Anda di halaman 1dari 9

METODE STERILISASI PANAS KERING MENGGUNAKAN OVEN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Sediaan Steril

Dosen Pengampu:
apt. Viddy Agustian R.,S.Farm.,M.Sc

Disusun oleh:
Kelompok 4
Lina Risqi Aulia 192210101093
Imanda Esa Amalia 192210101105
Nur Faiza Mandarini 192210101107
Andiya Balqis S. 192210101110
Farhanne Putri N. H. 192210101145

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER


2022
METODE STERILISASI PANAS KERING MENGGUNAKAN OVEN
Lina Risqi Aulia/192210101093, Imanda Esa Amalia/192210101105,
Nur Faiza Mandarini/192210101107, Andiya Balqis S./192210101110,
Farhanne Putri N. H./192210101145

Fakultas Farmasi, Universitas Jember

ABSTRACT
Heat sterilization methods, including wet heat or dry heat techniques, are effective methods
used to sterilize heat-stable (thermostable) pharmaceutical products. Dry heat sterilization
requires exposure at a temperature of 160°C – 170°C for 12 hours. The tool commonly used
in this technique is the oven. The principle of dry heat sterilization by an oven is heat
conduction. Factors such as thermal death point (TDP) and thermal death time (TDT) need to
be considered, considering that dry heat sterilization techniques require different times to
sterilize different tools. Examples of oven applications for sterilizing pharmaceuticals include
sterility and pyrogen removal during vial production, and sterilization of carrier oils in
parenteral medicines. Dry heat sterilization has several advantages, including the fact that it
does not cause material deterioration, is relatively easy to use, and is economical. On the other
hand, this technique has drawbacks such as long sterilization time, and cannot sterilize heat-
sensitive materials.

PENDAHULUAN gelas dan peralatan lainnya (Rashed dkk.,


Metode sterilisasi panas 2020). Dalam metode ini, digunakan udara
menggunakan teknik sterilisasi panas basah panas kering dengan suhu tinggi. Sterilisasi
atau panas kering adalah metode yang panas kering membutuhkan pemaparan
efektif digunakan untuk mensterilkan pada suhu 160°C hingga 170°C selama 1
produk farmasi yang stabil terhadap sampai 2 jam (Gazizov dan Shamsetdinov,
pemanasan (termostabil), sedangkan 2019). Proses sterilisasi panas kering terjadi
produk termolabil disterilkan dengan melalui mekanisme konduksi panas. Panas
metode lain seperti sterilisasi radiasi atau akan diserap oleh permukaan luar alat yang
sterilisasi gas kimia. disterilkan, lalu merambat ke bagian dalam
Sterilisasi panas kering adalah salah permukaan sampai akhirnya suhu sterilisasi
satu teknik tertua yang digunakan untuk tercapai (Raudah dkk., 2017). Alat yang
mensterilkan peralatan laboratorium dari digunakan pada umumnya adalah oven.
2

Oven adalah suatu wadah yang menggunakan panas kering. Selain itu,
mampu menjaga suhu pada suhu 160°C sterilisasi panas kering memiliki kelebihan
hingga 170°C. Umumnya alat-alat yang yaitu tidak menyebabkan korosi, harga
dapat disterilisasi panas kering relatif murah, dan tidak mengakibatkan
menggunakan oven adalah alat-alat yang alat-alat tajam menjadi tumpul.
tidak mudah menyerap uap atau peralatan Pirogen adalah zat penginduksi
dari gelas seperti cawan petri, tabung demam, yang dianggap sebagai bioproduk
reaksi, botol dan alat gelas lainnya. Namun, metabolisme mikroorganisme.
karena suhunya yang tinggi sterilisasi panas Mikroorganisme termasuk bakteri, jamur
kering tidak dapat digunakan untuk alat-alat dan kapang memproduksi pirogen di media
gelas yang membutuhkan keakuratan. sekitarnya. Endotoksin merupakan pirogen
Contoh: alat ukur dan penutup karet atau yang paling poten, memiliki berat molekul
plastik. Bahan-bahan dari karet, kain dan tinggi dan dihasilkan dari dinding sel
kapas juga tidak dapat disterilkan dengan bakteri gram negatif. Endotoksin
cara ini. Beberapa bahan tahan panas yang mikroorganisme dapat dihilangkan dengan
tidak dapat disterilkan dengan uap, dapat penyaringan menggunakan filter sterilisasi
disterilkan dengan panas kering mikropori. Namun, bentuk bebas
menggunakan oven. Misalnya seperti endotoksin lainnya tidak dapat ditahan oleh
petrolatum jelly, minyak mineral, lilin, filtrasi bakteri karena dapat melewati pori-
wax, dan serbuk talk. pori filter ini. Selain itu, tidak dapat
Selama pemanasan kering, dihancurkan dengan siklus autoklaf panas
mikroorganisme dibunuh melalui proses basah biasa karena stabil terhadap panas
oksidasi. Protein mikroba akan mengalami (Rashed dkk., 2020).
dehidrasi sampai kering jika dipaparkan Depirogenasi obat-obatan sangat
pada suhu tinggi dan selanjutnya penting untuk menghindari efek pirogenik
teroksidasi oleh oksigen dari udara endotoksin selama pembuatan produk
sehingga menyebabkan mikroba mati. farmasi. Endotoksin adalah salah satu
Namun, endospora bakteri kemungkinan toksin yang sangat stabil terhadap panas
masih bertahan (Raudah dkk., 2017). dan tidak dihancurkan oleh siklus sterilisasi
Suhu yang dipakai pada sterilisasi standar. Depirogenasi dapat didefinisikan
panas kering lebih tinggi daripada suhu sebagai penghilangan atau inaktivasi semua
sterilisasi panas basah, sehingga ada lebih zat pirogenik, termasuk endotoksin bakteri.
banyak peluang untuk membunuh Penghancuran endotoksin oleh panas basah
mikroorganisme saat sterilisasi hampir sangat sulit untuk diwujudkan, dan
3

memiliki pengurangan log yang rendah jika Prinsip kerja dari sterilisasi panas
dikaitkan dengan panas kering (Rashed kering dengan oven adalah konduksi panas.
dkk., 2020). Depirogenasi panas kering Udara panas bergerak ke permukaan bagian
untuk alat kaca dan baja tahan karat di atas dan setelah bersentuhan dengan
industri manufaktur farmasi adalah teknik permukaan, udara mendingin dan mengalir
penghancuran endotoksin utama yang ke bawah. Oleh karena itu, aliran udara
digunakan. Proses ini mensterilkan dan panas di dalam oven bergerak secara
menghilangkan pirogen dan terutama sirkular yang memungkinkan pemanasan
digunakan untuk ampul kaca dan alat terjadi dan distribusi suhu merata ke
lainnya. seluruh bagian oven sehingga sterilisasi alat
Rashed dkk. (2020) melakukan dapat berlangsung.
penelitian terkait proses penggunaan Mengingat bahwa panas kering
metode panas kering (oven) untuk membutuhkan jumlah waktu yang berbeda
sterilisasi dan depirogenasi selama untuk mensterilkan alat yang berbeda, dua
pembuatan ampul sebagai salah satu produk faktor seperti titik kematian termal/ thermal
farmasi. Produksi ampul kaca biasanya death point (TDP) dan waktu kematian
dalam dua jenis; satu ampul kosong tertutup termal/ thermal death time (TDT) perlu
dan yang lainnya ampul kosong terbuka. diperhatikan. Titik kematian termal
Ampul kosong yang terbuka harus dicuci merupakan suhu terendah yang diperlukan
dan didepirogenasi sebelum masuk ke area untuk membunuh semua mikroorganisme
pengisian karena risiko kontaminasi dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan,
mikroba selama penanganan dan waktu kematian termal merupakan waktu
pemindahan, sedangkan ampul tertutup minimum yang diperlukan untuk
yang kosong hanya perlu didepirogenasi membunuh semua mikroorganisme pada
sebelum diisi, karena tidak ada risiko suhu tertentu. TDP dan TDT
kontaminasi mikroba bagian dalam. Baik mikroorganisme dapat bervariasi
ampul kaca kosong tertutup dan terbuka tergantung pada ketahanan
ditempatkan di terowongan anil panas mikroorganisme terhadap panas. Sehingga,
kering pada suhu sekitar 600°C selama saat mengoperasikan oven, holding time
produksi sebelum dipindahkan ke lokasi mikroorganisme dan suhu optimal untuk
pabrik farmasi. membunuhnya perlu dipertimbangkan.
Berikut merupakan pengaturan standar
PEMBAHASAN sterilisasi untuk membunuh mikroba yang
Prinsip Kerja berbeda (Alkadhim, 2018):
4

Suhu (°C) Holding time 6. Atur waktu dan suhu yang akan
(menit) digunakan sesuai dengan ketahanan
150 150 alat yang disterilkan.
160 60 7. Tekan tombol on dan tunggu sesuai
170 30 dengan waktu yang ditentukan.
Prosedur Kerja Secara Umum 8. Suhu dibiarkan turun hingga 60°C
1. Barang yang akan disterilkan harus sebelum barang yang disterilkan
benar-benar kering sebelum dikeluarkan untuk mencegah
dimasukkan ke dalam oven untuk kemungkinan pecahnya alat gelas.
menghindari kerusakan. Untuk mengetahui efikasi dari
2. Sebelum dimasukkan ke dalam proses sterilisasi, terdapat 3 metode yang
oven: mulut labu, tabung reaksi dan dapat dilakukan:
kedua ujung pipet harus disumbat a. Secara fisika: perekam grafik suhu
dengan kapas. Alat-alat seperti dan thermocouple
cawan petri dan pipet dapat b. Secara kimia: tabung Browne no 3
diletakkan di dalam tabung logam. (ditandai dengan adanya noda hijau
Alat kaca harus dibungkus dengan yang semula berwarna merah)
kertas kraft atau aluminium. c. Secara biologi: spora Bacillus
3. Panaskan oven kurang lebih 30 subtilis atau Clostridium tetani pada
menit sebelum barang yang akan strip kertas ditempatkan di dalam
disterilisasi dimasukkan. amplop dan kemudian dimasukkan
4. Letakkan alat yang akan disterilisasi ke dalam oven. Setelah
dengan posisi yang searah dan menyelesaikan siklus sterilisasi,
pastikan jarak antar alat cukup strip tersebut diangkat dan
(tidak terlalu dekat ataupun jauh) diinokulasi ke dalam broth
untuk memungkinkan terjadinya tioglikolat dan diinkubasi pada suhu
aliran udara bebas dan tidak 37°C selama 3-5 hari. Sterilisasi
terputus. yang tepat harus membunuh spora
5. Nyalakan oven dengan cara dan tidak boleh ada pertumbuhan.
menekan tombol on dan tunggu Contoh Aplikasi Oven pada Jurnal
hingga lampu oven tersebut Penelitian
berkedip. Rashed dkk. (2020) melakukan
penelitian terkait proses penggunaan
metode panas kering (oven) untuk
5

sterilisasi dan depirogenasi selama pirogen dengan uji LAL seperti


pembuatan ampul sebagai salah satu produk yang disebutkan sebelumnya
farmasi, dengan mekanisme kerja sebagai Setelah inkubasi selama 24 jam
berikut: pada suhu 55-600C, vial kontrol dari bakteri
1. Masukkan 5 botol vial Geobacillus spora Geobacillus stearothermophillus
stearothermophillus dan 5 ampul yang tidak disterilkan dalam oven
endotoksin (1000 EU) pada sabuk menunjukkan perubahan warna dari biru
oven pada 5 jarak yang berbeda menjadi kuning yang berarti hasil positif
2. Operasikan oven pada suhu 2500C (+ve), menandakan bahwa ada
selama 30 menit pertumbuhan bakteri. Sedangkan pada 5
3. Setelah 30 menit, keluarkan ampul vial bakteri spora Geobacillus
dan vial dari oven stearothermophillus yang disterilisasi
4. Keluarkan 5 botol vial bakteri spora dengan oven menunjukkan hasil negatif (-
Geobacillus stearothermophillus ve) dan tidak ada perubahan warna yang
dari sabuk oven dan biarkan dingin berarti tidak menunjukkan adanya
setidaknya selama 10 menit pertumbuhan bakteri. Begitu juga dengan 5
5. Keluarkan juga 5 ampul endotoksin ampul endotoksin menunjukkan hasil
untuk uji LAL negative (-ve) pada uji LAL yang berarti
6. Amati perubahan warna botol vial tidak ada zat endotoksin (ditunjukkan
dari bakteri spora Geobacillus dengan tidak adanya gumpalan gel pada tes
stearothermophillus dari biru LAL). Hasil percobaan dapat dilihat pada
(warna sebelumnya oven masuk) tabel di bawah ini:
menjadi hijau/abu-abu karena
terkena panas
7. Inkubasi vial dari bakteri spora
Geobacillus stearothermophillus
pada suhu 55-600C selama 24 jam. Hasil penelitian ini melaporkan

Vial spora Geobacillus bahwa metode pemanasan kering (oven)

stearothermophillus tanpa sangat efektif untuk sterilisasi dan

sterilisasi digunakan sebagai depirogenasi. Panas kering melibatkan suhu

kontrol untuk membandingkan dengan tingkat panas yang tinggi

perubahan warna (umumnya di antara 180°C dan 250°C)

8. 5 ampul endotoksin diuji untuk untuk waktu tertentu (semakin tinggi suhu

mengetahui ada tidaknya zat yang digunakan, semakin kecil periode


6

yang diperlukan). Siklus yang digunakan (menghancurkan endotoksin) sementara


dalam penelitian ini adalah 250°C selama suhu minimum yang diperlukan untuk
30 menit seperti yang tertera dalam memastikan proses depirogenasi untuk
Farmakope Eropa dalam bab 2.6.8 yang ampul wadah kaca adalah 250°C. Oleh
merekomendasikan dua kemungkinan karena itu, depirogenasi panas kering
kombinasi waktu-suhu untuk membutuhkan suhu yang lebih tinggi dan
menghancurkan endotoksin: 60 menit pada waktu pemaparan yang lebih lama daripada
200°C atau 30 menit pada 250°C. Sehingga yang diperlukan untuk sterilisasi panas
dapat disimpulkan bahwa metode kering.
pemanasan kering (oven) sangat efektif Keuntungan sterilisasi panas kering
untuk sterilisasi dan depirogenasi pada suhu adalah (Rogers, 2013):
250°C selama 30 menit. - Bahan/alat akan kering setelah akhir
Kupiec dkk. (2000) juga melakukan siklus, sehingga tidak terjadi
sterilisasi dengan metode panas kering dekomposisi bahan
(oven) pada pembawa minyak (biji kapas, - Tidak ada uap air yang menetes
kacang tanah dan biji wijen) untuk obat pada alat dan bahan yang disterilkan
parenteral. Sebanyak 9 vial minyak masing- - Peralatan yang digunakan murah
masing ditempatkan dalam oven pada suhu - Penggunaan alat sederhana (seperti
150°C. Suhu internal vial dimonitor dalam memanggang), dan kurangnya
wadah terpisah untuk masing-masing bahan habis pakai dan beracun
minyak. Sampel kemudian dipanaskan - Umumnya digunakan untuk bahan
masing-masing selama satu, 1,5 dan dua dan produk yang tidak tahan
jam. Prosedur yang sama kemudian diulang terhadap uap (misalnya bubuk,
pada suhu 160, 170 dan 180°C. Hasil minyak, hidrasi polimer tertentu,
penelitian menunjukkan bahwa dengan korosi instrumen, dan benda tajam
suhu 150, 160, 170 dan 180°C selama satu tumpul)
jam sudah cukup untuk dapat mensterilkan - Depirogenasi panas kering
minyak yang ditunjukkan dengan tidak (menonaktifkan pirogen)
adanya perumbuhan bakteri spora Bacillus - Dapat mensterilkan polimer yang
subtilis. sama dengan sterilisasi uap, pada
Kelebihan dan Kekurangan Sterilisasi suhu yang lebih rendah tetapi pada
Panas Kering waktu pemaparan yang lebih lama
Panas kering merupakan teknik Disisi lain, kelemahan sterilisasi
yang paling efektif dalam depirogenasi panas kering adalah (Rogers, 2013):
7

- Belum tentu dapat membunuh Contoh penggunaan oven pada


semua bakteri beberapa jurnal penelitian untuk sterilisasi
- Waktu pemrosesan (pemanasan) pada pembuatan produk farmasi
yang lama dan suhu tinggi (160– diantaranya yaitu sterilisasi dan
190° C) depirogenasi selama pembuatan ampul
- Lebih sedikit polimer yang serta sterilisasi pembawa minyak pada obat
kompatibel kecuali jika suhu parenteral. Hasil penelitian keduanya
diturunkan (misalnya, 105–135 °C) menunjukkan bahwa sterilisasi panas
tetapi masih tidak dapat kering efektif untuk alat/bahan tertentu
mensterilkan bahan yang peka pada suhu dan waktu tertentu. Seperti
terhadap panas metode sterilisasi lainnya, sterilisasi panas
- Waktu sterilisasi lebih lama kering memiliki beberapa keuntungan dan
dibandingkan dengan uap kelemahan. Keuntungan metode ini antara
perpindahan panas dengan lain: tidak terjadi dekomposisi bahan,
sterilisasi uap pada 250 °F (121 °C) ekonomis, penggunaannya yang tergolong
adalah 12 kali lebih besar sederhana, serta dapat menonaktifkan
dibandingkan dengan udara panas. pyrogen. Sedangkan untuk kelemahan
metode ini antaralain: waktu sterilisasi yang
KESIMPULAN lama dan suhu tinggi, dan tidak dapat
Sterilisasi produk farmasi dapat mensterilkan bahan yang peka terhadap
dilakukan dengan berbagai metode salah panas.
satunya dengan panas, baik panas basah Dapat disimpulkan bahwa metode
maupun panas kering. Alat yang umumnya sterilisasi panas kering merupakan metode
digunakan untuk melakukan sterilisasi yang efektif jika dilakukan pada alat/bahan
panas kering adalah oven. Sterilisasi yang sesuai dengan suhu dan waktu
dengan oven dapat berlangsung karena sterilisasi yang optimal.
aliran udara panas di dalam oven bergerak
secara sirkular yang memungkinkan DAFTAR PUSTAKA
pemanasan terjadi dan distribusi suhu Alkadhim, S. A. S. 2018. Hot air oven for
merata ke seluruh bagian oven. Saat sterilization: definition & working
mengoperasikan oven, holding time principle. SSRN Electronic Journal.
mikroorganisme dan suhu optimal untuk (April)
membunuhnya perlu dipertimbangkan. Gazizov, R. dan F. Shamsetdinov. 2019.
Methods of sterilizing medical
8

products. Biological Sciences


Kupiec, T. C., P. Matthews, dan R.
Ahmad. 2000. Dry-heat sterilization
of parenteral oil vehicles.
International Journal of
Pharmaceutical Compounding.
4(3):223–224.
Rashed, A., M. El-Katatny, A. Hetta, dan
Z. Hashem. 2020. Validation of moist
and dry heat processes used for
sterilization and depyrogenation
during ampoules manufacturing.
Journal of Advanced Biomedical and
Pharmaceutical Sciences. 3(3):177–
183.
Raudah, T. Zubaidah, dan I. Santoso.
2017. Efektivitas sterilisasi metode
panas kering pada alat medis ruang
perawatan luka rumah sakit dr. h.
soemarno sosroatmodjo kuala kapuas.
Jurnal Kesehatan Lingkungan.
14(1):425–430.
Rogers, W. J. 2013. The Effects of
Sterilization on Medical Materials
and Welded Devices. Dalam Joining
and Assembly of Medical Materials
and Devices. Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai