi yang bekerja pada satelit . Pada 200 km diatas permkaan
bumi, gaya gravitasi yang bekerja pada satelit adalah sekitar 94 % dari gaya yang
ada jika satelititu berada di permukaan bumi. Satelit memang “jatuh” ke arah
bumi, tetapi karena kecepatan tangensialnya, satelit itu terus-menerus tidak dapat
menumbuk bumi.
(Tipler, 1991)

Percepatan rata-rata didefinisikan sebagai hasil bagi perubahan kecepatan


terhadap selang waktunya. Inti dari konsep tersebut adalah asalkan ada perubahan
kecepatan, maka selalu timbul percepatan. Kecepatan merupakan besaran vektor
yang bergantung pada besar dan arah. Oleh karena itu, perubahan kecepatan dapat
terjadi karena tiga hal seperti berikut.

a) Arah kecepatan tetap tetapi besar kecepatan berubah. Contohnya,


gerak lurus berubah beraturan.
b) Besar kecepatan tetap tetapi arah kecepatan berubah. Contohnya,
gerak melingkar beraturan.

16
c) Baik besar maupun arah kecepatan berubah. Contohnya, gerak
melingkar berubah beraturan dan gerak melingkar berubah tidak
beraturan.

Mengapa pada gerak lurus beraturan kita menyatakan bahwa percepatan


benda sama dengan nol? Dapatkah kita juga menyatakan bahwa percepatan
partikel dalam GMB sama dengan nol? Telah Anda ketahui sebelumnya bahwa
arah kecepatan linier pada GMB adalah menyinggung lingkaran. Oleh karena itu
kecepatan linier disebut juga kecepatan tangensial.

Pada setiap saat, arah kecepatan linier selalu menyinggung lingkaran (lihat
gambar 6.6 (a). Misalnya, pada suatu selang waktu ∆𝑡 partikel bergerak sepanjang
lintasan lingkaran dari satu titik P ke titik lain Q. Vektor kecepatan linier pada P
dan Q yaitu P dan Q, vP dan vQ, memiliki besar sama tetapi, arahnya berbeda.

Gambar 6.6 (a) Vektor kecepatan linier di titik P dan Q. (b)Vektor vp dan vQ
disatukan titik tangkapnya untuk melukis v = vQ - vp. (c)Untuk Q yang sangat
dekat dengan P(t0), v tegak lurus terhadap v sehingga a juga tegak lurus
terhadap v.

Kecepatan linier selalu berubah sehingga harus ada percepatan. Percepatan


selalu terjadi jika besar kecepatan atau arah kecepatan berubah. Selama selang
waktu ∆𝑡, perubahan kecepatan adalah ∆𝒗 = vQ - vP. Jika Q mendekati P, vQ - vP
hampir sejajar serta ∆𝒗 hampir tegak lurus terhadap kedua vektor kecepatan.
Untuk limit ∆𝑡 mendekati nol (∆𝑡 → 0), ∆𝒗 tepat tegak lurus terhadap v (lihat
gambar 6.6c). Telah Anda ketahui, percepatan sesaat didefinisikan sebagai berikut.

17
∆𝒗
a = lim . . . (*)
∆𝑣→0 ∆𝑡

Persamaan tersebut menunjukkan bahwa a searah dengan ∆𝒗. ∆𝒗 tegak


lurus v sehingga a juga tegak lurus v. v tegak lurus terhadap arah radial sehingga
percepatan a selalu mengarah ke pusat lingkaran (lihat Gambar 6.6c). Percepatan
yang selalu tegak lurus terhadap kecepatan linearnya dan mengarah ke pusat
lingkaran ini disebut percepatan sentripetal. (Kata sentripetal berasal dari dua
kata Yunani, yang berarti mencari pusat).

Penurunan Rumus Besar Percepatan Sentripetal

Besar percepatan sentripetal (diberi lambang as) didefinisikan sesuai dengan (*).
Jika selang waktu ∆𝑡 diambil sama dengan periode 𝑇(∆𝑡 = 𝑇), jarak yang
ditempuh benda sama dengan satu kali keliling
lingkaran (jari-jari = v).

∆𝑣 = keliling lingkaran = 2𝜋v . . . (**)

Jika nilai ∆𝑣 dari (**) dan ∆𝑡 = 𝑇


dimasukkan ke dalam (*) kita peroleh persamaan
berikut.
Sumber : Buku
Marthen Kanginan 2𝜋𝑣 2𝜋𝑉 2𝜋
Gambar 6.7 Vektor vP as = lim = = ( 𝑇 )𝑣
∆𝑡→0 𝑇 𝑇
dan vQ pada waktu t . . . (***)
dan t + t yang ditarik
dari titik tangkap yang 2𝜋 𝑣
Nilai = 𝜔 dan 𝜔 = sehingga (***) menjadi
sama. 𝑇 𝑇

seperti berikut.

𝑣 𝑣2
as = 𝜔𝑣 = (𝑟 ) 𝑣 = 𝑟

Nilai 𝑣 = 𝑟𝜔 sehingga persamaannya menjadi seperti berikut.

(𝑟𝜔)2
as = = 𝜔2 𝑟
𝑟

18
Jadi, untuk partikel yang melakukan gerak melingkar beraturan, laju linier
adalah konstan, tetapi partikel masih mengalami percepatan sentripetal as yang
dirumuskan sebagai berikut.

Percepatan sentripetal

𝑣2
as = atau 𝑎𝑠 = ω2 r (6-8)
𝑟

Vektor percepatanmenuju kea rah puast lingkaran. Akan tetapi, vector


kecepatan selalu menunjuk kea rah gerak yang tangensial terhadap lingkaran.
Dengan demikian, vector kecepatan dengan vector percepatan tegak lurus satu
sama lain pada setiap titik dijalurnya untuk gerak melingkar beraturan.
(Alfatah, 2008)

Kita telah mengasumsikan bahwa laju partikel adalah konstan. Gerak


partikel dengan kelajuan yang konstan disebut gerak melingkar homogen.
Sedangkan jika laju partikelnya bervariasi disebut sebagai gerak melingkar
nonhomogen. Sebagai contoh untuk gerak melingkar nonhomogen adalah kereta
roller coaster yang memperlambat dan mempercepat gerakannya saat mengitari
putaran (loop) vertikal.

(Young, 2002)

4. Kinematika Gerak Melingkar Beraturan

Analogi dari gerak lurus beraturan adalah gerak melingkar beraturan. Oleh
karena itu, persamaan untuk gerak melingkar beraturan mirip dengan persamaan
untuk gerak lurus beraturan. Mari kita turunkan persamaan untuk GMB.
∆𝜃
Telah anda ketahui bahwa kecepatan sudut rata-rata dinyatakan oleh = . Gerak
∆𝑡

melingkar beraturan adalah gerak partikel dengan kecepatan sudut ω setiap saat
tetap. Oleh karena itu, dalam GMB kecepatan sudut rata-rata sama dengan
kecepatan sudut sesaat ω.
∆𝜃
ω= 𝑎𝑡𝑎𝑢 ∆𝜃 = 𝜔∆𝑡
∆𝑡

19
Misalnya pada keadaan awal(t0 = 0), posisi sudut partikel adalah θ0.
∆𝜃 = 𝜃 − 𝜃0 𝑑𝑎𝑛 ∆𝑡 = 𝑡 − 𝑡0
∆𝑡 = 𝑡 − 0 = 𝑡
Dengan demikian, berlaku persamaan berikut.
∆𝜃 = 𝜔𝑡
𝜃 − 𝜃0 =Persamaan
𝜔𝑡 untuk gerak melingkar beraturan
𝜃 = 𝜃0 + 𝜔𝑡
𝛡 = ω = tetap

∆𝜃 = 𝜔𝑡 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜃 = 𝜃0 + 𝜔𝑡

Di SMP telah dipelajar bahwa percepatan selalu disebabkan oleh resultan gaya
tidak nol. Dengan demikian, percepatan sentripetal pun pasti disebabkan oleh
gaya yang disebut gaya sentripetal. Tentang gaya sentripetal akan dibahas secara
rinci dalam materi ini.

5. Hubungan Roda-Roda

Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk menghubungkan dua roda atau
lebih, yaitu sepusat , menggunakan rantai atau sabuk, dan bersinggungan.
Hubungan dua roda sepusat misalnya antara roda
dengan depan roda depan sepeda (lihat gambar
6.7).

Untuk mengetahui hubungan besaran


pada roda-roda, kita dapat menyelidikinya
dengan membuat sebuah lingkaran karton.
Letakkan lingkaran karton di atas karton tebal
sebagai alas meja kerja. Kemudian dengan
jangka, gambar sebuah lingkaran yang jari-
Sumber: Buku Kanginan jarinya kira-kira setengah dari jari-jari karton
Gambar 6.8 Menyelidiki lingkaran. Plot lingkaran kecil tersebut dengan
hubungan pada roda-roda yang
sepusat. spidol agar terlihat jelas. Buat poros pada

20
lingkaran karton dengan memasukkan sebuah paku secara tegak ke pusat
lingkaran O (lihat gambar 6.8). Sebelum memutar karton, buat tanda titik tebal
pada lingkaran kecil dengan label A1 dan titik tebal pada lingkaran besar dengan
label A2 dengan OA1A2 membentuk suatu garis lurus (lihat gambar 6.8). Putar
karton perlahan sehingga berhenti sebelum melakukan satu putaran. Setelah
karton berhenti berputar, amati label A1 dan A2. Apakah OA1A2 tetap segaris?
Besaran apakah yang sama pada kasus dua roda sepusat: kecepatan sudut ω
ataukah kelajuan linier v? Bagaimanakah dengan arah putaran lingkaran besar
dengan arah putaran lingkaran kecil?

Hubungan dua roda dengan menggunakan rantai atau sabuk, dijumpai


misalnya antara gir depan dan gir belakang sebuah sepeda (lihat gambar 6.5).
Hubungan ini pun kita jumpai pada gir mesin-mesin kendaraan bermotor.
Misalnya hubungan antara gir sepeda ini kita lukis seperti pada Gambar 6.9. Beri
tanda titik dengan spidol dan beri label A1 pada rantai gir kiri dan tanda titik
dengan label A2 pada rantai gir kanan. Putar gir kiri sedikit dengan memutar pedal
berlawanan arah jarum jam sehingga perpindahan titik A1 dan A2 tampak jelas.

Gambar 6.9 Menyelidiki hubungan pada roda-roda yang dihubungkan dengan


rantai atau sabuk.

21
Tabel 6.3 Hubungan roda-roda

Hubungan
Diagram Ciri-ciri
roda-roda
Sepusat  Kecepatan
sudut sama
ω1 = ω2
 Arah putar
sama
 Kelajuan
linier tidak
𝑣 𝑣
sama 𝑅1 = 𝑅2
1 2

Menggunakan  Kelajuan
sabuk atau linier sama
rantai p1 = p2
 Arah putar
sama
 Kecepatan
sudut tidak
sama R1ω1 =
R2ω2
Bersinggunga  Kelajuan
n linier sama
p1 = p2
 Arah putar
berlawanan
 Kecepatan
sudut tidak
sama R1ω1 =
R2ω2

22
C) CONTOH-CONTOH SOAL GERAK MELINGKAR BERATURAN

1. Pada sebuah batang tinggi, seorang pesenam mengayun empat putaran dalam
waktu 3,60 s. Tentukan kecepatan sudut rata-rata pesenam (dalam rad/s).
Jawab :
Ubah perpindahan sudut  dari 4 putaran ke dalam radian.
 = 4 putaran
2π rad
= 4 putaran × 1 putaran = 8𝜋 rad

Kecepatan sudut rata-rata 


 8𝜋 8(3,14)
 = t
= 3,60 = 3,60
rad/s

= 6,98 rad/s tiga angka penting)

2. Sebuah kipas listrik berputar sebanyak 45 putaran per menit. Jka ujung kipas
berada 24 cm dari sumbu putarnya, tentukan kecepatan tangensial ujung kipas.
Jawab :
2𝜋 𝑟𝑎𝑑 3𝜋
 = 45 putaran/menit = 45 × = rad/s
60 𝑠 2

Jarak ujung kipas dari sumbu putar r = 24 cm sehingga kecepatan tangensial v


menurut Persamaan (6-4) adalah sebagai berikut.
3𝜋
v = r = (24 cm) ( 2 rad/s) = 36𝝅 cm/s

3. Sebuah roda katrol berputar pada 300 rpm (rotasi per menit). Hitung :
a) Frekuensi dalam Hz,
b) Periode,
c) Kecepatan sudut (dalam rad/s),
d) Kecepatan linear suatu titik pada pinggir roda jika jari-jari roda katrol
140mm.

23
Jawab:

300rpm (rotasi per menit) = 300 putaran/menit

300 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛
= 60 𝑠

= 5 putaran/s

a) Frekuensi (f) adalah jumlah putaran yang dilakukan partikel dalam satu
sekon.
𝑓 = 5putaran/sekon = 𝟓 𝐇𝐳

b) Periode (T) adalah kebalikan frekuensi


1 1
𝑇= = 𝑇 = 𝟎, 𝟐 𝒔
𝑓 5

c) Kecepatan sudut (𝜔) dihitung dengan Persamaan


𝜔 = 2𝜋𝑓 = 2𝜋(5) = 10𝝅 rad/s

d) Jari-jari r = 150 mm = 150 X 10-3 m


Laju linier v dihitung dengan Persamaan
𝑣 = 𝑟𝜔 = (150 𝑋 10−3 )(10𝜋) = 𝟏, 𝟓𝝅 m/s.

 Dalam sebuah pesawat sentrifugal hematokrit, sedikit sampel darah diletakkan


dalam tabung-tabung kapiler berisi heparin (heparin adalah suatu zat anti
menggumpal). Tabung-tabung diputar pada 11.500 rpm dengan dasar tabung
berada 9,07 cm dari sumbu putaran. Tentukan:
a) Kelajuan linier di dasar tabung dan
b) Percepatan sentripetal di dasar tabung.

Jawab:

a) Kecepatan sudut harus dinyatakan dalam SI, yaitu rad/s.


𝜔 = 11.500 rpm = 11.500 putaran/menit

24
Satu putaran = 2𝜋 rad dan 1 menit = 60 s.
2𝜋 𝑟𝑎𝑑 11.500𝜋
𝜔 = 11.500 𝑥 ( )=( ) rad/s
60 𝑠 30

Kelajuan linier v dihitung dengan penasaran persamaan v = 𝑟𝜔.


Jari-jari r = 9,07 cm = 9,07 x 10-2 m.
11.500𝜋
v = (9,07 𝑥 10−2 𝑚) ( ) rad/s
30

= 10.17,26 x 10-2 m/s = 109 m/s (dalam 3 angka penting).

𝑣2
b) Percepatan sentripetal di dasar tabung dihitung dengan persamaan asp = 𝑅
(109 𝑚/𝑠)2 𝑚
asp = 9,07 𝑥 10−2 𝑚 = 1.310 𝑥 102 𝑠2 = 𝟏𝟑𝟏. 𝟎𝟎𝟎 𝐦/𝐬

Rasio nilai as terhadap percepatan gravitasi g = 9,8 m/s2 adalah sebagai


berikut.

𝑣2 131.000 𝑚/𝑠2
= = 13.367 = 13.400
𝑅 9,8 𝑚/𝑠2

Jadi, asp = 13.400g

Tampak bahwa pusat sentripetal hematokrit dapat menghasilkan


percepatan lebih dari 13.000g.

 a) Tentukan persamaan yang menyatakan posisi sudut dari meja putar


ketika meja tersebut berputar dengan kecepatan sudut tetap 45
putaran/menit. Koordinat sudut awal adalah θ0 = 1,2 rad.

b) Tentukan θ pada t = 2,4 s.

Jawab:

a) Posisi sudut θ untuk gerak melingkar dengan kecepatan sudut tetap


(gerak melingkar beraturan) dinyatakan oleh Persamaan (6-10).
Untuk θ0 = 1,2 rad
𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 2𝜋 3𝜋 𝑟𝑎𝑑
𝜔 = 45 = 45𝑥 =
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 60 2 𝑠

25
 = 0 + t
𝟑𝝅
= 𝟏, 𝟐 𝒓𝒂𝒅 + ( 𝒓𝒂𝒅/𝒔) 𝒕
𝟐

b) 𝜃 pada t = 2,4 s
3𝜋
𝑟𝑎𝑑
2
𝜃 = 1,2 rad + ( ) (2,4 𝑠)
𝑠

𝜃 = (1,2 + 3,6 𝜋) rad


𝜃 = 12,5 rad
 Tiga roda dihubungkan seperti pada Gambar 6.13. roda A dan B sepusat,
sedangkan roda C dihubungkan ke roda A dengan sabuk. Jika RA = 4 cm, RB =
2 cm, dan Rc = 10 cm, tentukan perbandingan kecepatan sudut roda B terhadap
roda A.

Jawab:

 Roda B dan A sepusat sehingga kecepatan sudut keduanya sama


ωB = ωA
𝑣𝐵 𝑣𝐴
=
𝑅𝐵 𝑅𝐴

 Roda A dan C dihubungkan dengan sabuk sehingga kecepatan linier


keduanya sama.
𝑣𝐴 = 𝑣𝐶
𝑅𝐴 𝜔𝐴 = 𝑅𝐶 𝜔𝐶

Substitusi (*) sehingga persamaannya menjadi seperti berikut.

𝑅𝐴 𝜔𝐵 = 𝑅𝐶 𝜔𝐶
𝜔𝐵 : 𝜔𝐶 = 𝑅𝐶 : 𝑅𝐴
= 10 𝑐𝑚 ∶ 4 𝑐𝑚
= 5: 2

26
D) SOAL MISKONSEPSI
1. Perpindahan sudut bertanda negatif jika partikel berputar berlawanan arah
jarum jam.

2. Sebuah roda dengan kecepatan putaran 5 m/s tidak memiliki arti.

3. Kecepatan sudut termasuk kecepatan vektor.

4. Sebuah roda dengan jari-jari R berputar terhadap suatu poros tetap memiliki
kecepatan sudut yang sama di setiap titiknya.

5. Satelit yang bergerak secara beraturan dalam

II garis edar berbentuk lingkaran mengitari bumi


I
mempunyai kecepatan yang tetap.

6. Percepatan sentrifugal merupakan percepatan yang selalu tegak lurus


terhadap kecepatan linearnya dan mengarah ke pusat lingkaran.

7. Dalam pembahasan gerak melingkar beraturan, percepatan sudut adalah nol.

8. Dua buah rodadengan jari-jari berbeda dihubungkan dengan rantai memiliki


kecepatan sudut yang sama.

9. Arah vektor percepatan sentripetal searah dengan vektor kecepatan linearnya

10. Percepatan sentripetal mengubah arah kecepatan linear sehingga lintasan


berupa lingkaran

27
KUNCI JAWABAN SOAL MISKONSEPSI

1. Salah.
Perpindahan sudut ∆𝜃 sebagai vektor pun, ditetapkan bertanda positif jika
partikel berputar berlawanan arah jarum jam dan negatif jika berputar searah
jarum jam.

2. Benar.
Dalam kasus gerak melingkar, titik materi yang berbeda dapat memiliki
kecepatan berbeda. Titik yang dekat dengan poros roda bergerak dengan
kecepatan kecil. Semakin dekat ke poros roda, titik materi bergerak dengan
kecepatan semakin kecil. Begitupun sebaliknya. Untuk mengatasi masalah
diatas, kelajuan roda berotasi biasa dinyatakan dalam putaran permenit (rpm)
yang biasa disebut kelajuan sudut atau kelajuan angular.

3. Benar. Karena kecepatan sudut menyatakan kelajuan sudut dan arah.

4. Benar. Semua partikel (titik materi) pada suatu benda yang berputar terhadap
suatu poros tetap memiliki nilai-nilai besaran melingkar, perpindahan sudut 𝜃
dan kecepatan sudut 𝜔 yang sama.
Δ𝜃
𝜔
̅=
Δ𝑡

Misal,
 𝑟 = 5 𝑐𝑚 =>Δ𝜃 = 4 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛, t = 3,60 s
2𝜋 𝑟𝑎𝑑
Δ𝜃 = 4 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 = 4 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 × = 8𝜋 𝑟𝑎𝑑
1 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛
Δ𝜃 8𝜋 𝑟𝑎𝑑 8(3,14) 𝑟𝑎𝑑
𝜔
̅= = = = 𝟔, 𝟗𝟖 𝑟𝑎𝑑/𝑠
Δ𝑡 3,60 s 3,60 s

 𝑟 = 10 𝑐𝑚 =>Δ𝜃 = 8 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛, t = 7,20 s


2𝜋 𝑟𝑎𝑑
Δ𝜃 = 8 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 = 8 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 × = 16𝜋 𝑟𝑎𝑑
1 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛
Δ𝜃 8𝜋 𝑟𝑎𝑑 16(3,14) 𝑟𝑎𝑑
𝜔
̅= = = = 𝟔, 𝟗𝟖 𝑟𝑎𝑑/𝑠
Δ𝑡 3,60 s 7,20 s

5. Salah. Kecepatan merupakan besaran vektor yang memiliki nilai dan arah.
Nilainya mungkin sama tapi arahnya pasti berbeda.

28
6. Salah. Definisi tersebut merupakan definisi percepatan sentripetal. Sedangkan
percepatan sentrifugal menjauhi pusat lingkaran.

7. Benar. GMB dapat didefinisikan sebagai gerak suatu partikel dengan vektor
kecepatan sudut 𝜔 tetap. Karena kecepatan sudut ditiap titik adalah tetap,
maka percepatan sudutnya adalah nol.
∆𝜔
𝛼=
∆𝑡

8. Salah. Yang sama adalah kecepatan linearnya


𝑣 = 𝑅𝜔
𝑣1 = 𝑣2
𝑅1 𝜔1 = 𝑅2 𝜔2

9. Salah. Karena arah vektor percepatan sentripetal selalu mengarah ke pusat.


Sedangkan arah vektor kecepatan linear selalu menyinggung lingkaran dan
tegak lurus dengan radiusnya.

10. Benar. Karena percepatan sentripetal tegak lurus dengan lintasannya yang
mengakibatkan arah dari kecepatan linear pun berubah (kecepatan linear
selalu menyinggung lintasan/lingkaran). Sehingga terbentuklah lintasan yang
berupa lingkaran.

29
E) PERBANDINGAN MATERI DENGAN BUKU REVISI LAINNYA

Gambar 6.10 Buku Budi Purwanto dan Gambar 6.11 Buku Marthen Kanginan
Muchammad Azam

Pada buku Budi Purwanto dan Muchammad Azam, hanya sedikit


pemaparan mengenai materi Gerak Melingkar Beraturan (GMB). Pembahasannya
lebih singkat, seperti misalnya ketika membahas mengenai Besaran Fisis pada
Gerak Melingkar. Di dalam buku tersebut, hanya disebutkan mengenai kecepatan
linear atau kecepatan tangensial dan kecepatan sudut. Tidak dijelaskan lebih
spesifik apa yang dimaksud mengenai kedua hal tersebut. Pun pada besaran
dasarnya seperti periode, frekuensi dan jari-jari. Sedangkan pada buku Marthen
Kanginan dijelaskan secara rinci dan juga disertai dengan gambar setiap cakupan
yang dijealskan. Begitupula dengan gambar, contoh soal, dan info-info fisika yang
dipaparkan pada buku Budi Purwanto dan Muchammad Azam tidak sebanyak
pada buku Marthen Kanginan.

30
DAFTAR PUSTAKA

Alfatah, A. (2008). Misi Rahasia Calon Fisikawan Muslim. Jakarta: Balai Pustaka.

Giancoli, D. C. (2014). FISIKA PRINSIP DAN APLIKASI EDISI KETUJUH


JILID 1. Jakarta: Erlangga.

Kanginan, Marthen. (2013). Fisika untuk SMA/MA Kelas X Revisi. Jakarta :


Erlangga

Purwanto, B., & Azam, M. (2016). Fisika 1 untuk Kelas X SMA dan MA. Solo: PT
Wangsa Jatra Lestari.

Tipler, Paul. A. (1991). Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga.

Young, R. A. (2002). FISIKA UNIVERSITAS EDISI KESEPULUH JILID 1.


Jakarta: Erlangga.

31

Anda mungkin juga menyukai