Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
"Analisis Dinamika Rotasi.” Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas perbaikan mata
pelajaran Fisika.

Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Indah
Suryatminingtyas, S. Pd. MM selaku guru pengajar yang telah memberikan ilmu, dorongan,
serta pengarahan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan hasil yang memuaskan.

Makalah ini membahas tentang dinamika rotasi, sebuah konsep penting dalam ilmu
fisika yang menggambarkan pergerakan suatu benda yang berputar. Dengan menggali lebih
dalam tentang dinamika rotasi, diharapkan pembaca dapat memahami prinsip-prinsip dasar
yang memengaruhi rotasi suatu benda dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai sumber pengetahuan tambahan dan
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika rotasi. Terakhir, saya
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, segala kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan di masa mendatang.
Akhir kata, terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung
dalam proses penyelesaian makalah ini.

Ponorogo, 18 November 2023

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 2

D. Manfaat Penulisan ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

A. Dinamika Rotasi .................................................................................................... 3

B. Momen Gaya (Torsi) ............................................................................................. 3

C. Momen Inersia....................................................................................................... 5

a. . Momen Inersia Berbagai Benda ........................................................................ 6

D. Momentum Sudut .................................................................................................. 9

a. Hukum Kekekalan Momentum Sudut................................................................ 9


E. Hubungan Momen Gaya dan Momen Inersia ....................................................... 11

a. Menentukan Percepatan Pada Sistem Katrol.................................................... 12


F. Energi Kinetik Rotasi ........................................................................................... 15

a. Hukum Newton II Untuk Rotasi ...................................................................... 16


G. Gerak Menggelinding .......................................................................................... 16

a. Gerak Menggelinding Pada Bidang Miring ..................................................... 17

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 20

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 20

B. Saran ................................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dinamika rotasi merupakan suatu aspek penting dalam studi fisika yang berkaitan
dengan gerakan rotasi suatu benda. Sama seperti gerakan translasi yang melibatkan
perpindahan suatu benda dari satu titik ke titik lain, gerakan rotasi melibatkan
perputaran benda tersebut mengelilingi suatu sumbu. Fenomena ini tidak hanya ditemui
dalam benda-benda makro seperti roda atau planet, tetapi juga dalam skala mikro
seperti atom dan partikel subatom.

Pentingnya memahami dinamika rotasi terletak pada fakta bahwa banyak benda
di sekitar kita mengalami gerakan rotasi. Mulai dari roda kendaraan yang memutar,
planet yang berputar mengelilingi matahari, hingga gerakan rotasi partikel di tingkat
subatom yang memengaruhi sifat-sifat materi. Oleh karena itu, pemahaman konsep-
konsep dasar dalam dinamika rotasi menjadi kunci untuk menguraikan berbagai
fenomena alam yang melibatkan gerakan putar.

Dalam konteks teknologi dan rekayasa, pemahaman dinamika rotasi juga krusial
untuk merancang berbagai sistem mesin, roda gigi, dan struktur berputar lainnya.
Penerapan konsep-konsep dinamika rotasi ini memberikan dasar bagi pengembangan
teknologi yang efisien dan dapat diandalkan.

Melalui pemahaman yang lebih dalam terhadap dinamika rotasi, kita dapat
menjawab berbagai pertanyaan terkait dengan bagaimana benda-benda ini bergerak,
mengapa terjadi perubahan kecepatan sudut, dan bagaimana gaya-gaya rotasional
memengaruhi pergerakan benda-benda tersebut. Dengan demikian, makalah ini akan
menggali lebih jauh konsep-konsep dasar dalam dinamika rotasi untuk memberikan
pemahaman yang lebih menyeluruh tentang fenomena ini.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana dinamika rotasi dapat dijelaskan dalam konteks mekanika, terutama


dalam hal gerak rotasi benda?
2. Apa peran momen gaya (torsi) dalam dinamika rotasi, dan bagaimana rumus
matematisnya?
3. Bagaimana momen inersia (I) mempengaruhi kelembaman suatu benda terhadap
gaya luar dalam dinamika rotasi?
4. Apa saja contoh besaran fisika yang terkait dengan dinamika rotasi, seperti momen
gaya, momen inersia, dan momentum sudut?
5. Bagaimana hubungan antara momen gaya, momen inersia, dan percepatan sudut
dalam hukum Newton pada gerak rotasi?

1
6. Bagaimana penerapan dinamika rotasi dalam menentukan momen gaya dan
momen inersia pada contoh soal dengan menggunakan rumus-rumus yang telah
dijelaskan?
7. Bagaimana hukum kekekalan momentum sudut berlaku pada contoh kasus di
dalam olahraga ice skating?
8. Bagaimana momen inersia benda dapat dihitung untuk berbagai bentuk benda?
9. Bagaimana perhitungan momentum sudut dan hubungannya dengan momentum
linier dalam dinamika rotasi?
10. Bagaimana aplikasi dinamika rotasi dalam menentukan percepatan, tegangan tali,
dan pergerakan sistem katrol pada contoh soal yang diberikan?

C. Tujuan Penulisan

1. Mendalami konsep-konsep dasar dalam dinamika rotasi.


2. Bagaimana konsep tersebut dapat diterapkan pada situasi nyata.
3. Menjelaskan bagaimana konsep-konsep dalam dinamika rotasi dpaat dijelaskan
secara matematis melalui rumus-rumus yang relevan.
4. Memahami dan menjelaskan prinsip-prinsip hukum kekekalan momentum sudut
serta aplikasinya dalam konteks dinamika rotasi.
5. Memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai dinamika rotasi.
6. Memberikan kontribusi pada pemahaman ilmu fisika.

D. Manfaat Penulisan

Penulisan makalah ini untuk meningkatkan dan menambah pemahaman


mengenai materi dinamika rotasi, momen gaya, momen inersia, dan momentum sudut.
Dengan menulismakalah, kita dapat menghubungkan konsep fisika dengan kasus nyata.
Ini memungkinkan kita melihat relevansi dan aplikasi praktis dari teori-teori fisika.
Penulisan makalah melibatkan penyampaian ide secara tertulis. Ini dapat membantu
mengasah kemampuan komunikasi tertulis kita, yang merupakan keterampilan penting
di berbagai bidang pekerjaan dan studi.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Dinamika Rotasi

Dinamika rotasi adalah cabang mekanika yang mempelajari gerak rotasi dengan
melibatkan gaya, massa, dan faktor lain yang mempengaruhi gerak rotasi. Suatu benda
berotasi jika semua bagian benda bergerak mengelilingi poros atau sumbu putar yang
terletak pada salah satu bagian benda tersebut. Beberapa besaran fisika yang berkaitan
dengan dinamika rotasi antara lain momen gaya (torsi) dan momen inersia. Dinamika
rotasi juga melibatkan hukum II Newton pada gerak rotasi, energi kinetik pada gerak
rotasi, dan momentum sudut.

Dalam dinamika rotasi, momen gaya (torsi) merupakan besaran fisika yang
identik dengan resultan gaya pada gerak lurus, sedangkan momen inersia merupakan
besaran fisika yang identik dengan massa pada gerak lurus. Dinamika rotasi memiliki
aplikasi dalam berbagai bidang, seperti teknologi, rekayasa, dan ilmu fisika.
Pengetahuan tentang dinamika rotasi penting dalam pemahaman tentang gerak rotasi
suatu benda dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

B. Momen Gaya (Torsi)

Momen gaya atau torsi dapat didefinisikan dengan beberapa pengertian:


1. Torsi dari Bahasa latin torquere yang artinya memutar pada bend aitu. Torsi
didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya dengan jarak titik ke garis kerja
gaya pada arah tegak lurus.
2. Torsi adalah gaya pada sumbu putar yang dapat menyebabkan benda bergerak
melingkar atau berputar.
3. Torsi disebut juga dengan momen gaya
4. Momen gaya/torsi bernilai positif untuk gaya yang menyebabkan benda
bergerak melingkar atau berputar searah dengan putaran jam, dan sebaliknya.
5. Setiap gaya yang arahnya tidak berpusat pada sumbu putar benda atau titik
massa benda dapat dikatakan memberikan torsi pada benda tersebut.

𝑟 𝜃
poros

Secara matematis, momen gaya dirumuskan dengan:

𝜏 = 𝐹 𝑟 sin 𝜃

3
Dengan keterangan:
𝜏 : Momen gaya (Nm)
𝐹 : Gaya (N)
𝑟 : Jarak gaya dari poros (m)
𝜃 : Sudut antara 𝐹 dan 𝑟

Apabila jika 𝐹 tegak lurus dengan 𝑟 maka:

𝑟
poros

𝜏=𝐹𝑟

𝜏 = (+) apabila gaya menyebabkan benda berputar searah dengan jarum jam
𝜏 = (-) apabila gaya menyebabkan benda berputar berlawanan arah dengan jarum jam

Contoh soal:
1. Gaya F1, F2, F3, dan F4 bekerja pada batang ABCD seperti gambar berikut.

Jika massa batang diabaikan maka nilai momen gaya terhadap titik A adalah… .

Pembahasan

𝜏1 bernilai nol karena F1 bekerja pada poros, sehingga tidak menyebabkan benda
berputar/berotasi

∑ 𝜏 = 𝜏2 − 𝜏3 + 𝜏4
∑ 𝜏 = 𝐹2 𝑟2 − 𝐹3 𝑟3 + 𝐹4𝑟4
∑ 𝜏 = 4 . 2 − 5 . 3 + 10 . 6
∑ 𝜏 = 8 − 15 + 60
∑ 𝜏 = 53 𝑁𝑚

4
2. Gaya F1, F2, F3, dan F4 bekerja pada batang ABCDE seperti gambar berikut.

Jika massa batang diabaikan maka nilai mome gaya terhadap titik C adalah… .

Pembahasan

∑ 𝜏 = 𝜏1 + 𝜏2 − 𝜏3
∑ 𝜏 = 𝐹1𝑟1 + 𝐹2 𝑟2 sin 30 − 𝐹3 𝑟3
1
∑𝜏 = 4 .2 + 6 . 1 . − 6 .2
2

∑ 𝜏 = 8 + 3 − 12
∑ 𝜏 = −1 Nm

C. Momen Inersia (I)

Benda yang berotasi akan terus berotasi jika tidak ada gaya dari luar. Momen
inersia (I) merupakan ukuran yang menyatakan kelembaman suatu benda terhadap
gaya luar.
Momen inersia didefinisikan sebagai kelembaman suatu benda untuk berputar
pada porosnya. Besar momen inersia bergantung pada bentuk benda dan posisi sumbu
putar benda tersebut.
Secara sistematis, momen inersia dirumuskan sebagai berikut.

𝐼 = 𝑚𝑟 2

Dengan keterangan:
𝐼 : Momen Inersia (kgm2)
𝑚 : Massa (kg)
𝑟 : Jarak partikel dari poros (m)
Jika ada beberapa partikel/benda, maka:

𝐼𝑡𝑜𝑡 = 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3
+⋯
5
Contoh soal:
1. Empat partikel masing-masing bermassa m, dihubungkan dengan batang ringan tak
bermassa. Jika system partikel diputar dengan poros Y, maka besar momen inersia
sistem partikel adalah… .

Pembahasan
Poros sumbu Y maka I2 dan I4 bernilai no, karena berada di poros
𝐼𝑡𝑜𝑡 = 𝐼1 + 𝐼3
𝐼𝑡𝑜𝑡 = 𝑚1𝑟12 + 𝑚3 𝑟32
𝐼𝑡𝑜𝑡 = 𝑚𝑎2 + 𝑚(2𝑎)2
𝐼𝑡𝑜𝑡 = 𝑚𝑎2 + 4𝑚𝑎2
𝐼𝑡𝑜𝑡 = 5𝑚𝑎2

a. Momen Inersia Berbagai Benda

Untuk berbagai benda mungkin memiliki momen inersia yang mungkin


berbeda-beda tergantung dengan bentuk benda itu sendiri.

Beberapa contoh benda dengan momen inersianya.


1. Silinder
 Silinder berongga
Jika diputar melalui sumbunya, maka momen inersianya:

𝐼 = 𝑚𝑅 2

6
 Silinder pejal (padat)
Jika diputar melalui sumbunya, maka momen inersianya:

1
𝐼 = 𝑚𝑅 2
2

2. Bola

 Bola pejal (padat)


Momen inersianya dirumuskan dengan:

2
𝐼 = 𝑚𝑅 2
5
 Bola berongga
Momen inersianya dirumuskan dengan:

2
𝐼 = 𝑚𝑅 2
3

7
3. Batang silinder
 Poros melalui pusat
Momen inersianya dirumuskan dengan:

1
𝐼= 𝑚𝐿2
12

 Poros melalui ujung


Momen inersianya dirumuskan dengan:

1
𝐼 = 𝑚𝐿2
3

 Teorema sumbu sejajar


Jika poros bergeser x dari pusat, maka:

1
𝐼= 𝑚𝐿2 + 𝑚𝑥 2
12
Contoh soal
Sebuah batang homogen seperti ditunjukkan pada gambar mempunyai
Panjang L massa M, serta O adalah titik pusat batang. Tentukan momen
inersia batang jika diputar di titik P!

Pembahasan

8
1 1
𝐼= 𝑀𝐿2 + 𝑀( 𝐿)2
12 4
1 1
𝐼= 𝑀𝐿2 + 𝑀𝐿2
12 16
7
𝐼= 𝑀𝐿2
48

D. Momentum Sudut (L)

Momentum sudut adalah ukuran kesukaran benda untuk mengubah arah gerak
benda yang sedang berputar atau bergerak melingkar. Momentum sudut (L) merupakan
hasil kali lengan momen (R) dengan momentum linier (p).

Secara matematis dirumuskan dengan:

𝐿 = 𝑅. 𝑝

Perlu di ingat, bahwa momentum linier 𝑝 = 𝑚𝑣

Maka: 𝐿 = 𝑅. 𝑚𝑣

Karena 𝑣 itu pada gerak melingkar 𝑣 = 𝜔𝑅


Sehingga momentum sudut:

𝐿 = 𝑚𝑅 2 𝜔 Atau 𝐿 = 𝐼. 𝜔

Dengan keterangan:
L : Momentum sudut (kgm2/s)
I : Momen inersia (kgm2)
𝜔 : Kecepatan sudut (rad/s)

a. Hukum Kekekalan Momentum Sudut

Hukum kekekalan momentum sudut adalah salah satu hukum alam yang
fundamentalselain hukum kekekalan energi dan hukum kekekalan momentum
linier. Hukum kekalan energi dapat kita temukan pada kehidupan sehar-hari.

Pada olahraga ice skating, Ketika seorang pemain melakukan putaran diatas
es, kelajuan putarannya akan relative lebih lambat Ketika lengan direntangkan.

9
Namun Ketika lengan dirapatkan ke tubuhnya, putarannya akan menjadi lebih
cepat. Mengapa bisa seperti itu?

Pada kasus tersebut berlaku hukum


kekekalan momentum sudut, dimana:

𝐿1 = 𝐿2
𝐼1𝜔1 = 𝐼2𝜔2

Ketika lengan pemain direntangkan, maka momen inersianya menjadi lebih besar,
sehingga kesecpatan sudutnya akan berkurang.

Contoh soal:
1.
Seorang penari balet memiliki momen
inersia sebesar 4 kgm2 ketika lengannya
dirapatkan ke tubuhnya dan 16 kgm2 ketika
tanggannya direntangkan.
Pada saat kedua lengannya dirapatkan, ia
berputar dengan kelajuan 12 rad/s. jika
kedua lengannya direntangkan, kelajuan putarannya menjadi … rad/s

Pembahasan
Dirapatkan Direntangkan
𝐿1 = 𝐿2
𝐼1𝜔1 = 𝐼2𝜔2
4 . 12 = 16 . 𝜔2
48 = 16 . 𝜔2
𝜔2 = 3 rad/s

1
2. Sebuah piringan bermassa 2 kg berbentuk silinder pejal/padat (𝐼 = 𝑀𝑅 2)
2
dengan jari-jari 0,2 m mula-mula berputar di atas meja dengan kelajuan sudut 5
rad.s-1. Bila di atas piringan diletakkan cicin bermassa 0,1 kg dan jari-jari 0,2 m
(𝐼 = 𝑀𝑅 2) dengan poros putar cincin tepat diatas pusat piringan, maka piringan
dan cicin akan bersama-sama berputar dengan kecepatan sudut… .

Pembahasan
M1 = 2 kg
R1 = 0,2 m
𝜔1 = 5 rad/s
M2 = 0,1 kg
10
R2 = 0,2 m
𝜔′ = … . rad/s

Lsebelum Lsesudah
𝐼1𝜔1 = (𝐼1 + 𝐼2)𝜔′
1 = 1
𝑀1 𝑅12𝜔1 ( 𝑀1𝑅12 + 𝑀2 𝑅22)𝜔′
2 2
1 2 = 1
. 2 . 0,2 . 5 ( . 2 . 0,22 + 0,1 . 0,22 )𝜔′
2 2
5 = (1 + 0,1) 𝜔′
5
𝜔′ = = 4,54 rad/s
1,1

E. Hubungan Momen Gaya dan Momen Inersia

Hubungan momen gaya dan momen inersia sangat penting dalam dinamika rotasi.
Momen gaya adalah penyebab benda bergerak rotasi, sementara momen inersia
merupakan ukuran inersia atau kelembaman pada gerak rotasi.

Hubungan momen gaya dan momen inersia dinyatakan dalam rumus:

𝜏=𝐼𝛼

Dengan keterangan:
𝜏 : Momen gaya (Nm)
I : Momen inersia (kgm2)
𝑎2
𝛼 : percepatan sudut (rad/s2) 𝛼=
𝑅

Dengan keterangan:
𝑎 : Percepatan linier (m/s2)
R : Jarak gaya dari poros (m)

Contoh soal:
1. Sebuah katrol bentuknya silinder pejal/padat dengan massa M = 4 kg ditarik dengan
gaya F hingga berotasi dengan percepatan sudut sebesar 5 rad/s2.

11
Jika jari-jari katrol adalah 20 cm, tentukan besar gaya F tersebut! Gunakan momen
1
inersia katrol (𝐼 = 𝑀𝑅 2 ).
2

Pembahasan
𝜏 = 𝐼𝛼
F . R = 1 𝑀𝑅 2
2
F = 1
. 4 . 0,2 . 5
2
F = 2N

a. Menentukan Percepatan Pada Sistem Katrol

1. Sistem katrol tetap


Anggap 𝑚1 > 𝑚2
Maka persamaan percepatan linier balok:
4 𝑤1 − 𝑤2
𝛼=
𝑚1 + 𝑚2 + 𝑘 . 𝑀𝑘

k : konstanta momen inersia


Contoh:
1
I = 𝑀𝑅 2
2
1
𝑘=
2

Percepatan sudut katrol:

𝑎2
𝛼=
𝑟

Contoh soal:
1
Dua buah ember dihubungkan dengan tali dan katrol silinder pejal (I = 2 𝑀𝑅2 )
berjari-jari 10 cm, ditahan dalam kondisi diam kemudian dilepas seperti gambar
berikut!

12
Jika massa m1 = 5 kg, m2 = 3 kg dan massa katrol
M = 4 kg, tentukan:
a) Percepatan gerak ember
b) Tegangan tali pada ember 1
c) Tegangan tali pada ember 2

Pembahasan
a) Percepatan gerak ember
𝑤1 −𝑤2
𝛼=
𝑚1 +𝑚2 +𝑘 .𝑀𝑘
50−30
𝛼= 1
5+3+2 .4
20
𝛼=
10
𝛼 = 2 𝑚/𝑠 2

b) Tegangan tali pada ember 1


∑𝐹 = 𝑚 𝛼
𝑤1 − 𝑇1 = 𝑚1 𝛼
50 − 𝑇1 = 5 . 2
50 − 𝑇1 = 10
𝑇1 = 40 N

c) Tegangan tali pada ember 2


∑𝐹 = 𝑚 𝛼
𝑇2 − 𝑤2 = 𝑚2 𝛼
𝑇2 − 30 = 3 . 2
𝑇2 − 30 = 6
𝑇2 = 36 N

13
2. Sistem Katrol Tunggal

Percepatan linier balok:


𝑤2 − 𝑓𝑔𝑒𝑠𝑒𝑘
𝛼=
𝑚1 + 𝑚2 + 𝑘 . 𝑀𝑘
k : konstanta momen inersia
Contoh:
1
I = 𝑀𝑅 2
2
1
𝑘=
2
Percepatan sudut katrol:

𝑎2
𝛼=
𝑟

Contoh Soal:
Sebuah katrol silinder pejal dengan massa M = kg berjari-jari 20 cm
dihubungkan dengan dua buah massa m1 = 3 kg dan m2 = 5 kg dalam kondisi
tertahan diam kemudian dilepaskan.

Jika lantai dibawah m1 licin, tentukan percepatan gerak kedua massa!

Pembahasan
Percepatan gerak benda
𝑤2 −𝑓𝑔𝑒𝑠𝑒𝑘
𝛼=
𝑚1 +𝑚2 +𝑘 .𝑀𝑘
50−0
𝛼= 1
3+5+2 .4
50
𝛼=
10
𝛼 = 5 𝑚/𝑠 2

14
F. Energi Kinetik Rotasi

Energi kinetik rotasi adalah energi kinetik yang dimiliki oleh benda yang
bergerak. Karena bend aini bergerak dengan rotasi, besaran energinya bisa berubah
sesuai dengan kecepatan dan orientasi rotasi. Pada rumus Energi Kinetik translasi
(pada gerak lurus)

1
Ek translasi = 𝑚𝑣 2
2

Pada gerak rotasi


𝑣 = 𝜔𝑟

1
Ek rotasi = 𝑚(𝜔𝑟)2
2
Maka
1
Ek rotasi = 𝑚𝑟 2𝜔
2

Karena mr2 merupakan rumus dari momen inersia (I)


Maka energi rotasi dirumuskan:

1
Ek rotasi = 𝐼 𝜔2
2

Dengan keterangan:
I : Momen inersia
𝜔 : Kecepatan Sudut Rotasi

Contoh soal:
Suatu benda mempunyai momen inersia 1 kgm2 berotasi pada sumbu tetap dengan
kecepatan sudut 2 rad/s. Berapa energi kinetik rotasi benda tersebut?

Pembahasan
I : 1 kgm2
𝜔 : 2 rad/s
Ek = ….
1
Ek rotasi = 𝐼 𝜔2
2
1
Ek rotasi = . 1 . 22
2
Ek rotasi = 2

15
a. Hukum Newton II Untuk Rotasi

Benda yang bergerak secara translasi menggunakan hukum II (∑ 𝐹 = 𝑚𝑎) dan


benda yang bergerak secara rotasi juga memakai konsep hukum newton yang sama,
akan tetapi besarannya memakai besaran-besaran rotasi, sehingga, Hukum Newton II
untuk benda yang bergerak melingkar memakai rumus:

𝜏 = 𝐼𝑎

Dengan keterangan:
𝜏 : Total torsi yang bekerja pada benda

I : Momen inersia sudut

𝑎 : Percepatan sudut benda

G. Gerak Menggelinding

Gerak menggelinding adalah gabungan dari gerak translasi dan gerak rotasi. Pada
benda yang bergerak menggelinding mengalami 2 jenis gerak bersamaan sekaligus,
yaitu gerak translasi atau gerak lurus dan gerak rotasi. Gerak bersamaan maksudnya
adalah tidak terjadi slip dan jarak tempuh dalam satu putaran sama dengan keliling
benda.

1
Pada gerak translasi Ek translasi = 𝑚𝑣 2
2
1
Pada gerak rotasi Ek rotasi = 𝐼𝜔
2

Jadi pada benda yang bergerak menggelinding:

Ek total = Ek translasi + Ek rotasi


atau
1 1
Ek total = 𝑚𝑣 2 + 𝐼𝜔
2 2

Atau kita bisa menggunakan dengan cara cepat untuk menentukan energi kinetik total
pada benda yang bergerak menggelinding
1
Ek total = 𝑚𝑣 2(1 + 𝑘)
2

16
k : konstanta momen inersia

Contoh:
1
I = 𝑀𝑅 2
2
1
𝑘=
2

Contoh soal:
1. Silinder pejal dengan jari-jari 5 cm bermassa 0,25 kg bertranslasi dengan kelajuan
linier 4 m/s. tentukan energi kinetic silinder jika selain bertranslasi silinder juga
berotasi!

Pembahasan
1
Ek total = 𝑚𝑣 2(1 + 𝑘)
2
1
Ek total = . 0,25 . 42
2
3
Ek total = 0,25 . 8 .
2
Ek total = 3 joule

2. Sebuah silinder pejal bermassa 0,1 kg menggelinding di atas lintasan datar yang
kasar dengan kelajuan tetap 4 m/s. Besar energi kinetik silinder tersebut adalah…

Pembahasan
1
Ek total = 𝑚𝑣 2(1 + 𝑘)
2
1 1
Ek total = . 0,1 . 42 (1 + )
2 2
3
Ek total = 0, 8 .
2
Ek total = 0,4 . 3
Ek total = 1,2 joule

a. Gerak Menggelinding Pada Bidang Miring

Pada titik tertinggi, energi potensial benda adalah maksimal dan energi
kinetiknya nol. Dan pada titik terendah, energi kinetiknya maksimal dan energi
potensialnya nol. Kita tinggal subtitusi persamaan energi kinetik gerak
menggelinding ke dalam persamaan hukum kekekalan energi mekanik ini.

17
Untuk mengetahui kecepatan saat sampai di dasar bidang miring:

2𝑔ℎ
𝑣= √
(1 + 𝑘)

Contoh soal:
1. .

Bola pejal bermassa 10 kg mulai diam kemudian dilepaskan dari ujung sebuah
bidang miring dan mulai bergerak translasi rotasi. Jari-jari bola adalah 1 meter,
dan ketinggian h = 28 m. tentukan kecepatan bola saat tiba di ujung bawah
bidang miring!

Pembahasan
2𝑔ℎ
𝑣= √
(1+𝑘)
2 .10 .28
𝑣= √ 2
(1+5)

2 .10 .28
𝑣= √ 7
5

2 .10 .284 .5
𝑣= √
7

𝑣 = √400
𝑣 = 20 𝑚/𝑠

2. Sebuah bola berongga menggelinding dari keadaan diam menuruni bidang


miring yang tingginya 12 m. kelajuan linier bola ketika tiba di dasar bidang
miring adalah… .
Pembahasan
ℎ = 12 m

18
2𝑔ℎ
𝑣= √
(1+𝑘)
2 .10 .12
𝑣= √ 2
(1+3)
240
𝑣= √ 5
5

3
𝑣 = √24048 .
5

𝑣 = √144
𝑣 = 12 𝑚/𝑠

19
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dinamika rotasi adalah cabang mekanika yang mempelajari gerak rotasi dengan
melibatkan gaya, massa, dan faktor lain yang mempengaruhi gerak rotasi. Suatu benda
berotasi jika semua bagian benda bergerak mengelilingi poros atau sumbu putar yang
terletak pada salah satu bagian benda tersebut. Beberapa besaran fisika yang berkaitan
dengan dinamika rotasi antara lain momen gaya (torsi) dan momen inersia. Dinamika
rotasi juga melibatkan hukum II Newton pada gerak rotasi, energi kinetik pada gerak
rotasi, dan momentum sudut.

Momen gaya (torsi) dapat didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya dengan
jarak titik ke garis kerja gaya pada arah tegak lurus. Momen inersia (I) merupakan
besaran fisika yang identik dengan massa pada gerak lurus. Dinamika rotasi memiliki
aplikasi dalam berbagai bidang, seperti teknologi, rekayasa, dan ilmu fisika.
Pengetahuan tentang dinamika rotasi penting dalam pemahaman tentang gerak rotasi
suatu benda dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Momentum sudut adalah ukuran kesukaran benda untuk mengubah arah gerak
benda yang sedang berputar atau bergerak melingkar. Momentum sudut (L)
merupakan hasil kali lengan momen (R) dengan momentum linier (p). Hukum
kekekalan momentum sudut memastikan bahwa energi kinetik rotasi dan momentum
linier tetap berada setelah gerak rotasi.

Dalam konteks teknologi dan rekayasa, pemahaman dinamika rotasi juga krusial
untuk merancang berbagai sistem mesin, roda gigi, dan struktur berputar lainnya.
Penerapan konsep-konsep dinamika rotasi ini memberikan dasar bagi pengembangan
teknologi yang efisien dan dapat diandalkan.

B. Saran

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya.

Mengetahui, Ponorogo, 18 November 2023


GURU MATA PELAJARAN

Indah Suryatminingtyas, SPd.,MM Yosefano Video Marischal


NIP. 19670304 199803 2 004 NIS: 5292

20
DAFTAR PUSTAKA
Melupakanmoe, Dheni. 2016. Dinamika Rotasi. Jakarta: scribd
__________, 2022. Hukum Kekekalan Momentum Sudut: Pengertian Hingga
Contohnya. Jakarta: Kabar Harian
Ahmada, Yusuf. 2020. FISIKA KELAS XI Momen Gaya dan Momen Inersia.
Kalimantan Tengah: Youtube
Ahmada, Yusuf. 2020. FISIKA KELAS XI Momentum Sudut. Kalimantan
Tengah: Youtube
Ahmada, Yusuf. 2020. FISIKA KELAS XI Dinamika Rotasi Pada Katrol.
Kalimantan Tengah: Youtube
Ahmada, Yusuf. 2020. FISIKA KELAS XI Energi Kinetik Rotasi & Gerak
Menggelinding. Kalimantan Tengah: Youtube
N, Kamal. 2021. 7 Contoh Soal Dinamika Rotasi Dan Pembahasan
Lengkapnya! Bandung: Gramedia Blog

21

Anda mungkin juga menyukai