Anda di halaman 1dari 154

LAPORAN PENGAMBILAN NOMOR REGISTRASI MELPA

ANGGOTA TETAP MELPA


GUNUNG CEREMAI ( 3078 MDPL )

JAWA BARAT, INDONESIA

Oleh :
Anggota Muda MELPA :
1. Muhammad Bagus Setia Ramadhan
2. Alam Perkasa
3. Amelia Syafitrie
4. Aprizal Alfarizi
5. Febria Sanda
6. Feby Andre Simangunsong
7. Markus Erlando Wijaya Kusuma
8. Rezza Aliandy Fikri

MAHASISWA ELEKTROMEDIK PENCINTA ALAM


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12120
Tlp.021-7397641, 7397643 Fax. 7397769
email : melpajaya@gmail.com
LEMBAR PENGESAHAN

Mengetahui,

Penguji I Penguji II

( ) ( )

Mentor Perjalanan

Akhyat Maulana

MPXXII/151.18/G.Lw

Menyetujui,

Ketua Umum MELPA

Muhammad Jerry Milman

MPXXII/153.18/G.Lw

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan hidayah dan rahmat-Nya, sholawat dan salam kami curahkan pada
junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya
yang setia hingga akhir zaman. Sehingga kami sebagai Anggota Muda MELPA dapat
menyelesaikan ekspedisi Gunung Ceremai selama enam hari, yaitu dari tanggal 1
November 2020 sampai 6 November 2020.

Maksud dan tujuan penulisan laporan ini, sebagai bukti terselesainya proses
pengambilan Nomor Registrasi Anggota Tetap MELPA bagi Anggota Muda MELPA
tahun 2019 dan 2020 yang diwajibkan melakukan ekspedisi pendakian gunung
dengan batas ketinggian minimum 3000 meter diatas permukaan laut sebagai salah
satu syarat menjadi Anggota Tetap Mahasiswa Elektromedik Pencinta Alam.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Keluarga besar dirumah yang telah memberikan banyak bantuan moril


maupun materil kepada kami.
2. Ir. Andy Sambiono, M. Kes. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektromedik.
3. Muhammad Jerry Milman selaku Ketua Umum MELPA 2019/2020.
4. Akhyat Maulana selaku mentor perjalanan ekpedisi Gunung Ceremai.
5. Seluruh MPXXII atas bantuan, saran, maupun kritik yang membangun kami.
6. Seluruh Anggota Keluarga Besar Mahasiswa Elektromedik Pencinta Alam.
7. Rekan – rekan Anggota Muda MELPA, terima kasih atas kerjasamanya dan
kekompakannya.
8. Rekan – rekan Mahasiswa Jurusan Teknik Elektromedik yang telah
membantu di kelas.
9. Bapak Taufik selaku Ketua Tim Ranger yang telah bersedia memberikan
dukungan kepada kami.
10. Serta semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu yang telah
membantu pelaksanaan ekspedisi pengambilan nomor di Gunung Ceremai.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak kekurangan.


Oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan.
Kami berharap, agar laporan ekspedisi ini dapat menjadi acuan keberhasilan
generasi Organisasi Mahasiswa Elektromedik Pencinta Alam yang akan datang. Dan
bermanfaat bagi penulis serta pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 20 Desember 2020


Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................v
PERLENGKAPAN.............................................................................................vi
BAB I...................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................1
BAB II..................................................................................................................4
DATA EKSPEDISI.............................................................................................4
2.1 Data Gunung Ciremai.................................................................................4
2.2 Legenda Gunung Ciremai..........................................................................8
2.3 Masyarakat Desa Linggasana..................................................................10
BAB III..............................................................................................................11
APLIKASI MATERI.........................................................................................11
3.1 Manajemen Perjalanan.............................................................................11
3.2 Sosiologi Pedesaan (SOSPED)................................................................67
3.3 Konservasi Alam.....................................................................................73
3.4 Navigasi Darat.........................................................................................85
3.5 Survival....................................................................................................90
BAB IV..............................................................................................................91
PENUTUP.........................................................................................................91
4.1 Permasalahan yang tim hadapi selama perjalanan..................................91
4.2 Solusi dari permasalahan yang tim hadapi selama perjalanan................91
4.3 Saran........................................................................................................92
4.3.1 Pesan-Pesan Anggota Ekspedisi.......................................................92
4.3.2 Kesan-Kesan Anggota Ekspedisi......................................................92
4.3.3 Kesimpulan.......................................................................................93
LAMPIRAN.......................................................................................................95
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................104
DAFTAR LAMPIRAN

1. Biodata Anggota Ekspedisi


2. Kwitansi Pembelian Logistik
3. Kwitansi Makan
4. Tiket Bis
5. Kwitansi Transportasi
6. Dokumentasi
7. Surat Kesehatan
8. Jalur Pendakian
PERLENGKAPAN

Perlengkapan pribadi :

1. Ransel/ Carrier min 80 liter dan cover bag


2. Headlamp dan baterai cadangan (4 buah)
3. Air mineral 1,5 L (3 buah)
4. Peralatan makan (piring plastik, gelas plastik dan sendok makan)
5. Pakaian ganti, jaket dan plastik pakaian
6. Sepatu lapangan (tracking)
7. Topi lapangan
8. Celana lapangan
9. Kemeja lapangan
10. Perlengkapan shalat
11. Kompas
12. Ponco/ Jas hujan
13. Pisau lipat
14. Sarung tangan dan kaos kaki
15. Ikat pinggang/ kopel
16. Sleeping bag
17. Sandal
18. Baju Kegiatan Ekspedisi 2020
19. Obat Pribadi (Tolak Angin dan Promag)
20. Masker (2)
21. Survival kit (Jarum Jahit, Benang, Peniti, Pisau Lipat dan Korek Kayu
dalam tabung)
22. Korek gas (1 buah)
23. Tali rapia (1 gulung)

vi
Perlengkapan Kelompok :

1. Tenda Great Outdoor (kapasitas 4 orang)


2. Tenda Bigadventure (kapasitas 2 orang)
3. Fly sheet ukuran 3x2 (2 buah)
4. Kompor gas Hi-Cook (2 buah)
5. Kompor Spirtus Trangia (1 Set)
6. Lilin (5 pack)
7. Korek api dalam kaleng rokok (2 kaleng)
8. Alat navigasi 4 set (pensil 3 warna, pensil, penggaris dan romer)
9. Matras (10 buah)
10. Peta Topografi Kuningan, skala 1 : 25000, lembar 1309-122 (1 gulung
besar)
11. Tabung peta
12. Action Camera (2 buah) dan Baterai cadangan (2 buah)
13. Alat Komunikasi/ HT (3 buah) dan Baterai cadangan (2 buah)
14. Bendera MELPA
15. Logistik untuk 4 hari (3 hari dan 1 hari Stok danger)
16. Oxycan (2 buah)
17. Gas Hi-cook (10 buah)
18. Webbing (10 buah)
19. Jerigen 5L (8 buah)
20. Nesting (2 set)
21. Tisu basah (3 buah)
22. Tisu kering (4 buah)
23. Parafin (2 pack)
24. Trashbag (2 pack)
25. Golok dan Sarung (4 buah)
26. Minyak komando (2 botol)
Perlengkapan P3K :

1. Amoxcilin (1 strip)
2. Dextamin (1 strip)
3. NaCl (1 botol)
4. Promag Cair (10 buah)
5. Minyak Tawon (1 botol)
6. Bedak Salicyl (1 botol)
7. Betadine (1 botol)
8. Alkohol 70% (1 botol)
9. Salbutamol (1 strip)
10. Kasa Gulung (1 kotak)
11. Handsanitizer (4 botol)
BAB I

PENDAHULUAN

Bismillahahirohmanirrohim segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi rahmat
dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga kita masih dapat melakukan aktivitas
sehari hari dengan sehat sentosa. Tidak lupa shalawat dengan salam senantiasa kami
limpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta sahabat-Nya yang telah
membawa kita kepada zaman yang berpendidikan seperti saat ini.
Sebagai salah satu program kerja tahunan Badan Pengurus Harian MELPA, yang
mewajibkan para Anggota Muda MELPA melakukan ekspedisi pendakian gunung
hutan minimal 3000 meter diatas permukaan laut, maka kami selaku Anggota Muda
MELPA tahun 2020 melaksanakan salah satu program kerja tahunan tersebut dengan
melakukan ekspedisi pendakian Gunung Ciremai yang terletak di Pulau Jawa,
Indonesia.
Alasan tim ekspedisi memilih Gunung Ciremai karena mempunyai potensi alam
yang luar biasa. Sebagai gunung api aktif, Gunung Ciremai menjadi habitat bagi Surili,
Babi Hutan, Macan Kumbang, Katak Merah, Elang Jawa, Lutung, Kijang dan masih
banyak spesies yang masih hidup di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai.
Terdapat juga 195 spesies tanaman dan tanaman obat yang hidup di Kawasan Taman
Nasional Gunung Ceremai (Arboretum TNGC, 2018). Sebagai salah satu referensi
keindahan alam di Indonesia seharusnya Taman Nasoinal Gunung Ciremai bisa
menjadi sumber referensi konservasi alam yang menyuguhkan begitu banyak objek
konservasi. Gunung Ciremai tercatat mengalami letusan pada tahun 1698 dengan
selang waktu terpendek 3 tahun dan terpajang 112 tahun, dengan letusan terakhir kali
pada tahun 1937. Setelah tahun 1698 terjadi letusan sebanyak 3 kali yakni tahun 1772,
1775 dan 1805, yang terjadi di kawah pusat, namun hal ini tidak menimbulkan
kerusakan berat. Letusan uap belerang serta tembusan fumarol baru (lubang pada kerak
bumi yang mengeluarkan uap dan gas seperti karbon dioksida, belerang dioksida, asam
klorida dan hidrogen sulfida) di dinding kawah pusat terjadi tahun 1917 dan 1924. Pada
24 Juni 1937 – 7 Januari 1938 terjadi erupsi freatik (erupsi yang terjadi karena adanya
1
kontak air dengan magma) di kawah pusat dan celah radial. Sebaran abu mencapai
daerah seluas 52,500 km bujur sangkar

2
(Kusumadinata, 1971). Pada tahun 1947, 1955 dan 1973 terjadi gempa tektonik yang
melanda daerah barat daya Gunung Ciremai, diduga berkaitan dengan struktur sesar
berarah tenggara – barat laut. Kejadian gempa merusak sejumlah bangunan di daerah
Maja dan Talaga sebelah barat Gunung Ciremai terjadi tahun 1990 dan tahun 2001.
Getarannya terasa hingga Desa Cilimus di timur Gunung Ciremai.
Gunung Ciremai merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat dengan ketinggian
3.078 MDPL, Gunung Ciremai memiliki 4 jalur resmi antara lain Jalur Palutungan,
Desa Palutungan, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Jalur
Linggarjati, Desa Linggarjati, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Jalur Apuy, Desa Argalingga, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Jawa
Barat. Dan Jalur Linggasana, Desa Linggasana, Kecamatan Cilimus, Kabupaten
Kuningan, Jawa Barat. Dalam kegiatan ekspedisi pengambilan nomor anggota muda,
tim ekspedisi memilih jalur baru yakni Jalur Linggasana, Desa Linggasana, Kecamatan
Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Secara administratif Gunung Ciremai berada dalam wilayah tiga kabupaten, yaitu
Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Majalengka. Gunung ini
mempunyai beragam flora dan fauna, flora seperti anggrek, kantung semar, pohon
pinus, beringin karet, kecapi, mara, mareme, puspa, kisapu dan cantigi. Sedangkan
Faunanya seperti Celepuk Jawa, Ciung Mungkal Jawa, Surili, Lutung Budeng, Kukang
Jawa dan Kijang Muncak.
Posisi geografis puncaknya terletak pada 6° 53' 30" LS dan 108° 24' 00" BT,
dengan ketinggian 3.078 meter di atas permukaan laut. Gunung ini memiliki kawah
ganda. Kawah barat yang beradius 400 meter terpotong oleh kawah timur yang beradius
600 meter. Pada ketinggian sekitar 2.900 MDPL di lereng selatan terdapat bekas titik
letusan yang dinamakan Gowa Walet. Kini Gunung Ciremai termasuk ke dalam
kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), yang memiliki luas total sekitar
15.000 hektare.
Nama gunung ini berasal dari kata cereme (Phyllanthus acidus, sejenis tumbuhan
perdu berbuah kecil dengan rasa masam), namun seringkali disebut Ciremai, suatu
gejala hiperkorek (menunjukan suatu yang salah, baik ucapan maupun ejaan) akibat
banyaknya nama tempat di wilayah Pasundan yang menggunakan awalan 'ci-' untuk
penamaan tempat.
Atas dasar keingintahuan dari beberapa informasi diatas dan lebih mengenal secara
mendalam tentang keadaan alam, iklim dan keramahan penduduk sekitar Gunung
Ciremai serta ingin menerapkan pengetahuan yang telah kami dapatkan selama PDPA
dan pendidikan tambahan yang telah kami peroleh dari senior kami di MELPA, maka
kami tim ekspedisi “EIGHT-FINITY” : Muhammad Bagus Setia Ramadhan, Alam
Perkasa, Amelia Syafitrie, Aprizal Alfarizi, Febria Sanda, Feby Andre
Simangunsong, Markus Erlando Wijiaya Kusuma dan Rezza Aliandy Fikri.
Oleh karena itu, kami sebagai Anggota Muda MELPA melakukan ekspedisi di
Gunung Ciremai, Jawa Barat. Kami tentunya mengharapkan dengan adanya kegiatan
yang akan kami laksanakan ini nantinya dapat bermanfaat untuk mempererat tali
persaudaraan, kerjasama, dan kekompakan kami (Anggota Muda MELPA) sebagai
bagian dari keluarga Besar Mahasiswa Elektromedik Pencinta Alam. Demi mencapai
“Satu Tekad, Satu Persepsi, Satu Tujuan, Menuju MELPA Jaya”.
BAB II

DATA EKSPEDISI

2.1 Data Gunung Ciremai

Tujuan ekspedisi tim EIGHT-FINTY adalah Gunung Ciremai yang terletak


di Provinsi Jawa Barat. Sebelum tim melakukan perjalanan kesana, tim terlebih
dahulu mencari data tentang Gunung Ciremai yang kami daki. Data yang kami
peroleh tentang gunung tersebut adalah :

1. Titik Ketinggian : Gunung Ciremai memiliki ketinggian 3.078 MDPL.


2. Letak Wilayah : Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Indonesia.
Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Indonesia.
Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Indonesia.
3. Jalur Pendakian : a) Jalur Palutungan, Desa Palutungan, Kecamatan
Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

b) Jalur Linggarjati, Desa Linggarjati,


Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan,
Jawa Barat.

c) Jalur Apuy, Desa Argalingga, Kecamatan


Argapura, Kabupaten Majalengka, Jawa
Barat.

d) Jalur Linggasana, Desa Linggasana, Kecamatan


Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

4. Nama Pos Pendakian : Gunung Ceremai via Linggasana


- Pos I, Pambadakan.
- Pos II, Cirahong.
- Pos III, Cikacu.
- Pos IV, Kiaralawang.
- Pos V, Kijamuju.
- Pos VI, Kibima.
- Pos VII, Kipasang.
- Pos VIII, Astaniah.
- Pos IX, Linggabuana 1.
- Pos X, Linggabuana 2.
- Pos XI, Kisembung.
- Puncak Cantigi.

5. Titik Ketinggian setiap pos


:
1. Basecamp Linggasana ± 660 Mdpl
2. Pos I, Pambadakan. ± 925 Mdpl
3. Pos II, Cirahong. ± 1059 Mdpl
4. Pos III, Cikacu ± 1150 Mdpl
5. Pos IV, Kiaralawang ± 1237 Mdpl
6. Pos V, Kijamuju ± 1520 Mdpl
7. Pos VI, Kibima ± 1750 Mdpl
8. Pos VII, Kipasang ± 2075 Mdpl
9. Pos VIII, Astaniah ± 2310 Mdpl
10. Pos IX, Linggabuana 1 ± 2500 Mdpl
11. Pos X, Linggabuana 2 ± 2712 Mdpl
12. Pos XI, Kisembung ± 2800 Mdpl
13. Puncak Cantigi ± 3078 Mdpl

6. Sejarah Desa Linggasana

Linggasana merupakan salah satu desa yang berada di Kuningan,


Jawa Barat. Tepatnya di Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan.
Lingga mempunyai arti linggih dan Sana artinya kerajaan. Jadi
linggasana adalah Tempat dimana perlinggihan para raja. (tempat
peristirahatan para raja). Desa Linggasana bukan desa pemekaran
yang artinya desa ini sudah ada sejak jaman dahulu dan berada di kaki
Gunung Ciremai.
Jalur Linggasana merupakan jalur baru yang dibuat oleh warga
setempat pada tahun 2010, tetapi masih menyatu dengan jalur
Linggarjati, tepatnya pada Pos 3 (Cikacu) dengan Pos 3
(Kondangamis) di jalur Linggarjati. Di tahun 2010 pendakian jalur
Linggasana hanya sampai di Pos 3 (Cikacu), setelah Pos 3 pendaki
diarahkan ke Pos 3 (Kondangamis) jalur Linggarjati. Selama jalur ini
di buka sejak 2010 pengelola jalur Linggasana terus melakukan
pengembangan pada jalur ini. Pada tahun 2012 TNGC (Taman
Nasional Gunung Ciremai) meresmikan jalur Linggasana, jalur ini
sudah memiliki jalur sendiri sampai ke puncak.

Orang pertama yang menyebarkan agama islam pertama kali di


desa Linggasana adalah mbah eyang lingga kusuma yudha. Mbah
eyang pun seorang yang berhasil menyebarkan agama islam di desa
linggasana. Mbah Eyang Lingga Kusuma Yudha meninggal dan di
makamkan di dusun manis desa linggasana.
7. Flora dan Fauna
Gunung Ciremai memiliki flora dan fauna yang beragam. Contoh fauna
langka yaitu : burung cica matahari, surili, burung elang jawa dan macan
kumbang. Adapun jenis satwa liar dikawasan ini yaitu : ular sanca, burung
engkek kiling, kijang, kera ekor panjang dan babi hutan. Contoh flora yaitu
pohon kacu, pohon astaniah, pohon jamuju, pohon pinus rahong, pohon pasang,
tanaman edelwise, tanaman cantigi, bunga anggrek dan pohon saniten.
Dalam ekspedisi pengambilan nomor anggota muda, tim menemukan
beberapa flora dan fauna yang hidup di sekitar kawasan jalur pendakian
linggasana yaitu pohon saniten, pohon kacu, pohon astaniah, pohon jamuju,
pohon pinus rahong, pohon pasang, tanaman edelwise, pohon cantigi, pohon
jamuju, burung elang jawa dan raspberry.

8. Transportasi
Keberangkatan
Dari Menuju Transportasi
Sekretariatariat MELPA Terminal Lebak Bulus Grab Car
Terminal Lebak Bulus Pasar Cilimus Bis Primajasa
Angkot Trayek 030
Pasar Cilimus Basecamp Linggasana
Cilimus - Linggarjati
Basecamp Linggasana Pos 1 Pambadakan Jalan Kaki

Kepulangan
Dari Menuju Transportasi
Basecamp Linggasana MAPALA HIMAPA FE Angkot Trayek 062.B
UNIKU Cilimus – Janannuraga
Via Cijoho
MAPALA HIMAPA FE Terminal Kertawangunan Motor
UNIKU
Terminal Kertawangunan Terminal Lebak Bulus Bis Luragung
Terminal Lebak Bulus Sekretariatariat MELPA Grab Car
2.2 Legenda Gunung Ciremai
Pada tahun 1426 dalam rangka syiar islam, Para Wali akan menyelenggarakan
musyawarah dalam rangka mengatur pengembangan Agama Islam (Agama Sejati)
ke pelosok negeri. Dalam rangka perencanaan tersebut para wali sepakat akan
melaksanakan musyawarah (Mangcereman) disebelah timur di kaki Gunung
Ciremai yang pada saat itu masih bernama Desa Gede (Linggarjati).
Desa Gede yang dipimpin oleh Kuwu (Kepala Desa) yang bernama Ki Lurah
Gede pada masa Kerajaan Padjadjaran di perkirakan dibawah pimpinan Adipati
Timbang Luhur (Desa Timbang Sekarang). Diceritakan bahwa pada saat itu
sekitar abad ke 14 disepakati adanya rencana musyawarah yang akan di
selenggarakan oleh Para Wali di Gunung Gede (Sekarang Gunung Ciremai). Di
dalam musyawarahnya mereka membentuk susunan pengurus dengan susunan
sebagai berikut :
1. Sunan Bonang : Ketua
2. Sunan Gunungjati : Hakim/Imam
3. Sunan Kalijaga : Penghubung
4. Sunan Kudus : Patih
5. Syeh Maolana Magribi : Jaksa
6. Syeh Bentong : Anggota
7. Syeh Majagung : Anggota
8. Sunan Giri : Anggota
9. Syeh Lemah Abang : Anggota

Ternyata hal tersebut didengar oleh Para Kuwu / Kepala Desa yang berada
disekitar Gunung Gede, sangat mengejutkan para kuwu waktu itu, karena warga
masyarakat waktu itu masih menganut agama Budha. Hampir semua dari
penduduk setempat waktu itu tidak bisa menerima hadirnya agama Islam mereka
tetap pada keyakinannya memeluk agama Budha, selain itu pula sebenarnya
mereka merasa takut untuk berhadapan dengan kesaktian Para Wali, sehingga
dengan serempak mereka melarikan diri dengan menggunakan bermacam macam
ilmu kemampuannya ada yang berubah wujud agar tidak kelihatan sebagaimana
manusia biasa (Mokswa dan Tilem) atau mereka meninggalkan Desa masing-
masing dengan
8
tujuan untuk bersembunyi. Sehingga tidak heran bila ada penduduk desa yang
beranggapan bahwa di Gunung Gede (Gunung Ciremai Sekarang) masih terdapat
kehidupan manusia yang tersembunyi, sebagai mana kejadian orang hilang di
Gunung Ciremai biasanya sebelum hilang mereka selalu ditemui terlebih dahulu
oleh seseorang dari golongan orang tersembunyi tersebut. Menurut pengakuan
petani yang mengolah hutan sebelah utara kawasan hutan Linggajati didaerah kaki
Gunung Ciremai sesekali dikejauhan suka terdengar suara gamelan seperti kenduri
(acara adat). Mendengar berita larinya para kuwu disekitar Gunung Gede, para
wali menjadi kecewa namun tidak menghalangi rencana menyelenggarakan
musyawarah (Mangcereman) para wali di Gunung Gede (Gunung Ciremai
sekarang) karena musyawarah ini adalah musyawarah tentang syiar islam ke
penjuru nusantara khususnya pulau jawa. Selanjutnya Para Wali pun melakukan
perjalanan menuju Gunung Gede (Gunung Ciremai sekarang), dengan
kesaktiannya masing – masing mereka berangkat menuju tempat tujuannnya
dengan menggunakan ilmu seipi yang menurut cerita ada yang berjalan seperti
angin, naik naga dan lainnya. Namun lain halnya dengan Gusti Sinuhun Sunan
Gunung Jati beliau berangkat sendirian, tanpa diketahui oleh 8 (delapan) wali
lainnya, dalam perjalanannya beliau beristirahat di suatu daerah yang sekarang
bernama Desa Gede (Desa Linggarjati sekarang), tepatnya beliau beristirahat
diatas batu yang sampai sekarang batu tersebut masih ada di sebelah selatan
komplek Balai Desa Linggarjati. Setelah itu Gusti Sinuhun Sunan Gunung Jati
“Linggar” (Berangkat) menuju puncak Gunung Gede (Gunung Ciremai). Dalam
perjalanannya beliau menggunakan ilmu sejati yaitu berjalan layaknya manusia
biasa.
Setelah itu akhirnya para Wali bersama sama berdoa menghadap arah Kiblat
(arah barat) dan memohon kepada Allah SWT agar “kawah” permukaan kawah
Gunung Gede (Gunung Ciremai) sama tinggi dengan tempat yang mereka duduki,
dan akhirnya doa para walipun terkabul. Setelah beberapa waktu kemudian Para
Wali melanjutkan perjalanannya guna acara musyawarah dipuncak Gunung Gede
(Gunung Ciremai). Dalam isi musyawarah tersebut Para Wali sepakat untuk
menyebarkan ajaran agama islam (Ilmu Sejati) ke seluruh penjuru Bumi
Nusantara.
Terdapat juga Situs Keramat Eyang Lingga Kusuma Yudha berada di dusun
Manis Jl. Keramat, Desa Linggasana. Situs ini sudah ada sejak jaman dahulu.
Situs ini adalah tempat dimana Eyang Lingga Kusuma Yudha dimakamkan, dan
juga merupakan tempat kepala desa (kuwu) pertama Desa Linggasana
dimakamkan, yang bernama Raden Wangsareda.
Eyang Lingga Kusuma Yudha adalah pejuang islam / penyebar agama islam di
Desa Linggasana. Situs ini juga menjadi tempat acara adat dilaksanakan, seperti
Mapag Cai Kahuripan. Di sekitar kawasan Situs ini terdapat sebuah Balai Desa
yang menjadi tempat bermusyawarah warga Desa Linggasana. Situs ini jarang
terexpose oleh masyarakat luas, karena ditakutkan terjadi penyimpangan terhadap
ajaran agama islam. Di Situs ini tertulis “ulah migusti tapi mupusti” yang artinya
jangan minta tapi menjaga/menyimpan/merawat/mendoakan.
2.3 Masyarakat Desa Linggasana

Masyarakat Gunung Ciremai Desa Linggasana mayoritas beragama Islam,


dan mayoritas pekerjaan masyarakat di linggasana adalah sebagai petani
musiman yang berarti saat musim hujan petani menanam padi, ketika musim
kemarau petani menanam umbi – umbian contohnya ubi jalar.
Di Desa Linggasana mempunyai panggilan – panggilan tersendiri seperti
nyuhunkeun golok (meminta golok) yang diartikan meminta kejayaan.
Nyuhunkeun Patuangan (Meminta makanan) yang di artikan meminta kebedasan
supaya jagjag ( merasa kuat). Nyuhunkeun cai ( Meminta Air ) yang diartikan
meminta kahuripan, karena air adalah sumber kehidupan,
Masyarakat di Desa Linggasana mempunyai adat yaitu Mapag Cai
Kahuripan artinya mengambil air kehidupan, berasal dari suatu tempat yang
hanya diketahui oleh masyarakat linggasana saja. Air tersebut dibawa oleh 9
orang kemudian ditampung di Paso Benggala yang terdapat pada makam Mbah
Eyang Lingga Kusuma Yudha. Air yang dibawa oleh 9 orang tersebut
menggambarkan 9 parawali yang membawa kehidupan, supaya masyarakat
subur makmur, tidak kurang sandang dan pangan, hidup sejahtera, serta sebagai
pengusir bala dari segala wabah. Kegiatan Mapak Cai Kahuripan ini diadakan
setiap bulan mulud (rabiul awwal) dalam kalender hijriah.
Pabaritan adalah adat dimana semua warga desa linggasana membuat
makanan dan dikumpulkan di makam Eyang Lingga Kusuma Yudha , setelah
dikumpulkan makanan tersebut di makan Bersama – sama , acara adat ini
bertujuan untuk meminta keselamatan dan bersyukur atas apa yang telah di
berikan oleh tuhan, acara adat ini dilaksanakan pada saat musim panen.
penduduk di Desa Linggasana rata – rata bersifat ramah dan tidak sombong.
Menurut cerita warga setempat pernah ada seseorang yang bersifat sombong dan
angkuh kemudian ia mendapatkan suatu musibah yang membuatnya jatuh
miskin.
BAB III

APLIKASI MATERI

3.1 Manajemen Perjalanan

1. Tujuan Perjalanan
Gunung Ciremai, Desa Linggasana, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat,
Indonesia.

2. Kronologi Perjalanan
Berikut adalah kronologi perjalanan Tim yang dimulai dari Sekretariat MELPA
menuju Gunung Ceremai hingga kembali lagi ke Sekretariat MELPA.

1. Minggu, 1 November 2020


19.30 WIB – 20.00 WIB : Depan Gedung Baru
Tim melakukan persiapan untuk upacara pelepasan
pengambilan nomor Anggota Muda MELPA 2020.
20.00 WIB – 23.30 WIB : Depan Gedung Baru
Badan Pengurus Harian beserta Senior mengecek
kesiapan anggota tetap sebelum melakukan
keberangkatan. Seluruh muatan carrier di cek
kelengkapannya, peserta di cek kesiapannya untuk
menghadapi kondisi terburuk di alam. Setelah
semuanya selesai Badan Pengurus Harian membuka
acara upacara pelepasan Anggota muda 2020 dalam
rangka kegiatan pengambilan nomor anggota tetap
2020.
23.30 WIB – 00.00 WIB : Depan Auditorium Ghani Ilyas
Tim melakukan pengarahan mengenai hal – hal yang
masih kurang sebelum berangkat ekspedisi. Setelah

11
selesai

12
melakukan pengarahan tim berjalan menuju Sekretariat
MELPA.

2. Senin, 2 November 2020


00.00 WIB – 00.25 WIB : Sekretariat MELPA
Tim sampai di Sekretariat, lalu Alam dan Bang Jawa
pergi membeli makanan, Amel pergi ke asrama untuk
mengambil kunci asrama, Febri mencari peralatan
makan, Edo, Rizal, Andre dan Reza merencanakan
bahan – bahan makanan yang akan dibeli di Pasar
Cilimus. Bagus meminjam ponco di MATEKSAPALA.
00.25 WIB – 00.35 WIB : Sekretariat MELPA
Alam dan Bang Jawa kembali setelah membeli makan
di Warteg Agung, lalu tim mempersiapkan untuk makan
malam.
00.35 WIB – 00.50 WIB : Sekretariat MELPA
Tim melakukan makan malam bersama senior dengan
menu nasi putih, kikil, tempe orek, usus, telor ceplok, tahu
goreng, sambal, ikan teri dan es teh.
00.50 WIB – 01.10 WIB : Sekretariat MELPA
Tim melakukan diskusi mengenai alat yang masih
kurang agar bisa di lengkapi.
01.10 WIB – 01.20 WIB : Sekretariat MELPA
Alam dan Febri ke Kamar Kos Edo mengambil
daypack. Bagus, Amel, Andre, Rizal, Edo dan Reza
beristirahat didepan Sekretariat MELPA.
01.20 WIB – 01.30 WIB : Sekretariat MELPA
Andre dan Edo pergi ke Pasar Kebayoran untuk
membeli logistik, Alam dan Febri pulang dari Kamar
Kos Edo. Bagus, Amel, Rizal dan Reza beristirahat
didepan Sekretariat MELPA.
01.30 WIB – 02.30 WIB : Sekretariat MELPA
Alam, Amel, Rizal, Febri, Reza dan Bagus tidur di
Sekretariat MELPA, kemudian Andre dan Edo pulang
dari Pasar Kebayoran lalu tidur di Sekretariat MELPA.
02.30 WIB – 05.20 WIB : Sekretariat MELPA
Tim tidur di Sekretariat MELPA.
05.20 WIB – 05.28 WIB : Sekretariat MELPA
Reza bangun kemudian sholat subuh. Bagus, Alam,
Amel, Rizal, Febri, Andre dan Edo masih tidur.
05.28 WIB – 05.45 WIB : Sekretariat MELPA
Reza selesai sholat subuh. Kemudian membangunkan
Bagus, Alam, Amel, Rizal, Febri, Andre dan Edo.
05.45 WIB – 05.55 WIB : Sekretariat MELPA
Amel menuju Asrama untuk mengambil sepatu, Edo
mempersiapkan nugget dan bakso untuk dimasak, Rizal
dan Reza pergi ke Pasar Kebayoran untuk membeli
asahan golok. Bagus, Alam, Febri dan Andre
mempersiapkan golok.
05.55 WIB – 06.20 WIB : Sekretariat MELPA
Amel membeli nasi di warung Mbak Umi sebelah
Sekretariat, Edo mulai memasak nugget dan sosis untuk
makan pagi di depan Sekretariat, Rizal dan Reza pulang
dari Pasar Kebayoran setelah membeli asahan golok.
Bagus, Alam, Febri dan Andre masih mempersiapkan
golok.
06.20 WIB – 06.55 WIB : Sekretariat MELPA
Bagus, Alam, Febri, Andre, Reza dan Rizal mengasah
golok di depan Sekretariat. Edo masih memasak nuget
dan sosis di depan Sekretariat. Amel pulang dari beli
nasi di warung sebelah Sekretariat.
06.55 WIB – 07.17 WIB : Sekretariat MELPA
Andre dan Febri membeli tisu di Alfamart. Amel
membeli karet gelang di warung sebelah Sekretariat.
Edo masih memasak nuget dan sosis di depan
Sekretariat, Rizal, Alam, Bagus dan Reza masih
mengasah golok di depan Sekretariat.
07.17 WIB – 07.30 WIB : Sekretariat MELPA
Andre dan Febri kembali dari membeli tisu di Alfamart.
Amel pulang dari membeli karet gelang di warung
sebelah Sekretariat. Edo masih memasak nuget dan sosis
di depan Sekretariat. Rizal, Alam, Bagus dan Reza
masih mengasah golok di depan Sekretariat.
07.30 WIB – 07.45 WIB : Sekretariat MELPA
Edo Selesai memasak nugget dan sosis, kemudian Amel
membungkus nugget dan sosis. Andre, Febri, Alam,
Bagus dan Reza selesai mengasah golok di depan
Sekretariat. Rizal membeli sayur capcai di warung
sebelah Sekretariat.
07.45 WIB – 07.59 WIB : Sekretariat MELPA
Tim mempersiapkan makan pagi di dalam Sekretariat.
07.59 WIB – 08.15 WIB : Sekretariat MELPA
Tim mulai makan pagi dengan menu nasi, nuget, sosis,
sayur capcai dan air mineral.
08.15 WIB – 08.30 WIB : Sekretariat MELPA
Tim membersihkan Sekretariat MELPA.
08.30 WIB – 08.37 WIB : Sekretariat MELPA
Tim memesan 2 buah mobil grab dan menunggu
kedatangannya, sembari melakkan dokumentasi sebelum
berangkat.
08.37 WIB – 08.40 WIB : Sekretariat MELPA
Mobil 1 dengan nomor polisi B 2303 TON dan mobil 2
dengan nomor polisi B 1861 WMB datang kemudian
memasukan carrier ke dalam mobil. mobil 1 diisi oleh
Reza, Rizal, Amel dan Alam, sedangkan mobil 2 diisi
oleh Bagus, Edo, Andre, Febri dan Bang Akhyat. Biaya
untuk sewa mobil sebesar Rp. 43.000/mobilnya,
08.40 WIB – 09.05 WIB : Sekretariat MELPA
Mobil 1 dan mobil 2 berangkat menuju Terminal Lebak
Bulus.
09.05 WIB – 09.17 WIB : Terminal Lebak Bulus
Tim sampai di Terminal Lebak Bulus, lalu melakukan
dokumentasi sebelum berangkat, kemudian menunggu
kedatangan Bis Primajasa trayek Lebak Bulus –
Kuningan, Jawa Barat.
09.17 WIB – 09.23 WIB : Terminal Lebak Bulus
Setelah menunggu beberapa menit, Bis Primajasa
dengan nomor polisi B 7658 FGA datang namun tidak
berhenti di Terminal Lebak Bulus. Rizal mengejar bis
tersebut sampai halte Pondok Pinang dan
memberhentikannya, setelah Bagus, Alam, Amel, Febri,
Andre, Edo dan Reza tiba di halte Pondok Pinang tim
langsung memasukan carrier kedalam bagasi bis.
09.23 WIB – 10.35 WIB : Terminal Lebak Bulus
Setelah tim memasukkan seluruh barang kedalam bagasi
bis. Kemudian bis berangkat dari Terminal Lebak Bulus
menuju Kuningan, Jawa Barat, dengan biaya
Rp.145.000/orangnya.
10.35 WIB – 10.45 WIB : Rest Area KM 39 Tol Cikampek
Bus Primajasa berhenti di Rest Area KM 39 Tol
Cikampek, untuk mengisi bahan bakar.
10.45 WIB – 11.10 WIB : Rest Area KM 39 Tol Cikampek
Bus Primajasa melanjutkan perjalanan menuju
Kuningan, Jawa Barat.
11.10 WIB – 11.20 WIB : Cek Point Bus Tol Cikopo
Bus Primajasa berhenti di Cek Point Bus Tol Cikopo,
untuk menaikkan penumpang.
11.20 WIB – 11.40 WIB : Cek Point Bus Tol Cikopo
Bus Primajasa melanjutkan perjalanan menuju
Kuningan, Jawa Barat.
11.40 WIB – 11.50 WIB : SPBU 33.142.02 Tol Cikopo
Bus Primajasa berhenti di SPBU 33.142.02 Tol Cikopo,
untuk mengisi bahan bakar.
11.50 WIB – 13.40 WIB : Pasar Cilimus, Kab. Kuningan, Jawa Barat
Bus Primajasa sampai di Pasar Cilimus, Kab. Kuningan,
Jawa Barat. Kemudian Tim turun di Pasar Cilimus.
13.40 WIB – 13.45 WIB : Pasar Cilimus, Kab. Kuningan, Jawa Barat
Tim kemudian menuju ke Masjid Agung Al Istiqomah,
Cilimus untuk istirahat.
13.45 WIB – 14.00 WIB : Masjid Agung Al Istiqomah, Cilimus
Aprizal dan Edo belanja logistik ke Pasar Cilimus.
Bagus, Alam, Amel, Febri, Andre dan Reza beristirahat
sembari menunggu kedatangan Edo dan Aprizal.
14.00 WIB – 14.10 WIB : Masjid Agung Al Istiqomah, Cilimus
Alam, Amel, Reza, Febri dan Bagus sholat Dzuhur di
Masjid Agung Pasar Cilimus, sedangkan Andre menjaga
carrier di depan Masjid Agung Al Istiqomah, Cilimus.
Aprizal dan Edo masih belanja logistik di Pasar Cilimus.
14.10 WIB – 14.20 WIB : Masjid Agung Al Istiqomah, Cilimus
Alam, Amel, Reza, Febri dan Bagus selesai sholat
Dzuhur di Masjid Agung Al Istiqomah, Cilimus, Aprizal
dan Edo masih belanja logistik di Pasar Cilimus.
Kemudian Alam, Febri dan Bagus mencari botol air
mineral. Amel menjaga carrier. Reza dan Andre
menyusul Rizal dan Edo yang masih belanja logistik di
Pasar Cilimus.
14.20 WIB – 14.30 WIB : Pasar Cilimus
Rizal dan Edo bertemu dengan Reza dan Andre. Edo
dan Andre melanjutkan belanja logistik yang masih
belum lengkap. Kemudian Rizal dan Reza membawa
barang belanjaan logistik ke Masjid Agung Al
Istiqomah, Cilimus untuk di packing oleh Bagus, Amel,
Rizal dan Reza sedangkan Alam dan Febri pergi ke
warung membeli keperluan pribadi.
14.30 WIB – 14.40 WIB : Masjid Agung Al Istiqomah, Cilimus
Edo dan Andre kembali ke Masjid Agung Pasar Cilimus
membawa logistik yang sudah di beli di pasar Cilimus.
Alam dan Febri Kembali ke Masjid Agung Al
Istiqomah, Cilimus. Kemudian Bagus, Alam, Amel,
Rizal, Edo dan Reza packing logistik. Andre dan Febri
menyewa angkot untuk berangkat menuju Basecamp
Linggasana.
14.40 WIB – 14.50 WIB : Masjid Agung Al Istiqomah, Cilimus
Setelah selesai melakukan packing, angkot dengan
nomor polisi E 1918 YL tiba di depan Masjid Agung Al
Istiqomah, Cilimus. Tim langsung memasukkan carrier
ke dalam angkot setelah itu tim melakukan
dokumentasi, tim masuk kedalam angkot kemudian
berangkat menuju Basecamp Linggasana. biaya sewa
angkot yaitu sebesar Rp.10.000/orangnya.
14.50 WIB – 15.00 WIB : Masjid Agung Al Istiqomah, Cilimus
Setelah semua barang dan tim masuk ke dalam angkot,
angkot pun berangkat menuju Basecamp Linggasana.
15.00 WIB – 15.15 WIB : Basecamp Linggasana
Tim sampai di Basecamp Linggasana, kemudian tim
langsung menurunkan carrier dari angkot
15.15 WIB – 15.25 WIB : Basecamp Linggasana
Reza dan Rizal mengurus simaksi di Basecamp
Linggasana, Alam pergi ke toilet Basecamp Linggasana,
Bagus SOSPED dengan Pak Taufik yang ada di
Basecamp Linggasana, Febri menyiapkan alat
NAVDAR di Basecamp Linggasana, Edo, Andre dan
Amel merapihkan carrier.
15.25 WIB – 15.40 WIB : Basecamp Linggasana
Alam kembali dari toilet. Reza dan Rizal selesai
mengurus simaksi di Basecamp Linggasana. Kemudian
Reza dan Febri melakukan NAVDAR. Edo, Alam,
Amel, Andre, dan Rizal melakukan SOSPED dengan
bapak Suhendi. Bagus melakukan SOSPED dengan
bapak Taufik.
15.40 WIB – 16.00 WIB : Basecamp Linggasana
Alam, Amel, Rizal, Edo, dan Andre masih melakukan
SOSPED dengan Bapak Suhendi sebagai pengurus
Basecamp Linggasana dan Bagus juga masih melakukan
SOSPED dengan Bapak Taufik.
Reza dan Febri selesai melakukan NAVDAR di
Basecamp Linggasana setelah menembak 2 objek yaitu:
1. Menara sutet 1 (Pasir Randaminang
Nilai Azimuth 330º, Back Azimuth 150º
2. menara sutet 2 (Desa Linggasama)
Nilai Azimuth 255º, Back Azimuth 75º
Setelah mendapatkan back azimuth dari kedua objek
lalu ditarik garis lurus pada peta dari masing masing
tanda medan kemudian didapatkan pertemuan titik
potong dari dua garis tersebut, dengan hasil titik
koordinat :
108°27’53” BT
06°53’17” LS
Berdasarkan hasil orientasi medan yang dilakukan oleh
Reza, terdapat dua jalur air di utara dan selatan
Basecamp Linggasana yang dapat dibuktikan pada peta
oleh Febri.
16.00 WIB – 16.35 WIB : Basecamp Linggasana
Tim masih melakukan SOSPED di Basecamp
Linggasana.
16.35 WIB – 16.55 WIB : Basecamp Linggasana
Tim selesai melakukan SOSPED di Basecamp
Linggasana.
16.55 WIB – 17.05 WIB : Basecamp Linggasana
Setelah selesai SOSPED di Basecamp Linggasana,
kemudian Alam dan Edo membeli sayur sop di warung
Basecamp untuk makan malam. Bagus, Amel, Rizal,
Febri, Andre dan Reza mempersiapkan makan malam.
17.05 WIB – 17.20 WIB : Basecamp Linggasana
Alam dan Edo kembali setelah membeli sayur sop,
kemudian tim memulai makan malam dengan menu
nasi, nuget, sosis, sayur sop dan air mineral Basecamp
Linggasana.
17.20 WIB – 18.00 WIB : Basecamp Linggasana
Setelah selesai makan malam, tim kemudian melakukan
pembagian logistik agar tidak tertinggal dan mudah
dicari saat dibutuhkan.
18.00 WIB – 18.10 WIB : Basecamp Linggasana
Alam, Febri dan Bagus sholat magrib. Sedangkan Amel,
Rizal, Edo, Andre dan Reza masih melakukan
pembagian logistik.
18.10 WIB – 18.20 WIB : Basecamp Linggasana
Alam, Febri dan Bagus selesai sholat magrib. Kemudian
Amel, Reza dan Rizal sholat magrib. Sedangkan Alam,
Febri, Edo, Andre dan Bagus masih melakukan
pembagian logistik.
18.20 WIB – 18.30 WIB : Basecamp Linggasana
Amel, Reza dan Rizal selesai sholat magrib. Sedangkan
Alam, Febri, Edo, Andre dan Bagus masih melakukan
pembagian logistik.
18.30 WIB – 18.40 WIB : Basecamp Linggasana
Setelah selesai melakukan pembagian logistik, tim
kemudian melakukan packing logistik ke dalam carrier.
18.40 WIB – 19.10 WIB : Basecamp Linggasana
Tim telah selesai melakukan packing logistik ke dalam
carrier.
19.10 WIB – 19.20 WIB : Basecamp Linggasana
Tim melakukan persiapan Evaluasi.
19.20 WIB – 20.20 WIB : Basecamp Linggasana
Tim melakukan Evaluasi dengan hasil :
 Tim berangkat tidak sesuai dengan jadwal di
proposal.
 Pemanasan terlewati.
 Doa waktu berangkat
terlewati. Solusi :
 Saling mengingatkan antara satu sama lain.
 Pergerakan harus lebih di percepat.
20.20 WIB – 21.00 WIB : Basecamp Linggasana
Tim melakukan pengarahan untuk kegiatan esok hari.
21.00 WIB – 23.00 WIB : Basecamp Linggasana
Amel dan Reza jaga malam pertama, kemudian
membuat mie rebus untuk menghangatkan badan.
Bagus, Alam, Rizal, Febri, Andre dan Edo tidur.

3. Selasa, 3 November 2020


23.00 WIB – 01.00 WIB : Basecamp Linggasana
Bagus dan Rizal jaga malam kedua. Alam, Amel, Febri,
Andre, Edo dan Reza tidur.
01.00 WIB – 03.00 WIB : Basecamp Linggasana
Febri dan Andre jaga malam ketiga. Bagus, Alam, Amel,
Rizal, Edo dan Reza tidur.
03.00 WIB – 04.00 WIB : Basecamp Linggasana
Edo dan Alam jaga malam keempat. Bagus, Amel, Reza,
Febri, Rizal dan Andre tidur.
04.00 WIB – 04.30 WIB : Basecamp Linggasana
Alam dan Edo mulai memasak. Bagus, Amel, Reza,
Febri, Rizal dan Andre tidur.
04.30 WIB – 04.45 WIB : Basecamp Linggasana
Alam dan Edo mulai Bagus, Amel, Reza, Febri, Rizal
dan Andre untuk bersiap – siap makan pagi.
04.45 WIB – 05.10 WIB : Basecamp Linggasana
Alam dan Edo selesai memasak Bagus, Amel, Reza,
Febri, Rizal dan Andre bagun tidur.
05.10 WIB – 05.20 WIB : Basecamp Linggasana
Tim bersiap – siap untuk senam pagi.
05.20 WIB – 05.35 WIB : Basecamp Linggasana
Tim mulai senam pagi.
05.35 WIB – 05.45 WIB : Basecamp Linggasana
Tim mulai makan pagi dengan menu nasi, nuget, bakso,
sayur sop dan air mineral.
05.45 WIB – 05.55 WIB : Basecamp Linggasana
Tim melanjutkan packing.
05.55 WIB – 06.00 WIB : Basecamp Linggasana
Setelah tim selesai melakukan packing, kemudian tim
melakukan dokumentasi dan berdoa lalu berangkat
menuju Pos 1 (Pambadakan).
06.00 WIB – 06.30 WIB : Pertengahan antara Basecamp – Pos 1 (Pambadakan)
Setelah tim melewati Petilasan, tim berhenti di
Pertengahan antara Basecamp Linggasana – Pos 1
(Pambadakan), untuk tim melakukan plotting.
06.30 WIB – 06.45 WIB : Pertengahan antara Basecamp – Pos 1 (Pambadakan)
Setelah tim selesai melakukan plotting dengan cara
orientasi medan, membaca ketinggian dan membaca
kontur. Bagian utara lembahan. Bagian selatan, timur
dan barat punggungan terjal. Dengan metode tersebut
didapatkan titik koordinat :
108º 27’ 35” BT
06º 53’ 19” LS
Vegetasi di sekitar lokasi tersebut didominasi oleh
pohon pinus.
06.45 WIB – 06.50 WIB : Tanjakan Jeung – jing
Tim beristirahat di Tanjakan Jeung – jing.
06.50 WIB – 07.00 WIB : Tanjakan Jeung – jing
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 1
(Pambadakan).
07.00 WIB – 07.25 WIB : Pos 1 (Pambadakan)
Tim sampai di Pos 1 (Pambadakan) dan dokumentasi,
kemudian tim melakukan plotting, dengan cara orientasi
medan, membaca ketinggian dan membaca kontur.
Bagian utara dan selatan terdapat lembahan curam.
Bagian barat dan timur terdapat punggungan yang tidak
terlalu curam. Tim mendapatkan titik koordinat sebagai
berikkut :
108°27’22” BT
06°53’23” LS
Data orientasi medan tersebut dapat dibuktikan dengan
menyamakan kontur medan pada peta dengan medan
sebenarnya. Vegetasi didominasi pohon pinus.
07.25 WIB – 07.35 WIB : Pos 1 (Pambadakan)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 2 (Cirahong).
Dalam perjalanan ±30 meter menuju Pos 2 (Cirahong),
tim menemukan sebuah penampungan air dan kamar
mandi buatan.
07.35 WIB – 07.55 WIB : Pertengahan Pos 1 (Pambadakan) – Pos 2 (Cirahong)
Tim berhenti di Pertengahan Pos 1 (Pambadakan) – Pos
2 (Cirahong), kemudian tim melakukan plotting dengan
cara orientasi medan dan membaca kontur. Tim
mendapatkan hasil titik koordinat sebagai berikut :
108º 27’ 13” BT
06º 53’ 21” LS
Koordinat ini dapat dibuktikan dengan cara menyamakan
kontur medan pada peta dan kontur medan sebenarnya.
Bagian utara terdapat jalur air. Bagian selatan terdapat
lembahan curam. Bagian timur terdapat punggungan.
Bagian barat terdapat punggungan dengan kemiringan
±40º.
07.55 WIB – 08.15 WIB : Pertengahan Pos 1 (Pambadakan) – Pos 2 (Cirahong)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 2 (Cirahong).
08.15 WIB – 08.30 WIB : Pos 2 (Cirahong)
Tim sampai di Pos 2 (Cirahong), kemudian melakukan
plotting dengan cara orientasi medan, membaca
ketinggian dan membaca kontur. Bagian utara dan
selatan terdapat lembahan yang tidak begitu curam.
Bagian barat dan timur terdapat jalur yang landai. Tim
mendapatkan titik koordinat :
108°27’02” BT
06°53’21” LS
Koordinat ini dapat dibuktikan dengan cara
menyamakan kontur medan pada peta dan kontur medan
sebenarnya. Vegetasi di dominasi pohon-pohon yang
berbuah seperti nangka, alpukat, jambu biji dan tanaman
berbuah lainnya.
08.30 WIB – 08.40 WIB : Pos 2 (Cirahong)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 3 (Cikacu).
08.40 WIB – 08.50 WIB : Pertengahan Pos 2 (Cirahong) – Pos 3 (Cikacu)
Tim berhenti di Pertengahan Pos 2 (Cirahong) – Pos 3
(Cikacu), kemudian tim melakukan plotting dengan cara
orientasi medan dan membaca kontur. Tim
mendapatkan titik koordinat sebagai berikut :
108°27’01” BT
06°53’21” LS
Koordinat ini dapat dibuktikan dengan cara menyamakan
kontur medan pada peta dan kontur medan sebenarnya.
Bagian utara terdapat lembahan tidak terlalu curam.
Bagian selatan terdapat jalur air. Bagian timur terdapat
punggungan dengan kemiringan ±45º.
08.50 WIB – 09.10 WIB : Pertengahan Pos 2 (Cirahong) – Pos 3 (Cikacu)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 3 (Cikacu).
09.10 WIB – 09.55 WIB : Pos 3 (Cikacu)
Tim tiba di Pos 3 (Cikacu), Febri dan Reza melakukan
plotting dengan cara orientasi medan, membaca
ketinggian dan membaca kontur. Bagian utara, timur
dan barat adalah punggungan dan Bagian selatan
terdapat jalur air. Tim mendapat titik koordinat sebagai
berikut :
108°26’41” BT
06°53’17”LS
Bagus, Alam, Amel, Rizal, Andre dan Edo langsung
mengisi air, karena di Pos 3 (Cikacu) terdapat sumber
mata air buatan yang mengalir melalui pipa. Vegetasi
didominasi pohon pinang.
09.55 WIB – 10.12 WIB : Pos 3 (Cikacu)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 4
(Kiaralawang).
10.12 WIB – 10.22 WIB : Pertengahan Pos 3 (Cikacu) – Pos 4 (Kiaralawang)
Di Pertengahan Pos 3 (Cikacu) – Pos 4 (Kiaralawang),
tim melakukan plotting dengan cara orientasi medan
membaca kontur. Tim mendapatkan titik koordinat
sebagai berikut :
108º 26’ 42” BT
06º 53’ 24” LS
Koordinat ini dapat dibuktikan dengan cara
menyamakan kontur medan pada peta dan kontur medan
sebenarnya. Bagian utara terdapat lembahan curam.
Bagian selatan terdapat lembahan tidak terlalu curam.
Bagian timur terdapat lembahan curam. Bagian
barat terdapat punggungan dengan
kemiringan ±45.
10.22 WIB – 10.33 WIB : Pertengahan Pos 3 (Cikacu) – Pos 4 (Kiaralawang)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 4
(Kiaralawang).
10.33 WIB – 10.38 WIB : Pertengahan Pos 3 (Cikacu) – Pos 4 (Kiaralawang)
Tim beristirahat sejenak di Pertengahan Pos 3 (Cikacu) –
Pos 4 (Kiaralawang).
10.38 WIB – 10.42 WIB : Pertengahan Pos 3 (Cikacu) – Pos 4 (Kiaralawang)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 4
(Kiaralawang).
10.42 WIB – 11.20 WIB : Pos 4 (Kiaralawang)
Tim sampai di Pos 4 (Kiaralawang), kemudian tim
melakukan plotting dengan cara orientasi medan,
membaca ketinggian dan membaca kontur. Bagian utara
dan selatan terdapat lembahan. Bagian timur dan barat
terdapat punggungan. Tim mendapatkan titik koordinat
sebagai berikut :
108°26’36” BT
06°53’24” LS
Vegetasi didominasi dengan pohon – pohon berbatang
kecil yang lebat.
11.20 WIB – 11.35 WIB : Pos 4 (Kiaralawang)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 5 (Kijamuju)
11.35 WIB – 11.45 WIB : Pertengahan Pos 4 (Kiaralawang) – Pos 5 (Kijamuju)
Tim berhenti di Pertengahan Pos 4 (Kiaralawang) – Pos
5 (Kijamuju), tim melakukan plotting dengan cara
orientasi medan dan membaca kontur. Tim medapatkan
titik koordinat sebagai berikut :
108º 26’ 26” BT
06º 53’ 25” LS
Koordinat ini dapat dibuktikan dengan cara menyamakan
kontur medan pada peta dan kontur medan sebenarnya.
Bagian utara terdapat lembahan. Bagian selatan terdapat
lembahan. Bagian timur terdapat punggungan. Bagian
barat terdapat punggungan dengan kemiringan ±60º.
11.45 WIB – 11.56 WIB : Pertengahan Pos 4 (Kiaralawang) – Pos 5 (Kijamuju)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 5 (Kijamuju).
11.56 WIB – 11.59 WIB : Pertengahan Pos 4 (Kiaralawang) – Pos 5 (Kijamuju)
Tim beristirahat sejenak di Pertengahan Pos 4
(Kiaralawang) – Pos 5 (Kijamuju).
11.59 WIB – 12.08 WIB : Pertengahan Pos 4 (Kiaralawang) – Pos 5 (Kijamuju)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 5 (Kijamuju).
12.08 WIB – 12.10 WIB : Pertengahan Pos 4 (Kiaralawang) – Pos 5 (Kijamuju)
Tim beristirahat sejenak di Pertengahan Pos 4
(Kiaralawang) – Pos 5 (Kijamuju).
12.10 WIB – 12.17 WIB : Pertengahan Pos 4 (Kiaralawang) – Pos 5 (Kijamuju)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 5 (Kijamuju).
12.17 WIB – 12.19 WIB : Pertengahan Pos 4 (Kiaralawang) – Pos 5 (Kijamuju)
Tim beristirahat sejenak di Pertengahan Pos 4
(Kiaralawang) – Pos 5 (Kijamuju).
12.19 WIB – 12.29 WIB : Pertengahan Pos 4 (Kiaralawang) – Pos 5 (Kijamuju)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 5 (Kijamuju).
12.29 WIB – 12.31 WIB : Tanjakan Madu
Tim beristirahat sejenak di Tanjakan Madu yang berada
Pertengahan Pos 4 (Kiaralawang) – Pos 5 (Kijamuju).
12.31 WIB – 12.42 WIB : Tanjakan Madu
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 5 (Kijamuju).
12.42 WIB – 12.45 WIB : Pos 5 (Kijamuju)
Tim sampai di Pos 5 (Kijamuju) dan dokumentasi,
kemudian tim langsung mempersiapkan makan siang.
12.45 WIB – 13.00 WIB : Pos 5 (Kijamuju)
Tim mulai makan siang dengan menu nasi, ayam
goreng, abon ayam, sayur sawi dan air mineral.
13.00 WIB – 13.20 WIB : Pos 5 (Kijamuju)
Setelah tim selesai makan siang, kemudian tim
melakukan plotting dengan cara orientasi medan,
membaca ketinggian dan membaca kontur. Bagian utara
dan selatan adalah lembahan. timur dan barat terdapat
punggungan. Tim mendapatkan titik koordinat sebagai
berikut :
108°26’19” BT
06°53’27” LS
Vegetasi didominasi pepohonan besar dan lebat.
13.20 WIB – 13.35 WIB : Pos 5 (Kijamuju)
Bagus, Amel, Rizal, dan Reza sholat Dzuhur, Febri
buang air kecil, sedangkan Alam, Andre dan Edo
packing. Setelah Bagus, Amel, Rizal, dan Reza selesai
sholat Dzuhur langsung langsung membantu Alam,
Andre dan Edo packing. Febri selesai buang air kecil
langsung membantu yang lainnya packing.
13.35 WIB – 13.50 WIB : Pos 5 (Kijamuju)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 6 (Kibima).
13.50 WIB – 13.55 WIB : Pertengahan Pos 5 (Kijamuju) – Pos 6 (Kibima)
Tim berhenti di Pertengahan Pos 5 (Kijamuju) dengan
Pos 6 (Kibima), kemudian tim melakukan plotting
dengan cara orientasi medan dan membaca kontur. Tim
mendapatkan titik koordinat sebagai berikut :
108º 26’ 13” BT
06º 53’ 26” LS
Koordinat ini dapat dibuktikan dengan cara menyamakan
kontur medan pada peta dan kontur medan sebenarnya.
Bagian utara dan selatan terdapat lembahan curam.
Bagian timur terdapat punggungan. Bagian barat terdapat
punggungan dengan kemiringan ±60º
13.55 WIB – 14.05 WIB : Pertengahan Pos 5 (Kijamuju) – Pos 6 (Kibima)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 6 (Kibima).
14.05 WIB – 14.12 WIB : Pertengahan Pos 5 (Kijamuju) – Pos 6 (Kibima)
Tim beristirahat sejenak di Pertengahan Pos 5 (Kijamuju)
– Pos 6 (Kibima).
14.12 WIB – 14.24 WIB : Pertengahan Pos 5 (Kijamuju) – Pos 6 (Kibima)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 6 (Kibima).
14.24 WIB – 14.29 WIB : Pertengahan Pos 5 (Kijamuju) – Pos 6 (Kibima)
Tim beristirahat sejenak dalam perjalanan menuju Pos 6
(Kibima).
14.29 WIB – 14.42 WIB : Pertengahan Pos 5 (Kijamuju) – Pos 6 (Kibima)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 6 (Kibima).
14.42 WIB – 14.50 WIB : Pertengahan Pos 5 (Kijamuju) – Pos 6 (Kibima)
Tim beristirahat sejenak dalam perjalanan menuju Pos 6
(Kibima).
14.50 WIB – 15.00 WIB : Pertengahan Pos 5 (Kijamuju) – Pos 6 (Kibima)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 6 (Kibima).
15.00 WIB – 15.05 WIB : Pertengahan Pos 5 (Kijamuju) – Pos 6 (Kibima)
Tim beristirahat sejenak dalam perjalanan menuju Pos 6
(Kibima).
15.05 WIB – 15.10 WIB : Pertengahan Pos 5 (Kijamuju) – Pos 6 (Kibima)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 6 (Kibima).
15.10 WIB – 15.20 WIB : Sumber Mata Air Stepa 34
Di Sumber Mata Air Stepa 34, tim beristirahat sejenak.
Febri dan Bagus mengambil air di Sumber Mata Air
Stepa 34, tetapi air yang berada di sini merupakan air
tampungan hujan sehingga warna airnya sedikit
kekuningan karena endapan dari tanah dan dedaunan.
Air tersebut digunakan sebagai air cuci peralatan masak
serta cuci tangan dan kaki. Alam, Amel, Rizal, Andre,
Edo dan Reza beristirahat.
15.20 WIB – 15.25 WIB : Sumber Mata Air Stepa 34
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 6 (Kibima).
15.25 WIB – 15.35 WIB : Pos 6 (Kibima)
Tim sampai di Pos 6 (Kibima) dan dokumentasi,
kemudian tim langsung melakukan plotting dengan cara
orientasi medan, membaca ketinggian dan membaca
kontur. Bagian utara dan selatan terdapat punggungan.
Tim berjalan kearah barat terdapat tanjakan dengan
kemiringan ±60º. Dibagian timur sudah tim lalui dengan
kondisi medan tanjakan ±60º.
Tim mendapatkan titik koordinat sebagai berikut :
108°26’05” BT
06°53’26” LS
Vegetasi didominasi oleh pohon bima (besar). Di Pos 6
(Kibima) memiliki pohon – pohon yang dapat tumbuh
menjadi sangat besar, sehingga masyarakat sering
menyebut pohon – pohon besar dengan sebutan pohon
bima.
15.35 WIB – 15.50 WIB : Pos 6 (Kibima)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 7 (Kipasang).
15.50 WIB – 16.00 WIB : Pertengahan Pos 6 (Kibima) – Pos 7 (Kipasang)
Tim berhenti di Pertengahan Pos 6 (Kibima) – Pos 7
(Kipasang), kemudian tim melakukan plotting dengan
cara orientasi medan dan membaca kontur.
Tim mendapatkan titik koordinat sebagai berikut :
108º 25’ 57” BT
06º 53’ 25” LS
Koordinat ini dapat dibuktikan dengan cara menyamakan
kontur medan pada peta dan kontur medan sebenarnya.
Bagian utara dan selatan terdapat punggungan. Bagian
timur dan barat terdapat lembahan.
16.00 WIB – 16.10 WIB : Pertengahan Pos 6 (Kibima) – Pos 7 (Kipasang)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 7 (Kipasang).
16.10 WIB – 16.15 WIB : Pertengahan Pos 6 (Kibima) – Pos 7 (Kipasang)
Tim berhenti sejenak untuk beristirahat. Berdasarkan
informasi yang tim dapatkan dari sosiologi pedesaan
dengan Pak Suhendi (sekertaris ranger Basecamp
Linggasana), diantara Pos 6 (Kibima) – Pos 7
(Kipasang) terdapat sumber mata air. Pada saat Febri
mengecek sumber mata air tersebut, ternyata tidak
ditemukan air.
16.15 WIB – 16.25 WIB : Pertengahan Pos 6 (Kibima) – Pos 7 (Kipasang)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 7 (Kipasang).
16.25 WIB – 16.50 WIB : Pos 7 (Kipasang)
Tim sampai di Pos 7 (Kipasang) dan dokumentasi, tim
melakukan plotting dengan cara orientasi medan,
membaca ketinggian dan membaca kontur. Bagian utara
dan selatan terdapat lembahan. Tim akan berjalan ke
arah barat terdapat tanjakan dengan kemiringan ±60º.
Dibagian timur sudah tim lalui dengan kondisi medan
tanjakan ±60º. Tim mendapatkan titik koordinat sebagai
berikut :
108°25’43” BT
06°53’27” LS
Vegetasi didominasi oleh pohon pasang. Kemudian
Bagus, Rizal, dan Andre mendirikan tenda, Febri
memasang flysheet, Alam dan Reza mencari kayu. Edo
dan Amel memasak untuk makan malam.
16.50 WIB – 17.25 WIB : Pos 7 (Kipasang)
Alam dan Reza masih mencari kayu. Rizal dan Andre
memotong kayu. Bagus dan Febri mempersiapkan
tempat
untuk perapian dan juga tempat jaga malam. Edo dan
Amel masih memasak untuk makan malam.
17.25 WIB – 17.35 WIB : Pos 7 (Kipasang)
Febri menyalakan perapian untuk berjaga malam.
Bagus, Alam, Reza, Rizal dan Andre beristirahat
sembari menata kayu. Edo dan Amel masih memasak
makan malam.
17.35 WIB – 17.45 WIB : Pos 7 (Kipasang)
Bagus sholat Ashar. Alam, Rizal, Febri, Andre dan Reza
beristirahat sembari menjaga api agar tidak padam. Edo
dan Amel masih memasak untuk makan malam.
17.45 WIB – 17.55 WIB : Pos 7 (Kipasang)
Bagus selesai sholat ashar, kemudian dilanjutkan
dengan Reza sholat magrib. Alam, Rizal, Febri, Andre
dan Bagus masih beristirahat sembari menjaga api agar
tidak padam. Edo dan Amel masih memasak untuk
makan malam.
17.55 WIB – 18.05 WIB : Pos 7 (Kipasang)
Reza selesai sholat magrib, kemudian dilanjutkan
dengan Amel sholat magrib. Alam, Rizal, Reza, Andre,
Febri dan Bagus masih beristirahat sembari menjaga api
agar tidak padam. Edo masih memasak untuk makan
malam.
18.05 WIB – 18.20 WIB : Pos 7 (Kipasang)
Amel selesai sholat magrib, kemudian dilanjutkan
dengan Rizal dan Bagus sholat magrib. Alam, Reza,
Febri dan Andre masih beristirahat sembari menjaga api
agar tidak padam. Edo masih memasak untuk makan
malam. Setelah Amel selesai sholat magrib, Amel
membantu Edo memasak.
18.20 WIB – 18.45 WIB : Pos 7 (Kipasang)
Bagus dan Rizal selesai sholat magrib. Bagus, Alam,
Rizal, Febri, Andre dan Reza masih beristirahat sembari
menjaga api agar tidak padam. Edo dan Amel masih
memasak untuk makan malam.
18.45 WIB – 18.55 WIB : Pos 7 (Kipasang)
Edo dan Amel mempersiapkan minuman seperti susu,
kopi dan energen. Bagus, Alam, Rizal, Febri, Andre dan
Reza masih beristirahat sembari menjaga perapian agar
tidak padam.
18.55 WIB – 19.20 WIB : Pos 7 (Kipasang)
Tim mempersiapkan makan malam.
19.20 WIB – 19.45 WIB : Pos 7 (Kipasang)
Tim mulai makan malam dengan menu nasi, ayam
goreng, abon ayam, sayur sawi dan air mineral.
19.45 WIB – 20.00 WIB : Pos 7 (Kipasang)
Tim membereskan makan malam dan mempersiapkan
EVALUASI.
20.1 WIB – 21.10 WIB : Pos 7 (Kipasang)
Tim melakukan EVALUASI dengan hasil :
 Belum mencapai target yakni sampai di Pos 8
(Astaniah).
 Pada saat di Pos 2 (Cirahong), Pos 3 (Cikacu) dan
Pos 4 (Kiaralawang) belum melakukan
dokumentasi.
 Terlalu banyak berhenti untuk istirahat.
 Isi carrier tidak seimbang.
Solusi :
 Pergerakan harus dipercepat lagi.
 Sebelum berangkat harus melakukan pengecekan
berat carrier.
 Saling mengingatkan.
21.10 WIB – 23.00 WIB : Pos 7 (Kipasang)
Rizal dan Edo jaga malam pertama. Rizal dan Edo
mencari kayu untuk dibakar dan memasak mie rebus
untuk menghangatkan badan. Bagus, Alam, Amel, Febri,
Andre dan Reza tidur.
4. Rabu, 4 November 2020
23.00 WIB – 01.00 WIB : Pos 7 (Kipasang)
Reza dan Amel jaga malam yang kedua. Reza dan Amel
memasak mie rebus untuk menghangatkan badan.
Bagus, Alam, Rizal, Febri, Andre dan Edo tidur.
01.00 WIB – 03.00 WIB : Pos 7 (Kipasang)
Bagus dengan Febri jaga malam yang ketiga. Alam,
Amel, Rizal, Andre, Edo dan Reza tidur.
03.00 WIB – 05.00 WIB : Pos 7 (Kipasang)
Alam dan Andre jaga malam yang keempat. Andre
membangunkan Edo untuk masak sarapan pagi. Bagus,
Amel, Rizal, Febri dan Reza tidur.
05.00 WIB – 05.20WIB : Pos 7 (Kipasang)
Andre dan Alam membangunkan Bagus, Amel, Rizal,
Febri dan Reza. Edo masih memasak sarapan pagi.
05.20 WIB – 05.45 WIB : Pos 7 (Kipasang)
Bagus, Amel, Rizal, Febri dan Reza bangun pagi. Edo
selesai memasak sarapan pagi. Kemudian tim
mengunakan kaos ekspedisi.
05.45 WIB – 06.00 WIB : Pos 7 (Kipasang)
Bagus, Rizal dan Reza membereskan tenda. Alam,
Andre dan Febri membereskaan Flysheet. Edo dan Amel
sedang membereskan peralatan masak.
06.00 WIB – 06.10 WIB : Pos 7 (Kipasang)
Tim melakukan senam pagi.
06.10 WIB – 06.20 WIB : Pos 7 (Kipasang)
Tim menyiapkan sarapan pagi.
06.20 WIB – 06.35 WIB : Pos 7 (Kipasang)
Tim sarapan pagi dengan menu nasi putih, ayam goreng,
sayur sop dan air mineral.
06.35 WIB – 06.45 WIB : Pos 7 (Kipasang)
Andre memadamkan api. Bagus, Alam, Amel, Rizal,
Febri, Edo dan Reza melakukan packing barang.
06.45 WIB – 07.00 WIB : Pos 7 (Kipasang)
Tim masih melakukan packing barang.
07.00 WIB – 07.19 WIB : Pos 7 (Kipasang)
Tim melanjutkan menuju Pos 8 (Astaniah) diawali
dengan doa.
07.19 WIB – 07.26 WIB : Pertengahan Pos 7 (Kipasang) – Pos 8 (Astaniah)
Tim beristirahat sejenak dan melakukan plotting dengan
cara orientasi medan, membaca ketinggian dan
membaca kontur.
Tim mendapatkan titik koordinat sebagai berikut :
108º 25’ 35” BT
06º 53’ 28” LS
Koordinat ini dapat dibuktikan dengan cara
menyamakan kontur medan pada peta dan kontur medan
sebenarnya. Bagian utara terdapat punggungan terjal.
Bagian selatan, timur dan barat terdapat lembahan.
07.26 WIB – 07.40 WIB : Pertengahan Pos 7 (Kipasang) – Pos 8 (Astaniah)
Tim melanjutkan perjalanan menuju ke Pos 8 (Astaniah).
07.40 WIB - 07.42 WIB : Pertengahan Pos 7 (Kipasang) – Pos 8
(Astaniah) Tim beristirahat sejenak.
07.42 WIB – 07.56 WIB : Pertengahan Pos 7 (Kipasang) – Pos 8 (Astaniah)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 8 (Astania)
07.56 WIB – 08.10 WIB : Pos 8 (Astaniah)
Tim sampai di Pos 8 (Astaniah) dan dokumentasi,
kemudian melakukan plotting, dengan cara orientasi
medan, membaca ketinggian dan membaca kontur.
Bagian utara dan selatan terdapat lembahan. Tim akan
berjalan ke arah barat terdapat tanjakan dengan
kemiringan ±60º. Dibagian timur, tim sudah melalui
dengan kondisi medan tanjakan ±60º. Tim mendapatkan
titik koordinat sebagai berikut :
108°25’26” BT
06°53’28” LS
Vegetasi di dominasi dengan pepohonan berbatang kecil
yang di selimuti lumut. Selesai plotting, kemudian tim
melanjutkan perjalanan menuju Pos 9 (Lingabuana I).
08.10 WIB – 08.15 WIB : Petengahan Pos 8 (Astaniah) – Pos 9 (Lingabuana I).
Tim beristirahat sejenak.
08.15 WIB – 08.20 WIB : Petengahan Pos 8 (Astaniah) – Pos 9 (Lingabuana I).
Tim melanjukan perjalanan ke Pos 9 (linggabuana I)
08.20 WIB – 08.40 WIB : Pertengahan Pos 8 (Astaniah) – Pos 9 (LingabuanaI)
Tim melakukan plotting dengan Pos 9 (Lingabuana I),
dengan cara orientasi medan dan membaca kontur. Tim
mendapatkan titik koordinat sebagai berikut :
108°25’26” BT
06°53’28” LS
Koordinat ini dapat dibuktikan dengan cara menyamakan
kontur medan pada peta dan kontur medan sebenarnya.
Bagian utara dan selatan terdapat lembahan curam.
Bagian timur terdapat punggungan. Bagian barat terdapat
punggungan dengan kemiringan ±60º.
08.40 WIB – 09.10 WIB : Petengahan Pos 8 (Astaniah) – Pos 9 (Lingabuana I)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 9 (Lingabuana
I).
09.10 WIB – 09.40 WIB : Pos 9 (Lingabuana I)
Tim sampai di Pos 9 (Lingabuana I) dan dokumentasi,
kemudian melakukan plotting, dengan cara orientasi
medan, membaca ketinggian dan membaca kontur.
Bagian utara, barat, dan timur terdapat punggungan.
bagian selatan terdapat lembahan. Tim akan berjalan ke
arah barat terdapat tanjakan dengan kemiringan ±60º.
Dibagian timur, tim sudah melalui dengan kondisi
medan
tanjakan ±60º. Tim mendapatkan titik koordinat sebagai
berikut :
108°25’12” BT
06°53’28” LS
Vegetasi di dominasi dengan pepohonan berbatang kecil
yang di selimuti lumut.
09.40 WIB – 09.55 WIB : Pos 9 (Lingabuana I)
Alam, Edo dan Reza mendirikan tenda Great Outdoor.
Amel membongkar carrier. Bagus, Aprizal, Andre dan
Febri ngobrol dengan mapala (GEMAPALA BBC).
09.55 WIB – 10.10 WIB : Pos 9 (Lingabuana I)
Tim melakukan packing untuk menuju Puncak Cantigi.
10.10 WIB – 10.25 WIB : Pertengahan Pos 9 (Lingabuana I) – Pos 10 (Lingabuana II)
Tim melakukan plotting, dengan cara orientasi medan
dan membaca kontur. Tim mendapat titik koordinat :
108º 25’ 09” BT
06º 53’ 33” LS
Koordinat ini dapat dibuktikan dengan cara
menyamakan kontur medan pada peta dan kontur medan
sebenarnya. Bagian utara terdapat lembahan. Bagian
selatan, timur dan barat terdapat punggungan.
10.25 WIB – 10.41 WIB : Pertengahan Pos 9 (Lingabuana I) – Pos 10 (Lingabuana II)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 10 (Lingabuana
II).
10.41 WIB – 10.45 WIB : Pertengahan Pos 9 (Lingabuana I) – Pos 10 (Lingabuana II)
Tim beristirahat sejenak.
10.45 WIB – 11.50 WIB : Pertengahan Pos 9 (Lingabuana I) – Pos 10 (Lingabuana II)
Tim melanjutkan perjalannan ke Pos 10 (Linggabuana II).
10.50 WIB – 11.00 WIB : Pos 10 (Lingabuana II)
Tim sampai di Pos 10 (Lingabuana II) dan dokumentasi.
Kemudian melakukan plotting, dengan cara orientasi
medan, membaca ketinggian dan membaca kontur.
Bagian
utara dan selatan terdapat lembahan. Tim berjalan ke arah
barat. Tim mendapatkan titik koordinat sebagai berikut :
108°25’03” BT
06°53’36” LS
Vegetasi pepohonan yang mendominasi tidak terlalu
tinggi dengan ketinggian pohon 3 – 4 meter.
11.00 WIB – 11.03 WIB : Pos 10 (Lingabuana II)
Bagus buang air kecil. Alam, Amel, Rizal, Febri, Andre,
Edo dan Reza menunggu Bagus sampai selesai buang
air kecil.
11.03 WIB – 11.14 WIB : Pos 10 (Lingabuana II)
Tim melanjutkan menuju Pos 11 (Kisembung).
11.14 WIB – 11.16 WIB : Pertengahan Pos 10 (Lingabuana II) – Pos 11 (Kisembung)
Tim beristirahat sejenak.
11.16 WIB – 11.20 WIB : Pertengahan Pos 10 (Lingabuana II) – Pos 11 (Kisembung)
Tim melanjutkan perjalannan ke Pos Pos 11 (Kisembung)
11.20 WIB – 11.40 WIB : Pertengahan Pos 10 (Lingabuana II) – Pos 11 (Kisembung)
Tim melakukan plotting, dengan cara orientasi medan dan
membaca kontur. Tim mendapatkan titik koordinat sebagai
berikut :
108º 24’ 30” BT
06º 53’ 40” LS
Koordinat ini dapat dibuktikan dengan cara menyamakan
kontur medan pada peta dan kontur medan sebenarnya.
Bagian utara terdapat lembahan terjal. Bagian selatan
terdapat lembahan terjal. Bagian timur terdapat lembahan
terjal. Bagian barat terdapat punggungan terjal dengan
kemiringan ±70º.
11.40 WIB – 12.00 WIB : Pertengahan Pos 10 (Lingabuana II) – Pos 11
(Kisembung) Tim melanjutkan perjalanan menuju ke
Pos 11 (Kisembung).
12.00 WIB – 12.15 WIB : Pos 11 (Kisembung)
Tim sampai di Pos 11 (Kisembung) dan dokumentasi.
Tim melakukan plotting, dengan cara orientasi medan,
membaca ketinggian dan membaca kontur. Bagian utara
dan selatan terdapat punggungan. Bagian timur dan
barat terdapat punggungan. Tim akan berjalan ke arah
barat terdapat tanjakan dengan kemiringan ±65º. Tim
mendapatkan titik koordinat :
108°24’56” BT
06°53’39” LS
Vegetasi sudah mulai terbuka (jarak antar pohon 3 – 4
meter dan ketinggian pohon 4 – 5 meter) serta terdapat
pohon Edelweiss. Selesai plotting kemudian
melanjutkan perjalanan menuju Puncak Cantigi.
12.15 WIB - 12.31 WIB : Pertengahan Pos 11 (Kisembung) – Puncak Cantigi
Tim beristirahat sejenak.
12.31 WIB – 12.57 WIB : Pertengahan Pos 11 (Kisembung) – Puncak Cantigi
Tim melakukan plotting, dengan cara orientasi medan
dan membaca kontur. Tim mendapatkan titik koordinat
sebagai berikut :
108º 24’ 51” BT
06º 53’ 42” LS
Koordinat ini dapat dibuktikan dengan cara
menyamakan kontur medan pada peta dan kontur medan
sebenarnya. Bagian utara dan selatan terdapat
punggungan yang curam. Bagian timur terdapat
lembahan yang curam. Bagian barat terdapat
punggungan dengan kemiringan
±70º.
12-57 WIB – 13.28 WIB : Pertengahan Pos 11 (Kisembung) – Puncak Cantigi
Tim melanjutkan perjalanan menuju Puncak Cantigi.
13.28 WIB – 13.32 WIB : Pertengahan Pos 11 (Kisembung) – Puncak Cantigi
Tim beristirahat sejenak.
13.32 WIB – 13.56 WIB : Pertengahan Pos 11 (Kisembung) – Puncak Cantigi
Tim melanjutkan perjalanan menuju Puncak Cantigi.
13.56 WIB – 14.30 WIB : Puncak Cantigi
Sampai di Puncak Cantigi dengan ketinggian 3078
MDPL, kemudian melakukan dokumentasi.
14.30 WIB – 14.45 WIB : Puncak Cantigi
Tim makan siang dengan menu nasi putih, abon, teri
kacang, tempe orek, sayur sop dan air mineral.
14.45 WIB – 15.15 WIB : Puncak Cantigi
Tim melakukan Navigasi Darat dan orientasi medan
dengan hasil :
1. Masjid Kubah Putih
Azimuth : 140º
Back Azimut : 320º
2. Tower daerah Palutungan
Azimuth : 145º
Back Azimut : 325º
3. 3 Tower di Daerah Manis Kidul
Azimuth : 100º
Back Azimut : 280º
Setelah mendapatkan back azimuth dari ketiga objek
lalu ditarik garis lurus pada peta dari masing masing
tanda medan kemudian didapatkan pertemuan titik
potong dari tiga garis tersebut, dengan hasil titik
koordinat :
108°24’39” BT
06°53’41” LS
15.15 WIB – 16.25 WIB : Puncak Cantigi
Tim turun ke Pos 11 (Kisembung).
16.25 WIB – 16.30 WIB : Pos 11 (Kisembung)
Tim sampai di Pos 11 (Kisembung) dan beristirahat
sejenak.
16.30 WIB – 16.56 WIB : Pos 11 (Kisembung)
Tim melanjutkan ke Pos 10 (Lingabuana II).
16.56 WIB – 17.00 WIB : Pos 10 (Lingabuana I)
Tim beristirahat sejenak.
17.00 WIB – 17.18 WIB : Pos 10 (Lingabuana I)
Tim melanjutkan menuju Pos 9 (Lingabuana I).
17.18 WIB – 17.48 WIB : Pos 9 (Lingabuana I)
Tim sampai di Pos 9 (Lingabuana I). Bagus, Alam dan
Rizal mendirikan tenda Bigadventure. Andre dan Febri
memasang flysheet. Reza meratakan tanah untuk dapur.
Edo dan Amel mempersiapan bahan masakan untuk
dimasak.
17.48 WIB – 18.32 WIB : Pos 9 (Lingabuana I)
Rizal dan Alam memotong kayu. Amel ganti baju. Reza
masih merakan tahan untuk tempat memasak. Andre
memindahkan air dari jerigen ke dalam botol air mineral
1,5 Liter. Bagus membongkar carrier untuk persiapan
sholat Magrib. Febri mempersiapkan perapian. Edo
masih mempersiapkan bahan masakan untuk dimasak.
18.32 WIB – 18.40 WIB : Pos 9 (Lingabuana I)
Bagus Solat Magrib. Andre dan Alam memotong kayu.
Febri, Reza dan Rizal menyalakan perapian. Edo dan
Amel masak untuk makan malam.

18.40 WIB – 18.55 WIB : Pos 9 (Lingabuana I)

Bagus selesai Solat Magrib dan membenahi barang


pribadi. Andre dan Alam masih memotong kayu. Febri,
Reza dan Rizal beristirahat sembari menjaga perapian
agar tidak padam. Edo dan Amel masak untuk makan
malam.
18.55 WIB – 19.20 WIB : Pos 9 (Lingabuana I)
Febri, Reza dan Bagus beristirahat sembari menjaga
perapian agar tidak padam. Edo dan Amel masih
memasak. Andre dan Alam masih memotong kayu.
Rizal mempersiapkan diri untuk Sholat Isya.
19.20 WIB – 19.30 WIB : Pos 9 (Lingabuana I)
Rizal Sholat Isya, Febri, Reza dan Bagus beristirahat
sembari menjaga perapian agar tidak padam, Edo dan
Amel memasak makan malam. Andre dan Alam
memindahkan kayu di dekat perapian.
19.30 WIB – 19.57 WIB : Pos 9 (Lingabuana I)
Rizal selesai Sholat Isya. Febri, Reza dan Bagus
beristirahat sembari menjaga api agar tidak padam.
Andre dan Alam masih memindahkan kayu di dekat
perapian. Amel dan Edo menyiapkan makanan.
19.57 WIB – 20.10 WIB : Pos 9 (Lingabuana I)
Tim makan malam dengan menu nasi putih, capcai,
tempe orek, abon dan air mineral.
20.10 WIB – 21.30 WIB : Pos 9 (Lingabuana I)
Tim memulai Evaluasi, dengan hasil :
 Kurangnya tanggung jawab
 Kurangin bercandanya
 Jangan banyak melamun
Solusi :
 Saling mengingatkan
 Kesadaran dari diri sendiri
21.30 WIB – 23.00 WIB : Pos 9 (Lingabuana I)
Edo dan Febri menjaga malam pertama. Edo dan Febri
memasak mie rebus dan spageti untuk menghangatkan
badan. Bagus, Alam, Amel, Rizal, Andre dan Reza tidur.
5. Kamis, 5 November 2020
23.00 WIB – 01.00 WIB : Pos 9 (Linggabuana I)
Alam dan Bagus Jaga malam kedua. Alam dan Bagus
memasak mie rebus untuk menghangatkan badan. Amel,
Rizal, Andre, Reza, Edo dan Febri tidur.
01.00 WIB – 03.00 WIB : Pos 9 (Linggabuana I)
Reza dan Andre jaga malam ketiga. Reza dan Andre
memasak spageti untuk menghangatkan badan dan
memasak nasi untuk sarapan pagi. Alam, Amel, Rizal,
Bagus, Febri dan Edo tidur.
03.00 WIB – 05.25 WIB : Pos 9 (Linggabuana I)
Amel dan Rizal berjaga malam keempat. Amel dan
Rizal memasak mie rebus untuk menghangatkan badan.
Amel memasak nasi dan lauk untuk sarapan pagi. Rizal
mencari kayu untuk perapian. Alam, Bagus, Febri, Edo,
Reza dan Andre tidur.
05.25 WIB – 05.55 WIB : Pos 9 (Linggabuana I)
Amel selesai memasak. Rizal membangunkan Alam,
Bagus, Febri, Edo, Reza dan Andre.
05.55 WIB – 06.16 WIB : Pos 9 (Linggabuana I)
Bagus BAB. Reza dan Febri membereskan tenda Great
Outdoor, Aprizal membereskan tenda Bigadventure.
Alam dan Andre membereskan Flysheet. Edo dan Amel
melakukan packing.
06.16 WIB – 06.22 WIB : Pos 9 (Linggabuana I)
Tim memakai kaos ekspedisi.

06.22 WIB – 06.40 WIB : Pos 9 (Linggabuana I)


Bagus, Alam, Rizal, Febri, Andre, Edo dan Reza
melakukan packing. Amel membungkus makanan untuk
makan siang.
06.40 WIB – 07.20 WIB : Pos 9 (Linggabuana I)
Bagus, Alam, Rizal, Febri, Andre, Edo dan Reza
melakukan OPSIH (operasi bersih), dilanjutkan dengan
persiapan senam pagi. Amel menyiapkan sarapan pagi.
07.20 WIB – 07.36 WIB : Pos 9 (Linggabuana I)
Tim melakukan senam pagi
07.36 WIB – 07.45 WIB : Pos 9 (Linggabuana I)
Tim sarapan pagi dengan menu nasi, sayur buncis, orek
tempe, telor rebus saus sosis, dan air mineral.
07.45 WIB – 08.10 WIB : Pos 9 (Linggabuana I)
Tim menimbang berat carrier masing-masing.
Didapatilah carrier Febri lebih ringan sehingga ia
membawa P3K.
08.10 WIB – 08.46 WIB : Pos 8 (Astaniah)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 8 (Astaniah)
diawali dengan doa.
08.46 WIB – 09.00 WIB : Pos 8 (Astaniah)
Tim sampai di Pos 8 (Astaniah), dan melakukan OPSIH
(operasi bersih) di sekitar Pos.
09.00 WIB – 09.37 WIB : Pos 8 (Astaniah)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 7 (Kipasang).
09.37 WIB – 09.48 WIB : Pos 7 (Kipasang)
Tim sampai di Pos 7 (Kipasang), melakukan OPSIH
(operasi bersih) di sekitar Pos.
09.48 WIB – 10.02 WIB : Pos 7 (Kipasang)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 6 (Kibima).
10.02 WIB – 10.20 WIB : Pos 6 (Kibima)
Tim sampai di Pos 6 (Kibima), melakukan OPSIH
(operasi bersih) di sekitar Pos.
10.20 WIB – 10.37 WIB : Pos 6 (Kibima)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 5 (Kijamuju).
10.37 WIB – 10.42 WIB : Pertengahan Pos 6 (Kibima) – Pos 5 (Kijamuju)
Tim istirahat sejenak.
10.42 WIB – 11.03 WIB : Pertengahan Pos 6 (Kibima) – Pos 5 (Kijamuju)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 5 (Kijamuju).
11.03 WIB – 11.13 WIB : Pos 5 (Kijamuju)
Tim sampai di Pos 5 (Kijamuju) dan melakukan OPSIH
(operasi bersih) di sekitar Pos.
11.13 WIB – 11.44 WIB : Pos 5 (Kijamuju)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 4
(Kiaralawang).
11.44 WIB – 11.47 WIB : Pertengahan Pos 5 (Kijamuju) – Pos 4 (Kiaralawang)
Tim melakukan istirahat.
11.47 WIB – 11.56 WIB : Pertengahan Pos 5 (Kijamuju) – Pos 4 (Kiaralawang)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 4
(Kiaralawang).
11.56 WIB – 12.15 WIB : Pos 4 (Kiara Lawang)
Tim sampai di Pos 4 (Kiaralawang) dan dokumentasi.
Kemudian melakukan OPSIH (operasi bersih) di sekitar
Pos.
12.15 WIB – 12.38 WIB : Pos 4 (Kiaralawang)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 3 (Cikacu).
12.38 WIB – 13.02 WIB : Pos 3 (Cikacu)
Tim sampai di Pos 3 (Cikacu) dan dokumentasi. Bagus
mengisi air di botol tupperware 1 Liter. Alam, Amel,
Rizal, Febri, Andre, Edo dan Reza melakukan OPSIH
(operasi bersih) di sekitar Pos.
13.02 WIB – 13.20 WIB : Pos 3 (Cikacu)
melanjutkan perjalanan menuju Pos 2 (Cirahong).
13.20 WIB – 13.30 WIB : Pos 2 (Cirahong)
Tim sampai di Pos 2 (Cirahong) dan dokumentasi.
Kemudian melakukan OPSIH (operasi bersih) di sekitar
Pos.
13.30 WIB – 13.38 WIB : Pos 2 (Cirahong)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 1
(Pambadakan).
13.38 WIB – 13.41 WIB : Pertengahan Pos 2 (Cirahong) – Pos 1 (Pambadakan)
Tim beristirahat sejenak.
13.41 WIB – 13.47 WIB : Pertengahan Pos 2 (Cirahong) – Pos 1 (Pambadakan)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 1
(Pambadakan).
13.47 WIB – 13.49 WIB : Pertengahan Pos 2 (Cirahong) – Pos 1 (Pambadakan)
Tim berhenti sejenak melakukan OPSIH (operasi bersih).
13.49 WIB – 13.52 WIB : Pertengahan Pos 2 (Cirahong) – Pos 1 (Pambadakan)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Pos 1
(Pambadakan).
13.52 WIB – 14.00 WIB : Pos 1 (Pambadakan)
Tim sampai di Pos 1 (Pambadakan) dan melakukan
OPSIH (operasi bersih) di sekitar Pos.
14.00 WIB – 14.21 WIB : Pertengahan Pos 1 (Pambadakan)
Tim melanjutkan perjalanan menuju Basecamp
Linggasana.
14.21 WIB – 14.26 WIB : Pertengahan Pos 1 (Pambadakan) – Basecamp Linggasana
Tim berada di kawasan Makam Kramat Pakuan Bewu
dan melakukan OPSIH (operasi bersih) disekitar
kawasan makam.
14.26 WIB – 14.48 WIB : Pertengahan Pos 1 (Pambadakan) – Basecamp Linggasana
Tim melanjutkan perjalanan menuju Basecamp
Linggasana.
14.48 WIB – 15.02 WIB : Basecamp Linggasana
Tim sampai di Basecamp Linggasana kemudian
beristirahat sejenak, kemudian bersiap-siap mandi.
15.02 WIB – 15.30 WIB : Basecamp Linggasana
Amel dan Bagus mandi. Alam, Rizal, Febri, Andre, Edo
dan Reza beristirahat sembari menunggu giliran mandi.
15.30 WIB – 15.40 WIB : Basecamp Linggasana
Amel dan Bagus selesai mandi, kemudian Amel
membereskan carrier dan Bagus sholat Ashar. Reza dan
Rizal mandi. Alam, Febri, Andre dan Edo beristirahat
sembari menunggu giliran mandi.
15.40 WIB – 15.50 WIB : Basecamp Linggasana
Reza dan Rizal selesai mandi. Andre dan Edo mandi.
Bagus selesai sholat Ashar. Alam dan Febri beristirahat
sembari menungu giliran mandi. Rizal, Bagus dan Reza
membereskan carrier. Amel beristirahat.
15.50 WIB – 15.57 WIB : Basecamp Linggasana
Andre dan Edo selesai mandi. Edo dan Andre
membereskan carrer. Alam mandi. Febri beristirahat
sembari menunggu giliran mandi. Rizal, Reza, Bagus
dan Amel beristirahat.
15.57 WIB – 16.07 WIB : Basecamp Linggasana
Alam selesai mandi. Alam membereskan carrier. Febri
mandi. Bagus, Reza, Rizal, Andre, Edo dan Amel
beristirahat.
16.07 WIB – 16.49 WIB : Basecamp Linggasana
Febri selesai mandi. Bagus, Alam, Febri, Rizal dan Reza
beristirahat. Amel, Andre dan Edo melakukan sosiologi
pedesaan kepada ketua ranger Basecamp Linggasana,
Bapak Taufik.
16.49 WIB – 16.57 WIB : Basecamp Linggasana
Reza pergi untuk sholat Ashar. Bagus, Alam, Febri dan
Rizal beristirahat. Amel, Andre dan Edo melakukan
sosiologi pedesaan kepada ketua ranger Basecamp
Linggasana, Bapak Taufik.
16.57 WIB – 17.02 WIB : Basecamp Linggasana
Reza selesai sholat Ashar. Bagus, Alam, Febri dan Rizal
beristirahat sembari menunggu kedatangan angkot.
Amel, Andre dan Edo masih melakukan sosiologi
pedesaan kepada ketua ranger Basecamp Linggasana,
Bapak Taufik.
17.02 WIB – 17.15 WIB : Basecamp Linggasana
Angkot yang ditunggu tim telah datang. Bagus pergi
untuk memfoto ular didekat pintu masuk jalur
pendakian. Andre, Edo, dan Amel masih melakukan
sosiologi pedesaan. Alam dan Febri beristirahat. Reza
dan Rizal bernegosiasi mengenai biaya sewa angkot.
17.15 WIB – 17.29 WIB : Basecamp Linggasana
Andre, Edo, dan Amel masih melakukan sosiologi
pedesaan. Bagus, Rizal, Reza, Alam, dan Febri
memasukkan carrier kedalam angkot.
17.29 WIB – 17.34 WIB : Basecamp Linggasana
Andre, Edo, dan Amel selesai sosiologi pedesaan.
Bagus, Rizal, Reza, Alam, dan Febri selesai
memasukkan carrier kedalam angkot.
17.34 WIB – 17.36 WIB : Basecamp Linggasana
Tim dokumentasi bersama ketua ranger Basecamp
Linggasana, Bapak Taufik kemudian berpamitan.
17.36 WIB – 18.18 WIB : Basecamp Linggasana
Tim berangkat menggunakan angkot kuning dengan
nomor polisi E 1985 YM, tujuan Sekretariatariat
HIMAPAFE UNIKU dengan biaya sewa angkot sebesar
Rp. 20.000/orang.
18.18 WIB – 20.15 WIB : Sekretariat HIMAPAFE UNIKU
Tim sampai di Sekretariat HIMAPAFE UNIKU untuk
beristirahat, silaturahmi dan mengobrol.
20.15 WIB – 20.30 WIB : Sekretariat HIMAPAFE UNIKU
Bagus pergi untuk sholat Isya, Alam, Amel, Rizal,
Febri, Andre, Edo dan Reza tetap melanjutkan
silaturahmi.
20.30 WIB – 20.50 WIB : Sekretariat HIMAPAFE UNIKU
Bagus selesai sholat Isya dan melanjutkan BAB. Alam,
Amel, Rizal, Febri, Andre, Edo dan Reza tetap
melanjutkan silaturahmi.
20.50 WIB – 21.33 WIB : Sekretariat HIMAPAFE UNIKU
Tim masih bersilaturahmi.
21.33 WIB – 21.45 WIB : Sekretariat HIMAPAFE UNIKU
Tim makan malam bersama dengan Mapala
HIMAPAFE UNIKU dengan menu nasi, tahu, tempe,
sate, kerupuk, dan air mineral.
21.45 WIB – 21.52 WIB : Sekretariat HIMAPAFE UNIKU
Tim melakukan persiapan sebelum EVALUASI.
21.52 WIB – 23.14 WIB : Sekretariat HIMAPAFE UNIKU
Tim selesai melakukan EVALUASI dengan hasil sebagai
berikut :
• Berat carrier tidak seimbang
• Susah untuk dibangunkan
• Pergerakan kurang cepat
• Kurang bisa berbagi air minum
• Kurang tanggung jawab terhadap diri sendiri
Solusi :
• Cek ulang berat carrier
• Saling mengingatkan jangan menjatuhkan
• Utamakan kepentingan kelompok dahulu
• Lebih bertanggung jawab lagi
• Jangan egois terhadap air
• Gerakan dipercepat
6. Jumat, 6 November 2020
23.14 WIB – 08.00 WIB : Sekretariat HIMAPAFE UNIKU
Tim tidur di Sekretariatariat HIMAPAFE UNIKU.
08.00 WIB – 08.30 WIB : Sekretariat HIMAPAFE UNIKU
Tim bangun pagi di Sekretariatariat HIMAPAFE
UNIKU.
08.30 WIB – 09.19 WIB : Sekretariat HIMAPAFE UNIKU.
Tim sharing santai dengan Mapala HIMAPAFE UNIKU.
09.19 WIB – 09.30 WIB : Sekretariat HIMAPAFE UNIKU
Tim sarapan pagi bersama Mapala HIMAPAFE dengan
menu nasi putih, Orek tempe, Teri kacang, kikil, ati-
ampela kerupuk dan air mineral.
09.30 WIB – 10.48 WIB : Sekretariat HIMAPAFE UNIKU
Tim berdiskusi dengan Mapala HIMAPAFE UNIKU.
10.48 WIB – 11.00 WIB : Sekretariat HIMAPAFE UNIKU
Tim melakukan dokumentasi dengan Mapala
HIMAPAFE UNIKU dan bersiap – siap menuju
Terminal Kertawangunan.
11.00 WIB – 11.15 WIB : Sekretariatariat HIMAPAFE UNIKU
Tim berangkat ke terminal Kertawangunan di antar
menggunakan motor oleh Mapala HIMAPAFE UNIKU.
11.15 WIB – 11.25 WIB : Terminal Kertawangunan
Tim sampai dan melakukan dokumentasi dengan
Mapala HIMAPAFE UNIKU.
11.25 WIB – 11.27 WIB : Terminal Kertawangunan
Tim menunggu kedangan bis Luragung.

11.27 WIB – 11.37 WIB : Terminal Kertawangunan


Alam, Edo dan Febri menuju toilet. Bagus, Amel, Rizal,
Andre dan Reza menunggu kedatangan bis Luragung.
11.37 WIB – 12.00 WIB : Terminal Kertawangunan
Tim menunggu kedatangan bis Luragung.
12.00 WIB – 15.13 WIB : Terminal Kertawangunan
Bis Lurangung sampai di Terminal Kertawangunan
dengan nomor polisi E 7805 YC. Tim memasukkan
carrier kedalam bagasi bis, kemudian tim masuk
kedalam bis. Bis langsung berangkat menuju Jakarta.
Biaya sewa bis Luragung sebesar Rp. 110.000/orang.
15.13 WIB – 15.33 WIB : Rest Area KM 62 Tol Jkt-Cikampek
Bis berhenti untuk mengisi bensin dan beristirahat
sejenak di Pom Bensin Pertamina (24 413 46) Rest Area
KM 62 Tol Jakarta – Cikampek.
15.33 WIB – 17.14 WIB : Rest Area KM 62 Tol Jkt-Cikampek
Bis melanjutkan perjalanan menuju Jakarta.
17.14 WIB – 17.21 WIB : Terminal Lebak Bulus
Bis sampai di Terminal Lebak Bulus.
17.21 WIB – 17.54 WIB : Terminal Pondok Pinang
Tim lanjut menggunakan 2 mobil grab untuk
melanjutkan perjalanan menuju Sekretariat MELPA,
mobil 1 dengan nomor polisi B 1757 WZH, mobil 2
dengan nomor polisi B 1545 ZKJ. Biaya sewa mobil
sebesar Rp. 46.000/mobil.
17.54 WIB – 18.00 WIB : Sekretariat MELPA
Grab sampai Sekretariat MELPA.
18.00 WIB – 19.00 WIB : Sekretariat MELPA
Tim beristirahat sejenak.
19.00 WIB – 19.10 WIB : Sekretariat MELPA
Tim bersiap - siap mau melakukan upacara penutupan.

19.10 WIB – 19.23 WIB : Selasar TEM


Tim melakukan upacara Penutupan.
19.23 WIB – 20.00 WIB : Selasar TEM
Tim selesai melakukan Upacara penutupan.
3. Kronologi Perjalanan Pelengkapan Data
Berikut adalah kronologi perjalanan Reza, Rizal, Alam dan Febri melakukan
perlengkapan data yang dimulai dari Sekretariat MELPA menuju Desa Linggasana
hingga kembali lagi ke Sekretariat MELPA.

1. Sabtu, 12 Desember 2020


15.55 WIB – 16.00 WIB : Sekertariat MELPA
Reza, Rizal, Alam dan Febri melakukan dokumentasi
dan doa, kemudian berangkat menuju Basecamp
Linggasana menggunakan mobil Xenia dengan nomor
polisi B 2321 SYC dengan biaya sewa mobil Rp.
550.000.
16.00 WIB – 16.17 WIB : Tol Kuningan 2
Reza, Rizal, Alam dan Febri melewati Tol Kuningan 2
dengan biaya Rp. 10.000.
16.17 WIB – 18.00 WIB : Tol Cikampek Utama 1
Reza, Rizal, Alam dan Febri melewati Tol Cikampek
Utama 1.
18.00 WIB – 19.02 WIB : Tol Palimanan
Reza, Rizal, Alam dan Febri melewati Tol Palimanan
dengan biaya Rp. 107.500.
19.02 WIB – 19.17 WIB : Tol Ciperna Barat
Reza, Rizal, Alam dan Febri melewati Tol Ciperna
Barat dengan biaya Rp. 6.000.
19.17 WIB – 20.26 WIB : Masjid Agung Al Istiqomah, Cilimus
Reza, Rizal, Alam dan Febri tiba di Masjid Agung Al
Istiqomah, Cilimus.
20.26 WIB – 20.30 WIB : Masjid Agung Al Istiqomah, Cilimus
Reza, Rizal, Alam dan Febri beristirahat sejenak.
20.30 WIB – 20.40 WIB : Masjid Agung Al Istiqomah, Cilimus
Reza, Rizal, Alam dan Febri Sholat Isya.
20.40 WIB – 20.50 WIB : Pasar Cilimus
Reza, Rizal, Alam dan Febri makan nasi jamblang
dengan harga Rp. 12.500/porsinya.
20.50 WIB – 21.10 WIB : Pasar Cilimus
Alam dan Febri membeli singkong keju dengan harga Rp.
8.000. Rizal dan Reza menunggu di dalam mobil.
21.10 WIB – 22.00 WIB : Pasar Cilimus
Reza, Rizal, Alam dan Febri melanjutkan perjalanan
menuju Basecamp Linggasana.
22.00 WIB – 00.00 WIB : Basecamp Linggasana
Reza, Rizal, Alam dan Febri sampai di Basecamp
Linggasana. Reza, Rizal, Alam dan Febri mengobrol
dengan Pak Taufik.

2. Minggu, 13 Desember 2020


00.00 WIB – 01.30 WIB : Basecamp Linggasana
Febri jaga malam pertama. Reza, Alam dan Rizal tidur.
01.30 WIB – 03.00 WIB : Basecamp Linggasana
Reza jaga malam pertama. Febri, Alam dan Rizal tidur.
03.00 WIB – 04.30 WIB : Basecamp Linggasana
Alam jaga malam pertama. Febri, Reza dan Rizal tidur.
04.30 WIB – 07.00 WIB : Basecamp Linggasana
Rizal jaga malam pertama. Febri, Reza dan Alam tidur.
07.00 WIB – 07.10 WIB : Basecamp Linggasana
Rizal membangunkan Reza, Alam dan Febri.
07.10 WIB – 07.40 WIB : Basecamp Linggasana
Reza, Rizal, Alam dan Febri mandi pagi.

07.40 WIB – 07.50 WIB : Basecamp Linggasana


Reza, Rizal, Alam dan Febri SOSPED (Sosiologi
Pedesaan) dengan pak Suhendi mengenai tempat tinggal
tokoh setempat.
07.50 WIB – 08.00 WIB : Basecamp Linggasana
Reza, Rizal, Alam dan Febri melakukan pengarahan
untuk pembagian SOSPED.
08.00 WIB – 08.10 WIB : Desa Linggasana
Alam SOSPED (Sosiologi Pedesaan) dengan bapak
Cucun (Peternak Ayam). Febri SOSPED (Sosiologi
Pedesaan) dengan Pak Suhendi (Sekertaris Basecamp
Linggasana). Reza dan Rizal menuju kediaman Pak
Isma (Orang paling tua di Desa Linggasana).
08.10 WIB – 09.50 WIB : Desa Linggasana
Reza dan Rizal SOSPED (Sosiologi Pedesaan) dengan
anaknya Pak Isma. Alam masih SOSPED (Sosiologi
Pedesaan) dengan bapak Cucun (Peternak Ayam)
kemudian Febri menghampiri Alam.
09.50 WIB – 10.35 WIB : Desa Linggasana
Reza dan Rizal SOSPED (Sosiologi Pedesaan) dengan
Pak Okuy (RT 5 Desa Linggasana). Alam dan Febri
menuju makam Eyang Lingga kemudian SOSPED
(Sosiologi Pedesaan) dengan Pak Yatna (Penjaga
Makam).
10.35 WIB – 10.45 WIB : Desa Linggasana
Reza, Rizal, Alam dan Febri selesai SOSPED (Sosiologi
Pedesaan) kemudian beristrahat di Masjid Al Barokah.
10.45 WIB – 11.20 WIB : Desa Linggasana
Reza, Rizal dan Alam SOSPED (Sosiologi Pedesaan)
dengan Akai (Petani musiman). Febri kembali menuju
Basecamp Linggasana untuk melakukan Dokumentasi
dan mempersiapkan mobil untuk perjalan kembali ke
Sekertariat MELPA.
11.20 WIB – 11.30 WIB : Basecamp Linggasana
Reza, Rizal dan Alam selesai SOSPED (Sosiologi
Pedesaan) kemudian kembali menuju Basecamp
Linggasana. Reza, Rizal, Alam dan Febri melakukan
dokumentasi.
11.30 WIB – 12.30 WIB : Basecamp Linggasana
Reza, Rizal, Alam dan Febri berangkat menuju
Sekertariat MELPA.
12.30 WIB – 13.05 WIB : Warung Makan Mak Yati (Depan RSUD Linggarjati)
Reza, Rizal, Alam dan Febri berhenti sejenak di Warung
Makan Mak Yati (Depan RSUD Linggarjati) untuk
makan siang dengan menu nasi empal gentong dengan
harga Rp. 25.000/porsinya.
13.05 WIB – 13.14 WIB : Warung Makan Mak Yati (Depan RSUD Linggarjati)
Reza, Rizal, Alam dan Febri melanjutkan perjalanan
menuju Sekretariat MELPA.
13.14 WIB – 13.24 WIB : SPBU 34.455.15
Reza, Rizal, Alam dan Febri berhenti sejenak untuk
mengisi bahan bakar dengan biaya Rp. 50.000.
13.24 WIB – 13.30 WIB : Indomaret Jl. Sampora Dusun Pahing RT 08 RW 03
Alam mengisi E – Tol. Febri, Reza dan Rizal menunggu
di mobil.
13.30 WIB – 14.50 WIB : Indomaret Jl. Sampora Dusun Pahing RT 08 RW 03
Reza, Rizal, Alam dan Febri melanjutkan perjalanan
menuju Sekertariat MELPA.
14.50 WIB – 14.59 WIB : Rest Area KM 130
Reza, Rizal, Alam dan Febri berhenti sejenak, kemudian
Febri Buang Air Kecil. Reza, Rizal dan Alam menunggu
di mobil.
14.59 WIB – 16.15 WIB : Rest Area KM 130
Reza, Rizal, Alam dan Febri melanjutkan perjalanan
menuju Sekertariat MELPA.
16.15 WIB – 16.30 WIB : SPBU 34.413.46 KM 62
Reza, Rizal, Alam dan Febri berhenti sejenak untuk
mengisi bahan bakar dengan biaya Rp. 50.000.
16.30 WIB – 17.50 WIB : SPBU 34.413.46 KM 62
Reza, Rizal, Alam dan Febri melanjutkan perjalanan
menuju Sekertariat MELPA.
17.50 WIB – 18.00 WIB : Sekertariat MELPA
Reza, Rizal, Alam dan Febri sampai di Sekertariat
MELPA.
4. Rute Perjalanan

Rute Perjalanan yang Tim tempuh ialah :


Berangkat :
Sekretariatariat MELPA – Terminal Pondok Pinang – Pasar Cilimus –
Basecamp Linggasana

Pulang :
Basecamp Linggasana – Sekretariatariat Himapa Fe UNIKU ––
Terminal Kertawagunan – Terminal Pondok Pinang – Sekretariat
MELPA

5. Jalur Pendakian

Tim melakukan Pendakian Gunung Ceremai melalui 1 jalur yaitu :


Berangkat atau naik dan pulang atau turun :
Jalur Linggasana, Desa Linggasana, Kec. Cilimus, Kab. Kuningan, Jawa
Barat, Indonesia.
6. Laporan Keuangan Ekspedisi Gunung Ceremai

PEMASUKAN
ANGGARAN DANA
No. Uraian Volume Frekuensi Harga satuan Jumlah
Pemasukan
1. Iuran Peserta 8 org x 1 Hr Rp. 650.000 Rp. 5.200.000
2. Dana usaha 1 org x 1 Hr Rp. 520.000 Rp. 520.000
3. Iuran Peserta Pelengkapan Data 8 org x 1 Hr Rp. 175.000 Rp. 1.400.000
TOTAL Rp. 1.345.000 Rp. 7.120.000

B. PENGELUARAN
No. Uraian Volume Frekuensi Harga satuan Jumlah
Kesekretariatan
1. Fotocopy Surat 10 lbr x 1 Hr Rp. 500 Rp. 5.000
2. Jilid Proposal 2 bh x 1 Hr Rp. 5.000 Rp. 10.000
3. Fotocopy Peta 2 lbr x 1 Hr Rp. 24.867 Rp. 49.735
4. Karcis masuk pendakian via Linggasama 8 org x 1 Hr Rp. 43.500 Rp. 348.000
5. Karcis masuk TNGC 8 org x 1 Hr Rp. 5.000 Rp. 40.000
6. Asuransi TNGC 8 org x 1 Hr Rp. 1.500 Rp. 12.000
7. Rapid Test 8 org x 1 Hr Rp. 100.000 Rp. 800.000
8. Fotocopy LPJ 318 lbr x 1 Hr Rp. 250 Rp. 79.500
9. Jilid LPJ 4 bh x 1 Hr Rp. 7.000 Rp. 28.000
10. Peta diperkecil 4 bh x 1 Hr Rp. 5.885 Rp. 23.540
11. Peniti 2 pck x 1 Hr Rp. 5.000 Rp. 10.000
Sub Total Rp. 198.502 Rp. 1.405.775
Perlengkapan
1. Trash Bag 90x120cm 2 pck x 1 Hr Rp. 12.000 Rp. 24.000
2. Plastik Kiloan (Tomat) 2 pck x 1 Hr Rp. 15.000 Rp. 30.000
3. Gas Hi-Cook 10 bh x 4 Hr Rp. 14.000 Rp. 140.000
4. Peta 1 bh x 1 Hr Rp. 100.000 Rp. 100.000
5. Romer 5 bh x 1 Hr Rp. 5.000 Rp. 25.000
6. Lilin 5 bks x 1 Hr Rp. 8.000 Rp. 40.000
7. Tissue Kering 1 bks x 1 Hr Rp. 20.000 Rp. 20.000
8. Tissue Basah (kodomo) 1 bks x 1 Hr Rp. 12.900 Rp. 12.900
9. Tissue Basah (paseo) 1 bks x 1 Hr Rp. 15.900 Rp. 15.900
10. Totebag 1 bh x 1 Hr Rp. 5.000 Rp. 5.000
Sub Total Rp. 207.800 Rp. 412.800
Transportasi
1. Sekretariat MELPA – Terminal Lebak Bulus 8 org x 1 Hr Rp. 10.750 Rp. 86.000
2. Terminal Lebak Bulus – Pasar Cilimus 8 org x 1 Hr Rp. 145.000 Rp. 1.160.000
3. Pasar Cilimus – Basecamp linggasana 8 org x 1 Hr Rp. 10.000 Rp. 80.000
4. Basecamp Linggasana – Mapala Himapa Fe 8 org x 1 Hr Rp. 20.000 Rp. 160.000
5. Terminal Kertawangunan – Terminal Lebak Bulus 8 org x 1 Hr Rp. 110.000 Rp. 880.000
6. Terminal Lebak Bulus – Sekretariat MELPA 8 org x 1 Hr Rp. 11.500 Rp. 92.000
Sub Total Rp. 307.250 Rp. 2.458.000
Transportasi Pelengkapan Data
Sewa Mobil (Xenia) 1 bh x 1 Hr Rp. 550.000 Rp. 550.000
Bahan Bakar (Bensin) 1 bh x 1 Hr Rp. 150.000 Rp. 150.000
Sekertariat MELPA – Tol
1. 1 bh x 1 Hr Rp. 10.000 Rp. 10.000
Basecamp Linggasana Kuningan 2
E – TOL
Tol
1 bh x 1 Hr Rp. 107.500 Rp. 107.500
Palimanan
Tol Ciperna
1 bh x 1 Hr Rp. 6.000 Rp. 6.000
Barat
Bahan Bakar (Bensin) 2 bh x 1 Hr Rp. 50.000 Rp. 100.000
Tol
Palimanan 1 bh x 1 Hr Rp. 6.000 Rp. 6.000
Basecamp Linggasana –
2. Utama
Sekertariat MELPA E – TOL
Tol
Cikampek 1 bh x 1 Hr Rp. 122.500 Rp. 122.500
utama 2
Sub Total Rp. 1.002.000 Rp. 1.052.000
P3K
1. Amoxcilin 1 stp x 1 Hr Rp. 6.000 Rp. 6.000
2. Dextamin 1 stp x 1 Hr Rp. 25.000 Rp. 25.000
3. NaCl 1 btl x 1 Hr Rp. 15.000 Rp. 15.000
4. Promag Cair 10 pcs x 1 Hr Rp. 3.000 Rp. 30.000
5. Minyak Tawon 1 btl x 1 Hr Rp. 57.000 Rp. 57.000
6. Bedak Salicyl 1 btl x 1 Hr Rp. 10.000 Rp. 10.000
7. Betadine 1 btl x 1 Hr Rp. 27.000 Rp. 27.000
8. Alkohol 70% 1 btl x 1 Hr Rp. 10.000 Rp. 10.000
9. Salbutamol 1 stp x 1 Hr Rp. 5.000 Rp. 5.000
10. Kasa Gulung 1 box x 1 Hr Rp. 9.000 Rp. 9.000
11. Hand sanitizer 3 btl x 1 Hr Rp. 8.700 Rp. 26.100
12. Paracetamol 1 sct x 1 Hr Rp. 6.000 Rp. 6.000
Sub Total Rp. 181.700 Rp. 226.100
Konsumsi
Makanan
1. Beras 5 ltr x 3 Hr Rp. 12.000 Rp. 60.000
2. Abon Ayam 1 bks x 2 Hr Rp. 15.000 Rp. 15.000
3. Gepuk 1 bks x 2 Hr Rp. 20.000 Rp. 20.000
4. Ayam Goreng 8 ptg x 2 Hr Rp. 10.000 Rp. 80.000
5. Sambal Roa 3 klg x 3 Hr Rp. 33.000 Rp. 99.000
6. Nuget 1 bks x 2 Hr Rp. 22.000 Rp. 22.000
7. Sarden 3 klg x 1 Hr Rp. 8.700 Rp. 26.100
8. Sosis 2 bks x 2 Hr Rp. 12.000 Rp. 24.000
9. Bakso 1 bks x 2 Hr Rp. 40.000 Rp. 40.000
10. Minyak Goreng 1 btl x 4 Hr Rp. 15.500 Rp. 15.500
11. Bumbu sayur asem 3 bks x 1 Hr Rp. 2.000 Rp. 6.000
12. Saori 4 bks x 2 Hr Rp. 3.200 Rp. 12.800
13. Buncis 2 ikt x 2 Hr Rp. 5.000 Rp. 10.000
14. Kacang Panjang 2 Ikt x 1 Hr Rp. 2.500 Rp. 5.000
15. Bayam 1 ikt x 1 Hr Rp. 5.000 Rp. 5.000
16. Bawang Putih 1 bks x 2 Hr Rp. 5.000 Rp. 5.000
17. Bawang Merah 1 bks x 2 Hr Rp. 5.000 Rp. 5.000
18. Daun Bawang 2 ikt x 2 Hr Rp. 2.500 Rp. 5.000
19. Teri 1 bks x 1 Hr Rp. 16.000 Rp. 16.000
20. Telur 1 kg x 2 Hr Rp. 23.000 Rp. 23.000
21. Orek Tempe 1 bks x 3 Hr Rp. 25.000 Rp. 25.000
22. Teri kacang 1 bks x 3 Hr Rp. 25.000 Rp. 25.000
21. Tomat 2 bks x 2 Hr Rp. 2.500 Rp. 5.000
22. Kentang 2 bks x 2 Hr Rp. 2.500 Rp. 5.000
23. Kol 1 bh x 2 Hr Rp. 5.000 Rp. 5.000
24. Garam 1 bks x 3 Hr Rp. 5.000 Rp. 5.000
25. Kecap ABC Sachet 1 rcg x 3 Hr Rp. 11.000 Rp. 11.000
26. Saus ABC Sachet 3 bks x 3 Hr Rp. 1.000 Rp. 9.000
27. Mie Instan Rebus 16 bks x 3 Hr Rp. 16.000 Rp. 16.000
28. Mangga 1 kg x 2 Hr Rp. 14.000 Rp. 14.000
29. Apel 1/2 kg x 1 Hr Rp. 4.000 Rp. 20.000
30. Anggur 1/2 kg x 1 Hr Rp. 5.000 Rp. 25.000
31. Bumbu Masako 1 bks x 1 Hr Rp. 4.400 Rp. 4.400
32. Sayur Sawi dan Tahu (matang) 1 bks x 1 Hr Rp. 20.000 Rp. 20.000
Sub Total Rp. 373.400 Rp. 659.400
Minuman
1. Energen 1 rcg x 2 Hr Rp. 13.000 Rp. 13.000
2. Gula Putih 1 kg x 3 Hr Rp. 14.000 Rp. 14.000
3. Kopi Good Day 1 rcg x 4 Hr Rp. 11.000 Rp. 11.000
4. Air Mineral FIT 1 bh x 1 Hr Rp. 4.900 Rp. 4.900
Sub Total Rp. 42.900 Rp. 42.900
Snack
1. Wafer Nabati 2 bks x 2 Hr Rp. 6.600 Rp. 13.800
2. Pasta 2 bks x 1 Hr Rp. 4.500 Rp. 9.000
3. Kuaci 2 bks x 2 Hr Rp. 12.500 Rp. 25.000
4. Roma Kelapa 2 bks x 2 Hr Rp. 10.800 Rp. 21.600
5. Oats 2 bks x 2 Hr Rp. 15.200 Rp. 30.400
6. Permen Mentos 1 bks x 3 Hr Rp. 6.000 Rp. 6.000
7. Waffelo 1 rcg x 1 Hr Rp. 9.000 Rp. 9.000
8. Tim-tam 1 rcg x 1 Hr Rp. 10.500 Rp. 10.500
Sub Total Rp. 75.400 Rp. 125.300
Makan di Perjalanan
Makan pagi Nasi 16 bks x 2 Hr Rp. 5.000 Rp. 80.000
1.
2 November Capcay (matang) 1 bks x 1 Hr Rp. 10.000 Rp. 10.000
Makan malam Sayur Labu Siem dan
2. 1 bks x 1 Hr Rp. 20.000 Rp. 20.000
2 November Tahu (matang)
Makan pagi Sayur sop (kentang, kol,
3. 1 bks x 1 Hr Rp. 20.000 Rp. 20.000
3 November dan wortel) (matang)
Sub Total Rp. 55.000 Rp. 130.000
Sub Total Logistik Rp. 546.700 Rp. 827.730
Konsumsi Pelengkapan Data
Makanan dan Minuman
1. Mie soto 7 bh x 1 Hr Rp. 3.000 Rp. 21.000
2. Kopi Kapal Api 3 bh x 1 Hr Rp. 1.500 Rp. 4.500
Sub Total Rp. 4.500 Rp. 25.500
Makan di Perjalanan Pelengkapan Data
Makan Malam Nasi Jamblang 4 bh x 1 Hr Rp. 12.500 Rp. 50.000
1.
12 Desember 2020 Singkong Keju 2 bh x 1 Hr Rp. 8.000 Rp. 16.000
Makan Siang Nasi Empal Gentong 4 bh x 1 Hr Rp. 25.000 Rp. 100.000
2. Kerupuk 6 bh x 1 Hr Rp. 2.000 Rp. 12.000
13 Desember 2020
Sub Total Rp. 47.500 Rp. 178.000
Sub Total Logistik Pelengkapan Data Rp. 52.000 Rp. 203.500
Total Pengeluaran Rp. 2.495.952 Rp. 6.555.575

Jakarta, 20 Desember 2020


Mengetahui,
Bendahara MELPA Bendahara Acara

Muhammad Bagus Setia Ramadhan


Alif Akbar Baharuddin Anggota Muda MELPA
MPXXII/152.18/G.Lw
7. Daftar menu makanan selama pendakian

Tanggal Waktu Menu Makanan Bahan Jumlah


Nasi Nasi Bungkus 5 Bungkus
Nugget Nugget 1/4 Bungkus
Pagi Bakso Bakso 1/4 Bungkus
Capcai
Air Mineral Air Mineral 1 Liter
Senin, 2 November 2020 Nasi Nasi Bungkus 4 Bungkus
Nugget Nugget 1/4 Bungkus
Bakso Bakso 1/4 Bungkus
Malam Sayur Tahu Tahu
Labu Siam
Air Mineral Air Mineral 1 Liter
Nasi Nasi Bungkus 3,5 Bungkus
Nuget Nuget 3 Bungkus
Bakso Bakso 3 Bungkus
Pagi Sayur Sop Sawi
Kentang
Air Mineral Air Mineral 1 Liter
Nasi Nasi Bungkus 3,5 Bungkus
Abon Ayam Abon Ayam 12 Sendok Makan
Ayam Goreng Ayam Goreng 3 Potong
Siang Sayur Sawi Sawi
Selasa, 3 November 2020
Tahu
Air Mineral Air Mineral 1 Liter
Nasi Beras 1 Liter
Abon Ayam Abon Ayam 12 Sendok Makan
Ayam Goreng Ayam Goreng 3 Potong
Malam Sayur Sawi Sawi
Tahu
Air Mineral Air Mineral 1 Liter
Energen Energen 2 bungkus
Susu ZEE Susu ZEE 4 Bungkus
Nasi Beras 1 Liter
Ayam Goreng Ayam Goreng 2 Potong
Sayur Sop Kol 3 Lembar
Kentang 2 Buah
Rabu, 4 November 2020 Pagi
Buncis 9 buah
Kacang panjang 4 buah
Masako 2 Sendok Makan
Air Mineral Air Mineral 1 Liter
Nasi Beras 1 liter
Abon Ayam Abon Ayam 12 Sendok Makan
Teri Kacang Teri Kacang 8 Sendok Makan
Siang Orek Tempe Orek Tempe 8 Sendok Makan
Kol 3 Lembar
Kentang 2 Buah
Sayur Sop Buncis 8 buah
Kacang panjang 4 buah
Masako 2 Sendok Makan
Air Mineral Air Mineral 1 Liter
Nasi Beras 1 liter
Abon Ayam Abon Ayam 12 Sendok Makan
Teri Kacang Teri Kacang 8 Sendok Makan
Orek Tempe Orek Tempe 8 Sendok Makan
Telur 2 Butir
Kol 5 Lembar
Malam
Buncis 8 Buah
Sayur Capcai Kentang 2 Buah
Bawang Merah 2 Siung
Bawang Putih 2 Siung
Saori 2 Bungkus
Air Mineral Air Mineral 1 Liter
Energen Energen 2 bungkus
Susu ZEE Susu ZEE 4 Bungkus
Nasi Beras 1 Liter
Telur 4 Butir
Sosis 6 Buah
Telur Rebus Kecap 2 Bungkus
Saus 2 Bungkus
Daun Bawang 1 Buah
Telur 2 Butir
Pagi Kol 5 Lembar
Buncis 8 Buah
Kamis, 5 November 2020 Sayur Capcai Kentang 2 Buah
Bawang Merah 2 Siung
Bawang Putih 2 Siung
Daun Bawang 1 Buah
Air Mineral Air Mineral 1 Liter
The Teh Celup 2 Buah
Nasi
Sate
Malam Tahu Goreng
Tempe Goreng
Kerupuk
Air Putih
Nasi
Orek Tempe
Teri Kacang
Jumat, 6 November 2020 Pagi Kikil
Ampela
Kerupuk
Air Mineral

8. Daftar menu makanan selama pelengkapan data

Tanggal Waktu Menu Makanan Bahan Jumlah


Nasi Jamblang 4 Bungkus
Sabtu, 12 Desember 2020 Malam Singkong Keju 2 Bungkus
Air Mineral Air Mineral 1/2 Liter
Nasi Empal
4 Bungkus
Minggu, 13 Desember Gentong
Siang Kerupuk 6 Bungkus
2020
Air Mineral Air Mineral 1/2 Liter
9. Daftar perlengkapan ekspedisi

Perlengkapan pribadi :

1. Ransel/ Carrier min 80 liter dan cover bag


2. Headlamp dan baterai cadangan (4 buah)
3. Air mineral 1,5 L (3 buah)
4. Peralatan makan (piring plastik, gelas plastik dan sendok makan)
5. Pakaian ganti, jaket dan plastik pakaian
6. Sepatu lapangan (tracking)
7. Topi lapangan
8. Celana lapangan
9. Kemeja lapangan
10. Perlengkapan shalat
11. Kompas
12. Ponco/ Jas hujan
13. Pisau lipat
14. Sarung tangan dan kaos kaki
15. Ikat pinggang/ kopel
16. Sleeping bag
17. Sandal
18. Baju Kegiatan Ekspedisi 2020
19. Obat Pribadi (Tolak Angin dan Promag)
20. Masker (2)
21. Survival kit (Jarum Jahit, Benang, Peniti, Pisau Lipat dan Korek Kayu dalam
tabung)
22. Korek gas (1 buah)
23. Tali rapia (1 gulung)

Perlengkapan Kelompok :

1. Tenda Great Outdoor (kapasitas 4 orang)


2. Tenda Bigadventure (kapasitas 2 orang)
3. Fly sheet ukuran 3x2 (2 buah)
4. Kompor gas Hi-Cook (2 buah)
5. Kompor Spirtus Trangia (1 Set)
6. Lilin (5 pack)
7. Korek api dalam kaleng rokok (2 kaleng)
8. Alat navigasi 4 set (pensil 3 warna, pensil, penggaris dan romer)
9. Matras (10 buah)
10. Peta Topografi Kuningan, skala 1 : 25000, lembar 1309-122 (1 gulung besar)
11. Tabung peta
12. Action Camera (2 buah) dan Baterai cadangan (2 buah)
13. Alat Komunikasi/ HT (3 buah) dan Baterai cadangan (2 buah)
14. Bendera MELPA
15. Logistik untuk 4 hari (3 hari dan 1 hari Stok danger)
16. Oxycan (2 buah)
17. Gas Hi-cook (10 buah)
18. Webbing (10 buah)
19. Jerigen 5L (8 buah)
20. Nesting (2 set)
21. Tisu basah (3 buah)
22. Tisu kering (4 buah)
23. Parafin (2 pack)
24. Trashbag (2 pack)
25. Golok dan Sarung (4 buah)
26. Minyak komando (2 botol)
10. Manajemen Air.

Alam, Amel, Rizal dan Febri membawa air sebanyak 3 botol air mineral (1,5
Liter/botol) yang sudah berisi air di basecame Linggasana dan 1 jerigen (5 Liter) yang
masih kosong. Reza, Bagus, Andre dan Edo membawa masing – masing 2 jerigen (5
Liter/jerigen) yang masih kosong menuju Pos 3 (Cikacu). Kemudian di Pos 3 (Cikacu)
tim mengisi air kedalam semua jerigen berisikan penuh untuk sampai ke puncak. Untuk
persediaan turun, kami hanya mengisi 1 botol tupperware (1 Liter) di Pos 3 (Cikacu).
Laporan Manajemen perjalanan diatas adalah laporan yang sebenar – benarnya
yang telah kami aplikasikan dalam mengatur manajemen tim ekspedisi ke Gunung
Ceremai.
3.2 Sosiologi Pedesaan (SOSPED)

1. Sosiologi Pedesaan

Untuk mendapatkan informasi mengenai Pegunungan Ciremai, Tim


melakukan sosiologi pedesaan atau SOSPED. Tim mendapatkan informasi
tersebut dari narasumber yang telah diwawancarai.
Berikut adalah narasumber yang Tim wawancarai, yaitu :
1) Pak Suhendi, 42 tahun, Sekretaris Basecamp Gunung Ceremai. Lahir di Desa
Linggasana dan tinggal di Desa Linggasana.
2) Pak Taufik, 49 tahun, Ketua Ranger Gunung Ceremai. Lahir di Desa
Linggasana dan tinggal di Desa Linggasana.

Berikut adalah informasi yang Tim peroleh, yaitu :


1. Desa Linggasana bukan desa pemekaran, artinya desa ini sudah ada dari
zaman dahulu.
2. Basecamp Linggasana sudah mengalami musim hujan sejak bulan
Oktober awal.
3. Jarak dari Basecamp ke PUSKESMAS terdekat yaitu Puskesmas
Linggarjati dapat ditempuh sejauh 2 KM dengan waktu ± 10 menit dan
ke Rumah Sakit terdekat yaitu Rumah Sakit Linggarjati dapat ditempuh
sejauh 4,5 KM dengan waktu ± 30 menit dengan kendaraan bermotor.
4. Basecamp Linggasana sudah buka selama pandemi ini sejak September
awal.
5. Jalur Linggasana menjadi jalur pendakian sejak bulan Maret 2010
6. Nama Kepala Desa di Desa Linggasana Hj. Henny R. SH.S.Sos, M.Si
7. Suku asli penduduk di Desa Linggasana adalah suku sunda.
8. Mayoritas pekerjaan penduduk di Desa Linggasana adalah Petani
musiman karena terdapat lahan yang luas dan subur.
9. Sebagian penduduk bekerja sebagai wirausaha dengan menjual hasil
pertanian ke distributor.
10. Agama yang dianut oleh penduduk di Desa Linggasana mayoritas agama
Islam.
11. Di Gunung Ceremai sendiri mempunyai kopi khas yaitu Kopi Siliwangi
Ceremai. Harganya relatif mahal, karena biji kopinya diambil langsung
di perkebunan kopi yang ada di Gunung Ceremai dengan ketinggian ±
1600 MDPL oleh petani setempat.
12. Bahasa yang digunakan di Desa Linggasana adalah Bahasa Sunda.
13. Listrik di Desa Linggasana menggunakan listrik PLN.
14. Pendaki dilarang membuang sampah sembarangan karena dapat merusak
lingkungan serta untuk tetap menjaga alam yang lestari. Pendaki juga
diminta untuk menjaga sikap serta tutur kata agar selamat selama
pendakian.
15. Jalur Linggasana merupakan jalur baru yang baru di bangun pada tahun
2010 dan diresmikan oleh Taman Nasional Gunung Ciremai tahun 2012.
16. Di Gunung Ceremai pendaki tidak boleh membuat api dan mendirikan
tenda di atas Pos 9 (Lingabuana I), alasannya karena di atas Pos 9
dengan ketinggian 2500 MDPL tumbuhan yang mendominasi adalah
tumbuhan kering yang mudah terbakar dan mendirikan tenda disana
sangat membahayakan karena medannya yang terjal, vegetasinya yang
sedikit terdapat pohon besar, menyebabkan angin berhembus lebih
kencang sehingga berpotensi menyebabkan tenda roboh atau terangkat.
17. Di Kec. Cilimus terdapat SD Lingasana berada di Desa Linggasana,
SMP 1 berada di Desa Lingasana dan SMP 2 berada di Desa Bojong,
serta SMA Panawuan di Desa Lingasana.
18. Masjid terdekat dari Basecamp Linggasana adalah Masjid Baiturrohman.
19. Penyakit yang sering dialami oleh masyarakat Desa Linggasana adalah
penyakit – penyakit umum seperti : diare, darah tinggi dan flu.
20. Pendidikan rata – rata para penduduk di Desa Linggasana adalah
Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA).
2. Sosiologi Pedesaan Pelengkapan Data

Reza, Rizal, Alam dan Febri melakukan sosiologi pedesaan atau SOSPED.
Reza, Rizal, Alam dan Febri mendapatkan informasi dari beberapa narasumber
yang telah diwawancarai.
Berikut adalah narasumber dan informasi yang diperoleh, yaitu :
1. Pak Kirman 57 tahun adalah anak dari Mbah Isma, Mbah Isma sendiri
adalah orang yang dituakan di Desa Linggasana. Pak Kirman mempunyai 2
anak dan 4 cucu. Pak Kirman lahir di Desa Linggasana dan tinggal di Desa
Linggasana.

1. Desa Linggasana mrupakan desa yang sudah ada sejak jaman duhulu
(Desa Tua). Lingga mempunyai arti linggih dan Sana artinya kerajaan.
Jadi linggasana adalah tempat dimana perlinggihan para raja. (tempat
peristirahatan para raja).
2. Orang pertama yang menyebarkan agama Islam pertama kali di Desa
Linggasana adalah mbah Eyang Lingga Kusuma Yudha. Mbah Eyang
pun seorang yang berhasil menyebarkan agama Islam di Desa
Linggasana. mbah eyang lingga kusuma yudha meninggal dan di
makamkan di dusun manis desa linggasana.
3. Batu Kalembenan (bibir) dan Batu Karut mempunyai mitologi yang
saling berhubungan. Mitologinya Batu Kalembenan menurut warga
Desa Linggasana yaitu, jika salah satu warga membuat masalah maka
berita tersebut akan menyebar ke warga sekitar dengan cepat.
Sedangkan Batu Karut menurut warga desa apabila salah satu warga
membuat masalah maka, warga desa akan bekerja sama menyelesaikan
masalah tersebut. Batu karut dan Batu Kelambenan di ambil
berdasarkan sifat dari warga desa linggasana. Batu karut dan batu
kalembenan terletak di dusun kliwon desa linggasana.
4. Batu cakrabuana, batu ini terletak di dekat Basecamp Linggasana.
Mitologi batu cakrabuana menurut warga setempat, apabila ada
seseorang yang berhasil memeluk batu tersebut maka orang tersebut
akan diberi rezeki dan apa yang di inginkan akan terkabul. Batu ini
jarang terekspos oleh warga di luar Desa Linggasana karena di
takutkan menyimpang dari ajaran agama Islam.
5. Di Desa Linggasana mempunyai panggilan – panggilan tersendiri
seperti nyuhunkeun golok (meminta golok) yang diartikan meminta
kejayaan. Nyuhunkeun Patuangan (Meminta makanan) yang di artikan
meminta kebedasan supaya jagjag ( merasa kuat). Nyuhunkeun cai
( Meminta Air ) yang diartikan meminta kahuripan, karena air adalah
sumber kehidupan,
6. Raja Sulaiman merupakan anak dari Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan
Gunungjati). Raja Sulaiman ditempatkan dipuncak Gunung Ceremai
yang mempunyai tugas yaitu Babad Alas Amr yang artinya membabad
hutan yang terdapat banyak setan dan meratakan pohon besar.
7. Pabaritan merupakan salah satu adat dimana semua orang warga
linggasana membuat makanan dan dikumpulkan di Makam Eyang
Lingga Kusuma sejak dulu, yang tujuannya untuk meminta
keselamatan.
8. Penduduk di Desa Linggasana rata – rata bersifat ramah dan tidak
sombong. Menurut cerita warga setempat pernah ada seseorang yang
bersifat sombong dan angkuh kemudian ia mendapatkan suatu musibah
yang membuatnya jatuh miskin.
9. Makanan Khas Desa Linggasana adalah Ronge Ronge dan Puntir.

2. Pak Okuy berumur 52 tahun, selaku ketua RT 02 mempunyai 3 anak.


Mata pencaharian sebagai petani padi dan ubi (boled). Berikut informasi
yang diperoleh yaitu :
1. Pendapatan hasil pertanian di desa linggasana kurang lebih 5 juta
dalam satu kali panen.
2. Desa linggasana tidak terdapat puskesmas sehingga jika ada warga desa
linggasana sakit, maka warga akan berobat di puskesmas linggarjati
yang letaknya di desa linggarjati.
3. Pak Akai berumur 42 tahun sudah 30 tahun tinggal di desa linggasana,
mempunyai 3 anak dan 2 cucu. Mata pencaharian sebagai pedagang buah
– buahan, petani cengkeh dan ubi. Informasi yang diperoleh yaitu :
1. Terdapat Sekolah Terdekat dari desa linggasana di anataranya
a. SD Linggasana
b. SMK PUI di Cilimus

4. Pak Yatna, Ketua RW005 dan sebagai penjaga/perawat Situs Keramat


Eyang Lingga Kusuma Yuha yang berada di Desa Linggasana. Informasi
yang diperoleh yaitu :
 Situs Makam Keramat Eyang Lingga Kusuma dan Makam Kuwu
(Kepala Desa) pertama Desa Linggasana.
Situs Keramat Eyang Lingga Kusuma Yudha berada di dusun manis Jl.
Keramat, Desa Linggasana. Situs ini sudah ada sejak jaman dahulu. Situs
ini adalah tempat dimana Eyang Lingga Kusuma Yudha dimakamkan,
dan juga merupakan tempat kepala desa (kuwu) pertama Desa
Linggasana dimakamkan, yang bernama Raden Wangsareda.
Eyang Lingga Kusuma Yudha adalah pejuang islam / penyebar agama
islam di Desa Linggasana. Situs ini juga menjadi tempat acara adat
dilaksanakan, seperti Mapag Cai Kahuripan. Di sekitar kawasan Situs ini
terdapat sebuah Balai Desa yang menjadi tempat bermusyawarah warga
Desa Linggasana. Situs ini jarang terexpose oleh masyarakat luas, karena
ditakutkan terjadi penyimpangan terhadap ajaran agama islam. Di Situs
ini tertulis “ulah migusti tapi mupusti” yang artinya jangan minta tapi
menjaga/menyimpan/merawat/mendoakan.

5. Pak Cucun, umur 43 tahun, sebagai peternak ayam. Informasi yang


diperoleh yaitu :
1. Mayoritas pekerjaan penduduk desa linggasana adalah petani.
2. Pandemi covid-19 berpengaruh terhadap pendapatan ekonomi warga
desa linggasana.
3. Desa Linggasana memiliki 5 dusun.
4. Masjid terdekat dari Basecamp Linggasana ± 500 meter.

Beliu mengatakan mayoritas pekerja disana sebagai petani musiman


yang dimana disaat musim hujan mereka cenderung menanam tanaman
yang mengandung banyak air sedangkan jika musim kemarau mereka
menanam tanaman yang memerlukan sedikit air.

Pandemi covid-19 berdampak pada ekonomi warga, berupa turunnya


harga hasil tani dan ternak warga serta sulitnya penjualan dari hasil tani
dan ternak warga tersebut.
Mayoritas agama penduduk Desa Linggasana adalah beragama islam,
terdapat masjid yang berjarak ± 500 meter dari Basecamp Linggasana.
Desa Linggasana memiliki 5 dusun yaitu : Kliwon, Manis, Pahing, Pon,
dan Wage. Dalam 1 Dusun memiliki 1 RW dan 2 RW.

6. Bu Sakinah, umur 45 tahun tinggalnya di depan Masjid Baiturahman


Desa Linggasana. Mata pencaharian sebagai petani. Informasi yang
diperoleh yaitu :
Beliau adalah petani musiman, saat ini beliau menanan padi karena
sekarang sedang musim hujan. Beliau bertani untuk kehidupan sehari hari
dan terkadang di jual jika memiliki hasil yang lebih, kebanyakan petani di
desa linggasana menanam padi di kawasan luar linggasana tetatpi untuk
berkebun mereka masih di kawasan linggasana.

7. Hj. Henny R. SH.S.Sos, M.Si (kepala Desa Linggasana). Informasi yang


diperoleh yaitu :
1. Penduduk Desa Linggasana berjumlah ± 1800 jiwa.
2. Jumlah kepala keluarga ±600 kepala keluarga.
3.3 Konservasi Alam
Basecamp Linggasana

GAMBAR 3. 1 BASECAMP LINGGASANA

Gunung Ceremai di Jawa Barat mempunyai Basecamp yang terdapat di desa


Linggasana yang terletak di Kec. Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Basecamp linggasana terletak pada ketinggian 670 Mdpl. Di Basecamp Linggasana
(Gambar 3.1) terdapat fasilitas seperti Toilet, Mushola, Area Parkir, Camping
Ground, dan Barak Istirahat.

Pos 1 (Pambadakan)

GAMBAR 3. 2 POS 1 (PAMBADAKAN) GAMBAR 3. 3 MAKAM KERAMAT PASAREAN DAN PAKUWAN


BEWU

Pos 1 (Pambadakan) (Gambar 3.2). Asal mula nama pambadakan ini berasal
dari Kata pambadakan yang berarti pandangan yang luas, karena di Pos ini terlihat
jelas pemandangan kota kuningan. Dari perjalanan Basecamp Linggasana menuju
Pos 1 (Pambadakan) Tim harus melewati track tanah padat yang sedikit menanjak
dan track ini pun menjadi jalan utama warga sekitar untuk menuju perkebunan
kopi. Sepanjang perjalanan vegetasi yang dominan adalah pohon pinus. Di
pertengahan antara Basecamp dan Pos 1 terdapat makam Keramat Pakuwan Bewu
dan Keramat Pasarean (Gambar 3.3). Sesaat sebelum Tim tiba di Pos 1
(Pambadakan) Tim akan
73
melewati jalur menanjak yang di sebut tanjakan Jeung-jing. Pada Pos ini tidak
dapat mendirikan tenda dan Posisi Pos ini tepat berada di jalur pendakian. Jarak
dari basecamp ke Pos 1 (Pambadakan) sekitar 1,75 KM dan Waktu yang
dibutuhkan untuk sampai pada Pos ini sekitar 90 menit dari Basecamp Linggasana.

Pos 2 (Cirahong)

GAMBAR 3. 4 POS 2 (CIRAHONG) GAMBAR 3. 5 PENAMPUNGAN AIR

GAMBAR 3. 6 HABITAT SURILI GAMBAR 3. 7 HABITAT BABI HUTAN

Setelah Pos 1, Tim berjalan menuju ke Pos 2 (Cirahong) (Gambar 3.4) dengan
kondisi jalur tanah padat yang landai dan sedikit menanjak. 30 Meter dari Pos 1
terdapat penampungan air buatan (Gambar 3.5) yang berasal dari Pos 3 (Cikacu),
yaitu sumber mata air buatan yang dialiri menggunakan pipa menuju penampungan
air tersebut. Selama perjalanan menuju Pos 2 (Cirahong) Tim melewati habitat
Surili (Gambar 3.6), vegetasinya masih di dominasi pohon-pohon yang berbuah
seperti nangka, alpukat, jambu biji dan tanaman berbuah lainnya. Naluri hewan
yang terus bergerak untuk mencari makanan sehingga menjadikan kawasan
tersebut habitat bagi surili, karena terdapat banyak sumber makanan bagi surili.
GAMABR 3. 8 KOTORAN BABI GAMABR 3. 9 POHON NANGKA

Di namai Cirahong karena di Pos 2 (Cirahong) terdapat banyak pohon rahong


(rahong adalah salah satu jenis pepohonan pinus dengan karakteristik batang yang
tidak terlalu besar, menjulang tinggi dan kulit bertekstur kasar) yang menjadi asal
muasal penamaan Pos Cirahong. Di Pos 2 (Cirahong) tidak dapat mendirikan tenda
karena tepat berada di jalur pendakian dan merupakan Habitat Babi Hutan (Gambar
3.7) di sana tim tidak menemukan babi hutan selama perjalanan, tetapi tim
menemukan kotoran babi hutan (Gambar 3.8) di sekitar kawasan tersebut. Selama
perjalanan menuju Pos 2 (Cirahong), tim menemukan pohon nangka yang berbuah
(Gambar 3.9). Jarak yang di tempuh dari Pos 1 (Pambadakan) sampai Pos 2
(Cirahong) sekitar 0,8 KM dan Waktu yang dibutuhkan sekitar 50 menit. Tim
kemudian melanjutkan perjalanan ke Pos 3 (Cikacu).

Pos 3 (Cikacu)

GAMBAR 3. 10 POS 3 (CIKACU)

GAMBAR 3. 11 TUMBUHAN YANG DI TANAM OLEH MAPALA GUNATI


Pos 3(Cikacu) (Gambar 3.10). Ci merupakan kata kiasan dan kacu yang
berarti air pinang. Disekitar pos 3 terdapat banyak pohon kacu atau yang biasa
dikenal pohon pinang. Untuk sampai ke Pos 3 (Cikacu) Tim harus melewati jalur
pendakian tanah padat yang landai. Vegetasi mulai rapat dan di dominasi pohon-
pohon besar.
20 meter dari Pos 2(Cirahong) terdapat beberapa tumbuhan yang di tanam oleh
MAPALA GUNATI yaitu Trembesi (Gambar 3.11). Trembesi adalah pohon yang
besar dan tumbuh cepat, mahkota daun menyerupai payung dan lebar, banyak
ditanam karena memberi naungan, kayunya tidak terlalu awet, daunnya digunakan
sebagai pakan ternak, buahnya berupa polong yang tebal dan berdaging. Di
pertengahan jalan menuju Pos 3 (Cikacu) Tim menemukan buah Alpukat (Gambar
3.12).

GAMABR 3. 12 BUAH ALPUKAT (PERSEA AMERICANA) GAMBAR 3. 13 SUBER AIR POS 3

Pos ini merupakan satu satunya Pos yang terdapat sumber air (Gambar 3.13). Di Pos
3 (Cikacu) ini dapat menampung sekitar 5-6 Tenda. Jarak yang di tempuh untuk
sampai di Pos ini sekitar 0,8 KM dan waktu sekitar 60 menit dari Pos 2 (Cirahong).

Pos 4 (Kiaralawang)

GAMBAR 3. 14 POS 4 (KIARALAWANG)

Pos 4 (Kiaralawang) (Gambar 3.14). Asal mula nama Pos ini berasal dari kata
Kiara yaitu pohon Kiara dan lawang adalah gerbang. Kiaralawang adalah pohon
Kiara yang tumbuh di gerbang masuk menuju Pos 4. Pada saat kita akan memasuki
Pos 4, maka hal pertama yang akan kita temui adalah pohon kiara tersebut. Pohon
dengan batang besar menjulang tinggi keatas dengan daun menyirip dimaknai
seperti
gerbang besar yang menjadikan nama pos tersebut adalah kiaralawang (Gerbang
kiara). Perjalanan ke Pos 4 (Kiaralawang) ini merupakan perjalanan yang cukup
berat, dikarenakan jalur pendakian yang mulai terjal berupa tanah basah dan gembur
serta licin. Mulai dari Pos 4 vegetasi sudah mulai rapat.

GAMABR 3. 15 VEGETASI SEKITAR POS 4

Vegetasi dominan sepanjang perjalanan ke Pos 4 ini adalah pohon – pohon


berbatang kecil yang lebat. Pos 4 ini juga menjadi tempat spot sunrise bagi para
pendaki. Di Pos 4 terdapat lahan yang cukup untuk mendirikan 2-3 tenda. Jarak
dari Pos 3 (Cikacu) ke Pos 4 (Kiaralawang) sekitar 0,6 KM dan waktu yang
diperlukan untuk mencapai Pos 4 ini sekitar 110 menit.

Pos 5 (Ki jamuju)

GAMBAR 3. 13 POS 5 (KI JAMUJU) GAMBAR 3.14 TANJAKAN MANTAN

Pada perjalanan dari Pos 4 (Kiaralawang) menuju Pos 5 (Ki Jamuju)


(Gambar 3.13), terdapat dua tanjakan yang tim lalui yaitu Tanjakan Mantan
(Gambar 3.14) dan Tanjakan Madu (Gambar 3.15). dari dua tanjakan ini terdapat
keunikan/ keistimewaan karena medannya cukup terjal dengan kemiringan ± 60º.
Keistimewaan dari tanjakan mantan yaitu selain medannya terjal, juga medannya
yang zig-zag atau berkelok. Tanjakan madu medannnya tidak zig-zag atau tidak
berkelok namun terdapat banyak akar yang licin jika terkena hujan serta tanah
yang
basah. Dua keistimewaan tanjakan ini menjadi tantangan tersendiri yang tim hadapi
pada saat melewati tanjakan tersebut.

GAMBAR 3. 15 TANJAKAN MADU GAMBAR 3. 16 HABITAT JAMUJU (PODOCARPUS


IMBRICATUS)

Nama Kijamuju di ambil dari nama pohon jamuju, karena di sekitar Pos 5
merupakan habitat pohon jamuju (Gambar 3.16). Pohon jamuju/kayu
embun/cemba – cemba salah satu spesies konifer (hutan yang beriklim sub
tropis) yang termasuk famili Podocarpacae dengan karakteristik mampu tumbuh
hingga setinggi 50 meter, diameter batangnya bisa mencapai antara 50 – 70 cm,
batang bawah lurus dan tidak bercabang hingga setinggi 20 meter, daun jamuju
tersusun secara spiral, berbentuk lanset dan menyerupai sisik – sisik yang saling
menutupi. Selama perjalanan menuju Pos 5 (Ki Jamuju) Vegetasi di dominasi
pepohonan besar dan lebat. terdapat lahan luas cukup untuk mendirikan 6-7
tenda dengan kapasitas 4-5 orang. Jarak dari Pos 4 (Kiaralawang) menuju Pos 5
(Ki Jamuju) sekitar 0,9 KM dan Waktu yang di perlukan sekitar 90 menit.

Pos 6 (Ki Bima)

GAMBAR 3. 17 POS 6 (KI BIMA)


Pos 6 (Ki Bima) (Gambar 3.17). Nama Ki Bima di ambil dari kata Bima yang
berarti besar, karena di Pos ini terdapat pohon-pohon berukuran besar. Di Pos 5,
kondisi medannya menanjak terjal, dengan tanah yang basah dan gembur serta licin
sehingga dalam perjalanan ini tim harus extra hati-hati.

GAMBAR 3. 18 MENGAMBIL KUBANGAN AIR HUJAN

Selama perjalanan menuju Pos 6 (Ki Bima) pada pertengahan jalan kami
menemukan kubangan air hujan (Gambar 3.18) dan mengambil air kubangan hujan itu
untuk menerapkan materi survival, air kubahan ini berwarna coklat karena bercampur
dengan tanah dan dedaunan. Vegetasi tertutup dengan pohon berdahan lebat dan
berbatang kecil serta di selimuti lumut. Di Pos 6 terdapat lahan yang cukup untuk
mendirikan 4-5 tenda yang berkapasitas 4 – 5 orang. Jarak dari Pos 5 ke Pos 6 sekitar
0,6 KM dan Waktu yang di perlukan sekitar 90 menit.

Pos 7 (Ki Pasang)

GAMBAR 3. 20 POS 7 (KI PASANG)

Pos 7 (Ki Pasang) (Gambar 3.20) nama Ki Pasang sendiri di ambil dari nama
pohon pasang. Pohon pasang adalah jenis pohon oak yang dimiliki Indonesia,
biasanya pohon pasang tumbuh di tanah basah seperti bantaran sungai yang kadang
– kadang tergenang air. Di pos ini pohon pasang yang tumbuh, berada di ketinggian
2068 MDPL serta kontur tanahnya basah dan lingkungannya lembab. Jalur menuju
Pos 7 (Ki Pasang) menanjak terjal, tanpa Bonus (Landai) dengan kondisi tanah yang
basah dan gembur serta licin. Di pertengahan menuju Pos 7. Vegetasi selama
perjalanan menuju Pos 7 (Ki Pasang) di dominasi pepohonan berbatang kecil yang
di selimuti lumut. Di Pos 7 Tim mendirikan tenda di karenakan hari sudah
menjelang sore dan mulai gelap, di Pos 7 terdapat lahan yang cukup untuk
mendirikan 3 – 4 tenda berkapasitas 4 – 5 orang. Jarak dari Pos 6 (Ki Bima) menuju
Pos 7 (Ki Pasang) ini sekitar 0,5 KM dengan waktu tempuh 60 menit.

Pos 8 (Astaniah)

GAMBAR 3. 21 POS 8 (ASTANIAH) GAMABR 3. 22 BUAH RASPBERRY (RUBUS


STRIGOSUS)

Pos 8 (Astaniah) (Gambar 3.21) kata Astaniah sendiri di ambil dari nama
pohon astaniah yang berada di Pos 8. Banyaknya pohon astaniah di Pos 8
menjadikan Pos ini dinamakan Astaniah memiliki jalur yang menanjak terjal, tidak
adanya bonus (Landai) dengan kondisi tanah yang basah dan gembur serta licin.
Jalur linggasana sangat mendukung untuk menerapkan materi survival karena cukup
banyak persediaan makanan yang berasal dari tumbuhan atau buah buahan.
Contohnya pada saat tim menemukan buah Raspberry (Rubus Strigosus), tim
memakannya sebagai bentuk penerapan dari materi survival.

GAMABR 3. 23 VEGETASI POS 8 (ASTANIAH)

Selama perjalanan menuju Pos 8 vegetasi di dominasi dengan pepohonan


berbatang kecil yang diselimuti lumut (Gambar 3.23). Di Pos 8 bisa mendirikan
tenda yang cukup untuk 8 – 9 tenda dengan kapasitas 4 – 5 orang. Jarak dari Pos 7
(Ki Pasang) menuju Pos 8 (Astaniah) sekitar 0,6 KM dengan waktu tempuh sekitar
60 menit untuk mencapai Pos 8 (Astaniah).

Pos 9 (Linggabuana I)

GAMBAR 3. 24 POS 9 (LINGGABUANA 1)

Pos 9 (Linggabuana I) (Gambar 3.24) nama linggabuana artinya tempat


peristirahatan. Linggabuana I menjadi tempat peristirahatan pertama dalam menuju
puncak Cantigi. Pos 9 Linggabuana I memiliki jalur pendakian dengan kondisi
tanah gembur dan basah serta terjal. Vegetasi didominasi oleh pepohonan berbatang
kecil diselimuti lumut. Dalam perjalanan menuju ke Pos 9, di Pos 9 tim tidak
langsung berkemah, tim hanya mendirikan tenda untuk menyimpan barang – barang
kemudian langsung menuju puncak Cantigi. Jarak dari Pos 8 (Astaniah) menuju ke
Pos 9 (Linggabuana I) sekitar 0,7 KM dan Waktu tempuh sekitar 100 menit.

Pos 10 (Linggabuana II)

GAMBAR 3. 26 POS 10 (LINGGABUANA II) (LINGGABUANA II)

Pos 10 (Linggabuana II) (Gambar 3.26) nama linggabuana II artinya tempat


peristirahatan ke II. Untuk menuju Pos 10 (Linggabuana II) tim melewati tanjakan
Kupat. Setelah melewati pos 9 tim menemukan satu tanjakan istimewa lagi yang
dinamakan tanjakan kupat. Keistimewaan tanjakan kupat yaitu bentuknya
menyerupai ketupat, pada saat menanjak setelah melewati pos 9 maka jalur akan
terpecah menjadi dua jalur yang mana jalur tersebut akan bertemu pada titik yang
sama yaitu jalur menuju pos 10 (Linggabuana II), pecahan jalur tersebut
menyerupai bentuk kupat/ketupat. Jalur sebelah kanan lebih landai dibandingkan
jalur sebelah kiri namun jalur tersebut lebih jauh dibandingkan jalur sebelah kiri,
karena jalur yang lebih landai menggunakan prinsip bidang miring dengan
memutari bagian tanjakan yang terjal. Jalur sebelah kiri lebih dekat dibandingkan
jalur sebelah kanan karena jalur sebelah kiri merupakan jalur potongan untuk
mencapai pos 10 (Linggabuana II). Dalam perjalanan menuju Pos 10 (Linggabuana
II) Vegetasinya mulai berubah yang mana pepohonan yang mendominasi tidak
terlalu tinggi dengan ketinggian pohon 3 – 4 meter. Di Pos 10 (Linggabuana II)
tidak diperbolehkan untuk mendirikan tenda karena pepohonan yang tumbuh antara
pohon satu dengan pohon lainnya berjarak 2 – 3 meter sehingga ditakutkan terjadi
hembusan angin yang berhembus kencang mengenai tenda sehingga tenda bisa
rusak bahkan bisa terhempas. Jarak dari Pos 9 (Linggabuana I) menuju Pos 10
(Linggabuana II) sekitar 0,7 KM dan waktu sekitar 60 menit.

Pos 11 (Kisembung)

GAMBAR 3. 27 POS 11 (KI SEMBUNG)

GAMBAR 3. 28 HABITAT EDELWEISS (ANAPHALIS


JAVANICA)

Pos 11 (Kisembung) (Gambar 3.21) nama sembung mempunyai arti pohon


Edelweisss (anaphalis javanica) masyarakat sekitar sering menyebut pohon
Edelweisss dengan sebutan sembung. Dari Pos 10 (Linggabuana II) ke Pos 11 (Ki
Sembung) jalur pendakian yang dilalui berupa tanah basah dan padat serta curam.
GAMABR 3. 29 EDELWEISS (ANAPHALIS JAVANICA)

Selama perjalanan menuju Pos 11 vegetasi mulai terbuka dengan di


dominasi pohon-pohon pendek dan berbatang kecil,serta jarak pepohonan yang
berjauhan dan di dominasi pohon Edelweisss (Gambar 3.29). Pos 11 ini
merupakan habitat Edelweiss (Anaphalis Javanica) (Gambar 3.28). Jarak yang di
tempuh dari Pos 10 (Linggabuana II) menuju Pos 11 (Ki Sembung) sekitar 0,7
KM dan waktu yang di butuhkan tim untuk mencapai Pos 11 sekitar 120 menit.

Puncak Cantigi

GAMBAR 3. 30 PUNCAK CANTIGI 3078 MDL GAMBAR 3. 31 TUMBUHAN CANTIGI

Dari Pos 11 (Kisembung). Tim berjalan ke Puncak Cantigi (Gambar 3.30)


nama Cantigi berasal dari pohon Cantigi. Cantigi diambil dari bahsa sunda yang
berarti encan tinggi (belum tinggi). Dalam perjalanan meuju puncak Tim melewati
jalan bebatuan kecil yang curam dengan kemiringan ± 70º. Selama perjalanan
menuju Puncak, vegetasi di dominasi dengan tumbuhan Edelweiss (Gambar 3.33)
dan Cantigi (Gambar 3.31).
GAMABR 3. 32 KEBAKARAN GAMABR 3. 33 EDELWEISS (ANAPHALIS JAVANICA)

Di jalur menuju puncak terdapat pohon-pohon yang sudah terbakar (Gambar


3.32), akibat kebakaran hutan, yang mencakup hampir seluruh Puncak Cantigi.
Namun ada pula tumbuhan yang baru tumbuh. Kebakaran tersebut terjadi pada 7
Agustus 2019. Berdasarkan sosiologi pedesaan, kebakaran ini terjadi karena ada
oknum yang sengaja membakar kawasan tersebut. Jarak dari Pos 11 (Kisembung)
menuju Puncak Cantigi sekitar 0,8 KM dengan waktu tempuh sekitar 120 menit.
3.4 Navigasi Darat

Pos Pendaftaran pendakian Gunung Ceremai jalur Linggasana berada di Desa


Linggasana, Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan, Jawa Barat Titik
Koordinat Basecamp Linggasana – Puncak Cantigi

Basecamp Linggasana
(660MDPL) Koordinat :
108°27’53” BT
06°53’17” LS
Terdapat 2 objek yaitu:
1. Menara sutet 1 (Pasir Randaminang)
Nilai Azimuth 330º, Back Azimuth 150º
2. menara sutet 2 (Desa Linggasama)
Nilai Azimuth 255º, Back Azimuth 75º
Setelah mendapatkan back azimuth dari
kedua objek lalu ditarik garis lurus pada
peta dari masing masing tanda medan
kemudian didapatkan pertemuan titik
potong dari dua garis tersebut

Pos 1 (Pambadakan) (925MDPL)


Koordinat : 108°27’22” BT
06°53’23” LS
Bagian utara dan selatan terdapat lembahan
curam. Bagian timur terdapat punggungan
yang tidak terlalu curam. Tim berjalan ke
arah barat dengan kemiringan ±45º.

Pos 2 (Cirahong) (1 0 5 9 M D P
L ) Koordinat : 108°27’01” BT
06°53’21” LS
Bagian utara terdapat lembahan tidak
terlalu curam. Bagian selatan terdapat
jalur air. Bagian timur terdapat
punggungan dengan kemiringan ±45º.
Tim berjalan ke arah barat dengan ±45º.

Pos 3 (Cikacu) (1150MDPL)


Koordinat : 108°26’41” BT
06°53’17”LS
Bagian utara terdapat lembahan, bagian
timur dan barat adalah punggungan dan
Bagian selatan terdapat jalur air. Tim
berjalan kearah selatan dan akan melewati
jalur air.

Pos 4 (Kiaralawang) (1237MDPL)


Koordinat : 108°26’36” BT
06°53’24” LS
Bagian utara dan selatan terdapat
lembahan. Bagian timur dan barat terdapat
punggungan.
Pos 5 (Ki Jamuju) (1525MDPL)
Koordinat : 108°26’19” BT
06°53’27” LS
Bagian utara dan selatan adalah lembahan.
timur dan barat terdapat punggungan.

Pos 6 (Ki Bima) (1750MDPL)


Koordinat : 108°26’05” BT
06°53’26” LS
Bagian utara terdapat punggungan dan
selatan terdapat lembahan. Tim berjalan
kearah barat terdapat tanjakan dengan
kemiringan ±60º. Dibagian timur sudah
tim lalui dengan kondisi medan tanjakan
±60º.

Pos 7 (Ki Pasang) (2075MDPL)


Koordinat : 108°25’43” BT
06°53’27” LS
Bagian utara dan selatan terdapat
lembahan. Tim akan berjalan ke arah barat
terdapat tanjakan dengan kemiringan
±60º. Dibagian timur sudah tim lalui
dengan kondisi medan tanjakan ±60º.

Pos 8 (Astaniah) (2310MDPL)


Koordinat : 108°25’26” BT
06°53’28” LS
Bagian utara dan selatan terdapat
lembahan curam. Bagian timur terdapat
punggungan. Bagian barat terdapat
punggungan dengan kemiringan ±60º.
Pos 9 (Linggabuana 1) (2500MDPL)
Koordinat : 108°25’12” BT
06°53’28” LS
Bagian utara, barat, dan timur terdapat
punggungan. bagian selatan terdapat
lembahan. Tim akan berjalan ke arah barat
terdapat tanjakan dengan kemiringan
±60º. Dibagian timur, tim sudah melalui
dengan kondisi medan tanjakan ±60º.

Pos 10 (Linggabuana II) (2712MDPL)


Koordinat : 108°25’03” BT
06°53’36” LS
Bagian utara dan selatan terdapat
lembahan. Tim berjalan ke arah barat.

Pos 11 (Ki Sembung) (2800MDPL)


Koordinat : 108°24’56” BT
06°53’39” LS
Bagian timur, selatan dan barat terdapat
punggungan. Bagian utara terdapat
lembahan yang curam. Tim akan berjalan
ke arah barat terdapat tanjakan dengan
kemiringan ±65º.

Puncak Cantigi (3078MDPL)


Koordinat : 108°24’39” BT
06°53’41” LS
Tim menemukan 3 tanda medan yaitu :
1. Masjid Kubah Putih (Desa Cipari 2)
Azimuth : 140º, Back Azimut : 320º
2. Tower (desa Palutungan)
Azimuth : 145º, Back Azimut : 325º
3. 3 Tower (Desa Manis Kidul)
Azimuth : 100º, Back Azimut : 280º
Setelah mendapatkan back azimuth dari
ketiga objek lalu ditarik garis lurus pada
peta dari masing masing tanda medan
kemudian didapatkan pertemuan titik
potong dari tiga garis tersebut
3.5 Survival

PERAPIAN MENGISI BOTOL DENGAN KUBANGAN AIR

ALPUKAT (PARSEA AMERICANA) RASPBERRY (RUBUS STRIGOSUS)

Saat melakukan pendakian ke Gunung Ciremai, Tim menerapkan materi


Survival. Survival merupakan materi bertahan hidup di alam bebas. Tim
menerapkan materi dengan mengambil air endapan di pertengahan Pos 6 (Ki Bima)
– Pos 7 (Ki Pasang). Air ini berwarna kuning dan baunya seperti tanah karena
endapan tanah dan dedaunan. Air tersebut akhirnya tim gunakan sebagai wudu, cuci
tangan, cuci kaki dan cuci peralatan makan.
Sepanjang perjalanan dari Basecamp hingga puncak Tim menemukan beberpa
buah – buahan yang dapat di konsumsi secara langsung seperti Raspberry (Rubus
Strigosus) dan Alpukat (Persea Americana). Tim juga membuat perapian dari kayu
kering serta ranting – ranting pohon. Perapian ini berfungsi untuk menghinadari
dari gangguan binatang – binatang buas, menjaga suhu tubuh agar tetap hangat dan
sebagai sumber penerangan.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Permasalahan yang tim hadapi selama perjalanan

1. Objektif alam
perubahan kondisi lingkungan pada saat diperjalanan menghambat tim
untuk melakukan navigasi darat dan orientasi medan. perubahan kondisi
lingkungan ini berupa kabut,hal ini biasanya terbentuk karena hawa dingin
membuat uap air berkondensasi dan kadar kelembaban mendekati 100%.

2. Subjektif manusia
Kurangnya latihan fisik pada tiap anggota menyebabkan tim mudah lelah
sehingga perjalanan terhambat karena tim harus banyak istirahat untuk
memulihkan tenaga, padahal semakin banyak kita berhenti untuk
memulihkan tenaga justru kondisi otot yang tadinya sudah beradaptasi
dengan pola gerak tubuh kembali beristirahat. hal tersebut juga menyebabkan
banyak waktu terbuang. sebelum perjalanan, perencanaan perbekalan tim
juga bermasalah mulai dari perencanaan logsitik/makanan sampai
transportasi dan tempat pemberhentiannya.

4.2 Solusi dari permasalahan yang tim hadapi selama perjalanan

Sebelum melakukan pendakian, perencanaan harus disiapkan secara matang


dan harus saling mengingatkan antara anggota agar perjalanan yang dijalani lebih
terkoordinir dengan lancar dan meminimalisirkan permasalahan yang dihadapi.
4.3 Saran

Untuk melakukan pendakian ke Gunung Ciremai via Linggasana sebaiknya


mempersiapkan fisik, mental dan perlengkapan yang cukup serta logistik yang
memadai, sebab Gunung Ciremai via Linggasana memiliki trek yang terjal dan
curam. gunung ceremai merupakan gunung tropis yang memungkinkan
terjadinya badai diperjalanan. lakukan manajemen air dengan baik karena
gunung ceremai via linggasana hanya memiliki sumber air mengalir yang
terdapat di Pos 3.

4.3.1Pesan-Pesan Anggota Ekspedisi

Kurangi ego, karena ego membunuhmu ………………………………


…………………………….… (Muhammad Bagus Setia Ramadan)

Jangan anggep enteng latfis ……………………………..……………


……………………………………………………… (Alam Perkasa)

Jaga terus kekompakannya. Saling bantu satu sama lain …………….


…………………………………………………… (Amelia Syafitrie)

Harus safety ya saat mendaki ……………………………………….


……………………………………………………. (Aprizal Alfarizi)

Ini gunung kering, menejemen air sangatlah penting ………………..


………………………………………………………... (Febia Sanda)

Tetap semangat ………...……………………………………………..


………………………………………... (Feby Andre Simangunsog)

Persiapkan fisik bertarungmu …………………………………………


……...………………………… (Markus Erlando Wijaya Kusuma)

Pokonya jangan menyerah …………………………………………….


……………………………………………….. (Rezza Aliandy Fikri)

4.3.2 Kesan-Kesan Anggota Ekspedisi

Akhirnya ekspedisi juga ……………………………………………….


………………………………. (Muhammad Bagus Setia Ramadan)

Jalur yang sangat istimewa ……………………………………………


……………………………………………………… (Alam Perkasa)

Seru ketemu hal yang baru ……………………………………………


…………………………………………………… (Amelia Syafitrie)
Jalurnya Ahhh Mantapp ………………………………………………
……………………………………………………. (Aprizal Alfarizi)

Jalur ini sangatlah sulit ………………………………………………..


………………………………………………………... (Febia Sanda)

Sunguh tak terbayangkan …………….……………………………….


………………………………………… (Feby Andre Simangunsog)

Banyak hal tak terduga tapi seru ……………………………………...


………………………………... (Markus Erlando Wijaya Kusuma)

Mantap ………………………………………………………………...
……………………………………………….. (Rezza Aliandy Fikri)

4.3.3Kesimpulan
Ekspedisi pendakian Gunung Ciemai sangat berkesan dan
meninggalkan banyak cerita bagi masing – masing anggota tim. Rasa
persaudaraan dan kerjasama antar anggota tim sangat diuji pada
pendakian serta kita saling menghargai dan tenggang rasa akan situasi
dan kondisi yang terjadi selama pendakian dan bisa saling memahami
antar tiap anggota tim. Suka dan duka mengiringi perjalanan yang tim
lakukan. Serta kesiapan fisik dan mental yang benar – benar diuji dan
harus tetap bertahan hidup dalam mendaki Gunung Ciremai ini.

Gunung Ciremai via Lingasana merupakan Gunung tertinggi di Jawa


Barat. Gunung tersebut merupakan gunung berapi yang masih aktif,
gunung bertipe stratovolcano mempunyai jalur yang bervariasi mulai
dari landai hingga terjal sampai ke puncak, dan bila anda melewati
jalur via Lingasana terdapat 12 pos yang tiap – tiap posnya mempunyai
nama yaitu :

1. Pos 1 (Pambadakan)
2. Pos 2 (Cirahong)
3. Pos 3 (Cikacu)
4. Pos 4 (Kiaralawang)
5. Pos 5 (Kijamuju)
6. Pos 6 (Kibima)
7. Pos 7 (Kipasang)
8. Pos 8 (Astaniah)
9. Pos 9 (Linggabuana I)
10. Pos 10 (Linggabuana II)
11. Pos 11 (Kisembung)
12. Pos 12 (Puncak Cantigi)

Selama perjalanan menuju Puncak Cantigi, anda dapat mendirikan


tempat camp di Pos 3, Pos 4, Pos 5, Pos 6, Pos 7, Pos 8 dan di Pos 9.

Dengan bantuan Allah SWT dan semangat untuk sampai hingga


akhir, alhamdulillah semua kendala bisa diatasi dengan seksama dan
baik, dengan kerjasama dan saling menghargai pendapat dan saran dari
Tim anggota serta menghilangkan rasa egois yang alhamdulillah ini
bisa diselesaikan dengan baik dan yang terpenting selamat sampai
tujuan.
LAMPIRAN

BIODATA ANGGOTA EKSPEDISI MELPA 2020

Nama Lengkap : Muhammad Bagus Setia Ramadhan


Nama Lapangan : Kolet
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 28 November 2000
Alamat : Jl. Bunga Teleng Blok D12 No. 3
Agama : Islam
Tinggi Badan : 167 cm
Berat Badan : 65 kg
Hobby : Membaca
Motto Hidup : Lakukan yang terbaik!

95
Nama Lengkap : Alam Perkasa
Nama Lapangan : COBEK (Congor Bebek)
Tempat/ tanggal lahir : Jakarta, 28 September 1999.
Alamat : Jl Raya Ragunan No 29c Rt 08 Rw 01
Pasar Minggu Jaksel 12540
Agama : Islam
Tinggi badan : 170 cm
Berat badan : 70 Kg
Hobby : Olahraga Sepeda
Moto hidup : Berguna Bagi Sesama
Nama : Amelia Syafitrie
Nama Lapangan : Pulus
Tempat Tanggal Lahir : Jebus, 01 Januari 2000
Alamat : Asrama putri Darmesti Niramaya
Hang Jebat 3
Agama : Islam
Tinggi Badan : 169 cm
Berat Badan : 60 kg
Hobby : Berenang
Moto Hidup : Kejar lah mimpimu sampai suara
cemoohan itu berubah jadi tepuk
tangan
Nama : Aprizal Alfarizi
Nama Lapangan : Pacet
Tempat Tanggal Lahir : Sukabumi , 18 April 2001
Alama : Jl.R A Kosasih Ciaul GG.Uben No.2
RT03/08 Sukabumi Jabar
Agama : Islam
Tinggi Badan : 170 cm
Berat Badan : 60 kg
Hobby : Inline Skate
Moto Hidup : Bekerja keras dan bersikap baiklah. Hal
luar biasa akan terjadi
Nama : Febria Sanda
Nama Lapangan : Odol
Tempat Tanggal Lahir : Bogor ,27-Mei-1999
Alamat : Kp. Ciherang pondok, RT06, RW01,
KEC. Caringin, KAB.Bogor 16730
Agama : Islam
Tinggi Badan : 175cm
Berat Badan : 56kg
Hobby : Futsal
Moto Hidup : Berjuanglah seakan-akan nyawamu
sedang dipertaruhkan.
Nama Lengkap : Feby Andre Simangunsong
Nama Lapangan : Batu
Tempat/ tanggal lahir : Karawang ,07 Oktober 2000.
Alamat : Perumnas BTJ Blok x No 65 RT/RW
05/10 Desa Sukaharja Kec. Teluk
Jambe Timur
Agama : Kristen Protestan
Tinggi badan : 172 cm
Berat badan : 50 Kg
Hobby : Olah raga
Moto hidup : Doakan Kerja Mu, Kerjakan Doa Mu.
Nama Lengkap : Markus Erlando Wijaya Kusuma
Nama Lapangan : Capung
Tempat/Tanggal Lahir : Pekalongan/10 September 2001
Alamat : Desa Jojog RT 12, RW 05,
Kec.
Pekalongan, Lamtim
Agama : Katolik
Tinggi Badan : 168 cm
Berat Badan : 42 kg
Hobby : Otomotif
Moto Hidup : “Dream Bigger and Work Harder”
Nama : Rezza Aliandy Fikri
Nama Lapangan : Kecong
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 3 Agustus 2001
Alamat : Jln. Anggur XI no.14 Parung
Panjang Bogor
Agama : Islam
Tinggi Badan : 168 cm
Berat Badan : 60 kg
Hobby : berenang, bermain game
Moto Hidup : Jalani Hidup Seperti Air yang Mengalir
SURAT KESEHATAN

77
KWITANSI PEMBELIAN SIMAKSI
KWITANSI PEMBELIAN PERLENGKAPAN
KWITANSI PEMBELIAN LOGISTIK

83
TIKET BIS
KWITANSI TRANSPORTANSI

87
KWITANSI LOGISTIK PELENGKAPAN DATA
KWITANSI TRANSPORTASI PELENGKAPAN DATA

90
DOKUMENTASI

Foto didepan Sekretariat MELPA Rizal mengasah golok didepan


Sekretariat MELPA

Foto diterminal Lebak Bulus Foto didepan Masjid Agung Cilimus

Foto belanja di Pasar Cilimus Foto di Basecamp Linggasana


Tim melakukan navdar di Bc. Linggasana Foto didepan pintu masuk pendakian
via Linggasana

Foto di Pos 1 (Pambadakan) Lantana/cente di Pos 1 (Pembadakan)

Buah Cebreng di Pos 1 (Pembadakan) Foto di Pos 2 (Cirahong)


Bunga Rumput Teki di Puncak Cantigi Kotoran Musang di Pos 2 (Cirahong)

Kotoran Babi di Pos 2 (Cirahong) Foto di Pos 3 (Cikacu)

Kotoran Kucing Hutan di Pos 3 (Cikacu) Buah Lajagua di Pos 3 (Cikacu)

93
Palm Monyet di Pos 3 (Cikacu) Buah Rotan di Pos 3 (Cikacu)

Foto di Pos 4 (Kiaralawang) Beri hutan di Pos 4 (Kiaralawang)

Penerapan Survival Pos 6 (Kibima) Foto di Pos 5 (Kijamuju)


Tim melakukan navdar di Pos 4 Jamur kayu di Pos 4
(Kiaralawang) (Kiaralawang)

Garut, sejenis pohon tapi berupa akar Makan siang di Pos 5 (Kijamuju)
di Pos 5 (Kijamuju)

Bivoac alam yang terdapat di Pos 5 Foto di Pos 6 (Kibima)


(Kijamuju)
Buah Pasang di Pos 7 (Kipasang) Buah Baduyut di Pos 8 (Astaniah)

Buah Saninteun di Pos 3 (Cikacu) Foto di Pos 7 (Kipasang)

Makan malam di Pos 7 (Kipasang) Buah Alpukat di Pos 1 (Pambadakan)


Kutu Babi di Pos 2 (Cirahong) Makan pagi di Pos 7 (Kipasang)

Buah Kondang di Pos 8 (Astaniah) Foto di Pos 8 (Astaniah)

Foto di Pos 9 (Linggabuana I) Foto di Pos 10 (Linggabuana II)


Foto di Pos 11 (Kisembung) Bunga Edelweiss di Pos 11 (Kisembung)

Foto di pertengahan Pos 11 (Kisembung) Foto di Puncak Bukit Lava Timur


Dan Puncak Bukit Lava Timur 3046 MDPL

Foto di Puncak Cantigi 3078 MDPL Makan siang di Puncak Cantigi


3078 MDPL
Kawah pada Puncak Gunung Ceremai Garis polisi putih, tanda jalur kepuncak
Setelah kebakar/dilarang keluar jalur

Piskotlet/tanda jalur di sepanjang jalur Makan malam di Pos 9 (Linggabuana I)

Pemanasan pagi di Pos 9 (Linggabuana I) Melakukan seri 2 di Pos 9 (Linggabuana I)


Makan pagi di Pos 9 (Linggabuana I) Berdoa sebelum turun di Pos 9
(Linggabuana I)

Foto dengan trashbag didepan pintu Petilasan di pertengahan


Keluar pendakian via Linggasana Basecamp dan Pos 1
(Pambadakan)

Silaturahmi malam di Sekretariat Makan malam di


Sekretariat Himapafe Uniku Himapafe Uniku
100
Gapura Universitas Kuningan Makan pagi di
Sekretariat
Himapafe

Foto Bersama Himapafe dan Gamapala


Di Lapangan Himapafe Uniku.

101
DOKUMENTASI PELENGKAPAN DATA

Dokumentasi di depan Sekertariat Makan malam dengan nasi jamblang


MELPA

Masjid Agung Cilimus Kantor Kepala Desa Linggasana

SOSPED dengan Pak Okuy SDN Linggasana

102
Puskesmas Linggarjati RSUD Linggarjati

Perkebunan warga desa Linggasana makan siang nasi empal gentong

Situs makam keramat Eyang Lingga


Kusuma Yudha

103
SERTIFIKAT GUNUNG CIREMAI
VIA LINGGASANA

104
105
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.viapendaki.com/2016/10/sejarah-letusan-gunung-
ciremai.html#:~:text=Erupsi%20G.%20Ciremai%20tercatat%20sejak,dan%20y
ang%20terpanjang%20112%20tahun.&text=Pada%20tanggal%2024%20Juni
% 201937,kawah%20pusat%20dan%20celah%20radial
 https://desa-linggarjati.kuningan.go.id/profil/sejarah
 https://desa-linggarjati.kuningankab.go.id/profil/sejarah

106
10

Anda mungkin juga menyukai