Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

GERAK ROTASI

OLEH :
Kelompok 10
1. Depri Ananda (03011182328022)
2. Cindytia Yola Santa (03011082328140)
3. Rakha Bramanta (03011182328008)

Dosen Pengampu :
Citra Indriyati, S.T., M.T.

Mata Kuliah :
Fisika Teknik Sipil

JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Fisika Teknik Sipil yang diberikan oleh Ibu Citra Indriyati,
S.T., M.T. sebagai dosen pengampu mata kuliah Fisika Teknik Sipil semester 1 Universitas Sriwijaya
dengan judul makalah “Gerak Rotasi”.
Dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, serta dukungan dari
berbagai pihak yang terlibat. Oleh karena itu, penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih yang
sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu penulis selama proses
penyelesaian tugas akhir ini hingga selesainya makalah ini. Dalam kesempatan ini kami menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Ibu Citra Indriyati, S.T., M.T. selaku dosen pengampu dari mata kuliah Fisika Teknik Sipil yang
memberikan bimbingan, arahan, dan waktunya dalam proses penyelesaian makalah ini,
2. Orang tua yang selalu mendukung kelancaran tugas kami,
3. Teman-teman semuanya yang berada dalam ruang lingkup belajar Fisika Teknik Sipil Universitas
Sriwijaya.
Akhirnya, penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini dan kami
berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk semua orang terkhususnya bagi penulis. Dengan segala
kerendahan hati, saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari pembaca guna
meningkatkan pembuatan makalah pada tugas yang lain pada waktu mendatang.

Indralaya, 14 Oktober 2023

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1
1. LATAR BELAKANG ....................................................................................................................................1
2. RUMUSAN MASALAH ...............................................................................................................................2
3. TUJUAN PENULISAN .................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 3
1. GERAK ROTASI ...........................................................................................................................................3
A. POSISI SUDUT GERAK ROTASI .........................................................................................................5
B. KECEPATAN SUDUT ............................................................................................................................5
C. PERCEPATAN SUDUT ..........................................................................................................................7
D. RODA-RODA BERHUBUNGAN...........................................................................................................8
E. DINAMIKA ROTASI ..............................................................................................................................8
2. TORSI (MOMEN GAYA) .............................................................................................................................9
3. APLIKASI TORSI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI .................................................................... 12
4. MOMEN INERSIA ..................................................................................................................................... 13
5. APLIKASI MOMEN INERSIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI................................................ 16
6. MOMENTUM SUDUT............................................................................................................................... 17
7. APLIKASI MOMENTUM SUDUT DAN HUKUMNYA ......................................................................... 22
8. PERBEDAAN GERAK TRANSLASI DAN GERAK ROTASI ................................................................ 23
9. APLIKASI GERAK ROTASI ..................................................................................................................... 24
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................... 25
1. KESIMPULAN ........................................................................................................................................... 25
2. SARAN ....................................................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 26

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Pada hakikatnya, Fisika merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan
berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan
dalam metode ilmiah. Fisika juga merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang memberikan
pengalaman kuantitatif tentang sifat, perilaku dan analisis matematika. Jadi untuk memahami gejala alam
yang ditemukan disekitar kita, para fisikawan menyusun model matematika sebagai penyajiannya. Model
Matematika tersebut dapat membentuk sebuah konsep, sehingga Fisika merupakan pembelajaran yang
mengutamakan penguasaan konsep. Salah satu materi dari fisika sendiri adalah gerak rotasi yang
mempelajari tentang pergerakan benda yang berputar dengan memperhatikan aspek penyebabnya.
Gerak merupakan perpindahan posisi atau kedudukan suatu titik atau benda terhadap titik acuan
tertentu. Salah satu gerak yang sering terjadi di sekitar kita adalah gerak menggelinding. Gerak tersebut
merupakan gabungan antara dua gerak, yaitu gerak translasi dan gerak rotasi. Kedua gerak tersebut
dilihat berdasarkan bentuk lintasannya.
Dinamika Rotasi adalah cabang mekanika yang mempelajari gerak rotasi dengan melibatkan
gaya, massa dan faktor lain yang turut mempengaruhi gerak rotasi. Suatu benda berotasi jika semua
bagian benda bergerak mengelilingi poros atau sumbu putar yang terletak pada salah satu bagian benda
tersebut (Dheni, 2021). Jadi, gerak rotasi dapat didefinisikan sebagai gerak suatu benda dengan bentuk
dan lintasan membentuk sudut gerak (rotatinal angel)” (Suddin & Nasrullah, 2017). Fenomena gerak
rotasi dapat ditemui dalam berbagai konteks, mulai dari perputaran planet di tata surya hingga gerakan
roda pada kendaraan. Untuk memahami gerak rotasi, kita dapat merinci beberapa konsep penting, seperti
momentum sudut, torsi, dan kekekalan momentum sudut.

Suatu benda tegar dapat bergerak berputar atau rotasi jika pada benda tersebut dikerjakan suatu
gaya yang tidak melalui pusat massa atau poros benda tegar. Gaya yang dapat menyebabkan suatu benda
berotasi dinamakan momen gaya atau torsi. Pada gerak rotasi, besaran yang analog dengan momentum
pada gerak translasi adalah momentum sudut. Besar momentum sudut yang dimiliki oleh benda yang
berotasi bergantung pada momen inersia dam kecepatan sudut yang dimiliki benda. Momentum sudut
adalah hasil kali momen inersia dengan kecepatan sudut (Awaludin, 2020). Gerak rotasi tidak dapat
diartikan secara bahasa melainkan dapat diilustrasikan. Gerak rotasi itu gerak yang menyangkut soal
orientasi dan perputaran. Jadi, orientasi merupakan padanan posisi dan perputaran adalah padanan
pergeseran. (Dwi Sri Wijaya, 2022).

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat melihat contoh gerak rotasi pada planet yang berputar,
roda yang bergerak, hingga mesin-mesin kompleks. Penting untuk memahami bahwa gerak rotasi tidak
hanya terjadi pada objek besar seperti planet atau roda, tetapi juga pada tingkat partikel dan atom. Konsep
gerak rotasi ini memegang peranan penting dalam fisika dan rekayasa, terutama dalam merancang mesin
dan perangkat mekanis.

1
Dengan demikian, makalah ini bertujuan untuk mendalamkan pemahaman tentang gerak rotasi
dan menggambarkan aplikasi-aplikasinya dalam berbagai aspek kehidupan. Melalui pemahaman yang
mendalam terhadap konsep ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Gerak Rotasi?
2. Apa itu Torsi?
3. Apa itu Momen Inersia?
4. Apa itu Momentum Sudut dan bagaimana hukum Momentum Sudut?
5. Bagaimana penerapan Momentum Sudut dan hukumnya?
6. Apa perbedaan Gerak Translasi dan Gerak Rotasi?
7. Apa saja contoh-contoh aplikasi Gerak Rotasi?

3. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui dan memahami apa itu Gerak Rotasi.
2. Untuk mengetahui dan memahami apa itu Torsi.
3. Untuk mengetahui dan memahami apa itu Momen Inersia.
4. Untuk mengetahui dan memahami apa itu Momentum Sudut dan hukum Momentum Sudut.
5. Untuk mengetahui dan memahami penerapan Momentum Sudut dan hukumnya.
6. Untuk mengetahui dan memahami perbedaan Gerak Translasi dan Gerak Rotasi.
7. Untuk mengetahui dan memahami contoh-contoh aplikasi Gerak Rotasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. GERAK ROTASI
Dinamika rotasi adalah ilmu yang mempelajari mengenai pergerakan benda yang berputar
pada poros atau titik tumpunya. Gerak rotasi dapat didefinisikan sebagai gerak suatu benda dengan
bentuk dan lintasan lingkaran di setiap titiknya.

Dinamika rotasi ini dipengaruhi oleh beberapa hal seperti massa, gaya, percepatan,
kecepatan, torsi, dan lain-lain. Dinamika rotasi ini sebenarnya menggunakan konsep Hukum II
Newton, yaitu:

ΣF = m.a

Tetapi karena ia berotasi pada porosnya dan dipengaruhi oleh torsi, sehingga rumus dinamika
rotasi menjadi:

Στ = I.α

Keterangan:
ΣF = resultan gaya (N)
m = massa/ukuran kelembaman (kg)
a = percepatan (m/s2)
Στ = momen torsi (N.m)
I = momen inersia (kg.m2)
α = percepatan sudut (rad/s)

Jadi, benda disebut melakukan gerak rotasi jika setiap titik pada benda itu (kecuali titik-titik
pada sumbu putar) menempuh lintasan berbentuk lingkaran. Sumbu putar adalah suatu garis lurus
yang melalui pusat lingkaran dan tegak lurus pada bidang lingkaran. Contoh gerak rotasi silahkan
lihat gambar di bawah ini.

Gambar 1.1 Sumbu Putar


(Sumber: https://www.singagegeli.com/2020/07/gerak-rotasi-tentunya-kalian-pernah.html?m=1)
Catatan: penyebab translasi adalah gaya, sedangkan penyebab gerak rotasi adalah momen gaya

3
Gambar di atas merupakan contoh gerak rotasi, di mana setiap titik pada benda yang berotasi
bergerak melingkar mengelilingi sumbu putarnya.
Ketika benda berotasi, semua partikel yang tersebar di seluruh bagian benda itu juga berotasi,
setiapn partikel mempunyai massa (m). Ketika benda tegar berotasi, setiap partikel itu juga bergerak
dengan kecepatan (v) tertentu. kecepatan setiap partikel bergantung pada jaraknya dari sumbu rotasi.
semakin jauh sebuah partikel dari sumbu rotasi, semakin cepat partikel itu bergerak (kecepatan
kecil). jadi persamaan gerak rotasi dapat dituliskanm sebagai berikut:
EKrot = ½ I ω2
Keterangan:
EKrot = energi gerak rotasi (Joule)
I = momen inersia (kg.m2)
ω = kecepatan sudut (rad/s

Benda yang menggelinding artinya benda tersebut selama berotasi juga mengalami translasi,
sehingga benda yang menggelinding memiliki energi kinetik translasi dan energi kinetik rotasi yang
besarnya :
Em = EKtrans + EKrot
= ½ m.v2 + ½ I.ω

 Contoh Soal
Sebuah roda mobil memiliki massa 20 kg melaju di jalan dengan kecepatan 10 m/s. jika roda
mobil dianggap berbentuk silinder pejal, maka berapakah energi kinetiknya ketika roda tersebut
menggelinding?
Jawab 

Ek = ½ mv2 + ½ Iw2
EK = ½ mv2 + ½ 2/5 mr2 (v2/r2)
ingat :
v = w.r atau w = v/r
Ek = ½ mv2 + 1/5 mv2
EK = 7/10 mv2
EK = 7/10.20.(10)2
EK = 1400 Joule

4
Gerak rotasi suatu benda tegar dituliskan dalam bentuk vektor dua dimensi (lintasan dalam
bidang) yang selalu membentuk sudut antara titik awal, poros putar dan suatu titik sesaat. Arah
vektor ini dinyatakan dalam kombinasi vektor satuan . Besaran vektor dalam fisika yang
akan kita bahas sekarang adalah posisi sudut (θ), kecepatan sudut (ω) dan percepatan sudut (α).
Namun ketiga besaran ini bukanlah besaran vektor. (Raflan, 2012)

A. POSISI SUDUT GERAK ROTASI


Vektor posisi suatu partikel pada bidang XY dapat dinyatakan

r = x(t) i + y(t) j

dengan jari-jari perputaran :

r =√(𝒙(𝒕))𝟐 + (𝒚(𝒕))𝟐

Jika  adalah arah gerak r terhadap sumbu-X, maka sudut  dapat dicari yaitu:

t
y (t)
tan  = 
x (t)

0

Posisi sudut suatu partikel dapat dicari dari suatu persamaan kecepatan sudut dengan cara
pengintegralan :
𝒕
 = 0 + ∫𝒕 𝝎(𝒕) ⋅ 𝒅𝒕, dimana 0 sudut awal.
𝒐

s
Jika t−0 = s, dan r adalah jari-jari perputaran, maka  = dengan satuan Derajat atau
r
radian, dimana 2 radian = 360o.

B. KECEPATAN SUDUT
Kecepatan sudut suatu partikel yang berotasi dapat dinyatakan
𝚫𝛉 𝐝𝛉
𝛚= = (turunan pertama fungsi sudut)
𝚫𝐭 𝐝𝐭
𝒕
𝝎 = 𝝎𝟎 + ∫𝒕 𝜶(𝒕) ⋅ 𝒅𝒕 (integral dari fungsi kecepatan sudut)
𝟎

dengan satuan radian/sekon (rad/s) atau rpm (rotasi per menit) atau rps (rotasi per sekon).
Harus diingat bahwa :
𝝅
1 rpm = rad/s
𝟑𝟎

5
1 rps = 2 rad/s

Besar kecepatan linier suatu benda berputar adalah v =  r

 Contoh Soal
1. Posisi sudut suatu benda adalah  = 10t2 − 30t derajat. Tentukan :
a. Posisi sudut ketika t = 4 sekon.
b. Kecepatan sudut ketika t = 2 sekon.
Jawab 

Posisi ketika t = 4 sekon :


 = 10(4)2 − 30(4) = 160 − 120 = 40o
Kecepatan sudut pada saat t = 2 sekon :
 d
= = = 20t − 30, karena t = 2 maka  = 20(2)−30 = 20 o/s
t dt
atau  = 10 rad/s
57,3

2. Sebuah gasing berputar dengan kecepatan sudut  = 4t + 2 rad/s. Tentukan posisi sudut
gasing saat t = 3 sekon jika pada saat t = 0,  = 0 radian.
Jawab 
t
 =0 +  (t )  dt
to
3
3
 = 0 +  ( 4t + 2)  dt = 2t2 + 2t = [2(3)2+2(3)]−[2(0)2+2(0)] = 24 rad.
0 0
120
3. Sebuah batu diikat dengan tali 2 meter diputar dengan kecepatan sudut rpm. Tentukanlah

posisi sudut batu pada saat t = 2 sekon jika posisi awal batu adalah o = 0 radian! Tentukan
pula besar kecepatan linier benda!

Jawab 

= 120
x  = 4 rad/s.
 30

Posisi batu saat t = 2 sekon :


2
2
 = 0 +  ( 4)  dt = 4t
0 0
= 4(2) − 4(0)
= 8 radian
Kecepatan linier batu :

v =  r = 4 . 2 = 8 m/s.
6
C. PERCEPATAN SUDUT
Percepatan sudut suatu partikel pada gerak rotasi dapat dinyatakan
𝒅𝟐 𝜽
𝜶= (turunan kedua fungsi sudut)
𝒅𝒕𝟐
𝒅𝝎
𝜶= (turunan pertama fungsi kecepatan sudut)
𝒅𝒕
Hubungan antara sudut , kecepatan sudut  dan percepatan sudut  adalah :

Gerak melingkar beraturan ( tetap,  = 0)


 = o + t
Gerak melingkar berubah beraturan ( tetap)
 = o + t
 = o + ot + 21 t2
2 = o2 + 2

Selain percepatan sudut, gerak melingkar juga mengenal apa yang disebut percepatan
tangensial (menyinggung lintasan gerak) dan percepatan sentripetal (menuju pusat rotasi),
yaitu :

aT =  r dan aS = 2 r
Karena aT dan aS merupakan besaran vektor bekerja pada titik yang sama dan saling tegak
lurus, maka menimbulkan resultan yang disebut percepatan total yaitu atot yang besarnya :

atot = √𝒂𝟐𝑻 + 𝒂𝟐𝑺 = 𝒓√𝜶𝟐 + 𝝎𝟒

aT

atot 
aS

0

 Contoh Soal
1. Suatu benda berotasi dengan fungsi sudut  = 20t2 − 4t3 rad dimana t dalam sekon.
Tentukanlah percepatan sudut benda pada saat t = 2 sekon!

Jawab 

 = ’ = 40t−12t2

 = ’ = 40−24t, maka percepatan sudut saat t = 2 sekon adalah

 = 40 −24(2) = −8 rad/s2

7
2. Suatu partikel berotasi berubah beraturan dengan  = 60 rpm pada saat t = 2 sekon dan  =
240 rpm pada saat t = 5 sekon. Tentukan percepatan sudut yang dialami benda !

Jawab 

2 − 1  
= dimana 1 = 60x = 2 rad/s dan 2=240 x =8 rad/s
t 2 − t1 30 30

maka  = 8 − 2 = 2 rad/s2.
5−2

D. RODA-RODA BERHUBUNGAN
❖ Dua buah roda sepusat : memiliki kecepatan sudut yang sama besar.

B
 A = B
A
𝑽𝑨 𝑽𝑩
=
𝑹𝑨 𝑹𝑩

❖ Dua buah roda bersinggungan atau dibungkan dengan tali: memiliki kecepatan linier yang
sama.

A A B
B

VA = VB
A . RA= B . RB

E. DINAMIKA ROTASI
Ukuran kecenderungan mempertahankan posisi atau keadaan benda yang bergerak rotasi
dimanakan momen inersia atau kelembaman rotasi. Momen inersia untuk beberapa partikel
(titik-titik massa diskrit) dirumuskan:

𝑰 = ∑ 𝒎𝑹𝟐

sedangkan untuk benda yang memiliki bentuk yang kontinu dirumuskan :

𝑰 = ∫ 𝑹𝟐 𝒅𝒎

8
Beberapa momen inersia untuk benda kontinu :
Nama Benda Letak Sumbu Momen Inersia

Cincin Tipis Pusat benda I = mR2

Batang Pejal Salah satu ujung I= 1


3
mL2

Titik tengah batang I= 1


12
mL2

Piringan Pusat benda I= 1


2
mR2

Silinder Pejal Pusat benda I= 1


2
mR2

Silinder Berongga Pusat benda I= 1


2
m(R12+R22)

Bola Pejal Pusat benda I= 2


5
mR2

Kulit Bola Tipis Pusat benda I= 2


3
mR2

Penyebab gerak rotasi dinamakan momen gaya, yaitu :

𝝉 = 𝑭. 𝑳 L = lengan gaya
∑ 𝝉 = 𝑰. 𝜶 I = momen inersia
Momentum sudut benda yang berotasi dirumuskan :
𝒅𝑳
L = I . , dimana 𝝉 = 𝒅𝒕

Dalam gerak rotasi berlaku pula hukum kekekalan momentum sudut dan hukum kekekalan energi
yang dirumuskan :

I1 .  1 + I2 .  2 = I1 .  1 ’ + I2 .  2 ’
EP1 + EKT1 + EKR1 = EP1 + EKT2 + EKR2
Dimana EK = EKT + EKR

2. TORSI (MOMEN GAYA)


Torsi dari bahasa latin torquere yang artinya (memutar) pada benda itu.Torsi didefinisikan
sebagai hasil kali antara gaya dengan jarak titik ke garis kerja gaya pada arah tegak lurus. Gaya dapat
menghasilkan torsi (momen gaya) yang menyebabkansuatu benda berotasi apabila garis kerj a gaya
tersebut tidak melalui poros atau as (bagian tengah) dari pusat rotasi. Namun apabila gaya berupa
tarikan atau dorongan yang diberikan arahnya menuju poros atau as, maka gaya tersebut hanya akan
menyebabkan benda bergeser atau bergerak translasi, sebagaimana terlihat pada Gambar 1 sebagai
berikut:

9
F

F F

F
(a) (b)

Gambar 1. (a) Gaya yang dapat menyebabkan gerak rotasi dan (b)
Gaya yang tidak menyebabkan gerak rotasi (Purwoko, 2009)

Torsi merupakan perkalian vektor (cross product) antara vektor posisi 𝑟⃗ dan vektor gaya 𝐹⃗ yang
secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

𝜏⃗ = 𝑟⃗ × 𝐹⃗ atau |𝜏⃗| = |𝑟⃗||𝐹⃗| sin 𝜃


dengan 𝜃 adalah sudut yang dibentuk antara vektor posisi 𝑟⃗ dengan vector gaya 𝐹⃗ . Gambar 2
menunjukkan jarak tegak lurus yang ditarik dari sumbu putar ke garis kerja gaya yang disebut
sebagai lengan momen (𝑙), dimana besar lengan momennya adalah:

𝑙 = 𝑟⃗ sin 𝜃
Dari persamaan (1) dan (2) akan didapatkan persamaan sebagai berikut:

𝜏⃗ = 𝐹⃗.𝑙
Keterangan :
𝜏⃗ = Torsi/Momen inersia (N.m)
F = Gaya (N)
R = Jari-jari
𝜃 = Sudut antara gaya dan lengan gaya
𝑙 = lengan momen (m)

Gambar 2.1 Lengan momen ditarik dari sumbu putar (Purwoko, 2009)

Tanda untuk menunjukkan arah torsi ditentukan berdasarkan ketentuan jika putarannya searah jarum
jam, maka torsi bernilai negative (–) dan jika putarannya berlawanan arah jarum jam maka torsi
bernilai positif (+).

10
 Contoh Soal
1. Perhatikan gambar berikut!

Jawab 
τ =F. 𝑙. 𝐹⃗ sin θ
𝜏⃗𝑜 = −2.100. sin 30𝑜 = −200. 0,5 = −100 𝑁. 𝑚
(100 berlawanan arah putaran jarum jam)

2. Jika panjang sebuah Batang AB adalah 20 meter dengan poros di titik B diberikan gaya 20 N
yang membentuk sudut 30° terhadap batang. Besar torsi yang dialami oleh batang AB tersebut
adalah…
Jawab 
Dik : r = 20 m
F = 20 N
θ = 30°
Dit : berapa nilai τ?
Dij : τ = F . r sin θ
= 20 N . 20 m . Sin 30°
= 40 Nm . 1/2
= 20 Nm
Jadi, besar torsi yang dialami oleh batang AB adalah 20 Nm

3. Gaya sebesar 90 N diterapkan pada kunci pas yang berjarak 0,5 m dari baut. Berapa torsi yang
dihasilkan oleh gaya tersebut?
Jawab 
Dik: F = 90 N
r = 0,5 m
Dit: berapa nilai τ?
Dij: τ = F . r
= 90 N . 0,5 m
= 45 Nm
Jadi, besar torsi yang dihasilkan oleh gaya tersebut adalah 45 Nm

11
3. APLIKASI TORSI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Ada banyak sekali penerapan torsi dalam kehidupan sehari-hari kita, yaitu sebagai berikut
1. Momen gaya pada saat membuka pintu engsel

Gambar 3.1 Contoh Gambar Pintu


Sumber : https://www.fisika.co.id/2020/12/momen-gaya-torsi.html

Ketika kamu tarik atau dorong gagang pintu dengan gaya F, pintu akan mengayun terbuka
atau tertutup. Ayunan terbuka atau tertutup ini menandakan kalau pintu mengalami gerak rotasi
(bergerak berputar pada poros) dan memiliki sumbu putar (poros) yang terletak pada engselnya.
Jika kita anggap engsel pintu adalah sumbu putar (poros), maka jarak gagang pintu dengan engsel
merupakan lengan momen (r). Kemudian, kalau kamu perhatikan rumus di atas, torsi akan
sebanding dengan lengan momen (r) dan gaya (F). Artinya, semakin besar lengan momen (r)
dan gaya yang dikeluarkan, semakin besar pula momen gaya yang dihasilkan. Hal ini yang
memudahkan kita untuk membuka atau menutup pintu (Ammariah, 2023).

2. Menggunakan Tang untuk Memutar Baut atau Mur


Ketika Anda menggunakan tang untuk memutar baut atau mur, momen gaya dihasilkan
oleh gaya yang Anda aplikasikan pada tang. Ini memungkinkan Anda untuk mengencangkan atau
mengendurkan baut atau mur dengan memutar tang. (Harmoko, 2023)

3. Mengayunkan Palu
Ketika Anda menggunakan palu untuk memaku sesuatu, Anda menghasilkan momen
gaya dengan mengayunkan palu dengan kecepatan dan gaya yang tepat. Momen gaya ini
memungkinkan Anda untuk memasukkan paku dengan lebih mudah dan efisien.

4. Mengangkat Benda dengan Pegangan


Ketika Anda mengangkat tas, koper, atau benda lain dengan pegangan, Anda
menghasilkan momen gaya untuk mengatasi berat benda yang membuatnya cenderung untuk
berputar.

5. Membawa Tas di Tangan


Ketika Anda membawa tas di tangan, Anda menghasilkan momen gaya pada pergelangan
tangan Anda. Jika Anda memegang tas dengan lengan yang ditekuk, beban tersebut menciptakan
torsi pada pergelangan tangan Anda yang harus diimbangi untuk menjaga keseimbangan.

12
4. MOMEN INERSIA
Inersia adalah kecenderungan suatu benda agar tetap mempertahankan keadaannya atau
lembam. Oleh karena itu Hukum pertama Newton disebut juga sebagai Hukum Inersia atau Hukum
Kelembaman. Jadi Momen inersia berarti besaran yang nilainya tetap pada suatu gerak rotasi.
Besaran ini analog dengan massa pada gerak translasi dan lurus. Momen Inersia adalah ukuran
kelembaman benda dalam gerak melingkar, maksudnya kelembaman adalah sifat untuk
mempertahankan kedudukannya. Maksudnya kalua benda sedang diam maka ia akan bertahan untuk
diam, sedangkan kalau benda sedang berputar maka dia akan bertahan untuk berputar.
Momen inersia benda menyatakan ukuran kemampuan benda untuk mempertahakan
kecepatan sudut rotasinya. Sama halnya massa pada gerak translasi yang menyatakan kemampuan
benda untuk mempertahankan kecepatan linearnya.
Benda yang massanya besar akan lebih sulit diputar dari pada benda yang massanya kecil
dan ketika benda yang massanya besar tersebut sudah berputar maka akan lebih sulit dihentikan dari
pada benda yang massanya kecil. Selain itu, jika massa terkonsentrasi pada lokasi yang lebih jauh
dari sumbu rotasi, momen inersia juga akan lebih besar.
Hal tersebut dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep momen inersia dimana momen
inersia merupakan hasil kali antara massa benda (𝑚) dengan kuadrat jarak benda itu dari sumbu
putar (𝑟⃗2).
Secara matemetis momen inersia partikel dirumuskan:

𝐼 = 𝑚.𝑟⃗2
Momen inersia sistem partikel dirumuskan:

𝐼 = Σ𝑚𝑖𝑟⃗𝑖2

= 𝑚1𝑟⃗12 + 𝑚2𝑟⃗22 + 𝑚3𝑟⃗32


Untuk benda dengan massa yang terdistribusi secara kontinue, perhitungan momen inersia
menggunakan rumus integral:

𝐼 = ∫ 𝑟⃗2 𝑑𝑚

dengan 𝑑𝑚 adalah elemen massa kecil benda yang berjarak 𝑟⃗ dari poros rotasi.
Keterangan :
I = momen inersia benda (kg.m²)
m = massa benda (kg)
r = jarak ke sumbu rotasi (m)
mn = massa partikel ke-n (kg)
rn = jarak partikel ke-n ke sumbu rotasi (m)

13
Momen inersia untuk berbagai benda berotasi pada berbagai sumbu, yakni sebagai berikut.

(Sumber: https://tobavodjit.blogspot.com/2014/01/momen-inersia-benda-tegar.html)
14
 Contoh Soal
1. Sebuah titik massa berotasi dengan jari-jari 0,2 m mengelilingi sumbu. jika massa titik massa
tersebut bermassa 3 kg. Berapakah momen inersianya?
Jawab 
Dik : m = 3 kg
r = 0,2 m
Dit : I = ....?
Dij :
I = m . r2
I = 3 kg . 0,2 m2
I = 0,12 kg.m2
Jadi, Momen inersianya adalah 0.12 kg.m2

2. Massa masing-masing 4 bola yaitu 200 gram, lalu dihubungkan dengan kawat yang massa-nya
diabaikan. Panjang kawat adalah 60 cm dan lebar 30 cm. Berapa momen inersia bola pada
sumbu AB ?
Jawab 
Dik : m1 = m2 = m3 = m4 = 200 gram = 0,2 kg
r1 = 30 cm = 0,3 meter
r2 = 30 cm = 0,3 meter
r3 = 30 cm = 0,3 meter
r4 = 30 cm = 0,3 meter
Dit : momen inersia bola pada sumbu AB?
Dij :
I = m1(r1)²+ m2(r2)² + m3(r3)²+ m4(r4)²
I = (0,2 kg) (0,3 m)² + (0,2 kg) (0,3 m)² + (0,2 kg) (0,3 m)²+ (0,2 kg)(0,3 m)²
= (0,2 kg) (0,09 m²)+ (0,2 kg) (0,09 m²) + (0,2kg) (0,09 m²) + (0,2 kg).(0.09 m²)
= 0,018 kg.m² + 0,018 kg.m² + 0,018 kg.m² + 0,018 kg.m²
I = 0,072 kg.m²

Jadi, momen inersia bola pada sumbu AB adalah 0,072 kg.m²

3. Sebuah bola pejal memiliki massa 2 kg berputar dengan sumbu putar tepat melalui tengahnya.
Jika diameter bola tersebut 30 cm hitunglah momen inersia bola tersebut! (Azriyanti, 2019)
Jawab 
Dik: m = 2 kg
d = 30 cm
r = 15 cm = 0,15 m
Dit: I =...?
Dij: I = 2/5 m.r2
I = 2/5 . 2 kg . 0,15 m
I = 18 x 10-3 kg.m2
Jadi, momen inersia bola tersebut adalah 18 x 10-3 kg.m2

15
5. APLIKASI MOMEN INERSIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Berikut beberapa contoh penerapan momen inersia dalam kehidupan sehari-hari (Agustin, 2022).
1. Permainan Gasing

Gambar 5.1 Contoh permainan gasing


Sumber: https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/momen-inersia-
definisi-rumus-dan-penerapannya-dalam-kehidupan-sehari-hari

Permainan gasing merupakan mainan yang bisa berputar pada poros dan
berkesetimbangan pada suatu titik. Untuk memainkan gasing biasanya digunakan tali dari kain
(atau bahan lain) yang dililitkan bada badan gasing. Kemudian gasing dihentak sambil tali yang
melilit ditarik sehingga gasing berputar pada porosnya dan membiarkan gasing itu berputar sesuai
arah jalannya.

2. Permainan Golf
Semakin besar massa dan berat tubuh atlet semakin besar tahanan yang menghambat
gerakannya. Inersia dianggap lawan pada saat mulai bergerak dan menjadi kawan pada saat
bergerak. Hal ini terjadi juga pada gerakan rotasi.

3. Farmasi
Sentrifugasi dalam melakukan pemisahan campuran bahan kimia. Mesin sentrifugasi
memanfaatkan momen inersia dari kesetimbangan antara tabung sentrifugasi untuk memisahkan
campuran bahan kimia, karena jika tidak setimbang, maka akan terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan seperti getaran berlebih pada mesin yang bisa berakibat pada pecahnya tabung yang
lain.

4. Bermain Ski Es
Karena torsi yang dikerjakan oleh es adalah kecil, momentum anguler pemain ski adalah
mendekati konstan. Ketika ia menarik tangannya ke dalam ke arah badannya, momeninersia
badannya terhadap sumbu vertikal melalui badannya berkurang. Karena momentum
angularnya L = I.ω harus tetap konstan, bila I berkurang, kecepatan angularnya ω bertambah;
artinya, ia berputar dengan laju yang lebih cepat.

5. Jaw Crusher pada Industri


Jaw Crusher sendiri dipakai secara luas pada industri pertambangan, industri metal,
konstruksi, pembangunan jalan tol, pembangunan rel kereta dan industri kimia. Jaw Crusher
bekerja mengandalkan kekuatan motor. Melalui roda motor, poros eksentrik digerakkan oleh
sabuk segitiga dan slot wheel untuk membuat jaw plate bergerak seirama. Oleh karena itu,
material dalam rongga penghancuran yang terdiri dari jaw plate, jaw plate yang bergerak dan
side-lee board dapat dihancurkan dan diberhentikan melalui pembukaan pemakaian.

16
6. MOMENTUM SUDUT
Momentum sudut merupakan besaran vektor. Momentum sudut merupakan momentum yang
dimiliki benda-benda yang melakukan gerak rotasi. Momentum sudut sebuah partikel yang berputar
terhadap sumbu putar didefenisikan sebagai hasil kali momentum linear partikel tersebut terhadap
jarak partikel ke sumbu putarnya.
Arah momentum sudut dari suatu benda yang berotasi dapat ditentukan dengan kaidah aturan
tangan kanan. Jika keempat jari menyatakan arah gerak rotasi, maka ibu jari menyatakan arah
momentum sudut. Pada gerak translasi benda memiliki momentum linear sedangkan pada gerak
rotasi ada momentum sudut.

(Sumber: https://www.fisika-ok3.com/2016/01/momentum-sudut_90.html)

Untuk benda bermassa m bergerak rotasi pada jarak r dari sumbu rotasi dengan kecepatan
linear v, maka persamaan dapat dinyatakan sebagai berikut:
L = m.v.r
L = m.r2 ω
= I. w
Keterangan:

L = besaran momentum sudut (kg m²/s)


I = momen inersia (kg.m²)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
m = massa (kg)
v = kecepatan (m/s)
r = jari-jari (m)

Kita juga dapat meninjau momentum sudut dengan cara mendefinisikan momentum linear
partikel p dan menunjukkan bahwa hukum kedua Newton dapat ditulis
𝒅𝐩
Fneto = (persamaan 1)
𝒅𝒕

17
m
v

Gambar 4.2
Sumber : (Tipler, 1991)

Momentum angular sebuah partikel didefinisikan sebagai berikut. Untuk sebuah partikel
yang bergerak dalan lingkaran berjari – jari r dengan kecepatan angular 𝜔 (Gambar 4.2), momentum
angular L relatif terhadap pusat lingkaran di definisikan sebagai hasil kali besarnya momentum linier
mv dan jari –jari r :

L = mvr = m(r 𝜔)r


L = mr2𝜔 = I 𝜔 (persamaan 2)

Dengan I = mr2 adalah momen inersia partikel terhadap sumbu yang melalui pusat lingkaran dan
tegak lurus bidang gerakan arah L sama dengan arah 𝜔. Untuk gerakan yang berlawanan dengan
arah jarum jam, nilai besaran itu adalah negatif.

Untuk gerakan umum, momen agular sebuah partikel relatif terhadap titik asal O
didefinisikan sebagai
L = mvr = mvr sin 𝜃 (persamaan 3)

m w v

r r1

0 x
Gambar 4.3
Sumber : (Tipler, 1991, hal. 279)

Dengan v adalah kecepatan partikel r = r sin 𝜃 adalah jarak tegak lurus dari garis gerakan ke
titik O seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.3 perhatikan bahwa partikel mempunyai momentum
angular terhadap titk O walaupun partikel tidak bergerak dalam lingkaran.

18

v1 = r 1 
m1

r1

Gambar 4.4
Sumber : (Tipler, 1991, hal. 279)

Momentum angular total benda yang berputar dapat dengan menjumlahkan momentum
angular semua elemen dalam benda. Gambar 4.4 menunjukkan sebuah cakram yang berputar,
momentum angular elemen bermassa mi adalah
Li = mi.ri2 𝜔

Bila kita jumlahkan semua elemen cakram, kita dapatkan

𝑳 = ∑ 𝑳𝒊 = ∑ 𝐦𝐢𝐫𝐢𝟐 𝛚
𝒊 𝒊

Atau

L =I.𝜔 (persamaan 4)

Persamaan 4 adalah analogi rotasional persamaan untuk momentum linier, p = mv.


Persamaan ini berlaku untuk benda–benda yang berputar terhadap sumbu yang tetap dan juga untuk
benda–benda yang berputar terhadap sebuah sumbu yang bergerak sedemikian sehingga benda
terebut tetap sejajar dengan dirinya sendiri, seperti bila sebuah bola atau silinder menggelinding
sepanjang suatu garis.

➢ HUKUM MOMENTUM SUDUT


Momentum sudut memiliki hukum yang disebut sebagai hukum kekekalan momentum sudut.
Momentum sudut merupakan salah satu konsep yang sangat penting dalam fisika, sebab di bawah
kondisi tertentu momentum sudut merupakan besaran yang sifatnya kekal.
Sama halnya dengan hukum kekekalan energi dan kekekalan momentum linear, hukum
kekekalan momentum sudut merupakan hukum alam yang sangat fundemental.
Dikutip dari buku yang berjudul Asas-Asas Fisika yang diterbitkan oleh Yudhistira Ghalia
Indonesia, berikut adalah bunyi dari hukum kekekalan momentum sudut:

19
Jika jumlah momen gaya yang bekerja pada sistem sama dengan nol, momentum sudut sistem itu
konstan. Berdasarkan hukum tersebut, kekekalan momentum sudut bisa dihitung menggunakan
rumus:
L awal = L akhir
(I1 x ω1) + (I2 x ω2) = (I1 x ω1) + (I2 x ω2)

Perhatikan Ilustrasi Berikut:

(Sumber: https://www.fisika-ok3.com/2016/01/hukum-kekekalan-momentum-sudut.html)

Kekekalan momentum sudut dapat didemonstrasikan dengan baik oleh seorang penari es.
Penari memulai rotasinya dengan kedua lengan terentang. Dengan melipat kedua lenganya, penari
itu memperkecil momen inersianya terhadap poros dan sebagai akibatnya penari berputar lebih
cepat (kecepatan sudut bertambah besar).
Jika L1 = I1 ω1, adalah momentum awal penari dan L1 = I2 ω2 adalah momentum sudut akhir
penari, dan pada penari tidak bekerja resultan torsi (Σt = 0), momentum sudut penari kekal, atau
ditulis
L1 = L2
I1 x ω1 = I2 x ω2
Perbandingan antara energi kinetik sebelum dan sesudah kedua lengan anak direntangkan
memberikan hasil bahwa energi kinetik sistem berkurang (tidak kekal). Dapatlah kita simpulkan
bahwa pada kasus di mana hukum kekekalan momentum sudut berlaku, hukum kekekalan energi
tidak berlaku.

 Contoh Soal
1. Tentukanlah besarnya momentum sudut dari sebuah piringan CD yang massanya 50 gram, jari-
jari 6 cm, ketika sedang berotasi dengan sumbu putar melalui titik pusat massa dan tegak lurus
piringan dengan kecepatan sudut 10 rad/s ! (Sudarisman, 2019)
Jawab 

20
Diketahui: Momen inersia piringan (I) = 1/2 mr2
dengan m = 50 gram = 5 x 102 kg, dan
r = 6 cm = 6 x 10-2 m, dan
ω = 10 rad/s
Maka, momentum sudut:
L=Ixω
L = 1/2 mr2 ω
L = 1/2 (5 x 10-2 kg) (6 x 102 m)2 (10 rad/s)
L = 9 x 10-4 kg m2/s
Jadi, besaran momentum sudut dari piringan CD tersebut adalah 9 x 10-4 kg m2/s.

2. Diketahui sebuah roda memiliki massa 40 kg dan diameter 120 cm. Roda tersebut berputar pada
kecepatan sudut 5 rad/s. Hitung momentum sudutnya!
Jawab 
Dik: m = 40 kg
r = 60 cm = 0,6 m
ω = 5 rad/s
Dit: L = ...?
Dij: L = I x ω
= (m . r²) ω
= (40 kg (0,6 m)²) (5 rad/s)
= 72 kg m²/s
Jadi, momentum sudut dari roda tersebut adalah 72 kg m²/s

3. Sebuah partikel bermassa 0,5 kg bergerak melingkar dengan kecepatan tetap 5 m/s. Jika jari-jari
lintasan partikel 2 m, maka momentum sudut partikel tersebut adalah...
Jawab 

Dik: m = 0,5 kg
r =2m
v = 5 m/s
Dit: L = ...?
Dij: L = m . v. r
= 0,5 kg . 5 m/s . 2 m
= 5 kg m²/s
Jadi, momentum sudut dari partikel tersebut adalah 5 kg m²/ s

21
7. APLIKASI MOMENTUM SUDUT DAN HUKUMNYA

Gambar 6.1 Ilustrasi contoh peristiwa hukum kekekalan


momentum sudut dalam kehidupan sehari-hari
(Sumber: www.unsplash.com)

Peristiwa momentum sudut dan penerapan hukumnya banyak ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari. Berikut adalah contoh penerapan momentum sudut dan hukumnya dalam kehidupan
sehari-hari.
1. Putaran Gasing
Putaran gasing terjadi dengan lama dan cepat sebab gasing memiliki ukuran dan ringan
dibandingkan dengan benda yang memiliki ukuran besar dan berat. Hal tersebut terjadi karena
ukuran gasing yang kecil dan ringan memiliki momen inersia yang lebih kecil dibandingkan
dengan benda yang memiliki ukuran yang lebih besar.
2. Putaran Tarian Balet
Tari balet terkenal dengan gerakannya yang berputar dan bertumpu pada satu kaki. Ketika
gerakan ini dilakukan, biasanya penari balet akan menarik tangannya ke arah dada. Hal ini
dilakukan agar putaran lebih cepat terjadi. Kecepatan putaran penari balet bertambah sebab
momen inernya berkurang dan kecepatan momennya bertambah.
Sebaliknya, saat penari balet merentangkan tangannya ketika berputar, putaran yang akan
dihasilkan lebih lambat sebab momen inersinya bertambah dan kecepatan sudutnya mengalami
penurunan.
3. Lompat Indah
Lompat indah juga merupakan salah satu contoh adanya momentum sudut dalam
kehidupan sehari-hari. Ketika melakukan lompat indah dan menekukkan tubuhnya, seseorang
akan menambah kecepatan lompatannya. Hal tersebut disebabkan oleh berkurangnya momen
inersia yang dimilikinya dan meningkatkan kecepatan sudutnya, sehingga kecepatan lompatan
pun mengalami peningkatan.
Itulah penjelasan mengenai momentum sudut dan hukum kekekalannya. Intinya, momentum
sudut merupakan adalah suatu momentum yang dimiliki oleh suatu objek yang berputar.

22
8. PERBEDAAN GERAK TRANSLASI DAN GERAK ROTASI
Gerak translasi dan gerak rotasi adalah dua konsep dasar dalam fisika yang menjelaskan
pergerakan benda. Meskipun keduanya melibatkan perubahan posisi, tetapi memiliki karakteristik
yang berbeda.
Gerak translasi adalah gerak suatu benda yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain
tanpa mengalami perubahan orientasi. Dalam gerak translasi, setiap titik pada benda bergerak sejajar
dengan yang lain. Contoh nyata gerak translasi adalah perpindahan mobil dari satu lokasi ke lokasi
lain di jalan raya. (Najwan, 2020)
Ciri-ciri Gerak Translasi:
a) Semua titik pada benda bergerak sejajar.
b) Arah gerakan benda tetap.
c) Jarak perpindahan dapat diukur secara lurus.
Sedangkan Gerak rotasi terjadi ketika suatu benda berputar di sekitar sumbu tertentu. Titik
pada benda bergerak melingkar sepanjang lintasan tertentu. Piringan yang berputar di sekitar
porosnya adalah contoh sederhana gerak rotasi. (Najwan, 2020)
Ciri-ciri Gerak Rotasi:
a) Benda berputar di sekitar sumbu tertentu.
b) Setiap titik pada benda bergerak melingkar.
c) Sudut putaran dapat diukur.
Berikut beberapa perbedaan utama antara keduanya;
Arah Perpindahan:
➢ Translasi : Sejajar dengan arah perpindahan.
➢ Rotasi : Melingkar sepanjang lintasan.

Pusat Rotasi atau Translasi:


➢ Translasi : Tidak ada pusat tetap, semua titik bergerak bersama.
➢ Rotasi : Ada sumbu rotasi yang tetap.

Ukuran Perpindahan:
➢ Translasi : Jarak lurus antara posisi awal dan posisi akhir.
➢ Rotasi : Sudut putaran sepanjang lintasan.

Ilustrasi gerak translasi Ilustrasi gerak rotasi

(Sumber: https://www.scribd.com/document/392504820/181097200-gerak-translasi-dan-
rotasi-doc-doc)

23
9. APLIKASI GERAK ROTASI
Berikut beberapa contoh pengaplikasian gerak rotasi dalam kehidupan sehari-hari
1. Gerakan Roda Pada Kendaraan
Saat roda mobil berputar, dinamika rotasi sangat penting. Torsi yang dihasilkan oleh
mesin menyebabkan roda berputar, dan momen inersia roda berperan dalam menentukan
bagaimana kendaraan merespons perubahan kecepatan dan arah. Konsep ini digunakan dalam
perancangan suspensi, rem, dan manuver kendaraan.

2. Bola dalam Olahraga


Olahraga seperti bola basket, sepak bola, atau baseball melibatkan gerakan rotasi. Ketika
bola dilempar atau dilempar dengan torsi tertentu, momen inersia bola memengaruhi bagaimana
bola berputar, mengarah, dan bergerak dalam udara. Dinamika rotasi menjadi kunci dalam
strategi permainan dan keterampilan pemain.

3. Mesin Industri
Banyak mesin industri, seperti mesin penggiling atau pemutar, beroperasi dengan prinsip
dinamika rotasi. Momen inersia dan torsi digunakan untuk mengukur dan mengendalikan
kecepatan dan kekuatan berputar mesin-mesin tersebut.

4. Gerakan Planet di Tata Surya


` Planet-planet di tata surya kita bergerak dalam lintasan elips yang melibatkan gerakan
rotasi. Hukum Gravitasi Newton memengaruhi dinamika rotasi planet, dan momentum inersia
planet memengaruhi seberapa cepat mereka berputar pada sumbunya.

5. Bermain Baling-Baling
Saat bermain baling-baling atau pelemparan boomerang, konsep dinamika rotasi
berperan. Perubahan dalam torsi yang diberikan saat melempar memengaruhi pola pergerakan
benda rotasi ini.

6. Peralatan Listrik dan Elektronik


Motor listrik, generator, dan peralatan elektronik lainnya menggunakan prinsip dinamika
rotasi. Momen inersia dalam rotor motor memengaruhi kecepatan rotasi, sedangkan generator
menghasilkan listrik dengan memanfaatkan gerakan rotasi.

7. Bermain Roller Coaster


Roller coaster ialah contoh hiburan yang didasarkan pada dinamika rotasi. Benda rotasi
bergerak melalui lintasan yang rumit & berputar untuk memberikan pengalaman yang seru.

8. Gimnastik
Gimnastik artistik melibatkan banyak gerakan rotasi seperti putaran dalam senam atau
lompatan salto. Dinamika rotasi digunakan untuk mengontrol gerakan dan memastikan pemain
dapat melakukan gerakan dengan aman dan presisi.

24
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Gerak rotasi dapat didefinisikan sebagai gerak suatu benda dengan bentuk dan lintasan
lingkaran di setiap titiknya. Jadi, benda disebut melakukan gerak rotasi jika setiap titik pada benda
itu (kecuali titik-titik pada sumbu putar) menempuh lintasan berbentuk lingkaran. Gerak rotasi
berhubungan erat dengan torsi, inersia, dan momentum sudut.
Torsi atau momen gaya adalah ukuran keefektifan gaya yang diberikan atau yang bekerja
pada suatu benda untuk memutar benda tersebut terhadap suatu poros tertentu. Momen gaya (torsi)
dilambangkan dengan τ (dibaca tau) dan merupakan besaran vektor, sehingga dapat bernilai positif
maupun negatif. Contoh aplikasi torsi dalam kehidupan sehari-hari adalah membuka kunci rumah,
memutar keran air, menggunakan tang untuk memutar baut atau mur, mengayunkan palu,
Mengangkat Benda dengan Pegangan, membawa tas di tangan, wiper kaca mobil yang bergerak,
mengayuh pedal sepeda, dan lainnya.
Sedangkan momen inersia merupakan kecenderungan benda untuk mempertahankan
keadaan gerak rotasinya. Semakin jauh posisi massa benda ke pusat rotasinya semakin besar momen
inersia benda tersebut. Momen inersia atau massa angular menentukan torsi yang dibutuhkan untuk
memberikan percepatan angular pada benda. Besarnya momen inersia dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu massa benda, letak sumbu putar, jarak ujung lengan ke sumbu putar benda (lengan
momen). Momen inersia dilambangkan dengan I mempunyai titik partikel yaitu massa (m) yang
melakukan gerak rotasi pada sumbu sejauh jari-jari (r). Jadi, momen inersia dapat diartikan sebagai
hasil kali massa suatu partikel dengan kuadrat jari-jari dari sumbu. Contoh penerapan momen inersia
dalam kehidupan sehari-hari adalah mengaduk minuman di gelas, buah dan daun yang jatuh dari
pohon, gasing yang diputar, permainan ski es, dan lainnya.
Sementara itu momentum sudut merupakan momentum yang dimiliki benda-benda yang
melakukan gerak rotasi. Momentum sudut sebuah partikel yang berputar terhadap sumbu putar
didefenisikan sebagai hasil kali momentum linear partikel tersebut terhadap jarak partikel ke sumbu
putarnya. Arah momentum sudut dari suatu benda yang berotasi dapat ditentukan dengan kaidah
aturan tangan kanan. Jika keempat jari menyatakan arah gerak rotasi, maka ibu jari menyatakan arah
momentum sudut. Pada gerak translasi benda memiliki momentum linear sedangkan pada gerak
rotasi ada momentum sudut. Contoh penerapan momentum sudut dalam kehidupan sehari-hari
adalah putaran gasing, putaran tari balet, dan lompat indah.

2. SARAN
Demikianlah pembahasan materi dari gerak rotasi, diharapkan pembaca dapat memahami apa
itu gerak rotasi, apa perbedaan gerak rotasi dengan gerak translasi, materi apa saja yang berkaitan
dengan gerak rotasi, dan dapat menghitung persamaan gerak rotasi, serta bisa mengimplementasikan
gerak rotasi dalam kehidupan sehari-hari. Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu
wawasan pembaca dalam memahami materi yang dipaparkan. Kritik dan saran yang membangun
diharapkan penulis agar makalah ini bisa lebih dikembangkan lagi dengan lebih baik dikemudian
hari.
25
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, S. (2022). akupintar.id. Retrieved from MOMEN INERSIA: DEFINISI, RUMUS, DAN
PENERAPANNYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI: https://akupintar.id/info-pintar/-
/blogs/momen-inersia-definisi-rumus-dan-penerapannya-dalam-kehidupan-sehari-hari

Ammariah, H. (2023, January 1). ruangguru. Retrieved from Momen Gaya (Torsi) dan Misteri Gagang
Pintu: https://www.ruangguru.com/blog/fisika-kelas-11-momen-gaya-dan-misteri-gagang-pintu

Awaludin, P. (2020, April 01). Momen Gaya (torsi). Retrieved from course hero:
https://www.coursehero.com/file/52880323/bab-i-ii-iiidocx/

Azriyanti, R. (2019). E-Modul Fisika Berbasis Project Based Learing. Modul Pendidikan Fisika UNP,
80.

Dheni. (2021, November 07). Makalah Dinamika Rotasi. Retrieved from Scribd:
https://id.scribd.com/doc/305973637/makalah-dinamika-rotasi

Dwi Sri Wijaya, d. (2022, September 26). Gerak Rotasi. Retrieved from Studocu:
https://www.studocu.com/id/document/universitas-prima-indonesia/fisika-dasar-i/fisika-i-gerak-
rotasi-gerak-rotasi-dan-besaran-besaran-fisis-pada-gerak-rotasi/47564557#

Harmoko, J. (2023, July 19). materikimia. Retrieved from Contoh Momen Gaya (Torsi) dalam
Kehidupan Sehari-hari: https://materikimia.com/10-contoh-momen-gaya-torsi-dalam-
kehidupan-sehari-hari/#google_vignette

Juanda, I. D. (2018). E-Modul Fisika. Dinamika Rotasi Dan Keseimbangan Benda Tegar.

Najwan, A. B. (2020). Dinamika Gerak Translasi dan Rotasi. Modul 3 Dimensi Sains Fisika.

Purwoko. (2009). Physics For Senior High School Year XI, 166.

Raflan, D. S. (2012, November 12). GERAK ROTASI. Retrieved from academia.edu:


https://www.academia.edu/74434643/BAB_2_GERAK_ROTASI

Sudarisman, E. (2019). Bahan Ajar SL.Torsi. Modul Bahan Ajar Fisika.

Suddin, B., & Nasrullah, D. (2017). Rancang Bangun Robot Manipulator Yang Bergerak Secara
Translasi Dan Rotasi, 151-156.

Tipler, P. (1991). Fisika Untuk Sains dan Teknik, Jilid 1, Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

26

Anda mungkin juga menyukai