Abstract
Cajuput oil has several different constituent components. The compounds of cajuput oil
component which becomes the main standard of quality assessment in this study is the
percentage of cineole compound. In Indonesia, oils with a concentration of 1.8 sineol over 55%
are considered as first quality oils, and those below this value are considered as standard oils.
The conventional method used in this study to analyze the compounds of the cajuput oil
component is Gas Chromatography-Mass Spectroscopy (GC-MS). By using GC-MS on Product
A, Product B, and Product C, it shows that there are 13 compounds identified as the compounds
composing cajuput oil in each product and the percentage of the content of each compound is
also varied. The content of the main compound of cajuput oil in product A (product from private
company) and C (product from trading company) is sineol compound of 72,11% and 53,17%,
while in Product B (product from private company), the main compound is α-pinene of 61.92%.
The results of the analysis also shows that the content of cineole as the main compound of the
cajuput oil in Product A and Product C has met the quality standard of SNI 06-3954-2006, while
Product B has not.
Key words: cajuput oil, cineole, GC-MS, The compounds of cajuput oil component
Abstrak
Minyak kayu putih memiliki beberapa komponen penyusun yang bervariasi. Komponen senyawa
penyusun minyak kayu putih yang menjadi standar utama penilaian mutunya adalah persentase
kandungan senyawa sineol. Di Indonesia, minyak dengan konsentrasi 1,8 sineol diatas 55%
dianggap sebagai kualitas pertama, dan dibawah nilai ini, dianggap sebagai minyak standar.
Metode yang konvensional dan digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis komponen
senyawa penyusun minyak kayu putih adalah Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa (KG-SM).
Hasil Analisis kandungan senyawa penyusun minyak kayu putih dengan menggunakan KG-SM
pada Produk A, Produk B dan Produk C masing-masing teridentifikasi 13 senyawa dan
persentase kandungannya juga bervariasi. Kandungan senyawa utama penyusun minyak kayu
putih pada Produk A (produk dari perusahan perseorangan) dan C (produk dari perusahan
perdagangan) adalah senyawa sineol yaitu 72,11% dan 53,17%, sedangkan pada Produk B
167
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (167-174)
(produk dari perusahan perseorangan) adalah senyawa α-pinene yaitu 61,92%. Hasil analisis juga
menunjukkan bahwa Kandungan senyawa utama penyusun minyak kayu putih yaitu sineol pada
Produk A dan Produk C adalah memenuhi standar mutu yang SNI 06-3954-2006, sedangkan
Produk B tidak.
Kata Kunci: Minyak kayu putih, sineol, KG-SM, senyawa-senyawa penyusun minyak
kayu putih.
T
anaman penghasil minyak atsiri senyawa penyusun minyak kayu putih yang
merupakan tanaman yang penting menjadi standar utama penilaian mutunya
dalam perindustrian di Indonesia dan adalah persentase kandungan senyawa sineol.
juga merupakan produk unggulan non kayu Sineol merupakan senyawa kimia golongan
PT. Perhutani di Indonesia. Salah satu ester turunan terpen alkohol (Muyassaroh,
tanaman penghasil minyak atsiri yang 2016). Di Indonesia, minyak dengan
memenuhi kedua aspek dimaksud adalah konsentrasi 1,8 sineol diatas 55% dianggap
tanaman minyak kayu putih. Potensi tanaman sebagai kualitas pertama, dan dibawah nilai
minyak kayu putih di Indonesia cukup besar ini, dianggap sebagai minyak standar
mulai dari daerah Maluku, Nusa Tenggara (Sakasegawa, et al., 2003). Untuk itu, semakin
Timur, Sulawesi Tenggara, Bali, Papua, Jawa besar persentase kandungan senyawa sineol
Tengah dan Jawa Barat (Mulyadi, 2005). maka semakin baik mutu minyak kayu putih.
Minyak kayu putih merupakan salah satu Metode yang konvensional digunakan
minyak atsiri yang sangat bermanfaat, untuk menganalisis komponen senyawa
khususnya dalam bidang kesehatan atau penyusun minyak atsiri adalah Kromatografi
farmasi. Minyak (Helfiansah, et al., 2013). Gas-Spektroskopi Massa (KG-SM). Metode
Minyak kayu putih memiliki beberapa ini dapat menunjukkan komponen penyusun
komponen penyusun yang cukup bervariasi. maupun persentase kandungan dari setiap
Namun menurut Khabibi (2011), komponen senyawa penyusun pada minyak atsiri. Untuk
utama penyusun minyak kayu putih adalah itu, metode ini biasanya digunakan untuk
sineol (C10H18O), pinene (C10H8), menentukan mutu suatu produk minyak atsiri,
benzaldehide (C10H5H0), limonene (C10H16) salah satunya adalah produk minyak kayu
168
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (167-174)
putih. Komponen penyusun minyak kayu Sampel yang digunakan adalah 2 sampel
putih yang bervariasi dapat disebabkan oleh minyak kayu putih dari hasil produksi
beberapa hal, antara lain spesies tumbuhan, perusahan perseorangan yaitu Produk A dan
bagian tumbuhan yang dipakai sebagai bahan, Produk B dan 1 sampel minyak kayu putih
metode dan instalasi ekstraksi, lama dari hasil produksi perusahan perdagangan
penyimpanan bahan ataupun produk, wadah yaitu Produk C.
penyimpanan produk, dan masih banyak yang Gas Chromatography Massa Spectroscopy
lainnya. Sehingga perlu dilakukannya (GC-MS).
penelitian terhadap produk minyak kayu putih Identifikasi komponen-komponen
baik untuk produk dari perusahan penyusun minyak kayu putih setiap sampel
perseorangan maupun perusahan perdagangan. diidentifikasi dengan menggunakan GC-MS
Adapun tujuan penelitian ini adalah SHIMADZU QP-5000. Jenis kolom yang
untuk menganalisis analisis kandungan digunakan adalah Rastek RXi-5MS, panjang
senyawa minyak kayu putih hasil produksi 30 m, ID 0.25 mm. Kondisi pengoperasian
perusahaan perseorangan lokal dan perusahan alat menggunakan gas pembawa helium
perdagangan menggunakan Kromatografi dengan kecepatan alir 0.3 ml/menit dan
Gas-Spektroskopi Massa (KG-SM) dan tekanan kolom 13.7 kPa. Suhu pemanasan
hasilnya merupakan pendukung dari penelitian kolom 70.00C, model injeksi spilt. Total
yang dilakukan oleh Efruan, et al. (2015) dan aliran: 80 ml/menit, aliran kolom 0.50
Efruan, et al. (2016). ml/menit serta kelajuan linier 25.9 cm/detik.
II. METODE PENELITIAN III. HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada Bulan November Hasil analisis ketiga sampel dengan KG-
2015 di Laboratorium Minyak Atsiri yang SM ditunjukkan pada Gambar 1 dan hasil
didukung oleh Pusat Studi CEOS (Center of analisis kromatogram minyak kayu putih
Essential Oil Studies) Unit Laboratorium Ilmu produk A, produk B, dan produk C dapat
Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmi dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Pengetahuan Alam, Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta.
169
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (167-174)
170
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (167-174)
5 1 mp 0H 8 4 . 12
6 hen 16 5 8
δ-4- C1 . e 2 4
care 0H 8 9
ne 16 5 1, 5
1- C1
8 8 03 - - 0 - - 0 5. .
Lim 0H
3- 9 9
one 16
Cyc 3 1,9 1 4 2,
ne O
lohe C1 - - 0 8 7 9 0 0 4
xen 0H 8 8 4
2,4 C6
-1- 18 . 8. . 4. .
Pen H1
Met O 2 4 4 3 3
tane 4O
han 6 0, 1 0 1,8 1 0 0, 3 1,7 2 0,
diol 2
ol 9 5 76 2 9 4 5 6 34 - - 0 1 9 2 1 6 75
β- 8 4
C1 .
fenc .
0H
hyl 4 5
18
alco 5 7, 0
O 8
hol 10 9 66 - - 0 - - 0
β- 1 ;
Ter C1 0 1,3, 5
pin 2H . 6- C1 .
yl 20 7 Oct 0H 5
acet O2 5 2, atri 16 5. 7
ate 11 8 24 - - 0 - - 0 ene 6 5
tran 1 7 ;
s- 1 1 6; 5
C1 6. .
Car . 1.
5H 7; 8 2; 6
yop 9 8
24 1 2 4,4 7; 7 2,
hyll 2 5, 1 7 0,8
ene 12 9 06 3 8 7 - - 0 - - 0 1 5 7 8 3 33
1 1,5,
α- 2 1 8-p-
C1
5
C1 men .
Hu . 2.
5H 0H
mul 3 3 that 8
24 14
ene 9 1, 1 4 0,3 rien 6 0,
13 5 95 4 5 6 - - 0 e - - 0 - - 0 9 5 52
1 6
3-
2 C1 .
octe
. 0H 8
n-5-
8 16 1 2 0,
yne
3 - - 0 - - 0 3 4 11
δ- C1 8 C1
8
Gua 5H ; .
Met 0H
iene 24 1 1
hol 20
2 1 2 0,
O
. - - 0 - - 0 4 0 2
14 9 Patc C1
; 4 1, hula 5H 1 0,2
15 3 27 - - 0 - - 0 ne 26 - - 0 5 - 3 - - 0
Ca C1 - - 0 4 4. 0,4 4 4 0,
171
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (167-174)
3 yaitu 0,39% dengan R.Time 4.645. Jadi senyawa yang Dikandung dari Produk A,
pada produk B yaitu 61,92%. Sedangkan hasil Hasil analisis KG-SM dan diagram
puncak yang terlihat dan menunjukkan adanya dari produk A, produk B, dan produk C
13 jenis senyawa yang terkandung pada terlihat jelas bahwa ada 2 jenis senyawa yang
172
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (167-174)
putih yang dianalisis yaitu senyawa 1,8- Tabel 2. Persentase Kandungan Kelompok
cineole dan α-pinene. Namun persentase Senyawa Penyusun Minyak Kayu Putih pada
kandungan dari kedua senyawa ini berbeda- Produk A, Produk B dan Produk C.
beda antara produk yang satu dengan yang Kelompo Rumu Persentase
lainnya. Pada produk A dan C senyawa k s Kandungan (%)
dominan yang dikandung adalah senyawa 1,8- Senyawa Molek Prod Prod Prod
cineole, sedangkan pada produk B adalah α- Penyusun ul uk A uk B uk C
pinene. Limonene C10H16 16,23 68,99 42,63
1,8-cineole merupakan senyawa utama Benzene C10H14 0,39 0 0
penyusun minyak kayu putih. Badan Standar Sineol C10H18
Nasional (BSN) telah menetapkan SNI 06- O 72,87 25,84 53,51
3954-2006 adalah standar untuk mutu kualitas β- C12H20
minyak kayu putih yang mensyaratkan bahwa Terpinyl O2
kandungan senyawa 1,8-cineole adalah 50- Acetate 2,24 0 0
65%. Jika dilihat dari hasil analisis KG-SM Sesquiterp C15H24
yang didapat maka produk A dan C telah ene 7,28 1,23 0
memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan 1- C10H16
oleh BSN dan produk B tidak, karena pada Limonene O 0 1,99 2,4
produk B persentase senyawa 1,8-cineole 2,4 C6H14
yang dikandung adalah <50% yaitu 24,00%. Pentanedi O2
Khabibi (2011), komponen utama ol 0 1,72 0,75
penyusun minyak kayu putih adalah sineol Patchulan C15H26
(C10H18O), pinene (C10H8), benzaldehide e 0 0,23 0
(C10H5H0), limonene (C10H16) dan 1,5,8-p- C10H14
sesquiterpentes (C15H24). Hasil persentase menthatri
kandungan kelompok senyawa penyusun ene 0 0 0,52
minyak kayu putih dari setiap sampel analisis Methol C10H20
ditampilkan pada Tabel 2 di bawah ini.
O 0 0 0,2
173
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (167-174)
174