Anda di halaman 1dari 3

KODE ETIK SEORANG KIMIAWAN

Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan tertulis yang secara tegas menyatakan
apa yang benar dan tidak baik bagi suatu profesi. Kode etik pada hakikatnya adalah memuat
aturan-aturan atau norma-norma yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan tugas atau
profesi. Nilai-nilai atau norma-norma itu terkandung didalam suatu sistem yang dijadikan
pedoman untuk bertingkah laku ataupun untuk menjalankan tugas yang berlaku bagi sekelompok
orang yang terlibat dalam kelompok profesi. Tujuan dari adanya kode etik ini adalah untuk
mencegah suatu profesi berbuat hal yang diluar dari kewenangannya dan juga untuk memberikan
jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya.
Kode etik merupakan suatu aturan yang dibuat untuk ditaati oleh suatu profesi, ketaatan
tersebut merupakan ketaatan naluriah yang telah ada dalam pikiran, jiwa dan perilaku tenaga
profesi. Oleh sebab itu, jika seseorang melanggar kode etiknya sendiri maka profesinya akan
rusak dan yang rugi adalah dirinya sendiri.
Setiap profesi memiliki kode etik, misalnya kode etik analis kimia. Analis kimia adalah
aktifitas terstruktur untuk mengetahui jenis dan jumlah senyawaan yang terkandung dalam suatu
bahan. Seseorang yang berprofesi sebagai seorang analis kimia memiliki tanggung jawab yang
sangat besar terhadap hasil analisis yang didapatkan, sebab hasil yang didapatkan akan dijadikan
sebagai dasar dari pengambilan suatu keputusan. Oleh sebab itu, seorang analis kimia harus
bersikap sesuai kode etik yang berlaku. Jangan sampai karena suatu hal yang dilakukan oleh
seorang analis dapat merusak nama baik seorang analis itu sendiri.

Adapun kode etik seorang ahli kimia itu sendiri yaitu :

1. seorang ahli kimia harus bertindak sebagai teladan, mentor dan pendukung aplikasi kimia
yang aman dan terlindungi untuk manfaat umat manusia dan melestarikan lingkungan untuk
generasi mendatang.

2. Seorang profesional kimia harus memberi masukan dan pendapat profesional kepada
pemerintah dan pengambilan keputusan lainnya mengenai isu-isu industri, lingkungan dan
lainnya.

3. Seorang profesional kimia harus mampu mendorong penyertaan kelestarian lingkungan


sebagai elemen utama dalam instruksi dan keterlibatan kimia dengan masyarakat.
4. seorang profesional kimia harus mempromosikan persepsi positif dan pemahaman serta
apresiasi masyarakat tentang ilmu kimia melalui penelitian, inovasi, kerja sama tim, kolaborasi,
penjangkauan masyarakat dan standar etika yang tinggi.

5. profesional kimia harus menggunakan keahlian mereka untuk menjamin keselamatan dan
kesehatan rekan kerja dan masyarakat serta untuk melindungi lingkungan bagi generasi
mendatang.

6. seorang kimiawan juga bertanggungjawab untuk memasttikan penggunaan dan pembuangan


bahan kimia dan instrumen dengan tepat.

7. seorang kimiawan dalam penelitiannya harus melakukan pekerjaan mereka dengan


transparansi dan integritas tinggi, menghindari konflik kepentingan serta praktis kolegialitas
dengan cara yang terbaik.

8. Dalam hal penulisan dan publikasi ilmiah seorang kimiawan harus menjaga kejujurannya dan
integritas dalam semua tahapan proses publikasi yang harus memenuhi standar tertinggi dari
kebenaran dan reproduktifitas data tanpa plagiarisme.

9. seorang kimiawan harus melaksanakan prosedur keselamatan seperti pengendalian teknik dan
administratif untuk keselamatan, alat dan pakaian pelindung diri yang tepat dan lainnya.

10. seorang ahli kimia juga harus dapat memastikan bahwa laboratorium dan fasilitas industri
memiliki kapasitas untuk mengamankan bahan kimia. Langkah-langkah keamanan harus ditinjau
secara teratur. manajemen seharusnya memiliki pengawasan keamanan dan seharusnya
mengikuti semua undang-undang dan peraturan lokal dan internasional.

CONTOH KASUS PELANGGARAN KODE ETIK

1. William Summerlin

Summerlin mengganti warna bulu tikus putih dengan cat hitam untuk mencoba penelitian
dengan sampel tikus dari kelompok warna hitam dalam upayanya untuk meyakinkan temuannya
bahwa ia telah berhasil mencangkok kulit antara strain tikus yang berbeda. Dengan demikian,
hasil penelitian diharapkan akan menunjukkan persamaan efek yang ditimbulkan. Kasus
Summerlin yang mengganti warna bulu tikus merupakan pelanggaran dan pemaksaan. Disebut
pelanggaran karena Summerlin melanggar kode etik dalam hal penelitian yaitu kejujuran.
Peneliti tidak boleh mengarang, memalsukan/ mengelabuhi data/hasil penelitian. Disebut
pemaksaan artinya data/hasil penelitian dipaksa ada dan berhasil, padahal temuan yang
sebenarnya tidak berhasil mencangkok kulit antara strain tikus yang berbeda. Sebaiknya dalam
publikasinya, Summerlin menyatakan apa adanya bahwa dalam penelitiannya ia tidak
menemukan persamaan efek yang dihasilkan.

2. Robert Slutsky

Slutsky mempublikasikan paper hampir setiap 10 hari sekali selam 2 tahun. Ternyata ada
beberapa percobaaan yang sebenarnya tidak pernah dilakukannya. Penyelidikan menemukan
bahwa dari 137 publikasi, 77 valid, 48 dipertanyakan, dan 12 penipuan. Kasus Slutsky
merupakan penipuan publik dan tidak adanya sikap tanggung jawab. Peneliti ketika ingin
mempublikasi seharusnya melakukan penelitian yang relevan dan jujur. Peneliti harus
bertanggung jawab atas akibat penelitiannya tersebut dan harus memberikan informasi kepada
publik mengenai akibat tersebut. Peneliti harus menghindari tindakan yang merugikan
masyarakat, dan harus berusaha untuk menghasilkan keuntungan sosial bagi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai