KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat
dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Fisika Dasar
ini tanpa hambatan yang berarti.
Atas dukungan yang diberikan dalam penyelesaian Praktikum Fisika Dasar ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Penulis menyadari, laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca demi penyempurnaan laporan ini. Atas perhatiannya, penulis ucapkan
terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................
LEMBAR ASISTENSI ..............................................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................
1.2 Tujuan.............................................................................................................
1.3 Teori Kesalahan ..............................................................................................
1.4 Sumber-sumber Kesalahan .............................................................................
1.5 Penulisan Kesalahan Pada Hasil Pengukuran ................................................
1.6 Pembuatan Grafik dan Metode Kuadrat Terkecil ..........................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Praktikum Fisika Dasar ini diadakan dengan tujuan agar mahasiswa dapat:
1. Memiliki dasar-dasar cara kerja penelitian atau eksperimen ilmiah.
2. Mengamati secara langsung mengenai gejala-gejala fisis dari suatu alat.
3. Memiliki ketrampilan dalam menggunakan alat-alat di laboratorium.
4. Membiasakan selalu bekerja dengan teliti dan tanggung jawab.
5. Melatih untuk selalu membuat catatan baru suatu pengamatan percobaan
baik itu meringkas, menafsirkan dan menganalisa.
No Xi Xi - (Xi - )2
n
1 X1 ∑ Xi X1 - (X1 - )2
i=1
n
2 X2 ∑ Xi X2 - (X2 - )2
. . i=1
. .
. . n .
.
. . .
. .
. . .
. .
. . .
. .
n
n Xn ∑ Xi
i=1 Xn - (Xi - )2
n
n n n
n ∑ i ∑ Xi - ∑ (Xi - )2
∑ Xi i=1 i=1 i=1
i=1
n
X
1. Harga rata-rata : X i 1
n
3. Rata-rata penyimpangan : X X X
1
i 1
n
n
5. Kesalahan relatip rata-rata : K ri K ri
i 1
n
X1 X
6. Kesalahan mutlak pengukuran : Km .100 0 0
X
Xi X
n
2
i 1
7. Penyimpangan standart (deviasi standart) : SD
n 1
𝑆𝐷
8. Kesalahan yang diperbolehkan : KD = .100%
𝑋̅
x X X
Dengan x adalah hasil pengukuran tunggal dan x merupakan ½ kali skala
pengukuran terkecil (s.p.t) dari alat ukur.Contoh t= (2,10± 0.05) detik. Penulisan
hendaknya menggunakan angka signifikan yang benar,angkadi belakang ko ma
dari kesalahan tidak boleh lebih dari angka dibelakang koma dari hasil rata-
rata,apabila dijumpai bilangan yang sangat besar atau sangat kecil hendaknya
digunakan bentuk eksponen dan satuan harus dituliskan.
Contoh :
No x Y x2 y2 Xy
1
2
3
:
:
n
x y x 2
y 2
xy
BAB II
PERCOBAAN YANG DILAKUKAN
𝑅1 𝐸2 −𝑅3 𝐸1
𝐼2 = (5)
𝑅1 𝑅2 +𝑅2 𝑅3 +𝑅3 𝑅1
1 1 1 1 1 1 1
= + + = + +
𝑅2,3,4 𝑅2 𝑅3 𝑅4 352,58 189,61 181,31
1 352,58
= = 73,20 Ω
𝑅2,3,4 4,82
12
𝐼= = 0,018 𝐴
666,18
V1 = I1 x R1 ► V1 = (0,018)(295,41) = 5,32 V
V234 = I234 x R234 ► V234 = (0,018)(73,20) = 1,32 V
V5 = I5 x R5 ► V5 = (0,018)(297,57) = 5,36 V
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 − 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
𝐾𝑖 = | | 𝑥 100%
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
5,32 − 8,5
𝐾𝑉1 = | | 𝑥100% = 59%
5,32
1,32 − 2,12
𝐾𝑉2 = | | 𝑥100% = 60%
1,32
1,32 − 2,45
𝐾𝑉3 = | | 𝑥100% = 85%
1,32
1,32 − 2,49
𝐾𝑉4 = | | 𝑥100% = 88%
1,32
1,32 − 0,92
𝐾𝑉5 = | | 𝑥100% = 30%
1,32
1,8 − 41,4
𝐾𝐼1 = | | 𝑥100% = 2,2%
1,8
3,75 − 07,0
𝐾𝐼2 = | | 𝑥100% = 87%
3,75
6,97 − 13,4
𝐾𝐼3 = | | 𝑥100% = 92%
6,97
7,29 − 19,8
𝐾𝐼4 = | | 𝑥100% = 171%
7,29
1,8 − 41,2
𝐾𝐼5 = | | 𝑥100% = 2,1%
1,8
Jika diambil batas maksimal kesalahan adalah 10%, maka hasil percobaan arus
pada semua hambatan dan arus terjadi penyimpangan yang cukup signifikan
(lebih dari 10%) dengan rincian sebagai berikut :
2.1.7 Kesimpulan
Hukum Kirchoff tidak berlaku pada percobaan ini.
Dari grafik terlihat bahwa terjadi peningkatan kuat arus seiring dengan
pertambahan tegangan. Ini terlihat dari grafik dimana semakin tinggi tegangan
meningkat maka semakin tinggi pula jumlah arus yang terjadi. Hal ini sesuai
dengan HUKUM OHM persamaan V = I.R dimana tegangan (V) berbanding lurus
dengan kuat arus (I) yang artinya kuat arus akan terus menigkat seiiring dengan
meningkatnya tegangan.
R =∆V/∆I
∆V= 7,66 - 5,82 = 1,84 V
∆I = 0,0597 - 0,051 = 0,0087 A
= 1,84/0,0087
= 211,49 Ω
Dalam keadaan hambatan yang tetap jika tegangan semakindikurangi maka kuat
arus yang mengalir akan semakin besar begitu pula sebaliknya.apabila hambatan
Ditambah maka kuat arus mengalir semakin kecil.
2.2.7 Kesimpulan
a. dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kuat
arus (ampere) dengan tegangan (Volt), sesuai dengan persamaan V = I.R
Yang artinya, semakin tinggi kuat arus, maka semakin tinggi pula
tegangannya. Karena antara tegangan dan kuat arus berbandung lurus.
b. Besarnya resistor berdasarkan grafik adalah : 211,49 Ω
2.3.2 Alat-alat
1. Ticker timer
2. Trolley
3. Pita kertas
4. Beban
5. Mistar
6. Catu daya AC
7. Kabel penghubung
1
x(t) = x0 + v0 t + 2at2 …………………………….. (1)
keterangan :
a = percepatan (m/s2)
t = waktu (s)
10 10,2 cm
8
7,1 cm
6
massa = 55,8 g
4 4,1 cm
2 2,5 cm
0 t (waktu)
0,1 0,2 0,3 0,4
8 79,9 cm
6
5,1 cm massa = 160,7 g
2,5 cm 4
3 cm
2
0 t (waktu)
0,1 0,2 0,3 0,4
12 11,1
10,2
10
7,9
8 7,1
x ( jarak)
6 5,1
4,1
4
3
2,5
2
0
0,1 0,2 0,3 0,4
t (waktu)
3. Percepatan trolley
a. Percepatan trolley pada beban 55,8 gram
Diketahui :
∆x = x4-x1 ∆ = t2-t1
= 10,2 cm – 2,5 cm = 0,4 – 0,1
= 7,7 cm = 0,3 s
= 0,077 m
1
∆x(t) = 2 a (∆t)2
a ∆𝑥(t)
=
2 2
( ∆t )
∆𝑥(t).2
a= 2
( ∆t )
(0,077 )2
= 2
( 0,3)
0,154
= = 1,71 m/s2
0,09
1
∆x(t) = 2 a (∆t)2
a ∆𝑥(t)
=
2 2
( ∆t )
∆𝑥(t).2
a= 2
( ∆t )
(0,081 )2
= 2
( 0,3)
0,162
= = 1,8 m/s2
0,09
W = FA + FS …………………..(1)
𝑟
2𝑟 2 𝑔(𝜌 − 𝜌0 ) →dimana 𝑆 (1 + 0,24 𝑅 )
η= 𝑉=
9v 𝑡
2.𝑟 2 .𝑔.𝑡.(𝜌−𝜌0 )
Maka : η= 𝑟 (poise) ............................(1)
9.𝑆(1+0,24𝑅)
198,45.0,19(12,445) 469,24
η1 = = = 2,49 Poise
9.20(1,045) 188,1
198,45.0,40(12,445) 987,88
η2 = = = 3,50 Poise
9.30(1,045) 282,15
198,45.0,66(12,445) 1630,008
η3 = = = 4,33 Poise
9.40(1,045) 376,2
198,45.0,91(12,445) 2247,43
η4 = = = 4,77 Poise
9.50(1,045) 470,25
198,45.1,09(12,445) 2691,98
η5 = = = 4,77 Poise
9.60(1,045) 564,3
198,45.0,38(12,425) 936,98
η1 = = = 4,98 Poise
9.20(1,045) 188,1
198,45.0,56(12,425) 1380,91
η2 = = = 4,89 Poise
9.30(1,045) 282,15
198,45.0,87(12,425) 2145,19
η3 = = = 5,70 Poise
9.40(1,045) 376,2
198,45.1,19(12,425) 2934,23
η4 = = = 6,23 Poise
9.50(1,045) 470,25
198,45.1,37(12,425) 3378,06
η5 = = = 5,98 Poise
9.60(1,045) 564,3
Gambar 2.
SAE 10
4,77 4,77
4,33
Nilai Viscositas
3,5
2,49
SAE 10
b. SAE 20
SAE 20
6,23
5,98
5,7
4,98 4,89
Nilai Viscositas
SAE 20
(2,49−3,772) 1,282
1. Kr1 =| | x 100% = | | x 100% = 33,98%
3,772 3,772
(3,50 −3,772) 0,272
2. Kr2 =| | x 100% = | | x 100% = 7,21%
3,772 3,772
(4,33 −3,772) 0,558
3. Kr3 =| | x 100% = | | x 100% = 14,79%
3,772 3,772
(4,77−3,772) 0,998
4. Kr4 =| | x 100% = | | x 100% = 26,45%
3,772 3,772
(4,77 −3,772) 0,998
5. Kr5 =| | x 100% = | | x 100% = 26,45%
3,772 3,772
(33,98)+(7,21)+(14,79)+(26,45)+(26,45) 108,88
Krrata-rata = = = 21,776%
5 5
b. Olie SAE 20
(G−G rata−rata)
Kr =| |x100%
G rata−rata
(4,98−5,278) 0,298
6. Kr1 =| | x 100% = | | x 100% = 5,64%
5,278 5,278
(4,89 −5,278) 0,388
7. Kr2 =| | x 100% = | | x 100% = 7,35%
5,278 5,278
(5,70 −5,278) 0,422
8. Kr3 =| | x 100% = | | x 100% = 7,99%
5,278 5,278
(6,23−5,278) 0,952
9. Kr4 =| | x 100% = | | x 100% = 18,03%
5,278 5,278
(5,98 −5,278) 0.702
10. Kr5 =| | x 100% = | | x 100% = 13,30%
5,278 5,278
(5,64)+(7,35)+(7,99)+(18,03)+(13,30) 52,31
Krrata-rata = = = 10,462%
5 5
5. Standart deviasinya
a. SAE 10
No η η̅ |η − η̅| |η − η̅ |2
1. 2,49 3,772 1,282 1,643
2. 3,50 3,772 0,272 0,073
3. 4,33 3,772 0,558 0,311
4. 4,77 3,772 0,998 0,996
5. 4,77 3,772 0,998 0,996
4,019
∑𝑛 |η – η̅ |2 4,019
SD = √ 𝑖=1 = √ = 1,002
𝑛−1 4
K = 3,772 ± 1,002
b. Oli SAE 20
No η η̅ |η − η̅| |η − η̅ |2
1. 4,98 5,278 0,298 0,088
2. 4,89 5,278 0,388 0,150
3. 5,70 5,278 0,422 0,178
4. 6,23 5,278 0,952 0,906
5. 5,98 5,278 0,702 0,492
1,814
∑𝑛𝑖=1 |η – η̅ |2 1,814
SD = √ = √ = 0,673
𝑛−1 4
K =5,278 ± 0,673
2.4.7 Kesimpulan
a. Bertambahnya nilai SAE maka semakin besar pula nilai viskositasnya.
b. Sesuai percobaan besar kecilnya viskositas zat dapat dilihat dari gerak
bola yang jatuh kedalam zat tersebut. Semakin cepat gerak bola,
semakin kecil viskositasnya. Semakin lambat gerak jatuh bola, maka
nilai viskositas zat semakin besar
c. Jadi, nilai viscositas oli SAE 10 (2,77≤ η ≤ 4,774) poise.
d. Jadi, nilai viscositas oli SAE 20 (4,605 ≤ η ≤ 5,951) poise.
e. Tidak ada kesalahan yang terlampau jauh karena alat yang digunakan
masih bagus.
b. Batang Kuningan
( r = 0,14 cm, L = 47,5 cm )
Sudut puntir (θ)
No. M (gr) R(cm) F= m.g
θ (Derajat) θ ( Radian)
1 40 30 40.000 58 1,011
2 60 28 60.000 70 1,221
3 80 26,2 80.000 75 1,308
4 100 25,5 100.000 80 1,395
5 120 25,5 120.000 83 1,447
c. Batang Tembaga
( r = 0,14 cm, L = 47,5 cm )
Sudut puntir (θ)
No. M (gr) R(cm) F= m.g
θ (Derajat θ ( Radian)
1 40 31,5 40.000 52 0,907
2 60 28,3 60.000 64 1,116
3 80 27 80.000 72 1,256
4 100 26 100.000 76 1,325
5 120 25,5 120.000 80 1,395
Aluminium
̅
G
113,3 x 107 + 1,24 x 1011 + 1,37x 1011 + 1,54 x 1011 + 1,74 x 1011
=
5
= 4,5 x 1011 𝐷𝑦𝑛𝑒/𝑐𝑚2 𝑟𝑎𝑑
Kuningan
9,3 x 1010 + 1,08 x 1011 + 1,26 x 1011 + 1,43 x 1011 + 1.66 x 1011
̅=
G
5
= 5,05 x 10 11
𝐷𝑦𝑛𝑒/𝑐𝑚2 𝑟𝑎𝑑
Tembaga
2. Grafik hubungan antara modulus puntir (N) terhadap gaya beban (F) tiap
batang.
Batang Aluminium
Alumunium
2E+16 1,75E+16
1,55E+16
1,5E+16
Modulus Puntir (N)
1E+16
5E+15
-5E+15
Gaya Beban (F)
Batang Kuningan
Kuningan
1,8E+11 1,67E+11
1,6E+11 1,44E+11
1,4E+11 1,26E+11
Modulus Puntir (N)
1,2E+11 1,08E+11
93478536608
1E+11
8E+10
6E+10
4E+10
2E+10
0
0 1 2 3 4 5 6
Gaya Beban (F)
Batang Tembaga
Tembaga
2,00E+11
1,73E+11
1,80E+11
1,55E+11
1,60E+11
1,35E+11
Modulus Puntir (N)
1,40E+11 1,20E+11
1,20E+11 1,09E+11
1,00E+11
8,00E+10
6,00E+10
4,00E+10
2,00E+10
0,00E+00
0 1 2 3 4 5 6
Gaya Beban (F)
Aluminium
G−G̅
Rumus ∶ Kri = | | . 100%
̅
G
Kuningan
Tembaga
4. Standar Deviasi
Aluminium
Σ(G − 𝐺̅ )2
SD = √ = 4,5 x 1011
n−1
5,74 x 1023
SD = √ = 3,78 x 1011
5−1
̅ ± SD
Galuminium = G
= 4,5 x 1011 ± 3,78 x 1011
= 4,5 x 1011 + 3,78 x 1011 = 8,3 x 1011 𝐷𝑦𝑛𝑒/𝑐𝑚2 𝑟𝑎𝑑
= 4,5 x 1011 − 3,78 x 1011 = 7,2 x 1010 𝐷𝑦𝑛𝑒/𝑐𝑚2 𝑟𝑎𝑑
Kuningan
̅ )2
Σ(G − G
SD = √ = 5,05 x 1011
n−1
̅) = (9,3 x 1010 – 5,05 x 1011 )2
1. (G − G = 1,69 x 1023 𝐷𝑦𝑛𝑒/
𝑐𝑚2 𝑟𝑎𝑑
̅) = (1,08 x 1011 – 5,05 x 1011 )2
2. (G − G = 1,57 x 1023 𝐷𝑦𝑛𝑒/
2
𝑐𝑚 𝑟𝑎𝑑
̅) = (1,26 x 1011 – 5,05 x 1011 )2
3. (G − G = 1,43 x 1023 𝐷𝑦𝑛𝑒/
2
𝑐𝑚 𝑟𝑎𝑑
̅) = (1,43 x 1011 – 5,05 x 1011 )2
4. (G − G = 1,30 x 1023 𝐷𝑦𝑛𝑒/
2
𝑐𝑚 𝑟𝑎𝑑
̅) = (1,66 x 1011 – 5,05 x 1011 )2
5. (G − G = 1,14 x 1023 𝐷𝑦𝑛𝑒/
𝑐𝑚2 𝑟𝑎𝑑
+
23
7,16x 10 𝐷𝑦𝑛𝑒/𝑐𝑚2 𝑟𝑎𝑑
7,16x 1023
SD = √ = 4,23 x 1011 𝐷𝑦𝑛𝑒/𝑐𝑚2 𝑟𝑎𝑑
5−1
̅ ± SD
Gkuningan = G
= 5,05 x 1011 ± 4,23 x 1011
= 5,05 x 1011 + 4,23 x 1011 = 9,28 x 1011 𝐷𝑦𝑛𝑒/𝑐𝑚2 𝑟𝑎𝑑
= 5,05 x 1011 − 4,23 x 1011 = 8,21 x 1010 𝐷𝑦𝑛𝑒/𝑐𝑚2 𝑟𝑎𝑑
Tembaga
̅ )2
Σ(G − G
SD = √ = 5,53 x 10
16
n−1
8,65 x 1023
SD = √ = 4,65 x 1011 𝐷𝑦𝑛𝑒/𝑐𝑚2 𝑟𝑎𝑑
5−1
̅ ± SD
Gtembaga = G
= 5,53 x 1016 ± 4,65 x 1011
= 5,53 x 1016 + 4,65 x 1011 = 1,01 x 1012 𝐷𝑦𝑛𝑒/𝑐𝑚2 𝑟𝑎𝑑
= 5,53 x 1016 − 4,65 x 1011 = 8,86 x 1010 𝐷𝑦𝑛𝑒/𝑐𝑚2 𝑟𝑎𝑑
2.5.7 Kesimpulan
Pada percobaan modulus puntir logam menggunakan 3 macam jenis logam
yaitu alumunium, kuningan, dan tembaga. Modulus puntir dari masing-masing
logam yang dihitung berdasarkan percobaan didapat, yaitu:
Jika gaya F ditimbulkan oleh massa benda maka F = gaya berat = m.g
Maka konstanta pegas :
Energi Potensial Pegas (Ep) dan Usaha (W) untuk Meregangkan Pegas :
Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda karena
kedudukannya terhadap suatu acuan. Energi potensial pegas dihitung
berdasarkan acuan titik setimbangnya, sehingga saat pegas menyimpang
sejauh x akan memiliki energi potensial yang besarnya:
b. Sistem Getaran
1. Ambil massa beban (m) gantungkan pada pegas, tarik beban sedikit ke
bawah kemudian lepaskan, maka akan terjadi getaran selaras.
2. Catat waktu yang diperlukan untuk 40 getaran.
3. Ulangi butir 1-2 dengan massa beban yang berbeda (4 kali lagi,
datakan.
3 80 23 30 7 11.418 80.000
b. Sistem Getaran
Periode Frekuensi
No m (gr) n (kali) t (detik)
(detik) (Hz)
a. Sistem Pembebanan
mg
k
x
𝑘1= 𝑚𝑔 =40000 =11,764 103 𝑑𝑦𝑛𝑒/𝑐𝑚
𝑥 3,4
11.764+11.320+11.418+11.764+11.76
k= 5
=1,160 . 103 dyne/cm
b. Sistem Getaran
𝑘 4𝜋2 𝑚 4.3,142 40
1= = =3,601 .103
𝑇2 438.10−3
𝑘 4𝜋2 𝑚 4.3,142 60
2= = = 4,621 .103
𝑇2 512.10−3
𝑘 4𝜋2 𝑚 4.3,142 80
3= = = 5,402 .103
𝑇2 584.10−3
𝑘 4𝜋2 𝑚 4.3,142 100
4= = = 6,330 .103
𝑇2 623.10−3
𝑘 4𝜋2 𝑚 4.3,142 120
5= = = 7,303 .103
𝑇2 648.10−3
Rata-rata konstanta pegas untuk sistem getaran
3,601 .10 3 +4,621 .103 +5,402 .103 +6,330 .103 +7,303 .103
𝑘̅= = 4,282 . 103
5
Series 1
140
120×103
120
100×103
100
80×103
F (dyne)
80
60×103
60
40 ×103
40
20
0
3,4 5,3 7 8,5 10,2
Nilai x (cm)
1 2 1
W kx x11111,1x5 2 138888,75 joule
2 2
4. Kesalahan Relatif
a. Sistem pembebanan
No Ki k k i k
1 11,764 .103 1,160.103 10,464.103
k k
k ri i
100 0 0
k
𝑘 10,464 .103
𝑟1= 𝑥 100%=9,02%
1,160 .103
𝑘 10,020 .103
𝑟2= 𝑥 100%=8,63%
1,160 .103
𝑘 10,118 .103
𝑟3= 𝑥 100%=9,72%
1,160 .103
𝑘 10,464 .103
𝑟4= 𝑥 100%=9,02%
1,160 .103
𝑘 10,464 .103
𝑟5= 𝑥 100%=9,02%
1,160 .103
No Ki k k i k
1 3,601.103 4,282.103 -0,681 .103
k k
kri i
100%
k
0,681
𝐾𝑟1= 𝑥 100% = 0,15%
4,282
0,339
𝐾𝑟2= 𝑥 100% = 0,07%
4,282
1,120
𝐾𝑟3= 𝑥 100% = 0,26%
4,282
2,048
𝐾𝑟4= 𝑥 100% = 0,47%
4,282
3,021
𝐾𝑟5= 𝑥 100% = 0,70%
4,282
5. Standart Deviasi
a. Sistem pembebanan
Ki k (𝑘𝑖− 𝑘̅ ) (𝑘𝑖− 𝑘 )2
∑ (𝑘𝑖−𝑘 ) 𝑛 2 6
531,258.10
𝑆𝐷 = √ 𝑖 =√ = 11,524. 103
𝑛−1 5−1
K K SD
K=1,160.103±11,524.103
K1= 1,160.103_11,524.103=-10,364.103
K2= 1,160.103+11,524.103=12,684.103
(-10,364.103<k<12,684.103) Dyne/cm
b. Sistem getaran
Ki k k i k (𝑘𝑖− 𝑘 )2
∑ (𝑘𝑖−𝑘 ) 𝑛 2 6
14,225.10
𝑆𝐷 = √ 𝑖 =√ = 0,942. 103
𝑛−1 5−1
K K SD
K = 4,282.103 ± 0,942.103
2.6.7 Kesimpulan
1. Jadi, nilai konstanta pegas dengan sistem pembebanan adalah :
(-10,364.103<k<12,684.103) Dyne/cm
2. Jadi, nilai konstanta pegas dengan sistem getaran adalah :
(3,34.103<k <5,224.103) Dyne/cm
Besar usaha yang diperlukan untuk meregangkan pegas sepanjang 5 cm adalah
sebesar 138888,75 joule
10. Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, maka pertambahan
panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari hasil seluruh pengamatan percobaan, dapat disimpulkan bahwa :
1) Kesimpulan dari percobaan Hukum Kirchoff yaitu : Hukum Kirchoff tidak
berlaku pada percobaan yang telah dilakukan.
2) Kesimpulan dari percobaan Hukum Ohm yaitu :
a. dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
kuat arus (ampere) dengan tegangan (Volt), sesuai dengan persamaan
V = I.R
Yang artinya, semakin tinggi kuat arus, maka semakin tinggi pula
tegangannya. Karena antara tegangan dan kuat arus berbandung lurus.
b. Besarnya resistor berdasarkan grafik adalah : 211,49 Ω
3) Kesimpulan pada percobaan GLBB yaitu : benda yang bergerak memiliki
percepatan pada selang waktu tertentu. Pada percobaan di atas, penulis
menggunakan pertambahan waktu yang konstan pada setiap pitanya.
Dengan begitu, semakin dekat jarak maka semakin besar pula percepatan
yang dihasilkan. Atau dengan kata lain jarak berbanding terbalik dengan
percepatan. Percepatan trolley pada beban 55,8gr yaitu 1,71 m/s2 dan
percepatan trolley pada beban 160,8gr yaitu 1,8 m/s2 .
4) Kesimpulan pada percobaan Viscositas Zat Cair yaitu :
a. Bertambahnya nilai SAE maka semakin besar pula nilai viskositasnya.
b. Sesuai percobaan besar kecilnya viskositas zat dapat dilihat dari gerak
bola yang jatuh kedalam zat tersebut. Semakin cepat gerak bola,
semakin kecil viskositasnya. Semakin lambat gerak jatuh bola, maka
nilai viskositas zat semakin besar
c. Jadi, nilai viscositas oli SAE 10 (2,77≤ η ≤ 4,774) poise.
d. Jadi, nilai viscositas oli SAE 20 (4,605 ≤ η ≤ 5,951) poise.
e. Tidak ada kesalahan yang terlampau jauh karena alat yang digunakan
masih bagus.
DAFTAR PUSTAKA
1. Halliday,D.,Resnick,FundamentalofPhysics,JhonWiley&Son,1997
2. Giancoli,C.Douglas, Physics,PrenticeHall
3. MuhammadHikamdkk.2000. BukuPedomanPraktikumFisikaDasar.
4. Edisi2000.LaboratoriumFisikaDasarUnitPelaksanaPendidikanIlmu
PengetahuanDasarUniversitas Indonesia.Jakarta.
5. Paul A. Tippler. 2001. Fisika Untuk Sain dan TeknikJilid 2
(Terjemahan).Edisiketiga.Penerbit:Erlangga.Jakarta.